Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau
EKSPOSE DOKUMEN AWAL
K e r j a s a m a
:
BALAI PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR DAN LAUT (BPSPL) PADANG
DIREKTORAT JENDERAL KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
POKJA PENYUSUNAN RZWP-3-K KABUPATEN BENGKALIS
KABUPATEN BENGKALIS
PROVINSI RIAU
Home
Pendahuluan
Tinjauan Kebijakan
Metodologi
Profil Wilayah
Identifikasi Potensi
Permasalahan WP3K
1. PENDAHULUAN
2. TINJAUAN KEBIJAKAN
3. METODELOGI PENYUSUNAN RZWP3K
4. PROFIL WILAYAH PERENCANAAN
5. IDENTIFIKASI POTENSI & PERMASALAHAN WILAYAH
SUMBER :
PEDUM RZWP-3-K KAB/KOTA TAHUN 2014 (DRAFT APRIL 2014)
DIREKTORAT TATA RUANG LAUT DAN PULAU-PULAU KECIL
DIREKTORAT JENDERAL KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Home
Pendahuluan
Tinjauan Kebijakan
Metodologi
Profil Wilayah
Identifikasi Potensi
Permasalahan WP3K
Hakikat dari Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil sebagaimana
yang diamanahkan dalam UU 27/2007 jungto UU 1/2014, adalah :
a. Rencana yg menentukan arah penggunaan sumberdaya tiap satuan perencanaan
disertai dgn pengalokasian ruang pd kawasan perencanaan yg memuat kegiatan
yg boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan serta kegiatan yg hanya dapat
dilakukan setelah memperoleh izin.
b. Sebagai bentuk rekayasa teknis dalam pemanfaatan ruang, maka dlm
mengelompokkan suatu kawasan pesisir dan pulau kecil ke dalam zona-zona
harus dilakukan sesuai dgn kondisi fisik dan potensi, shg tujuan penentuan zonasi
utk mengoptimalkan fungsi ekologi dan ekonomi dari ekosistem suatu kawasan
dpt dicapai yg pd akhirnya pengelolaan dan pemanfaatan kawasan pesisir dan
pulau-pulau kecil dpt dilakukan secara serasi, optimal dan berkelanjutan.
Kondisi fisik dan potensi WP3K diperoleh melalui kegiatan penyusunan Dokumen
Awal RZWP3K Kabupaten Bengkalis pada tahun 2014 atas fasilitasi BPSPL Padang.
Home
Pendahuluan
Tinjauan Kebijakan
Metodologi
Profil Wilayah
Identifikasi Potensi
Permasalahan WP3K
1) Menganalisa dan menampilkan data-data dalam bentuk 12 data set peta, meliputi
peta dasar dan peta tematik.
2) Menyusun paket – paket sumberdaya wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil melalui
kegiatan identifikasi, inventarisasi, dan analisis karakteristik wilayah, potensi, isu
permasalahan sumbedaya kelautan dan perikanan.
3) Mengidentifikasi potensi wilayah sebagai bahan pertimbangan dalam
pengalokasian ruang dan arahan pemanfaatan ruang.
Home
Pendahuluan
Tinjauan Kebijakan
Metodologi
Profil Wilayah
Identifikasi Potensi
Permasalahan WP3K
1) Teridentifikasinya dan terpetakannya data terkini secara menyeluruh dan
komprehensif tentang potensi sumberdaya kelautan dan perikanan, serta kondisi
eksisting wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil;
2) Teridentifikasinya pemanfaatan ruang, karakteristik pesisir, ancaman/kerentanan
dan daya dukung ekosistem pesisir, dan beberapa paramaeter lainnya sebagai
dasar penyusunan zonasi WP3K di daerah perencanaan.
3) Tersedianya Dokumen Awal Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
secara terpadu dan berkelanjutan dengan berdasarkan pada Undang-Undang
Nomor 27 tahun 2007 jungto Undang-Undang Nomor 1 tahun 2014, tentang
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Permen KP 16/2008 , Permen KP
12 Tahun 2010 dan pedoman lain yang ditentukan.
Home
Pendahuluan
Tinjauan Kebijakan
Metodologi
Profil Wilayah
+
Identifikasi Potensi
Permasalahan WP3K
PENGALOKASIAN RUANG
Home
Pendahuluan
Tinjauan Kebijakan
Metodologi
Profil Wilayah
Identifikasi Potensi
Permasalahan WP3K
Wilayah Penyusunan Rencana Zonasi ini mencakup wilayah pesisir, laut dan pulaupulau kecil Kabupaten Bengkalis dengan mengacu kepada batasan wilayah pesisir
dan laut sesuai UU No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 27/2007
jungto UUNo. 1/2014, tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil,
yakni meliputi :
Daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh
perubahan di darat dan laut, ke arah darat mencakup wilayah administrasi
kecamatan dan ke arah laut sejauh 4 (empat) mil laut (batas pengelolaan
Kabupaten) diukur dari garis pantai.
Home
Pendahuluan
Tinjauan Kebijakan
Metodologi
Profil Wilayah
Identifikasi Potensi
Permasalahan WP3K
Dokumen Awal Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Kabupaten
Bengkalis.
1) Indentifikasi sumberdaya WP3K meliputi data kebijakan, Kondisi Fisik wilayah,
Hidro-Oseanografi, Bio-Ekologi, Sosial Ekonomi dan Budaya yang dijadikan
sebagai dasar untuk memformulasikan kebijakan dan strategi penataan ruang
WP3K.
2) Identifikasi dan analisis Isu dan permasalahan tentang kebijakan perikanan dan
pengembangan wilayah setempat, kondisi fisik, kondisi SDM, Sosial, Ekonomi;
3) Identifikasi dan analisis potensi pengembangan wilayah karakteristikWP3K
berdasarkan pada kesesuaian lahan, daya dukung dan nilai ekonomi
Home
Pendahuluan
Tinjauan Kebijakan
Metodologi
Profil Wilayah
Identifikasi Potensi
Permasalahan WP3K
KAWASAN LINDUNG
RANPERDA RTRW KAB. BENGKALIS, PASAL 25 (1)
1. KAWASAN YANG MEMBERI PERLINDUNGAN TERHADAP KAWASAN BAWAHANNYA;
•
KAWASAN LINDUNG GAMBUT, KEC. SIAK KECIL, ± 85.888 Ha
•
KAWASAN RESAPAN AIR, MERUPAKAN TANAH BERAWA YANG TERSEBAR (INCLAVE) PADA KAWASAN HUTAN DAN
GAMBUT *
2. KAWASAN PERLINDUNGAN SETEMPAT;
•
SEMPADAN PANTAI/SEMPADAN SUNGAI
•
PERLINDUNGAN SEKITAR DANAU/WADUK *
•
RTH PERKOTAAN *
3. KAWASAN SUAKA ALAM, PELESTARIAN ALAM, DAN CAGAR BUDAYA;
•
SUAKA MARGASATWA, ± 21.500 Ha
•
KAWASAN PANTAI BERHUTAN MANGROVE, ± 29.329 Ha
•
KAWASAN CAGAR BUDAYA DAN ILMU PENGETAHUAN,
4. KAWASAN RAWAN BENCANA ALAM; DAN
•
BANJIR, ABRASI DAN KEBAKARAN HUTAN
4. KAWASAN LINDUNG LAINNYA
•
KAWASAN PERLINDUNGAN TERBATAS IKAN TERUBUK
•
CAGAR BIOSFER GIAM – SIAK KECIL BUKIT BATU, ± 493.689,7 Ha
KAWASAN LINDUNG
RANPERDA RTRW KAB. BENGKALIS, PASAL 25 (1)
KAWASAN LINDUNG (KAWASAN RAWAN BENCANA BANJIR)
RANPERDA RTRW KAB. BENGKALIS, PASAL 25 (1)
KAWASAN LINDUNG (KAWASAN RAWAN BENCANA ABRASI)
RANPERDA RTRW KAB. BENGKALIS, PASAL 25 (1)
KAWASAN LINDUNG (KAWASAN RAWAN KEBAKARAN)
RANPERDA RTRW KAB. BENGKALIS, PASAL 25 (1)
KAWASAN PERUNTUKAN PERIKANAN
RANPERDA RTRW KAB. BENGKALIS, PASAL 37
KAWASAN PERUNTUKAN PERIKANAN
a.
kawasan peruntukan perikanan tangkap;
b.
Kecamatan Bantan dengan luas kurang lebih 25.060 (dua puluh lima ribu enam puluh) hektar;
Kecamatan Bukit Batu dengan luas kurang lebih 2.347 (dua ribu tiga ratus empat puluh tujuh) hektar;
Kecamatan Siak Kecil dengan luas kurang lebih 761 (tujuh ratus enam puluh satu) hektar;
Kecamatan Rupat dengan luas kurang lebih 17.280 (tujuh belas ribu dua ratus delapan puluh) hektar; dan
Kecamatan Rupat Utara dengan luas kurang lebih 12.931 (dua belas ribu sembilan ratus tiga puluh satu) hektar.
kawasan peruntukan budidaya perikanan; dan
c.
Kecamatan Bengkalis dengan luas kurang lebih 8.625 (delapan ribu enam ratus dua puluh lima) hektar;
peruntukan perikanan budidaya air tawar; dan
peruntukan perikanan budidaya air payau dan laut. : Pulau Rupat, Pulau Bengkalis, Pesisir Kecamatan Siak Bagian
Utara
kawasan pengembangan peruntukan minapolitan.
Kecamatan Bantan sebagai kawasan minapolitan perikanan tangkap
Home
Pendahuluan
Tinjauan Kebijakan
Metodologi
Profil Wilayah
Identifikasi Potensi
Permasalahan WP3K
1. Pendekatan Teknis (Technical Approach)
2. Kerangka Pikir (Logical Frame Work)
3. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan (Time Schedule)
4. Capaian Hasil (Target Out Put)
Home
Pendahuluan
Tinjauan Kebijakan
Metodologi
Profil Wilayah
Identifikasi Potensi
Permasalahan WP3K
Zonasi sebagai bentuk dari rekayasa teknis terhadap pemanfaatan
wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, dengan memperhatikan
kharakteristik wilayah perencanaan, maka dalam penyusunannya
dilakukan pendekatan teknis (technical approach) sebagai berikut :
Keberadaan sumberdaya laut tidaklah berdiri sendiri, melainkan
saling terkait satu dengan lainnya. Pendekatan ini berorientasi pada
proses evaluasi konsistensi keberadaan jenis data pada karakteristik
lingkungan yang mempengaruhi keberadaan data tersebut
berdasarkan pada pemahaman antara keterkaitan antara satu
komponen data dengan lainnya
Setiap populasi dalam suatu lokasi, dan setiap spot dalam lokasi
yang diamati memiliki wakil dalam data studi. Dengan demikian,
dapat dipastikan bahwa proses analisis benar-benar telah mewakili
keseluruhan populasi serta lokasi yang diteliti.
Home
Pendahuluan
Tinjauan Kebijakan
Metodologi
Profil Wilayah
Identifikasi Potensi
Permasalahan WP3K
Analisis Citra Satelit: Tahap awal penyusunan peta dasar dilakukan melalui interprestasi dan analisis
citra satelit untuk mendapatkan gambaran awal wilayah perencanaan.
Peta Dasar : Hasil interprestasi citra satelit adalah peta dasar yg belum divalidasi.
Input Data : Hasil
observasi dan survey
dianalisis dgn SIG
untuk menghasilkan
peta 12 data set tematik
yg digunakan dalam
analisis zonasi.
Spatial Analysis
Proses analisis spasial thdp 12 data
set berdasarkan standart kriteria baku
terhadap satu satuan kegiatan:
Budidaya perikanan, Perikanan
tangkap; Konservasi, dlsb.
Analysis
Advanced
Processing and
Analysis
Visualization
Many Partners
Fast Display
Heterogeneous
Imagery Files
Mosaic
Dataset
Massively Scalable
Dynamic
Mosaicking
On the Fly
Processing
Peta Kesesuaian
dan Peta Potensi :
Proses analisis spasial
thdp 12 data set
menghasilkan peta
kesesuai dan peta
potensi di wilayah
perencanaan.
ALOKASI RUANG
Z1A Z1B Z1C
Z1D Z1E Z1...
ZONA
Proses analis zonasi dilakukan secara
komprehensif dengan
memperhatikan peta kesesuaian, peta
potensi dan tinjauan terhadap
kebijakan spasial, regional, kondisi
sosek, budaya serta isu permasalahan
wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.
Z1A
Z1B
Z1C
Z1D
Z1E
B
U
D
I
D
A
X Y
Y
A
P
A
R
I
W
IS
A
T
A
K
O
N
S
E
R
V
A
SI
P
E
R
T
A
M
B
A
N
G
A
N
I
N
D
U
S
T
R
I
Home
Pendahuluan
Tinjauan Kebijakan
Metodologi
Profil Wilayah
Identifikasi Potensi
Permasalahan WP3K
Home
Pendahuluan
Tinjauan Kebijakan
Metodologi
Profil Wilayah
Identifikasi Potensi
Permasalahan WP3K
Home
Pendahuluan
Tinjauan Kebijakan
Metodologi
Profil Wilayah
Identifikasi Potensi
Permasalahan WP3K
Home
Pendahuluan
Tinjauan Kebijakan
Metodologi
Profil Wilayah
Identifikasi Potensi
Permasalahan WP3K
Home
Pendahuluan
Tinjauan Kebijakan
Metodologi
Profil Wilayah
Identifikasi Potensi
Permasalahan WP3K
Home
Pendahuluan
Tinjauan Kebijakan
Metodologi
Profil Wilayah
Identifikasi Potensi
Permasalahan WP3K
Keseluruh rangkaian kegiatan dan hasil dari
tiap tahapan kegiatan dituangkan dalam
dokumen dengan out line :
1. Pendahuluan
2. Tinjauan Kebijakan
3. Metodologi
4. Profil Wilayah
5. Identifikasi Potensi dan Permaslahan.
Dokumen tersebut merupakan DOKUMEN
AWAL.
Sesuai dengan ketentuan UU 27/2007 jungto
UU 1/2014, maka DOKUMEN AWAL
selanjutnya dilakukan konsultasi publik untuk
menghasilkan DOKUMEN ANTARA dan
DOKUMEN AKHIR.
Home
1.
2.
3.
4.
5.
Pendahuluan
Tinjauan Kebijakan
Metodologi
Profil Wilayah
Identifikasi Potensi
Permasalahan WP3K
Letak Geografis.
Adminstrasi Wilayah.
Gambaran Fisik Wilayah.
Gambaran Sosial Budaya dan Ekonomi Wilayah.
Gambaran 12 Data Set WP3K :
a. Data Dasar (Baseline data set existing) – 2 Dataset
b. Data Tematik (Thematic data set existing) – 10 Dataset
Home
Pendahuluan
Tinjauan Kebijakan
Metodologi
Profil Wilayah
Identifikasi Potensi
Permasalahan WP3K
Kabupaten
Bengkalis
memilki luas 7.776,31
km2 yang wilayahnya
berada pada posisi
2°30'LU-0°17'LU
dan
100°52'BT-102°10'BT,
Batas-batas
berikut:
1.
Kabupaten Bengkalis
2.
3.
4.
sebagai
Sebelah
utara
berbatas dengan
Selat Malaka
Sebelah
selatan
berbatas dengan
Kabupaten
Siak
dan
Kabupaten
Kepulauan Meranti
Sebelah
barat
dengan
Kota
Dumai, Kabupaten
Rokan Hilir.
Sebelah
timur
dengan Kabupaten
Kepulauan Meranti.
PELA LPI DISHIDROS NO. 102
Home
Pendahuluan
Tinjauan Kebijakan
Metodologi
Profil Wilayah
Identifikasi Potensi
Permasalahan WP3K
Secara Administratif Kabupaten Bengkalis terdiri dari 8 kecamatan, 139 desa dan 36 kelurahan, serta
terdiri dari 17 pulau, dengan rincian sebagai berikut :
KECAMATAN
PESISIR
Kec. Bengkalis
Kec. Bantan
Kec. Rupat
Kec. Rupat Utara
Kec. Bukitbatu
Kec. Siak Kecil
TOTAL
KECAMATAN
NON PESISIR
Kec. Mandau
Kec. Pinggir
TOTAL
LUAS (Ha)
%
51,400.00
42,440.00
89,635.00
62,850.00
112,800.00
74,221.00
433,346.00
6.61
5.46
11.53
8.08
14.51
9.55
55.74
LUAS (Ha)
%
93,747.00 12.06
250,300.00 32.20
344,047.00 44.26
Wilayah Kabupaten Bengkalis dialiri oleh
beberapa sungai. Diantara sungai yg ada di
daerah ini sangat penting sebagai sarana
perhubungan utama dlm perekonomian
penduduk adalah Sungai Siak dengan
panjang 300 km, Sungai Siak Kecil 90 km
dan Sungai Mandau 87 km.
Home
Pendahuluan
Tinjauan Kebijakan
Metodologi
Profil Wilayah
Identifikasi Potensi
Permasalahan WP3K
Perbandingan luas kecamatan :
KECAMATAN PESISIR
KECAMATAN
LUAS (Ha)
%
Kec. Bengkalis
51,400.00
6.61
Kec. Bantan
42,440.00
5.46
Kec. Rupat
89,635.00
11.53
Kec. Rupat Utara
62,850.00
8.08
Kec. Bukitbatu
112,800.00
14.51
Kec. Siak Kecil
74,221.00
9.55
433,346.00
55.74
TOTAL
7%
5%
32%
KECAMATAN NON PESISIR
KECAMATAN
12%
LUAS (Ha)
%
Kec. Mandau
93,747.00
12.06
Kec. Pinggir
250,300.00
32.20
344,047.00
44.26
TOTAL
SUMBER : BENGKALIS DALAM ANGKA, 2013
8%
14%
12%
10%
PULAU - PULAU
KAB. BENGKALIS
NO
PULAU
BUJUR
LINTANG
KECAMATAN
LUAS (Ha)
KELILING (Km)
1
Pulau Pajak
101◦ 37' 56.130" BT
2◦ 6' 37.130" LU
Rupat Utara
19.04
2.02
2
Pulau Beruk
101◦ 37' 56.026" BT
2◦ 7' 9.342" LU
Rupat Utara
106.88
4.65
3
Pulau Tengah
101◦ 38' 19.569" BT
2◦ 7' 9.690" LU
Rupat Utara
44.19
2.65
4
Pulau Beting Aceh
101◦ 34' 31.384" BT
2◦ 6' 9.600" LU
Rupat Utara
2.05
0.67
5
Pulau Babi
101◦ 33' 4.191" BT
2◦ 5' 42.443" LU
Rupat Utara
100.05
4.05
6
Pulau Simpur
101◦ 34' 34.136" BT
2◦ 4' 26.978" LU
Rupat Utara
14.97
2.64
7
Pulau Kemunting
101◦ 34' 25.888" BT
2◦ 4' 35.687" LU
Rupat Utara
5.90
1.09
8
Pulau Ketam
101◦ 21' 41.934" BT
1◦ 52' 50.716" LU
Rupat
206.44
5.87
9
Pulau Atung
101◦ 24' 18.549" BT
1◦ 50' 26.737" LU
Rupat
16.22
1.88
10
Pulau Payung
101◦ 24' 10.479" BT
1◦ 47' 45.584" LU
Rupat
1,140.96
16.93
11
Pulau Mampu Kecik
101◦ 22' 36.348" BT
1◦ 47' 48.754" LU
Rupat
161.64
5.04
12
Pulau Mampu Beso
101◦ 22' 37.674" BT
1◦ 46' 43.446" LU
Rupat
201.50
6.94
13
Pulau Mentele
101◦ 25' 51.161" BT
1◦ 45' 2.021" LU
Rupat
10.83
1.70
14
Pulau Rampang
101◦ 25' 3.674" BT
1◦ 45' 23.400" LU
Rupat
49.19
5.02
15
Pulau Baru
101◦ 24' 38.536" BT
1◦ 45' 15.509" LU
Rupat
7.83
1.20
16
Pulau Bengkalis
102° 17' 42.348" BT
1° 28' 3.416" LU
-
90,497.26
187.22
17
Pulau Rupat
101° 35' 7.299" BT
1° 54' 3.391" LU
-
150,035.25
157.74
242,620.19
407.31
TOTAL
SUMBER : PETA RBI 1:50.000, CITRA LANDSAT 8,
Home
TOPOGRAFI
1.
2.
Pendahuluan
Tinjauan Kebijakan
Metodologi
Profil Wilayah
Identifikasi Potensi
Permasalahan WP3K
Kondisi topografi umumnya relatif datar dengan kemiringan lereng rata - rata 2 - 6, mdpl.
Bentuk wilayah daratannya sebagian besar datar dengan kemiringan berkisar :
Kemiringan datar 0 – 3%, mencakup 71% (551.949 ha)
Kemiringan lereng antara 3 – 8% mencakup 19% (147.705 ha),
Kemiringan berombak sampai bergelombang 8 – 16 % mencakup luas 2% (15.548 ha) dan
kemiringan > 16% (bergelombang sampai berbukit kecil) seluas 8% (62.191 ha)
FISIOGRAFI
Fisiografi Kabupaten Bengkalis terdiri atas wilayah daratan dan lautan yang mencakup gugusan pulau besar
WILAYAH
dan kecil. Merupakan dataran pantai pasang surut yang dipengaruhi langsung oleh aktivitas air laut.
Sebagian besar merupakan dataran yang berawa - rawa, yang terdiri dari rawa gambut, rawa lebak, dan
rawa pasang surut dan hanya sebagian kecil yang merupakan lahan kering (± 20%). Lahan kering terbagi
menjadi daerah dengan bentuk wilayah datar sampai dengan berbukit kecil.
HIDROLOGI
Terdapat 12 aliran sungai, di Kecamatan Rupat, Kecamatan Bantan dan Kecamatan Bukit Batu. Sungai sungai tersebut adalah Sungai Siak Kecil, Sungai Pakning, Sungai Bukit Batu, Sungai Senebak, Sungai Raya,
Sungai Rempang, Sungai Nyiur, Sungai Sair, Sungai Penonton, Sungai Jangkang, Sungai Bantan Tengah, dan
Sungai Kembung Luar. Diantara sungai yang ada di Kabupaten Bengkalis, yang sangat penting peranannya
sebagai prasarana perhubungan utama dalam perekonomian penduduk adalah Sungai Siak dengan panjang
300 km, dan Sungai Siak Kecil 90 km
KLIMATOLOGI 1. Termasuk zone agroklimat E dengan sub zona agrolimat E3, yaitu daerah dengan jumlah bulan
keringnya (curah hujan < 100 mm/bulan) 4 – 6 bulan dalam setahun, meliputi Kecamatan : Mandau,
Pinggir, Rupat dan Rupat Utara
2. Termasuk zone agroklimat E sub zona agroklimat E1, yaitu daerah dengan jumlah bulan keringnya kecil
atau sama dengan 2 bulan, meliputi Kec. Bantan, Bengkalis, Bukit Batu dan Siak Kecil
Home
Pendahuluan
Tinjauan Kebijakan
Metodologi
Profil Wilayah
Identifikasi Potensi
Permasalahan WP3K
KOMPOSISI PENDUDUK KAB. BENGKALIS
115,254
124,437
140,000
120,000
100,000
80,000
60,000
37,368
38,918
40,000
45,049
48,163
17,985
18,720
20,000
16,115
15,412
9,532
6,776
16,900
16,391
10,242
7,272
0
Bengkalis
Bantan
Siak Kecil
Bukit Batu
Perempuan
KECAMATAN
Bengkalis
Bantan
Siak Kecil
Bukit Batu
LAKI _ LAKI
38,918
18,720
10,242
16,900
PEREMPUAN
37,368
17,985
9,532
16,115
TOTAL
76,286
36,705
19,774
33,015
%
14.01
6.74
3.63
6.06
Rupat
Rupat
Utara
Mandau
Pinggir
Laki - Laki
KECAMATAN
Rupat
Rupat Utara
Mandau
Pinggir
LAKI _ LAKI
16,391
7,272
124,437
48,163
TOTAL
PEREMPUAN
15,412
6,776
115,254
45,049
TOTAL
31,803
14,048
239,691
93,212
544,534
%
5.84
2.58
44.02
17.12
100
Home
Pendahuluan
Tinjauan Kebijakan
1. Peta dasar dan Citra satelit
2. Data Teristrial
a. Jenis tanah
b. Topografi
c. Kemiringan
d. Bathimetri
Metodologi
Profil Wilayah
Identifikasi Potensi
Kabupaten Bengkalis
Permasalahan WP3K
Sebaran jenis Tanah di Kabupaten Bengkalis
500,000.0000
Haplohemists
Haplosaprists
400,000.0000
Haplohemists
Sulfihemists
300,000.0000
200,000.0000
100,000.0000
0.0000
Udipsamments
Endoaquents
Endoaquepts
Halaquepts
Endoaquepts
Sulfaquents
Kandiudults
Dystrudepts
Endoaquepts
Dystrudepts
N
o
1
2
Lokasi
Bengkalis
Rupat utara
Pasir
(%)
23,13
31,06
Tekstur
Debu
(%)
26,55
22,46
Liat
(%)
49,32
46,48
Wilayah Kabupaten Bengkalis merupakan dataran rendah, rata-rata ketinggian antara 2 - 6 m di atas
permukaan laut, sebagian besar merupakan tanah organosol, yaitu jenis tanah yang banyak mengandung
bahan organic Terdapat sungai, tasik (danau) serta pulau besar dan kecil yang berjumlah 26 buah. Adapun
pulau-pulau besar meliputi Pulau Rupat (luas 1.524,85 km2) dan Pulau Bengkalis (luas 938,40 km2).
KEC
KEC. BENGKALIS
KEC. BANTAN
KEC. SIAK KECIL
KEC. BUKIT BATU
KEC.RUPAT
KEC. RUPAT UTARA
KEC. MANDAU
KEC. PINGGIR
TOTAL
%
0 - 2%
2 - 5%
16.160,5514
23.848,9247
24.593,5476
67.300,6487
57.749,9689
11.155,0590
25.161,6564
10.477,4631
236.447,8198
27,41%
4.329,8232
2.997,6728
9.384,2937
15.333,5505
9.552,7481
3.281,3341
10.376,7688
7.533,6323
62.789,8235
7,28%
KEMIRINGAN LAHAN
5 - 15%
15 - 25%
11.662,3077
8.676,9865
31.521,2647
53.295,9902
20.287,3251
11.898,9427
53.473,5360
42.335,0656
233.151,4185
27,03%
10.994,4375
7.881,5249
11.647,7592
36.059,9527
14.171,2791
8.441,0040
55.898,1337
44.829,5130
189.923,6041
22,02%
25 - 40%
> 40%
2.643,7211
533,9166
5.622,1164
19.020,1673
8.191,5584
2.793,5249
34.554,4089
29.344,5524
102.703,9660
11,90%
492,5453
58,3737
1.443,5200
7.946,9732
3.059,4645
1.036,0004
14.348,4595
9.295,7907
37.681,1272
4,37%
TOTAL
46.283,3862
43.997,3992
84.212,5016
198.957,2826
113.012,3441
38.605,8650
193.812,9633
143.816,0171
862.697,7591
100,00%
BATHIMETRI (mdpl)
Berdasarkan hasil analisis
data, kedalaman perairan
laut Kab. Bengkalis dan
perairan
sekitarnya
berkisar 0 – 95 mdpl.
Untuk kedalaman perairan
di selat Bengkalis mulai
dari Tg. Jati di Pulau
Bengkalis hingga ke muara
kuala siak, kedalaman
maks 35 mdpl. Sedangkan
kedalaman perairan di
selat Rupat mulai dari Tg.
Mumbul di Rupat Utara
hingga Tg. Jering di Rupat
Selatan,
kedalaman
perairan laut maksimal
mencapai 20 mdpl. Untuk
kedalaman perairan luar
yaitu antara pulau Rupat
dan Bengkalis dengan selat
Malaka, yaitu mulai dari
Tg. Medang di Rupat Utara
hingga Tg. Parit di Bantan,
kedalaman perairan laut
mencapai 95 mdpl.
PROFIL KEDALAM PERAIRAN
1
2
3
4
Kedalamam < 95 meter
Substat : Berlumpur
5
6
7
9
8
1
2
3
4
5
6
7
8
9
PROFIL PERAIRAN 3D
U
S
Kedalaman (meter)
Home
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Pendahuluan
Tinjauan Kebijakan
Metodologi
Profil Wilayah
Oseanografi
Geologi, Geomorfologi dan Morfologi Pantai
Penggunaan Lahan dan RTRW
Pemanfaatan Wilayah Laut
Ekosistem Sumberdaya Pesisir dan SDI
Resiko Bencana dan Pencemaran
Sumberdaya Air
Demografi dan Sosial
Ekonomi Wilayah
Infrastruktur
Identifikasi Potensi
Permasalahan WP3K
POLA GERAKAN ARUS PERMUKAAN TAHUN OKTOBER 1992 – JULI 2009
Pola arus permukaan bergerak sepanjang
tahun dari tenggara ke barat laut
Pergerakan arus di Selat Malaka juga
dipengaruhi oleh dorongan arus sungai
dari daratan Riu
Statsiun
Maksimum
Minimum
Rata-rata
Nilai Formzahl
Tipe Pasut
Durasi Prediksi
:
:
:
:
:
:
:
Bengkalis
314 cm
36 cm
180 cm
0.2857
Pasang surut campuran
60 hari
POLA GERAKAN ARUS PERMUKAAN (COMPOSITE DATA)
Secara
sebaran,
formasi
alluvium hampir berada di
seluruh kecamatan dengan
penjabaran Kec. Bengkalis
seluas 4.439,8864 hektar, Kec.
Bantan seluas 9.205,4421
hektar, Kec. Siak Kecil seluas
51.002,6825 hektar, Kec.
Bukit
Batu
seluas
156.001,9361 hektar, Kec.
Rupat seluas 58.543,2818
hektar, Kec. Rupat Utara
seluas 25.982,1944 hektar,
Kec.
Mandau
seluas
59.528,5539 hektar dan Kec.
Pinggir seluas 3.879,0908
hektar.
Sebaran dan Formasi Geologi di Kabupaten Bengkalis
400,000.0000
350,000.0000
300,000.0000
250,000.0000
Formasi dominan adalah alluvium Pantai
dan Kuarsa Portir. Formasi ini hampir
mendominasi seluruh wilayah pesisir,
sedangkan formasi petani dan formasi telisa
berada di wilayah daratan yang cukup jauh
dari pengaruh laut.
200,000.0000
150,000.0000
100,000.0000
50,000.0000
0.0000
KEC.
BENGKALIS
KEC.
BANTAN
Qh
KEC. SIAK
KECIL
Qp
Qa
KEC. BUKIT KEC.RUPAT KEC. RUPAT
BATU
UTARA
Tlpe
Qpmi
Tmt
KEC.
MANDAU
Tup
KEC.
PINGGIR
TOTAL
GEOMORFOLOGI
Secara geomorfologi bentang alam ; dapat dibedakan menjadi 2 satuan geomorfik (geomorfic unit): geomorfologi
dataran sungai dan pantai, dan geomorfologi limpah banjir. Geomorfologi dataran sungai dan pantai. Satuan dataran
sungai, menempati sebagian dari daerah studi diantaranya Sungai Jangkang, Bantan Tengah dan Kembung Luar di Kec.
Bantan; Sungai Siak Kecil, Sungai Bukit Batu dan Sungai Pakning di Kecamatan Bukit Batu; serta Sungai Sinebak, Sungai
Raya, Sungai Rempang, Sungai Nyiur dan Sungai Sair di Kec.Rupat dan Selat Malaka.
Daerah bentang alam tersebut berupa rawa pasang dan rataan lumpur. Lahannya berelief halus, dengan kemiringan
lereng kurang dari 0,03 %. Karena ketinggiannya hampir sama dengan ketinggian muka air laut ketika pasang, maka
daerah ini berpotensi tergenang oleh pasang harian air laut. Satuan daratan pantai merupakan daerah pengendapan
sedimen baru. Pantai pada .lempung.Vegetasi utama terdiri dari hutan mangrove. Gejala pengikisan pantai hampir
terjadi di seluruh areal ekosistem pulau di Kab.Bengkalis .
Morfologi Pantai
Kabupaten Bengkalis memiliki kharakteristik morfologi pantai
yang sama dengan daerah estuari lainnya. Hampir sebagian
besar pantai di wilayah tersebut adalah pantai rawa dengan
kharakteristik banyak ditumbuhi mangrove dan vegetasi rawa
lainnya seperti nipah. Substrat dasarnya merupakan lumpur yang
berasal dari tanah endapan. Di bagian rupat utara terdapat
pantai dengan morfologi berupa pantai lidah pasir (split beach).
Tipe pantai ini tidak terlalu dominan, panjangnya hanya berkisar
5 kilometer, pantainya indah dengan pasir putih dan salah satu
daerah yang potensial untuk dikembangkan sebagai kawasan
wisata di Kabupaten Bengkalis. Sedangkan dibagian utara pulau
Bengkalis tepatnya di kecamatan Bantan, karena tingginya
tingkat abrasi maka di daerah tersebut dibangun pantai buatan
dengan penahan ombak. Panjang pantai buatan tersebut lebih
kurang 2 kilometer.
a. Morfologi Pantai rawa (Sebaran lokasi hampir seluruh wilayah)
a. Morfologi Pantai Berpasir (Sebaran lokasi Rupat utara)
c. Morfologi Pantai buatan (Sebaran lokasi di Bantan dan Rupat Utara)
Gambar x. Morfologi Pantai di Kabupaten Bengkalis
SUBSTRAT DASAR PERAIRAN LAUT
Kabupaten Bengkalis terdiri dari batuan padu dan kerikil, lumpur, serta pasir dan lanau. Dasar perairan
lumpur tersebat di muara sungai siak hingga ke selat panjang dan selat bengkalis serta pada bagian utara
pulau bengkalis.
Dasar perairan
lainnya
sebagian besar
adalah lanau
dan sebagia
kecil lagi berupa
batuan padu
dan kerikil.
RTRW KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2011 – 2031
Alokasi ruang perairan untuk kegiatan perikanan telah diatur dalam RTRW Kabupaten Bengkalis, dimana
kawasan peruntukan perikanan tangkap di wilayah Kabupaten Bengkalis sebagaimana disebutkan dalam
pasal (37), Perda RTRW Kabupaten Bengkalis Tahun 2011-2031, meliputi: Kecamatan Bengkalis dengan
luas kurang lebih 8.625 (delapan ribu enam ratus dua puluh lima) hektar; Kecamatan Bantan dengan luas
kurang lebih 25.060 (dua puluh lima ribu enam puluh) hektar;
Kecamatan Bukit Batu
dengan luas kurang lebih
2.347 (dua ribu tiga ratus
empat puluh tujuh)
hektar; Kecamatan Siak
Kecil dengan luas kurang
lebih 761 (tujuh ratus
enam
puluh
satu)
hektar; Kecamatan Rupat
dengan luas kurang lebih
17.280 (tujuh belas ribu
dua ratus delapan puluh)
hektar; dan Kecamatan
Rupat Utara dengan luas
kurang lebih 12.931 (dua
belas ribu sembilan ratus
tiga puluh satu) hektar.
PENGGUNAAN LAHAN DARAT
(LANDUSE)
350,000
KEC.
BENGKALIS
KEC. SIAK KECIL
KEC.RUPAT
KEC. MANDAU
300,000
KEC. BANTAN
KEC. BUKIT BATU
KEC. RUPAT UTARA
KEC. PINGGIR
250,000
200,000
150,000
100,000
50,000
Hutan Sekunder
Hutan Karet
Hutan Bakau
Perkebunan Kelapa
Sawah
Alang-alang
Komplek Pertamina
Permukiman Desa
Danau
Sungai
Tanah Kosong
0
SEAUSE IDENTIFICATION
PENGGUNAAN LAHAN LAUT (SEAUSE)
•
•
•
•
•
Penangkapan ikan.
Pelabuhan.
Alur pelayaran dan pipa gas.
Kawasan konservasi ikan terubuk.
Budidaya laut (uji coba).
Luas (ha)
No. Kecamatan
Jarang Sedang Rapat Total
1 Rupat Utara
2192
9591
2 Rupat
4806
70
4876
4584
4584
2258
3 Bantan
4 Bengkalis
77
2181
Total
7075
16426
1010
1010
12793
24511
KERAPATAN MANGROVE
BERDASARKAN KECAMATAN TAHUN 2014
Sedang
Rapat
Total
1010
BANTAN
7075
4584
4584
0
0
4806
70
0
RUPAT
77
2181
0
2258
RUPAT
UTARA
4876
12793
9591
1010
2192
16426
24511
Jarang
BENGKALIS
TOTAL
Jenis Mangrove di Kab. Bengkalis
N
O
1
2
3
4
5
6
NAMA
LOKAL
Piyai
Api-api
Api-api
Api-api
Lenggadai
Tumu
7
8
FAMILI
Pteridaceae
Avicenniaceae
Avicenniaceae
Avicenniaceae
Rhizophoraceae
Rhizophoraceae
Lenggadai
Tancang
Acrosticum aureum
Avicennia alba
Avicennia marina
Avicennia ovicinalis
Bruguiera cylindrica
Bruguiera
gymnorrhiza
Bruguiera parviflora
Bruguiera sexangula
9
10
11
12
13
sukun
Tenger/Tingi
Buta-buta
Teruntun
Teruntun
Bakau
Ceriops tagal
Excoecaria agallocha
Lumnitzera littorea
Lumnitzera racemosa
Rhizophora apiculata
Rhizophoraceae
Euphorbiaceae
Combretaceae
Combretaceae
Rhizophoraceae
14
rangkak
Bakau hitam
Rhizophora
Rhizophoraceae
Pidada
Perepat
Nyirih
mucronata
Sonneratia alba
Sonneratia caseolaris
Xylacarpus
Sonneratiaceae
Sonneratiaceae
Meliaceae
Nyirih
Nipa
mollucensis
Xylocapus granatum
Nypa fruticans
Meliaceae
Palmaceae
15
16
17
18
19
Gambar x. Kondisi dan Jenis Mangrove di Kabupaten Bengkalis
Sumber : Hasil survey Tim BPSPL Padang, 2014.
NAMA ILMIAH
Rhizophoraceae
Rhizophoraceae
Celcius
1
2
3
4
5
6
Celcius
7
8
9
10
11
12
Celcius
7
10
mg/m³
1
2
3
4
5
6
mg/m³
7
8
9
10
11
12
mg/m³
Tabel 5. Descriptive Statistics – Parameter Kecerahan (cm)
Minimu Maximu
Range
m
m
N
Sum
Mean
Statisti Statisti
Statisti
c
c
Statistic Statistic
c
Statistic
KECERAHA
N
27 180.00
Valid N
(listwise)
27
30.00
210.00
Std.
Error
Std.
Deviatio Varianc
n
e
Tabel 7. Descriptive Statistics - pH
Skewness
Kurtosis
N
Std.
Std.
Statisti Erro Statisti Erro
Statistic Statistic
c
r
c
r
3482.5 1.2898E 9.6983 50.3941
2.540E3
0
2
5
2
-.409 .448
-.585 .872
Range Minimum Maximum
Mean
Std.
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Error
PH
27
Valid N
(listwise)
27
1.50
7.00
8.50 7.3333 .08148
Std.
Deviation Variance
Skewness
Kurtosis
Std.
Std.
Statistic Statistic Statistic Error Statistic Error
.42336
.179
1.487
.448
1.834
.872
Tabel x. Descriptive Statistics – Salinitas (ppm)
N
Range Minimum Maximum
Mean
Std.
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Error
SALINITAS
Valid N
(listwise)
27
27
11.00
25.00
36.00 31.6667 .57981
Std.
Deviation Variance
Statistic
3.01279
Tabel 7. Descriptive Statistics – DO (ppm)
Skewness
Kurtosis
N
Std.
Std.
Statistic Statistic Error Statistic Error
9.077
-.529
.448
.023
.872
Range Minimum Maximum
Mean
Std.
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Error
DO
27
Valid N
(listwise)
27
1.50
6.70
8.20 7.2852 .07055
Std.
Deviation Variance
Statistic
.36659
Skewness
Kurtosis
Std.
Std.
Statistic Statistic Error Statistic Error
.134
.467
.448
-.032
.872
Tabel 7. Descriptive Statistics – BOD dan COD (ppm)
Minim Maxi
Range um mum
N
Mean
Std.
Deviatio
n Variance Skewness
Kurtosis
Statisti
Statist Statist Statisti Std.
Statis Std. Statist Std.
c Statistic ic
ic
c Error Statistic Statistic tic Error ic Error
BOD
COD
Valid N
(listwise)
27
56.00 2.40 8.00
5.022 3.972 2.06403
426.026 .602
2
24
9
.448 -1.165
.872
27
86.88 5.712 14.40
9.157 5.357 2.78404
775.090 -.124
19
90
5
.448 -1.462
.872
27
Tabel 7. Descriptive Statistics – Nitrat dan Nitrit (mg/L)
N
Range Minimum Maximum
Mean
Std.
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Error
NITRAT
27 .2709
Valid N
(listwise)
27
.833
Std.
Deviation Variance
Skewness
Kurtosis
Std.
Std.
Statistic Statistic Statistic Error Statistic Error
3.542 1.88270 .0192597 .1000762
.010
.512 .448 -1.557 .872
Descriptive Statistics
N
Range Minimum Maximum
Mean
Std.
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Error
NITRIT
27
Valid N
(listwise)
27
.274
.169
Std.
Deviation Variance
Skewness
Kurtosis
Std.
Std.
Statistic Statistic Statistic Error Statistic Error
.443 .32663 .0018453 .0095883
.000
-.207 .448 -1.387 .872
Tabel 9. Hasil Descriptive Statistics - Timbal (Pb), Tembaga (Cu), Kadmium (Cd), Seng (Zn) – mg/L
Descriptive Statistics
N
Range Minimum Maximum
Statistic Statistic Statistic
Pb
27
Valid N
(listwise)
27
.0645
.0161
Statistic
Mean
Statistic
Std.
Error
Std.
Deviation Variance
Statistic
.0806 .058522 .0048774 .0253439
Skewness
Kurtosis
Std.
Std.
Statistic Statistic Error Statistic Error
.001
-.676
.448
-1.245
.872
Descriptive Statistics
N
Range Minimum Maximum
Statistic Statistic Statistic
Cu
27
Valid N
(listwise)
27
.0537
.0439
Statistic
Mean
Statistic
Std.
Error
Std.
Deviation Variance
Statistic
.0976 .080756 .0030541 .0158694
Skewness
Kurtosis
Std.
Std.
Statistic Statistic Error Statistic Error
.000
-.914
.448
.279
.872
Descriptive Statistics
N
Range Minimum Maximum
Statistic Statistic Statistic
Cd
27
Valid N
(listwise)
27
.0198
.0615
Statistic
Mean
Statistic
Std.
Error
Std.
Deviation Variance
Statistic
.0813 .072011 .0018166 .0094396
Skewness
Kurtosis
Std.
Std.
Statistic Statistic Error Statistic Error
.000
-.119
.448
-2.063
.872
Descriptive Statistics
N
Range Minimum Maximum
Statistic Statistic Statistic
Zn
27
Valid N
(listwise)
27
.0034
.0227
Statistic
Mean
Statistic
Std.
Error
Std.
Deviation Variance
Statistic
.0261 .024181 .0002789 .0014491
Skewness
Kurtosis
Std.
Std.
Statistic Statistic Error Statistic Error
.000
.162
.448
-1.693
.872
Home
Pendahuluan
Tinjauan Kebijakan
Metodologi
Profil Wilayah
Identifikasi Potensi
Permasalahan WP3K
Zonasi sebagai bentuk rekayasa teknis dalam pemanfaatan ruang, maka dalam
mengelompokkan suatu kawasan pesisir dan pulau kecil ke dalam zona-zona
harus dilakukan sesuai dengan potensi wilayah.
Identifikasi potensi wilayah dilakukan dengan memperhatikan kondisi fisik dan
kharakteristik bio-fisik dan kimiawi perairan sesuai dengan tingkat kesesuaian
kegiatan dan spesies target perikanan yang akan di eksplorasi :
1.
2.
3.
4.
Potensi Ekosistem Pesisir
Perikananan Budidaya (marine culture).
Perikanan Tangkap (fishing).
Pariwisata Bahari (Marine Tourism).
Home
DATA COLLECTING
Pendahuluan
Tinjauan Kebijakan
12 DATA SET
Metodologi
Profil Wilayah
GIS ANALYSIS
Identifikasi Potensi
Permasalahan WP3K
MARINE CULTURE POTENSIAL
Home
Pendahuluan
Tinjauan Kebijakan
Metodologi
Profil Wilayah
Identifikasi Potensi
Permasalahan WP3K
Home
Pendahuluan
Tinjauan Kebijakan
Metodologi
Profil Wilayah
Identifikasi Potensi
Permasalahan WP3K
Penerapan SIKBES Ikan untuk Penyusunan Deliniasi Zona Perikanan Tangkap
Pelagis di Perairan Bengkalis, Propinsi Riau.
Perangkat lunak SIKBES-IKANdibangun dalam rangka memindahkan kearifan
dan pengetahuan tentang kelautan dan perikanan yg diwarisi secara turun
temurun menjadi pengetahuan teknis untuk prediksi yang lebih akurat
keadaan perikanan guna memastikan kelestarian dan optimasi
pemanfaatan sumberdaya laut di Indonesia.
Disusun oleh :
PUSAT TEKNOLOGI INVENTARISASI SUMBERDAYA ALAM (PTISDA)
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI (BPPT)
PENGOLAHAN DATA REMOTE SENSING UNTUK PENENTUAN FG
START
STAGE. 1
OCEAN COLOR
STAGE. 2
KOREKSI GEOMETRIK
STAGE. 1A
PENGOLAHANTOPE
X POSEIDON
STAGE. 2A
PEMILIHAN ALGORITMA
ARUS GEOSTROPHYC
STAGE .4
ANALISIS ONTOLOGI FISHING GROUND
STAGE. 5
VALIDASI
VALID
STAGE. 3
PEMILIHAN ALGORITMA
KLOROFIL-a
STAGE. 3
PEMILIHAN ALGORITMA
SUHU PERMUKAAN LAUT
STAGE. 3A
GEOSTROPHIC VELOCITY
VECTOR
STAGE. 6
PENYAJIAN
SELESAI
SEBARAN FISHING GROUND KOMPOSIT DARI TAHUN 2007-2014
POTENSIA PERIKANAN
TANGKAP IKAN PELAGIS
Name = G-10
Lon Min : 101.7505163251
Lon Max : 102.0000000000
Lat Min : 1.9999808982
Lat Max : 2.2496362807
Name = G-11
Lon Min : 102.0000000000
Lon Max : 102.2505568242
Lat Min : 1.9999808982
Lat Max : 2.2496362807
Name = G-18
Lon Min : 101.7504804954
Lon Max : 102.0000000000
Lat Min : 1.7496171815
Lat Max : 2.0000000000
Name = G-19
Lon Min : 102.0000000000
Lon Max : 102.2505163251
Lat Min : 1.7496171815
Lat Max : 2.0000000000
Densitas
Rendah
Sedang
Tinggi
Pola penyebaran kepadatan (ekor/1000 m3) ikan
pelagis pada kedalaman antara 5 - 15 m di perairan
Bengkalis, Oktober 2009.
Pola penyebaran ikan pelagis dengan metode SIKBES-IKAN di
perairan Bengkalis Tahun 2013
Pola penyebaran kepadatan (ekor/1000 m3) ikan
demersal di perairan Bengkalis, Oktober 2009.
Validasi hasil kajian dengan interprestasi
VIIRS DNB Satellite (NOAA, 2012) :
Densitas
Rendah
Sedang
Tinggi
Home
Pendahuluan
Tinjauan Kebijakan
Metodologi
Profil Wilayah
Identifikasi Potensi
Permasalahan WP3K
Hutan mangrove di Kab. Bengkalis memiliki potensi untuk dikembangkan sesuai dengan
fungsinya, seperti fungsi ekologi (nursery ground, spawning ground, habitat satwa liar),
fungsi sosial ekonomi (penghasil kayu untuk bahan baku arang, kayu bakar, tiang
pancang, chip, wisata alam) dan fungsi fisik (penahan erosi/abrasi pantai, penahan
angin).
Dominasi fungsi ekonomi sejak lama telah dimanfaatkan oleh masyarakat yang
berdomisili di sekitar kawasan mangrove yang akhirnya berdampak pada penurunan
mangrove baik kualitas maupun kuantitasnya. Penurunan luas hutan mangrove secara
series sejak tahun 2000 – 2014.
Data Series Luas Hutan Mangrove
Kabupaten Bengkalis Tahun 2004 - 2014
TAHUN
LUAS (Ha)
2004
38.763
PERUBAHAN
LUAS (Ha)
PERSEN
TASE
SUMBER
Laporan Neraca
Sumberdaya Lahan
Pesisir Valuasi Ekonomi
38,763
Hutan Mangrov e Prov insi
36,047
Riau Tahun 2003
25,849
27,673
29,330
2005
36.047
-2.716
-7
2009
25.849
-10.198
-28
2010
27.673
1.824
7
2011
29.330
1.657
6
2014
24.511
-4.819
-16
Analisis Citra Landsat,
2005 Oleh Tim MCRMP
24,511
SLHD Bengkalis Tahun
2010
SLHD Bengkalis Tahun
2011
2004
2005
2009
2010
2011
2014
1
2
3
4
5
6
SLHD Bengkalis Tahun
2012
TAHUN
Analisis Citra Landsat,
2013 Oleh Tim BPSPL
LUAS (Ha)
Padang
REGRESSION ANALYSIS – Pengurangan Luas (Ha)
Sum of
Squares
Mean
Square
df
F
Regression
.140
1
.140 19.436
Residual
.029
4
.007
Total
.169
5
The independent variable is TAHUN.
Sig.
.012
Potensi ekosistem mangrove di Kab. Bengkalis yang dominan dimanfaatkan secara langsung untuk kayu bakar, arang,
untuk konstruksi rumah, untuk pancang rumah, membuat kapal, sebagai racun, alat pancing, untuk menangkap ikan,
sebagai bahan untuk obat-obatan. Namun mengingat tingginya laju degradasi dan penurunan luasan hutan mangrove,
serta pentingnya keberadaan ekosistem mangrove bagi keseimbangan ekosistem pesisir dan keselamatan sumberdaya
alam pesisir, maka perlu dilakukan valuasi terhadap sumberdaya ekosistem mangrove.
Nilai Bersih Sekarang
VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE
No
Nilai Konstan
(NPV) (10 tahun,
Per Tahun
tingkat diskonto 10%)
Komponen
(dalam Rp/hektar)
No
A
B
C
Nilai Manfaat Konstant
NPV
(Rp/ha/thn)
(i=10%,t=10thn)
(Rp/ha)
Jenis Manfaat
Nilai Kegunaan Langsung
7,363,121
Nilai Kegunaan Tidak langsung
6,076,400
Nilai Pilihan
5,080,572
125,173,057
103,298,800
86,369,724
%
23.33
19.50
Nilai Keberadaan
5,559,783
94,516,311
21.34
E
Nilai Potensial
1,968,920
33,471,640
7.56
88,354,422
442,829,532
Nilai Bersih Sekarang
No
Komponen
Nilai Konstan
(NPV) (10 tahun,
per Tahun
tingkat diskonto 10%)
100.00
Nilai Konstan
No
Komponen
Per hektar per
Tahun
(dala m Rp/hektar)
1
Penahan abrasia)
4.082.857
25.087.389
2
Pencegah intrusib)
1.097.400
6.743.048
3
Penyedia makanan bagi
896.143
464.529
2
Kayu bakar b)
30.518
187.521
3
Arangc)
57.008
350.289
4
Nibungd)
32.291
198.414
5
Ikane)
919.724
5.651.306
6
Udangf)
554.091
3.404.648
7
Kepitingg)
690.327
4.241.761
8
Kerang Gastropodah)
738.500
4.537.763
9
Rama-ramai)
68.000
417.831
10
Atap daun nipahj)
17.472
107.358
11
Tambak udangK)
70.064.611
344.263.913
Total
73.631.210
363,825,330
Nilai Bersih
Sekarang (NPV)
25.087.000
No
Komponen
Nilai Konstan
Per Tahun
Nilai Bersih
Sekarang (NPV)
(10 tahun, tingkat
diskonto 10%)
(dalam rupiah/hektar)
(10 tahun, tingkat
diskonto 10%)
1
Pemberat cocka)
75.000
460.843
2
Rembetb)
6.390
39.264
3
Reptiliac)
1.845
11.337
4
Burungd)
26.834
164.883
5
Mamaliae)
41.912
257.531
6
Gula nipahf)
39.000
239.638
7
Daun untuk pakan ternak g)
3.840
23.595
8
Wisata alamh)
2.071
12.727
5.559
34.262.431
(dalam rupiah/hektar)
1
Penyerapan karbona)
112.572
691.706
2
Biodiversitasb)
135.000
829.517
3
6.076.400
75.600
5.506.411
satwa akuatikc)
Total
Kayu bangunana)
28.27
D
Jumlah A+B+C+D
1
Tambak Silvofisheryc)
Total
4.833.000
5.080.572
35.376.976
36.898.199
Total
POTENSI SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE
No
Jenis Manfaat
Nilai Manfaat Konstant
NPV
(Rp/ha/thn)
(i=10%,t=10thn)
(Rp/ha)
%
A
Nilai Kegunaan Langsung
7,363,121
125,173,057
28.27
B
Nilai Kegunaan Tidak langsung
6,076,400
103,298,800
23.33
C
Nilai Pilihan
5,080,572
86,369,724
19.50
D
Nilai Keberadaan
5,559,783
94,516,311
21.34
E
Nilai Potensial
1,968,920
33,471,640
7.56
88,354,422
442,829,532
100.00
Jumlah A+B+C+D
Nilai Kegunaan Langsung
Nilai Kegunaan Tidak langsung
Nilai Pilihan
Nilai Keberadaan
Nilai Potensial
Sumberdaya mangrove di Kabupaten
Bengkalis, memiliki nilai manfaat lain yang
lebih besar (71,73 %) jika dibandingkan
dengan nilai manfaat langsung (28 %),
dimana pemanfaatan ekosistem mangrove
secara langsung (nilai kegunaan langsung)
terbukti
mendegradasi
sumberdaya
mangrove.
K e r j a s a m a
:
BALAI PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR DAN LAUT (BPSPL) PADANG
DIREKTORAT JENDERAL KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
POKJA PENYUSUNAN RZWP-3-K KABUPATEN BENGKALIS
KABUPATEN BENGKALIS
PROVINSI RIAU
Home
Pendahuluan
Tinjauan Kebijakan
Metodologi
Profil Wilayah
Identifikasi Potensi
Permasalahan WP3K
1. PENDAHULUAN
2. TINJAUAN KEBIJAKAN
3. METODELOGI PENYUSUNAN RZWP3K
4. PROFIL WILAYAH PERENCANAAN
5. IDENTIFIKASI POTENSI & PERMASALAHAN WILAYAH
SUMBER :
PEDUM RZWP-3-K KAB/KOTA TAHUN 2014 (DRAFT APRIL 2014)
DIREKTORAT TATA RUANG LAUT DAN PULAU-PULAU KECIL
DIREKTORAT JENDERAL KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Home
Pendahuluan
Tinjauan Kebijakan
Metodologi
Profil Wilayah
Identifikasi Potensi
Permasalahan WP3K
Hakikat dari Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil sebagaimana
yang diamanahkan dalam UU 27/2007 jungto UU 1/2014, adalah :
a. Rencana yg menentukan arah penggunaan sumberdaya tiap satuan perencanaan
disertai dgn pengalokasian ruang pd kawasan perencanaan yg memuat kegiatan
yg boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan serta kegiatan yg hanya dapat
dilakukan setelah memperoleh izin.
b. Sebagai bentuk rekayasa teknis dalam pemanfaatan ruang, maka dlm
mengelompokkan suatu kawasan pesisir dan pulau kecil ke dalam zona-zona
harus dilakukan sesuai dgn kondisi fisik dan potensi, shg tujuan penentuan zonasi
utk mengoptimalkan fungsi ekologi dan ekonomi dari ekosistem suatu kawasan
dpt dicapai yg pd akhirnya pengelolaan dan pemanfaatan kawasan pesisir dan
pulau-pulau kecil dpt dilakukan secara serasi, optimal dan berkelanjutan.
Kondisi fisik dan potensi WP3K diperoleh melalui kegiatan penyusunan Dokumen
Awal RZWP3K Kabupaten Bengkalis pada tahun 2014 atas fasilitasi BPSPL Padang.
Home
Pendahuluan
Tinjauan Kebijakan
Metodologi
Profil Wilayah
Identifikasi Potensi
Permasalahan WP3K
1) Menganalisa dan menampilkan data-data dalam bentuk 12 data set peta, meliputi
peta dasar dan peta tematik.
2) Menyusun paket – paket sumberdaya wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil melalui
kegiatan identifikasi, inventarisasi, dan analisis karakteristik wilayah, potensi, isu
permasalahan sumbedaya kelautan dan perikanan.
3) Mengidentifikasi potensi wilayah sebagai bahan pertimbangan dalam
pengalokasian ruang dan arahan pemanfaatan ruang.
Home
Pendahuluan
Tinjauan Kebijakan
Metodologi
Profil Wilayah
Identifikasi Potensi
Permasalahan WP3K
1) Teridentifikasinya dan terpetakannya data terkini secara menyeluruh dan
komprehensif tentang potensi sumberdaya kelautan dan perikanan, serta kondisi
eksisting wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil;
2) Teridentifikasinya pemanfaatan ruang, karakteristik pesisir, ancaman/kerentanan
dan daya dukung ekosistem pesisir, dan beberapa paramaeter lainnya sebagai
dasar penyusunan zonasi WP3K di daerah perencanaan.
3) Tersedianya Dokumen Awal Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
secara terpadu dan berkelanjutan dengan berdasarkan pada Undang-Undang
Nomor 27 tahun 2007 jungto Undang-Undang Nomor 1 tahun 2014, tentang
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Permen KP 16/2008 , Permen KP
12 Tahun 2010 dan pedoman lain yang ditentukan.
Home
Pendahuluan
Tinjauan Kebijakan
Metodologi
Profil Wilayah
+
Identifikasi Potensi
Permasalahan WP3K
PENGALOKASIAN RUANG
Home
Pendahuluan
Tinjauan Kebijakan
Metodologi
Profil Wilayah
Identifikasi Potensi
Permasalahan WP3K
Wilayah Penyusunan Rencana Zonasi ini mencakup wilayah pesisir, laut dan pulaupulau kecil Kabupaten Bengkalis dengan mengacu kepada batasan wilayah pesisir
dan laut sesuai UU No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 27/2007
jungto UUNo. 1/2014, tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil,
yakni meliputi :
Daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh
perubahan di darat dan laut, ke arah darat mencakup wilayah administrasi
kecamatan dan ke arah laut sejauh 4 (empat) mil laut (batas pengelolaan
Kabupaten) diukur dari garis pantai.
Home
Pendahuluan
Tinjauan Kebijakan
Metodologi
Profil Wilayah
Identifikasi Potensi
Permasalahan WP3K
Dokumen Awal Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Kabupaten
Bengkalis.
1) Indentifikasi sumberdaya WP3K meliputi data kebijakan, Kondisi Fisik wilayah,
Hidro-Oseanografi, Bio-Ekologi, Sosial Ekonomi dan Budaya yang dijadikan
sebagai dasar untuk memformulasikan kebijakan dan strategi penataan ruang
WP3K.
2) Identifikasi dan analisis Isu dan permasalahan tentang kebijakan perikanan dan
pengembangan wilayah setempat, kondisi fisik, kondisi SDM, Sosial, Ekonomi;
3) Identifikasi dan analisis potensi pengembangan wilayah karakteristikWP3K
berdasarkan pada kesesuaian lahan, daya dukung dan nilai ekonomi
Home
Pendahuluan
Tinjauan Kebijakan
Metodologi
Profil Wilayah
Identifikasi Potensi
Permasalahan WP3K
KAWASAN LINDUNG
RANPERDA RTRW KAB. BENGKALIS, PASAL 25 (1)
1. KAWASAN YANG MEMBERI PERLINDUNGAN TERHADAP KAWASAN BAWAHANNYA;
•
KAWASAN LINDUNG GAMBUT, KEC. SIAK KECIL, ± 85.888 Ha
•
KAWASAN RESAPAN AIR, MERUPAKAN TANAH BERAWA YANG TERSEBAR (INCLAVE) PADA KAWASAN HUTAN DAN
GAMBUT *
2. KAWASAN PERLINDUNGAN SETEMPAT;
•
SEMPADAN PANTAI/SEMPADAN SUNGAI
•
PERLINDUNGAN SEKITAR DANAU/WADUK *
•
RTH PERKOTAAN *
3. KAWASAN SUAKA ALAM, PELESTARIAN ALAM, DAN CAGAR BUDAYA;
•
SUAKA MARGASATWA, ± 21.500 Ha
•
KAWASAN PANTAI BERHUTAN MANGROVE, ± 29.329 Ha
•
KAWASAN CAGAR BUDAYA DAN ILMU PENGETAHUAN,
4. KAWASAN RAWAN BENCANA ALAM; DAN
•
BANJIR, ABRASI DAN KEBAKARAN HUTAN
4. KAWASAN LINDUNG LAINNYA
•
KAWASAN PERLINDUNGAN TERBATAS IKAN TERUBUK
•
CAGAR BIOSFER GIAM – SIAK KECIL BUKIT BATU, ± 493.689,7 Ha
KAWASAN LINDUNG
RANPERDA RTRW KAB. BENGKALIS, PASAL 25 (1)
KAWASAN LINDUNG (KAWASAN RAWAN BENCANA BANJIR)
RANPERDA RTRW KAB. BENGKALIS, PASAL 25 (1)
KAWASAN LINDUNG (KAWASAN RAWAN BENCANA ABRASI)
RANPERDA RTRW KAB. BENGKALIS, PASAL 25 (1)
KAWASAN LINDUNG (KAWASAN RAWAN KEBAKARAN)
RANPERDA RTRW KAB. BENGKALIS, PASAL 25 (1)
KAWASAN PERUNTUKAN PERIKANAN
RANPERDA RTRW KAB. BENGKALIS, PASAL 37
KAWASAN PERUNTUKAN PERIKANAN
a.
kawasan peruntukan perikanan tangkap;
b.
Kecamatan Bantan dengan luas kurang lebih 25.060 (dua puluh lima ribu enam puluh) hektar;
Kecamatan Bukit Batu dengan luas kurang lebih 2.347 (dua ribu tiga ratus empat puluh tujuh) hektar;
Kecamatan Siak Kecil dengan luas kurang lebih 761 (tujuh ratus enam puluh satu) hektar;
Kecamatan Rupat dengan luas kurang lebih 17.280 (tujuh belas ribu dua ratus delapan puluh) hektar; dan
Kecamatan Rupat Utara dengan luas kurang lebih 12.931 (dua belas ribu sembilan ratus tiga puluh satu) hektar.
kawasan peruntukan budidaya perikanan; dan
c.
Kecamatan Bengkalis dengan luas kurang lebih 8.625 (delapan ribu enam ratus dua puluh lima) hektar;
peruntukan perikanan budidaya air tawar; dan
peruntukan perikanan budidaya air payau dan laut. : Pulau Rupat, Pulau Bengkalis, Pesisir Kecamatan Siak Bagian
Utara
kawasan pengembangan peruntukan minapolitan.
Kecamatan Bantan sebagai kawasan minapolitan perikanan tangkap
Home
Pendahuluan
Tinjauan Kebijakan
Metodologi
Profil Wilayah
Identifikasi Potensi
Permasalahan WP3K
1. Pendekatan Teknis (Technical Approach)
2. Kerangka Pikir (Logical Frame Work)
3. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan (Time Schedule)
4. Capaian Hasil (Target Out Put)
Home
Pendahuluan
Tinjauan Kebijakan
Metodologi
Profil Wilayah
Identifikasi Potensi
Permasalahan WP3K
Zonasi sebagai bentuk dari rekayasa teknis terhadap pemanfaatan
wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, dengan memperhatikan
kharakteristik wilayah perencanaan, maka dalam penyusunannya
dilakukan pendekatan teknis (technical approach) sebagai berikut :
Keberadaan sumberdaya laut tidaklah berdiri sendiri, melainkan
saling terkait satu dengan lainnya. Pendekatan ini berorientasi pada
proses evaluasi konsistensi keberadaan jenis data pada karakteristik
lingkungan yang mempengaruhi keberadaan data tersebut
berdasarkan pada pemahaman antara keterkaitan antara satu
komponen data dengan lainnya
Setiap populasi dalam suatu lokasi, dan setiap spot dalam lokasi
yang diamati memiliki wakil dalam data studi. Dengan demikian,
dapat dipastikan bahwa proses analisis benar-benar telah mewakili
keseluruhan populasi serta lokasi yang diteliti.
Home
Pendahuluan
Tinjauan Kebijakan
Metodologi
Profil Wilayah
Identifikasi Potensi
Permasalahan WP3K
Analisis Citra Satelit: Tahap awal penyusunan peta dasar dilakukan melalui interprestasi dan analisis
citra satelit untuk mendapatkan gambaran awal wilayah perencanaan.
Peta Dasar : Hasil interprestasi citra satelit adalah peta dasar yg belum divalidasi.
Input Data : Hasil
observasi dan survey
dianalisis dgn SIG
untuk menghasilkan
peta 12 data set tematik
yg digunakan dalam
analisis zonasi.
Spatial Analysis
Proses analisis spasial thdp 12 data
set berdasarkan standart kriteria baku
terhadap satu satuan kegiatan:
Budidaya perikanan, Perikanan
tangkap; Konservasi, dlsb.
Analysis
Advanced
Processing and
Analysis
Visualization
Many Partners
Fast Display
Heterogeneous
Imagery Files
Mosaic
Dataset
Massively Scalable
Dynamic
Mosaicking
On the Fly
Processing
Peta Kesesuaian
dan Peta Potensi :
Proses analisis spasial
thdp 12 data set
menghasilkan peta
kesesuai dan peta
potensi di wilayah
perencanaan.
ALOKASI RUANG
Z1A Z1B Z1C
Z1D Z1E Z1...
ZONA
Proses analis zonasi dilakukan secara
komprehensif dengan
memperhatikan peta kesesuaian, peta
potensi dan tinjauan terhadap
kebijakan spasial, regional, kondisi
sosek, budaya serta isu permasalahan
wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.
Z1A
Z1B
Z1C
Z1D
Z1E
B
U
D
I
D
A
X Y
Y
A
P
A
R
I
W
IS
A
T
A
K
O
N
S
E
R
V
A
SI
P
E
R
T
A
M
B
A
N
G
A
N
I
N
D
U
S
T
R
I
Home
Pendahuluan
Tinjauan Kebijakan
Metodologi
Profil Wilayah
Identifikasi Potensi
Permasalahan WP3K
Home
Pendahuluan
Tinjauan Kebijakan
Metodologi
Profil Wilayah
Identifikasi Potensi
Permasalahan WP3K
Home
Pendahuluan
Tinjauan Kebijakan
Metodologi
Profil Wilayah
Identifikasi Potensi
Permasalahan WP3K
Home
Pendahuluan
Tinjauan Kebijakan
Metodologi
Profil Wilayah
Identifikasi Potensi
Permasalahan WP3K
Home
Pendahuluan
Tinjauan Kebijakan
Metodologi
Profil Wilayah
Identifikasi Potensi
Permasalahan WP3K
Home
Pendahuluan
Tinjauan Kebijakan
Metodologi
Profil Wilayah
Identifikasi Potensi
Permasalahan WP3K
Keseluruh rangkaian kegiatan dan hasil dari
tiap tahapan kegiatan dituangkan dalam
dokumen dengan out line :
1. Pendahuluan
2. Tinjauan Kebijakan
3. Metodologi
4. Profil Wilayah
5. Identifikasi Potensi dan Permaslahan.
Dokumen tersebut merupakan DOKUMEN
AWAL.
Sesuai dengan ketentuan UU 27/2007 jungto
UU 1/2014, maka DOKUMEN AWAL
selanjutnya dilakukan konsultasi publik untuk
menghasilkan DOKUMEN ANTARA dan
DOKUMEN AKHIR.
Home
1.
2.
3.
4.
5.
Pendahuluan
Tinjauan Kebijakan
Metodologi
Profil Wilayah
Identifikasi Potensi
Permasalahan WP3K
Letak Geografis.
Adminstrasi Wilayah.
Gambaran Fisik Wilayah.
Gambaran Sosial Budaya dan Ekonomi Wilayah.
Gambaran 12 Data Set WP3K :
a. Data Dasar (Baseline data set existing) – 2 Dataset
b. Data Tematik (Thematic data set existing) – 10 Dataset
Home
Pendahuluan
Tinjauan Kebijakan
Metodologi
Profil Wilayah
Identifikasi Potensi
Permasalahan WP3K
Kabupaten
Bengkalis
memilki luas 7.776,31
km2 yang wilayahnya
berada pada posisi
2°30'LU-0°17'LU
dan
100°52'BT-102°10'BT,
Batas-batas
berikut:
1.
Kabupaten Bengkalis
2.
3.
4.
sebagai
Sebelah
utara
berbatas dengan
Selat Malaka
Sebelah
selatan
berbatas dengan
Kabupaten
Siak
dan
Kabupaten
Kepulauan Meranti
Sebelah
barat
dengan
Kota
Dumai, Kabupaten
Rokan Hilir.
Sebelah
timur
dengan Kabupaten
Kepulauan Meranti.
PELA LPI DISHIDROS NO. 102
Home
Pendahuluan
Tinjauan Kebijakan
Metodologi
Profil Wilayah
Identifikasi Potensi
Permasalahan WP3K
Secara Administratif Kabupaten Bengkalis terdiri dari 8 kecamatan, 139 desa dan 36 kelurahan, serta
terdiri dari 17 pulau, dengan rincian sebagai berikut :
KECAMATAN
PESISIR
Kec. Bengkalis
Kec. Bantan
Kec. Rupat
Kec. Rupat Utara
Kec. Bukitbatu
Kec. Siak Kecil
TOTAL
KECAMATAN
NON PESISIR
Kec. Mandau
Kec. Pinggir
TOTAL
LUAS (Ha)
%
51,400.00
42,440.00
89,635.00
62,850.00
112,800.00
74,221.00
433,346.00
6.61
5.46
11.53
8.08
14.51
9.55
55.74
LUAS (Ha)
%
93,747.00 12.06
250,300.00 32.20
344,047.00 44.26
Wilayah Kabupaten Bengkalis dialiri oleh
beberapa sungai. Diantara sungai yg ada di
daerah ini sangat penting sebagai sarana
perhubungan utama dlm perekonomian
penduduk adalah Sungai Siak dengan
panjang 300 km, Sungai Siak Kecil 90 km
dan Sungai Mandau 87 km.
Home
Pendahuluan
Tinjauan Kebijakan
Metodologi
Profil Wilayah
Identifikasi Potensi
Permasalahan WP3K
Perbandingan luas kecamatan :
KECAMATAN PESISIR
KECAMATAN
LUAS (Ha)
%
Kec. Bengkalis
51,400.00
6.61
Kec. Bantan
42,440.00
5.46
Kec. Rupat
89,635.00
11.53
Kec. Rupat Utara
62,850.00
8.08
Kec. Bukitbatu
112,800.00
14.51
Kec. Siak Kecil
74,221.00
9.55
433,346.00
55.74
TOTAL
7%
5%
32%
KECAMATAN NON PESISIR
KECAMATAN
12%
LUAS (Ha)
%
Kec. Mandau
93,747.00
12.06
Kec. Pinggir
250,300.00
32.20
344,047.00
44.26
TOTAL
SUMBER : BENGKALIS DALAM ANGKA, 2013
8%
14%
12%
10%
PULAU - PULAU
KAB. BENGKALIS
NO
PULAU
BUJUR
LINTANG
KECAMATAN
LUAS (Ha)
KELILING (Km)
1
Pulau Pajak
101◦ 37' 56.130" BT
2◦ 6' 37.130" LU
Rupat Utara
19.04
2.02
2
Pulau Beruk
101◦ 37' 56.026" BT
2◦ 7' 9.342" LU
Rupat Utara
106.88
4.65
3
Pulau Tengah
101◦ 38' 19.569" BT
2◦ 7' 9.690" LU
Rupat Utara
44.19
2.65
4
Pulau Beting Aceh
101◦ 34' 31.384" BT
2◦ 6' 9.600" LU
Rupat Utara
2.05
0.67
5
Pulau Babi
101◦ 33' 4.191" BT
2◦ 5' 42.443" LU
Rupat Utara
100.05
4.05
6
Pulau Simpur
101◦ 34' 34.136" BT
2◦ 4' 26.978" LU
Rupat Utara
14.97
2.64
7
Pulau Kemunting
101◦ 34' 25.888" BT
2◦ 4' 35.687" LU
Rupat Utara
5.90
1.09
8
Pulau Ketam
101◦ 21' 41.934" BT
1◦ 52' 50.716" LU
Rupat
206.44
5.87
9
Pulau Atung
101◦ 24' 18.549" BT
1◦ 50' 26.737" LU
Rupat
16.22
1.88
10
Pulau Payung
101◦ 24' 10.479" BT
1◦ 47' 45.584" LU
Rupat
1,140.96
16.93
11
Pulau Mampu Kecik
101◦ 22' 36.348" BT
1◦ 47' 48.754" LU
Rupat
161.64
5.04
12
Pulau Mampu Beso
101◦ 22' 37.674" BT
1◦ 46' 43.446" LU
Rupat
201.50
6.94
13
Pulau Mentele
101◦ 25' 51.161" BT
1◦ 45' 2.021" LU
Rupat
10.83
1.70
14
Pulau Rampang
101◦ 25' 3.674" BT
1◦ 45' 23.400" LU
Rupat
49.19
5.02
15
Pulau Baru
101◦ 24' 38.536" BT
1◦ 45' 15.509" LU
Rupat
7.83
1.20
16
Pulau Bengkalis
102° 17' 42.348" BT
1° 28' 3.416" LU
-
90,497.26
187.22
17
Pulau Rupat
101° 35' 7.299" BT
1° 54' 3.391" LU
-
150,035.25
157.74
242,620.19
407.31
TOTAL
SUMBER : PETA RBI 1:50.000, CITRA LANDSAT 8,
Home
TOPOGRAFI
1.
2.
Pendahuluan
Tinjauan Kebijakan
Metodologi
Profil Wilayah
Identifikasi Potensi
Permasalahan WP3K
Kondisi topografi umumnya relatif datar dengan kemiringan lereng rata - rata 2 - 6, mdpl.
Bentuk wilayah daratannya sebagian besar datar dengan kemiringan berkisar :
Kemiringan datar 0 – 3%, mencakup 71% (551.949 ha)
Kemiringan lereng antara 3 – 8% mencakup 19% (147.705 ha),
Kemiringan berombak sampai bergelombang 8 – 16 % mencakup luas 2% (15.548 ha) dan
kemiringan > 16% (bergelombang sampai berbukit kecil) seluas 8% (62.191 ha)
FISIOGRAFI
Fisiografi Kabupaten Bengkalis terdiri atas wilayah daratan dan lautan yang mencakup gugusan pulau besar
WILAYAH
dan kecil. Merupakan dataran pantai pasang surut yang dipengaruhi langsung oleh aktivitas air laut.
Sebagian besar merupakan dataran yang berawa - rawa, yang terdiri dari rawa gambut, rawa lebak, dan
rawa pasang surut dan hanya sebagian kecil yang merupakan lahan kering (± 20%). Lahan kering terbagi
menjadi daerah dengan bentuk wilayah datar sampai dengan berbukit kecil.
HIDROLOGI
Terdapat 12 aliran sungai, di Kecamatan Rupat, Kecamatan Bantan dan Kecamatan Bukit Batu. Sungai sungai tersebut adalah Sungai Siak Kecil, Sungai Pakning, Sungai Bukit Batu, Sungai Senebak, Sungai Raya,
Sungai Rempang, Sungai Nyiur, Sungai Sair, Sungai Penonton, Sungai Jangkang, Sungai Bantan Tengah, dan
Sungai Kembung Luar. Diantara sungai yang ada di Kabupaten Bengkalis, yang sangat penting peranannya
sebagai prasarana perhubungan utama dalam perekonomian penduduk adalah Sungai Siak dengan panjang
300 km, dan Sungai Siak Kecil 90 km
KLIMATOLOGI 1. Termasuk zone agroklimat E dengan sub zona agrolimat E3, yaitu daerah dengan jumlah bulan
keringnya (curah hujan < 100 mm/bulan) 4 – 6 bulan dalam setahun, meliputi Kecamatan : Mandau,
Pinggir, Rupat dan Rupat Utara
2. Termasuk zone agroklimat E sub zona agroklimat E1, yaitu daerah dengan jumlah bulan keringnya kecil
atau sama dengan 2 bulan, meliputi Kec. Bantan, Bengkalis, Bukit Batu dan Siak Kecil
Home
Pendahuluan
Tinjauan Kebijakan
Metodologi
Profil Wilayah
Identifikasi Potensi
Permasalahan WP3K
KOMPOSISI PENDUDUK KAB. BENGKALIS
115,254
124,437
140,000
120,000
100,000
80,000
60,000
37,368
38,918
40,000
45,049
48,163
17,985
18,720
20,000
16,115
15,412
9,532
6,776
16,900
16,391
10,242
7,272
0
Bengkalis
Bantan
Siak Kecil
Bukit Batu
Perempuan
KECAMATAN
Bengkalis
Bantan
Siak Kecil
Bukit Batu
LAKI _ LAKI
38,918
18,720
10,242
16,900
PEREMPUAN
37,368
17,985
9,532
16,115
TOTAL
76,286
36,705
19,774
33,015
%
14.01
6.74
3.63
6.06
Rupat
Rupat
Utara
Mandau
Pinggir
Laki - Laki
KECAMATAN
Rupat
Rupat Utara
Mandau
Pinggir
LAKI _ LAKI
16,391
7,272
124,437
48,163
TOTAL
PEREMPUAN
15,412
6,776
115,254
45,049
TOTAL
31,803
14,048
239,691
93,212
544,534
%
5.84
2.58
44.02
17.12
100
Home
Pendahuluan
Tinjauan Kebijakan
1. Peta dasar dan Citra satelit
2. Data Teristrial
a. Jenis tanah
b. Topografi
c. Kemiringan
d. Bathimetri
Metodologi
Profil Wilayah
Identifikasi Potensi
Kabupaten Bengkalis
Permasalahan WP3K
Sebaran jenis Tanah di Kabupaten Bengkalis
500,000.0000
Haplohemists
Haplosaprists
400,000.0000
Haplohemists
Sulfihemists
300,000.0000
200,000.0000
100,000.0000
0.0000
Udipsamments
Endoaquents
Endoaquepts
Halaquepts
Endoaquepts
Sulfaquents
Kandiudults
Dystrudepts
Endoaquepts
Dystrudepts
N
o
1
2
Lokasi
Bengkalis
Rupat utara
Pasir
(%)
23,13
31,06
Tekstur
Debu
(%)
26,55
22,46
Liat
(%)
49,32
46,48
Wilayah Kabupaten Bengkalis merupakan dataran rendah, rata-rata ketinggian antara 2 - 6 m di atas
permukaan laut, sebagian besar merupakan tanah organosol, yaitu jenis tanah yang banyak mengandung
bahan organic Terdapat sungai, tasik (danau) serta pulau besar dan kecil yang berjumlah 26 buah. Adapun
pulau-pulau besar meliputi Pulau Rupat (luas 1.524,85 km2) dan Pulau Bengkalis (luas 938,40 km2).
KEC
KEC. BENGKALIS
KEC. BANTAN
KEC. SIAK KECIL
KEC. BUKIT BATU
KEC.RUPAT
KEC. RUPAT UTARA
KEC. MANDAU
KEC. PINGGIR
TOTAL
%
0 - 2%
2 - 5%
16.160,5514
23.848,9247
24.593,5476
67.300,6487
57.749,9689
11.155,0590
25.161,6564
10.477,4631
236.447,8198
27,41%
4.329,8232
2.997,6728
9.384,2937
15.333,5505
9.552,7481
3.281,3341
10.376,7688
7.533,6323
62.789,8235
7,28%
KEMIRINGAN LAHAN
5 - 15%
15 - 25%
11.662,3077
8.676,9865
31.521,2647
53.295,9902
20.287,3251
11.898,9427
53.473,5360
42.335,0656
233.151,4185
27,03%
10.994,4375
7.881,5249
11.647,7592
36.059,9527
14.171,2791
8.441,0040
55.898,1337
44.829,5130
189.923,6041
22,02%
25 - 40%
> 40%
2.643,7211
533,9166
5.622,1164
19.020,1673
8.191,5584
2.793,5249
34.554,4089
29.344,5524
102.703,9660
11,90%
492,5453
58,3737
1.443,5200
7.946,9732
3.059,4645
1.036,0004
14.348,4595
9.295,7907
37.681,1272
4,37%
TOTAL
46.283,3862
43.997,3992
84.212,5016
198.957,2826
113.012,3441
38.605,8650
193.812,9633
143.816,0171
862.697,7591
100,00%
BATHIMETRI (mdpl)
Berdasarkan hasil analisis
data, kedalaman perairan
laut Kab. Bengkalis dan
perairan
sekitarnya
berkisar 0 – 95 mdpl.
Untuk kedalaman perairan
di selat Bengkalis mulai
dari Tg. Jati di Pulau
Bengkalis hingga ke muara
kuala siak, kedalaman
maks 35 mdpl. Sedangkan
kedalaman perairan di
selat Rupat mulai dari Tg.
Mumbul di Rupat Utara
hingga Tg. Jering di Rupat
Selatan,
kedalaman
perairan laut maksimal
mencapai 20 mdpl. Untuk
kedalaman perairan luar
yaitu antara pulau Rupat
dan Bengkalis dengan selat
Malaka, yaitu mulai dari
Tg. Medang di Rupat Utara
hingga Tg. Parit di Bantan,
kedalaman perairan laut
mencapai 95 mdpl.
PROFIL KEDALAM PERAIRAN
1
2
3
4
Kedalamam < 95 meter
Substat : Berlumpur
5
6
7
9
8
1
2
3
4
5
6
7
8
9
PROFIL PERAIRAN 3D
U
S
Kedalaman (meter)
Home
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Pendahuluan
Tinjauan Kebijakan
Metodologi
Profil Wilayah
Oseanografi
Geologi, Geomorfologi dan Morfologi Pantai
Penggunaan Lahan dan RTRW
Pemanfaatan Wilayah Laut
Ekosistem Sumberdaya Pesisir dan SDI
Resiko Bencana dan Pencemaran
Sumberdaya Air
Demografi dan Sosial
Ekonomi Wilayah
Infrastruktur
Identifikasi Potensi
Permasalahan WP3K
POLA GERAKAN ARUS PERMUKAAN TAHUN OKTOBER 1992 – JULI 2009
Pola arus permukaan bergerak sepanjang
tahun dari tenggara ke barat laut
Pergerakan arus di Selat Malaka juga
dipengaruhi oleh dorongan arus sungai
dari daratan Riu
Statsiun
Maksimum
Minimum
Rata-rata
Nilai Formzahl
Tipe Pasut
Durasi Prediksi
:
:
:
:
:
:
:
Bengkalis
314 cm
36 cm
180 cm
0.2857
Pasang surut campuran
60 hari
POLA GERAKAN ARUS PERMUKAAN (COMPOSITE DATA)
Secara
sebaran,
formasi
alluvium hampir berada di
seluruh kecamatan dengan
penjabaran Kec. Bengkalis
seluas 4.439,8864 hektar, Kec.
Bantan seluas 9.205,4421
hektar, Kec. Siak Kecil seluas
51.002,6825 hektar, Kec.
Bukit
Batu
seluas
156.001,9361 hektar, Kec.
Rupat seluas 58.543,2818
hektar, Kec. Rupat Utara
seluas 25.982,1944 hektar,
Kec.
Mandau
seluas
59.528,5539 hektar dan Kec.
Pinggir seluas 3.879,0908
hektar.
Sebaran dan Formasi Geologi di Kabupaten Bengkalis
400,000.0000
350,000.0000
300,000.0000
250,000.0000
Formasi dominan adalah alluvium Pantai
dan Kuarsa Portir. Formasi ini hampir
mendominasi seluruh wilayah pesisir,
sedangkan formasi petani dan formasi telisa
berada di wilayah daratan yang cukup jauh
dari pengaruh laut.
200,000.0000
150,000.0000
100,000.0000
50,000.0000
0.0000
KEC.
BENGKALIS
KEC.
BANTAN
Qh
KEC. SIAK
KECIL
Qp
Qa
KEC. BUKIT KEC.RUPAT KEC. RUPAT
BATU
UTARA
Tlpe
Qpmi
Tmt
KEC.
MANDAU
Tup
KEC.
PINGGIR
TOTAL
GEOMORFOLOGI
Secara geomorfologi bentang alam ; dapat dibedakan menjadi 2 satuan geomorfik (geomorfic unit): geomorfologi
dataran sungai dan pantai, dan geomorfologi limpah banjir. Geomorfologi dataran sungai dan pantai. Satuan dataran
sungai, menempati sebagian dari daerah studi diantaranya Sungai Jangkang, Bantan Tengah dan Kembung Luar di Kec.
Bantan; Sungai Siak Kecil, Sungai Bukit Batu dan Sungai Pakning di Kecamatan Bukit Batu; serta Sungai Sinebak, Sungai
Raya, Sungai Rempang, Sungai Nyiur dan Sungai Sair di Kec.Rupat dan Selat Malaka.
Daerah bentang alam tersebut berupa rawa pasang dan rataan lumpur. Lahannya berelief halus, dengan kemiringan
lereng kurang dari 0,03 %. Karena ketinggiannya hampir sama dengan ketinggian muka air laut ketika pasang, maka
daerah ini berpotensi tergenang oleh pasang harian air laut. Satuan daratan pantai merupakan daerah pengendapan
sedimen baru. Pantai pada .lempung.Vegetasi utama terdiri dari hutan mangrove. Gejala pengikisan pantai hampir
terjadi di seluruh areal ekosistem pulau di Kab.Bengkalis .
Morfologi Pantai
Kabupaten Bengkalis memiliki kharakteristik morfologi pantai
yang sama dengan daerah estuari lainnya. Hampir sebagian
besar pantai di wilayah tersebut adalah pantai rawa dengan
kharakteristik banyak ditumbuhi mangrove dan vegetasi rawa
lainnya seperti nipah. Substrat dasarnya merupakan lumpur yang
berasal dari tanah endapan. Di bagian rupat utara terdapat
pantai dengan morfologi berupa pantai lidah pasir (split beach).
Tipe pantai ini tidak terlalu dominan, panjangnya hanya berkisar
5 kilometer, pantainya indah dengan pasir putih dan salah satu
daerah yang potensial untuk dikembangkan sebagai kawasan
wisata di Kabupaten Bengkalis. Sedangkan dibagian utara pulau
Bengkalis tepatnya di kecamatan Bantan, karena tingginya
tingkat abrasi maka di daerah tersebut dibangun pantai buatan
dengan penahan ombak. Panjang pantai buatan tersebut lebih
kurang 2 kilometer.
a. Morfologi Pantai rawa (Sebaran lokasi hampir seluruh wilayah)
a. Morfologi Pantai Berpasir (Sebaran lokasi Rupat utara)
c. Morfologi Pantai buatan (Sebaran lokasi di Bantan dan Rupat Utara)
Gambar x. Morfologi Pantai di Kabupaten Bengkalis
SUBSTRAT DASAR PERAIRAN LAUT
Kabupaten Bengkalis terdiri dari batuan padu dan kerikil, lumpur, serta pasir dan lanau. Dasar perairan
lumpur tersebat di muara sungai siak hingga ke selat panjang dan selat bengkalis serta pada bagian utara
pulau bengkalis.
Dasar perairan
lainnya
sebagian besar
adalah lanau
dan sebagia
kecil lagi berupa
batuan padu
dan kerikil.
RTRW KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2011 – 2031
Alokasi ruang perairan untuk kegiatan perikanan telah diatur dalam RTRW Kabupaten Bengkalis, dimana
kawasan peruntukan perikanan tangkap di wilayah Kabupaten Bengkalis sebagaimana disebutkan dalam
pasal (37), Perda RTRW Kabupaten Bengkalis Tahun 2011-2031, meliputi: Kecamatan Bengkalis dengan
luas kurang lebih 8.625 (delapan ribu enam ratus dua puluh lima) hektar; Kecamatan Bantan dengan luas
kurang lebih 25.060 (dua puluh lima ribu enam puluh) hektar;
Kecamatan Bukit Batu
dengan luas kurang lebih
2.347 (dua ribu tiga ratus
empat puluh tujuh)
hektar; Kecamatan Siak
Kecil dengan luas kurang
lebih 761 (tujuh ratus
enam
puluh
satu)
hektar; Kecamatan Rupat
dengan luas kurang lebih
17.280 (tujuh belas ribu
dua ratus delapan puluh)
hektar; dan Kecamatan
Rupat Utara dengan luas
kurang lebih 12.931 (dua
belas ribu sembilan ratus
tiga puluh satu) hektar.
PENGGUNAAN LAHAN DARAT
(LANDUSE)
350,000
KEC.
BENGKALIS
KEC. SIAK KECIL
KEC.RUPAT
KEC. MANDAU
300,000
KEC. BANTAN
KEC. BUKIT BATU
KEC. RUPAT UTARA
KEC. PINGGIR
250,000
200,000
150,000
100,000
50,000
Hutan Sekunder
Hutan Karet
Hutan Bakau
Perkebunan Kelapa
Sawah
Alang-alang
Komplek Pertamina
Permukiman Desa
Danau
Sungai
Tanah Kosong
0
SEAUSE IDENTIFICATION
PENGGUNAAN LAHAN LAUT (SEAUSE)
•
•
•
•
•
Penangkapan ikan.
Pelabuhan.
Alur pelayaran dan pipa gas.
Kawasan konservasi ikan terubuk.
Budidaya laut (uji coba).
Luas (ha)
No. Kecamatan
Jarang Sedang Rapat Total
1 Rupat Utara
2192
9591
2 Rupat
4806
70
4876
4584
4584
2258
3 Bantan
4 Bengkalis
77
2181
Total
7075
16426
1010
1010
12793
24511
KERAPATAN MANGROVE
BERDASARKAN KECAMATAN TAHUN 2014
Sedang
Rapat
Total
1010
BANTAN
7075
4584
4584
0
0
4806
70
0
RUPAT
77
2181
0
2258
RUPAT
UTARA
4876
12793
9591
1010
2192
16426
24511
Jarang
BENGKALIS
TOTAL
Jenis Mangrove di Kab. Bengkalis
N
O
1
2
3
4
5
6
NAMA
LOKAL
Piyai
Api-api
Api-api
Api-api
Lenggadai
Tumu
7
8
FAMILI
Pteridaceae
Avicenniaceae
Avicenniaceae
Avicenniaceae
Rhizophoraceae
Rhizophoraceae
Lenggadai
Tancang
Acrosticum aureum
Avicennia alba
Avicennia marina
Avicennia ovicinalis
Bruguiera cylindrica
Bruguiera
gymnorrhiza
Bruguiera parviflora
Bruguiera sexangula
9
10
11
12
13
sukun
Tenger/Tingi
Buta-buta
Teruntun
Teruntun
Bakau
Ceriops tagal
Excoecaria agallocha
Lumnitzera littorea
Lumnitzera racemosa
Rhizophora apiculata
Rhizophoraceae
Euphorbiaceae
Combretaceae
Combretaceae
Rhizophoraceae
14
rangkak
Bakau hitam
Rhizophora
Rhizophoraceae
Pidada
Perepat
Nyirih
mucronata
Sonneratia alba
Sonneratia caseolaris
Xylacarpus
Sonneratiaceae
Sonneratiaceae
Meliaceae
Nyirih
Nipa
mollucensis
Xylocapus granatum
Nypa fruticans
Meliaceae
Palmaceae
15
16
17
18
19
Gambar x. Kondisi dan Jenis Mangrove di Kabupaten Bengkalis
Sumber : Hasil survey Tim BPSPL Padang, 2014.
NAMA ILMIAH
Rhizophoraceae
Rhizophoraceae
Celcius
1
2
3
4
5
6
Celcius
7
8
9
10
11
12
Celcius
7
10
mg/m³
1
2
3
4
5
6
mg/m³
7
8
9
10
11
12
mg/m³
Tabel 5. Descriptive Statistics – Parameter Kecerahan (cm)
Minimu Maximu
Range
m
m
N
Sum
Mean
Statisti Statisti
Statisti
c
c
Statistic Statistic
c
Statistic
KECERAHA
N
27 180.00
Valid N
(listwise)
27
30.00
210.00
Std.
Error
Std.
Deviatio Varianc
n
e
Tabel 7. Descriptive Statistics - pH
Skewness
Kurtosis
N
Std.
Std.
Statisti Erro Statisti Erro
Statistic Statistic
c
r
c
r
3482.5 1.2898E 9.6983 50.3941
2.540E3
0
2
5
2
-.409 .448
-.585 .872
Range Minimum Maximum
Mean
Std.
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Error
PH
27
Valid N
(listwise)
27
1.50
7.00
8.50 7.3333 .08148
Std.
Deviation Variance
Skewness
Kurtosis
Std.
Std.
Statistic Statistic Statistic Error Statistic Error
.42336
.179
1.487
.448
1.834
.872
Tabel x. Descriptive Statistics – Salinitas (ppm)
N
Range Minimum Maximum
Mean
Std.
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Error
SALINITAS
Valid N
(listwise)
27
27
11.00
25.00
36.00 31.6667 .57981
Std.
Deviation Variance
Statistic
3.01279
Tabel 7. Descriptive Statistics – DO (ppm)
Skewness
Kurtosis
N
Std.
Std.
Statistic Statistic Error Statistic Error
9.077
-.529
.448
.023
.872
Range Minimum Maximum
Mean
Std.
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Error
DO
27
Valid N
(listwise)
27
1.50
6.70
8.20 7.2852 .07055
Std.
Deviation Variance
Statistic
.36659
Skewness
Kurtosis
Std.
Std.
Statistic Statistic Error Statistic Error
.134
.467
.448
-.032
.872
Tabel 7. Descriptive Statistics – BOD dan COD (ppm)
Minim Maxi
Range um mum
N
Mean
Std.
Deviatio
n Variance Skewness
Kurtosis
Statisti
Statist Statist Statisti Std.
Statis Std. Statist Std.
c Statistic ic
ic
c Error Statistic Statistic tic Error ic Error
BOD
COD
Valid N
(listwise)
27
56.00 2.40 8.00
5.022 3.972 2.06403
426.026 .602
2
24
9
.448 -1.165
.872
27
86.88 5.712 14.40
9.157 5.357 2.78404
775.090 -.124
19
90
5
.448 -1.462
.872
27
Tabel 7. Descriptive Statistics – Nitrat dan Nitrit (mg/L)
N
Range Minimum Maximum
Mean
Std.
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Error
NITRAT
27 .2709
Valid N
(listwise)
27
.833
Std.
Deviation Variance
Skewness
Kurtosis
Std.
Std.
Statistic Statistic Statistic Error Statistic Error
3.542 1.88270 .0192597 .1000762
.010
.512 .448 -1.557 .872
Descriptive Statistics
N
Range Minimum Maximum
Mean
Std.
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Error
NITRIT
27
Valid N
(listwise)
27
.274
.169
Std.
Deviation Variance
Skewness
Kurtosis
Std.
Std.
Statistic Statistic Statistic Error Statistic Error
.443 .32663 .0018453 .0095883
.000
-.207 .448 -1.387 .872
Tabel 9. Hasil Descriptive Statistics - Timbal (Pb), Tembaga (Cu), Kadmium (Cd), Seng (Zn) – mg/L
Descriptive Statistics
N
Range Minimum Maximum
Statistic Statistic Statistic
Pb
27
Valid N
(listwise)
27
.0645
.0161
Statistic
Mean
Statistic
Std.
Error
Std.
Deviation Variance
Statistic
.0806 .058522 .0048774 .0253439
Skewness
Kurtosis
Std.
Std.
Statistic Statistic Error Statistic Error
.001
-.676
.448
-1.245
.872
Descriptive Statistics
N
Range Minimum Maximum
Statistic Statistic Statistic
Cu
27
Valid N
(listwise)
27
.0537
.0439
Statistic
Mean
Statistic
Std.
Error
Std.
Deviation Variance
Statistic
.0976 .080756 .0030541 .0158694
Skewness
Kurtosis
Std.
Std.
Statistic Statistic Error Statistic Error
.000
-.914
.448
.279
.872
Descriptive Statistics
N
Range Minimum Maximum
Statistic Statistic Statistic
Cd
27
Valid N
(listwise)
27
.0198
.0615
Statistic
Mean
Statistic
Std.
Error
Std.
Deviation Variance
Statistic
.0813 .072011 .0018166 .0094396
Skewness
Kurtosis
Std.
Std.
Statistic Statistic Error Statistic Error
.000
-.119
.448
-2.063
.872
Descriptive Statistics
N
Range Minimum Maximum
Statistic Statistic Statistic
Zn
27
Valid N
(listwise)
27
.0034
.0227
Statistic
Mean
Statistic
Std.
Error
Std.
Deviation Variance
Statistic
.0261 .024181 .0002789 .0014491
Skewness
Kurtosis
Std.
Std.
Statistic Statistic Error Statistic Error
.000
.162
.448
-1.693
.872
Home
Pendahuluan
Tinjauan Kebijakan
Metodologi
Profil Wilayah
Identifikasi Potensi
Permasalahan WP3K
Zonasi sebagai bentuk rekayasa teknis dalam pemanfaatan ruang, maka dalam
mengelompokkan suatu kawasan pesisir dan pulau kecil ke dalam zona-zona
harus dilakukan sesuai dengan potensi wilayah.
Identifikasi potensi wilayah dilakukan dengan memperhatikan kondisi fisik dan
kharakteristik bio-fisik dan kimiawi perairan sesuai dengan tingkat kesesuaian
kegiatan dan spesies target perikanan yang akan di eksplorasi :
1.
2.
3.
4.
Potensi Ekosistem Pesisir
Perikananan Budidaya (marine culture).
Perikanan Tangkap (fishing).
Pariwisata Bahari (Marine Tourism).
Home
DATA COLLECTING
Pendahuluan
Tinjauan Kebijakan
12 DATA SET
Metodologi
Profil Wilayah
GIS ANALYSIS
Identifikasi Potensi
Permasalahan WP3K
MARINE CULTURE POTENSIAL
Home
Pendahuluan
Tinjauan Kebijakan
Metodologi
Profil Wilayah
Identifikasi Potensi
Permasalahan WP3K
Home
Pendahuluan
Tinjauan Kebijakan
Metodologi
Profil Wilayah
Identifikasi Potensi
Permasalahan WP3K
Penerapan SIKBES Ikan untuk Penyusunan Deliniasi Zona Perikanan Tangkap
Pelagis di Perairan Bengkalis, Propinsi Riau.
Perangkat lunak SIKBES-IKANdibangun dalam rangka memindahkan kearifan
dan pengetahuan tentang kelautan dan perikanan yg diwarisi secara turun
temurun menjadi pengetahuan teknis untuk prediksi yang lebih akurat
keadaan perikanan guna memastikan kelestarian dan optimasi
pemanfaatan sumberdaya laut di Indonesia.
Disusun oleh :
PUSAT TEKNOLOGI INVENTARISASI SUMBERDAYA ALAM (PTISDA)
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI (BPPT)
PENGOLAHAN DATA REMOTE SENSING UNTUK PENENTUAN FG
START
STAGE. 1
OCEAN COLOR
STAGE. 2
KOREKSI GEOMETRIK
STAGE. 1A
PENGOLAHANTOPE
X POSEIDON
STAGE. 2A
PEMILIHAN ALGORITMA
ARUS GEOSTROPHYC
STAGE .4
ANALISIS ONTOLOGI FISHING GROUND
STAGE. 5
VALIDASI
VALID
STAGE. 3
PEMILIHAN ALGORITMA
KLOROFIL-a
STAGE. 3
PEMILIHAN ALGORITMA
SUHU PERMUKAAN LAUT
STAGE. 3A
GEOSTROPHIC VELOCITY
VECTOR
STAGE. 6
PENYAJIAN
SELESAI
SEBARAN FISHING GROUND KOMPOSIT DARI TAHUN 2007-2014
POTENSIA PERIKANAN
TANGKAP IKAN PELAGIS
Name = G-10
Lon Min : 101.7505163251
Lon Max : 102.0000000000
Lat Min : 1.9999808982
Lat Max : 2.2496362807
Name = G-11
Lon Min : 102.0000000000
Lon Max : 102.2505568242
Lat Min : 1.9999808982
Lat Max : 2.2496362807
Name = G-18
Lon Min : 101.7504804954
Lon Max : 102.0000000000
Lat Min : 1.7496171815
Lat Max : 2.0000000000
Name = G-19
Lon Min : 102.0000000000
Lon Max : 102.2505163251
Lat Min : 1.7496171815
Lat Max : 2.0000000000
Densitas
Rendah
Sedang
Tinggi
Pola penyebaran kepadatan (ekor/1000 m3) ikan
pelagis pada kedalaman antara 5 - 15 m di perairan
Bengkalis, Oktober 2009.
Pola penyebaran ikan pelagis dengan metode SIKBES-IKAN di
perairan Bengkalis Tahun 2013
Pola penyebaran kepadatan (ekor/1000 m3) ikan
demersal di perairan Bengkalis, Oktober 2009.
Validasi hasil kajian dengan interprestasi
VIIRS DNB Satellite (NOAA, 2012) :
Densitas
Rendah
Sedang
Tinggi
Home
Pendahuluan
Tinjauan Kebijakan
Metodologi
Profil Wilayah
Identifikasi Potensi
Permasalahan WP3K
Hutan mangrove di Kab. Bengkalis memiliki potensi untuk dikembangkan sesuai dengan
fungsinya, seperti fungsi ekologi (nursery ground, spawning ground, habitat satwa liar),
fungsi sosial ekonomi (penghasil kayu untuk bahan baku arang, kayu bakar, tiang
pancang, chip, wisata alam) dan fungsi fisik (penahan erosi/abrasi pantai, penahan
angin).
Dominasi fungsi ekonomi sejak lama telah dimanfaatkan oleh masyarakat yang
berdomisili di sekitar kawasan mangrove yang akhirnya berdampak pada penurunan
mangrove baik kualitas maupun kuantitasnya. Penurunan luas hutan mangrove secara
series sejak tahun 2000 – 2014.
Data Series Luas Hutan Mangrove
Kabupaten Bengkalis Tahun 2004 - 2014
TAHUN
LUAS (Ha)
2004
38.763
PERUBAHAN
LUAS (Ha)
PERSEN
TASE
SUMBER
Laporan Neraca
Sumberdaya Lahan
Pesisir Valuasi Ekonomi
38,763
Hutan Mangrov e Prov insi
36,047
Riau Tahun 2003
25,849
27,673
29,330
2005
36.047
-2.716
-7
2009
25.849
-10.198
-28
2010
27.673
1.824
7
2011
29.330
1.657
6
2014
24.511
-4.819
-16
Analisis Citra Landsat,
2005 Oleh Tim MCRMP
24,511
SLHD Bengkalis Tahun
2010
SLHD Bengkalis Tahun
2011
2004
2005
2009
2010
2011
2014
1
2
3
4
5
6
SLHD Bengkalis Tahun
2012
TAHUN
Analisis Citra Landsat,
2013 Oleh Tim BPSPL
LUAS (Ha)
Padang
REGRESSION ANALYSIS – Pengurangan Luas (Ha)
Sum of
Squares
Mean
Square
df
F
Regression
.140
1
.140 19.436
Residual
.029
4
.007
Total
.169
5
The independent variable is TAHUN.
Sig.
.012
Potensi ekosistem mangrove di Kab. Bengkalis yang dominan dimanfaatkan secara langsung untuk kayu bakar, arang,
untuk konstruksi rumah, untuk pancang rumah, membuat kapal, sebagai racun, alat pancing, untuk menangkap ikan,
sebagai bahan untuk obat-obatan. Namun mengingat tingginya laju degradasi dan penurunan luasan hutan mangrove,
serta pentingnya keberadaan ekosistem mangrove bagi keseimbangan ekosistem pesisir dan keselamatan sumberdaya
alam pesisir, maka perlu dilakukan valuasi terhadap sumberdaya ekosistem mangrove.
Nilai Bersih Sekarang
VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE
No
Nilai Konstan
(NPV) (10 tahun,
Per Tahun
tingkat diskonto 10%)
Komponen
(dalam Rp/hektar)
No
A
B
C
Nilai Manfaat Konstant
NPV
(Rp/ha/thn)
(i=10%,t=10thn)
(Rp/ha)
Jenis Manfaat
Nilai Kegunaan Langsung
7,363,121
Nilai Kegunaan Tidak langsung
6,076,400
Nilai Pilihan
5,080,572
125,173,057
103,298,800
86,369,724
%
23.33
19.50
Nilai Keberadaan
5,559,783
94,516,311
21.34
E
Nilai Potensial
1,968,920
33,471,640
7.56
88,354,422
442,829,532
Nilai Bersih Sekarang
No
Komponen
Nilai Konstan
(NPV) (10 tahun,
per Tahun
tingkat diskonto 10%)
100.00
Nilai Konstan
No
Komponen
Per hektar per
Tahun
(dala m Rp/hektar)
1
Penahan abrasia)
4.082.857
25.087.389
2
Pencegah intrusib)
1.097.400
6.743.048
3
Penyedia makanan bagi
896.143
464.529
2
Kayu bakar b)
30.518
187.521
3
Arangc)
57.008
350.289
4
Nibungd)
32.291
198.414
5
Ikane)
919.724
5.651.306
6
Udangf)
554.091
3.404.648
7
Kepitingg)
690.327
4.241.761
8
Kerang Gastropodah)
738.500
4.537.763
9
Rama-ramai)
68.000
417.831
10
Atap daun nipahj)
17.472
107.358
11
Tambak udangK)
70.064.611
344.263.913
Total
73.631.210
363,825,330
Nilai Bersih
Sekarang (NPV)
25.087.000
No
Komponen
Nilai Konstan
Per Tahun
Nilai Bersih
Sekarang (NPV)
(10 tahun, tingkat
diskonto 10%)
(dalam rupiah/hektar)
(10 tahun, tingkat
diskonto 10%)
1
Pemberat cocka)
75.000
460.843
2
Rembetb)
6.390
39.264
3
Reptiliac)
1.845
11.337
4
Burungd)
26.834
164.883
5
Mamaliae)
41.912
257.531
6
Gula nipahf)
39.000
239.638
7
Daun untuk pakan ternak g)
3.840
23.595
8
Wisata alamh)
2.071
12.727
5.559
34.262.431
(dalam rupiah/hektar)
1
Penyerapan karbona)
112.572
691.706
2
Biodiversitasb)
135.000
829.517
3
6.076.400
75.600
5.506.411
satwa akuatikc)
Total
Kayu bangunana)
28.27
D
Jumlah A+B+C+D
1
Tambak Silvofisheryc)
Total
4.833.000
5.080.572
35.376.976
36.898.199
Total
POTENSI SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE
No
Jenis Manfaat
Nilai Manfaat Konstant
NPV
(Rp/ha/thn)
(i=10%,t=10thn)
(Rp/ha)
%
A
Nilai Kegunaan Langsung
7,363,121
125,173,057
28.27
B
Nilai Kegunaan Tidak langsung
6,076,400
103,298,800
23.33
C
Nilai Pilihan
5,080,572
86,369,724
19.50
D
Nilai Keberadaan
5,559,783
94,516,311
21.34
E
Nilai Potensial
1,968,920
33,471,640
7.56
88,354,422
442,829,532
100.00
Jumlah A+B+C+D
Nilai Kegunaan Langsung
Nilai Kegunaan Tidak langsung
Nilai Pilihan
Nilai Keberadaan
Nilai Potensial
Sumberdaya mangrove di Kabupaten
Bengkalis, memiliki nilai manfaat lain yang
lebih besar (71,73 %) jika dibandingkan
dengan nilai manfaat langsung (28 %),
dimana pemanfaatan ekosistem mangrove
secara langsung (nilai kegunaan langsung)
terbukti
mendegradasi
sumberdaya
mangrove.