RANCANG BANGUN PERINGATAN TEGANGAN DROP

RANCANG BANGUN PERINGATAN TEGANGAN DROP PADA SISTEM CATU
DAYA TELEKOMUNIKASI BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8
Eka Wahyudi1, Risa Farrid Christianti2, Fardha Bagus Rahendra3
Program Studi Diploma III Teknik Telekomunikasi, Purwokerto
1,2,3
Sekolah Tinggi Teknik Telematika Telkom Purwokerto
Jl. D.I Panjaitan No. 128 Purwokerto, Telp: (0281) 641629
1
ekawahyudi@gmail.com, 2risa@st3telkom.ac.id, 3fardha_rahendra@live.com

ABSTRAK
Kemajuan teknologi khususnya di bidang telekomunikasi sedang berkembang dengan pesatnya.
Teknologi telekomunikasi memberikan banyak manfaat dalam kehidupan manusia sehari-hari. Penjaminan
kualitas perlu dilakukan agar dapat memuaskan para pelanggan yang menggunakan jasa telekomunikasi
tersebut. Parameter kualitas dari sistem telekomunikasi dapat berupa kehandalan dari jaringan telekomunikasi
itu sendiri beserta pendukungnya. Sistem catu daya pada telekomunikasi merupakan salah satu faktor penting
terjaganya kualitas jaringan telekomunikasi. Seluruh bagian dari telekomunikasi tentu membutuhkan catu
daya untuk dapat beroperasi. Tanpa adanya sistem catu daya yang baik maka sistem telekomunikasi tidak
dapat bekerja optimal. Apabila terjadi perubahan kualitas pencatu daya dalam sistem telekomunikasi tentu
akan mempengaruhi kinerja dari perangkat-perangkat yang digunakan pada jaringan telekomunikasi tersebut.
Oleh karena itu, untuk menjamin kualitas catu daya pada sistem telekomunikasi diperlukan perangkat yang

dapat digunakan sebagai sistem yang mampu mendeteksi adanya perubahan sumber tegangan pada catudaya
telekomunikasi. Perangkat yang digunakan berupa alat pendeteksi pada saat terjadi tegangan turun dibawah
standar. Alat ini menggunakan microcontroller ATMega 8 sebagai pengendali sensor, sensor tegangan
sebagai pendeteksi tegangan drop, rangkaian dimmer sebagai pengatur nilai tegangan, LED dan buzzer
sebagai penanda pada saat tegangan turun serta LCD 2x16 sebagai penampil nilai tegangan.
Kata kunci : ATMega 8, Sensor tegangan, dimmer , LED, Buzzer , LCD 2x16
ABSTRACT
The growth of technology, especially in the telecommunications is growing rapidly.
Telecommunications technology provides many benefits in people's daily life. Giving a guarantee of quality
needs to be done in order to satisfy the customers who use the telecommunications services. Quality
parameters of the telecommunications system can be reliability of the telecommunications network itself and
part of proponent. Power supply systems in telecommunications is one of the important factors of
preservation quality of telecommunication networks. All parts of the telecommunications need a power
supply to operate. Without a good system of the power supply of telecommunication systems can not work
optimally.If there any change in quality of power supply in telecommunication system will affect the
performance of the devices used in the telecommunication networks. Therefore, to ensure the quality of
power supply in telecommunications system needed a device that can be used as a system that capable of
detecting a change of voltage source in the telecom power supply. The device is a detector device when
voltage drops below the standard. This device use ATMega 8 microcontroller as a censor control, voltage
censor for detecting a voltage drop, dimmer circuit for voltage regulator, LEDs and buzzer as the marker

when the voltage drops and a 2x16 LCD display of voltage value.
Keywords : ATMega 8 Microcontroler, voltage censor, dimmer, LED, Buzzer, LCD 2x16

1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Saat
ini
kemajuan
teknologi
khususnya di bidang telekomunikasi sedang
berkembang dengan pesatnya. Seiring
dengan perkembangan tersebut, teknologi
telekomunikasi
memberikan
banyak
manfaat dalam kehidupan manusia seharihari. Terlihat dengan banyaknya perangkat
canggih serta modern yang digunakan
untuk mempermudah kegiatan manusia
misalnya dalam berkomunikasi.
Dengan semakin dibutuhkannya

telekomunikasi oleh masyarakat luas, hal
ini tentu saja membuat pihak penyedia jasa
layanan telekomunikasi harus dapat
memberikan pelayanan yang terbaik untuk
semua kalangan. Penjaminan kualitas perlu
dilakukan agar dapat memuaskan para
pelanggan
yang menggunakan jasa
telekomunikasi tersebut. Agar dapat
menjamin
kualitas
tersebut
tentu
dibutuhkan juga sistem telekomunikasi
yang berkualitas. Parameter kualitas dari
sistem telekomunikasi dapat berupa
kehandalan dari jaringan telekomunikasi itu
sendiri beserta pendukungnya. Sistem catu
daya pada telekomunikasi merupakan salah
satu faktor pendukung penting terjaganya

kualitas jaringan telekomunikasi. Seluruh
bagian
dari
telekomunikasi
tentu
membutuhkan catu daya untuk dapat
beroperasi. Tanpa adanya sistem catu daya
yang baik maka sistem telekomunikasi
tidak dapat bekerja optimal. Apabila terjadi
perubahan kualitas pencatu daya dalam
sistem
telekomunikasi
tentu
akan
mempengaruhi kinerja dari perangkatperangkat yang digunakan pada jaringan
telekomunikasi tersebut.
Microcontroller merupakan salah
satu perangkat yang banyak digunakan
untuk berbagai
kebutuhan

berbasis
Information and Technology (IT) dan saat
ini sedang berkembang dengan pesatnya.
Mikrokontroler dapat digunakan untuk
berbagai hal misalnya sebagai pengendali
suatu sistem perangkat atau juga sebagai
sensor. Dalam hal ini mikrokontroler
digunakan sebagai sensor apabila tegangan
dari suatu sistem catu daya mengalami
penurunan (drop). Padahal dengan adanya
penurunan tegangan
tersebut
dapat
mempengaruhi kinerja dari suatu sistem
begitu juga pada sistem telekomunikasi.
Sumber energi dari catu daya, dalam
hal ini berupa tegangan yang disuplai dari
Perum Listrik Negara (PLN) yang sering

tidak stabil. Hal ini terlihat seperti suatu

kejadian yang wajar. Namun hal tersebut
dapat menjadi merugikan apabila saat
penurunan (drop) tegangan tersebut
menggangu
kinerja
dari
sistem
telekomunikasi.
Pada
saat
sistem
telekomunikasi tentu saja menggunakan
berbagai perangkat elektronik yang
mendukung kinerja sistem tersebut. Dan
diantara banyak perangkat tersebut, tentu
ada perangkat yang sensitif apabila terjadi
penurunan tegangan PLN. Pihak penyedia
energi dalam hal ini PLN, tidak dapat
memberikan informasi kapan terjadinya
penurunan tegangan tersebut dan PLN tidak

dapat menjamin kualitas dari tegangan agar
selalu baik pada saat digunakan. Saat
penurunan tegangan PLN, perangkatperangkat yang sensitif terhadap penurunan
tegangan akan kurang maksimal pada saat
bekerja. Selain itu, apabila perangkat
dipaksakan untuk bekerja di bawah level
tegangan yang biasa digunakan maka hal
tersebut dapat merusak perangkat secara
perlahan
Oleh sebab itu penulis mencoba
merancang sebuah perangkat yang mampu
mempermudah dalam mendeteksi saat
tegangan PLN turun. Prinsip kerja
perangkat ini yaitu ketika tegangan sumber
dari PLN turun maka alat ini akan
mengirimkan peringatan berupa suara,
sehingga dapat dilakukan antisipasi
kerusakan perangkat telekomunikasi dan
kemudian
pihak

penyedia
jasa
telekomunikasi dapat menggunakan sumber
tenaga cadangan (back up) agar perangkat
dapat tetap bekerja secara optimal.
Perancangan dan pembuatan alat ini
menggunakan mikrokontroler Atmega 8
yang difungsikan sebagai perangkat
penunjuk level tegangan dan pemberi
peringatan pada saat tegangan sumber dari
PLN turun. Komponen lain yang digunakan
yaitu Liquid Crystal Display (LCD), buzzer
dan Light Emitting Diode (LED). ATMega
8 akan memproses data logika kemudian
data berupa nilai tegangan yang terukur
akan ditampilkan pada LCD. Apabila
terjadi penurunan level tegangan pada
sistem telekomunikasi maka LED warna
merah akan menyala dan buzzer akan
mengeluarkan bunyi peringatan sehingga

dapat dilakukan pencegahan untuk menjaga
agar sistem telekomunikasi tetap dapat
berjalan misalnya dengan menggunakan
sumber catu daya lain untuk sistem
tersebut.

1.2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian diatas, maka
dapat diketahui permasalahan yang dapat
dikaji lebih lanjut adalah bagaimana
merancang aplikasi sebagai sistem alarm
yang digunakan untuk peringatan saat
tegangan catu daya PLN turun dibawah
level
180Volt
dengan
berbasis
mikrokontroler Atmega 8.

1.3. TUJUAN DAN MANFAAT

Tujuan dan manfaat yang hendak
dicapai dalam pembuatan Tugas Akhir ini
adalah :
1. Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini
adalah merancang dan membuat
aplikasi
alarm
sebagai
sistem
peringatan pada saat tegangan sumber
PLN
turun
dengan
berbasis
mikrokontroler Atmega 8.
2. Manfaat yang diharap oleh penulis
dalam penulisan Tugas Akhir ini
adalah dapat membantu sebagai sistem
peringatan pada saat tegangan catu
daya yang bersumber dari PLN

mengalami penurunan.
1.4. BATASAN MASALAH
Dalam perancangan Tugas Akhir ini,
agar pembahasan alat ini tidak terlalu luas
maka batasan masalah yang dipakai
penulis dalam pembuatan Tugas Akhir ini
adalah sebagai berikut :
1. Mikrokontroler yang digunakan adalah
Atmega 8. Tinjauan yang akan dibahas
dalam Tugas Akhir ini yaitu mengenai
prinsip kerja mikrokontroler Atmega 8.
2. Bahasa pemrograman yang digunakan
adalah bahasa C, dengan software
Arduino.
3. Output dari alat menggunakan LCD
sebagai penampil nilai tegangan yang
terukur.
4. Range tegangan AC yang digunakan
pada level normal berkisar 180-220 V.
5. Menggunakan LDR sebagai sensor
tegangan.
6. Tenaga cadangan tidak dibuat, hanya
dibatasi pada sistem alat.
7. Hanya membahas tegangan catu daya
pada sistem telekomunikasi yang dapat
terpengaruh oleh penurunan tegangan
sumber.
8. Menggunakan buzzer sebagai sistem
peringatan penurunan tegangan.

2.

METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi yang digunakan dalam
perancangan dan pebuatan Tugas Akhir ini
adalah:
2.1 Metode Penelitian
Metode
penelitian
yang
digunakan yaitu metode rekayasa
perangkat. Tujuan dari penggunaan
metode ini adalah untuk dapat
merancang dan membuat alat yang
berfungsi sebagai sistem peringatan
pada saat tegangan sumber PLN turun
dengan
berbasis
mikrokontroler
Atmega 8 dan menggunakan buzzer
untuk memberi peringatan bahwa
tegangan mengalami penurunan.
2.2 Metode Pengumpulan Data
Untuk melengkapi data-data yang
diperlukan
guna
mendukung
pembuatan Tugas Akhir ini, penulis
mencari serta mengumpulkan bahanbahan dari berbagai literature yang
berkaitan
dengan
aplikasi
mikrokontroler Atmega 8, LDR,
buzzer , LCD, serta sistem kelistrikan.
2.3 Metode Pengujian
Dalam pengujian, hal-hal yang
dilakukan adalah mengamati berapa
lama waktu yang digunakan untuk
memberikan informasi tegangan listrik
PLN yang turun dan menguji tiap blok
rangkaian mulai dari tegangan catu
daya PLN yang masuk melalui trafo.
Menguji aplikasi alat telah berfungsi
dengan baik.
2.4 Rencana Kerja
Rencana
Kerja
Perancangan
aplikasi sebagai sistem peringatan pada
saat tegangan catu daya PLN turun
berbasis mikrokontroler ATMega 8,
digambarkan pada gambar 1
Mulai

Perencanaan

Pengumpulan data

Perancangan Alat

Persiapan Peralatan dan
Komponen

A

2.5 Instrument Penelitian
Pada
proses
pembuatan
peringatan tegangan drop ini meliputi 2
jenis perangkat yaitu perangkat keras
(hardware) dan perangkat lunak
(software).
a. Perangkat Keras (Hardware)
Komponen yang berbentuk
perangkat keras berupa rangkaian
elektronika. Pada sistem yang
dibuat perangkat keras tersebut
terdiri dari perancangan pengatur
tegangan (dimmer ) beserta sensor
tegangan
Light
Dependent
Resistor (LDR), perancangan
sistem minimum ATMega 8,
perancangan Light Emitting Diode
(LED),
perancangan
buzzer ,
perancangan
LCD
2x16,
perancangan catu daya.
b. Perangkat Lunak
Merupakan
perangkat
pemrograman yang digunakan
agar sistem dapat bekerja meliputi
penulisan program Arduino.

Sedangkan kata Telekomunikasi dapat
diuraikan menjadi Tele dan Komunikasi.
Tele berarti jauh dan Komunikasi berarti
percakapan antara 2 orang atau lebih.
Jadi bila diartikan secara keseluruhan
maka Sistem Telekomunikasi berarti
sebuah sistem (terdiri dari input, proses
dan output) yang diaplikasikan untuk
melayani percakapan jarak jauh.
Tujuan dari sistem telekomunikasi
adalah menyampaikan informasi dari
suatu lokasi ke lokasi lainnya. Dalam
implementasinya
dalam
kehidupan
manusia, telekomunikasi sudah sejak
lama dipakai sebagai sebuah kebutuhan
hidup manusia. Sebagai makhluk sosial,
kebutuhan manusia untuk berinteraksi
dengan sesamanya di jaman global
seperti sekarang ini dapat dikatakan
terkadang melebihi kebutuhan primer
yang lain.
Dalam sejarah tercatat, bentuk
komunikasi manusia yang paling
sederhana pada jaman purba adalah
dengan menggunakan asap yang
menandakan ada suatu kejadian tertentu
di daerah tersebut. Bentuk komunikasi
yang
sederhana
ini
kemudian
berkembang
seiring
dengan
perkembangan peradaban manusisa saat
itu. Dilanjutkan dengan komunikasi jarak
jauh
menggunakan
bunyi-bunyian
tertentu
yang
menandakan
suatu
kabar/keadaan tertentu dari manusia
pengirimnya
sampai
dengan
ditemukanya
teknologi
transmisi
menggunakan kabel sebagai media
transmisinya. Teknologi ini berkembang
sampai dengan mengganti media
transmisi menjadi gelombang radio,
kabel serat optis, ataupun menempatkan
suatu repeater di ruang angkasa (satelit).

2.6 Parameter Yang Diamati
Parameter yang diamati adalah
alat berfungsi sebagai peringatan
tegangan drop pada sistem catu daya
telekomunikasi, dimana jika terjadi
penurunan level tegangan maka akan
memberikan peringatan berupa bunyi.

3.2 Komponen Sistem Telekomunikasi
Bagian-bagian dari sistem telekomunikasi
adalah:
 Terminal
 Switching
 Transmisi
 Catu Daya

A

Pembuatan Alat

Pengujian Alat

Apakah terdapat
Kesalahan ?

YA

Perbaikan Kesalahan

TIDAK

Selesai

Gambar 1. Flowchart Rencana Kerja

3. DASAR TEORI
3.1 Sistem Telekomunikasi
Sistem Telekomunikasi berasal dari
dua kata penting yaitu SISTEM dan
TELEKOMUNIKASI. Kata sistem dapat
diartikan sebagai sebuah kesatuan yang
terdiri atas input, proses dan output.

Hubungan
antara
masing-masing
subsistem tersebut dapat dilihat melalui
gambar 2.

TERMINAL

SWITCHING

TRANSMISI

TERMINAL

TRANSMISI

CATUDAYA

Gambar 2. Blok diagram kaitan sub sistem
dalam Telekomunikasi
Gambar
diatas
memperlihatkan
bahwa masing-masing sub sistem tidaklah
berjalan sendiri-sendiri terlepas dari sub
sistem lainnya, namun mereka masingmasing sebenarnya sudah dapat beroperasi.
Namun untuk mencapai tujuan yaitu
memberikan sesuatu yang berarti dan
bermanfaat dalam menghasilkan jasa
telekomunikasi yang utuh, maka masingmasing sub sistem harus saling mendukung
dan tidak mungkin dipisah-pisah.
Bagian terminal akan mempunyai
daya guna bila tersambung dengan
switching.
Untuk
menyambungkan
terminal dengan switching ini diperlukan
media transmisi (penyalur). Dan yang
tidak boleh terlewatkan dalam mekanisme
semua sub sistem itu adalah sumber catuan
listrik (catu daya), yang memungkinkan
untuk beroperasi semua komponen (sub
sistem) tersebut sebagai perangkat
elektronik (yang bekerja dengan arus
listrik). Bila sumber catuan listrik ini
misalnya mati atau tidak ada, maka
keseluruhan sistem tidak akan dapat
bekerja
dalam
menghasilkan
jasa
telekomunikasi[1].
3.3 Pengertian Catu daya[2]
Istilah catu daya merupakan terjemah
dari power supply. Dimaksudkan untuk
memberikan
catuan
listrik
kepada
perangkat-perangkat
(equipment)
telekomunikasi. Catu daya merupakan
salah satu sub sistem dalam telekomunikasi
yang memegang peranan teramat penting
dan mutlak harus tersedia, karena setiap
perangkat
telekomunikasi
terutama
perangkat yang menggunakan komponen
elektronik sangat memerlukan catuan
listrik.
Untuk dapat beroperasinya suatu
perangkat, listrik merupakan sarana pokok
yang sangat penting dalam sistem
telekomunikasi tersebut. Sebagai jantung
bagi berkerjanya perangkat telekomunikasi,
bila catu daya terputus atau terganggu akan
mengakibatkan
semua
komponen

perangkat yang ada tidak dapat beroperasi.
Sehingga beratus-ratus bahkan beribu-ribu
informasi penting tidak dapat dikirim dan
diterima dari jarak jauh. Setiap perangkat
telekomunikasi seperti terminal, sentral
telepon, sarana transmisi pemancar
(transmitter ), penerima (receiver ) dan
sebagainya memerlukan catu daya. Bila
catu daya tidak bekerja (terputus atau mati)
maka sistem perangkat yang dicatu tidak
akan bekerja optimal sebagai alat
telekomunikasi. Oleh karena itu, sub sistem
catu daya ini harus selalu dipelihara,
dirawat secermat mungkin agar pelayanan
jasa telekomunikasi yang diberikan kepada
masyarakat dapat optimal.
3.4 MIKROKONTROLER ATMEGA 8[3]
Mikrokontroler Alf And Vegard’s
Risc Processor (AVR) merupakan salah
satu jenis mikrokontroler yang didalamnya
terdapat
berbagai
macam
fungsi.
Mikrokontroler ATmega 8 ini diproduksi
oleh ATMEL, ATMEL merupakan salah
satu vendor dibagian bidang mikro
elektronika yang telah mengembangkan
seri AVR sekitar tahun 1997. Untuk
sekarang ini mikrokontroler jenis AVR
merupakan prosesor paling
banyak
digunakan dalam membuat aplikasi
sistem
kendali bidang instrumentasi,
dibandingkan dengan
mikrokontroler
keluarga MCS51 seperti AT 89C51/52.
Secara teknis hanya ada 2 jenis
mikrokontroler yaitu RISC dan CISC dan
masing-masing
mempunyai
keluarga
sendiri-sendiri. RISC singkatan dari
Reduced Instruction Set Computer instruksi
terbatas tapi memiliki fasilitas yang lebih
banyak. Sedangkan CISC merupakan
singkatan dari Complex Instruction Set
Computer, instruksi bisa dikatakan lebih
lengkap tapi dengan fasilitas secukupnya.
Bentuk fis ik dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3 Bentuk Fisik ATMega 8[3]
ATMega 8 memiliki 28 pin, yang
masing-masing pin nya memiliki fungsi
yang berbeda-beda. Pada Gambar 4
merupakan pin ATMega 8.

lebih banyak elektron yang lepas dari atom
bahan semikonduktor tersebut. Sehingga
akan ada lebih banyak elektron untuk
mengangkut muatan elektrik. Artinya pada
saat cahaya terang LDR menjadi konduktor
yang baik, atau bisa disebut juga LDR
memiliki resistansi yang kecil pada saat
cahaya terang.
Gambar 4 Konfigurasi pin ATMega 8[3]
3.5 Pengatur tegangan (dimmer)
Rangkaian pengatur tegangan ini
berupa dimmer yang berfungsi untuk
mengatur nilai tegangan yang diinginkan,
selain itu dimmer digunakan untuk
mengatur tingkat intensitas cahaya LED
yang dihubungkan dengan sensor LDR
(Light Dependent Resistor ). Rangkaian
dimmer ini menggunakan komponen utama
berupa TRIAC, DIAC dan variabel resistor
berupa potensiometer .
Rangkaian dimmer dapat digunakan
untuk tegangan listrik PLN 220VAC.
Untuk mengatur nilai tegangan dan terang
redupnya intensitas pancaran cahaya LED
dapat dilakukan dengan mengatur tuas
potensiometer . Pada prinsipnya rangakaian
dimmer ini mengatur tegangan yang
diberikan
untuk
menyalakan
LED
menggunakan TRIAC sebagai komponen
utama. Semakin besar tegangan gate
TRIAC maka semakin kuat intensitas
cahaya yang dihasilkan. Pengaturan
tegangan bias TRIAC dikendalikan oleh
potensiometer .
3.6 Light Dependent Resistor (LDR)[4]
Light Dependent Resistor atau yang
biasa disebut LDR adalah jenis resistor
yang nilainya berubah seiring intensitas
cahaya yang diterima oleh komponen
tersebut. Biasa digunakan sebagai detektor
cahaya atau pengukur besaran konversi
cahaya. Light Dependent Resistor , terdiri
dari sebuah cakram semikonduktor yang
mempunyai dua buah elektroda pada
permukaannya. Pada saat gelap atau cahaya
redup, bahan dari cakram tersebut
menghasilkan elektron bebas dengan
jumlah yang relatif kecil. Sehingga hanya
ada sedikit elektron untuk mengangkut
muatan elektrik. Artinya pada saat cahaya
redup LDR menjadi konduktor yang buruk,
atau bisa disebut juga LDR memiliki
resistansi yang besar pada saat gelap atau
cahaya redup. Pada saat cahaya terang, ada

Gambar 5 Simbol dan Bentuk Fisik LDR
3.7 Light Emitting Diode [5]
Light Emitting Diode atau dioda
pemancar cahaya merupakan sebuah jenis
dioda yang dapat memancarkan cahaya
apabila diberikan tegangan.
LED ini banyak digunakan karena
konsumsi daya yang dibutuhkan tidak
terlalu besar yaitu tegangan sebesar 3 volt
(normalitasnya) dengan arus 10-150 mA.

Gambar 6. Bentuk Fisik dan simbol LED
Gambar 6 merupakan bentuk fisik
dan simbol LED. Kecemerlangan LED
tergantung
dari
arusnya.
Untuk
mengendalikan kecemerlangan terdapat dua
cara, yaitu pertama dengan menjalankan
LED dengan sumber arus. Selain
menjalankan dengan sumber arus, cara yang
berikutnya yaitu tegangan catu yang besar
dan resistansi seri yang besar.
3.8 Liquid Crystal Display (LCD) 2x16
Penggunaan
LCD
akan
mempermudah menampilkan hasil dari
perancangan yang telah dilakukan, yaitu
menampilkan nilai tegangan 1 fasa yang
masuk
ke
dalam
sistem.
Untuk
perancangan peringatan tegangan drop ini

dengan menggunakan LCD 2x16 dengan
baris dan kolom-nya digunakan untuk
menampilkan nilai tegangan yang masuk
beserta statusnya. Gambar 7 merupakan
bentuk fisik dari LCD 16x2.

Gambar 7 Bentuk Fisik LCD 2x16
Setting contrast dapat langsung dilakukan
pada hardware karena contrast tidak
dikelola oleh program yang dipergunakan
untuk menjalankan prototipe ini. Sehingga
jika tampilan pada LCD tidak terang maka
dapat dilakukan Setting contrast sampai
kepada kondisi yang diinginkan langsung
pada hardware. Kondisi ini akan sangat
memermudah perancangan tampilan pada
LCD menjadi redup.[6]
3.9 Buzzer[8]
Buzzer adalah perangkat elektronika
yang terbuat dari elemen piezoceramics
pada suatu diafragma yang mengubah
getaran/vibrasi menjadi gelombang suara.
Buzzer menggunakan resonansi untuk
memperkuat intensitas suara. Oleh karena
itu buzzer banyak digunakan sebagai alarm
peringatan karena suara yang di
keluarkannya sangatlah terdengar bising
ditelinga. Untuk tegangan yang digunakan
pada buzzer sebsear antara 5V sampai
dengan 12V dan arus sebesar 25 mA.

Gambar 8 Bentuk Fisik Buzzer
3.10 Catu daya 12V
Bagian terpenting pada sebuah
rangkaian elektronika adalah Catu daya,
karena catu daya merupakan sumber energi
dari sebuah rangkaian. Terdapat dua buah
sumber tegangan yaitu DC (Direct
Current) dan AC (Alternating Current).
Sedangkan dalam kebiasaan sehari-hari
banyak menggunakan arus AC, maka dari
itu diperlukan power supply untuk dapat
mengubah sumber tegangan AC menjadi
DC. Power supply sendiri merupakan
kumpulan dari beberapa perangkat

elektronika
diantarnya
ialah
trafo,
penyearah (rectifier ), filter dan regulator.
Power supply memperoleh sumber
tegangan dari PLN sebesar 220 VAC yang
kemudian diturunkan menjadi 12 VAC
dengan menggunakan trafo step down.
Tegangan 12 VAC lalu disearahkan dengan
menggunakan dioda bridge sehinggga
menghasilkan tegangan DC keluaran dari
diode bridge ini masuk ke dalam IC
regulator
yang
berfungsi
untuk
menstabilkan tegangan. IC regulator yang
digunakan adalah 7805 yang menghasilkan
keluaran sebesar +5 volt. Disini penulis
tidak membuat catu daya tersebut
melainkan membeli yang disesuaikan
dengan keperluan yang ada yaitu berupa
adaptor dengan input AC 220v/240v dan
output DC 3v-12v 1200mA yang
dihubungkan dengan stop Kontak

Gambar 9 Blok Diagram Rangkaian Catu daya
3.11 Bahasa Pemograman C[9]
Bahasa C merupakan hasil dari
perkembangan bahasa sebelumnya oleh
Dennis Ricthie sekitar tahun 1970-an di
Bell Telephone Laboratories Inc. Bahasa C
pertama digunakan di komputer Digital
Equipment Corporation PDP-11 yang
menggunakan sistem operasi UNIX.
C adalah bahasa program yang
ssandar, artinya suatu program yang ditulis
dengan versi bahasa C tertentu akan dapat
dikompilasi dengan versi bahasa C yang
lain dengan sedikit modifikasi. Standar
bahasa C yang asli adalah standar dari
UNIX. Patokan dari standar UNIX ini
diambil dari buku yang ditulis oleh Brian
Kerninghan dan Dennis Ritchie berjudul
“The
C
Programming
Language”,
diterbitkan oleh prentice hall tahun 1978.
Deskripsi C dari Kerninghan dan Ritchie
ini kemudian dikenal secara umum sebagai
“K&R C”.
Main()
{
//Statment;
Fungsi lain()
//Statement;
}

Fungsi Utama
Fungsi Lain yang ditulis
oleh pemrograman
komputer

3.12 Arduino[10]
Arduino adalah kit elektronik atau
papan
rangkaian
elektronik open
source yang
di
dalamnya
terdapat
komponen utama yaitu sebuah chip
mikrokontroler dengan jenis AVR dari
perusahaan Atmel. Mikrokontroler itu
sendiri adalah chip atau IC (integrated
circuit) yang bisa diprogram menggunakan
komputer.
Tujuan menanamkan program pada
mikrokontroler adalah agar rangkaian
elektronik
dapat
membaca
input,
memproses input tersebut dan kemudian
menghasilkan
output
sesuai
yang
diinginkan. Jadi mikrokontroler bertugas
sebagai „otak‟ yang mengendalikan input,
proses dan output sebuah rangkaian
elektronik. Bahasa pemrograman Arduino
adalah bahasa C. Tetapi bahasa ini sudah
dipermudah menggunakan fungsi-fungsi
yang sederhana sehingga pemula pun bisa
mempelajarinya dengan cukup mudah.
Pada Gambar 10 merupakan tampilan IDE
arduino.

Gambar 10 Tampilan IDE Arduino
4.

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN
SISTEM
Perancangan peringatan tegangan drop
pada sistem catu daya telekomunikasi
berbasis ATMega 8 jika diimplementasikan
bertujuan
untuk
meminimalisasi
kemungkinan kerusakan pada perangkat
telekomunikasi yang dapat terjadi apabila
perangkat telekomunikasi tersebut bekerja
pada level tegangan di bawah standar. Pada
gambar 11 merupakan blok diagram
peringatan tegangan drop pada sistem catu
daya telekomunikasi.

PROSES
SUMBER
TEGANGAN

PENGATUR
TEGANGAN
(DIMMER)

LAMPU
PIJAR 7,5
WATT

SENSOR
TEGANGAN
LDR

MIKROKONTROLER
ATMEGA 8

LED

BUZZER

CATUDAYA
12 VOLT

LCD
2x16

Gambar 11 Blok Diagram Peringatan
Tegangan Drop pada Sistem Catu daya
Telekomunikasi
Berdasarkan gambar 11 merupakan
blok diagram peringatan tegangan drop
pada sistem catu daya telekomunikasi.
Pada blok diagram terdiri dari input,
proses, dan output. Untuk rangkaian
input, dapat dilihat pada blok diagram
terdiri dari sumber tegangan, pengatur
tegangan (dimmer ), sensor tegangan.
Untuk sumber tegangan menggunakan
tegangan 1 fasa dengan range tegangan
yang digunakan antara 180-220V.
Pengatur tegangan (dimmer ) digunakan
untuk mendapatkan nilai tegangan yang
diinginkan. Sedangkan untuk sensor
tegangan Light Dependent Resistor
(LDR) yang berfungsi untuk mendeteksi
apabila terjadi penurunan tegangan yang
terjadi.
Untuk
rangkaian
proses
menggunakan Mikrokontroler yang
berfungsi
sebagai
pemroses
dan
pengendali seluruh sistem. Dalam hal ini
menggunakan Mikrokontroler ATMega
8 sebagai bagian kontrol dari sistem.
Sebelum proses penginputan yang
dilakukan oleh sensor tegangan, perintah
untuk melakukan scanning diperintah
oleh mikrokontroler yang mengirimkan
suatu isyarat ke bagian sensor untuk
melakukan pengecekan nilai tegangan
yang masuk ke dalam sistem. Setelah
pengecekan selesai maka sensor akan
mengirimkan data nilai tegangan ke
bagian kontrol untuk diproses lebih
lanjut.
Untuk
rangkaian
output-nya
menggunakan LED, buzzer , dan LCD.
LED digunakan sebagai indikator pada
saat nilai tegangan normal atau drop.
Untuk buzzer digunakan sebagai pemberi
peringatan pada saat terjadi drop
tegangan. Peringatan yang diberikan oleh
buzzer berupa suara atau bunyi.
Sedangkan
bagian
LCD
akan
menampilkan nilai tegangan yang masuk

Perancangan
perangkat
lunak
menggunakan software Arduino yang
digunakan untuk menulis program untuk
mikrokontroler.
Pada
Gambar
14
merupakan tampilan arduino.

dan terukur pada sistem serta
menampilkan status pada saat nilai
tegangan normal atau drop.
Pada
gambar
1
merupakan
rangkaian
keseluruhan
prototype
adaptive traffic light.

Gambar 14 Tampilan Software Arduino
Gambar 12 Rangkaian Keseluruhan
Peringatan Tegangan Drop

Pada peringatan tegangan drop pada
sistem catu daya telekomunikasi ini
meliputi perancangan program inisialisasi
dan program utama. Pada program
inisialisasi meliputi perancangan program
insialisasi port I/O yang akan digunakan
agar dapat bekerja dan dikendalikan oleh
mikrokontroler ATMega 8. Sedangkan
untuk
program
utama
meliputi
perancangan program untuk menentukan
nilai tegangan drop atau normal, instruksi
yang akan dikirimkan ke bagian output
seperti buzzer dan LED serta menampilkan
status dari tegangan tersebut pada LCD.

4.1 Perancangan Perangkat Keras
Perancangan
pengatur
tegangan
(dimmer ) beserta sensor Light Dependent
Resistor (LDR), perancangan sistem
minimum ATMega 8, perancangan Light
Emitting Diode (LED), perancangan
buzzer , perancangan LCD 2x1 dan
perancangan catu daya.
4.2 Perancangan Perangkat Lunak
Proses perancangan perangkat lunak
digambarkan dengan flowchart pada
Gambar 13.
MULAI

INISIALISASI
PORT

MIKROKONTROLER AMBIL
DATA DARI
PENDETEKSIAN SENSOR
LDR

APAKAH NILAI
TEGANGAN NORMAL?

TIDAK

YA

APAKAH NILAI
TEGANGAN DROP?

YA

TEGANGAN NORMAL

TEGANGAN DROP

TAMPILKAN NILAI
TEGANGAN DI LCD

TAMPILKAN NILAI
TEGANGAN DI LCD

LED HIJAU MENYALA

LED MERAH MENYALA

BUZZER TIDAK AKTIF

BUZZER AKTIF

SELESAI

Gambar 13 Flowchart Pembuatan Program

5.

PENGUJIAN
DAN
PEMBAHASAN
HASIL
5.1 Pengujian Blok Rangkaian
a) Pengujian Rangkaian Catu Daya
Catu daya yang digunakan pada
tugas akhir ini menggunakan tegangan
sumber tegangan AC 220 volt dari
PLN yang kemudian dirubah menjadi
tegangan DC menggunakan adaptor
DC power supply yang dapat
menghasilkan tegangan DC sebesar 9
volt. Untuk mensuplay tegangan TTL
pada mikrokontroler dan komponen
lainnya diperlukan tegangan sebesar 5
Volt, oleh sebab itu digunkan
rangkaian IC Regulator LM 7805
untuk menstabilkan tegangan menjadi
5 Volt. Tegangan keluaran sebesar 5
volt
berlaku
untuk
semua
mikrokontroler yang dipakai pada alat
ini. Pengujian rangkaian catu daya
dilakukan dengan mengukur keluaran

dari catu daya yang dihasilkan dari
adapter DC dengan menggunakan
multimeter digital.. Pada tabel 1
merupakan hasil dari pengujian
rangkaian catu daya.
Tabel 1 Pengujian Rangkaian Catu Daya
Gambar 15 Pengukuran mikrokontroler
ATMega 8

Berdasarkan tabel 1 diatas bahwa dalam
pengujian catu daya terhadap perhitugan
yang dilakukan dengan hasil pengukuran
yang telah dilakukan untuk tegangan DC
terjadi selisih error sebesar 1,62 menurut
pengukuran tegangan yang didapat adalah
sebesar 13,62 Volt sedangkan menurut
teori adalah 12 Volt. Tegangan DC
tersebut kemudian dipakai untuk input
regulator IC LM7805 dimana hasil tersebut
masih dalam batas yang diijinkan sehingga
tegangan ini tidak teralu berpengaruh
dengan kinerja alat.
Tegangan output dari LM7805 yang
dihasilkan menurut tabel diatas dilihat dari
hasil perhiungan sebesar 5 Volt sedangkan
menurut hasil pengukuran didapatkan hasil
sebesar 4,93 Volt sehingga terjadi error
sebesar 0,07. Nilai error tersebut masih
berada pada range yang diijinkan karena
tegangan output dari LM7805 berfungsi
sebagai tegangan input atau tegangan kerja
dari mikrokontroler ATMega 8, dimana
menurut datasheet ATMega 8 bekerja pada
tegangan berkisar antara 4,5 Volt – 5,5
Volt, sedangkan untuk tegangan output
LM7805 menurut datasheet berada pada
range 4,85 Volt – 5,15 Volt. Sehingga
tegangan output LM7805 sebesar 4,93
Volt masih berada pada range tegangan
mikrokontroler ATMega 8 dan selisih nilai
error tersebut tidak memberikan banyak
efek pada rangkaian.
b) Pengujian Mikrokontroler ATMega 8
Pengujian dilakukan pada bagian
tegangan input yaitu pada pin 7 dan
ground mikrokontroler ATMega 8 dapat
bekerja dengan baik atau tidak. Tegangan
mikrokontroler ATMega 8 bekerja pada
range 4,5 Volt – 5,5 Volt.

c)

Dari hasil pengukuran tegangan input
ATMega 8 berdasarkan gambar tersebut
diperoleh sebesar 4,85 Volt. Dari hasil
pengujian
dan
pengukuran
dapat
disimpulkan bahwa selisih nilai yang
diperoleh sebesar 0,15 Volt. Nilai tersebut
tidak terlalu berpengaruh terhadap kinerja
dari mikrokontroler ATMega 8 karena
masih berada pada range tegangan input
dari mikrokontroler yaitu 4,5 Volt – 5,5
Volt..
Pengujian Rangkaian Sensor Tegangan
LDR
Pengujian sensor tegangan LDR
dilakukan untuk mengetahui kinerja dari
sensor
yang
difungsikan
sebagai
pendeteksi adanya perubahan nilai
tegangan yang terjadi pada sistem. Adapun
pengujian
yang
dilakukan
adalah
mengukur tegangan output dari rangkaian
LDR dengan dua kondisi, yaitu pada saat
kondisi tegangan normal dan kondisi
tegangan turun (drop).
Tabel 2 Hasil Pengukuran Alat di bagian
input LDR

d) Pengujian Rangkaian LED
Pengujian LED dilakukan pada saat
LED menyala sebagai indikator pada saat
nilai tegangan normal atau drop. LED
yang diamati adalah pada setiap titik yang
ada, dan LED yang digunakan adalah LED
merah dan LED hijau. Pada tabel 3
memperlihatkan hasil pengukuran LED.

Tabel 3 Pengukuran Pengujian LED

e)

Dari hasil pengukuran tegangan pada
LED yang telah dilakukan mendapatkan
hasil untuk LED warna merah sebesar 1,87
volt. Untuk nilai yang diperbolehkan untuk
LED warna merah sebesar 1,8 - 2,1 volt.
Ini berarti LED merah masih bekerja pada
level tegangan standarnya. Sedangkan
untuk LED warna hijau terukur sebesar
1,97 volt dengan batas nilai yang
diperbolehkan maksimal 2,6 volt untuk
LED warna hijau, untuk arus LED sendiri
antara 10 dan 150 mA. Penurunan
tegangan yang tepat tergantung dari arus
LED, warna, kelonggaran, dan lain
sebagainya.
Pengujian Rangkaian LCD 2x16
Pengujian
dilakukan
dengan
mengamati parameter saat pertama on,
kondisi sensor mendeteksi tegangan masuk
apakah normal atau drop.

Tabel 4 Pengujian buzzer

5.2 Pengujian
Rangkaian
Sistem
Keseluruhan
Pengujian sistem secara keseluruhan
dilakukan dengan cara menjalankan alat
untuk mengetahui hasilnya apakah alat ini
sudah berjalan dengan baik, dari hasil
pengujian rangkaian secara keseluruhan,
alat dapat berjalan dengan baik sesuai
dengan rencana rancangan, mulai dari catu
daya dinyalakan dan kesemua alat yang
terkoneksi menyala dengan baik, sensor
tegangan LDR yang mampu mendeteksi
adanya perubahan nilai tegangan, LCD
yang mampu menampilkan nilai tegangan
terukur beserta status dari tegangan
tersebut, LED yang berfungsi dengan baik
yang digunakan sebagai indikator tegangan
normal atau drop, serta buzzer dapat
memberikan peringatan berupa suara pada
saat nilai tegangan berada pada kondisi
drop.
Tabel 5 Pengujian Alat Secara
Keseluruhan

Gambar 16 Pengujian tampilan LCD
f)

Pengujian Buzzer
Pengujian pada buzzer dilakukan
untuk
mengetahui
apakah
sistem
peringatan tegangan drop bekerja dengan
baik atau tidak. Dilihat dari saat terjadi
kondisi nilai tegangan berada dibawah
standar
buzzer
dapat
memberikan
peringatan adanya penurunan tegangan
tersebut. Pada saat terjadi penurunan
tegangan, maka buzzer akan berlogika high
dan akan mengeluarkan peringatan berupa
suara. Pada tabel 4 menunjukan hasil
pengujian buzzer .

5.3 Pembahasan Hasil
Untuk mengetahui hasil secara
keseluruhan dari alat peringatan tegangan
drop pada sistem catu daya telekomunikasi
ini maka perlu dilakukan pengujian sistem
secara keseluruhan. Pengujian sistem
secara kesuluruhan dari alat peringatan
tegangan
drop
dilakukan
dengan

menghubungkan alat secara langsung ke
sumber tegangan 1 fasa (220 Volt).
Pengujian dimulai dengan pengujian
tegangan yang masuk ke mikrokontroler,
berdasarkan hasil perhitungan yang
dilakukan terdapat error rata-rata sebesar
0,15 Volt dari nilai tegangan yang
diasumsikan sebesar 5 Volt dan
pengukuran pada mikrokontroler sebesar
4,85 Volt. Namun dengan tegangan 4,85
Volt ini tidak terlalu berpengaruh dengan
kinerja alat karena mikrokontroler masih
dapat beroprasi dengan tegangan 4,5 Volt
– 5,5 Volt. Dengan dihasilkannya nilai
tegangan tersebut, maka alat dapat
beroprasi dengan baik mulai dari tegangan
yang didistribusikan ke sensor LDR, LCD,
LED, serta buzzer .
Pengujian sensor tegangan LDR
bertujuan untuk mendeteksi adanya
perubahan nilai tegangan yang terjadi.
Input sensor dihubungkan ke pin 27. Jika
sensor LDR mendeteksi adanya perubahan
nilai tegangan yang masuk ke sistem, maka
LDR akan mengirimkan data ke
mikrokontroler yang nantinya nilai
tegangan akan ditampilkan pada bagian
LCD beserta status dari tegangan tersebut.
Sensor LDR akan mendeteksi adanya
perubahan nilai tegangan dengan cara
mendeteksi intensitas cahaya pada lampu
pijar. Lampu pijar yang digunakan sebesar
220V/7,5watt.
Lampu
pijar
ini
dihubungkan ke bagian dimmer untuk
dapat diatur intensitasnya. Dengan
mengubah intensitas cahaya pada lampu
pijar tentu akan mempengaruhi pula nilai
tegangan yang terdeteksi pada sensor
tegangan LDR. Bagian dimmer digunakan
untuk mengatur nilai tegangan yang
masuk. Dengan menggunakan dimmer ini
kondisi drop tegangan yang terjadi secara
acak (random) dapat terpenuhi karena nilai
tegangan dapat diatur dibawah batas
normal tegangan yang ditentukan. Untuk
tegangan yang digunakan yang digunakan
adalah tegangan 1 fasa dengan range
tegangan 180-220V untuk kondisi
tegangan normal.
Pengujian buzzer bertujuan untuk
mengetahui bahwa sistem peringatan dari
alat ini dapat bekerja dengan baik. Buzzer
dalam perancangan alat ini dihubungkan
pada pin 17 pada mikrokontroler. Buzzer
digunakan sebagai permberi peringatan
pada saat terjadi drop tegangan pada
sistem. Sensor akan memberikan data ke
mikrokontroler untuk setiap nilai tegangan

yang masuk ke sistem. Mikrokontroler
akan memilih data tersebut. Apabila nilai
tegangan terukur masih berada pada level
standar maka mikrokontroler hanya akan
mengirimkan data berupa nilai tegangan ke
bagian LCD untuk ditampilkan. Sedangkan
apabila mikrokontroler menerima data
tegangan terukur yang nilainya dibawah
standar
yang
ditentukan
maka
mikrokontroler akan mengirimkan data
nilai tegangan terukur ke LCD untuk
ditampilkan dan akan memberikan
instruksi ke bagian buzzer untuk
memberikan peringatan berupa suara/bunyi
yang menandakan bahwa nilai tegangan
yang masuk berada pada level dibawah
tegangan normal.
Pengujian pada LCD bertujuan untuk
mengetahui
bahwa
LCD
dapat
menampilkan nilai tegangan terukur yang
masuk ke sistem alat. Selain itu LCD dapat
menampilkan status dari tegangan masuk
yang terukur tersebut. Apabila nilai
tegangan berada pada level normal maka
LCD
akan
menampilkan
status
“NORMAL” sedangkan apabila nilai
tegangan berada pada level dibawah
standar maka LCD akan menampilkan
status “DROP”. Sedangkan pengujian pada
LED bertujuan untuk mengetahui bahwa
LED berfungsi sebagai indikator tegangan
normal atau drop. Pada perancangan alat
ini LED yang digunakan ada 2 warna yaitu
hijau dan merah. LED hijau digunakan
sebagai indikator bahwa nilai tegangan
berada pada level normal sedangkan LED
merah digunakan sebagai indikator bahwa
nilai tegangan berada dibawah level
normal (drop).
Dari pengujian secara keseluruhan
peringatan tegangan drop pada sistem catu
daya telekomunikasi ini sudah bekerja
sesuai dengan yang diharapkan dimana alat
ini dapat bekerja dengan mendeteksi
adanya setiap perubahan tegangan yang
masuk ke dalam sistem alat ini. Bagian
kontrol dalam hal ini Mikrokontroler
ATMega 8 juga dapat bekerja dengan baik
karena telah memberikan instruksi ke
masing-masing bagian yaitu LED, LCD
dan Buzzer untuk dapat bekerja sesuai
dengan kondisi yang telah ditetapkan.
Untuk bagian output juga telah bekerja
sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
LED dapat bekerja dengan baik sebagai
indikator, LCD dapat menampilkan nilai
tegangan terukur beserta statusnya dan
buzzer dapat memberikan peringatan

berupa bunyi pada saat terjadi drop
tegangan.
6.

PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil perancangan
dan pengujian alat “Rancang Bangun
Peringatan Tegangan Drop pada Sistem
Catu daya Telekomunikasi Berbasis
Mikrokontroler ATMega 8” dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Alat Peringatan Tegangan Drop
pada
Sistem
Catu
daya
Telekomunikasi ini terdiri dari
rangkaian catu daya, rangkaian
sistem minimum mikrokontroler
ATMega 8, rangkaian pengatur
tegangan (Dimmer ) beserta sensor
Light Dependent Resistor (LDR),
rangkaian LCD 2x16, rangkaian
LED, serta rangkaian buzzer.
2. Pengatur
tegangan
(Dimmer )
digunakan untuk mengatur nilai
tegangan yang diinginkan agar
mendapatkan kondisi drop tegangan
sehingga dapat membuktikan bahwa
alat
ini
dapat
memberikan
peringatan pada saat tegangan drop.
3. Dari pembuatan alat ini dapat
disimpulkan bahwa perancangan
peringatan tegangan drop ini dapat
bekerja dengan baik. Hal ini
dibuktikan dengan pengujian yang
telah dilakukan pada alat ini. Pada
saat nilai tegangan diatur berada
dibawah nilai tegangan normal maka
alat ini akan memberikan peringatan
(warning) berupa bunyi dari buzzer .
4. Pada sisi sensor tegangan LDR,
diperlukan komponen LDR dengan
kualitas bagus untuk mendapat nilai
pendeteksian tegangan yang akurat.
6.2 Saran
Saran-saran untuk pengembangan
Tugas Akhir ini agar dapat dimaksimalkan
lebih lanjut adalah:
1. Perlu perbaikan pada sisi sensor
untuk mendapatkan nilai tegangan
yang lebih akurat. Perbaikan bisa
dengan
menggunakan
sensor
dengan kualitas yang lebih baik.
2. Untuk pengembangan lebih lanjut,
penambahan komponen modem
serial untuk memberikan report
status terkini tentang drop tegangan
yang terjadi ke nomor hand phone
ke pihak yang terkait sehingga

3.

4.

7.

mampu
dilakukan
monitoring
sistem secara terus-menerus dan
secara jarak jauh.
Untuk bagian kontrol dapat
menggunakan mikrokontroler jenis
AVR yang lain selain ATMega 8,
yaitu ATMega 8535, ATMega 16,
dan lain sebagainya.
Untuk penulisan laporan harap
lebih diperhatikan untuk sistematika
laporan yang baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Purwanto,
Agus.
“Jaringan
Telekomunikasi Catu Daya pada Sistem
Telekomunikasi” Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknologi Industri Institut
Sains dan Teknologi Nasional, Jakarta,
2010.
[2] Saydam,
Gouzali.
“Sistem
Telekomunikasi di Indonesia ”, Bandung,
ANGKASA, 2010.
[3] Atmel., Corp. (2013, Oct), Datasheet
Mikrokontroller Atmega 8 . Dokumen
PDF.
[Online].
www.atmel.com/images/doc2486.pdf
[4] Supatmi, Sri, (2011, Mei), “PENGARUH
SENSOR
LDR
TERHADAP
PENGONTROLAN LAMPU”. Majalah
Ilmiah UNIKOM Vol.8, No. 2
[5] Ramadhani, Alvian. “Rancang Bangun
Prototipe Adaptive Traffic Light System
Berbasis Mikrokontroler ATMega 8”
Program Studi D3 Teknik Telkom,
Purwokerto, Laporan Tugas Akhir, 2013.
[6] Prabowo, Arief. “Purwarupa Sistem
Pengaman
Brankas
Menggunakan
Keypad dan Handphone” Program Studi
D3 Teknik Telkom, Purwokerto,
Laporan Tugas Akhir, 2013.
[7] Garage., Engineers. (2013, Oct),
Datasheet
LCD
2x16
[Online]
http://www.engineersgarage.com/electro
nic-components/16x2-lcd-moduledatasheet
[8] Pizoelectrontic Buzzers. “Pin terminal
Without oscillator circuit” [Oct 2013].
[Online].
http://www.tdk.co.jp/tefe02/ec211_sd.pd
f
[9] Hartono, Jogiyanto. “Konsep Dasar
Pemrograman Bahasa C”, Edisi 2,
Yogyakarta, Andi Yogyakarta, 2000.
[10] Kadir, Abdul. “Panduan Praktis
Mempelajari Aplikasi Mikrokontroler
dan Pemrogramannya Menggunakan
Arduino”,
Yogyakarta,
Andi
Yogyakarta, 2013.

Mengetahui :
Pembimbing I

Pembimbing II

Eka Wahyudi, S.T., M.Eng.
NIDN. 0617117601

Risa Farrid Christianti, S.T., M.T.
NIDN. 0604027802

Dokumen yang terkait

ANALISA KONSENTRASI TEGANGAN PADA MESIN COPY TURNING DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE CATIA

0 71 16

KAJIAN TEGANGAN PADA FRAME SEPEDA MOTOR GAZA TYPE STRIKING ALPHA DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ANSYS Ver. 8.0

0 42 1

ANALISIS TEGANGAN PADA FRICTION STIR WELDING TOOL MENGGUNAKAN SOFTWARE CATIA

1 22 19

ANALISIS TEGANGAN TEMBUS DAN VISKOSITAS MINYAK TRANSFORMATOR DENGAN ADITIF AMINA, BHT, DAN FENOL

2 27 19

ANALISIS TERHADAP PEMBATALAN PERJANJIAN BANGUN GUNA SERAH (BUILD OPERATE AND TRANSFER) OLEH PEMERINTAH DAERAH SERTA AKIBAT HUKUM BAGI INVESTOR YANG MENGALIHKAN HAK PENGELOLAAN KEPADA INVESTOR LAIN

3 64 161

IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN MENGENAL UNSUR BANGUN DATAR KELAS II SDN LANGKAP 01 BANGSALSARI

1 60 18

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI BANGUN RUANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI KELOMPOK PADA SISWA KELAS VI A SDN 2 KEDAMAIAN BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 13 35

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI LUAS BANGUN DATAR MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY DI KELAS VB SD NEGERI 5 SUMBEREJO KECAMATAN KEMILING BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

7 63 30

RANCANG BANGUN PENGGERAK OTOMATIS PANEL SURYA MENGGUNAKAN SENSOR PHOTODIODA BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 16.

20 120 60

RANCANG BANGUN PROTEKSI MESIN MOBIL TERHADAP PANAS (OVER HEATING) DAN PERINGATAN TERHADAP PERUBAHAN TEGANGAN UNTUK MENCEGAH KERUSAKAN AKI

16 79 73