Kebijakanmoneter dan kebijakan Fiskal Fix

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Interaksi kebijakan fiskal telah lama menjadi perdebatan di kalangan
ekonom dan pengambil kebijakan. Kebijakan fiskal ditetapkan untuk mencapai
pertumbuhan ekonomi. Dampak defisit fiskal yang tinggi dapat menyebabkan
kenaikan tingkat inflasi begitu halnya tingkat inflasi yang tinggi juga memberikan
dampak negatif bagi pertumbuhan ekonomi. Perkembangan perekonomian yang
semakin dinamis dan terintegrasi dengan perekonomian dunia memberikan
implikasi pengting bagi para pelaku ekonomi terutama dalam pengambilan
kebijakan makro ekonomi.
Kebijakan fiskal meruipakan bagian integral dari kebijakan makro
ekonomi yang memiliki target yang harus dicapai baik dalam jangka pendek dan
jangka panjang. Pengelolaan kebijakan fiskal melalui kordinasi yang baik akan
memberikan sinyal positif bagi pasar dan menjaga stabilitas makro ekonomi.
Keselarasan kebijakan fiskal di Indonesia pada tahun terakhir menunjukan
perkembangan yang baik. Dari sisi kebijakan fiskal, dengan tetap menjaga
kesinambungan

fiskal,


pemerintah

mampu

memberikan

stimulus

untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi.
B. Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.


Apakah pengertian dari kebijakan fiskal?
Apa fungsi dari kebijakan fiskal?
Apa tujuan dari kebijakan fiskal?
Apa saja manfaat dari kebijakan fiskal?
Apa saja jenis-jenis kebijakan fiskal?
Bagaimana penerapan dari kebijakan fiskal?
Apa instrumen dari kebijakan fiskal?
Bagaimana Pengaruh Kebijakan Fiskal Terhadap Kurva IS-LM

C. Tujuan

Pengantar Ekonomi Makro|1

a.
b.
c.
d.
e.
f.

g.
h.
i.

Memenuhi tugas Pengantar Ekonomi Makro
Mengetahui pengertian dari kebijakan fiskal
Mengetahui fusngsi kebijakan fiskal
Mengetahui tujuan dari kebijakan fiskal
Mengetahui apa saja manfaat dari kebijakan fiskal
Mengetahui jenis-jenis kebijakan fiskal
Mengetahui penerapan dari kebijakan fiskal
Mengetahui instrumen dari kebijakan fiskal
Mengetahui pengaruh kebijakan fiskal terhadap kurva IS-LM

Pengantar Ekonomi Makro|2

BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal (fiscal policy) atau disebut juga kebijakan

anggaran (budgetary policy) adalah kebijakan yang dilakukan pemerintah
melalui manipulasi instrument fiskal seperti pengeluaran pemerintah (G)
dan /atau pajak (T) yang ditujukan untuk mempengaruhi tingkat
permintaan agregat didalam perekonomian. Kebijakan Fiskal adalah
kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka mendapatkan
dana-dana dan kebijaksanaan yang ditempuh oleh pemerintah untuk
membelanjakan

dananya

tersebut

dalam

rangka

melaksanakan

pembangunan. Atau dengan kata lain, kebijakan fiscal adalah kebjakan
pemerintah yang berkaitan dengan penerimaan atau pengeluaran Negara.

Dari semua unsur APBN hanya pembelanjaan Negara atau
pengeluaran Negara dan pajak yang dapat diatur oleh pemerintah dengan
kebijakan fiscal. Contoh kebijakan fiscal adalah apabila perekonomian
nasional mengalami inflasi, pemerintah dapat mengurangi kelebihan
permintaan masyarakat dengan cara memperkecil pembelanjaan dan atau
menaikkan pajak agar tercipta kestabilan lagi. Cara demikian disebut
dengan pengelolaan anggaran. Tujuan kebijakan fiscal adalah untuk
mempengaruhi jalannya perekonomian. Hal ini dilakukan dengan jalan
memperbesar dan memperkecil pengeluaran komsumsi pemerintah (G),
jumlah transfer pemerntah (Tr), dan jumlah pajak (Tx) yang diterima
pemerintah sehingga dapat mempengaruhi tingkat pendapatn nasional (Y)
dan tingkat kesempatan kerja (N).
2. Fungsi Kebijakan Fiskal


Fungsi alokasi adalah untuk mengalokasikan faktor-faktor produksi
yang tersedia dalam masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
mereka.

Pengantar Ekonomi Makro|3




Fungsi distribusi adalah fungsi yang mempunyai tujuan agar
pembagian pendapatan nasional dapat merata untuk semua
kalangan.



Fungsi stabilisasi adalah untuk terpeliharanya keseimbangan
ekonomi terutama berupa kesempatan kerja yang tinggi,tingkat
harga barang pokok relatif stabil, dan tingkat pertumbuhan
ekonomi yang memadai.

3. Tujuan Kebijakan Fiskal
a.

Mencegah pengangguran dan meningkatkan kesempatan kerja.

b.


Untuk stabilitas harga.

c.

Untuk mengatur laju investasi.

d.

Untuk mendorong investasi sosial secara optimal.

e.

Untuk menanggulangi inflasi.

f.

Meningkatkan stabilitas ekonomi ditengah ketidakstabilan
internasional.


g. Untuk meningkatkan dan meredistribusikan pendapatan nasional.
4. Manfaat Kebijakan Fiskal
Manfaat kebijakan fiskal adalah untuk mempengaruhi jalannya
perekonomian. Hal ini dilakukan dengan jalan memperbesar dan
memperkecil pengeluaran komsumsi pemerintah (G), jumlah transfer
pemerntah (Tr), dan jumlah pajak (Tx) yang diterima pemerintah
sehingga dapat mempengaruhi tingkat pendapatn nasional (Y) dan
tingkat kesempatan kerja (N).
Manfaat

utama kebijakan fiskal ialah untuk mencegah

pengangguran dan menstabilkan harga. Implementasinya untuk
menggerakkan Pos penerimaan dan pengeluaran dalam Anggaran
Pendapatan

dan

Belanja


Negara

(APBN).

Dengan

semakin

kompleksnya struktur ekonomi perdagangan dan keuangan, maka
semakin rumit pula cara penanggulangan inflasi. Kombinasi beragam

Pengantar Ekonomi Makro|4

harus digunakan secara tepat, seperti kebijakan fiskal, kebijakan
moneter, perdagangan dan penentuan harga.
Manfaat setelah kebijakan fiskal berlangsung :
o pemerintah dapat melakukan penghematan subsidi
o penghematan yang dirasakan oleh para konsumen rumah tangga,
berupa pengeluaran untuk biaya bahan bakar rumah tangga
o membuka ribuan kesempatan kerja, baik bagi para tenaga kerja

berketrampilan khusus maupun terciptanya usaha distributor atau
penjualan produk industri ini bersaing

5. Jenis-jenis Kebijakan Fiskal
Jika ditinjau dari sisi teori, ada tiga macam kebijakan anggaran
yaitu:
a. Kebijakan anggaran pembiayaan fungsional (functional finance)
kebijakan yang

mengatur pengeluaran pemerintah dengan melihat

berbagai akibat tidak langsung terhadap pendapatan nasional dan
bertujuan untuk meningkatkan kesempatan kerja.
b. Kebijakan pengelolaan anggaran (the finance budget approach)
ebijakan untuk mengatur pengeluaran pemerintah, perpajakan, dan
pinjaman untuk mencapai
ekonomi yang mantap.
c. Kebijakan stabilisasi anggaran otomatis (the stabilizing budget)
kebijakan yang mengatur pengeluaran pemerintah dengan melihat
besarnya biaya dan manfaat dari berbagai program. Tujuan kebijakan

ini adalah agar terjadi penghematan dalam pengeluaran pemerintah.

Pengantar Ekonomi Makro|5

Jika dilihat dari perbandingan jumlah penerimaan dengan jumlah
pengeluaran, kebijakan fiscal / anggaran dapat dibedakan menjadi
empat jenis.
a. Kebijakan Anggaran Seimbang
Kebijakan anggaran seimbang, adalah kebijakan anggaran yang
menyusun pengeluaran sama besar dengan penerimaan
b. Kebijakan Anggaran Defisit
Kebijakan anggaran deficit yaitu kebijakan anggaran dengan cara
menyusun pengeluaran lebih besar daripada penerimaan.
c. Kebijakan Anggaran Surplus
Kebijakan anggaran surplus, yaitu kebijakan anggaran dengan cara
menyusun pengeluaran lebih kecil dari penerimaan.
d. Kebijakan Anggaran Dinamis
Kebijakan anggaran dinamis, yaitu kebijakan anggaran dengan cara
terus menambah jumlah penerimaan dan pengeluaran sehingga
semakin lama semakin besar (tidak statis).
6. Penerapan Kebijakan Fiskal
a. Pembiayaan Fungsional. Beberapa hal yang penting dari macam
kebijakan ini diantaranya adalah :
1. Pajak dipakai untuk mengatur pengeluaran swasta bukan untuk
penerimaaan pemerintah.

Jadi apabila dalam perekonomian

masih ada pengangguran maka pajak tidak diperlukan.
2. Apabila terjadi inflasi yang berlebihan maka pemerintah
melakukan pinjaman luar negeri untuk mendanai penarikan dana
yang tersedia dalam masyarakat.
3. Apabila pajak dan pinjaman dirasa tidak tepat maka pemerintah
melakukan pinjaman dalam negeri dalam bentuk pencetakan uang.
b. Pengelolaan Anggaran. Menurut kebijakan ini terpenting adalah :
Pengantar Ekonomi Makro|6

1.Terdapat hubungan langsung antara belanja pemerintah dengan
penerimaan

pajak

dengan

penyesuaian

anggaran

untuk

memperkecil ketidakstabilan ekonomi.
2.Dalam masa depresi dimana banyak pengangguran maka belanja
pemerintah adalah merupakan satu-satunya jalan terbaik untuk
mengatasinya.
c. Stabilitas Anggaran Otomatis. Dalam kebijakan ini diterapkan adalah:
1.Dalam periode kesempatan kerja penuh pajak akan diusahakan
surplus.
2. Apabila dalam perkonomian terjadi kemunduran ekonomi maka
program pajak tidak diubah, akan tetapi konsekwensinya
penerimaan pajak menurun, dan pengeluaran pemerintah semakin
besar.
d.

Anggaran Belanja Seimbang. Dalam kebijakan ini yang dilakukan

oleh
pemerintah adalah:
1.

Menerapkan anggaran belanja defisit pada masa krisis

ekonomi.
2.

Menerapkan anggaran surplus pada masa inflasi.

7. Instrumen Kebijakan Fiskal
Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran
pemerintah yang berhubungan erat dengan pajak. Dari sisi pajak jelas jika
mengubah tarif pajak yang berlaku akan berpengaruh pada ekonomi. Jika
pajak diturunkan maka kemampuan daya beli masyarakat akan meningkat
dan industri akan dapat meningkatkan jumlah output. Dan sebaliknya

Pengantar Ekonomi Makro|7

kenaikan pajak akan menurunkan daya beli masyarakat serta menurunkan
output industri secara umum. Perubahan dalam tingkat dan komposisi
pajak dan pengeluaran pemerintah dapat berdampak pada variabel-variabel
berikut dalam perekonomian:


Aggregate demand and the level of economic activity ( Permintaan agregat
dan tingkat kegiatan ekonomi )



The pattern of resource allocation (Pola alokasi sumber daya)



The distribution of income (Distribusi pendapatan)
Kebijakan fiskal mengacu pada efek keseluruhan hasil anggaran
pada kegiatan ekonomi. Sikap tiga kemungkinan kebijakan fiskal yang
netral, ekspansif, dan kontraktif:



Sikap netral menyiratkan kebijakan fiskal anggaran berimbang di mana G
= T (Pemerintah pengeluaran = Pajak pendapatan). Pengeluaran
pemerintah sepenuhnya didanai oleh penerimaan pajak dan hasil
keseluruhan anggaran memiliki efek netral pada tingkat kegiatan ekonomi.



Sikap

ekspansif

pengeluaran

kebijakan

pemerintah

fiskal

(G>

t)

bersih
melalui

melibatkan

peningkatan

pengeluaran

pemerintah

meningkat, penurunan pendapatan pajak, atau kombinasi dari keduanya.
Hal ini akan mengakibatkan defisit anggaran yang lebih besar atau lebih
kecil daripada surplus anggaran pemerintah sebelumnya.


Kontraktif kebijakan fiskal (G