BAB II SEJARAH ISLAM - Chapter II (612.7Kb)

BAB II SEJARAH ISLAM Sejarah telah mencatat bahwa semua agama baik agama samawi atau

  agama wad’i disiarkan dan dikembangkan oleh para pembawanya yang disebut utusan Tuhan dan oleh para pengikutnya. Mereka yakin bahwa kebenaran dari Tuhan itu harus disampaikan kepada umat manusia untuk menjadi pedoman hidup. Para penyebar agama banyak yang menempuh perjalanan jarak jauh dari tempat kelahirannya sendiri demi untuk menyampaika ajarannya. Misalnya Nabi Ibrahim berhijrah dari Babylonia menuju Palestina, Mesir dan Makkah. Nabi Musa pergi dan kembali lagi dari Mesir ke Palestina, Nabi Isa hijrah dari Bait Lahm ke Yerusalem, dan Nabi Muhammad hijrah dari Makkah ke Madinah. Para pemeluk agama menyebarkannya lagi ke tempat-tempat yang lebih jauh secara langsung atau secara beranting (estafet), sehingga agama-agama sekarang telah tersebar ke seluruh pelosok dunia.

  Diantara agama-agama besar di dunia adalah Yahudi, Nasrani, Islam, Hindu dan Budha, tetapi yang paling luas dan paling banyak pengikutnya ialah Nasrani dan Islam. Hal tersebut tentu berhubungan dengan usaha penyiarannya oleh para pemeluknya.

  Usaha penyiaran agama pasti menghadapi rintangan, hambatan, gangguan bahkan ancaman yang berat. Itulah sebabnya maka kadang-kadang penyiaran suatu agama berjalan dengan lancar, kadang-kadang tersendat-sendat dan kadang- kadang mengalami kemacetan walaupun tidak total.

  Pengembangan dan penyiaran agama Islam termasuk yang paling dinamis

  

  dan cepat dibandingkan dengan agama-agama lainnya. Hal itu diukur dengan dengan kurun waktu yang sebanding dan dengan situasi dan kondisi, alat komunikasi dan transportasi yang sepadan. Catatan sejarah telah membuktikan bahwa Islam dalam waktu 23 tahun dari kelahirannya sudah menjadi tuan di negrinya sendiri, yaitu jazirah Arabia. Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab, Islam masuk secara potensial di Syam Palestina, Mesir dan Iraq. Pada zaman Usman bin Affan, Islam telah masuk di negri-negri bagian Timur sampai ke Tiongkok dibawa oleh para pedagang zaman dinasti Tang. Kesimpulannya ialah, Islam telah tersebar jauh sampai ke Tiongkok, ke Afrika bagian Utara, ke Asia Kecil dan ke Asia bagian Utara (Lembah Sungai Everat dan Tigris). Sedangkan agama-agama lain memerlukan beberapa abad untuk dapat menyeber ke luar negrinya dalam jarak yang jauh dan daerah yang luas atau untuk menjadi tuan di negrinya sendiri.

  Pengertian Islam

2.1 Pengertian Islam

  Kata “Islam” berasal dari kata aslama artinya berserah diri. Ia tidak hanya berarti kedamaian, keselamatan, berserah diri kepada Allah, tetapi juga berarti berbuat kebajikan. Orang-orang yang mengakui agama Islam disebut Muslim (Mahmudunnasir, 2005:3).

11 L. Storddard, Dunia Baru Islam, (The New World of Islam). Dalam Zuhairini, dkk. Sejarah Pendidikan Islam.

  Jakarta: PT. Bumi Aksara., hal: 127

  Sedangkan defenisi Islam, secara etimologi asal kata dari Aslama, kata dasarnya adalah salima, yang berarti sejahtera. Dari kata ini terjadi kata masdar selamat. Ada juga yang menganggap Islam itu salam yang berarti sejahtera, selamat, damai dan seimbang.

  Secara istilah, Islam adalah patuh dan berserah diri pada Allah. Dengan patuh dan berserah diri pada Allah akan terwujud kehidupan damai dunia

   akhirat.

  2.1.1 Sistem Kepercayaan Ajaran yang utama di dalam Islam adalah beriman kepada Allah

  Yang Mahakuasa, yang dengan kuat ditegakan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai penerima wahyu yaitu berupa Al-Qur’an. Dan karenanya hal itu menjadi dasar bagi semua ajaran Islam.

  Beriman kepada Allah merupakan ajaran yang paling pokok dan paling mendasar. Hal ini dinyatakan di dalam kalimat yang pertama yaitu ”Tidak ada Tuhan kecuali Allah”. Itulah jalan yang ditempuh semua ajaran Islam. Umat Islam pada pokoknya diwajibkan melaksanakan shalat lima kali setiap hari, dan dalam shalat mereka selalu berkata kepada Tuhan mereka: “Kepada Engkaulah kami

  

menyembah, dan kepada Engkaulah kami minta pertolongan”.

12 Sidi Gazalba, Masyarakat Islam, (Jakarta : Bulan Bintang, 1976) Hlm. 24

  Arti kalimat la ilaha illallah akan sangat membantu di dalam memahami pengaruh yang baik dari idiologi tauhid, yaitu keesaan Allah. Maulana Maududi menerangkan kalimat itu sebagai berikut:

  Dalam bahasa Arab kata illah berarti “sesuatu yang disembah”, yaitu suatu zat yang karena keagungan dan kekuatannya dianggap tepat untuk disembah, dipuja dengan merendahkan dan menundukan diri. Sesuatu atau zat yang memiliki kekuatan terlalu besar untuk dapat dipahami oleh manusia juga disebut illah. Pengertian Illah mencakup juga pemilikan kekuasaan yang tidak terbatas. Kata illah juga mengandung pengertian kegaiban dan misteri, yaitu kata illah adalah zat yang tak terlihat dan tidak teramati. Kata khuda dalam bahasa Persa, deva dalam bahasa Hindi, dan God dalam bahasa Inggris, kurang lebih mengandung makna yang sama. Bahasa-bahasa lainya di dunia juga mengandung makna dan arti yang sama (baca dalam Mahmudunnasir yang diterjemahkan oleh Adang affandi yang berjudul “Islam Konsepsi dan Sejarahnya”, 2005:55-56).

  Di pihak lain, kata Allah adalah nama diri yang pokok bagi Tuhan.

  

La Illaha Illallah secara harfiah berarti “tidak ada illah selain Zat Yang

  Tunggal dan Agung yang dikenal dengan nama Allah”. Hal itu berarti bahwa di seluruh alam semesta tidak ada zat yang patut disembah selain Allah, bahwa hanya kepada Dialah kepala-kepala harus ditundukan dalam pengabdian, bahwa hanya Dialah zat yang memiliki segala kekuasaan, bahwa semua makhluk memerlukan karuniaNya, dan bahwa semua makhluk diwajibkan meminta pertolonganNya. Dia tersembunyi dari indera kita, dan kecerdasan kita tidak mampu mengamati apa Dia itu.

  Ajaran yang terpenting dalam Islam adalah ajaran tauhid. Ajaran ini yang menjadi dasar dari segala dasar yaitu pengakuan tentang adanya Tuhan yang Maha Esa. Ajaran yang di bawa Nabi Muhammad wajib di percaya oleh umat Islam. Hubungan manusia dengan manusia, hubungan manusia dengan pencipta, akhir hidup manusia di surga ataupun neraka, semuanya merupakan ajaran dari Islam. Di dalam Islam juga tersimpul nilai ibadat seperti halnya shalat, puasa, zakat, dan haji serta mengenal moral dan akhlak, yang kesemua itu merupakan aspek penting dalam Islam.

  Mengenai Tauhid, Maulana Maududi telah mengemukakan pendapatnya di dalam bukunya, Towars Understanding Islam, bahwa tauhid adalah konsepsi tertinggi dari ketuhanan, yang untuk mengetahuinya Allah telah mengutus kepada umat manusia nabi- nabinya disegala zaman. Pengetahuan inilah yang pada zaman permulaan dibawa oleh Adam ke bumi, juga disampaikan kepada Nuh, Ibrahim, Musa, dan Isa. Pengetahuan ini pulalah yang menyebabkan Muhammad diutus kepada umat manusia (ibid).

  Islam meyakini bahwa Nabi Muhammad merupakan utusan Allah yang terakhir, dan tidak ada nabi-nabi lain sesudahnya. Sebagai bukti akan kepenutupan nabi itu terdapat dalam wahyu terakhir yang diterimanya yang berbunyi;

  “hari ini telah Aku sempurnakan agamamu bagimu, dan telah Aku sempurnakan nikmat-Ku atas kamu, dan telah Aku pilih bagi kamu suatu undang-undang kehidupan – al-Islam.” “Muhammad bukanlah bapak seseorang diatara kamu, tetapi dia adalah rasul Allah dan penutup nabi-nabi.

  Ringkasnya Islam memiliki Idiologi-idiologi sebagai berikut: Islam menekankan kepada kesaan Allah dalam zat-Nya dan sifat-sifat-

  • Nya. Di dalam Islam sekalipun Nabi Muhammad yang dianggap sebagai manusia paling mulia sepanjang masa, dia tidak lain dari pada manusia biasa pula dan menjadi hamba Tuhan.
  • ajaran-ajaran Nabi Muhammad.

  Ajaran-ajaran nabi terdahulu telah mencapai kesempurnaannya dalam

  • terpelihara (keasliannya) untuk petunjuk bagi manusia hingga akhir dunia.

  Ajaran Nabi Muhammad itu telah diyakini merupakan ajaran yang

  • seluruh umat manusia hingga akhir zaman.

  Islam meyakini bahwa Nabi dikirim untuk menjadi pembimbing

  • 2.1.2 Al-Qur’an Sebagai Kitab Suci Secara harfiah Qur'an berarti bacaan. Namun walau terdengar merujuk ke sebuah buku/kitab, ummat Islam merujuk Al-Qur'an sendiri lebih pada kata-

  Nabi Muhammad diutus sebagai Nabi terakhir. kata atau kalimat di dalamnya, bukan pada bentuk fisiknya sebagai hasil cetakan.

  Umat Islam percaya bahwa Al-Qur'an disampaikan kepada Walau Al-Qur'an lebih banyak ditransfer melalui hafalan, namun sebagai tambahan banyak pengikut Islam pada masa itu yang menuliskannya pada tulang, batu-batu dan dedaunan.

  Umat Islam percaya bahwa Al-Qur'an yang ada saat ini persis sama dengan yang disampaikan kepada Muhammad, kemudian disampaikan lagi kepada pengikutnya, yang kemudian menghapalkan dan menulis isi Al Qur'an tersebut. Secara umum para ulama menyepakati bahwa versi Al-Qur'an yang ada saat ini pertama kali dikompilasi pada masa (khalifah Islam ke-3) yang berkisar antara 650 hingga 656 Mkemudian mengirimkan duplikat dari versi kompilasi ini ke seluruh penjuru kekuasaan Islam pada masa itu dan memerintahkan agar semua versi selain itu

   dimusnahkan untuk keseragaman.

  Al-Qur'an memiliki 114 surah , dan sejumlah 6.236 ayat (terdapat

  

  perbedaan tergantung cara menghitung). Hampir semua Muslim 13 menghafal setidaknya beberapa bagian dari keseluruhan Al-Qur'an,

  

Al-Qaththan, Syaikh Manna’ Khalil. Mahabits Fi ‘Ulum Al-Qur’an (Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an), Pustaka

14 Al-Kautsar, 2006, Jakarta. (dalam situs: Wikipedia.org) Nasr, Seyyed Hossein (2007). “Qur’an” Encyclopedia Britannica Online.

  (http://www.britannica.com/eb/article-) mereka yang menghafal keseluruhan Al-Qur'an dikenal sebagai (jamak:huffaz). Pencapaian ini bukanlah sesuatu yang jarang, dipercayai bahwa saat ini terdapat jutaan penghapal Al-Qur'an diseluruh dunia. Diada lomba Musabaqah Tilawatil Qur'an yaitu lomba membaca Al-Qur'an dengan tartil atau baik dan benar. Yang membacakan disebut Qari (pria) atau Qariah (wanita).

  Muslim juga percaya bahwa Al-Qur'an hanya Hasil terjemahan dari Al-Qur'an ke berbagai bahasa tidak merupakan Al-Qur'an itu sendiri. Oleh karena itu terjemahan hanya memiliki kedudukan sebagai komentar terhadap Al-Qur'an ataupun bentuk usaha untuk mencari makna Al-Qur'an, tetapi bukan Al-Qur'an itu sendiri.

  Adapun sebagaimana dinyatakan dalam umat Islam juga diwajibkan untuk beriman dan meyakini kebenaran kitab suci dan firman-Nya yang diturunkan sebelum al-Qur'a dan suhuf para nabi-nabi yang lain) melalui nabi dan rasul terdahulu

  

  sebelum Muhammad. Umat Islam juga percaya bahwa selain al- Qur'an, seluruh firman Allah terdahulu telah mengalami perubahan oleh manusia. Mengacu pada kalimat di atas, maka umat Islam meyakini bahwa al-Qur'an adalah satu-satunya kitab Allah yang benar-benar asli dan sebagai penyempurna kitab-kitab sebelumnya.

  Umat Islam meyakini bahwa agama yang dianut oleh seluruh nabi 15 dan rasul utusan Allah sejak masa Adam adalah satu agama yang sama

  Lihat Qur’an 2:4 dengan tauhid (satu Tuhan yang sama), dengan demikian tentu saja Ibrahim juga menganut ketauhidan secara hanif (murni) yang

  

  menjadikannya seorandalam rumpun agama yang mempercayai Nabi Ibrahim as. Di dalam al-Qur'an, penganut Yahudi dan Kristen sering direferensikan sebagaiatau orang-orang yang diberi kitab.

  2.1.3 Praktek-praktek Islam Islam telah memasukan kewajiban-kewajiban praktis tertentu ke dalam ajaran-ajarannya. Diantaranya yaitu:

  1. Shalat Nilai shalat dianggap sebagai alat peningkatan moral dan penyucian batin, seperti yang telah dinyatakan dalam Al-Qur’an.

  “Bacalah apa yang telah diturunkan kepadamu dari al-kitab, dan dirikanlah shalat, karena itu mencegah perbuatan-perbuatan keji dan munkar, dan mengingati Allah benar-benar merupakan

  Waktu-waktu shalat telah ditetapkan, dan terdapat lima shalat yang dianggap wajib. Yaitu Shubuh, Dzuhur, Ashar, Magrib, dan Isya.

  2. Puasa

16 Lihat: Qur’an 2:130, dan lihat pula: Surah Yunus 10:72”… dan aku disuruh supaya aku termasuk golongan

  orang-orang yang berserah diri (Muslim).”

  Puasa di dalam Islam mempunyai tujuan yang sah untuk menahan nafsu-nafsu dengan pantangan untuk waktu yang terbatas dan tertentu dari segala yang memuaskan indera-indera, dan mengarahkan luapan nafsu hewani ke dalam saluran sehat.

  Puasa ditetapkan bagi mereka yang mampu dan kuat. Bagi orang-orang yang lemah, sakit, yang sedang berpergian, siswa atau mahasiswa yang sibuk menuntut ilmu, tentara yang sedang berjuang, dan kaum wanita yang sedang haid, puasa tidak diizinkan. Namun dalam puasa bulan ramadhan, apabila terdapat puasa-puasa yang tidak terlaksana akibat masalah tersebut diatas wajib digantikan di hari yang lain sebanyak yang ditinggalkannya, dan bagi mereka yang merasa sukar melaksanakannya, dapat membayar fidyah.

  3. Zakat Menurut hukum Islam, setiap orang harus mengeluarkan sebagian dari hartanya untuk membantu tetangga-tetangganya yang miskin. Bagian ini biasanya 2 ½ persen dari nilai seluruh barang. Akan tetapi, zakat itu harus dikeluarkan hanya apabila kekayaan tersebut mencapai nilai tertentu dan telah dan telah dimiliki seseorang selama satu tahun.

  4. Ibadah Haji Kata haji secara harfiah berarti “keinginan seseorang untuk mengunjungi suatu tempat suci”. Oleh Karen itu, kunjungan dari berbagai penjuru dunia ke Ka’bah di Mekkah dikenal dengan sebutan haji. Haji wajib dilakukan bagi orang-orang yang sanggup melakukan perjalanan kesana.

  Kebudayaan Islam menganggap bahwa seni, sebagai nilai tempat bergantungnya seluruh validitas Islam. Karena nilai seni keindahan Al-Qur’an, merupakan Hujjah untuk kebenaran dari

17 Illahi. Dalam konteks pemikiran dan kebudayaan, seni Islam

  

  telah diakui sebagai bagian dari aktifitas religius. Contoh saja, bacaan Shalawat Nabi, yang dilantunkan dengan berbagai macam lagu, dimana hal tersebut sudah menjadi kebudayaan religius dalam masyarakat. Oleh karena itu seni dianggap sebagai salah satu pokok dari kebudayaan, yang merupakan salah satu aspek dari agama Islam.

2.2 Sejarah Peradaban Islam di Timur Tengah

  Sebelum membahas sejarah Islam terlebih dahulu perlu disinggung kondisi sosial bangsa Arab sebelum kedatangan Islam. Hal ini untuk mengetahui latar belakang sosial bangsa Arab ketika Islam datang, sehingga dengan mudah memperbandingkan antara kondisi Arab sebelum dan sesuadah kedatangan Islam.

  17 18 Ismail Buah Faruqi, Islam Dan Kebudayaan, (Bandung : Mizan, 1984), hlm. 69 Hamdy Salad, Agama Seni, (Yogyakarta : Adipura, 2000), Hlm. 72

  2.2.1 Zaman Sebelum Kedatangan Islam Sebelum Islam datang wilayah sekitar semenanjung Arabia di latar belakangi oleh dua imperium, Romawi Timur di sebelah Barat dan

  

imperium Persia di sebelah timur. Wilayah utama Romawi Timur

  sangat luas meliputi Syiria, Palestina, Mesir, Turki, Asia kecil, dan sebagian kecil Eropa.

  Romawi Timur mengalami puncak kejayaannya setelah masa Konstantin Agung (280-337 M), ketika dipengang oleh Yustinus (483- 565 M), Di masa ini wilayah terus diperluas; pertanian, perdagangan dan perusahaan maju pesat. Namun karena keinginannya untuk

  

ekspansi , menjadikan imperium ini harus berhadapan dengan imperium

  Persia, dimana peperangan terus terjadi. Pemerintahan yang kacau, perbudakan tumbuh subur, dan peperangan dengan Persia tidak dapat ia hindari, bahkan ketika Islam datang dan kuat, maka wilayahnya banyak yang masuk ke dalam pemerintahan Islam hingga akhirnya runtuh.

  Kristen merupakan salah satu agama besar yang dianut oleh masyarakat imperium Romawi. Meskipun mendapat perlawanan dari berbagai kaisar Romawi, namun masyarakat Kristen mulai menampakan pengaruhnya terhadap Negara yang pada akhirnya agama ini berkembang. Namun, ketika Islam yang baru lahir dan sempat mulain berkembang di romawi, maka Kaisar Konstantin memberikan pengakuan yang sah terhadap agama yang mulai banyak diminati oleh masyarakat dan kemudian dijadikan sebagai agama resmi Negara.

  Sementara itu imperium Persia di bagian timur mulai dikenal pada 226 M dengan kaisar Ardesir sebagai pendirinya. Ia mencoba membangun militer yang kuat, dan melakukan ekspansi wilayah. Shapur Agung memimpin (309-379) Persia paling lama dan berhasil secara gemilang, namun ia terlibat peperangan dengan romawi. Kaisar Parwiz (590) merupakan penguasa terakhir yang sejaman dengan Heraclius di Imperium Bizantine. Kekuasaannya sangat absolute, ia mencintai kekuasaan, kemewahan, kekayaan dan istrinya yang beragama Kristen. Ia pernah merobek surat Nabi Muhammad yang dikirim melalui utusannya dan mengusirnya. Pada masa Yazdigard III (634-652) kekuasaan Persia baru dapat ditaklukan oleh pasukan Muslim Arab.

  Agama bangsa Persia adalah Zoroaster. Agama ini sangat berpengaruh kepada peradaban dunia dari pada agama-agama kuno lainnya. Ia bukan hanya agama bangsa Persia saja, tetapi juga berpengaruh sebagian ajarannya kepada para pemeluk agama Yahudi dan Nasrani. Namun tidak berpengaruh terhadap kaum Muslim, kecuali sebagian terkecil dari para mu’allaf.

  Hubungan antara Imperium Romawi (Bezantine) dengan imperium Persia (sasania) adalah hubungan relativitas, peperangan demi peperangan terus terjadi di kedua belah pihak. Hingga pasukan kalum muslimin memasuki wilayah-wilayah di bawah kekuasaan kedua imperium itu dan menggantikan kekuasaan yang ada di sana.

  Kondisi sosial politik internal wilayah Arabia di masa menjelang kedatangan Islam pada dasarnya terpecah-pecah, tidak mengenal kepemimpinan sentral ataupun persatuan. Kepemimpinan politik di sana didasarkan pada suku-suku atau kabilah-kabilah guna mempertahankan diri dari serangan suku-suku yang lain. Ikatan sosial dibuat berdasarkan hubungan darah dan kepentingan mempertahankan diri.

  2.2.1.1 Kondisi Sosial-Ekonomi Kondisi alam Arabia gersang dan tandus karena terdiri dari padang pasir dan batu-batuan. Terletak di bagian barat daya

  Asia. Secara umum iklim di jazirah Arab amat panas, bahkan termasuk yang paling panas dan paling kering di muka bumi.

  Air merupakan kebutuhan primer yang sulit diperoleh secara melimpah seperti sekarang. Karena itu, pertanian tidak berkembang. Salah satu pencaharian yang mungkin pada saat itu adalah beternak dan berdagang.

  Gustave Le Bon menulis dalam bukunya The World of

  Islamic Civilization (1974) bahwa orang-orang Arab pintar

  berdagang. Sebelum orang-orang Eropa membuka jalur perdagangan keluar, orang-orang Arab telah membuka jalur perdagangan dengan India, Cina, Afrika, dan sebagian Eropa seperti sekarang masuk wilayah Rusia, Swedia dan Denmark.

  Bahkan setelah Islam menguasai Timur Tengah, perdaganga dikembangkan sampai Coromandel, Malabar, dan Sumatera, melalui Cina dan India. Menurut beberapa teori, karena memanfaatkan jalur dan media perdagangan ini. Bahkan, masuknya Islam ke Indonesia diakui banyak kalangan sejarahwan melalui para pedagang Gujarat di India, di samping melalui cara-cara yang lain seperti pengajaran oleh para guru

   sufi dari Arab secara langsung.

  2.2.1.2 Kondisi Sosial dan Moral Memang pada dasarnya masyarakat Arab memiliki sejumlah sifat-sifat positif dan kelebihan-kelebihan. Seperti sifat dermawan, pemberani, setia, ramah sederhana, serta cinta kebebesan, ingatannya kuat, dan pandai bersyair.

  Kehidupan masyarakat Arab berpindah-pindah dari satu ke lain tempat yang dianggap dapat memberikan kemudahan untuk hidup. Kondisi alam seperti ini membuat mereka bersikap sebagai pemberani dan bersikap keras dalam mempertahankan prinsip dan kepercayaan.

  Masa sebelum lahir Islam disebut jaman jahiliah. Kata jahiliah berasal dari kata jahl, tetapi yang dimaksud disini bukan

  jahl lawan dari ilm, melainkan lawan dari hilm, yaitu mereka yang pada saat itu dianggap mengalami kemerosotan moral.

19 Lih. Dalam Nurhakim, Muhammad yang berjudul, Sejarah dan Peradaban Islam, (2004:15)

  Struktur masyarakat menempatkan perempuan pada posisi yang rendah, tidak diperbolehkan untuk tampil sebagaimana laki-laki, karenanya mereka tidak mempunyai keterampilan- keterampilan dalam sector public seperti memimpin peperangan dan mencari nafkah. Hal ini membuat tradisi menanam anak perempuan yang baru dilahirkan.

  Struktur masyarakat Arab pra Islam juga mengikuti sistem perbudakan sebagaimana itu telah menjadi tradisi kuat bangsa- bangsa seluruh dunia saat itu termasuk Yunani yang terkenal sistem perbudakannya itu. Sistem perbudakan berlaku dan berkembang di kalangan bangsa Arab. Mereka dipekerjakan dengan sekehendak majikan, dan diperjual belikan serta ditukar dengan barang sebagai layaknya pedagang melakukan transaksi jual beli secara barter.

  Selanjutnya, struktur sosial membedakan kelas papan atas dari kaum bangsawan dengan kelas papan bawah dari rakyat jelata. Diantara dua kelas ini terjadi perbedaan yang sangat tajam sehingga melahirkan jarak dan kerawanan sosial.

  2.2.1.3 Kondisi Sosial-budaya Salah satu kelebihan bangsa Arab adalah terletak pada bahasanya. Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa rumpun yang paling sempurna dan mampu bertahan dari seleksi alam hingga Islam datang, kemudian mengalami perkembangan sangat pesat karenanya. Sehingga, Philip K. Hitti dalam bukunya A History of the Arabs memberika penilaian, bahwa keberhasilan penyebaran Islam di antaranya didukung oleh keluasan bahasa Arab, khususnya bahasa Arab Al-Qur’an (Hitti, 1973).

  2.2.1.4 Sistem Kepercayaan dan Agama Bangsa Arab pra Islam percaya dan mewarisi mitos-mitos dari nenek moyang yang bertumpu pada sistem kepercayaan

  

  watsaniyah (paganisme) . Seperti kepercayaan terhadap dewa,

  hantu, roh jahat, azimat, tuah, dan lain sebagainya, di mana hal

  

  ini sering disinyalir oleh Al-Qur’an sebagai kemusyrikan yang amat dilarang dalam Islam.

  Mayoritas bangsa Arab pra Islam menyembah berhala kecuali para penganut Yahudi dan Nasrani yang jumlahnya kecil. Selain itu mereka menyembah matahari, bintang dan angin. Bahkan terkadang ada yang menyembah batu-batu kecil dan pohon-pohon keramat. Mereka mempunyai berhala-berhala sesembahan, dan yang paling besar lagi terkenal adalah Lata,

  Mana, ‘Uzza dan Hubal. Disekeliling ka’bah terdapat sekitar

20 Paganisme adalah sebuah kepercayaan/praktik spiritual penyembahan terhadap berhala yang

  pengikutnya disebut Pagan. Pagan pada zaman kuno percaya bahwa terdapat lebih dari sat 21 dan lain-lain.

  

Musyrik menurutang memiliki arti Mengesakan Allah.

  360 berhala yang setiap tahun mereka kunjungi untuk disembah bersamaan dengan diselenggarakan pecan raya Ukadz.

  Namun demikian, di sisi lain terdapat sejumlah orang dari kalangan Yahudi dan Nasrani yang masih mempertahankan ajaran-ajaran agamanya seperti ajaran tentang ke-Esaan Tuhan (monotheisme).

  2.2.2 Masa Awal Kedatangan Islam

  2.2.2.1 Nabi Muhammad

   Nabi Muhammad lahir dari kalangan bangsawan Quraisy.

  Ayahnya bernama Abdullah ibn al-Muthalib dan ibunya bernama Aminah binti Wahab. Apabila silsilahnya ditarik ke atas beliau samapai kepada Ismail as.

  Muhammad saw dilahirkan sebagai yatim pada 12 Rabi’ul Awal Tahun Gajah, bertepatan dengan 20 April 571. Ketika berumur 40 tahun dia dianggkat menjadi Rasul dengan turunnya wahyu pertama oleh Allah melalui malaikat Jibril yaitu Surat al- Alaq ayat 1-5.

  Dakwah beliau pertama kali kepada bangsa Quraisy di 22 Makkah adalah mengenalkannya Allah yang Maha Esa (tauhid).

  Quraisy adalah gelar yang diberikan kepada anak cucu Kinanah ibn Huzaimah ibn Mudrikah. Lihat Hasan Ibrahim, Tarikh al-Islam; (1964:10).

  Allah adalah pencipta alam semesta, pemberi kehidupan dan penentu kematian, pemberi rizki, dll. Selanjutnya, mula-mula misi itu disampaikan kepada keluarga terdekat secara diam- diam, kemudian kepada masyarakat umum secara terang- terangan setelah kondisi memungkinkan. Sebahagian kecil masyarakat menerima dakwahnya, seperti Khadijah istri nabi, Abu Bakar, dan Ali, karena mereka mengetahui kebenaran akan kerasulan Muhammad itu melalui Kitab-kitab suci terdahulu.

  Namun, sebagian banyak diantara mereka menolak dakawah nabi tersebut, karena tauhid yag dibawakannya dianggap sangat bertolak belakang dari kepercayaan dan agama-agama yan selama ini mereka ikuti.

  Penolakan demi penolakan atas dakwah Muhammad dilakukan oleh kaum Quraisy hingga mereka menyakiti dan menganiaya Muhammad serta orang-orang yag mengikutinya.

  Beberapa strategi dakwah yang dilakukan Muhammad ialah:

  Pertama , nabi memperkenalkan tauhid kepada Allah

  sebagai pondasi kehidupan dalam arti yang menyeluruh. Dalam arti, setelah seseorang beriman kepada Allah, maka sekaligus sikap keimanan tersebut diaplikasikan dalam bentuk kehidupan sehari-hari dan perjuangan membela agama Allah. Maka, doktrin ini yang membuat para sahabat terdekat Muhammad bersedia berjuang mati-matian serta berkorban untuk kepentingan dakwah.

  Kedua , nabi menggunakan strategi pertahapan yang jelas.

  Dimulai dari dakwah di lingkungan keluarga serta masyarakat sekitar yang mempunyai potensi untuk dapat dipergunakan dalam membantu dakwah. Seperti beliau mengajak Ali putra pamannya, melibatkan Abu Bakar sebagai mertua, mengawini Khadijah yang setia dan kaya, serta Umar pemimpin Quraisy yang sangat disegani.

  Ketiga , nabi mendayagunakan berbagai macam sumber

  potensi manusia secara efektif. Sahabat yang mempunyai kekayaan lebih seperti Khadijah, Abu Bakar dan Usman untuk mendanai dakwah. Mereka yang mempunyai pengaruh besar di kalangan Quraisy seperti Umar bin Khattab dan Hamzah yang Muslim, menyiapkan diri untuk menjadi perisai Nabi dari serangan-serangan musuh besarnya. Sebagai para sahabat yang mempunyai kelebihan dalam bidang intelektualitas seperti Ali bin Abi Thalib, Abdullah bin Mas’ud dan Zaid bin Tsabit menjalankan misi dalam pengembangan ilmu-ilmu agama dan lain sebagainya.

  Selanjutnya setelah Muhammad telah hijrah ke madinah dan menjalankan dakwahnya, telah terjadi beberapa peperangan, diantaranya yaitu:

  Pertama , Perang Badar, terjadi setelah kurang lebih satu

  tahun Nabi di Madinah. Peperangan terjadi antara Nabi dan kaum Quraisy di Makkah. Peperangan ini akhirnya dimenangkan oleh pihak Nabi.

  Kedua , Perang Uhud, terjadi di tahun ke tiga Hijriah antara

  pasuka nabi dan penduduk mekah, 70 pasukan Muslim gugur, sedangkan penduduk mekah sebanyak 23 jiwa.

  Ketiga, perang khadaq, Muslim diikuti 3000 pasukan

  dengan 10.000 pasuka gabungan antara penduduk mekah, suku- suku Badui sekitar Madinah, dan Yahudi dari Bani Nazir di Madinah. Peperangan ini dimenangkan oleh pihak Muslim berkat strategi berupa penggalian parit yang mengelilingi wilayah kota.

  Keempat , perang Khaibar, yaitu penaklukan tanah khaibar

  oleh kaum Muslimin dengan 1600 pasukan untuk menyerbu Yahudi di tanah itu secara tiba-tiba. Kelima, perang Mu’tah, terjadi antara pasukan kaum Muslimin dengan pasukan Kristen yang dipimpin oleh Surabhil di Mu’tah perbatasan kekuasaan Romawi saat itu. Dan Nabi memerintahkan Khalid bin Walid untuk memimpin penyerangan hingga akhirnya dapat memenangkan pertempuran.

  Kelima , penaklukan makkah, terjadi pada 1 januari 630 M.

  semula Nabi menawarkan kepada penduduk makah untuk berdamai, tetapi mereka menolak. Akhirnya Nabi mengirimkan sebanyak 10.000 pasukan dari Madinah yang beliau pimpin sendiri.

  Nabi Muhammad wafat pada tahun 632, hampir semua suku Arab telah bergabung dan masuk Islam tanpa paksaan. Dan konflik yang sebelumnya terus terjadi di kalangan Arab telah berakhir.

  2.2.2.2 Kulafaur-Rasyidin Pengganti Muhammad bukan nabi, tetapi harus mengandalkan pandangan manusia yang ada pada dirinya.

  Bagaimana mereka akan menjamin kalau umat Islam terus mematuhi perintah-perintah Islam.

  Empat khalifah pertama yang menggantikan Muhammad adalah sahabat-sahabat terdekat Nabi dan memainkan peran penting di Mekkah dan Madinah. Periode pemerintahan mereka sama formatnya dengan masa Nabi sendiri.

  Yang menjadi khalifah pertama pada saat itu ialah Abu bakar yang dipilih berdasarkan suara terbanyak. Masa pemerintahannya singkat (632-634) tetapi sangat penting. Terutama dalam berperang melawat riddah (kemurtadan) ketika beberapa suku mencoba melepaskan diri dari umat dan menegaskan lagi kemerdekaan mereka. Pemberontakan terjadi, terutama pada sebahagian besar suku Badui yang tidak terlalu tertarik dengan agama Muhammad. Beberapa kepala suku menganggap perjanjian mereka hanya berlaku dengan Muhammad dan tidak dengan penerusnya, sehingga setelah wafatnya, mereka bebas menyerbu suku-suku lain dalam Islam.

  Abu Bakar memadamkan pemberontakan-pemberontakan dengan kebijaksanaan dan pengampunan. Dia menangani keluhan-keluhan pemberontak dengan baik, sehingga tidak akan ada pembalasan bagi pemberontak yang kembali ke masyarakat.

  Sebagian terpikat kembali ke Islam.

  Khalifah yang kedua ialah Umar ibnu Khathab (634-644). Di bawah kepemimpina Umar orang-orang Arab menyerbu Iraq, Syiria, dan Mesir dan mencapai serangkaian kemenangan besar.

  Mereka mengalahkan pasukan Persia dalam perang Qadisiyyah (637), yang menyebabkan runtuhnya ibukota Persia Sanssanid di Ctesiphon. Segera setelah pasukan mereka terkumpul, orang- orang Muslim bisa menduduki Kekaisaran Persia secara keseluruhan. Mereka mengahadapi pertahanan yang lebih kuat di Kekaisaran Byzantium, dan tidak berhasil menaklukan wilayah pusat kekuatan Byzantium di Anatolia. Namun, Muslim menang di Perang Yarmuk (636) di palestina utara, menaklukan Jerusalem pada tahun 638 dan menguasai seluruh Syiria, Palestina, dan Mesir. Pada tahun 641, pasukan Muslim merebut pantai Afrika Utara sampai Cyrenaica. Hanya dua puluh tahun setelah perang Badar, orang-orang Arab telah menjadi penakluk kerajaan lain yang lebih lemah. Ekspansi ini terus berlanjut.

  Satu abad setelah nabi wafat, kerajaan Islam meluas dari Pyrenees sampai Himalaya. Sementara sebelum datangnya Islam, orang Arab adalah kelompok yang dipandag rendah; tetapi hanya dalam waktu yang cukup singkat mereka telah mengalahkan dua kerajaan dunia.

  Telah sering kita dengar perkataan orang Barat yang menganggap Islam sebagai kepercayaan yang kejam dan militeristik yang dipaksakan pada orang-orang dengan ancaman pedang. Sementara Umar sendiri tidak merasa mendapatkan mandat dari Tuhan untuk menaklukan dunia. Tujuan Umar dan para pejuangnya ialah menginginkan harta rampasan dan melakukan kegiatan yang biasa mereka lakukuan untuk mempertahankan kesatuan Islam.

  Periode Umar berakhir ketika di ditikam di masjid Madinah oleh seorang tawanan perang Persia yang mempunyai dendam pribadi dengannya (644 M). dan kemudian Utsman ibnu Affan dipilih sebagai khalifah ketiga oleh enam orang sahabat Nabi.

  Karakternya lebih lemah daripada pendahulu-pendahulunya, tetapi selama enam tahun kepemimpinannya, umat tetap hidup sejahtera. Utsman memerintah dengan baik dan menaklukan daerah baru. Mereka merebut Cyprus dari Byzantium yang akhirnya mengusir mereka dari Mediterania timur dan di Afrika Utara pasukan mencapai Tripoli yang sekarang menjadi Libya.

  Di timur, pasukan Muslim merebut sebagian besar Armenia, menyusup ke Kaukasus dan membangun kekuasaan Muslim sampai di Sungai Oxus di Iran, Heart di Afganistan, dan Sind di anak benua India.

  Di balik kemengan-kemengan itu, para prajurit merasa tidak puas. Mereka sudah mengalami perubahan besar-besaran.

  Dalam waktu sekitar sepuluh tahun, mereka telah merubah sistem ketentaraan menjadi tentara professional. Ustma melarang kepada komandan dan keluarga-keluarga kaya Mekah untuk membangun pemukiman pribadi di Negara-negara yang baru ditaklukan, ini membuatnya tidak disenangi. Mereka menuduhnya menganut nepotisme, misalnya ia telah menunjuk Muawiyah, anak lelaki Abu Sufyan musuh lama Muhammad, sebagai gubernur Syiria. Dia adalah seorang Muslim yang taat dan ahli administrasi yang handal. Tetapi, pemilihan itu tamapak salah di mata Muslim Madinah. Para pemimpin keagaamaan, sangat marah saat utsaman bersikeras hanya ada satu versi kitab suci yang boleh digunakan, dan memusnakan variasi-variasi yang banyak. Orang yang tidak puas memihak Ali ibnu Thalib, sepupu Nabi, yang sepertinya tidak menyetujui kebijaksanaan Umar dan Utsman, dia mendukung hak prajurit melawan kekuatan otoritas pusat.

  Pada tahun 656, ketidakpuasan memuncak dalam pemberontakan. Sekelompok prajurit Arab dari Fustat pulang ke Madinah untuk menuntut hak mereka dan ketika ditolak, mereka mengepung rumah sederhana Utsman, menyerbu masuk, dan membunuhnya. Para pemberontak mengangkat Ali sebagai Khalifah baru.

  Ali tumbuh dalam rumah tangga Nabi dan diilhami ide-ide yang dikembangkan Muhammad. Dia adalah prajurit terbaik dan dia menulis surat-surat yang menyemangati para prajuritnya. Walaupun dekat dengan Nabi, kepemimpinannya tidak diterima semua orang. Ali didukung kaum Anshar madinah, dan orang- orang Mekkah yang menolak kebangkitan Umayyah. Tetapi pembunuhan Utsman, sebagaimana Ali sendiri, adalah menantu Muhammad dan merupakan orang-orang pertama yang masuk Islam, menjadi peristiwa yang mengejutkan dan menyebabkan perang saudara selama lima tahun, yang dikenal sebagai fitnah, periode ujian. hal itu disebabkan karena Ali tidak menghukum pembunuh Utsman.

  Ali berada di posisi sulit. Dia sendiri terguncang oleh pembunuhan Utsman yang tidak bisa dimaafkan. Tetapi pendukungnya bersikeras bahwa Utsman memang layak dibunuh karena dia tidak memerintah dengan baik dan tidak sesuai dengan cita-cita Al-Qur’an. Pemerintahan Ali juga tidak diterima di Syiria, sehingga perlawanan di bawah pimpinan Muawiyah meningkat di ibukota Damaskus. Utsman adalah keluarganya, dan sebagai pimpinan baru keluarga Umayyah, tugasnya sebagai kepala suku Arab untuk membalas kematian Utsman.

  Muawiyah terus memperoleh simpatisan, sementara banyak warga Arab yang tetap netral. Sementara Ali mulai hilang pendukungnya. Tentara Muawiyyah mengalahkan pertahanan kepemimpinan Ali di Arab, dan pada tahun 661, Ali dibunuh

  

  oleh Khawarij . Orang-orang yang tetap setia pada tujuan Ali di Kufah mengangkat anaknya, Hasan, sebagai pemimpin, tetapi Hasan kemudia membuat perjanjian dengan Muawiyah dan dengan pertimbangan keuangan, dia mundur dan menyerahkan kekuasaanya kepada Muawiyah, sementara ia tinggal di Madinah tanpa terlibat gerakan politik apapun sampai wafatnya pada tahun 669.

  2.2.3 Masa Perkembangan Islam

  2.2.3.1 Dinasti Umayah Dalam literatur sejarah, Dinasti Umayah selalu dibedakan menjadi dua: pertama, Dinasti Umayah yang didirikan oleh

  Muawiyah Ibn Abi Sufyan yang berpusat di Damaskus (Syiria). Fase ini berlangsung sekitar satu abad dan mengubah sistem

23 Khawarij adalah kaum ektremis yang memaksa muslim untuk memperhatikan agamanya

  pemerintahan dari sistem khalifah kepada sistem kerajaan atau

   monarki ; dan kedua, Dinasti Umayah di Andalusia (Iberia).

  a) Peradaban Umayah di Syiria (661- 680)

  Dinasti Umayah di Syiria (Damaskus) berlangsung selama

  

  91 tahun dengan jumlah khalifah 14 orang. Khalifah yang dipandang memajukan umat Islam adalah Abd al-Malik dan Umar Ibn Abd al-Aziz. Umat Islam ketika itu telah bersentuhan dengan peradaban Persia dan Bizantium. Oleh karena itu, Muawiyah juga bermaksud meniru cara suksesi kepemimpinan yang ada di Persia dan Bizantium, yaitu monarki (kerajaan).

  Akan tetapi, gelar pemimpin pusat tidak disebut raja, mereka tetap menggunakan khalifah dengan makna konotatif yang diperbaharui.

  Ekspansi wilayah oleh Bani Umayah dalam rangka memperluas wilayah kekuasaan, dilakukan sebagai lanjutan dari ekspansi yang dilakukan oleh para pemimpin Islam sebelumnya. Muawiyah berhasil menaklukan Tunis, Khurasan sampai ke sungai Oxus dan Afganistan sampai Kabul; dan angkatan laut Muawiyah menyerang Konstantinopel (ibu kota Byzantium). Ekspansi ini kemudian dilanjutkan oleh khalifah Abd al-Malik. Ia berhasil menunduka Balkh, Bukhara, Khawarizm, Fergana,

  24 25 Siti Maryam, dkk. (ed), Sejarah Peradaban Islam dari Klasik Hingga Modern, (Yogyakarta: 2003), hal. 79.

  Ibid.,

  Samarkand, dan bahkan sampai ke India dengan menguasai

   Balukhistan, Sind, dan daerah Punjab samapai Maltan.

  Selain itu, Walid Ibn al-Malik adalah khalifah yang berhasil menundukan Maroko dan al-Jazair. Kemudian serangan juga dilanjutkan ke Eropa atas pimpinan Thariq Ibn Jiyad. Tentara Spanyol dapat dikalahkan oleh pasukan Thariq, oleh karena itu, ibu kota spanyol, Kordova, dapat dikuasai. Setelah itu dikuasai pula kota Seville, Elvira, dan Toledo. Pada zaman Umar Ibn Abd al-Aziz, serangan dilakukan ke Prancis yang dipimpin oleh Abd al-Rahman Ibn Abd Allah al-Gafiqi. Di Prancis umat Islam berhasil menundukan Bordeau dan Poitiers, kemudian serangan dilanjutkan untuk menundukan kota Tours. Namun al-Ghafiqi mati terbunuh, akhirnya tentara Islam mundur dan kembali ke

27 Spanyol.

  Harun Nasution menjelaskan bahwa keberhasilan penaklukan yang dilakukan oleh Dinasti Umayah membuat wilayah Dinasti Umayah begitu luas sehingga mencakup Spanyol, Afrika Utara, Syiria, Palestina, Jazirah Arabia, Irak, sebagian Asia Kecil, Persia, Afganistan, India, daerah yang sekarang disebut Pakistan, Purkmenia, Uzbek, dan Kirgis di

   26 Asia Tengah. 27 Ibid., h. 86-87. 28 Badri Yatim, h. 43-44 Harun Nasution, h. 62

  b) Umayah di Andalusia

  Andalusia adalah nama bagi semenanjung Iberia pada zaman kejayaan Umayah. Umat Islam mulai menaklukan semenanjung Iberia pada zaman khalifah al-Walid Ibn Abd al-Malik (86-96 H/705-715).

  Kemajuan Dinasti Umayah di Andalusia dicapai pada zaman al-Munatshir, pengganti Abd al-Rahman al-Dakhil. Kemajuan Kordova ditandai dengan pembangunan kota satelit yang di dalamnya terdapat gedung-gedung istana megah; istana yang dikelilingi oleh taman di sebelah barat laut Cordova); mesjid jami Kordova (786 M) yang hingga kini masih tegak.

  Pada abad 9 Masehi, para pelajar Andalusia banyak yang pergi ke Bagdad untuk belajar filsafat. Perkembangan filsafat mendorong berkembangnya ilmu eksakta, antara lain matematika. Ilmu pasti yang dikembangkan orang Arab berpangkal dari buku India, yaitu Sinbad, yang diterjemankan ke dalam bahasa Arab oleh Ibrahim al-Fazari pada tahun 771 M. dengan penerjemahan buku ini, kemudian Nasawi (pakar matematika) memperkenalkan angka-angka India (0,1,2 hingga

  

  9; sehingga angka-angka India di Eropa dikenal dengan Arabic

  number . Disamping itu, ulama Arab telah menciptakan ilmu

29 Nurcholish Madjid dkk, Ensiklopedia Islam, (Jakarta: PT. Ichtiar Van Hoeve, 1994), h. 269.

  tumbuh-tumbuhan untuk kepentingan pengobatan sehingga melahirkan ilmu apotek dan farmasi.

  c) Kemunduran Umayah

  Kemunduran Umayah di Spanyol ditandai dengan perebutan kekuasaan secara internal dinasti. Khalifah seperti Hisyam II (976 M) diangkat menjadi khalifah ketika berusia 10 tahun dianggap tidak pantas sehingga dipecat oleh pemuka Umayah; dan setelah itu perebutan jabatan khalifah terjadi. Selama 22 tahun setelah Hisyam II, terjadi 14 kali pergantian. Sejak saat khalifah di Andalusia di hapuskan untuk selamanya, karena tidak ada lagi orang yang layak untuk menjadi khalifah.

  Kehancuran Dinasti Umayah dilanjutkan oleh Murabithun, Muwahidin, dan Bani Ahmar. Ketika Spanyol dikendalikan oleh Bani Ahmar yang saling memerangi antara satu dinasti kecil dengan dengan dinasti kecil lainnya. Karena pertentangan internal itu, tentara Kristen dengan mudahnya mengalahkan Islam di Spanyol. Pada tahun 1499 M. Cardinal Ximenez de Cisnores mengunjungi Granada dan diskusi dengan para hakim dan ahli hukum di sana. Hasilnya adalah, pada tahun 1502 M, muslim Granada (spanyol) diberi dua pilihan: masuk Kristen

  

  atau keluar dari Spanyol. Setelah itu, umat Islam dapat dikatakan tidak adala lagi.

  2.2.3.2 Peradaban Islam pada Zaman Dinasti Abasiah (750-1258 M) Awal kekuasaan Dinasti Bani Abbas ditandai dengan pembangkangan yang dilakukan oleh Dinasti Umayah di

  Andalusia (Spanyol). Dari segi durasi, kekuasaan Dinasti Bani Abbas termasuk lama, yaitu sekitar lima abad.

  Abu al-Abbas al-Safah (750-754 M) adalah pendiri dinasti Bani Abbas. Pada masa Abu Ja’far al-Manshur (754-775 M) ibu kota dipindakhkan dari Damaskus ke Hasyimiyah, kemudian dipindahkan lagi ke Bagdad. Pada zaman Harun al-Rasyid (786- 809) bagdad menjadi pusat persentuhan budaya dan ilmu pengetahuan. Ia banyak memanfaatkan kekayaan Negara untuk keperluan sosial: mendirikan rumah sakit, lembaga pendidikan kedokteran dan lembaga pendidikan farmasi. Pada zaman Harun al-Rasyid, umat Islam sudah memiliki 800 dokter. Ia juga mendirikan perpustakaan, tempat penerjemahan, dan penelitian.

  Pada masa kekhalifahan al-Mutawakkil pada tahun 874 M. telah terdapat ulama seperti Ahmad Ibn Hanbal yang melahirkan karya al-musnad dalam bidang hadis yang masih dapat dibaca 30 hingga saat ini. Studi hadits di zaman ini merupaka studi

  W. Montgomery Watt dan Pierre Chacia, By way of punishment the Muslims of Granada in 1502 were given the choice of babtism or exile. (dalam Jaih Mubarok, h. 116) lanjutan dari zaman Umayah. Ahmad Ibn Hanbal memiliki beberapa murid yang mempelajari dan menekuni hadis; diantara mereka ialah Imam Bukhari yang telah mengumpulkan hadis dari berbagai daerah selama 16 tahun. Karya terbesarnya yang dikenal dengan Shahih al-Bukhari. Ulama bidang hadis yang sejaman dan saling berkomunikasi dengan Imam Bukhari adalah Imam Muslim yang berhasil menyusun hadis dengan judul Shahih Muslim.

  Pada masa ini juga telah lahir ilmuan-ilmuan besar yang juga melahirkan karya-karya besar. Diantara mereka adalah: Zakaria al-Razi (865-925)

  • Terkenal dengan Razhes (bahasa Latin). Beliau adalah ahli kedokteran klinis, dan penerus Ibn Hayyan dalam pengembangan ilmu kimia. Ia melakukan penelitian empiris dengan menggunakan peralatan yang lebih caggih dibanding dengan kegiatan ilmiah sebelumnya. Bukunya merupakan buku manual laboratorium kimia yang pertama.
  • Dikenal di Barat dengan nama Alpharabius adalah filosof yang juga ahli dalam bidang logika, matematika, dan pengobatan. Dalam bidang fisika, al-Farabi menulis kitab al-Musiqa; kitab- kitab yang ditulisnya begitu banyak dan sebagian masih dapat dibaca hingga sekarang ini.

  Al-Farabi (870-950)

  • Ia dijuluki sebagai Ahli Antropologi pertama (Bapak

  Al-Biruni (973-1048)

31 Antropologi). Argumentasinya adalah karena al-Biruni

  merupakan observer patrisipan yang luas tentang masyarakat “asing” dan berupaya mempelajari naskah primer dan pembahasannya. Disamping itu ia juga ahli matematika, astrinomi, dan sejarah. Ia menulis buku Kitab al-Hindi atau Tahqiq al-Hindi (Investigasi atas India) yang kemudian diterjemahkan dalam bahasa Jerman oleh E. Sachau pada tahun 1887.

  Kemunduran Dinasti Abbasiyah Kemunduran Bani Abbas ditandai dengan adanya pertikaian internal. Sebelum meninggal Harun al-Rasyid telah menyiapkan dua anaknya yang diangkat menjadi putra mahkota untuk menjadi khalifah: al-Amin dan al-Ma’mun. al-Amin diberi hadiah berupa wilayah bagian barat; sedangkan al- Ma’mun diberi hadiah berupa wilayah bagian timur. Setelah Harun al-Rasyid wafat (809 M), al-Amin putra tertua tidak bersedia membagi wilayahnya dengan al-Ma’mun, hingga terjadi pertempuran dua bersaudara yang akhirnya dimenangkan oleh al-Ma’mun. setelah itu al-Ma’mun berusaha menyatukan 31 kembali wilayah Dinasti Bani Abbas. Untuk keperluan itu ia Akbar S. Ahmed, Citra Muslim: Tinjauan Sejarah dan Sosiologi, (Jakarta: Erlangga, 1992, h. 108-109. dikukung oleh Tahir panglima militer. Sebagai imbalan terhadap Tahir di samping berkedudukan sebagai panglima tertinggi tentara Bani Abbas diangkat oleh al-Ma’mun juga sebagai gubernur Khurasan (820-822) dengan janji bahwa jabatan itu dapat diwariskan oleh anak-anaknya. Akhirnya, ketergantungan khalifah pada Tahir sangat tinggi yang membuat khalifah tidak dapat mengendalikan tentara secara langsung.

  Hingga kemudian Tahir mendirikan dinasti kecil, yang kemudian diikuti oleh berbagai kalangan yang membentuk dinasti-dinasti yang lain seperti dinasti Safari, Smani, Gaznawi, Buwahi, Saljuk, Idrisi, Aghlabi, Thulun, Hamdani, Ikhsyid, murabithun, muwahidun, Fatimiah, Ayubiyah, dan Mamalik.

  Akhir dari dinasti Bani Abbas yang berkuasa sekitar lima Abad di sibukan oleh konflik internal (mereka yang dikendalikan oleh dinasti-dinasti bawahannya) dan menghadapi perang salib dalam beberapa gelombang. Karena perhatian terhadap perang salib yang begitu besar, kedatangan pasukan Mongol ke Bagdad tidak terantisipasi.

  Mangu membentuk dua pasukan untuk memperluas wilayah: Kubai dan Hulagu. Kubai menaklukan Cina;

   32 sedangkan Hulagu menaklukan kerajaan-kerajaan Islam. Pada Hulagu menyerang Islam karena dua faktor: pertama, benci kepada Islam karena informasi dari isterinya yang beragama Kristen; dan kedua, ia sudah berjanji kepada raja Armenia aka menyerahkan Jerussalem kepada tentara salib apabila berhasil menaklukan Islam ketika raja itu berkunjung ke Mongol. tahun 1256 H, Hulagu berhadapan dengan pasukan Hasyasyin yang sulit dikalahkan. Ia meminta bantuan kepada khalifah Abasiyah di Baghdad. Akan tetapi, khalifah Baghdad menolak. Tanpa bantuan khalifah Bagdad, Hasyasyin pun akhirnya dapat dikalahkan.

  Setelah berhasil mengalahkan Hasyasyin, Hulagu meminta agar khalifah menyerah, permintaan itu ditolak. Akhirnya Hulagu menyerang Bagdad (1258 M) hingga Bani Abbas di Bagdad berakhir; dan Hulagu kemudian mendirikan dinasti Ilkhan.