Kebutuhan Sistem Informasi dan Teknologi
KEBUTUHAN SISTEM INFORMASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI
CETIYA DAN VIHARA DI KABUPATEN TANGERANG
Heriyanto
Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Sriwijaya Tangerang Banten
[email protected]
Abstract
The purpose of this study is to describe how the needs of Information Systems and Technology Information in chedi
and temples in district of Tangerang. This is an exploratory qualitative research with qualitative descriptive and inductive
approach. The object of the research is the need of Information Systems and Technology Information in chedi and temples in
district of Tangerang. The scope of research are based on the needs and gaps of Information Systems and Technology
Information in chedi and temples in district of Tangerang. In collecting data, the researcher using non-test technique as the
main instrument. The data collection were using interviews, observation, and documentation. Data validation was done with
credibility, transferability, reliability, and objectivity. The credibility of the data include overtime research, triangulation of
data, reference materials, and member check. Analysis of the data by using a model of Miles and Huberman. The results of the
study describe the forms of Information Systems chedi and temples in the district of Tangerang is a Blackberry application
(mesenger, broadcast, group), social networking, information systems presence, a word processing program, the program
data processing, database programs, websites, and blogs chedi and vihara. While information technology at chedi and
temples in the district of Tangerang consist of equipment operational support like sound system, the Personal Computer
(PC), TV-monitor, LCD-projector, camera, and external modem as a means of internet access. Information system
requirements at chedi and temples in Tangerang district consists of the need for the availability of information systems such
as websites, attendance list Information Systems, Information Systems knowlege sharing, data management information
system, and the need for digital maps in the form of a website. Information Technology needs chedi and temples in the district
of Tangerang is a need for Internet infrastructure, PCs, laptops, printers, and LCD-projector. Chedi and temples in
Tangerang district need Information Systems and Information, also includes the need for a social media admin BBM,
Facebook social networking admin, admin data management and knowledge sharing related to Information Systems and
Information Technology.
Keywords: needs assessment, information systems, information technology
Pendahuluan
Teknologi dunia digital mengubah pola dan perilaku dalam melakukan berbagai aktivitas. Peran
Sistem Informasi (SI) dan Teknologi Informasi (TI) menjadi bagian yang tidak terpisahkan dan
berdampak besar terhadap masyarakat. Penerapan SI dan TI yang sesuai dengan tujuan dan sasaran
organisasi atau lembaga akan membawa pada keunggulan kompetitif. Bidang agama tidak terlepas dari
peran dan fungsi SI dan TI. SI dan TI tidak lagi menjadi kebutuhan akan datang melainkan harus segera
terimplementasi agar mampu mengakomodir berbagai kebutuhan organisasi dan lembaga keagamaan
masa sekarang dan akan datang.
Rumah ibadah seperti masjid, gereja, pura, vihara, dan litang dituntut memiliki fasilitas, sarana,
dan prasarana SI dan TI yang baik untuk mendukung operasional, tugas, dan fungsi. Fungsi vihara tidak
hanya sebagai lembaga keagamaan dan spiritual, tetapi telah bertambah dengan fungsi layanan, sosial,
dan pendidikan seperti Sekolah Minggu Buddhis (SMB). Untuk sejalan dengan berbagai fungsi tersebut,
dukungan akan SI dan TI menjadi suatu keharusan yang tidak lagi dapat ditinggalkan. Sistem manajemen
cetiya dan vihara yang baik akan meningkatkan pelayanan terhadap umat vihara. Internet dan jejaring
sosial dapat dimanfaatkan cetiya dan vihara sebagai akses informasi keluar dan ke dalam, di samping
sebagai pendukung kegiatan sosial.
Cetiya dan vihara di Kabupaten Tangerang memiliki permasalahan tersendiri berkaitan dengan
akses informasi. Penggunaan teknologi internet tidak menjadi alat untuk mengatasi kesulitan
mendapatkan informasi tetapi hanya menjadi wadah, hiburan, dan eksistensi diri. Alamat beberapa
cetiya dan vihara sulit ditemukan, alamat yang tidak pasti dari beberapa sumber, pendataan terhadap
umat yang tidak sistematis dan masih dilakukan dengan menggunakan buku tanpa adanya backup dalam
media apapun. Sedikit cetiya dan vihara yang melakukan penerapan dan memiliki SI dan TI. Terdapat
cetiya dan vihara belum memiliki fasilitas komputer, koneksi internet, website, dan database umat.
Kemampuan jejaring sosial untuk mendistribusikan segala data dan informasi tidak dimanfaatkan cetiya
dan vihara sebagai alat untuk mengatasi permasalahan akses internet.
Facebook dan Twitter kini telah dilengkapi dengan fasilitas pencarian (searching) yang dapat
memberikan hasil berupa teks, foto, maupun video. Pada kenyataannya, cetiya dan vihara di Kabupaten
Tangerang belum menggunakan Facebook dan Twitter sebagai alat untuk menunjukkan informasi lokasi
cetiya dan vihara serta publikasi informasi keagamaan. Fasilitas serta fungsi Facebook dan Twitter lebih
banyak digunakan untuk melakukan upload foto-foto pribadi. Masalah pendanaan juga menjadikan
sarana dan prasarana TI seperti komputer dan LCD-proyektor menjadi sangat kurang dan bahkan tidak
dimiliki, meskipun ada beberapa kegiatan sosial penggalangan dana melalui Facebook dan Twitter
dilakukan untuk membantu infrastruktur cetiya dan vihara.
Penerapan SI dan TI tidak semata-mata dilakukan dan langsung memberikan manfaat maksimal.
Penerapan SI yang dibangun dengan dukungan TI harus mampu memenuhi kebutuhan organisasi dan
lembaga, baik kebutuhan masa sekarang maupun yang akan datang. SI dan TI merupakan suatu alat yang
digunakan untuk mencapai tujuan, sasaran, dan fungsi organisasi. Keselarasan strategi penerapan SI dan
TI dengan proses operasional dan kebutuhan organisasi merupakan suatu keharusan agar penerapan SI
dan TI dapat berjalan secara sinergi dengan memberikan manfaat besar. Merujuk kepada kasus
bangkrutnya perusahaan obat, FoxMeyer, yang merupakan perusahaan keempat terbesar di dunia
sebagai distributor obat-obatan, hal tersebut dikarenakan implementasi SI yang tidak sejalan dengan
proses bisnis utama dan tidak melihat secara mendalam kebutuhan pengguna (end user).
Analisis kebutuhan (needs assessment) merupakan tahapan perencanaan dalam suatu kegiatan dan
pengembangan program dengan melakukan identifikasi kebutuhan nyata dari masyarakat khususnya
lembaga dan organisasi. Needs assessment merupakan proses identifikasi dan mencari solusi dari
permasalahan masyarakat, organisasi, dan lembaga tanpa memperhatikan apakah program itu sudah
dilakukan atau belum. Dengan metode pendekatan formal pengumpulan data untuk mengidentifikasi
kebutuhan dari kelompok atau individu diharapkan menghasilkan solusi dan kesimpulan yang sesuai
dengan kebutuhan, tujuan, dan sasaran organisasi dan lembaga. Rumah ibadah seperti cetiya dan vihara
di Kabupaten Tangerang memiliki tantangan terhadap kemajuan dalam era SI dan TI. Untuk dapat
sejalan dengan kebutuhan masyarakat dan menjadikan tools dalam menjalankan fungsi keagamaan,
pendidikan, dan sosial khususnya kepada umat Buddha, sudah menjadi keharusan SI dan TI
terimplementasi pada cetiya dan vihara di Kabupaten Tengerang. Bagaimana kebutuhan SI dan TI yang
sesuai dan strategis bagi cetiya dan vihara di Kabupaten Tangerang menjadi permasalahan tersendiri
yang akan dideskripsikan dalam penelitian ini. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kebutuhan
SI dan TI cetiya dan vihara di Kabupaten Tangerang.
Konsep Teoretis
Sistem Informasi
Pendekatan sistem yang menekankan pada komponen atau elemennya mendefinisikan sistem
sebagai kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan yang telah
ditetapkan (Jogiyanto, 2005: 1). Secara sederhana, sistem dapat diartikan sebagai kumpulan atau
himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling bergantung
satu sama lain, dan terpadu (Tata, 2012: 16). Pengolahan sistem merupakan suatu proses mengolah
masukan (input) agar menjadi informasi yang berguna (output). Informasi merupakan data yang diolah
sehingga menjadi berguna dan dibutuhkan oleh penerima. Sistem menghubungkan dan menjadikan
berbagai komponen, fungsi, dan prosedur saling terkait dan selanjutnya digunakan untuk mencapai hasil
yang diharapkan.
Informasi menggambarkan kejadian nyata untuk menambah pemahaman terhadap fakta-fakta
yang ada, sehingga informasi dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. Gordon B. Davis (dalam
Tata, 2012: 1) menyatakan informasi adalah data yang telah diproses ke dalam suatu bentuk yang
mempunyai arti bagi penerima, mempunyai nilai nyata, dan digunakan untuk mengambil keputusan
sekarang maupun akan datang. Dari beberapa pengertian, informasi merupakan data yang diproses
sehingga menjadi dan menghasilkan kesimpulan yang berguna dan dibutuhkan bagi penerima untuk
mengambil keputusan.
Sistem Informasi (SI) merupakan cara setiap individu dan organisasi memanfaatkan teknologi,
dalam memperoleh, memproses, menyimpan, menggunakan, dan menyebarluaskan informasi (Ward &
Peppard, 2002: 3). SI juga merupakan kebutuhan organisasi akan informasi dan sistem untuk
mendukung strategi organisasi. SI juga disebut sebagai satuan komponen yang saling berhubungan
dalam mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung
pengambilan keputusan atau kendali dalam suatu organisasi. Definisi lain SI sebagai sistem dengan
mengumpulkan, memperoses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk tujuan
tertentu (Sutarman, 2012: 13). SI merupakan sistem dengan dukungan TI yang digunakan oleh organisasi
dalam operasional dan mengambil keputusan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
SI dalam organisasi adalah suatu sistem di dalam organisasi yang mempertemukan kebutuhan
pengolahan transaksi harian, mendukung operasional, bersifat manajerial, kegiatan strategi organisasasi,
memenuhi kebutuhan pihak luar terhadap organisasi, dan juga membantu dalam pelaporan (Jogiyanto,
2010 : 11). SI yang ada dalam organisasi seperti berbagai program pengolah data, internet (website, e-mail,
jejaring sosial) Sistem Informasi Akuntansi, sistem presensi, program membantu dalam pengetikan,
program database, dan sistem keuangan. SI juga merupakan berbagai bentuk nyata dalam bentuk program
dan sistem yang memudahkan operasional, fungsi, tugas, dan digunakan untuk mendapatkan hasil yang
diharapkan.
Teknologi Informasi
Teknologi Informasi (TI) pada dasarnya terdiri dari perangkat keras (hardware), perangkat lunak
(software), dan jaringan telekomunikasi. TI tidak hanya terbatas pada hardware dan software yang
digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi
komunikasi untuk mengirimkan informasi. Sementara itu, strategi TI didefinisikan sebagai dukungan
teknologi dalam rangka memenuhi kebutuhan organisasi akan informasi dan sistem (Ward & Peppard,
2002: 3). TI berkaitan dengan segala sesuatu yang berbasis komputer yang digunakan untuk melakukan
pekerjaan yang berhubungan dengan informasi. TI digunakan untuk mendukung dan mengolah informasi
sesuai dengan kebutuhan (Turban, Rainer, & Potter, 2010: 6).
Implementasi TI dalam keseharian lebih kepada infrastruktur dan peralatan teknologi yang
memberikan dukungan terhadap sistem dan operasional organisasi. Pada lembaga atau organisasi
nonprofit, SI dan TI digunakan sebagai alat bantu peningkatan pelayanan, jasa, sosial, dan pendidikan.
Bentuk nyata dari TI dalam organisasi seperti: peralatan internet, jaringan komputer, LCD-proyektor,
komputer, sound system, telepon, handphone, dan alat elektronik teknologi, informasi, dan alat komunikasi
lainnya yang digunakan untuk menjalankan operasional organisasi.
Analisis Kebutuhan (Needs Assessment)
Kebutuhan adalah kesenjangan keadaan saat ini yang dibandingkan dengan keadaan yang
seharusnya. Kebutuhan juga merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan apa yang diharapkan
(Kavita, Catherine, & Darlane, 2007: 15). Dalam organisasi dan kelompok, kebutuhan tidak hanya
kebutuhan individu, melainkan kebutuhan setiap proses fungsional, operasional, dan juga kebutuhan
masa depan. Kebutuhan pengguna, penerima jasa, dan layanan (end user) juga menjadi kebutuhan penting
yang seharusnya tidak dilewatkan dalam menentukan kebutuhan organisasi.
Gambar 1. Definisi Kebutuhan
Secara umum, analisis kebutuhan merupakan suatu proses untuk mencari apakah yang
dibutuhkan oleh kelompok atau individu dalam organisasi atau pribadi. Needs assessment adalah metode
pendekatan formal pengumpulan data untuk mengidentifikasi kebutuhan dari kelompok atau individu.
Kebutuhan adalah kesenjangan antara harapan dengan kenyataan (Glasgow, 1990). Dengan demikian,
needs assestment adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang kesenjangan yang seharusnya
dimiliki dengan apa yang telah dimiliki.
Needs assessment merupakan proses, metode, dan kegiatan yang mencoba untuk memperkirakan dan
mendefinisikan kesenjangan atau mendefinisikan sesuatu yang kurang memadai (David, Michele, Karen,
et al, 2009: 3). Kelompok dalam organisasi akan menimbulkan kebutuhan yang berbeda-beda dan
variatif. Needs assessment dapat diterapkan kepada individu, kelompok, dan organisasi.
a. Tahapan Needs Assessment
Needs assessment dilakukan secara bertahap, terdiri dari tahap persiapan, pengumpulan data, analisis
dan interpretasi data, diseminasi, dan pembuatan laporan.
Gambar 2. Tahapan Needs Assessment Jim Altschuld
Jim Altschuld (dalam Watkins, Meiers, & Visser, 2012: 45) menjelaskan tahapan needs assessment
menjadi tiga fase yang mendasar, yaitu preassessment activities, assessment activities, dan postassessment
activities. Fase preassessment activities untuk menentukan ruang lingkup keseluruhan dan rencana
melakukan analisis kebutuhan. Fase preassessment activities memastikan bagaimana implementasi needs
assessment berjalan lancar. Fase assessment activities untuk melaksanakan identifikasi kebutuhan dan
melakukan analisis kebutuhan dengan metodologi dan cara yang telah ditetapkan sehingga
menghasilkan informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan postassessment activities. Tahap
postassessment activities untuk menggarisbawahi bahwa menentukan needs assessment telah selesai, dan
menetapkan apa yang menjadi prioritas.
b. Identifikasi Kesenjangan
Kebutuhan adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Dalam menentukan kebutuhan dapat
dilakukan dengan mengidentifikasi kesenjangan. Melakukan dan menjelaskan kesenjangan dapat
dilakukan dengan menggunakan model Kaufman's Organizational Elements Model (OEM) (Kaufman, 1992).
Gambar 3. Kaufman Organizational Elements Model (OEM)
Gambar 3. Kaufman OEM menggunakan pendekatan sistemik untuk melihat kesenjangan dalam
kinerja dan organisasi. Sebuah tujuan utama dari model Kaufman adalah untuk membantu melakukan
identifikasi kesenjangan. Ada 5 (lima) elemen sistem yang meliputi input, proses, produk, output, dan
outcome.
Gambar 4. Identifikasi Kebutuhan Kaufman OEM
Gambar 4. menjelaskan bagaimana kenyataan dan harapan organisasi berkaitan dengan lima
elemen proses yang meliputi input, proses, produk, output, dan outcome. Input meliputi kondisi yang
tersedia pada saat ini misalnya tentang keuangan, waktu, bangunan, sarana, prasarana, Sumber Daya
Manusia (SDM), kebutuhan, permasalahan, dan tujuan organisasi. Proses merupakan cara internal
organisasi seperti metode, kegiatan, dan prosedur organisasi menggunakan berbagai sumber daya yang
ada untuk mencapai hasil yang diinginkan. Produk merupakan apa yang dihasilkan dari organisasi dan
kegiatan organisasi. Output merupakan produk organisasi yang berkaitan dengan masyarakat dan di luar
organisasi. Outcome merupakan hasil akhir dari seluruh proses dan operasional organisasi yang berguna
bagi masyarakat dan memiliki efek jangka panjang terhadap masyarakat.
Berkaitan dengan berbagai aktivitas dan operasional organisasi untuk mencapai hasil yang
diharapkan dilukiskan pada gambar 5, dengan masukan yang ada dalam organisasi, melakukan aktivitas
dan proses sampai kepada dampak dan pengaruh terhadap masyarakat digambarkan dalam needs
assessment framework.
Gambar 5. Logic Models as a Needs Assessment Framework
Cetiya dan Vihara
Vihara adalah tempat ibadah atau peribadatan agama Buddha. Seperti masjid, gereja, pura, dan
litang, vihara sebagai tempat melakukan berbagai kegiatan upacara agama Buddha. Vihara adalah
pondok, tempat tinggal, tempat penginapan bhikkhu/ bhikkhuni, tempat mengadakan pertemuan, belajar,
dan mendiskusikan dhamma (Upasak, 1975: 205). Vihara merupakan milik umum (umat Buddha) tidak
dijadikan milik perseorangan, biasanya dibentuk suatu yayasan untuk mengatur kepentingan tersebut
(Giriputra, 1994: 2).
Cetiya merupakan tempat puja bakti agama Buddha yang lebih kecil dan memiliki sarana yang
lebih sederhana jika dibandingkan dengan vihara. Cetiya biasanya memiliki altar dengan patung Buddha.
Di dalam cetiya terdapat ruang untuk puja bakti (dhammasala), altar, dan pada umumnya tidak terdapat
tempat tinggal bhikkhu (kuti) maupun perpustakaan. Dalam sejarah agama Buddha, arti cetiya adalah
setiap tempat suci, altar atau objek pemujaan. Cetiya berasal dari chaitya yang terbuat dari batu karang
sebagai monumen dan altar. Chaitya berasal dari kata chit yang berarti meditasi, kemudian digunakan
sebagai tempat praktik dan objek meditasi sebelum relic diletakkan di depan altar (Wauchop, 1933: 5-7).
Dalam kitab Kalinga Bodhi Jataka No.479 ada beberapa cetiya yang menjadi objek penghormatan yaitu:
sarīrika cetiya (tempat menyimpan relik Buddha); uddesika cetiya (simbol-simbol agama seperti rupang
patung dan gambar Buddha); dan pāribhogika cetiya (benda-benda yang pernah digunakan oleh Buddha).
Sudah menjadi hal yang biasa bagi umat Buddha memberikan penghormatan kepada cetiya, sehingga
pada masa sekarang lebih dimengerti sebagai tempat melakukan penghormatan dan puja bakti.
Metodologi
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif eksploratif. Pendekatan yang digunakan dengan
pendekatan deskriptif kualitatif dan induktif. Objek penelitian adalah kebutuhan SI dan TI cetiya dan
vihara di Kabupaten Tangerang. Ruang lingkup penelitian pada kebutuhan dan bentuk-bentuk SI dan TI
cetiya dan vihara di Kabupaten Tangerang. Teknik nontes digunakan dalam penelitian dengan peneliti
sebagai instrumen utama. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Keabsahan data penelitian dilakukan dengan menggunakan validitas internal (kredibilitas),
validitas eksternal (transferabilitas), reliabilitas (dependabilitas), dan objektivitas (confirmability).
Kredibilitas data meliputi perpanjangan waktu penelitian, triangulasi data, menggunakan bahan
referensi, dan member check. Analisis data dilakukan dengan analisis model Miles and Huberman.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bentuk-bentuk SI dan TI dan kebutuhan cetiya dan vihara di Kabupaten Tangerang terlihat pada
Tabel 1. Tabel menggambarkan needs assessment cetiya dan vihara di Kabupaten Tangerang dalam bentuk
kebutuhan admin SI dan TI serta kebutuhan berbagai kegiatan knowledge sharing berkaitan dengan SDM SI
dan TI cetiya dan vihara.
Tabel 1. Display Data Penelitian
Bentuk-bentuk Sistem Informasi (SI) dan Teknologi Informasi (TI)
1. Blackberry Mesenger
2. Blackberry Broadcast
3. Blackberry Group
4. Jejaring Sosial (Facebook)
5. Presensi*
Sistem Informasi (SI)
6. Program Pengolah Kata, Data, Database
7. Website, Blog **
* Vihara Vajra Bumi Nusantara
** Vihara Vajra Bumi Nusantara, Cetiya Arya Dipasena
Teknologi Informasi (TI)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Sound System
Personal Computer (PC)
TV-Monitor
LCD-Proyektor
Kamera *
Modem External *
* Vihara Vajra Bumi Nusantara, Vihara Dhamma Metta
** Cetiya Arya Dipasena
Kebutuhan Sistem Informasi (SI) dan Teknologi Informasi (TI)
1. Website
2. Daftar Hadir
3. Knowlege Sharing
Sistem Informasi (SI)
4. Manajemen Data
5. Peta/ MAP Digital
1. Infrastruktur Internet
2. Personal Computer (PC)
3. Laptop
Teknologi Informasi (TI)
4. Printer
5. LCD-Proyektor
Admin Media Sosial, Admin Jejaring Sosial, Admin Manajemen Data, Knowledge Sharing
Bentuk-Bentuk Sistem Informasi Cetiya dan
Vihara di Kabupaten Tangerang
Bentuk-bentuk SI informasi yang ada pada cetiya dan vihara di Kabupaten Tangerang terdiri dari
SI dengan pemanfaatan media sosial, jejaring sosial, program pengolah kata, program pengolah data,
program database, SI presensi, dan website atau blog. SI presensi dalam bentuk program presensi SMB
hanya dimiliki oleh Vihara Vajra Bumi Nusantara. Website atau blog dimiliki oleh Vihara Vajra Bumi
Nusantara, Cetiya Veluvana Arama, dan Cetiya Arya Dipasena.
Kehadiran SI dan TI telah menyebabkan perubahan struktur sosial dalam masyarakat. Perubahan
struktur sosial dapat terlihat melalui pola hubungan individu dan kelompok dalam organisasi. Media
sosial dalam bentuk aplikasi Blackberry dan juga jejaring sosial seperti Facebook mampu diadopsi secara
langsung oleh masyarakat, tidak terkecuali umat cetiya dan vihara. Penerimaan umat cetiya dan vihara di
Kabupaten Tangerang membawa dampak penerapan SI yang mampu memberikan pola hubungan sosial
dan proses sosial asosiatif yang erat antarumat. Berbagi informasi puja bakti, jadwal penceramah,
informasi kegiatan sosial cetiya dan vihara seperti donor darah dan bakti sosial dapat dilakukan dengan
aplikasi Blackberry dan jejaring sosial Facebook. Dengan aplikasi Blackberry dalam bentuk blackberry
mesenger, blackbbery broadcast, dan blackberry group, komunikasi dilakukan sesama umat cetiya dan vihara.
Blackberry messenger memberikan fungsi komunikasi individu dan komunikasi kelompok umat cetiya dan
vihara. Blackberry group memungkinkan terjadinya pembicaraan kelompok antara umat yang tergabung
dalam grup, sedangkan untuk menyebarkan informasi cetiya dan vihara secara satu arah dan serentak
kepada umat yang terhubung dapat dilakukan dengan blackberry broadcast.
Penggunaan SI dan TI dalam organisasi dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah
karakteristik pengguna SI dan TI. Kepengurusan cetiya dan vihara di Kabupaten Tangerang lebih
menekankan kepada regenerasi. Para pengurus yang berada dalam struktur organisasi cetiya dan vihara
didominasi oleh umat remaja. Puja bakti, SMB, dan pembentukan panitia-panitia kegiatan diduduki oleh
umat remaja. Melekat pada diri remaja, penerimaan terhadap teknologi terbaru tidak dapat dihindarkan,
teknologi internet menjadi keseharian dan kebiasaan remaja dalam melakukan berbagai aktivitas.
Teknologi dan sistem jejaring sosial menjadi trend yang tidak terpisahkan dari masyarakat, tidak
terkecuali umat remaja cetiya dan vihara di Kabupaten Tangerang. Dengan berbagai karakteristik dan
trend yang melekat pada diri remaja, hal demikian menyebabkan bagaimana sistem dan teknologi jejaring
sosial internet seperti Facebook menjadi SI dan TI yang ada pada cetiya dan vihara di Kabupaten
Tangerang.
Teknologi berkembang dengan sangat pesat, perkembangan masyarakat juga membawa dampak
terhadap kebutuhan dan ketergantungan terhadap teknologi. Akses informasi di mana saja dan kapan
saja menjadi kebutuhan yang harus terpenuhi agar sejalan dengan kemajuan masyarakat. Dalam
organisasi, baik organisasi profit dan nonprofit seperti cetiya dan vihara juga mempunyai kebutuhan
informasi yang sama. Mencari, menyimpan, dan menyebarkan informasi menjadi kebutuhan cetiya dan
vihara di Kabupaten Tangerang. Untuk menjawab akses informasi keluar dan ke dalam cetiya dan vihara,
penggunaan website menjadi langkah sederhana yang digunakan untuk menyebarkan informasi. Informasi
puja bakti, kegiatan cetiya dan vihara, serta penggalangan dana dapat dilakukan dengan menyebarkan
informasi melalui website. Untuk mempertahankan dan memproses informasi cetiya dan vihara SI
manajemen data menjadi solusi untuk menyimpan data umat, daftar hadir puja bakti, daftar hadir SMB
yang digunakan untuk pelaporan cetiya dan vihara serta menjadi tempat menyimpan informasi jika
dibutuhkan di kemudian hari.
Ekspektasi kinerja mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap minat pemanfaatan SI,
artinya masyarakat khususnya umat dan pengurus cetiya dan vihara di Kabupaten Tangerang yakin
bahwa dengan mengunakan sistem akan membantu dalam meningkatkan kinerja. SI presensi digunakan
untuk membantu dan meningkatkan kinerja dalam pendataan puja bakti umat dan daftar hadir SMB. SI
presensi, manajemen data, dan juga website tidak dimiliki oleh semua cetiya dan vihara di Kabupaten
Tangerang dikarenakan faktor Sumber Daya Manusia (SDM). Minimnya umat yang menguasai dan
mampu dengan baik menggunakan SI dan TI menjadi permasalahan utama dalam aspek SI dan TI. SDM
sangat melekat pada SI dan TI yang ada, oleh sebab itu, pengguna, admin, dan operator SI dan TI yang
ada pada cetiya dan vihara di Kabupaten Tangerang menjadi kebutuhan yang mendasar dan harus
terpenuhi.
Bentuk-Bentuk Teknologi Informasi
Cetiya dan Vihara di Kabupaten Tangerang
Perkembangan TI memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam menjalankan berbagai macam
kegiatannya termasuk dalam organisasi dan lembaga seperti cetiya dan vihara. TI yang ada pada cetiya
dan vihara di Kabupaten Tangerang meliputi Personal Computer (PC), sound system, LCD-proyektor, TVMonitor, kamera, infrastruktur internet, dan juga modem external. TI dapat memenuhi kebutuhan
informasi cetiya dan vihara dengan sangat cepat, tepat waktu, relevan, dan akurat. Pengunaan komputer
sebagai alat untuk menyimpan informasi umat, meliputi daftar hadir, presensi puja bakti, dan juga
presensi kegiatan SMB. TI komputer juga menjadi fasilitas yang utama dalam penggunaan SI pengolah
kata, pengolah data, dan juga SI database. Komputer juga menjadi alat yang digunakan untuk menyimpan
dan mendistribusi data dan informasi berkaitan dengan operasional cetiya dan vihara seperti surat
menyurat, daftar hadir puja bakti, dan data pelaksanaan SMB.
Sound system dan LCD-proyektor merupakan TI yang membantu dalam pelaksanaan puja bakti,
pelayanan umat, dan juga SMB. LCD-Proyektor dan TV-Monitor digunakan untuk membantu para
dharmaduta, penceramah, dan penyampaian materi pada kegiatan SMB. Kamera dan peralatan TI yang
memungkinkan akses internet tidak seluruhnya dimiliki oleh cetiya dan vihara di Kabupaten Tangerang.
Peralatan fungsional yang digunakan dalam menciptakan akses internet dimiliki oleh Vihara Vajra Bumi
Nusantara, sedangkan beberapa cetiya dan vihara lain menggunakan modem external untuk mendapatkan
akses internet. Untuk selanjutnya fasilitas internet yang ada digunakan sebagai alat untuk menyebarkan
informasi, pengelolaan website dan blog, serta memungkinkan akses Facebook dalam berkomunikasi
antarumat.
SI dan TI terdiri dari beberapa bagian penting, salah satunya yaitu komponen input (masukan).
Dokumentasi merupakan bentuk input yang digunakan untuk menyimpan, memproses, dan
mendistribusikan informasi. Cetiya dan vihara memiliki fasilitas kamera yang digunakan untuk
mengambil berbagai foto kegiatan cetiya dan vihara, untuk selanjutnya disimpan sebagai dokumentasi
atau didistribusi sebagai informasi dan pelaporan berbagai kegiatan.
Kebutuhan Sistem Informasi
Cetiya dan Vihara di Kabupaten Tangerang
Pada organisasi keagamaan, SI dan TI tidak lagi sebagai pelengkap, melainkan menjadi kebutuhan
yang mutlak harus terpenuhi dalam peningkatan pelayanan bidang agama. Kebutuhan SI cetiya dan
vihara di Kabupaten Tangerang adalah kebutuhan akan adanya website, SI daftar hadir, SI berbagi
pengetahuan (knowledge sharing), SI manajemen data, dan kebutuhan SI lokasi seperti map digital.
Website merupakan SI dengan pemanfaatan internet yang menjadi trend saat ini. Dengan website
memungkinkan akses informasi tanpa batas menghapus batas jarak dan waktu. Kebutuhan website cetiya
dan vihara di Kabupaten Tangerang adalah harapan para pengurus dan umat untuk memberikan dan
berbagi informasi sesama pengurus, umat, dan masyarakat yang ingin mendapatkan informasi cetiya dan
vihara. Jadwal puja bakti, jadwal dharmaduta, jadwal penceramah, kegiatan donor darah, dan informasi
kegiatan bakti sosial dapat diinformasikan melalui website. Informasi yang ada pada website (konten)
dapat memberikan informasi yang dibutuhkan masyarakat. Website cetiya dan vihara dapat memuat
konten alamat cetiya dan vihara yang dapat disertai dengan map digital (peta digital). Dengan adanya
alamat lengkap disertai peta digital memungkinkan masyarakat, dharmaduta, dan penceramah dapat
mengetahui lokasi keberadaan cetiya dan vihara di Kabupaten Tangerang.
Teknologi, terutama komputer, memainkan peranan yang penting dalam proses pekerjaan.
Perilaku kerja individu dan kinerja organisasi sangat berkaitan dengan sistem berbasis teknologi. SI
memberikan nilai kinerja terhadap hasil kerja individu dan organisasi. SI menjadi alat bantu yang
digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan, menyimpan, memproses, dan mendistribusikan data dan
informasi. Dalam konteks data cetiya dan vihara, data dapat berupa data umat, data puja bakti, data
kegiatan, data kepengurusan, dan data SMB. Proses operasional yang ada pada cetiya dan vihara di
Kabupaten Tangerang dalam mengumpulkan, menyimpan, dan memproses data masih dilakukan secara
manual. Dalam proses pendataan puja bakti dan SMB seperti data umat, daftar hadir puja bakti, dan
daftar hadir SMB masih dilakukan dengan menggunakan buku tulis. Beberapa kendala dihadapi cetiya
dan vihara di Kabupaten Tangerang berkaitan dengan data cetiya dan vihara seperti: (a) tidak
tersimpannya data umat cetiya dan vihara; (b) kehadiran puja bakti dan SMB tidak terdokumentasi; (c)
kesulitan dalam mengambil keputusan berkaitan dengan data puja bakti dan SMB; serta (d) lemahnya
pelaporan kegiatan dan aktivitas cetiya dan vihara.
Komputerisasi, sentralisasi, backup, dan ketersediaan data puja bakti, data umat, data SMB menjadi
harapan para pengurus cetiya dan vihara di Kabupaten Tangerang. Ekspektasi kinerja dan harapan para
pengurus cetiya dan vihara membentuk sebuah gap yang terjadi berkaitan dengan data puja bakti, data
umat, dan data SMB yang membentuk sebuah jawaban melalui diciptakannya sebuah SI yang membantu
manajemen data pada cetiya dan vihara yaitu sistem daftar hadir terkomputerisasi.
Informasi adalah data yang telah diproses sesuai dengan kebutuhan penerima. Perlakuan terhadap
data mulai dari mengumpulkan, memproses, mendistribusikan menjadi informasi membutuhkan
manajemen yang baik. Manajemen terhadap data disebut dengan manajemen data. Manajemen data erat
kaitannya dengan SI informasi di mana manajemen data dapat dilakukan dengan SI dalam bentuk
berbagai program seperti program pengolah kata, program pengolah data, dan program database. Program
pengolah kata seperti Microsoft Office Word dibutuhkan sebagai program SI yang digunakan untuk
melakukan pengetikan data cetiya dan vihara, surat menyurat, membuat berbagai pengumuman
kegiatan. Program pengolah data seperti Microsoft Office Excel digunakan untuk mengolah data umat,
data puja bakti, dan pelaporan berbagai kegiatan cetiya dan vihara. Program dan aplikasi database
digunakan untuk menyimpan dan melakukan backup data umat dan data SMB. Melihat proses
operasional cetiya dan vihara serta harapan pengurus terhadap ketersediaan data yang dibutuhkan dalam
pelaporan dan pengambilan keputusan, maka kebutuhan SI manajemen data menjadi kebutuhan cetiya
dan vihara di Kabupaten Tangerang.
Pengetahuan SDM merupakan aset penting dalam sebuah organisasi. Teknologi seperti media
sosial dan jejaring sosial membawa perubahan pada aspek sosial masyarakat. Pola interaksi sosial telah
berdampak pada keinginan sharing begitu banyak. Tidak hanya saja Facebook dan BBM, keinginan
berbagi para pengurus cetiya dan vihara membawa pada kebutuhan adanya SI knowledge sharing. Bagi
vihara yang telah memiliki berbagai sarana dan prasarana SI, TI, dan divisi TI tersendiri, kebutuhan akan
berbagi pengetahuan SI dan TI menjadi kebutuhan yang harus segera direalisasikan. Vihara Vajra Bumi
Nusantara telah memiliki berbagai SI, manajemen data, infrastruktur TI, dan divisi tersendiri untuk
menangani berbagai SI dan TI vihara. Bagi divisi SI dan TI yang ada pada Vihara Vajra Bumi Nusantara,
kebutuhan adanya berbagai pengetahuan dipandang perlu untuk meningkatkan pemahaman dan
pengetahuan mendalam berkaitan dengan SI dan TI yang akan digunakan untuk kemajuan vihara dalam
pelayanan terhadap umat.
Kebutuhan Teknologi Informasi
Cetiya dan Vihara di Kabupaten Tangerang
Infrastruktur TI menjadi dukungan berjalannya sebuah SI, yang membawa pada penerapan SI dan
TI maksimal dalam organisasi. TI menjadi kebutuhan cetiya dan vihara di Kabupaten Tangerang agar
terjadi peningkatan pelayanan khususnya kepada umat cetiya dan vihara. TI menjadi pendukung
berjalannya SI yang ada pada cetiya dan vihara di Kabupaten Tangerang. Kebutuhan TI cetiya dan vihara
di Kabupaten Tangerang dalam bentuk infrastruktur internet, ketersediaan Personal Computer (PC),
laptop, printer, dan LCD-proyektor.
Terdapat tiga hal yang berkaitan dengan penerapan teknologi informasi berbasis komputer yaitu
perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan pengguna (brainware). Hardware dan peralatan
TI menjadi pendukung dalam penerapan SI. Kebutuhan TI juga menjadi pendukung SI yang ada maupun
kebutuhan SI yang diharapkan pada cetiya dan vihara di Kabupaten Tangerang. Internet dikatakan
sebagai sebuah SI jaringan yang terhubung dengan berbagai subsistem yang ada dari berbagai tempat.
Dengan internet sumber-sumber informasi dapat dijelajah tanpa batas, juga memberikan fungsi sosial
jaringan pertemanan yang luas. Berangkat dari bentuk-bentuk SI dan kebutuhan SI yang ada pada cetiya
dan vihara di Kabupaten Tangerang, internet menjadi kebutuhan yang harus terpenuhi. Bentuk-bentuk
SI dan kebutuhan SI yang ada pada cetiya dan vihara di Kabupaten Tangerang seperti jejaring sosial
Facebook, website, blog, peta digital, dan knowledge sharing membutuhkan infrastruktur dan jaringan
internet sebagai teknologi pendukung.
Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, Personal Computer (PC) menjadi
sebuah alat TI yang mampu memenuhi kebutuhan informasi dengan memberikan kecepatan mengolah
data dan informasi, tepat waktu, relevan, dan akurat. Dengan adanya PC, akan membantu penyimpanan
serta pengolahan data dan informasi. Dengan bantuan SI pengolah kata, sistem pengolah data, dan sistem
database, PC akan menjadi sebuah alat TI yang akan memungkinkan adanya manajemen data yang baik.
PC yang ada pada cetiya dan vihara membantu dalam pelayanan umat, seperti melakukan kegiatan surat
menyurat permintaan umat, undangan cetiya dan vihara, pengumuman cetiya dan vihara, serta
memberikan penilaian pada SMB. Sentralisasi data akan terjadi dengan fungsi menyimpan (storage)
berbagai data dan informasi cetiya dan vihara ke dalam sebuah PC.
Tidak berbeda dengan PC, laptop memiliki fungsi yang sama dengan PC, hanya saja laptop lebih
mudah dibawa karena bentuk dan kegunaan laptop memang diperuntukkan pada penggunaan dengan
mobilitas tinggi. Kepemilikian laptop oleh cetiya dan vihara akan memberikan kemudahan berbagai
kegiatan yang memerlukan bantukan komputer seperti para dharmaduta atau penceramah yang ingin
menyampaikan dhamma dalam bentuk presentasi media. Fungsi laptop juga dapat digunakan sebagai
media untuk kegiatan pembelajaran SMB. Sejalan dengan fungsi laptop, LCD-Proyektor juga merupakan
kebutuhan pelengkap untuk menampilakan gambar media yang digunakan oleh para dharmaduta,
penceramah, dan kegiatan pembelajaran SMB.
Selain kebutuhan infrastruktur internet, PC, laptop, dan LCD-Proyektor, printer juga menjadi
kebutuhan sebagai alat mencetak. Dengan fungsi printer, permasalahan dalam mencetak surat, kesulitan
mencetak dan membuat pelaporan cetiya dan vihara, serta mencetak penilaian SMB dapat teratasi.
Pengurus cetiya dan vihara memiliki harapan akan kemudahan melakukan pencetakan surat, tanpa harus
membawa data ke dalam sebuah penyimpanan USB (flashdisk) dan melakukan cetak atau print melalui
Warung Internet (Warnet).
Kebutuhan Pengguna (Brainware) Sistem Informasi dan Teknik Informasi Cetiya dan Vihara di
Kabupaten Tangerang
Brainware atau pengguna SI dan TI sebagai faktor penentu organisasi dan lembaga yang
menjalankan SI dan TI. SI dan TI diterapkan dalam organisasi menjadi komponen dari organisasi dan
lembaga bersama-sama dengan SDM. SDM berinteraksi menggunakan SI dan TI. Pengguna SI dan TI
terdiri dari dua bagian yaitu pelaksana atau pengguna biasa (operator) dan pengelola atau admin
(administrator). Kebutuhan cetiya dan vihara berkaitan dengan SI dan TI menjadi tonggak kebutuhan
brainware SI dan TI. Tidak tersentralisasinya data dan informasi, kurangnya manajemen dan backup data,
serta tidak adanya SDM khusus yang menjadi admin SI media sosial BBM dan jejaring sosial Facebook.
Harapan pengurus cetiya dan vihara di Kabupaten Tangerang yaitu adanya para pengelola SI dan TI atau
orang yang secara khusus sebagai admin dalam bidang SI dan TI cetiya dan vihara. Admin BBM, admin
Facebook cetiya dan vihara, admin manajemen dan backup data, serta para pengurus atau SDM yang
memiliki knowledge bidang SI dan TI menjadi kebutuhan cetiya dan vihara di Kabupaten Tangerang.
SI dan TI tidak memberikan manfaat terhadap kinerja dan tujuan organisasi jika tidak didukung
dengan keberadaan brainware yang mengoperasikan. Sebuah sistem komputer hasil SI dan TI tidak akan
dapat bekerja sendiri tanpa dioperasikan oleh pengguna. Kenyataan yang ada pada cetiya dan vihara di
Kabupaten Tangerang berkaitan dengan brainware menjadi dasar adanya bentuk-bentuk SI dan TI yang
ada pada cetiya dan vihara di Kabupaten Tangerang. Faktor teknis dan budaya pengelola SI dan TI
menjadi bahan pertimbangan pengurus cetiya dan vihara. Budaya melekat kepada umat cetiya dan vihara
seperti rutinitas dalam dunia kerja. Rutinitas kesibukan dunia kerja menjadikan umat memiliki waktu
lebih sedikit untuk melakukan berbagai kegiatan pelayanan dan operasional cetiya dan vihara,
menjadikan semakin sedikitnya umat yang bersedia menjadi pengelola SI dan TI cetiya dan vihara.
Kebutuhan akan SI dan kebutuhan akan TI juga merupakan kebutuhan akan brainware. Kebutuhan
brainware dalam hal ini admin SI dan TI menjadi sebuah kebutuhan cetiya dan vihara di Kabupaten
Tangerang, sehingga keberadaan SI dan TI dalam bentuk software, hardware, dan brainware tidak dapat
dipisahkan karena memiliki fungsi dan peran yang saling mengikat.
Perkembangan SI dan TI menuntut semakin banyaknya keahlian yang dimiliki oleh umat cetiya
dan vihara khususnya pengurus. Berbagi knowledge menjadi salah satu cara yang diharapkan untuk
terjadinya pemahaman dan terbentuknya knowledge SI dan TI. Harapan berbagi knowledge yang berbanding
terbalik dengan kenyataan yang ada, maka didapatkan kebutuhan akan adanya knowledge sharing SI dan TI
bagi umat khususnya pengurus cetiya dan vihara di Kabupaten Tangerang. Knowledge sharing membentuk
keyakinan bahwa penggunaan SI dan TI mudah dan tidak memerlukan usaha yang keras (perceived ease of
use). Lebih lanjut ketersedian SI dan TI, ditambah dengan perceived ease of use akan meningkatkan
keyakinan umat dan pengurus bahwa penggunaan SI tertentu akan meningkatkan kinerja cetiya dan
vihara dalam pelayanan terhadap umat. Hasilnya, knowledge sharing dan keyakinan akan kemudahan
penggunaan SI dan TI akan membentuk SI dan TI serta penggunaan SI dan TI pada cetiya dan vihara
dalam menjalankan fungsi sebagai rumah ibadah.
Kesimpulan
Bentuk-bentuk SI cetiya dan vihara di Kabupaten Tangerang adalah bentuk aplikasi Blackberry
(mesenger, broadcast, group), jejaring sosial, SI presensi, program pengolah kata, program pengolah data,
program database, website, dan blog cetiya dan vihara. Bentuk TI cetiya dan vihara di Kabupaten Tangerang
terdiri dari berbagai bentuk peralatan dukungan terhadap operasional seperti sound system, Personal
Computer (PC), TV-monitor, LCD-proyektor, kamera, dan modem external sebagai alat akses internet.
Kebutuhan SI cetiya dan vihara di Kabupaten Tangerang terdiri dari kebutuhan akan tersedianya
SI dalam bentuk website, SI daftar hadir, SI knowlege sharing, SI manajemen data, dan kebutuhan peta digital
dalam bentuk website. Kebutuhan TI cetiya dan vihara di Kabupaten Tangerang adalah infrastruktur
internet, PC, laptop, printer, dan LCD-proyektor. Kebutuhan SI dan TI cetiya dan vihara di Kabupaten
Tangerang meliputi kebutuhan adanya admin media sosial BBM, admin jejaring sosial Facebook, admin
manajemen data, dan knowledge sharing berkaitan dengan SI dan TI.
Daftar Pustaka
David, Michele, Karen, et al. 2009. Needs Assessment. New York: Oxford University Press.
Don Tapscott. 2013. Grown Up Digital: Yang Muda yang Mengubah Dunia. Terjemahan. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Giriputra. 1994. Dhammayara Buku Pelajaran Agama Buddha. Yayasan Vihara Borobudur.
Jogiyanto. 2010. Analisis dan Desain Sistem Informasi, Edisi III. Yogyakarta: ANDI.
_________. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: ANDI.
Kavita, Catherine, Darlane. 2007. A Practical Guide to Needs Assessment. San Francisco: Pfeiffer.
Kaufman, R., Johnston, J. C., & Nickols. F. K. 1979. “Organizational Planning and Conventional Wisdom”.
Training & Development Journal, 33(9), 70-76.
Kaufman, Roger, Hugh Oakley-Brown, Ryan Watkins, and Doug Leigh. 2003. Strategic Planning for Success:
Aligning People, Performance, and Payoffs. San Francisco: Jossey-Bass.
Kaufman, R. 1992. Strategic planning plus: An Organizational Guide. Newbury Park, CA: Sage.
Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Nomor 58 Tahun 2015. Pasal 1 ayat 1.
Tentang Pedoman Bantuan Rehabilitasi dan Renovasi Rumah Ibadah Agama Buddha di
Lingkungan Direktorat Bimbingan Masyarakat Buddha Kementerian Agama.
Laudon, Kenneth & Laudon. 2002. Management Information Systems: Managing the Digital Firm, 7th ed. New
Jersey: Prentice-Hall.
Mehrdad, Farahnaz, Zahra. 2011. “Hospital Information Systems User Needs Analysis: A Vendor Survey”.
Journal of Health Informatics in Developing Countries.
McLean, G. N. 2005. Organization Development: Principles, Processes, Performance. San Francisco: BerrettKoehler.
O'Brien, J.A. 2005. Pengantar Sistem Informasi. Diterjemahkan oleh Fitriasari, Dewi dan Kwary, Arnos
Deny). Jakarta: Salemba Empat.
Peraturan Departemen Agama RI. No H III/BA.01.1/03/1/1992. Bab II, Tentang Vihara.
Ryan, Maurya, Yusra. 2012. A Guide To Assessing Needs: Essential Tools For Collecting Information, Making
Decisions, And Achieving Development Results. Washington, DC 20433. USA: The World Bank.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif & R & D. Bandung: Alfabeta.
Sutabri, Tata. 2012. Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Sutarman. 2012. Buku Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta: Bumi Aksa.
Turban, E., Rainner R.K., dan Potter, Richard E.. 2010. Introduction to Information Technology. 3rd Edition.
USA: Wiley.
Umar Alhabsyi. 2012. Risiko Maut dalam Implementasi ERP. http://manajemen-ti.com/manajemenrisiko/258-risiko-maut-dalam-imp (diakses 25 Maret 2015).
Upasak, C.S. 1975. Dictionary of early Buddhis Monastic Term, Varanasi: Bhararti Prakashan.
Walesa, Anggi, Kusuma. Analisis Kebutuhan Fungsional Sistem Informasi It Telkom Menggunakan
Balanced Scorecard. Institut Teknologi Telkom. http://www.researchgate.net/profile/Walesa_Danto
(di akses 25 Maret 2015).
Wauchop, S.R. 1933. The Buddhist Cave Temples of India. New Delhi: Cosmo Publication.
CETIYA DAN VIHARA DI KABUPATEN TANGERANG
Heriyanto
Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Sriwijaya Tangerang Banten
[email protected]
Abstract
The purpose of this study is to describe how the needs of Information Systems and Technology Information in chedi
and temples in district of Tangerang. This is an exploratory qualitative research with qualitative descriptive and inductive
approach. The object of the research is the need of Information Systems and Technology Information in chedi and temples in
district of Tangerang. The scope of research are based on the needs and gaps of Information Systems and Technology
Information in chedi and temples in district of Tangerang. In collecting data, the researcher using non-test technique as the
main instrument. The data collection were using interviews, observation, and documentation. Data validation was done with
credibility, transferability, reliability, and objectivity. The credibility of the data include overtime research, triangulation of
data, reference materials, and member check. Analysis of the data by using a model of Miles and Huberman. The results of the
study describe the forms of Information Systems chedi and temples in the district of Tangerang is a Blackberry application
(mesenger, broadcast, group), social networking, information systems presence, a word processing program, the program
data processing, database programs, websites, and blogs chedi and vihara. While information technology at chedi and
temples in the district of Tangerang consist of equipment operational support like sound system, the Personal Computer
(PC), TV-monitor, LCD-projector, camera, and external modem as a means of internet access. Information system
requirements at chedi and temples in Tangerang district consists of the need for the availability of information systems such
as websites, attendance list Information Systems, Information Systems knowlege sharing, data management information
system, and the need for digital maps in the form of a website. Information Technology needs chedi and temples in the district
of Tangerang is a need for Internet infrastructure, PCs, laptops, printers, and LCD-projector. Chedi and temples in
Tangerang district need Information Systems and Information, also includes the need for a social media admin BBM,
Facebook social networking admin, admin data management and knowledge sharing related to Information Systems and
Information Technology.
Keywords: needs assessment, information systems, information technology
Pendahuluan
Teknologi dunia digital mengubah pola dan perilaku dalam melakukan berbagai aktivitas. Peran
Sistem Informasi (SI) dan Teknologi Informasi (TI) menjadi bagian yang tidak terpisahkan dan
berdampak besar terhadap masyarakat. Penerapan SI dan TI yang sesuai dengan tujuan dan sasaran
organisasi atau lembaga akan membawa pada keunggulan kompetitif. Bidang agama tidak terlepas dari
peran dan fungsi SI dan TI. SI dan TI tidak lagi menjadi kebutuhan akan datang melainkan harus segera
terimplementasi agar mampu mengakomodir berbagai kebutuhan organisasi dan lembaga keagamaan
masa sekarang dan akan datang.
Rumah ibadah seperti masjid, gereja, pura, vihara, dan litang dituntut memiliki fasilitas, sarana,
dan prasarana SI dan TI yang baik untuk mendukung operasional, tugas, dan fungsi. Fungsi vihara tidak
hanya sebagai lembaga keagamaan dan spiritual, tetapi telah bertambah dengan fungsi layanan, sosial,
dan pendidikan seperti Sekolah Minggu Buddhis (SMB). Untuk sejalan dengan berbagai fungsi tersebut,
dukungan akan SI dan TI menjadi suatu keharusan yang tidak lagi dapat ditinggalkan. Sistem manajemen
cetiya dan vihara yang baik akan meningkatkan pelayanan terhadap umat vihara. Internet dan jejaring
sosial dapat dimanfaatkan cetiya dan vihara sebagai akses informasi keluar dan ke dalam, di samping
sebagai pendukung kegiatan sosial.
Cetiya dan vihara di Kabupaten Tangerang memiliki permasalahan tersendiri berkaitan dengan
akses informasi. Penggunaan teknologi internet tidak menjadi alat untuk mengatasi kesulitan
mendapatkan informasi tetapi hanya menjadi wadah, hiburan, dan eksistensi diri. Alamat beberapa
cetiya dan vihara sulit ditemukan, alamat yang tidak pasti dari beberapa sumber, pendataan terhadap
umat yang tidak sistematis dan masih dilakukan dengan menggunakan buku tanpa adanya backup dalam
media apapun. Sedikit cetiya dan vihara yang melakukan penerapan dan memiliki SI dan TI. Terdapat
cetiya dan vihara belum memiliki fasilitas komputer, koneksi internet, website, dan database umat.
Kemampuan jejaring sosial untuk mendistribusikan segala data dan informasi tidak dimanfaatkan cetiya
dan vihara sebagai alat untuk mengatasi permasalahan akses internet.
Facebook dan Twitter kini telah dilengkapi dengan fasilitas pencarian (searching) yang dapat
memberikan hasil berupa teks, foto, maupun video. Pada kenyataannya, cetiya dan vihara di Kabupaten
Tangerang belum menggunakan Facebook dan Twitter sebagai alat untuk menunjukkan informasi lokasi
cetiya dan vihara serta publikasi informasi keagamaan. Fasilitas serta fungsi Facebook dan Twitter lebih
banyak digunakan untuk melakukan upload foto-foto pribadi. Masalah pendanaan juga menjadikan
sarana dan prasarana TI seperti komputer dan LCD-proyektor menjadi sangat kurang dan bahkan tidak
dimiliki, meskipun ada beberapa kegiatan sosial penggalangan dana melalui Facebook dan Twitter
dilakukan untuk membantu infrastruktur cetiya dan vihara.
Penerapan SI dan TI tidak semata-mata dilakukan dan langsung memberikan manfaat maksimal.
Penerapan SI yang dibangun dengan dukungan TI harus mampu memenuhi kebutuhan organisasi dan
lembaga, baik kebutuhan masa sekarang maupun yang akan datang. SI dan TI merupakan suatu alat yang
digunakan untuk mencapai tujuan, sasaran, dan fungsi organisasi. Keselarasan strategi penerapan SI dan
TI dengan proses operasional dan kebutuhan organisasi merupakan suatu keharusan agar penerapan SI
dan TI dapat berjalan secara sinergi dengan memberikan manfaat besar. Merujuk kepada kasus
bangkrutnya perusahaan obat, FoxMeyer, yang merupakan perusahaan keempat terbesar di dunia
sebagai distributor obat-obatan, hal tersebut dikarenakan implementasi SI yang tidak sejalan dengan
proses bisnis utama dan tidak melihat secara mendalam kebutuhan pengguna (end user).
Analisis kebutuhan (needs assessment) merupakan tahapan perencanaan dalam suatu kegiatan dan
pengembangan program dengan melakukan identifikasi kebutuhan nyata dari masyarakat khususnya
lembaga dan organisasi. Needs assessment merupakan proses identifikasi dan mencari solusi dari
permasalahan masyarakat, organisasi, dan lembaga tanpa memperhatikan apakah program itu sudah
dilakukan atau belum. Dengan metode pendekatan formal pengumpulan data untuk mengidentifikasi
kebutuhan dari kelompok atau individu diharapkan menghasilkan solusi dan kesimpulan yang sesuai
dengan kebutuhan, tujuan, dan sasaran organisasi dan lembaga. Rumah ibadah seperti cetiya dan vihara
di Kabupaten Tangerang memiliki tantangan terhadap kemajuan dalam era SI dan TI. Untuk dapat
sejalan dengan kebutuhan masyarakat dan menjadikan tools dalam menjalankan fungsi keagamaan,
pendidikan, dan sosial khususnya kepada umat Buddha, sudah menjadi keharusan SI dan TI
terimplementasi pada cetiya dan vihara di Kabupaten Tengerang. Bagaimana kebutuhan SI dan TI yang
sesuai dan strategis bagi cetiya dan vihara di Kabupaten Tangerang menjadi permasalahan tersendiri
yang akan dideskripsikan dalam penelitian ini. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kebutuhan
SI dan TI cetiya dan vihara di Kabupaten Tangerang.
Konsep Teoretis
Sistem Informasi
Pendekatan sistem yang menekankan pada komponen atau elemennya mendefinisikan sistem
sebagai kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan yang telah
ditetapkan (Jogiyanto, 2005: 1). Secara sederhana, sistem dapat diartikan sebagai kumpulan atau
himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling bergantung
satu sama lain, dan terpadu (Tata, 2012: 16). Pengolahan sistem merupakan suatu proses mengolah
masukan (input) agar menjadi informasi yang berguna (output). Informasi merupakan data yang diolah
sehingga menjadi berguna dan dibutuhkan oleh penerima. Sistem menghubungkan dan menjadikan
berbagai komponen, fungsi, dan prosedur saling terkait dan selanjutnya digunakan untuk mencapai hasil
yang diharapkan.
Informasi menggambarkan kejadian nyata untuk menambah pemahaman terhadap fakta-fakta
yang ada, sehingga informasi dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. Gordon B. Davis (dalam
Tata, 2012: 1) menyatakan informasi adalah data yang telah diproses ke dalam suatu bentuk yang
mempunyai arti bagi penerima, mempunyai nilai nyata, dan digunakan untuk mengambil keputusan
sekarang maupun akan datang. Dari beberapa pengertian, informasi merupakan data yang diproses
sehingga menjadi dan menghasilkan kesimpulan yang berguna dan dibutuhkan bagi penerima untuk
mengambil keputusan.
Sistem Informasi (SI) merupakan cara setiap individu dan organisasi memanfaatkan teknologi,
dalam memperoleh, memproses, menyimpan, menggunakan, dan menyebarluaskan informasi (Ward &
Peppard, 2002: 3). SI juga merupakan kebutuhan organisasi akan informasi dan sistem untuk
mendukung strategi organisasi. SI juga disebut sebagai satuan komponen yang saling berhubungan
dalam mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung
pengambilan keputusan atau kendali dalam suatu organisasi. Definisi lain SI sebagai sistem dengan
mengumpulkan, memperoses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk tujuan
tertentu (Sutarman, 2012: 13). SI merupakan sistem dengan dukungan TI yang digunakan oleh organisasi
dalam operasional dan mengambil keputusan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
SI dalam organisasi adalah suatu sistem di dalam organisasi yang mempertemukan kebutuhan
pengolahan transaksi harian, mendukung operasional, bersifat manajerial, kegiatan strategi organisasasi,
memenuhi kebutuhan pihak luar terhadap organisasi, dan juga membantu dalam pelaporan (Jogiyanto,
2010 : 11). SI yang ada dalam organisasi seperti berbagai program pengolah data, internet (website, e-mail,
jejaring sosial) Sistem Informasi Akuntansi, sistem presensi, program membantu dalam pengetikan,
program database, dan sistem keuangan. SI juga merupakan berbagai bentuk nyata dalam bentuk program
dan sistem yang memudahkan operasional, fungsi, tugas, dan digunakan untuk mendapatkan hasil yang
diharapkan.
Teknologi Informasi
Teknologi Informasi (TI) pada dasarnya terdiri dari perangkat keras (hardware), perangkat lunak
(software), dan jaringan telekomunikasi. TI tidak hanya terbatas pada hardware dan software yang
digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi
komunikasi untuk mengirimkan informasi. Sementara itu, strategi TI didefinisikan sebagai dukungan
teknologi dalam rangka memenuhi kebutuhan organisasi akan informasi dan sistem (Ward & Peppard,
2002: 3). TI berkaitan dengan segala sesuatu yang berbasis komputer yang digunakan untuk melakukan
pekerjaan yang berhubungan dengan informasi. TI digunakan untuk mendukung dan mengolah informasi
sesuai dengan kebutuhan (Turban, Rainer, & Potter, 2010: 6).
Implementasi TI dalam keseharian lebih kepada infrastruktur dan peralatan teknologi yang
memberikan dukungan terhadap sistem dan operasional organisasi. Pada lembaga atau organisasi
nonprofit, SI dan TI digunakan sebagai alat bantu peningkatan pelayanan, jasa, sosial, dan pendidikan.
Bentuk nyata dari TI dalam organisasi seperti: peralatan internet, jaringan komputer, LCD-proyektor,
komputer, sound system, telepon, handphone, dan alat elektronik teknologi, informasi, dan alat komunikasi
lainnya yang digunakan untuk menjalankan operasional organisasi.
Analisis Kebutuhan (Needs Assessment)
Kebutuhan adalah kesenjangan keadaan saat ini yang dibandingkan dengan keadaan yang
seharusnya. Kebutuhan juga merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan apa yang diharapkan
(Kavita, Catherine, & Darlane, 2007: 15). Dalam organisasi dan kelompok, kebutuhan tidak hanya
kebutuhan individu, melainkan kebutuhan setiap proses fungsional, operasional, dan juga kebutuhan
masa depan. Kebutuhan pengguna, penerima jasa, dan layanan (end user) juga menjadi kebutuhan penting
yang seharusnya tidak dilewatkan dalam menentukan kebutuhan organisasi.
Gambar 1. Definisi Kebutuhan
Secara umum, analisis kebutuhan merupakan suatu proses untuk mencari apakah yang
dibutuhkan oleh kelompok atau individu dalam organisasi atau pribadi. Needs assessment adalah metode
pendekatan formal pengumpulan data untuk mengidentifikasi kebutuhan dari kelompok atau individu.
Kebutuhan adalah kesenjangan antara harapan dengan kenyataan (Glasgow, 1990). Dengan demikian,
needs assestment adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang kesenjangan yang seharusnya
dimiliki dengan apa yang telah dimiliki.
Needs assessment merupakan proses, metode, dan kegiatan yang mencoba untuk memperkirakan dan
mendefinisikan kesenjangan atau mendefinisikan sesuatu yang kurang memadai (David, Michele, Karen,
et al, 2009: 3). Kelompok dalam organisasi akan menimbulkan kebutuhan yang berbeda-beda dan
variatif. Needs assessment dapat diterapkan kepada individu, kelompok, dan organisasi.
a. Tahapan Needs Assessment
Needs assessment dilakukan secara bertahap, terdiri dari tahap persiapan, pengumpulan data, analisis
dan interpretasi data, diseminasi, dan pembuatan laporan.
Gambar 2. Tahapan Needs Assessment Jim Altschuld
Jim Altschuld (dalam Watkins, Meiers, & Visser, 2012: 45) menjelaskan tahapan needs assessment
menjadi tiga fase yang mendasar, yaitu preassessment activities, assessment activities, dan postassessment
activities. Fase preassessment activities untuk menentukan ruang lingkup keseluruhan dan rencana
melakukan analisis kebutuhan. Fase preassessment activities memastikan bagaimana implementasi needs
assessment berjalan lancar. Fase assessment activities untuk melaksanakan identifikasi kebutuhan dan
melakukan analisis kebutuhan dengan metodologi dan cara yang telah ditetapkan sehingga
menghasilkan informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan postassessment activities. Tahap
postassessment activities untuk menggarisbawahi bahwa menentukan needs assessment telah selesai, dan
menetapkan apa yang menjadi prioritas.
b. Identifikasi Kesenjangan
Kebutuhan adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Dalam menentukan kebutuhan dapat
dilakukan dengan mengidentifikasi kesenjangan. Melakukan dan menjelaskan kesenjangan dapat
dilakukan dengan menggunakan model Kaufman's Organizational Elements Model (OEM) (Kaufman, 1992).
Gambar 3. Kaufman Organizational Elements Model (OEM)
Gambar 3. Kaufman OEM menggunakan pendekatan sistemik untuk melihat kesenjangan dalam
kinerja dan organisasi. Sebuah tujuan utama dari model Kaufman adalah untuk membantu melakukan
identifikasi kesenjangan. Ada 5 (lima) elemen sistem yang meliputi input, proses, produk, output, dan
outcome.
Gambar 4. Identifikasi Kebutuhan Kaufman OEM
Gambar 4. menjelaskan bagaimana kenyataan dan harapan organisasi berkaitan dengan lima
elemen proses yang meliputi input, proses, produk, output, dan outcome. Input meliputi kondisi yang
tersedia pada saat ini misalnya tentang keuangan, waktu, bangunan, sarana, prasarana, Sumber Daya
Manusia (SDM), kebutuhan, permasalahan, dan tujuan organisasi. Proses merupakan cara internal
organisasi seperti metode, kegiatan, dan prosedur organisasi menggunakan berbagai sumber daya yang
ada untuk mencapai hasil yang diinginkan. Produk merupakan apa yang dihasilkan dari organisasi dan
kegiatan organisasi. Output merupakan produk organisasi yang berkaitan dengan masyarakat dan di luar
organisasi. Outcome merupakan hasil akhir dari seluruh proses dan operasional organisasi yang berguna
bagi masyarakat dan memiliki efek jangka panjang terhadap masyarakat.
Berkaitan dengan berbagai aktivitas dan operasional organisasi untuk mencapai hasil yang
diharapkan dilukiskan pada gambar 5, dengan masukan yang ada dalam organisasi, melakukan aktivitas
dan proses sampai kepada dampak dan pengaruh terhadap masyarakat digambarkan dalam needs
assessment framework.
Gambar 5. Logic Models as a Needs Assessment Framework
Cetiya dan Vihara
Vihara adalah tempat ibadah atau peribadatan agama Buddha. Seperti masjid, gereja, pura, dan
litang, vihara sebagai tempat melakukan berbagai kegiatan upacara agama Buddha. Vihara adalah
pondok, tempat tinggal, tempat penginapan bhikkhu/ bhikkhuni, tempat mengadakan pertemuan, belajar,
dan mendiskusikan dhamma (Upasak, 1975: 205). Vihara merupakan milik umum (umat Buddha) tidak
dijadikan milik perseorangan, biasanya dibentuk suatu yayasan untuk mengatur kepentingan tersebut
(Giriputra, 1994: 2).
Cetiya merupakan tempat puja bakti agama Buddha yang lebih kecil dan memiliki sarana yang
lebih sederhana jika dibandingkan dengan vihara. Cetiya biasanya memiliki altar dengan patung Buddha.
Di dalam cetiya terdapat ruang untuk puja bakti (dhammasala), altar, dan pada umumnya tidak terdapat
tempat tinggal bhikkhu (kuti) maupun perpustakaan. Dalam sejarah agama Buddha, arti cetiya adalah
setiap tempat suci, altar atau objek pemujaan. Cetiya berasal dari chaitya yang terbuat dari batu karang
sebagai monumen dan altar. Chaitya berasal dari kata chit yang berarti meditasi, kemudian digunakan
sebagai tempat praktik dan objek meditasi sebelum relic diletakkan di depan altar (Wauchop, 1933: 5-7).
Dalam kitab Kalinga Bodhi Jataka No.479 ada beberapa cetiya yang menjadi objek penghormatan yaitu:
sarīrika cetiya (tempat menyimpan relik Buddha); uddesika cetiya (simbol-simbol agama seperti rupang
patung dan gambar Buddha); dan pāribhogika cetiya (benda-benda yang pernah digunakan oleh Buddha).
Sudah menjadi hal yang biasa bagi umat Buddha memberikan penghormatan kepada cetiya, sehingga
pada masa sekarang lebih dimengerti sebagai tempat melakukan penghormatan dan puja bakti.
Metodologi
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif eksploratif. Pendekatan yang digunakan dengan
pendekatan deskriptif kualitatif dan induktif. Objek penelitian adalah kebutuhan SI dan TI cetiya dan
vihara di Kabupaten Tangerang. Ruang lingkup penelitian pada kebutuhan dan bentuk-bentuk SI dan TI
cetiya dan vihara di Kabupaten Tangerang. Teknik nontes digunakan dalam penelitian dengan peneliti
sebagai instrumen utama. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Keabsahan data penelitian dilakukan dengan menggunakan validitas internal (kredibilitas),
validitas eksternal (transferabilitas), reliabilitas (dependabilitas), dan objektivitas (confirmability).
Kredibilitas data meliputi perpanjangan waktu penelitian, triangulasi data, menggunakan bahan
referensi, dan member check. Analisis data dilakukan dengan analisis model Miles and Huberman.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bentuk-bentuk SI dan TI dan kebutuhan cetiya dan vihara di Kabupaten Tangerang terlihat pada
Tabel 1. Tabel menggambarkan needs assessment cetiya dan vihara di Kabupaten Tangerang dalam bentuk
kebutuhan admin SI dan TI serta kebutuhan berbagai kegiatan knowledge sharing berkaitan dengan SDM SI
dan TI cetiya dan vihara.
Tabel 1. Display Data Penelitian
Bentuk-bentuk Sistem Informasi (SI) dan Teknologi Informasi (TI)
1. Blackberry Mesenger
2. Blackberry Broadcast
3. Blackberry Group
4. Jejaring Sosial (Facebook)
5. Presensi*
Sistem Informasi (SI)
6. Program Pengolah Kata, Data, Database
7. Website, Blog **
* Vihara Vajra Bumi Nusantara
** Vihara Vajra Bumi Nusantara, Cetiya Arya Dipasena
Teknologi Informasi (TI)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Sound System
Personal Computer (PC)
TV-Monitor
LCD-Proyektor
Kamera *
Modem External *
* Vihara Vajra Bumi Nusantara, Vihara Dhamma Metta
** Cetiya Arya Dipasena
Kebutuhan Sistem Informasi (SI) dan Teknologi Informasi (TI)
1. Website
2. Daftar Hadir
3. Knowlege Sharing
Sistem Informasi (SI)
4. Manajemen Data
5. Peta/ MAP Digital
1. Infrastruktur Internet
2. Personal Computer (PC)
3. Laptop
Teknologi Informasi (TI)
4. Printer
5. LCD-Proyektor
Admin Media Sosial, Admin Jejaring Sosial, Admin Manajemen Data, Knowledge Sharing
Bentuk-Bentuk Sistem Informasi Cetiya dan
Vihara di Kabupaten Tangerang
Bentuk-bentuk SI informasi yang ada pada cetiya dan vihara di Kabupaten Tangerang terdiri dari
SI dengan pemanfaatan media sosial, jejaring sosial, program pengolah kata, program pengolah data,
program database, SI presensi, dan website atau blog. SI presensi dalam bentuk program presensi SMB
hanya dimiliki oleh Vihara Vajra Bumi Nusantara. Website atau blog dimiliki oleh Vihara Vajra Bumi
Nusantara, Cetiya Veluvana Arama, dan Cetiya Arya Dipasena.
Kehadiran SI dan TI telah menyebabkan perubahan struktur sosial dalam masyarakat. Perubahan
struktur sosial dapat terlihat melalui pola hubungan individu dan kelompok dalam organisasi. Media
sosial dalam bentuk aplikasi Blackberry dan juga jejaring sosial seperti Facebook mampu diadopsi secara
langsung oleh masyarakat, tidak terkecuali umat cetiya dan vihara. Penerimaan umat cetiya dan vihara di
Kabupaten Tangerang membawa dampak penerapan SI yang mampu memberikan pola hubungan sosial
dan proses sosial asosiatif yang erat antarumat. Berbagi informasi puja bakti, jadwal penceramah,
informasi kegiatan sosial cetiya dan vihara seperti donor darah dan bakti sosial dapat dilakukan dengan
aplikasi Blackberry dan jejaring sosial Facebook. Dengan aplikasi Blackberry dalam bentuk blackberry
mesenger, blackbbery broadcast, dan blackberry group, komunikasi dilakukan sesama umat cetiya dan vihara.
Blackberry messenger memberikan fungsi komunikasi individu dan komunikasi kelompok umat cetiya dan
vihara. Blackberry group memungkinkan terjadinya pembicaraan kelompok antara umat yang tergabung
dalam grup, sedangkan untuk menyebarkan informasi cetiya dan vihara secara satu arah dan serentak
kepada umat yang terhubung dapat dilakukan dengan blackberry broadcast.
Penggunaan SI dan TI dalam organisasi dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah
karakteristik pengguna SI dan TI. Kepengurusan cetiya dan vihara di Kabupaten Tangerang lebih
menekankan kepada regenerasi. Para pengurus yang berada dalam struktur organisasi cetiya dan vihara
didominasi oleh umat remaja. Puja bakti, SMB, dan pembentukan panitia-panitia kegiatan diduduki oleh
umat remaja. Melekat pada diri remaja, penerimaan terhadap teknologi terbaru tidak dapat dihindarkan,
teknologi internet menjadi keseharian dan kebiasaan remaja dalam melakukan berbagai aktivitas.
Teknologi dan sistem jejaring sosial menjadi trend yang tidak terpisahkan dari masyarakat, tidak
terkecuali umat remaja cetiya dan vihara di Kabupaten Tangerang. Dengan berbagai karakteristik dan
trend yang melekat pada diri remaja, hal demikian menyebabkan bagaimana sistem dan teknologi jejaring
sosial internet seperti Facebook menjadi SI dan TI yang ada pada cetiya dan vihara di Kabupaten
Tangerang.
Teknologi berkembang dengan sangat pesat, perkembangan masyarakat juga membawa dampak
terhadap kebutuhan dan ketergantungan terhadap teknologi. Akses informasi di mana saja dan kapan
saja menjadi kebutuhan yang harus terpenuhi agar sejalan dengan kemajuan masyarakat. Dalam
organisasi, baik organisasi profit dan nonprofit seperti cetiya dan vihara juga mempunyai kebutuhan
informasi yang sama. Mencari, menyimpan, dan menyebarkan informasi menjadi kebutuhan cetiya dan
vihara di Kabupaten Tangerang. Untuk menjawab akses informasi keluar dan ke dalam cetiya dan vihara,
penggunaan website menjadi langkah sederhana yang digunakan untuk menyebarkan informasi. Informasi
puja bakti, kegiatan cetiya dan vihara, serta penggalangan dana dapat dilakukan dengan menyebarkan
informasi melalui website. Untuk mempertahankan dan memproses informasi cetiya dan vihara SI
manajemen data menjadi solusi untuk menyimpan data umat, daftar hadir puja bakti, daftar hadir SMB
yang digunakan untuk pelaporan cetiya dan vihara serta menjadi tempat menyimpan informasi jika
dibutuhkan di kemudian hari.
Ekspektasi kinerja mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap minat pemanfaatan SI,
artinya masyarakat khususnya umat dan pengurus cetiya dan vihara di Kabupaten Tangerang yakin
bahwa dengan mengunakan sistem akan membantu dalam meningkatkan kinerja. SI presensi digunakan
untuk membantu dan meningkatkan kinerja dalam pendataan puja bakti umat dan daftar hadir SMB. SI
presensi, manajemen data, dan juga website tidak dimiliki oleh semua cetiya dan vihara di Kabupaten
Tangerang dikarenakan faktor Sumber Daya Manusia (SDM). Minimnya umat yang menguasai dan
mampu dengan baik menggunakan SI dan TI menjadi permasalahan utama dalam aspek SI dan TI. SDM
sangat melekat pada SI dan TI yang ada, oleh sebab itu, pengguna, admin, dan operator SI dan TI yang
ada pada cetiya dan vihara di Kabupaten Tangerang menjadi kebutuhan yang mendasar dan harus
terpenuhi.
Bentuk-Bentuk Teknologi Informasi
Cetiya dan Vihara di Kabupaten Tangerang
Perkembangan TI memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam menjalankan berbagai macam
kegiatannya termasuk dalam organisasi dan lembaga seperti cetiya dan vihara. TI yang ada pada cetiya
dan vihara di Kabupaten Tangerang meliputi Personal Computer (PC), sound system, LCD-proyektor, TVMonitor, kamera, infrastruktur internet, dan juga modem external. TI dapat memenuhi kebutuhan
informasi cetiya dan vihara dengan sangat cepat, tepat waktu, relevan, dan akurat. Pengunaan komputer
sebagai alat untuk menyimpan informasi umat, meliputi daftar hadir, presensi puja bakti, dan juga
presensi kegiatan SMB. TI komputer juga menjadi fasilitas yang utama dalam penggunaan SI pengolah
kata, pengolah data, dan juga SI database. Komputer juga menjadi alat yang digunakan untuk menyimpan
dan mendistribusi data dan informasi berkaitan dengan operasional cetiya dan vihara seperti surat
menyurat, daftar hadir puja bakti, dan data pelaksanaan SMB.
Sound system dan LCD-proyektor merupakan TI yang membantu dalam pelaksanaan puja bakti,
pelayanan umat, dan juga SMB. LCD-Proyektor dan TV-Monitor digunakan untuk membantu para
dharmaduta, penceramah, dan penyampaian materi pada kegiatan SMB. Kamera dan peralatan TI yang
memungkinkan akses internet tidak seluruhnya dimiliki oleh cetiya dan vihara di Kabupaten Tangerang.
Peralatan fungsional yang digunakan dalam menciptakan akses internet dimiliki oleh Vihara Vajra Bumi
Nusantara, sedangkan beberapa cetiya dan vihara lain menggunakan modem external untuk mendapatkan
akses internet. Untuk selanjutnya fasilitas internet yang ada digunakan sebagai alat untuk menyebarkan
informasi, pengelolaan website dan blog, serta memungkinkan akses Facebook dalam berkomunikasi
antarumat.
SI dan TI terdiri dari beberapa bagian penting, salah satunya yaitu komponen input (masukan).
Dokumentasi merupakan bentuk input yang digunakan untuk menyimpan, memproses, dan
mendistribusikan informasi. Cetiya dan vihara memiliki fasilitas kamera yang digunakan untuk
mengambil berbagai foto kegiatan cetiya dan vihara, untuk selanjutnya disimpan sebagai dokumentasi
atau didistribusi sebagai informasi dan pelaporan berbagai kegiatan.
Kebutuhan Sistem Informasi
Cetiya dan Vihara di Kabupaten Tangerang
Pada organisasi keagamaan, SI dan TI tidak lagi sebagai pelengkap, melainkan menjadi kebutuhan
yang mutlak harus terpenuhi dalam peningkatan pelayanan bidang agama. Kebutuhan SI cetiya dan
vihara di Kabupaten Tangerang adalah kebutuhan akan adanya website, SI daftar hadir, SI berbagi
pengetahuan (knowledge sharing), SI manajemen data, dan kebutuhan SI lokasi seperti map digital.
Website merupakan SI dengan pemanfaatan internet yang menjadi trend saat ini. Dengan website
memungkinkan akses informasi tanpa batas menghapus batas jarak dan waktu. Kebutuhan website cetiya
dan vihara di Kabupaten Tangerang adalah harapan para pengurus dan umat untuk memberikan dan
berbagi informasi sesama pengurus, umat, dan masyarakat yang ingin mendapatkan informasi cetiya dan
vihara. Jadwal puja bakti, jadwal dharmaduta, jadwal penceramah, kegiatan donor darah, dan informasi
kegiatan bakti sosial dapat diinformasikan melalui website. Informasi yang ada pada website (konten)
dapat memberikan informasi yang dibutuhkan masyarakat. Website cetiya dan vihara dapat memuat
konten alamat cetiya dan vihara yang dapat disertai dengan map digital (peta digital). Dengan adanya
alamat lengkap disertai peta digital memungkinkan masyarakat, dharmaduta, dan penceramah dapat
mengetahui lokasi keberadaan cetiya dan vihara di Kabupaten Tangerang.
Teknologi, terutama komputer, memainkan peranan yang penting dalam proses pekerjaan.
Perilaku kerja individu dan kinerja organisasi sangat berkaitan dengan sistem berbasis teknologi. SI
memberikan nilai kinerja terhadap hasil kerja individu dan organisasi. SI menjadi alat bantu yang
digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan, menyimpan, memproses, dan mendistribusikan data dan
informasi. Dalam konteks data cetiya dan vihara, data dapat berupa data umat, data puja bakti, data
kegiatan, data kepengurusan, dan data SMB. Proses operasional yang ada pada cetiya dan vihara di
Kabupaten Tangerang dalam mengumpulkan, menyimpan, dan memproses data masih dilakukan secara
manual. Dalam proses pendataan puja bakti dan SMB seperti data umat, daftar hadir puja bakti, dan
daftar hadir SMB masih dilakukan dengan menggunakan buku tulis. Beberapa kendala dihadapi cetiya
dan vihara di Kabupaten Tangerang berkaitan dengan data cetiya dan vihara seperti: (a) tidak
tersimpannya data umat cetiya dan vihara; (b) kehadiran puja bakti dan SMB tidak terdokumentasi; (c)
kesulitan dalam mengambil keputusan berkaitan dengan data puja bakti dan SMB; serta (d) lemahnya
pelaporan kegiatan dan aktivitas cetiya dan vihara.
Komputerisasi, sentralisasi, backup, dan ketersediaan data puja bakti, data umat, data SMB menjadi
harapan para pengurus cetiya dan vihara di Kabupaten Tangerang. Ekspektasi kinerja dan harapan para
pengurus cetiya dan vihara membentuk sebuah gap yang terjadi berkaitan dengan data puja bakti, data
umat, dan data SMB yang membentuk sebuah jawaban melalui diciptakannya sebuah SI yang membantu
manajemen data pada cetiya dan vihara yaitu sistem daftar hadir terkomputerisasi.
Informasi adalah data yang telah diproses sesuai dengan kebutuhan penerima. Perlakuan terhadap
data mulai dari mengumpulkan, memproses, mendistribusikan menjadi informasi membutuhkan
manajemen yang baik. Manajemen terhadap data disebut dengan manajemen data. Manajemen data erat
kaitannya dengan SI informasi di mana manajemen data dapat dilakukan dengan SI dalam bentuk
berbagai program seperti program pengolah kata, program pengolah data, dan program database. Program
pengolah kata seperti Microsoft Office Word dibutuhkan sebagai program SI yang digunakan untuk
melakukan pengetikan data cetiya dan vihara, surat menyurat, membuat berbagai pengumuman
kegiatan. Program pengolah data seperti Microsoft Office Excel digunakan untuk mengolah data umat,
data puja bakti, dan pelaporan berbagai kegiatan cetiya dan vihara. Program dan aplikasi database
digunakan untuk menyimpan dan melakukan backup data umat dan data SMB. Melihat proses
operasional cetiya dan vihara serta harapan pengurus terhadap ketersediaan data yang dibutuhkan dalam
pelaporan dan pengambilan keputusan, maka kebutuhan SI manajemen data menjadi kebutuhan cetiya
dan vihara di Kabupaten Tangerang.
Pengetahuan SDM merupakan aset penting dalam sebuah organisasi. Teknologi seperti media
sosial dan jejaring sosial membawa perubahan pada aspek sosial masyarakat. Pola interaksi sosial telah
berdampak pada keinginan sharing begitu banyak. Tidak hanya saja Facebook dan BBM, keinginan
berbagi para pengurus cetiya dan vihara membawa pada kebutuhan adanya SI knowledge sharing. Bagi
vihara yang telah memiliki berbagai sarana dan prasarana SI, TI, dan divisi TI tersendiri, kebutuhan akan
berbagi pengetahuan SI dan TI menjadi kebutuhan yang harus segera direalisasikan. Vihara Vajra Bumi
Nusantara telah memiliki berbagai SI, manajemen data, infrastruktur TI, dan divisi tersendiri untuk
menangani berbagai SI dan TI vihara. Bagi divisi SI dan TI yang ada pada Vihara Vajra Bumi Nusantara,
kebutuhan adanya berbagai pengetahuan dipandang perlu untuk meningkatkan pemahaman dan
pengetahuan mendalam berkaitan dengan SI dan TI yang akan digunakan untuk kemajuan vihara dalam
pelayanan terhadap umat.
Kebutuhan Teknologi Informasi
Cetiya dan Vihara di Kabupaten Tangerang
Infrastruktur TI menjadi dukungan berjalannya sebuah SI, yang membawa pada penerapan SI dan
TI maksimal dalam organisasi. TI menjadi kebutuhan cetiya dan vihara di Kabupaten Tangerang agar
terjadi peningkatan pelayanan khususnya kepada umat cetiya dan vihara. TI menjadi pendukung
berjalannya SI yang ada pada cetiya dan vihara di Kabupaten Tangerang. Kebutuhan TI cetiya dan vihara
di Kabupaten Tangerang dalam bentuk infrastruktur internet, ketersediaan Personal Computer (PC),
laptop, printer, dan LCD-proyektor.
Terdapat tiga hal yang berkaitan dengan penerapan teknologi informasi berbasis komputer yaitu
perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan pengguna (brainware). Hardware dan peralatan
TI menjadi pendukung dalam penerapan SI. Kebutuhan TI juga menjadi pendukung SI yang ada maupun
kebutuhan SI yang diharapkan pada cetiya dan vihara di Kabupaten Tangerang. Internet dikatakan
sebagai sebuah SI jaringan yang terhubung dengan berbagai subsistem yang ada dari berbagai tempat.
Dengan internet sumber-sumber informasi dapat dijelajah tanpa batas, juga memberikan fungsi sosial
jaringan pertemanan yang luas. Berangkat dari bentuk-bentuk SI dan kebutuhan SI yang ada pada cetiya
dan vihara di Kabupaten Tangerang, internet menjadi kebutuhan yang harus terpenuhi. Bentuk-bentuk
SI dan kebutuhan SI yang ada pada cetiya dan vihara di Kabupaten Tangerang seperti jejaring sosial
Facebook, website, blog, peta digital, dan knowledge sharing membutuhkan infrastruktur dan jaringan
internet sebagai teknologi pendukung.
Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, Personal Computer (PC) menjadi
sebuah alat TI yang mampu memenuhi kebutuhan informasi dengan memberikan kecepatan mengolah
data dan informasi, tepat waktu, relevan, dan akurat. Dengan adanya PC, akan membantu penyimpanan
serta pengolahan data dan informasi. Dengan bantuan SI pengolah kata, sistem pengolah data, dan sistem
database, PC akan menjadi sebuah alat TI yang akan memungkinkan adanya manajemen data yang baik.
PC yang ada pada cetiya dan vihara membantu dalam pelayanan umat, seperti melakukan kegiatan surat
menyurat permintaan umat, undangan cetiya dan vihara, pengumuman cetiya dan vihara, serta
memberikan penilaian pada SMB. Sentralisasi data akan terjadi dengan fungsi menyimpan (storage)
berbagai data dan informasi cetiya dan vihara ke dalam sebuah PC.
Tidak berbeda dengan PC, laptop memiliki fungsi yang sama dengan PC, hanya saja laptop lebih
mudah dibawa karena bentuk dan kegunaan laptop memang diperuntukkan pada penggunaan dengan
mobilitas tinggi. Kepemilikian laptop oleh cetiya dan vihara akan memberikan kemudahan berbagai
kegiatan yang memerlukan bantukan komputer seperti para dharmaduta atau penceramah yang ingin
menyampaikan dhamma dalam bentuk presentasi media. Fungsi laptop juga dapat digunakan sebagai
media untuk kegiatan pembelajaran SMB. Sejalan dengan fungsi laptop, LCD-Proyektor juga merupakan
kebutuhan pelengkap untuk menampilakan gambar media yang digunakan oleh para dharmaduta,
penceramah, dan kegiatan pembelajaran SMB.
Selain kebutuhan infrastruktur internet, PC, laptop, dan LCD-Proyektor, printer juga menjadi
kebutuhan sebagai alat mencetak. Dengan fungsi printer, permasalahan dalam mencetak surat, kesulitan
mencetak dan membuat pelaporan cetiya dan vihara, serta mencetak penilaian SMB dapat teratasi.
Pengurus cetiya dan vihara memiliki harapan akan kemudahan melakukan pencetakan surat, tanpa harus
membawa data ke dalam sebuah penyimpanan USB (flashdisk) dan melakukan cetak atau print melalui
Warung Internet (Warnet).
Kebutuhan Pengguna (Brainware) Sistem Informasi dan Teknik Informasi Cetiya dan Vihara di
Kabupaten Tangerang
Brainware atau pengguna SI dan TI sebagai faktor penentu organisasi dan lembaga yang
menjalankan SI dan TI. SI dan TI diterapkan dalam organisasi menjadi komponen dari organisasi dan
lembaga bersama-sama dengan SDM. SDM berinteraksi menggunakan SI dan TI. Pengguna SI dan TI
terdiri dari dua bagian yaitu pelaksana atau pengguna biasa (operator) dan pengelola atau admin
(administrator). Kebutuhan cetiya dan vihara berkaitan dengan SI dan TI menjadi tonggak kebutuhan
brainware SI dan TI. Tidak tersentralisasinya data dan informasi, kurangnya manajemen dan backup data,
serta tidak adanya SDM khusus yang menjadi admin SI media sosial BBM dan jejaring sosial Facebook.
Harapan pengurus cetiya dan vihara di Kabupaten Tangerang yaitu adanya para pengelola SI dan TI atau
orang yang secara khusus sebagai admin dalam bidang SI dan TI cetiya dan vihara. Admin BBM, admin
Facebook cetiya dan vihara, admin manajemen dan backup data, serta para pengurus atau SDM yang
memiliki knowledge bidang SI dan TI menjadi kebutuhan cetiya dan vihara di Kabupaten Tangerang.
SI dan TI tidak memberikan manfaat terhadap kinerja dan tujuan organisasi jika tidak didukung
dengan keberadaan brainware yang mengoperasikan. Sebuah sistem komputer hasil SI dan TI tidak akan
dapat bekerja sendiri tanpa dioperasikan oleh pengguna. Kenyataan yang ada pada cetiya dan vihara di
Kabupaten Tangerang berkaitan dengan brainware menjadi dasar adanya bentuk-bentuk SI dan TI yang
ada pada cetiya dan vihara di Kabupaten Tangerang. Faktor teknis dan budaya pengelola SI dan TI
menjadi bahan pertimbangan pengurus cetiya dan vihara. Budaya melekat kepada umat cetiya dan vihara
seperti rutinitas dalam dunia kerja. Rutinitas kesibukan dunia kerja menjadikan umat memiliki waktu
lebih sedikit untuk melakukan berbagai kegiatan pelayanan dan operasional cetiya dan vihara,
menjadikan semakin sedikitnya umat yang bersedia menjadi pengelola SI dan TI cetiya dan vihara.
Kebutuhan akan SI dan kebutuhan akan TI juga merupakan kebutuhan akan brainware. Kebutuhan
brainware dalam hal ini admin SI dan TI menjadi sebuah kebutuhan cetiya dan vihara di Kabupaten
Tangerang, sehingga keberadaan SI dan TI dalam bentuk software, hardware, dan brainware tidak dapat
dipisahkan karena memiliki fungsi dan peran yang saling mengikat.
Perkembangan SI dan TI menuntut semakin banyaknya keahlian yang dimiliki oleh umat cetiya
dan vihara khususnya pengurus. Berbagi knowledge menjadi salah satu cara yang diharapkan untuk
terjadinya pemahaman dan terbentuknya knowledge SI dan TI. Harapan berbagi knowledge yang berbanding
terbalik dengan kenyataan yang ada, maka didapatkan kebutuhan akan adanya knowledge sharing SI dan TI
bagi umat khususnya pengurus cetiya dan vihara di Kabupaten Tangerang. Knowledge sharing membentuk
keyakinan bahwa penggunaan SI dan TI mudah dan tidak memerlukan usaha yang keras (perceived ease of
use). Lebih lanjut ketersedian SI dan TI, ditambah dengan perceived ease of use akan meningkatkan
keyakinan umat dan pengurus bahwa penggunaan SI tertentu akan meningkatkan kinerja cetiya dan
vihara dalam pelayanan terhadap umat. Hasilnya, knowledge sharing dan keyakinan akan kemudahan
penggunaan SI dan TI akan membentuk SI dan TI serta penggunaan SI dan TI pada cetiya dan vihara
dalam menjalankan fungsi sebagai rumah ibadah.
Kesimpulan
Bentuk-bentuk SI cetiya dan vihara di Kabupaten Tangerang adalah bentuk aplikasi Blackberry
(mesenger, broadcast, group), jejaring sosial, SI presensi, program pengolah kata, program pengolah data,
program database, website, dan blog cetiya dan vihara. Bentuk TI cetiya dan vihara di Kabupaten Tangerang
terdiri dari berbagai bentuk peralatan dukungan terhadap operasional seperti sound system, Personal
Computer (PC), TV-monitor, LCD-proyektor, kamera, dan modem external sebagai alat akses internet.
Kebutuhan SI cetiya dan vihara di Kabupaten Tangerang terdiri dari kebutuhan akan tersedianya
SI dalam bentuk website, SI daftar hadir, SI knowlege sharing, SI manajemen data, dan kebutuhan peta digital
dalam bentuk website. Kebutuhan TI cetiya dan vihara di Kabupaten Tangerang adalah infrastruktur
internet, PC, laptop, printer, dan LCD-proyektor. Kebutuhan SI dan TI cetiya dan vihara di Kabupaten
Tangerang meliputi kebutuhan adanya admin media sosial BBM, admin jejaring sosial Facebook, admin
manajemen data, dan knowledge sharing berkaitan dengan SI dan TI.
Daftar Pustaka
David, Michele, Karen, et al. 2009. Needs Assessment. New York: Oxford University Press.
Don Tapscott. 2013. Grown Up Digital: Yang Muda yang Mengubah Dunia. Terjemahan. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Giriputra. 1994. Dhammayara Buku Pelajaran Agama Buddha. Yayasan Vihara Borobudur.
Jogiyanto. 2010. Analisis dan Desain Sistem Informasi, Edisi III. Yogyakarta: ANDI.
_________. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: ANDI.
Kavita, Catherine, Darlane. 2007. A Practical Guide to Needs Assessment. San Francisco: Pfeiffer.
Kaufman, R., Johnston, J. C., & Nickols. F. K. 1979. “Organizational Planning and Conventional Wisdom”.
Training & Development Journal, 33(9), 70-76.
Kaufman, Roger, Hugh Oakley-Brown, Ryan Watkins, and Doug Leigh. 2003. Strategic Planning for Success:
Aligning People, Performance, and Payoffs. San Francisco: Jossey-Bass.
Kaufman, R. 1992. Strategic planning plus: An Organizational Guide. Newbury Park, CA: Sage.
Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Nomor 58 Tahun 2015. Pasal 1 ayat 1.
Tentang Pedoman Bantuan Rehabilitasi dan Renovasi Rumah Ibadah Agama Buddha di
Lingkungan Direktorat Bimbingan Masyarakat Buddha Kementerian Agama.
Laudon, Kenneth & Laudon. 2002. Management Information Systems: Managing the Digital Firm, 7th ed. New
Jersey: Prentice-Hall.
Mehrdad, Farahnaz, Zahra. 2011. “Hospital Information Systems User Needs Analysis: A Vendor Survey”.
Journal of Health Informatics in Developing Countries.
McLean, G. N. 2005. Organization Development: Principles, Processes, Performance. San Francisco: BerrettKoehler.
O'Brien, J.A. 2005. Pengantar Sistem Informasi. Diterjemahkan oleh Fitriasari, Dewi dan Kwary, Arnos
Deny). Jakarta: Salemba Empat.
Peraturan Departemen Agama RI. No H III/BA.01.1/03/1/1992. Bab II, Tentang Vihara.
Ryan, Maurya, Yusra. 2012. A Guide To Assessing Needs: Essential Tools For Collecting Information, Making
Decisions, And Achieving Development Results. Washington, DC 20433. USA: The World Bank.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif & R & D. Bandung: Alfabeta.
Sutabri, Tata. 2012. Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Sutarman. 2012. Buku Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta: Bumi Aksa.
Turban, E., Rainner R.K., dan Potter, Richard E.. 2010. Introduction to Information Technology. 3rd Edition.
USA: Wiley.
Umar Alhabsyi. 2012. Risiko Maut dalam Implementasi ERP. http://manajemen-ti.com/manajemenrisiko/258-risiko-maut-dalam-imp (diakses 25 Maret 2015).
Upasak, C.S. 1975. Dictionary of early Buddhis Monastic Term, Varanasi: Bhararti Prakashan.
Walesa, Anggi, Kusuma. Analisis Kebutuhan Fungsional Sistem Informasi It Telkom Menggunakan
Balanced Scorecard. Institut Teknologi Telkom. http://www.researchgate.net/profile/Walesa_Danto
(di akses 25 Maret 2015).
Wauchop, S.R. 1933. The Buddhist Cave Temples of India. New Delhi: Cosmo Publication.