BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pengetahuan - Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Bayi Usia 0-12 Bulan Di Lingkungan IX Kelurahan Sidorame Barat II Medan Perjuangan Tahun 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

  melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan ini terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang (Notoatmodjo, 2003).

  Menurut Martin (dalam Kusrini, 2006) pengetahuan merupakan kemampuan untuk membentuk mental yang menggambarkan obyek dengan tepat dan mempresentasikannya dalam aksi yang dilakukan terhadap obyek. Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh menusia melalui pengamatan inderawi. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan indera atau akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Atau dengan pengertian lain bahwa pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang.

1. Cara Mendapatkan Pengetahuan

  Menurut Gulo (2000) ada beberapa cara yang dipergunakan manusia untuk memperoleh pengetahuan, antara lain : a.

  Metode keteguhan (tenacity). Dengan metode ini orang menerima suatu kebenaran karena merasa yakin akan kebenarannya.

  b.

  Metode otoritas. Sesuatu diterima kebenarannya karena sumbernya c.

  Metode a priori atau intuisi. Sesuatu diterima sebagai kebenaran semata-mata berdasarkan intuisi.

  d.

  Metode tradisi. Seseorang menerima kebenaran dari tradisi yang berlaku di lingkungannya.

  e.

  Metode trial and error. Metode ini diperoleh langsung dari pengalaman.

  f.

  Metode ilmiah. Metode ini dilakukan melalui proses deduksi dan induksi yang dilakukan secara sistematis

2. Tingkatan Pengetahuan

  Menurut Hidayat (2005) ada 6 (enam) tingkatan pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif, yaitu: a.

  Memahami (comprehension), dimana subjek dapat menjelaskan dan menginterpretasikan, menyimpulkan, memberi contoh dan meramalkan terhadap objek yang sudah di pelajari.

  c.

  Aplikasi (application), Subjek dapat menerapkan atau menggunakan materi yang sudah di pahami dalam kondisi sebenarnya d.

  Analisis (analysis), subjek dapat menggambarkan, membedakan, menjabarkan materi kedalam komponen yang masih dalam satuan yang terkait, misalnya dengan membuat suatu bagan tentang apa yang sudah diketahuinya secara benar.

  e.

  Sintesis (synthesis) adalah subjek dapat menunjukkan kemapuan untuk meletakkan hubungan atau meringkas materi dalam suatu bentuk baru f.

  Evaluasi (evaluation), kemampuan subjek menilai materi atau objek dengan

  Tahu (Know), dimana subjek hanya dapat mengingat, menyebutkan tentang materi yang dipelajarinya b.

3. Pengukuran Pengetahuan

  Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan pengetahuan (Notoatmodjo, 2003).

  Menurut Arikunto (2006 dalam Machfoedz, 2010) terhadap data yang bersifat kuantitatif, peneliti dapat mengolhnya dengan cara statistik dan non-statistik. Apa yang dimaksud sebagai analisis non-statistik adalah mencari proporsi, mencari persentasi dan ratio. Dan terhadap pekerjaan analisis ini, orang yang menyebutnya sebagai analisis statistik sederhana, sehingga hasil pengukuran pengetahuan dapat dikategorikan menjadi :

  1). Baik, jika menjawab pertanyaan dengan benar sebanyak >76-100% 2). Cukup, jika menjawab pertanyaan dengan benar sebanyak 56-75% 3). Kurang, jika menjawab pertanyaan dengan benar <56% B.

  IMUNISASI 1. Pengertian Imunisasi

  Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang serupa tidak terjadi penyakit. Imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi awal bayi pada usia 0-12 bulan untuk mencapai kadar kekebalan di atas ambang perlindungan (Ranuh, 2008).

  Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan seperti vaksin BCG, DPT, Campak, dan melalui mulut seperti vaksin Polio (Hidayat, 2005).

2. Tujuan Dan Manfaat Imunisasi

  Tujuan imunisasi untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang, dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat (populasi) atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu dari dunia seperti imunisasi cacar variola (Ranuh, 2005).

  Pemberian imuniasi pada anak yang mempunyai tujuan agar tubuh kebal terhadap penyakit tertentu, kekebalan tubuh juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya terdapat tingginya kadar antibodi pada saat di lakukan imunisasi, potensi antigen yang disuntikkan, waktu antara pemberian imunisasi, mengingat efektif dan tidaknya imunisasi tersebut akan tergantung pada faktor yang mempengaruhinya sehingga kekebalan tubuh dapat diharapkan pada diri anak (Hidayat, 2005).

  Menurut Marimbi (2010) manfaat imunisasi antara lain : a. Untuk Anak: mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan kemungkinan cacat atau kematian.

  b.

  Untuk Keluarga: menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak sakit. Mendorong pembentukan keluarga sejahtera apabila orang tua yakin bahwa anaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang nyaman.

  c.

  Untuk Negara: memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara.

3. Jenis Imunisasi

  Imunisasi sebagai salah satu cara untuk menjadikan kebal pada bayi dan anak dari berbagai penyakit, diharapkan anak atau bayi tetap tumbuh dalam keadaan sehat.

  Imunisasi dibagi menjadi dua yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif.

  a.

  Imunisasi Aktif Merupakan pemberian zat sebagai antigen yang diharapkan akan terjadi suatu proses infeksi buatan sehingga tubuh mengalami reaksi imunologi spesifikyang akan menghasilkan respons seluler dan humoral serta dihasilkannya sel memori, seehingga apabila benar-benar terjadi infeksi maka tubuh secara cepat dapat merespons. Dalam imunisasi aktif terdapat empat macam kandungan dalam setiap vaksinnya.

  1) Antigen merupakan bagian dari vaksin yang berfungsi sebagai zat atau mikroba guna terjadinya semacam infeksi buatan dapat berupa

  polisakarida, toksoid atau virus dilemahkan atau bakteri dimatikan.

2) Pelarut dapat berupa air steril atau juga berupa cairan kultur jaringan.

  3) Preservatif, stabiliser, antibiotika yang berguna untuk menghindari tumbuhnya mikroba dan sekaligus untuk stabilisasi antigen.

  4) Adjuvan yang terdiri dari garam alumanium yang berfungsi untuk meningkatkan imonugenitas antigen.

  b.

  Imunisasi Pasif Merupakan pemberian zat (imunoglobulin) yaitu suatu zat yang dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat bersal dari plasma manusia atau binatang yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang diduga sudah masuk ke dalam tubuh

C. Imunisasi Dasar Pada Bayi

1. Macam- macam Imunisasi Dasar pada Bayi

  Menurut Maryunani (2010) ada beberapa jenis imunisasi yang perlu di berikan:

  a. Imunisasi BCG (Bacillus Calmate Guerin) Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit

  TBC yang berat sebab terjadinya penyakit TBC yang primer atau yang ringan da[at terjadi walaupun sudah dilakukan imunisasi BCG. Frekuensi pemberian BCG adalah satu kali dan waktu pemberian imunisasi BCG pada umur 0-11 bulan, akan tetapi pada umunnya diberikan pada umur 2 atau 3 bulan, kemudian pemberian imunisasi BCG melalui intrakutan. Efek samping pada BCG dapat terjadi ulkus pada daerah suntikan dan dapat terjadi limfadenetis regional, dan reaksi panas.

  b. Imunisasi DPT (Diphteri, Pertusis dan Tetanus) Merupakan imuniasasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit difteri. Imunisasi DPT ini merupakan vaksin yang mengandung racun kuman difteri yang telah dihilangkan sifat racunnya akan tetapi masih dapat merangsang penbentukan zat anti (toksoid). Waktu pemberian imunisasi DPT antara umur 2-11 bulan dengan interval 4 minggu. Cara pemberian imunisasi DPT melaui intra muskular. Efek samping pada DPT biasanya, hanya gejala - gejala ringan, seperti sedikit demam saja dan rewel selama 1-2 hari, kemerahan, pembengkakan, agak nyeri atau pegal - pegal pada tempat suntikan, yang akan hilang sendiri dalam beberapa hari.

  c. Imunisasi Polio Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak, kandungan vaksin ini pemberian vaksin polio adalah 0-11 bulan dengan interval pemberian 4 minggu. Cara pemberian vaksin polio melalui oral.

  d. Campak Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah penyakit campak pada anak karena penyakit ini sangat menular, kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan. Frekuensi pemberian campak adalah satu kali. Waktu pemberian imunisasi campak pada umur 9-11 bulan. Cara pemberian imunisasi campak melalui subkutan. Efek sampingnya adalah dapat terjadi ruam pada suntikan dan panas.

  e. Hepatitis B Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis. Yang kandungannya adalah HbsAg dalam bentuk cair. Frekuensi pemberian hepatitis 3 kali. Waktu pemberian imunisasi hepatitis B pada umur 0 -11 bulan. Cara pemberian imunisasi hepatitis ini adalah intra muskular.

2. Jadwal Pemberian Imunisasi pada Bayi

  Tabel 2.1 Jadwal Imunisasi Dasar Lengkap

  Umur Jenis Imunisasi

  0-7 hari HB 0

  1 Bulan BCG, Polio 1

  2 Bulan DPT/HB 1, Polio 2

  3 Bulan DPT/HB 2, Polio 3

  4 Bulan DPT/HB 3, Polio 4

  9 Bulan Campak Sumber : Buku KIA (2010)

  

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Imunisasi Dasar Pada

Bayi

  Menurut Mariaty (2003) keberhasilan pemberian imunisasi kepada bayi memerlukan kerja sama dan dukungan dari semua pihak terutama kesadaran ibu-ibu yang mempunyai bayi untuk membawa bayinya ke pelayanan imunisasi. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi imunisasi dasar pada bayi yaitu : a. Tingkat pengetahuan

  Seorang ibu akan membawa bayinya untuk diimunisasi bila seorang ibu mengerti apa manfaat imunisasi tersebut bagi bayinya, pemahaman dan pengetahuan seorang ibu terhadap kelengkapan imunisasi dasar terhadap bayi akan memberikan pengaruh terhadap imunisasi bayinya.

  b. Jumlah anak Keluarga yang memiliki hanya satu orang anak biasanya akan mampu memberikan perhatian penuh kepada anaknya, segala kebutuhan baik fisik maupun mental mereka berikan secara baik. Akan tetapi perhatian kepada anak akan terbagi bila lahir anak yang berikutnya, perhatian ibu akan terbagi sejumlah anak yang dilahirkannya. Hal ini sering kali mengakibatkan pemberian imunisasi tidak sama untuk semua anaknya. Hasil SDKI 2003 terlihat bahwa anak yang tidak pernah di imunisasi terbesar adalah anak bungsu.

  c. Urutan kelahiran Dari hasil SDKI 2003 terlihat bahwa berdasarkan urutan kelahiran yang diimunisasi lengkap adalah anak I sebesar 56,6%, anak ke 2-3 sebesar 62,1%, anak ke 4-6 sebesar 42,3%, sedangkan anak ke > 7 hanya 32,4%. d. Jenis efek samping imunisasi Pemberian imunisasi mempunyai beberapa efek samping yang berbeda untuk setiap jenis imunisasi, sering kali ibu bayi tidak percaya bahwa reaksi yang timbul setelah bayi diimunisasi hanya sebagai pertanda reaksi vaksin dalam tubuh bayi. Jika tingkat pengetahuan ibu rendah akan menyebabkan ketakutan pada ibu untuk membawa bayinya imunisasi.

  e. Penilaian pelayanan imunisasi Dalam hal ini pelayanan kesehatan pemberian imunisasi pada bayi sangat penting, karena apabila pelayanan yang diberikan kurang memuaskan maka si ibu merasa enggan membawa bayinya untuk imunisasi.

  f. Jarak pelayanan Jarak antara pelayanan kesehatan dengan rumah ibu biasanya menjadi pertimbangan untuk membawa bayinya imunisasi. Apabila jaraknya jauh dari rumah, transportasi yang sulit maka ibu merasa enggan membawa bayinya imunisasi ke tempat pelayanan imunisasi.

4. Vaksinasi

  Vaksin adalah suspensi berisi organisme mati atau tidak aktif yang ketika dicerna atau disuntikkan, dapat mencegah, mengurangi atau mengobati infeksi atau penyakit. Vaksinasi merupakan suatu tindakan yang dengan sengaja memberikan paparan dengan antigen yang berasal dari mikroorganisme patogen (Ranuh, 2008).

a. Jenis- jenis Vaksin

  Menurut Proverawati (2010). Beberapa jenis vaksin dibuat berdasarkan proses produksinya, antara lain:

  1). Vaksin hidup (live attenuated vaccine) Vaksin yang terdiri dari kuman atau virus yang dilemahkan, masih antigenik namun tidak patogenik contohnya adalah virus polio oral.

  2). Vaksin mati (killed vaccine/inactivated vaccine) Vaksin mati jelas tidak potegenik dan tidak berkembang biak dalam tubuh oleh karena itu diperlukan pemberian beberapa kali.

  3). Rekombinan Susunan vaksin ini (misal, hepatitis B) memerlukan epitop organisme yang patogen. Sintesis dari antigen vaksin tersebut melalui isolasi dan penentuan kode gena epitop bagi sel penerima vaksin

  4). Toksoid Bahan yang bersifat immonogenik dibuat dari toksin kuman. Pemanasan dan penamabahan formalin biasanya digunakan dalam proses pembuatannya.

  5). Vaksin Plasma DNA ( Plasmid DNA vaccine) Vaksin ini berdasarkan isolasi DNA mikroba yang mengandung kode antigen yang patogen dan saat ini sedang dalam perkembangan penelitian.

Dokumen yang terkait

Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Pada Bayi di Puskesmas Darussalam, Medan pada Tahun 2013

0 56 79

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Bayi Usia 0-12 Bulan Di Lingkungan IX Kelurahan Sidorame Barat II Medan Perjuangan Tahun 2012

0 53 53

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Dengan Status Imunisasi Bayi di Puskesmas Namorambe Tahun 2008

0 43 71

Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Campak Pada Bayi di Puskesmas Padang Bulan Medan

16 82 61

Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Ibu Terhadap Imunisasi Dengan kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Bayi

1 5 87

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan - Hubungan Pengetahuan Ibu Menyusui Dengan Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Sei Sikambing Medan Tahun 2012

0 0 13

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Pengetahuan - Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Status Imunisasi Anak di Sekolah Dasar Negeri 064979 Medan

0 0 17

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 2.2 2.1.1. Pengertian Pengetahuan - Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Pada Bayi di Puskesmas Pembantu Naga Timbul Tanjung Morawa Tahun 2012

0 0 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Definisi - Gambaran Pengetahuan Ibu Terhadap Imunisasi Anak di Puskesmas Padang Bulan Medan Pada Tahun 2012

0 0 12

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Bayi Usia 0-12 Bulan Di Lingkungan IX Kelurahan Sidorame Barat II Medan Perjuangan Tahun 2012

0 0 9