Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Campak Pada Bayi di Puskesmas Padang Bulan Medan

(1)

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI

CAMPAK PADA BAYI DI PUSKESMAS PADANG BULAN

MEDAN

SKRIPSI

Oleh Roslaini 061101093

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

Judul : Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Campak Pada Bayi di Puskesmas Padang Bulan Medan

Nama Mahasiswa : Roslaini

NIM : 061101093

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Tahun : 2010

Tanggal Lulus: 26 Juni 2010

Pembimbing Penguji I

(Reni Asmara Ariga SKp.MARS) (Nur Asnah Sitohang SKep. Ns.

Mkep) NIP:19750220 2001122001 NIP: 19740505

200212 2001

Penguji II

(Elyta Aizar Skep.Ns)

NIP:19741013 2000122001

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara telah Menyetujui Skripsi ini sebagai bagian dari persyaratan kelulusan Sarjana Keperawatan (S.Kep).


(3)

PRAKATA

Segala puji kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahNya serta segala nikmat yang tidak terhingga yang diberikanNya. Shalawat dan salam tercurahkan untuk Rasulullah SAW, keluarga, dan para sahabat Rasulullah SAW. Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Campak Pada Bayi di Puskesmas Padang Bulan Medan.

Penyusunan skripsi ini telah banyak mendapat bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Dedi Ardinata, M.Kes sebagai Dekan Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara.

2. Erniyati, S.Kp. MNS sebagai Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara.

3. Reni Asmara Ariga SKp.MARS sebagai dosen pembimbing skripsi penulis

yang penuh keikhlasan dan kesabaran telah memberikan arahan, bimbingan, dan ilmu yang bermanfaat dalam penyusunan skripsi ini.

4. Nur Asnah Sitohang SKep. Ns. MKes sebagai dosen penguji I dan Elyta Aizar

Skep.Ns sebagai dosen penguji II yang dengan teliti memberikan masukan yang berharga dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Dudut Tanjung, S.Kp. M.Kep sebagai dosen pembimbing akademik yang telah


(4)

6. Bagian imunisasi puskesmas padang bulan ibu Nurmala Sianipar yang telah bersedia memvalidasi instrument penelitian penulis.

7. Seluruh Dosen Pengajar S1 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

yang telah banyak mendidik penulis selama proses perkuliahan dan staf nonakademik yang membantu memfasilitasi secara administratif.

8. Kepala Puskesmas Padang Bulan Medan yang telah memberikan izin

penelitian.

9. Para responden yang telah bersedia berpartispasi selama proses penelitian

berlangsung.

10.Rekan-rekan mahasiswa S1 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera

Utara khususnya teman-teman seperjuangan stambuk 2006 (Syawalina, juliani, minta ito, Zuliawati, Aria Pranata, desi, Juliana, ana, lucia, Efrida, dan semua teman-teman yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu) yang telah memberikan semangat dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

11.Teristimewa kepada kedua orang tua ku tercinta ayahanda Sail Nasution dan

ibunda Aisyah Lubis yang selalu membimbing, menghibur, mendoakan, memberikan motivasi, dan semangat kepada penulis dengan penuh kesabaran dan keikhlasan.

12.Ucapkan terima kasih juga penulis tujukan kepada adik-adik ku (Abdurrahim,

Ikhsanul Arifin, Faisal Ali Hamzah, Fadilah dan Amaluddin) yang telah menghibur, dan memberikan semangat.


(5)

14.Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT selalu mencurahkan berkat dan karuniaNya kepada semua pihak yang telah membantu penulis.

Semoga bantuan dan kebaikan serta dukungan yang telah diberikan kepada penulis menjadi amal sholeh dan mendapat ridho dari Allah SWT.

Medan, Juni 2010


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ... i

Halaman Lembar Pengesahan ... ii

Prakata ... iii

Daftar isi ... vi

Daftar Skema ... vii

Daftar Tabel ... viii

Abstrak ... ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang ... 1

2. Tujuan Penelitian ... 4

3. Pertanyaan Penelitian ... 4

4. Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1.Pengetahuan ... 7

1.1. Defenisi Pengetahuan... 7

1.2. Fungsi Pengetahuan ... 7

1.3. Tingkatan Pengetahuan ... 7

1.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan... 9

1.5. Pengukuran Pengetahuan... 12

2. Campak ... 12

2.1. Definisi Campak ... 12

2.2. Jenis – Jenis Vaksin Campak ... 12

2.3. Manifestasi Klinik Penyakit Campak ... 13


(7)

2.6. Efek Samping Pemberian Imunisasi Campak ... 16

2.7. Kontraindikasi Pemberian Imunisasi Campak ... 17

2.8. Komplikasi Penyakit Campak ... 17

3. Peran orangtua Dalam Imunisasi Campak... 18

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN 1. Kerangka Konseptual ... 19

2. Defenisi Operasional ... 20

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 1. Desain Penelitian ... 21

2. Populasi dan sampel penelitian ... 21

3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 22

4. Pertimbangan Etik ... 22

5. Instrumen Penelitian ... 23

6. Validitas... 24

7. Reliabilitas... 25

6. Pengumpulan Data ... 25

7. Analisa Data ... 25

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian ... 27

1.1 Karakteristik Responden ... 27

1.2 Kuesioner Pertanyaan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Campak Pada Bayi ... 29

1.3 Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Campak Pada Bayi ... 32

2. Pembahasan ... 32

2.1 Kuesioner Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Campak Pada Bayi... 32


(8)

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan ... 38

2. Saran... 39

2.1. Untuk Praktek Keperawatan dan Rumah Saki ... 39

2.2. Untuk Pendidikan Keperawatan ... 39

2.3. Untuk Penelitian Selanjutnya... 39

DAFTAR PUSTAKA ... 40 LAMPIRAN:

1. Surat Izin Penelitian dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera

Utara

2. Surat Izin Penelitian dari Dinas Kesehatan Kota Medan dan

Puskesmas Padang Bulan Medan

3. Lembar Persetujuan Menjadi Responden

4. Kuesioner Data Demografi

5. Kuesioner Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Campak Pada Bayi

6. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen


(9)

DAFTAR SKEMA

Halaman


(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Defenisi operasional ... 20 Tabel 5.1. Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik demografi

responden di Puskesmas Padang Bulan Medan tahun 2010... 28 Tabel 5.2. Distribusi frekuensi dan persentase jawaban responden dari

setiap pertanyaan pengetahuan ibu tentang imunisasi campak

pada bayi di Puskesmas Padang Bulan Medan Tahun 2010 ... 31 Tabel 5.3. Distribusi frekuensi dan persentase tingkat pengetahuan ibu

Tentang imunisasi campak pada bayi di Puskesmas Padang Bulan Medan Tahun 2010 ... 32


(11)

Judul : Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Campak Pada Bayi di Puskesmas Padang Bulan Medan

Nama Mahasiswa : Roslaini

NIM : 061101093

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Tahun : 2010

ABSTRAK

Penyakit campak di Indonesia saat ini masih merupakan masalah kesehatan yang masih perlu ditangani, karena kasus campak masih tinggi dan hampir di semua daerah masih terdapat kejadian luar biasa. Indonesia berkomitmen menurunkan angka kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi diantaranya penyakit campak hingga 90% pada tahun 2010 dibandingkan dengan tahun 2000. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu tentang imunisasi campak pada bayi di Puskesmas Padang Bulan Medan. Sampel yang diteliti sebanyak 95 responden dengan teknik pengambilan sampel secara convenience

sampling yaitu subjek dijadikan sampel yang kebetulan dijumpai di tempat dan

waktu penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka, yang terdiri dari dua bagian yaitu kuesioner data demografi dan kuesioner pengetahuan ibu tentang imunisasi campak pada bayi di Puskesmas Padang Bulan Medan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi campak pada bayi mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan dalam kategori baik sebanyak 54 responden (56,8%), diikuti dengan tingkat pengetahuan dalam kategori cukup sebanyak 35 responden (36,8%), dan yang terkecil ibu dengan tingkat pengetahuan dalam kategori kurang sebanyak 6 responden (6,3%). Untuk Puskesmas Padang Bulan perlu mempetahankan dan meningkatkan cakupan imunisasi, bukan hanya imunisasi campak saja tapi juga imunisasi yang lain. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan meneliti bagaimana tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi yang lain seperti imunisasi polio, BCG, DPT dan hepatitis di Puskesmas Padang Bulan Medan.


(12)

Judul : Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Campak Pada Bayi di Puskesmas Padang Bulan Medan

Nama Mahasiswa : Roslaini

NIM : 061101093

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Tahun : 2010

ABSTRAK

Penyakit campak di Indonesia saat ini masih merupakan masalah kesehatan yang masih perlu ditangani, karena kasus campak masih tinggi dan hampir di semua daerah masih terdapat kejadian luar biasa. Indonesia berkomitmen menurunkan angka kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi diantaranya penyakit campak hingga 90% pada tahun 2010 dibandingkan dengan tahun 2000. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu tentang imunisasi campak pada bayi di Puskesmas Padang Bulan Medan. Sampel yang diteliti sebanyak 95 responden dengan teknik pengambilan sampel secara convenience

sampling yaitu subjek dijadikan sampel yang kebetulan dijumpai di tempat dan

waktu penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka, yang terdiri dari dua bagian yaitu kuesioner data demografi dan kuesioner pengetahuan ibu tentang imunisasi campak pada bayi di Puskesmas Padang Bulan Medan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi campak pada bayi mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan dalam kategori baik sebanyak 54 responden (56,8%), diikuti dengan tingkat pengetahuan dalam kategori cukup sebanyak 35 responden (36,8%), dan yang terkecil ibu dengan tingkat pengetahuan dalam kategori kurang sebanyak 6 responden (6,3%). Untuk Puskesmas Padang Bulan perlu mempetahankan dan meningkatkan cakupan imunisasi, bukan hanya imunisasi campak saja tapi juga imunisasi yang lain. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan meneliti bagaimana tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi yang lain seperti imunisasi polio, BCG, DPT dan hepatitis di Puskesmas Padang Bulan Medan.


(13)

BAB 1 PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Salah satu dari 17 program pokok pembangunan kesehatan adalah program pencegahan dan pemberantasan penyakit, yang salah satu sasarannya untuk mencapai Universal Child Immunization (UCI) atau imunisasi bagi semua anak pada tahun 2010 sampai di tingkat desa. Artinya pada tahun 2010, minimal 80% bayi di semua desa harus memperoleh imunisasi dasar.(Depkes, 2009).

Penyakit campak di Indonesia sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan yang masih perlu ditangani, karena kasus campak masih tinggi dan hampir di semua daerah masih terdapat kejadian luar biasa. Hasil kesepakatan pertemuan WHA (World Health Assembly) dan the World Summit for Children bertujuan menanggulangi campak secara bertahap dengan cara mengurangi angka kesakitan (incidence rate) sebesar 90 % dan angka kematian sebesar 95% dari angka kesakitan dan kematian sebelum pelaksanaan program imunisasi campak.

Indonesia berkomitmen menurunkan angka kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi diantaranya penyakit campak hingga 90% pada tahun 2010 dibandingkan dengan tahun 2000. Untuk itu telah dilaksanakan imunisasi dasar (BCG, DPT, POLIO, Campak dan Hepatitis B). Imunisasi campak dosis pertama diberikan kepada anak usia 9 bulan dan dosis kedua pada anak SD untuk menghilangkan kelompok rentan (world helth assembly, 2003). Meskipun campak telah masuk ke dalam program imunisasi nasional sejak tahun 1982, namun sampai saat ini masih ditemukan kejadian luar biasa (KLB) campak.


(14)

Hal ini disebabkan masyarakat yang menolak imunisasi karena takut ada efek samping (kejadian ikutan pasca imunisasi/KIPI). Padahal vaksin campak tergolong aman, meskipun dapat menimbulkan reaksi pada sebagian kecil anak, namun jarang bersifat serius. Reaksi dapat berupa ruam-ruam kulit ringan, demam ringan, pilek adalah reaksi yang paling umum ditemui setelah imunisasi dan dapat diobati (Tjandra, 2009).

Setiap tahun diperkirakan sebanyak 30.000 anak-anak Indonesia meninggal karena penyakit campak dan komplikasinya. Campak dapat dicegah dengan imunisasi, akan tetapi diperkirakan setiap tahun sebanyak 1,2 juta anak Indonesia tidak menerima suntikan imunisasi secara rutin, sehingga mereka rentan terhadap komplikasi campak di antaranya radang paru-paru, diare, kerusakan otak dan kebutaan (Elizabeth, 2007).

Dibandingkan dengan 10 tahun lalu, cakupan beberapa imunisasi rutin yang wajib diberikan sesuai program pemerintah cenderung menurun. Hal ini mengakibatkan sejumlah penyakit infeksi pada bayi, seperti campak, belum teratasi dan masih mengancam bayi yang tidak diimunisasi. Sejumlah daerah belum optimal melakukan imunisasi, dengan cakupan kurang dari 90 persen pada tahun 2008. Untuk imunisasi campak di Papua, misalnya, baru tercakup 60,7 persen, Sulawesi Barat 77,6 persen, dan Nusa Tenggara Timur 74,2 persen. Campak merupakan penyakit yang ditandai oleh demam tinggi dan adanya bintik-bintik merah. Penyakit ini di dunia membunuh satu dari 1.000 kasus infeksi (Kompas, 2009).


(15)

Tidak tercapainya target imunisasi hingga mencakup semua bayi, di beberapa daerah, antara lain disebabkan pemahaman masyarakat yang masih terbatas bahkan keliru terhadap imunisasi. Adapun di pedesaan karena minimnya infrastruktur dan rendahnya cara hidup sehat. Pengetahuan ibu tentang imunisasi sangat diperlukan karena dengan pengetahuan yang tinggi tentang imunisasi diharapkan ibu mau mengimunisasikan anaknya secara lengkap. Imunisasi sangat diperlukan oleh seorang anak, dengan imunisasi secara lengkap maka anak tersebut mempunyai kekebalan tubuh yang kuat dan tidak mudah terserang penyakit (Kompas, 2009).

Imunisasi sebagai usaha pencegahan berbagai jenis penyakit, merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat ditunda pelaksanaannya. Hal ini berkaitan dengan peningkatan sumber daya manusia pada masa yang akan datang. Tugas utama kita sebagai tenaga kesehatan adalah memberikan pengetahuan terhadap orang tua tentang imunisasi dan meninjau status imunisasi setiap anak. Pemberian imunisasi pada bayi dan anak tidak hanya memberi pencegahan penyakit tertentu pada anak tersebut, tetapi juga memberikan dampak yang lebih luas karena dapat mencegah penularan penyakit untuk anak lain. Oleh karena itu pengetahuan dan sikap orang tua terutama ibu sangat penting untuk memahami tentang manfaat imunisasi bagi anak Indonesia (Ranuh, 2005).

Dari hasil survei awal di Puskesmas Padang Bulan Medan diperoleh hasil cakupan imunisasi campak lebih tinggi daripada cakupan imunisasi yang lain yaitu sebesar 92,4%, dan jumlah ibu yang membawa anaknya untuk imunisasi campak yang berumur enam sampai 12 bulan rata-rata setiap bulannya 126 orang.


(16)

Dari latar belakang inilah maka peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan cakupan imunisasi campak pada bayi di Puskesmas Padang Bulan Medan.

2. TUJUAN PENELITIAN

Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi campak pada bayi di Puskesmas Padang Bulan Medan.

3. PERTANYAAAN PENELITIAN

Bagaimana tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi campak pada bayi di Puskesmas Padang Bulan Medan.

5. MANFAAT PENELITIAN

5.1 Pelayanan keperawatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dan masukan untuk meningkatkan pelayanan asuhan keperawatan khususnya keperawatan anak berkaitan dengan pengetahuan ibu tentang imunisasi campak pada bayi.

5.2 Pendidikan keperawatan

Dapat menjadi sumber pengetahuan bagi pendidikan keperawatan khususnya tentang imunisasi campak pada bayi.


(17)

5.3 Penelitian keperawatan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan informasi bagi yang ingin melakukan penelitian mengenai tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi campak pada bayi.


(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep-konsep yang dipakai pada penelitian ini terdiri dari beberapa hal yang akan dijelaskan di bawah ini yaitu:

1. PENGETAHUAN

1.1 Defenisi pengetahuan 1.2 Fungsi pengetahuan 1.3 Tingkatan pengetahuan

1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan 1.5 Pengukuran pengetahuan

2. CAMPAK 2.1 Defenisi

2.2 Jenis-jenis vaksin campak

2.3 Manifestasi klinik penyakit campak 2.4 Mekanisme penyebaran penyakit campak 2.5 Cara pemberian imunisasi campak

2.6 Efek samping pemberian imunisasi campak 2.7 Kontraindikasi pemberian imunisasi campak 2.8 Komplikasi penyakit campak


(19)

1. PENGETAHUAN 1.1 Defenisi Pengetahuan

Menurut Notoadmojo (2003), pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pengindraan manusia, yaitu indra melihat, indra pendengar, penciuman, rasa dan raba, sebahagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999) pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui melalui proses belajar.

1.2 Fungsi pengetahuan

Menurut fungsi ini manusia mempunyai dorongan dasar untuk ingin tahu, mencari penalaran, dan mengorganisasikan pengalamannya. Adanya unsur-unsur pengalaman yang semula tidak konsisten dengan apa yang diketahui oleh individu yang akan disusun, ditata kembali, atau dirubah sedemikian rupa sehingga tercapai suatu konsisten (Azwar, 2005).

1.3 Tingkatan Pengetahuan

Notoadmojo (2003) menyatakan bahwa pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan.

a) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Yang termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat


(20)

kembali (recall) suatu spesifik dari seluruh bahan yang telah dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Tingkat pengetahuan ini merupakan tingkat yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari yaitu dengan menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan dan sebagainya.

b) Memahami (Comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang telah dipelajari.

c) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan yang menyimpulkan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi ini dapat diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam situasi yang lain. Misalnya dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah dalam pemecahan masalah ketiga dari kasus yang diberikan.

d) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi dan


(21)

masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisa dapat memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

e) Sintesis (Synthesis)

Sintesis diartikan sebagai suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

f) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penelitian-penelitian tersebut didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

1) pendidikan

Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti terjadi proses

pertumbuhan , perkembangan atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang pada diri individu, keluarga atau masyarakat. Melalui pendidikan seseorang akan memperoleh pengetahuan, apabila semakin tinggi


(22)

tingkat pendidikan maka hidup akan semakin berkualitas dimana seseorang akan berfikir logis dan memahami informasi yang diperolehnya.

2.) Lingkungan

Lingkungan adalah sebagai faktor yang berpengaruh bagi pengembangan perilaku individu dimana seseorang merespon lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun sosial budaya sehingga lingkungan tersebut mempengaruhi kesehatannya.

3.) Sosial ekonomi

Penghasilan sering dilihat untuk menilai hubungan antara tingkat penghasilan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan maupun pencegahan penyakit.

4.) Pengalaman

Pengalaman adalah sesuatu yang pernah dirasakan yang merupakan kesadaran akan sesuatu hal yang tertangkap oleh indera manusia. Sikap yang diperoleh dari pengalaman akan menimbulkan pengaruh langsung terhadap perilaku berikutnya yang direalisasikan hanya apabila kondisi dan situasi yang memungkinkan.


(23)

5) persepsi

Persepsi, mengenal dan memilih obyek sehubungan dengan tindakan yang akan di ambil. Persepsi masyarakat terhadap sehat-sakit erat hubungannya dengan pencarian pengobatan.

6) motivasi

Merupakan dorongan yang berasal dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu dalam mencapai tujuan dan dapat dipengaruhi oleh orang lain atau lingkungan. Untuk merubah karakteristik yang lama seperti nilai, sikap, kepercayaan dan pemahaman maka perlu dukungan dan dorongan dari orang disekitarnya.

7.) Kebudayaan

Merupakan perilaku, norma, kebiasaan, nilai yang terbentuk dalam waktu yang lama yang selalu berubah baik lambat maupun cepat sebagai akibat dari kehidupan bermasyarakat dan mempunyai perilaku terhadap perilaku.

8.) Informasi

Merupakan faktor yang mungkin mencakup keterampilan dan sumber daya untuk melakukan perilaku kesehatan. Semakin banyak informasi yang diterima oleh seseorang maka semakin meningkat pula pengetahuan yang dimilikinya.


(24)

5. Pengukuran pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menyatakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat disesuaikan dengan tingkatan domain di atas (Notoadmojo, 2003).

2. CAMPAK 2.1 Defenisi

Campak adalah penyakit akut yang disebabkan oleh virus campak yang sangat menular pada anak-anak, ditandai dengan panas, batuk, pilek,konjungtivitis dan ditemukan spesifik enantem (koplik”s spot), diikuti oleh erupsi makulopapular yang menyeluruh. Bahaya penyulit penyakit campak di kemudian hari adalah kurang gizi sebagai akibat diare berulang dan berkepanjangan pasca campak, sindrom subakutpanensifilitis (SSPE) pada anak > 10 tahun dan dan munculnya gejala penyakit tuberkulosis paru yang lebih parah pasca mengidap penyakit campak yang berat yang disertai pneumonia (Ranuh, dkk 2002).

2.2 Jenis-jenis vaksin campak

Imunisasi campak diberikan untuk memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak. Terdapat dua jenis vaksin campak campak yaitu vaksin yang berasal dari virus campak yang hidup dan dilemahkan (tipe Edmonston B). Dan


(25)

vaksin yang berasal dari virus campak yang dimatikan (virus campak yang berada dalam larutan formalin yang dicampur dengan garam aluminium) (Ranuh, 2008).

2.3 Manifestasi klinik penyakit campak

Terjadinya penyakit ini melalui tiga stadium yaitu 1) stadium kataris yang berlangsung 4-5 hari dengan gejala flu, batuk, demam, konjungtivitis, nyeri tenggorok, pembesaran kelenjar getah bening dan terjadi bercak koplik yaitu bercak putih kelabu yang dikelilingi daerah kemerahan. 2) stadium erupsi merupakan stadium campak yang ditandai dengan adanya titik merah pada palatum durum dan palatum mole, kemudian adanya bercak makulopapuler pada muka tubuh dan anggota gerak. 3) stadium konvalensi dimana gejala-gejala sudah mulai menghilang dan meninggalkan bekas seperti adanya hiperpigmentasi (Alimul, 2006).

Gejala pertama biasanya timbul 10 hingga 12 hari masa inkubasi setelah tertular melalui udara atau droplet partikel ludah. Penularan melalui parenteral mempunyai masa inkubasi yang lebih singkat sekitar dua hingga empat hari.

Penderita dengan imunokompromais masa inkubasinya lebih lama. Gejala prodromal yang sering terjadi demam, malaise, konjungtivitis, pilek, trakheobronkhitis (dengan manifestasi batuk) berlangsung selama dua hingga empat hari. Gejala-gejala ini mirip dengan infeksi saluran nafas bagian atas karena sebab lainnya. Demam yang timbul biasanya dalan empat hari dan dapat mencapai suhu 40,6°C (105 F). Pada hari pertama hingga hari kedua sebelum dan sesudah timbulnya rash didapatkan bercak koplik (koplik spots) di daerah mukosa pipi,


(26)

gejala ini dikenal sebagai tanda patognomonik campak. Gambaran rash berbentuk erupsi makulopapular berlangsung selama 14 hari setelah terpapar dan menyebar mulai kepala (muka, dahi, rambut, telinga, dan leher bagian atas) meluas ke tubuh hingga ekstremitas selama tiga atau empat hari. Bercak kemerahan biasanya menyatu pada muka dan tubuh bagian atas bila ditekan berwarna kepucatan. Pada hari ketiga dan empat bercak berwarna kecoklatan dan tidak pucat bila ditekan (Djauzi, 2003).

Demam timbul secara bertahap dan meningkat sampai hari kelima atau

keenam pada puncak timbulnya ruam. Kadang-kadang kurva suhu menunjukkan gambaran bifasik, ruam awal pada 24-48 jam pertama diikuti dengan turunnya suhu tubuh sampai normal selama periode satu hari dan kemudian diikuti dengan dengan kenaikan suhu tubuh yang cepat mencapai 40°C pada waktu ruam sudah timbul di seluruh tubuh. Pada kasus yang tanpa komplikasi, suhu tubuh mengalami lisis dan kemudian turun mencapai suhu yang normal.

Gejala awal lainnya yang sering ditemukan adalah batuk, pilek, mata merah selanjutnya di cari gejala koplik’s spot. Dua hari sebelum ruam timbul, gejala koplik’s spot yang merupakan tanda pathognomonis dari penyakit campak, dapat dideteksi. Lesi ini telah didiskripsi oleh koplik pada tahun 1896 sebagai suatu bintik berbentuk tidak teratur dan berwarna kecil berwarna merah terang, pada pertengahannya didapatkan noda berwarna putih keabuan. Mula-mula hanya didapatkan dua atau tiga sampai enam bintik. Kombinasi dari noda putih keabuan dan warna merah muda disekitarnya merupakan tanda patognomonik absolut dari


(27)

terlihat dan hanya dengan sinar yang langsung dan terang dapat terlihat. Timbulnya koplik’s spot hanya berlangsung sebentar, kurang lebih 12 jam, sehingga sukar terdeteksi dan biasanya luput pada waktu dilakukan pemeriksaan klinis.

Ruam timbul pertama kali pada hari ketiga sampai keempat dari timbulnya demam. Ruam dimulai sebagai erupsi makulopapula eritematosa, dan mulai timbul pada bagian samping atas leher, daerah belakang telinga, perbatasan rambut di kepala dan meluas ke dahi. Kemudian menyebar ke bawah ke seluruh muka dan leher dalam waktu 24 jam jam. Seterusnya menyebar ke ekstremitas atas, dada, daerah perut dan punggung, mencapai kaki pada hari ketiga. Bagian yang pertama kena mengandung lebih banyak lesi daripada yang terkena kemudian. Setelah tiga atau empat hari, lesi teersebut berubah menjadi berwarna kecoklatan. Hal ini kemungkinan sebagai akibat dari perdarahan kapiler, dan tidak memucat dengan penekanan. Dengan menghilangnya ruam, timbul perubahan warna dari ruam , yaitu menjadi berwarna kehitaman atau lebih gelap. Dan kemudian disusul dengan timbulnya deskuamasi berupa sisik berwarna keputihan (Ranuh, 2008).

2.4 Mekanisme penyebaran penyakit campak

Virus campak ditularkan melalui udara atau droplet partikel ludah. Penularan melalui parenteral biasanya mempunyai masa inkubasi yang lebih singkat (Djauzi, 2003).


(28)

Virus campak ditularkan secara langsung dari droflet infeksi, dan agak jarang dengan penularan lewat udara (airborne spread). Virus campak sangat sensitif terhadap panas, sangat mudah rusak pada suhu 37°C. Toleransi terhadap perubahab pH baik sekali. Bersifat sensitif terhadap eter, cahaya, trysine. Virus mempunyai jangka waktu hidup yang pendek (short survival time) yaitu kurang dari dua jam. Apabila disimpan pada laboratorium, suhu penyimpanan yang baik adalah pada suhu -70°C (Ranuh, 2008).

2.5 Cara pemberian imunisasi campak

Di Indonesia, digunakan vaksin campak yang dilemahkan yaitu TCID50 sebanyak 0,5 ml, untuk vaksin hidup pemberian dengan 20 TCID50 mungkin sudah dapat memberikan hasil yang baik. Vaksin campak diberikan pada bayi umur sembilan bulan secara subkutan walaupun demikian dapat diberikan secara intramuskular. Daya proteksi vaksin campak diukur dengan berbagai berbagai macam cara, salah satu indikator pengaruh vaksin terhadap proteksi adalah penurunan angka kejadian kasus campak sesudah pelaksanaan program imunisasi. Imunisasi campak diberikan lagi pada saat masuk sekolah SD atau yang disebut dengan program BIAS (Ranuh, 2008).

2.6 Efek samping pemberian imunisasi campak

Efek samping imunisasi campak diantaranya adalah demam tinggi (suhu lebih dari 39,4° C) yang terjadi 8-10 hari setelah vaksinasi dan berlangsung


(29)

(insiden sekitar 2%). Efek samping yang lebih berat seperti ensefalitis sangat jarang terjadi, kurang dari 1 setiap 1-3 juta dosis yang diberikan. SSPE (subakut scleosing panenchepalitis) tidak pernah ditemukan lagi di negara-negara yang telah melaksanakan program imunisasi campak dengan efektif sangat kecil sekali kemungkinan vaksin mengakibatkan SSPE (Gold dalam Wahab, 2002).

2.7 Kontraindikasi pemberian imunisasi campak

Pada anak dengan imunodefisiensi primer, pasien TB yang tidak diobati, pasien kanker atau transplantasi organ, mereka yang mendapat pengobatan imunosupresif jangka panjang atau anak immunocompromised yang terinfeksi HIV. Anak yang terinfeksi HIV tanpa immunosupresi berat dan tanpa bukti kekebalan terhadap campak, bisa mendapat imunisasi campak seperti biasa (Ranuh, 2008).

2.8 Komplikasi penyakit campak

Komplikasi campak di kemudian hari adalah kurang gizi sebagai akibat diare berulang dan berkepanjangan pasca campak, gejala penyakit tuberkulosis paru yang lebih parah pasca mengidap penyakit campak yang berat yang disertai pneumonia (Ranuh, 2008).


(30)

3. PERAN ORANGTUA DALAM IMUNISASI CAMPAK

Peningkatan cakupan imunisasi campak melalui pendidikan orangtua telah menjadi strategi populer diberbagai negara. Strategi ini berasumsi bahwa anak-anak tidak akan diimunisasi secara benar disebabkan orangtua tidak mendapat penjelasan dengan baik atau memiliki sikap yang buruk tentang imunisasi campak. Program imunisasi campak dapat berhasil jika ada usaha yang sungguh-sungguh dan berkesinambungan pada orang-orang yang memiliki pengetahuan dan komitmen yang tinggi terhadap imunisasi campak.

Jika suatu program intervensi preventif seperti imunisasi campak ingin dijalankan secara serius dalam menjawab perubahan pola penyakit dan persoalan pada anak, maka perbaikan dalam evaluasi perilaku kesehatan masyarakat sangat diperlukan.

Cakupan imunisasi campak yang rendah merupakan persoalan yang kompleks. Bukan hanya faktor biaya, karena ternyata vaksin gratis juga tidak menjamin bagi suksesnya imunisasi campak. Dates mengemukakan hasil penelitian becher yang mendapatkan ibu-ibu yang anaknya jarang terserang penyakit adalah mereka yang sering memanfaatkan sarana-sarana kesehatan pencegahan. Mereka mengaku bahwa dengan memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap sarana pencegahan dan melakukan usaha pencegahan yang teratur, anak mereka dapat terhindar dari sakit (Notoatmodjo, 2003).


(31)

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL

1. KERANGKA PENELITIAN

Kerangka konsetual ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang imunisasi campak pada bayi di Puskesmas Padang Bulan Medan. Pengetahuan ini digambarkan dalam kriteria baik, cukup dan kurang.

Skema 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Campak di Puskesmas Padang Bulan Medan.

: Variabel yang diteliti

: : Variabel yang tidak diteliti : Variabel yang diteliti

• Pengetahuan baik

• Pengetahuan cukup

• Pengetahuan kurang

Faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan:

• Pendidikan

• Lingkungan

• Ekonomi

• Pengalaman

• Persepsi

• Motivasi

• Kebudayaan

• Informasi

Pengetahuan ibu tentang imunisasi campak: defenisi campak,

manfaat imunisasi campak, manifestasi klinik penyakit campak, cara pemberian imunisasi campak, efek samping

imunisasi campak, kontraindikasi dan komplikasi penyakit campak.


(32)

2. DEFENISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI

No Variabel Defenisi operasional Alat ukur Hasil ukur Skala

1

pengetahuan ibu

Segala sesuatu yang diketahui oleh ibu bayi (9-12 bulan) tentang imunisasi campak seperti:defenisi campak, manfaat imunisasi campak, manifestasi klinik penyakit campak, cara pemberian imunisasi campak, efek samping imunisasi campak, kontraindikasi dan komplikasi penyakit campak Kuesioner dengan jumlah pertanyaan sebanyak 20

1. Baik: 14-20

pertanyaan yang benar dijawab 2. Cukup: 7-13 pertanyaan yang benar dijawab 3. Kurang: 0-6 pertanyaan yang dijawab Ordinal


(33)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

1. DESAIN PENELITIAN

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yang bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi campak pada bayi di Puskesmas Padang Bulan Medan.

2. POPULASI DAN SAMPEL 2.1 Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai bayi usia 9 sampai dengan 12 bulan yang membawa anaknya untuk diimunisasi campak ke Puskesmas Padang Bulan Medan. Dari hasil survei awal yang dilakukan oleh peneliti, jumlah ibu yang membawa anaknya untuk imunisasi campak yang berumur sembilan sampai dengan 12 bulan pada bulan juli sampai september 2009 setiap bulannya rata-rata sekitar 126 orang.

2.2 Sampel

Sampel merupakan sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti. Penentuan besar sampel dilakukan dengan menggunakan rumus:

n = N 1+ N (d²)


(34)

Keterangan:

N = Besar Populasi n = Besar sampel

d = Tingkat kepercayaan / ketepatan yang diinginkan

Jadi besar sampel penelitian yaitu 126 = 95 orang.

1+126 (0,05)²

Teknik pengambilan sampel adalah convenience sampling yaitu subjek dijadikan sampel yang kebetulan dijumpai di tempat dan waktu meneliti secara bersamaan yaitu di Puskesmas Padang Bulan Medan. Dengan kriteria: ibu yang mempunyai bayi usia sembilan sampai dengan 12 bulan yang mengimunisasikan anaknya, dapat membaca dan menulis dalam bahasa indonesia serta bersedia menjadi responden.

3. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Padang Bulan Medan. Adapun pertimbangan pemilihan lokasi karena cakupan imunisasi campak di Puskesmas Padang Bulan sangat tinggi dibandingkan dengan imunisasi yang lain Penelitian ini dilakukan dari tanggal 17 bulan Maret sampai tanggal 20 Mei 2010.

4. PERTIMBANGAN ETIK

Dalam penelitian ini dilakukan pertimbangan etik yaitu pertama peneliti memperkenalkan diri kemudian memberi penjelasan kepada calon responden


(35)

responden bersedia maka responden dipersilahkan untuk menandatangani surat persetujuan menjadi responden.

Peneliti juga menjelaskan bahwa responden yang diteliti bersifat sukarela dan penelitian ini tidak menimbulkan resiko bagi individu yang menjadi responden, baik risiko fisik maupun psikologis. Kerahasiaan catatan mengenai data responden dijaga dengan tidak menuliskan nama responden pada instrumen tetapi hanya menuliskan nomor kode yang digunakan untuk menjaga kerahasiaan semua informasi yang diberikan. Data-data yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

5. INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa kuesioner sebagai alat pengukur data, jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner dengan pertanyaan tertutup sehingga responden hanya perlu memberikan jawaban

berupa tanda (√ ) pada jawaban yang tersedia. Kuesioner ini terdiri dari dua

bagian:

1. Kuesioner data demografi ibu dan bayi

Untuk kuesioner ibu terdiri dari umur, agama, suku, pendidikan, pekerjaan, penghasilan. Untuk kuesioner bayi yang terdiri dari usia dan jenis kelamin.

2. Kuesioner pertanyaan mengenai pengetahuan ibu tentang imunisasi campak pada bayi yang terdiri dari 20 pertanyaan.

Kuesioner ini terdiri dari 20 pernyataan, Dalam kuesioner terdapat pertanyaan positif dan negatif. Untuk pertanyaan positif dengan jawaban “ya”


(36)

(skor 1) dan untuk jawaban “tidak” (skor 0) terdapat pada pertanyaan 1, 2, 3, 4. 6, 7, 9, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19 dan 20. Sebaliknya untuk pertanyaan negatif dengan jawaban “ya” (skor 0) dan untuk jawaban “tidak” (skor 1) terdapat pada pertanyaan nomor 5, 8, 10 dan 12, dengan total skor tertinggi 20. Untuk penentuan kategori pada tingkat pengetahuan digunakan rumus Sudjana (1992) dengan rumus : P = Rentang / Banyak kelas

Kuesioner pengetahuan ibu tentang imunisasi campak pada bayi dibagi dalam tiga kategori yaitu: baik, cukup, kurang yang diidentifikasi dari 20 pertanyaan, didapat nilai tertinggi 20 dan nilai terendah 0, panjang kelas ditentukan dari hasil pembagian rentang dan banyak kelas (Sudjana, 1992). Sehingga didapatkan panjang kelas adalah enam. Dengan pembagian kategori yaitu: baik dengan skor = 14-20, cukup dengan skor = 7-13, dan kurang dengan skor = 0-6.

6. VALIDITAS

Kuesioner penelitian ini dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka, oleh karena itu penting dilakukan uji validitas dan reliabilitas untuk mengetahui seberapa besar kemampuan alat ukur dalam mengukur secara konsisten sasaran yang diukur, sebab alat ukur yang baik adalah alat ukur yang memberikan hasil yang relatif sama bila dilakukan beberapa kali pada kelompok subjek yang sama (Azwar, 2003). Uji validitas yang dilakukan pada penelitian ini adalah uji validitas isi. Pada penelitian ini, peneliti menunjukkan kuesioner yang


(37)

puskesmas Padang Bulan Medan. Adapun kuesioner yang divalidasi terdapat dua kuesioner pertanyaan yang diganti yaitu pertanyaan nomor 18 dan 19.

7. RELIABILITAS

Menurut Bronckopp (1999) reliabilitas suatu instrument menggambarkan stabilitas dan konsistensi suatu instrument. Instrument yang berbentuk kuesioner yaitu kuesioner pengetahuan ibu tentang imunisasi campak pada bayi, reliabilitas instrument yang dilakukan dengan menggunakan rumus K-R.21 (Arikunto, 2006) .Uji reliabilitas yang dilakukan pada penelitian ini adalah adalah K-R.21. Uji reliabilitas ini dilakukan sebelum pengumpulan data terhadap 10 orang responden di luar sampel tapi masih di Puskesmas Padang Bulan Medan. Bila angka reliabilitas instrument yang diperoleh lebih dari 0,561 dengan interval kepercayaannnya 99% maka alat ukur dikatakan reliabel. Berdasarkan hasil uji reliabilitas yang telah dilakukan diperoleh nilai K-R.21 sebesar 0,842 bila dibandingkan dengan R product-moment adalah 0,561 dengan interval kepercayaan 99% sehingga dapat disimpulkan bahwa instrument tersebut reliabel dengan interval kepercayaannya adalah 99%.

7. PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data dilakukan di Puskesmas Padang Bulan Medan. Metode pengumpulan data yang digunakan terhadap responden dengan menggunakan kuesioner. Pengumpulan data dimulai setelah peneliti meminta surat izin pelaksanaan penelitian yaitu Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara


(38)

dan Puskesmas Padang Bulan Medan. Pada saat pengumpulan data peneliti menjelaskan waktu, tujuan, manfaat dan prosedur pelaksanaan penelitian kepada calon responden dan yang bersedia berpartisipasi diminta untuk menandatangani lembar persetujuan. Responden mengisi sendiri kuesioner yang telah diberikan oleh peneliti dan diberi kesempatan untuk bertanya apabila ada yang tidak dimengerti oleh responden. Adapun kendala dalam pengumpulan data dijumpai adanya beberapa responden yang tidak mau menandatangani inform consent. Apabila telah didapatkan jumlah sampel sebanyak yang dibutuhkan dalam peneliti ini, maka pengumpulan data telah selesai dilaksanakan dan selanjutnya dilakukan analisa data.

8. ANALISA DATA

Analisa data dilakukan setelah seluruh data terkumpul melalui beberapa tahap yaitu editing untuk memeriksa data responden, kemudian diberi kode untuk memudahkan melakukan analisa data, selanjutnya memasukkan data ke komputer dan dilakukan pengolahan data dengan tekhnik komputerisasi.

Data demografi, variabel pengetahuan ibu tentang imunisasi campak pada bayi disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentasi dari tiap item pertanyaan.


(39)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini diuraikan tentang hasil penelitian mengenai tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi campak pada bayi melalui proses pengumpulan data yang dilakukan dari tanggal 17 Maret sampai 20 Mei 2010 terhadap 95 orang responden di Puskesmas Padang Bulan Medan. Hasil dari penelitian mengenai tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi campak pada bayi di Puskesmas Padang Bulan adalah sebagai berikut.

1.1. Karakteristik Responden

Deskripsi karakteristik responden mencakup umur, suku, pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan jumlah anak. Sedangkan untuk karakteristik bayi mencakup umur dan jenis kelamin bayi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berusia antara 24-32 tahun yaitu 61 orang (64,2%), sebanyak 54 orang adalah suku batak (56,8%), tingkat pendidikan terakhir responden adalah SMA yaitu 54 orang (56,8%), yang sebagian besar merupakan ibu rumah tangga dengan jumlah 40 orang (42,1%) Rata-rata penghasilan responden adalah >1.000.000 sebanyak 53 orang (55,8%), jumlah anak terbanyak adalah 2 orang (33,7%). Karakteristik demografi bayi pada penelitian ini sebagian besar berumur sembilan bulan dengan jumlah 66 orang (69,5%), jenis kelamin terbanyak adalah perempuan dengan jumlah 52 orang (54,7%). Selanjutnya dapat dilihat dari tabel di bawah ini (tabel 1).


(40)

Tabel 1. Distribusi Frekuensi dan Persentasi Karakteristik Responden di Puskesmas Padang Bulan Medan (n= 95 Orang).

Karakteristik Demografi Ibu dan Bayi Frekuensi (n) Persentase (%)

Umur ibu 15-23 24-32 33-40 16 61 18 16,8 64,2 18,9 Suku Batak Melayu Jawa Nias Lain-lain 54 10 24 5 2 56,8 10,5 25,3 5,3 2,1 Pendidikan SD SMP SMA D3/Sarjana 3 20 54 18 3,2 21,1 56,8 18,9 Pekerjaan Buruh Wiraswasta Pegawai Negeri Ibu Rumah Tangga

5 24 26 40 5,3 25,3 27,4 42,1 Penghasilan <Rp.700.000 Rp.700.000-Rp.800.000 Rp.800.000-Rp.900.000 Rp.900.000-Rp.1.000.000 >Rp.1.000.000 15 6 9 12 53 15,8 6,3 9,5 12,6 55,8 Jumlah Anak Satu Dua Tiga

Lebih dari Tiga

19 32 24 20 20,0 33,7 25,3 21,1 Umur bayi

9 bulan 66 69,5

10 bulan 11 11,6

11 bulan 7 7,4

12 bulan 11 11,6

Jenis kelamin

Laki-laki 43 45,3


(41)

1.2 Kuesioner Pertanyaan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Campak Pada Bayi

Pada penelitian ini ditemukan bahwa responden yang mengetahui pengertian penyakit campak sebesar 90 responden (94,7%), sebanyak 80 responden (84,2%) dapat mengetahui tanda-tanda dari penyakit campak. Bahwa penyakit campak sangat menular pada anak-anak dijawab sebanyak 76 responden (80,0%), 81 responden (85,3%) menjawab bahwa imunisasi campak diberikan untuk memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak. Responden yang mengetahui bahwa anak yang mendapat imunisasi campak belum tentu kebal terhadap penyakit campak seumur hidup sebanyak 67 responden (70,5%), 69 responden (72,6%) menjawab bahwa imunisasi campak wajib diberikan pada anak, 48 responden (55,5%) menjawab bahwa anak yang sehat pun perlu diimunisasi campak.

Mayoritas responden menjawab bahwa imunisasi campak sebaiknya diberikan pada saat anak berusia sembilan bulan sebanyak 68 responden (71,6%), 51 responden (53,7 menjawab bahwa imunisasi campak tidak hanya diberikan pada anak di bawah lima tahun. Imunisasi campak cukup diberikan sekali pada anak di bawah satu tahun dijawab sebanyak 59 responden (62,1%), imunisasi campak cukup diberikan sekali seumur hidup dijawab sebanyak 52 responden (54,7%), 67 responden (70,5%) menjawab bahwa imunisasi campak diberikan lagi pada saat anak masuk SD. Responden yang menjawab bahwa setelah pemberian imunisasi campak dapat timbul ruam pada anak sebanyak 71 responden (74,7%), ruam pada anak setelah imunisasi campak hanya berlangsung 1-2 hari dijawab


(42)

sebanyak 65 responden (68,4%), 77 responden (81,1%) menjawab bahwa demam setelah pemberian imunisasi campak biasanya hanya berlangsung 24-48 jam. Setelah pemberian imunisasi campak anak dapat mengalami demam tinggi dijawab sebanyak 69 responden (72,6%), virus campak dapat ditularkan melalui udara dijawab sebanyak 73 responden (76,8%). Anak dengan penyakit kanker tidak boleh diberikan imunisasi campak dijawab sebanyak 71 responden (74,7%), sebanyak 67 responden (70,5%) menjawab bahwa komplikasi campak di kemudian hari adalah diare berulang dan berkepanjangan pasca campak. Hasil selanjutnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini (tabel 2).


(43)

Tabel 2. Distribusi Frekuensi dan persentase Jawaban Responden tentang Imunisasi Campak Pada Bayi di Puskesmas Padang Bulan Medan (N= 95).

Pernyataan Benar Salah

F (%) F (%)

1. Campak adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus campak 90 (94,7) 5 (5,3)

2. penyakit campak ditandai dengan adanya bercak putih kelabu yang dikelilingi

daerah kemerahan (koplik) 80 (84,2) 15 (15,8)

3. Penyakit campak sangat menular pada anak-anak 76 (80,0) 19 (20,0)

4. Imunisasi campak diberikan untuk memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak

81 (85,3) 14 (14,7)

5. Setelah mendapatkan imunisasi campak anak akan kebal terhadap penyakit campak seumur hidup

62 (65,3) 33 (34,7)

6. Setelah mendapatkan imunisasi campak anak belum tentu kebal terhadap penyakit campak seumur hidup

67 (70,5) 28 (29,5)

7. Imunisasi campak wajib diberikan kepada anak 69 (72,6) 26 (27,4)

8. Anak yang sehat tidak perlu diberikan imunisasi campak 47 (49,5) 48 (50,5)

9. Imunisasi campak sebaiknya diberikan pada saat anak berumur sembilan bulan 68 (71,6) 27 (28,4)

10. Imunisasi campak hanya diberikan pada anak dibawah lima tahun 44 (46,3) 51 (53,7)

11. Imunisasi campak cukup diberikan sekali pada anak di bawah satu tahun 59 (62,1) 36 (37,9)

12. Imunisasi campak cukup diberikan sekali seumur hidup 43 (45,3) 52 (54,7)

13. Imunisasi campak diberikan lagi pada saat anak masuk SD 67 (70,5) 28 (29,5)

14. Setelah pemberian imunisasi campak dapat timbul ruam pada anak 71 (74,7) 24 (25,3)

15. Ruam pada anak setelah imunisasi campak hanya berlangsung 1-2 hari 65 (68,4) 30 (31,6)

16. Demam setelah pemberian imunisasi campak biasanya berlangsung selama

24-48 jam 77 (81,1) 18 (18,9)

17. Setelah pemberian imunisasi campak anak dapat mengalami demam tinggi 69 (72,6) 26 (27,4)

18. Virus campak bisa ditularkan melalui udara 73 (76,8) 21 (22,1)

19. Anak dengan penyakit kanker tidak boleh diberikan imunisasi campak 71 (74,7) 24 (25,3)

20. Komplikasi campak dikemudian hari adalah kurang gizi sebagai akibat diare berulang dan berkepanjangan pasca campak


(44)

1.3 Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Campak Pada Bayi

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan dalam kategori baik sebanyak 54 orang (56,8%), diikuti dengan tingkat pengetahuan dalam kategori cukup sebanyak 35 orang (36,8%) dan yang terkecil ibu dengan tingkat pengetahuan dalam kategori kurang sebanyak 6 orang (6,3%). Untuk selanjutnya dapat dilihat dalam tabel di bawah ini (tabel 3).

Tabel 3. Distribusi Frekuensi dan Persentase Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Campak Pada Bayi di Puskesmas Padang Bulan Medan (n= 95).

Tingkat Pengetahuan Ibu Frekuensi Persen (%)

Baik 54 56,8

Cukup 35 36,8

Kurang 6 6,3

2. PEMBAHASAN

Dari data hasil penelitian yang telah diperoleh, pembahasan dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian mengenai tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi campak pada bayi di Puskesmas Padang Bulan Medan.

2.1 Kuesioner Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Campak Pada Bayi

Pertanyaan yang paling banyak benar dijawab responden adalah pertanyaan nomor 1, 2, dan pertanyaan nomor 4. Untuk pertanyaan nomor 1 dijawab benar oleh 90 responden (94,7%), pertanyaan nomor 2 dijawab benar 80 responden (84,2%) dan pertanyaan nomor 3 dijawab benar oleh 81 responden


(45)

mengetahui bahwa imunisasi campak merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus campak yang ditandai dengan adanya bercak putih kelabu yang dikelilingi daerah kemerahan (koplik). Mayoritas responden juga mengetahui bahwa imunisasi campak diberikan untuk memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak.

Jawaban yang paling banyak salah dijawab responden adalah pertanyaan nomor 8, 10 dan 12. Pertanyaan nomor 8 salah dijawab oleh 48 responden (50,5%), pertanyaan nomor 10 salah dijawab oleh 51 responden (53,7%) dan pertanyaan nomor 12 salah dijawab oleh 52 responden (54,7%). Dari jawaban responden dapat diketahui bahwa mayoritas responden belum mengetahui anak yang sehat pun harus diimunisasi campak, mayoritas responden juga belum mengetahui bahwa imunisasi campak bukan hanya diberikan pada anak di bawah lima tahun, dan mayoritas responden juga belum mengetahui bahwa imunisasi campak bukan hanya diberikan sekali seumur hidup.

2.2 Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Campak Pada Bayi

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan dalam kategori baik sebanyak 54 responden (56,8%), diikuti dengan tingkat pengetahuan dalam kategori cukup sebanyak 35 responden (36,8%), dan yang terkecil ibu dengan tingkat pengetahuan dalam kategori kurang sebanyak 6 responden (6,3%).

Tingkat pengetahuan ibu yang bervariasi ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, sesuai dengan pendapat Rogers (1974, dikutip dari Notoatmojo,


(46)

2002), bahwa pengetahuan dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu karakteristik orang yang bersangkutan yang terdiri dari: pendidikan, persepsi, motivasi dan pengalaman. Faktor eksternal meliputi lingkungan, kebudayaan dan informasi. Faktor eksternal merupakan faktor yang lebih dominan dalam mempengaruhi pengetahuan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan umur, jumlah yang terbanyak berada dalam kelompok umur 24-32 tahun. Menurut Notoatmodjo (2007), Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia 25-35, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang pada usia ini akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini.

Umur mempunyai hubungan dengan tingkat keterpaparan, besarnya risiko serta sifat resistensi. Perbedaan pengalaman terhadap masalah kesehatan/penyakit dan pengambilan keputusan dipengaruhi oleh umur individu tersebut Noor (2000). Beberapa studi menemukan bahwa usia ibu berhubungan dengan tingkat pengetahuan dan status imunisasi anak mereka. Hal ini sejalan dengan penelitian Ali,Muhammad (2002) bahwa usia ibu berhubungan dengan pengetahuan dan


(47)

menemukan bahwa faktor utama yang berhubungan dengan imunisasi campak adalah umur ibu, menunjukkan bahwa umur ibu erat hubungannya dengan status imunisasi campak anak umur 9-36 bulan.

Responden pada penelitian ini mayoritas memiliki tingkat pendidikan sekolah menengah atas (SMA) sebanyak 54 orang (56,8%). Berdasarkan penelitian Mahmudah (2007) yang mengatakan bahwa Pendidikan mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu karena semakin tinggi tingkat pendidikan ibu maka semakin banyak pula informasi yang diperoleh. Pengetahuan ibu tentang imunisasi tersebut bisa diperoleh baik melalui pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Sebagai contoh pendidikan formal yaitu dengan mengikuti pendidikan di sekolah kesehatan dan pendidikan non formal yaitu melalui informasi yang diperoleh ibu baik secara langsung maupun tidak lansung seperti iklan dan penyuluhan. Sebagai contoh ibu yang mempunyai tingkat pendidikan SMA maka tingkat pengetahuannya akan lebih baik daripada ibu yang memiliki tingkat pendidikan SMP.

Pernyataan ini juga sejalan dengan penelitian Kasnodiharjo (2006) yang

mengatakan bahwa pendidikan seseorang yangg berbeda-beda akan

mempengaruhi seseorang dalam pengambilan keputusan, pada ibu yang berpendidikan tinggi lebih mudah menerima suatu ide baru dibandingkan ibu yang berpendidikan rendah sehingga informasi lebih mudah dapat diterima dan dilaksanakan. Tingkat pendidikan yang diperoleh seseorang dari bangku sekolah


(48)

formal dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang. Makin tinggi pendidikan seseorang maka makin tinggi pengetahuannya tentang kesehatan.

Mayoritas responden adalah ibu rumah tangga dengan jumlah 40 orang (42,1%). Menurut hasil penelitian Siswanto Sastrohadiwiryo (2003) dengan judul hubungan antara pekerjaan ibu dengan status imunisasi campak menyebutkan bahwa responden yang sebagai ibu rumah tangga tidak bekerja sebagian besar balitanya memiliki status imunisasi campak lengkap. Hal ini disebabkan ibu rumah tangga yang tidak bekerja cenderung mempunyai banyak kesempatan mengantar bayinya untuk imunisasi.

Mahmudah (2007) mengatakan bahwa informasi sangat mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu tentang imunisai campak. Informasi ini dapat diperoleh baik melalui media cetak maupun melalui media elektronik serta informasi dari orang lain maupun kader kesehatan. Sebagai contoh informasi yang diperoleh dari kader kesehatan yang ada di posyandu melalui penyuluhan juga sangat mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi campak. Hal ini akan mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi campak karena semakin banyak informasi yang diperoleh maka semakin banyak pula tingkat pengetahuan ibu tentang imunsiasi campak.

Selain informasi, pengetahuan ibu tentang imunisasi campak juga dipengaruhi oleh pengalaman ibu waktu mengimunisasi campak anaknya. Sebagai contoh ibu yang mempunyai jumlah anak lebih dari satu dan selalu melakukan imunisasi campak tanpa mendapatkan efek samping yang berarti pasca


(49)

berikutnya Mahmudah (2007). Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman ibu dapat digunakan sebagi upaya memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapinya pada massa lalu. Menurut Notoatmodjo (2003) pengalaman adalah guru yang baik yang merupakan sumber pengetahuan atau suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan.

Rata-rata penghasilan responden dalam penelitian ini yaitu >Rp.1.000.000, menurut Azwar (1999) penghasilan atau status ekonomi seseorang akan mempengaruhi dalam hal pencegahan penyakit atau mendapatkan pelayanan kesehatan. Hal ini juga sejalan dengan penelitian Noor (2000) yang menyebutkan sangat erat hubungannya penghasilan atau status ekonomi dengan pengetahuan ibu dan status imunisasi pada anaknya.

Pengetahuan ibu tentang imunisasi campak sangat memegang peranan penting sehingga tercapainya kebijakan program imunisasi yang dilakukan pemerintah. Selain itu pemanfaatan pelayanan kesehatan seperti imunisasi pada bayi ini juga dipengaruhi oleh faktor-faktor individu secara tidak langsung, terutama faktor pengetahuan ibu tentang imunisasi campak. Komponen pendukung antara lain kemampuan individu menggunakan pelayanan kesehatan yang diperkirakan dipengaruhi juga dengan faktor pendidikan dan sumber pendapatan atau penghasilan keluarga


(50)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dapat diambil kesimpulan dan saran mengenai tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi campak pada bayi di Puskesmas Padang Bulan Medan sebagai berikut.

1. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dari 95 responden yang diteliti, mayoritas responden berusia antara 24-32 tahun yaitu sebanyak 61 orang (64,2%), suku batak dengan jumlah 54 responden (56,8%), dengan tingkat pendidikan SMA sebanyak 54 responden (56,8%). Pekerjaan teerbanyak adalah sebagai ibu rumah tangga sebanyak 40 responden (42,1%), dengan rata-rata penghasilan >Rp.1000.000 sebanyak 53 responden (55,8%), dan jumlah anak yang paling banyak dijumpai adalah dua orang sebanyak 32 responden (33,7%). Sedangkan untuk karakteristik bayi mayoritas berusia sembilan bulan yaitu sebanyak 66 orang (69,5%), dengan mayoritas berjenis kelamin perempuan dengan jumlah 52 orang (54,7%).

Tingkat pengetahuan responden berada dalam kategori baik sebanyak 54 responden (56,8%%), pengetahuan dalam kategori cukup sebanyak 35 responden (36,8%) dan responden yang memiliki pengetahuan dalam kategori kurang sebanyak 6 responden (6,3%). Sehingga dapat disimpulkan pengetahuan ibu tentang imunisasi campak di Puskesmas Padang Bulan sangat baik.


(51)

2.SARAN

1.1. Bagi Praktik Keperawatan dan Puskesmas padang Bulan

Cakupan imunisasi campak dan tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi campak pada bayi di Puskesmas Padang Bulan sangat baik. Hal ini perlu dipertahankan dan ditingkatkan, bukan hanya pada imunisasi campak tapi juga terhadap imunisasi yang lain.

1.2 Bagi Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi tambahan dan masukan bagi pendidikan keperawatan khususnya keperawatan anak tentang imunisasi campak pada bayi sehingga imunisasi campak pada bayi sangat penting untuk diketahui mahasiswa khususnya keperawatan.

1.3 Bagi Penelitian Selanjutnya

Pada penelitian selanjutnya disarankan agar diteliti faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingginya pengetahuan ibu mengenai imunisasi campak di Puskesmas Padang Bulan Medan. Selain itu perlu juga diteliti bagaimana tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi yang lain seperti imunisasi polio, DPT, tetanus, dan BCG. Selain itu disarankan untuk menggunakan metode pengumpulan data yang lain seperti wawancara dan observasi untuk memperoleh data yang lebih mendalam.


(52)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. (2002). Prosedur penelitian. Edisi revisi kelima. Jakarta: Rineka cipta Arikunto. (2005). Manajemen penelitian. Revisi ketujuh. Jakarta: Rineka cipta Muninjaya. (2004). Manajemen kesehatan. Edisi kedua. FKKUUD. Bali: EGC Supartini.(2004). Buku ajar konsep dasar keperawatan anak. Jakarta: EGC Wahab & Madarani. (2002).Sistem imun, imunisasi dan penyakit imun. Jakarta:

Wydia medika

Gupte, S. (2004). Panduan keperawatan anak. Jakarta: Pustaka populer obor Hidayat. (2005). Pengantar ilmu keperawatan anak. Jakarta: Salemba medika Djausi, Samsuridjal. (2003). Imunisasi dewasa. Jakarta: FK UI

Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka cipta Ranuh. (2008). Pedoman imunisasi di Indonesia. Revisi ketiga. Jakarta: Ikatan

dokter anak Indonesia

Aswar, S. (2003). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka pelajar Sudjana. (1992). Metode statistik. Edisi kelima. Bandung: Tarsito

Polit & Hungler. (1995). Nursing reseach principle and methode. Philadelphia: Lippincott

Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: PT aschmaha satya

Depdikbud. (1999). Kamus besar bahasa Indonesia. Jakarta: Balai pustaka Alimul, Aziz. (2006). Pengantar ilmu keperawatan anak. Jakarta: Salemba

medika

Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka cipta


(53)

Depkes. (2006). Kampanye imunisasi campak. Diambil tanggal 04

November 2009 dari Elizabeth. (2007). Kampanye imunisasi campak gratis di pulau jawa. Diambil

Tanggal 04 November 2009 dari imunisasi+campak+gratis+di+pulau+jawa&dn=20070525232513

Kompas. (2009). Penyakit campak mengancam. Diambil tanggal 04 November

2009 Dari

Lenny. (2009). Cakupan imunisasi campak baru 60 persen. Diambil tanggal 03 November 2009 dari 5138

Depkes. (2009). Menkes canangkan imunisasi campak dan polio. Diambil Tanggal 03 November 2009 dari

http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid= 3586&Itemid=2

Yuni. (2009). Cakupan imunisasi campak di sumut belum terpenuhi. Diambil Tanggal 03 November 2009 dari article&id=19652:sumut-masuk-daftar-who-cakupan-imunisasi-campak- di-sumut-belum-terpenuhi&catid=25:metro&Itemid=53

Ali, Muhammad. (2002). Pengetahuan, sikap dan perilaku ibu bekerja dan tidak

bekerja tentang imunisasi.Diambil tanggal 18 Mei dari .

Mirzal. (2008). Imunisasi dan faktor yang mempengaruhinya. Diambil tanggal 18 Mei 2010 dari Noor, N, N. (2002). Hubungan usia dengan status imunisasi pada anak. Diambil

tanggal 21 Mei 2010 dari


(54)

Mashudatul, Ani. (2007). Hubungan antara karakteristik dan sikap ibu batita

dengan praktek imunisasi campak. Diambil tanggal 21 Mei 2010 dari

dir/doc.pdf

dian, Ayubi. (2009). Pengetahuan ibu tentang status imunisasi pada anak.

Diambil tanggal 3 Juni 2010 dari

Kasnodiharjo. (2006). Pengetahuan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Diambil tanggal 3 Juni 2010 dari

faktor-yang-mempengaruhi/


(55)

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Judul Penelitian : Tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi campak pada bayi di Puskesmas Padang Bulan Medan

Nama : Roslaini Nim : 061101093

Saya adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang melakukan penelitian dengan tujuan untuk untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi campak pada bayi di Puskesmas Padang Bulan Medan.

Saya mengharapkan kesediaan ibu-ibu untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, dimana tidak akan memberi dampak yang membahayakan. Partisipasi ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga ibu-ibu bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa ada sanksi apapun. Semua informasi yang ibu berikan akan dirahasiakan dan hanya dapat dipergunakan dalam penelitian ini.

Jika ibu bersedia menjadi responden penelitian ini, maka silahkan ibu menandatangani formulir ini.

No.Responden :

Tandatangan Responden :

Tanggal :


(56)

INSTRUMEN PENELITIAN

Tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi campak pada bayi di Puskesmas Padang Bulan Medan

Petunjuk Pengisian :

1. Isilah titik-titik di bawah ini dan beri tanda cheklist ( √ ) pada salah satu

kolom sesuai dengan jawaban yang menurut ibu benar.

2. Bila ada yang kurang mengerti dapat ditanyakan kepada peneliti.

A. Data Demografi a. Data Ibu

1. Nomor kode (diisi oleh peneliti)

2. Umur………..tahun

3. Suku / bangsa

 a. Batak

 b. Melayu  c. Jawa  d. Nias

 e. lain-lain

4. Pendidikan terakhir:

 a. SD

 b. SMP  c. SMA


(57)

5. Pekerjaan  a. Buruh  b. Wiraswasta  c. Pegawai negeri

 d. Ibu rumah tangga

6. Penghasilan per bulan

 a. < Rp. 700.000,-

 b. Rp. 700.000- Rp. 800.000,-

 c. Rp. 800.000- Rp. 900.000,-

 d. Rp. 900.000- Rp. 1.000.000,-

 e. > 1.000.000,-

7. Jumlah Anak

 a. Satu  b. Dua  c. Tiga

 d. Lebih dari tiga

b. Data Bayi

1. Umur………bulan

2. Jenis Kelamin:

 a. Laki-laki


(58)

KUESIONER PENELITIAN

Kuesioner pertanyaan mengenai pengetahuan ibu tentang imunisasi campak pada bayi di Puskesmas Padang Bulan Medan

Berilah tanda cheklist (√) pada jawaban di bawah ini

No Pertanyaan

Jawaban Ya Tidak

1 Campak adalah suatu penyakit menular yang disebabkan

oleh virus campak.

2 Penyakit campak ditandai dengan adanya bercak putih

kelabu yang dikelilingi daerah kemerahan (koplik).

3 Penyakit campak sangat menular pada anak-anak.

4 Imunissasi campak diberikan untuk memberikan kekebalan

aktif terhadap penyakit campak.

5 Setelah mendapatkan imunisasi campak anak akan kebal

terhadap penyakit campak seumur hidup.

6 Setelah mendapatkan imunisasi campak anak belum tentu

kebal terhadap penyakit campak seumur hidup.

7 Imunisasi campak wajib diberikan kepada anak.

8 Anak yang sehat tidak perlu diberikan imunisasi campak.

9 Imunisasi campak sebaiknya diberikan pada saat anak


(59)

No

Pertanyaan Jawaban

Ya Tidak

10 Imunisasi campak hanya diberikan pada anak di bawah lima tahun.

11 Imunisasi campak cukup diberikan sekali pada anak di bawah satu tahun.

12 Imunisasi campak cukup diberikan sekali seumur hidup.

13 Imunisasi campak diberikan lagi pada saat anak masuk SD.

14 Setelah pemberian imunisasi campak dapat timbul ruam pada anak.

15 Ruam pada anak setelah imunisasi campak hanya berlangsung 1-2 hari.

16 Demam setelah pemberian imunisasi campak biasanya berlangsung selama 24-48 jam.

17 Setelah pemberian imunisasi campak anak dapat mengalami demam tinggi.

18 Virus campak bisa ditularkan melalui udara

19 Anak dengan penyakit kanker tidak boleh diberikan imunisasi campak.

20 Komplikasi campak di kemudian hari adalah kurang gizi sebagai akibat diare berulang dan berkepanjangan pasca campak.


(60)

Reliabilitas K-R.21

Rumus K-R.21

R11 =

Keterangan:

R11 = reliabilitas instrument

k = banyaknya butir soal atau butir pertanyaan (20)

m = skor rata-rata ( = = 16)

Vt = varians total = 16

R11 =

=

=

=

=

=

= 0,842

Harga R11 dengan rumus K-R.21 adalah 0,842 bila dibandingkan dengan R

product-moment adalah 0,532 sehingga dapat disimpulkan bahwa instrument tersebut reliabel dengan interval kepercayaannya adalah 99%


(61)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Roslaini

Tempat Tanggal Lahir : Tamiang, 13 Februari 1987

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat Rumah : - Jl. DR. Sofyan No. 2D. Kampus USU, Medan

- Tamiang-Kotanopan, Madina, Sumut

Riwayat Pendidikan

1. Tahun 1994-2000 : SD Negeri 1 Tamiang

2. Tahun 2000-2003 : SLTP Negeri 5 Tamiang

3. Tahun 2003-2006 : SMA N 1 Kotanopan


(1)

INSTRUMEN PENELITIAN

Tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi campak pada bayi di Puskesmas Padang Bulan Medan

Petunjuk Pengisian :

1. Isilah titik-titik di bawah ini dan beri tanda cheklist ( √ ) pada salah satu kolom sesuai dengan jawaban yang menurut ibu benar.

2. Bila ada yang kurang mengerti dapat ditanyakan kepada peneliti. A. Data Demografi

a. Data Ibu

1. Nomor kode (diisi oleh peneliti) 2. Umur………..tahun 3. Suku / bangsa

 a. Batak

 b. Melayu  c. Jawa  d. Nias  e. lain-lain 4. Pendidikan terakhir:  a. SD

 b. SMP  c. SMA


(2)

5. Pekerjaan

 a. Buruh  b. Wiraswasta  c. Pegawai negeri  d. Ibu rumah tangga 6. Penghasilan per bulan

 a. < Rp. 700.000,-

 b. Rp. 700.000- Rp. 800.000,-

 c. Rp. 800.000- Rp. 900.000,-

 d. Rp. 900.000- Rp. 1.000.000,-

 e. > 1.000.000,- 7. Jumlah Anak

 a. Satu  b. Dua  c. Tiga

 d. Lebih dari tiga b. Data Bayi

1. Umur………bulan 2. Jenis Kelamin:

 a. Laki-laki


(3)

KUESIONER PENELITIAN

Kuesioner pertanyaan mengenai pengetahuan ibu tentang imunisasi campak pada bayi di Puskesmas Padang Bulan Medan

Berilah tanda cheklist (√) pada jawaban di bawah ini

No Pertanyaan

Jawaban Ya Tidak 1 Campak adalah suatu penyakit menular yang disebabkan

oleh virus campak.

2 Penyakit campak ditandai dengan adanya bercak putih kelabu yang dikelilingi daerah kemerahan (koplik).

3 Penyakit campak sangat menular pada anak-anak.

4 Imunissasi campak diberikan untuk memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak.

5 Setelah mendapatkan imunisasi campak anak akan kebal terhadap penyakit campak seumur hidup.

6 Setelah mendapatkan imunisasi campak anak belum tentu kebal terhadap penyakit campak seumur hidup.

7 Imunisasi campak wajib diberikan kepada anak.

8 Anak yang sehat tidak perlu diberikan imunisasi campak. 9 Imunisasi campak sebaiknya diberikan pada saat anak


(4)

No

Pertanyaan Jawaban

Ya Tidak

10 Imunisasi campak hanya diberikan pada anak di bawah lima tahun.

11 Imunisasi campak cukup diberikan sekali pada anak di bawah satu tahun.

12 Imunisasi campak cukup diberikan sekali seumur hidup.

13 Imunisasi campak diberikan lagi pada saat anak masuk SD.

14 Setelah pemberian imunisasi campak dapat timbul ruam pada anak.

15 Ruam pada anak setelah imunisasi campak hanya berlangsung 1-2 hari.

16 Demam setelah pemberian imunisasi campak biasanya berlangsung selama 24-48 jam.

17 Setelah pemberian imunisasi campak anak dapat mengalami demam tinggi.

18 Virus campak bisa ditularkan melalui udara

19 Anak dengan penyakit kanker tidak boleh diberikan imunisasi campak.

20 Komplikasi campak di kemudian hari adalah kurang gizi sebagai akibat diare berulang dan berkepanjangan pasca campak.


(5)

Reliabilitas K-R.21 Rumus K-R.21 R11 =

Keterangan:

R11 = reliabilitas instrument

k = banyaknya butir soal atau butir pertanyaan (20) m = skor rata-rata ( = = 16)

Vt = varians total = 16 R11 =

=

=

=

=

=

= 0,842

Harga R11 dengan rumus K-R.21 adalah 0,842 bila dibandingkan dengan R product-moment adalah 0,532 sehingga dapat disimpulkan bahwa instrument tersebut reliabel dengan interval kepercayaannya adalah 99%


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Roslaini

Tempat Tanggal Lahir : Tamiang, 13 Februari 1987 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat Rumah : - Jl. DR. Sofyan No. 2D. Kampus USU, Medan - Tamiang-Kotanopan, Madina, Sumut

Riwayat Pendidikan

1. Tahun 1994-2000 : SD Negeri 1 Tamiang 2. Tahun 2000-2003 : SLTP Negeri 5 Tamiang 3. Tahun 2003-2006 : SMA N 1 Kotanopan


Dokumen yang terkait

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Status Imunisasi Anak di Sekolah Dasar Negeri 064979 Medan

1 88 94

Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif Di Puskesmas Padang Bulan Medan

1 28 44

Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Campak di Puskesmas Teladan Medan Tahun 2010

1 57 63

Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Hepatitis B Dan Imunisasi Hepatitis B Serta Jadwal Pemberian Vaksinasinya Pada Bayi Di Puskesmas Padang Bulan, Medan

1 1 15

Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Hepatitis B Dan Imunisasi Hepatitis B Serta Jadwal Pemberian Vaksinasinya Pada Bayi Di Puskesmas Padang Bulan, Medan

0 0 2

Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Hepatitis B Dan Imunisasi Hepatitis B Serta Jadwal Pemberian Vaksinasinya Pada Bayi Di Puskesmas Padang Bulan, Medan

0 0 4

Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Hepatitis B Dan Imunisasi Hepatitis B Serta Jadwal Pemberian Vaksinasinya Pada Bayi Di Puskesmas Padang Bulan, Medan

0 2 12

Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Hepatitis B Dan Imunisasi Hepatitis B Serta Jadwal Pemberian Vaksinasinya Pada Bayi Di Puskesmas Padang Bulan, Medan

0 0 2

Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Hepatitis B Dan Imunisasi Hepatitis B Serta Jadwal Pemberian Vaksinasinya Pada Bayi Di Puskesmas Padang Bulan, Medan

0 0 25

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI CAMPAK DENGAN KEPATUHAN JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK PADA BALITA DI PUSKESMAS DANUREJAN I YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Campak dengan Kepatuhan Jadw

0 1 14