KONDISI REAL RENCANA TINDAK LANJUT
Formulir Komponen Sub Komponen Kondisi Ideal Kondisi Riil Rencana tindak Lanjut 1.
Kerangka Dasar Prinsip Pengembangan KTSP dikembangkan oleh sekolah dan standar isi dan standar kompetensi lulusan serta panduan penyusunan KTSP yang disusun BSNP Dalam pengembangan KTSP prinsip pengembangan kurikulum terutama prinsip berpusat pada potensi, perkembangan, kebututhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.
Dilakukan reviu dokumen KTSP sehingga memenuhi setiap prinsip pengembangan kurikulum khususnya prinsip berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.
2. Struktur Kurikulum Penetapan Muatan Lokal pada struktur kurikulum.
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler yang ditentukan oleh satuan pendidikan untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk unggulan daerah, yang materinya tidak menjadi bagian dari mata pelajaran lain.
Muatan lokal yang dilaksanakan adalah muatan lokal yang diatur oleh pemerintah dalam hal ini
Dilakukan analisis keunggulan lokal sehingga memiliki program PBKL yang terintegrasi pada matapelajaran, program PBKL melalui Mulok 3.
Beban Belajar Beban belajar untuk Jumlah jam pelajaran tatap muka per Peningkatan kemampuan Dilakukan IHT dengan fokus
No. Dok. : Tanggal :
Kalimantan Selatan yaitu Pemerintah Daerah Provinsi Pendidikan Al-Qur'an
Revisi :
LAMPIRAN HASIL ANALISIS KONTEKS
HASIL ANALISIS KONTEKSHalaman :
ANALISIS STANDAR ISI
Kurikulum Kurikulum komite sekolah berpedoman pada kurang memperhatikan prinsip- NISN : 301150401001 A.
Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Binuang Alamat : Jl. Jend. A. Yani No. 27 Binuang Tahun Pelajaran : 2010/ 2011
Formulir HASIL ANALISIS KONTEKS Komponen Sub Komponen Kondisi Ideal Kondisi Riil Rencana tindak Lanjut (adanya penambahan jam menentukan tambahan jam
pelajaran 4. Kalender Pendidikan Perhitungan minggu efektif Kalender pendidikan tingkat satuan pendidikan disusun sesuai dengan kebutuhan daerah dan karakteristik sekolah serta mengacu pada SI kalender pendidikan yang diterbitkan oleh Dinas disesuaikan dengan kondisi riil Membuat kalender pendidikan yang bersumber pada kalender pendidikan yang diterbitkan oleh Dinas Pendidikan dengan memasukan kegiatan khusus yang diprogramkan sekolah tanpa mengurangi jumlah minggu efektif No.
KOMPONEN SUB KOMPONEN KONDISI IDEAL KONDISI REAL RENCANA TINDAK LANJUT A. Kerangka Dasar Kurikulum
1. Kelompok Mata Pelajaran a.
Agama dan Akhlak Mulia
Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan
Sebagian kecil sisw a masih t am pak belum adanya kesadaran untuk melaksanakan rukun im an sebagai perw ujudan
Perlu penambahan kegiatan-kegiatan secara maksimal tentang penanaman
Halaman : Tanggal : Revisi : No. Dok. :
perminggu pemanfaatan tambahan 4 jp/minggu sesuai target RSKM adalah 43 jam pelajaran Beban pelajaran Kelas X sebanyak 5 jam untuk mapel Kimia, Biologi Sejarah, Geografi masing-masing 1 jam Pendidikan Kabupaten Tapin
No. Dok. :
Formulir
Revisi : Tanggal :
HASIL ANALISIS KONTEKS
Halaman :
KOMPONEN SUB
RENCANA TINDAK No.
KONDISI IDEAL KONDISI REAL KOMPONEN
LANJUT
Maha Esa serta berakhlak mulia. diadakannya sholat Akhlak mulia mencakup etika, budi Dhuhur berjama’ah pekerti, atau moral sebagai antara pendidik dan perwujudan dari pendidikan agama siswa.
b.
Kewarganegaraan dan
Kelompok mata pelajaran Belum adanya komitmen Sosialisasi penegakan
Kepribadian
kewarganegaraan dan kepribadian bersama tentang penegakan aturan-aturan sosial dimaksudkan untuk peningkatan aturan-aturan sosial kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia.
c.
Ilmu Pengetahuan dan
Kelompok mata pelajaran ilmu Belum sepenuhnya melakukan Perlu diperbanyak
Teknologi
pengetahuan dan teknologi pada pembudayaan berpikir ilmiah kegiatan kurikulum SMA/MA/SMALB dimaksudkan secara kritis, kreatif dan mandiri yang mengedepankan untuk memperoleh kompetensi budaya berpikir ilmiah lanjut ilmu pengetahuan dan secara kritis, kreatif teknologi serta membudayakan dan mandiri berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri.
d.
Estetika
Kelompok mata pelajaran estetika Belum sepenuhnya untuk Perlu diperbanyak dimaksudkan untuk meningkatkan meningkatkan sensitivitas, kegiatan untuk sensitivitas, kemampuan kemampuan mengekspresikan meningkatkan mengekspresikan dan kemampuan dan kemampuan mengapresiasi sensitivitas, mengapresiasi keindahan dan keindahan dan harmoni. kemampuan
Formulir HASIL ANALISIS KONTEKS No. KOMPONEN SUB KOMPONEN KONDISI IDEAL KONDISI REAL RENCANA TINDAK LANJUT
mengapresiasi dan mengekspresikan keindahan serta harmoni mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan individual sehingga mampu menikmati dan mensyukuri hidup, maupun dalam kehidupan kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan kebersamaan yang harmonis. kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni.
e.
Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada SMA/MA/SMALB/SMK/MAK dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta membudayakan sikap sportif, disiplin, kerja sama, dan hidup sehat.
Belum sepenuhnya mengedepankan kepentingan untuk meningkatkan potensi fisik serta membudayakan sikap sportif, disiplin, kerja sama, dan hidup sehat. mengedepankan kepentingan untuk meningkatkan potensi fisik serta membudayakan sikap sportif, disiplin, kerja sama, dan hidup sehat
2. Prinsip Pengembangan
Kurikulum o Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya
Belum sepenuhnya mengedepankan kepentingan peserta didik
Melakukan analisis kepentingan peserta didik melalui angket, wawancara, penelaahan dari BP. Tes IQ untuk mengetahui potensi peserta didik dilaksanakan di awal
No. Dok. : Revisi : Tanggal : Halaman :
Formulir HASIL ANALISIS KONTEKS No. KOMPONEN SUB KOMPONEN KONDISI IDEAL KONDISI REAL RENCANA TINDAK LANJUT o Beragam dan terpadu
Menyeluruh dan berkesinam-bungan
Seimbang kepentingan
Sudah seimbang o
Belajar sepanjang hayat o Seimbang kepentingan nasional dan
Sudah diarahkan pada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat o
Menyeluruh dan berkesinam-bungan o Belajar sepanjang hayat
Sudah berkesinambungan o
Dalam pengembangan kurikululm melibatkan stakeholders o
Belum memperhatikan karakteristik peserta didik, status sosial, ekonomi dan gender
Belum melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) dalam pengembangan kurikulum
Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Menyediakan sarana, prasarana, dan konsultasi untuk mata pelajaran yang belum tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni o
Sebagian besar sudah tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
Penggalian data karakteristik peserta didik, status sosial ekonomi dan gender dari BP, Komite Sekolah dan Tata laksana o
No. Dok. : Revisi : Tanggal : Halaman :
No. Dok. :
Formulir
Revisi : Tanggal :
HASIL ANALISIS KONTEKS
Halaman :
KOMPONEN SUB
RENCANA TINDAK No.
KONDISI IDEAL KONDISI REAL KOMPONEN
LANJUT kepentingan daerah
1. Peserta didik sebagian besar Program kegiatan
Prinsip Pelaksanaan
Pelaksanaan kurikulum
Kurikulum didasarkan pada potensi, sudah memperoleh kesempatan kurikulum yang
perkembangan dan kondisi untuk mengekspresikan dirinya menggambarkan peserta didik untuk menguasai secara bebas, dinamis dan ekspresi diri peserta kompetensi yang berguna bagi menyenangkan didik secara bebas, dirinya. Dalam hal ini peserta dinamis dan didik harus mendapatkan menyenangkan pelayanan pendidikan yang ditambah frekwensinya bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan.
2. Kurikulum belum maksimal Dibuat program Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima menegakkan pilar (d) belajar kurikulum yang pilar belajar, yaitu: (a) belajar untuk hidup bersama dan menekankan pada pilar untuk beriman dan bertakwa berguna bagi orang lain tersebut kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) belajar untuk memahami dan menghayati, (c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan (e) belajar untuk membangun dan menemukan
No. Dok. :
Formulir
Revisi : Tanggal :
HASIL ANALISIS KONTEKS
Halaman :
KOMPONEN SUB
RENCANA TINDAK No.
KONDISI IDEAL KONDISI REAL KOMPONEN
LANJUT
jati diri, melalui proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
3. Adanya pelayanan terhadap Pelayanan pengayaan Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik peserta didik untuk mendapatkan diintensifkan pada mendapat pelayanan yang pelayanan yang bersifat setiap mata pelajaran bersifat perbaikan, pengayaan, perbaikan, pengayaan, dan/atau Pelaksanaan dan/atau percepatan sesuai percepatan sesuai dengan percepatan baru dapat dengan potensi, tahap potensi, tahap perkembangan, terlaksana jika kondisi perkembangan, dan kondisi dan kondisi peserta didik sudah sesuai dengan peserta didik dengan tetap dengan tetap memperhatikan syarat dilaksanakannya memperhatikan keterpaduan keterpaduan pengembangan program percepatan pengembangan pribadi peserta pribadi didik yang berdimensi ke- Tuhanan, keindividuan, kesosialan, dan moral.
4. Sudah sesuai dengan kondisi Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik ideal dan pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan prinsip tut wuri
handayani, ing madia mangun karsa, ing ngarsa sung tulada
(di belakang memberikan daya
No. Dok. :
Formulir
Revisi : Tanggal :
HASIL ANALISIS KONTEKS
Halaman :
KOMPONEN SUB
RENCANA TINDAK No.
KONDISI IDEAL KONDISI REAL KOMPONEN
LANJUT
membangun semangat dan prakarsa, di depan memberikan contoh dan teladan).
5. Pelaksanaan kurikulum dengan Perlu diadakannya Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan menggunakan pendekatan Pelatihan tentang pendekatan multistrategi dan multimedia dan teknologi aplikasi soft skill untuk multimedia, sumber belajar dan sudah sebagian guru mendukung PBM teknologi yang memadai, dan melaksanakan dengan optimal, berbasis ICT, serta memanfaatkan lingkungan namun melalui pendekatan Pengadaan ruang multi sekitar sebagai sumber belajar, multi strategi, belum media. dengan prinsip alam dilaksanakan sepenuhnya,
takambang jadi guru (semua terutama dalam kegiatan belajar
yang terjadi, tergelar dan mengajar berbasis ICT serta berkembang di masyarakat dan keterbatasan sarana dan lingkungan sekitar serta prasarana penunjang dengan hal lingkungan alam semesta tersebut. dijadikan sumber belajar, contoh dan teladan).
6. Pelaksanaan kurikulum belum Sosialisasi strategi Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan dilaksanakan dengan serta motivasi kondisi alam, sosial dan mendayagunakan kondisi alam, pendayagunakan budaya serta kekayaan daerah sosial dan budaya serta kondisi alam, sosial untuk keberhasilan pendidikan kekayaan daerah dan budaya serta dengan muatan seluruh bahan kekayaan daerah pada kajian secara optimal. proses pelaksanaan kurikulum terhadap
No. Dok. :
Formulir
Revisi : Tanggal :
HASIL ANALISIS KONTEKS
Halaman :
KOMPONEN SUB
RENCANA TINDAK No.
KONDISI IDEAL KONDISI REAL KOMPONEN
LANJUT
B Struktur Kurikulum Kurikulum SMA/MA Kelas 1) Struktur kurikulum kelas X Sosialisasi struktur
Kurikulum SMA/MA Kelas X X terdiri atas 16 mata pelajaran, terdiri dari 16 Mata Pelajaran dan kurikulum kepada muatan lokal, dan muatan lokal yakni pendidikan semua unsur yang pengembangan diri Al-Qur,an terkait.
Jam pembelajaran untuk Mata Pelajaran Bahasa Inggris , MIPA , Geografi dan Sejarah masing-masing ditambah 1 jam pelajaran sehingga Satuan pendidikan telah menambah lima jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan.
Sudah dilaksanakan sesuai dengan kondisi ideal Minggu efektif dalam satu tahun
2) pelajaran adalah 38 minggu ( Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan Sudah dilaksanakan sesuai Sosialisasi struktur sebagaimana tertera dalam dengan kondisi ideal) kurikulum kepada struktur kurikulum. Satuan semua unsur yang pendidikan dimungkinkan terkait. menambah maksimum empat jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan.
3) Alokasi waktu satu jam
Formulir HASIL ANALISIS KONTEKS No. KOMPONEN SUB KOMPONEN KONDISI IDEAL KONDISI REAL RENCANA TINDAK LANJUT
4) Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah
34-38 minggu.
Kurikulum SMA/MA Kelas
XI dan XII
1) Kurikulum SMA/MA Kelas XI dan XII Program IPA, Program
IPS, Program Bahasa, dan atas 13 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri.
Kurikulum SMA Kelas XI dan
XII Program IPA, IPS terdiri dari 13 Mata pelajaran, 1 mulok 2)
Jam pembelajaran setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan.
Jam pembelajaran untuk mata pelajaran Bahasa Inggris , MIPA , Geografi dan Sejarah masing-masing ditambah 1 jam pelajaran sehingga Satuan pendidikan telah menambah empat jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan. Sudah dilaksanakan sesuai dengan kondisi ideal
3) Alokasi waktu satu jam pembelajaran 45 menit.
Sudah dilaksanakan sesuai dengan kondisi ideal 4)
Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran adalah 38 minggu
No. Dok. : Revisi : Tanggal : Halaman :
Program Keagamaan terdiri
No. Dok. :
Formulir
Revisi : Tanggal :
HASIL ANALISIS KONTEKS
Halaman :
KOMPONEN SUB
RENCANA TINDAK No.
KONDISI IDEAL KONDISI REAL KOMPONEN
LANJUT
dengan kondisi ideal)
Standar Kompetensi dan Kedalaman muatan kurikulum pada Standar Kompetensi dan
setiap satuan pendidikan Kompetensi dasar untuk tiap
Kompetensi Dasar
dituangkan dalam kompetensi yang mata pelajaran pada setiap terdiri atas standar kompetensi dan tingkat sudah sesuai kompetensi dasar pada setiap berdasarkan lampiran-lampiran tingkat dan/atau semester. Standar Peraturan Menteri Pendidikan kompetensi dan kompetensi dasar Nasional untuk setiap mata pelajaran pada setiap tingkat dan semester disajikan pada lampiran-lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
C Beban Belajar
1 Tatap Muka Beban belajar kegiatan tatap muka Beban belajar kegiatan tatap per jam pembelajaran pada masing- muka per tingkat per minggu masing satuan pendidikan sebanyak 44 jam pelajaran ditetapkan per minggu untuk SMA/MA/SMALB/ SMK/MAK adalah 38 s.d. 39 jam pembelajaran.
2 Penugasan terstruktur Penugasan terstruktur adalah Sebagian kecil pendidik Pendidik diwajibkan kegiatan pembelajaran yang berupa memberikan penugasan melaksanakan analisis pendalaman materi pembelajaran terstruktur SK dan KD untuk oleh peserta didik yang dirancang pembuatan silabus dan oleh pendidik untuk mencapai RPP
No. Dok. :
Formulir
Revisi : Tanggal :
HASIL ANALISIS KONTEKS
Halaman :
KOMPONEN SUB
RENCANA TINDAK No.
KONDISI IDEAL KONDISI REAL KOMPONEN
LANJUT
penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik.
3 Kegiatan mandiri tidak Kegiatan mandiri tidak terstruktur Sebagian kecil pendidik Pendidik diwajibkan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang memberikan penugasan melaksanakan analisis berupa pendalaman materi kegiatan mandiri tidak SK dan KD untuk pembelajaran oleh peserta didik terstruktur pembuatan silabus dan yang dirancang oleh pendidik untuk RPP mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik
4 Waktu untuk penugasan Waktu untuk penugasan terstruktur Pendidik memberikan batas terstruktur dan kegiatan dan kegiatan mandiri tidak waktu penyelesaian kegiatan mandiri tidak terstruktur terstruktur bagi peserta didik pada mandiri tidak terstruktur
SMA/MA/SMALB/SMK/ MAK melebihi batas maksimal maksimum 60% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang bersangkutan.
5 Sistem Paket Penyelesaian program pendidikan dengan menggunakan sistem paket adalah SMA/MA/SMALB, Program percepatan dapat diselenggarakan untuk mengakomodasi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. D Kalender Pendidikan
Formulir HASIL ANALISIS KONTEKS No. KOMPONEN SUB KOMPONEN KONDISI IDEAL KONDISI REAL RENCANA TINDAK LANJUT
34 minggu dan maksimum 38 minggu Digunakan untuk kegiatan pembelajaran efektif pada setiap satuan pendidikan Jeda tengah semester Maksimum 2 minggu Satu minggu setiap semester
Jeda tengah semester dilaksanakan pada minggu ke- 12 di tiap semester
Jeda antarsemester Maksimum 2 minggu Dilaksanakan selama 2 minggu
Libur akhir tahun pelajaran Maksimum 3 minggu Antara semester I dan II
Dilaksanakan pada minggu terakhir bulan juni dan 2 minggu pertama pada bulan juli
Hari libur keagamaan2 – 4 minggu Disesuaikan dengan SK 3 Menteri
Hari libur umum/nasional Maksimum 2 minggu
Disesuaikan dengan kalender nasional Hari libur khusus Maksimum 1 minggu
Tidak ada Kegiatan khusus sekolah/madrasah Maksimum 3 minggu
Tidak ada
Penetapan Kalender Pendidikan Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan Juni tahun berikutnya.
Kalender pendidikan untuk setiap satuan pendidikan disusun oleh masing-masing satuan pendidikan Penetapan kalender pendidikan dibuat oleh sekolah dengan mengacu pada ketentuan Pemerintah/Pemerintah Daerah
No. Dok. : Revisi : Tanggal : Halaman :
No. Dok. :
Formulir
Revisi : Tanggal :
HASIL ANALISIS KONTEKS
Halaman :
KOMPONEN SUB
RENCANA TINDAK No.
KONDISI IDEAL KONDISI REAL KOMPONEN
LANJUT berdasarkan alokasi waktu sebagaimana tersebut pada dokumen Standar Isi ini dengan memperhatikan ketentuan dari pemerintah/pemerintah daerah.