BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pola Makan - Perbedaan Pola Makan, Kadar Gula Darah, Kolesterol dan Asam Urat Antara Kelompok Vegetarian dan Non Vegetarian di Perumahan Cemara Asri Kecamatan Percut Sei Tuan Deli Serdang Tahun 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

  2.1. Pola Makan

  Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai jumlah dan jenis bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan merupakan ciri khas untuk suatu kelompok masyarakat tertentu. Pola makan juga dikatakan sebagai suatu cara seseorang atau sekelompok orang atau keluarga memilih makanan sebagai tanggapan terhadap pengaruh fisiologis, psikologis, kebudayaan dan sosial (Suhardjo, 1989).

  Pola makan yang baik mengandung makanan sumber energi, sumber zat pembangun dan sumber zat pengatur, karena semua zat gizi diperlukan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh dan juga untuk perkembangan otak dan produktifitas kerja, serta dimakan dalam jumlah cukup sesuai dengan kebutuhan.

  Dengan pola makan sehari-hari yang seimbang dan aman, berguna untuk mencapai dan mempertahankan status gizi dan kesehatan yang optimal (Almatsier, 2011).

  2.2. Pola Makan Vegetarian

  Vegetarian berasal dari Bahasa Latin, yakni vegetus, artinya kuat, aktif dan bergairah. Vegetarian memiliki dua arti, yakni sebagai kata benda dan kata sifat.

  Vegetarian sebagai kata benda berarti orang yang banyak/hanya mengonsumsi makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (Yuliarti, 2009), sedangkan vegetarian sebagai kata sifat berarti tidak mengandung daging atau kebiasaan berpantang daging. Memperkecil risiko penyakit kronis dan pencemaran lingkungan merupakan alasan- alasan utama yang berhubungan dengan kesehatan. Alasan lain berkaitan dengan rasa

  8 kepedulian terhadap hewan-hewan, perbaikan atas kondisi kelaparan di dunia, mengurangi pencemaran lingkungan, dan kepercayaan pada suatu agama atau ajaran (Bangun, 2003).

  Pada dasarnya, pola makan vegetarian merupakan suatu pengaturan makanan yang baik. Pola makan vegetarian adalah suatu cara makan dimana hanya memakan tumbuhan dan tidak mengonsumsi makanan yang berasal dari makhluk hidup seperti daging, unggas, ikan atau hasil olahannya (Chairuny, 2004).

2.2.1. Jenis-jenis Vegetarian

  Menurut Rossi (2012), vegetarian tergolong dalam beberapa kelompok dan tak sama satu sama lain dalam menjalani diet. Pengelompokan vegetarian dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu: 1.

  Semi-Vegetarian (Flexitarian) Kelompok ini paling longgar dibanding jenis vegetarian yang lain, disebut juga Flexitarian. Kelompok ini pantang makan daging merah namun masih memperbolehkan makan daging unggas. Kelompok ini masih mengonsumsi daging sekali atau dua kali dalam seminggu atau pada saat-saat tertentu saja.

  2. Lacto-Vegetarian Kelompok ini, selain mengonsumsi bahan makanan nabati, masih mengonsumsi susu dan olahannya, seperti yoghurt dan keju. Kelompok ini berpantang mengonsumsi daging ternak, unggas, ikan dan telur.

  3. Ovo-Vegetarian Kelompok ini berpantang mengonsumsi daging ternak, unggas, ikan dan susu beserta produk olahannya namun masih mengonsumsi telur.

  4. Lacto-Ovo Vegetarian Kelompok ini yang paling umum ditemui. Kelompok ini tidak mengonsumsi daging ternak, unggas dan ikan tetapi masih mengonsumsi telur dan susu.

  5. Vegetarian Pseudo (Pesco Vegetarian/Pescatarian/Pollo Vegetarian)

  

Pseudo Vegetarian adalah jenis vegetarian yang masih mengonsumsi hewan

  yaitu unggas dan ikan, tetapi tidak mengonsumsi daging merah. Pesco

  

Vegetarian (Pescatarian) adalah tipe vegetarian yang menghindari segala

  jenis daging namun masih menyantap ikan. Sedangkan Pollo Vegetarian adalah kelompok yang masih mengonsumsi unggas, seperti ayam, kalkun dan bebek, dan tidak mengonsumsi jenis daging lainnya.

  6. Vegetarian Fluctarian Kelompok ini pantang produk hewani dan tanaman yang langsung mati saat dipanen, seperti lobak dan wortel. Penganut vegetarian fluctarian ini berisiko kekurangan zat gizi.

  7. Vegan Kelompok ini sama sekali tidak mengonsumsi makanan yang berasal dari hewan. Vegan adalah golongan vegetarian murni, mereka sama sekali tidak menyantap daging, susu, telur, dan hasil olahannya termasuk gelatin, keju,

  

yoghurt, madu, royal-jelly dan produk turunan serangga. Mereka hanya

  makan makanan yang berasal dari nabati. Mereka juga menghindari penggunaan produk hewani seperti kulit hewan ataupun kosmetik yang mengandung produk hewani.

2.2.2. Kebutuhan Bahan Makanan Vegetarian

  Menurut Yuliarti (2009), ada beberapa jenis bahan makanan yang perlu dikonsumsi oleh vegetarian, antara lain:

  1. Sayur-sayuran merupakan bahan makanan yang kaya akan zat gizi, diantaranya vitamin C, beta karoten, riboflavin, zat besi, kalsium dan bahan makanan non gizi, yakni serat. Sayur-sayuran berdaun hijau, seperti bayam dan brokoli, sayur-sayuran yang berwarna kuning atau oranye seperti wortel, kentang manis, labu, semangka dan melon kuning mengandung beta karoten yang tinggi, perlu dikonsumsi lima porsi setiap hari.

  2. Buah-buahan merupakan bahan makanan yang kaya serat, vitamin C dan beta karoten, sehingga perlu dikonsumsi setiap hari.

  3. Roti, sereal, nasi dan biji-bijian lain sangat baik untuk dikonsumsi. Biji-bijian kaya akan serat, karbohidrat, protein dan zink.

  4. Kedelai maupun susu kedelai dan hasil olahannya baik untuk dikonsumsi karena merupakan sumber kalsium yang baik.

  5. Makanan jenis kacang-kacangan merupakan sumber protein, serat, zat besi, kalsium dan zink, sehingga baik untuk dikonsumsi.

  Sumber: Departemen of Nutrition,Arizona State University,Vegetarian Food Pyramid,2002.

Gambar 2.1. Piramida Makanan untuk Kelompok Vegetarian

  Seperti halnya diet nonvegetarian, vegetarian juga harus mengatur jumlah asupan makannya. Pedoman yang paling sering digunakan adalah dengan piramida makanan. Piramida makanan yang cukup dikenal adalah pedoman yang digunakan oleh Departement of Nutrition, Arizona State University. Pada piramida makanan vegetarian sumber protein tidak lagi didominasi oleh daging, tapi dari kacang- kacangan dan bahan makanan sumber protein lainnya. Sementara itu, bulir utuh ditempatkan pada posisi dasar di mana porsinya paling besar. Adapun penjelasan lebih detail adalah sebagai berikut: a.

  Pada tingkat paling bawah adalah kelompok sumber karbohidrat seperti biji- bijian dan padi-padian hendaknya dikonsumsi dalam jumlah paling banyak (sebanyak 6-11 bagian). b.

  Pada tingkat di atasnya adalah kelompk sayur-sayuran dan buah-buahan yang kaya akan serat, vitamin dan mineral. Sayur-sayuran dikonsumsi sebanyak 3-5 bagian, sedangkan buah-buahan dikonsumsi sebanyak 2-4 bagian.

  c.

  Tingkat berikutnya menunjukkan bahan makanan yang perlu dikonsumsi dalam jumlah lebih sedikit dibandingkan dengan sayur-sayuran dan buah- buahan. Yang termasuk dalam tingkat ini adalah kelompok leguminosa, kacang-kacangan dan makanan pengganti daging, serta kelompok susu dan produknya. Bahan makanan pengganti susu yang dapat dikonsumsi vegetarian diantaranya susu kedelai maupun hasil olahan kedelai lain yang telah

  12

  difortifikasi dengan vitamin B . Bahan makanan ini dapat dikonsumsi sebanyak 2-3 porsi.

  d.

  Pada tingkat paling atas adalah makanan yang kaya akan lemak, gula dan garam. Bagian ini dikonsumsi dalam jumlah paling sedikit. Berbagai minyak nabati dapat dikonsumsi vegetarian, mulai dari minyak kelapa, minyak

  

kanola , minyak palem dan lain sebagainya. Bahan makanan ini harus dibatasi

  konsumsinya, 2-3 sendok teh saja setiap hari. Adapun golongan kacang- kacangan, seperti kacang tanah dan sejenisnya dapat dikonsumsi 1-2 porsi setiap hari.

  e.

  Mengonsumsi air, minimal delapan gelas sehari atau 2L. Vegetarian yang kesulitan memenuhi kebutuhan vitamin tertentu dapat mengonsumsi

  12

  suplemen, yakni vitamin B sebanyak 2,4 µg/d; vitamin D 200 IU/d dan kalsium 600 mg/d.

2.2.3. Gizi Vegetarian

  Pola makan Kuartet Nabati yang dijalankan oleh vegetarian merupakan ajaran sehari-hari yang dirancang oleh Physicians Committee for Responcible Medicine untuk mencapai kesehatan yang optimal. Kuartet Nabati ini terdiri atas palawija (padi-padian), sayur-sayuran, buah-buahan dan legum (kacang-kacangan) yang kaya akan karbohidrat kompleks dan serat makanan serta mencakup protein, asam lemak esensial dan vitamin serta mineral (Prawira, 2011)

  Menurut Rossi (2012), berikut ini adalah daftar komponen nutrisi dominan yang ada di dalam makanan vegetarian yang ternyata juga mampu secara maksimal memenuhi kebutuhan protein maupun energi dalam tubuh. Dengan membandingkan komponen yang ada di bahan makanan vegetarian dan kebutuhan rata-rata, maka penganut vegetarian tidak perlu khawatir kekurangan gizi (semua ukuran kandungan makanan di bawah ini adalah dalam ukuran per 100 gram makanan).

  1. Energi Kebutuhan energi rata-rata untuk orang dewasa adalah 2.000 kalori. Bahan makanan vegetarian yang merupakan sumber energi tinggi adalah olive oil 884 kkal dan walnut 642 kkal.

  2. Protein Protein merupakan zat pembangun jaringan tubuh. Bahan makanan sumber protein antara lain adalah kedelai dan olahannya seperti tahu, tempe, miso, TVP (Textured Vegetable Protein). Selain itu jenis kacang-kacangan seperti kacang hijau, kacang merah, kacang tanah, dan sayuran seperti kol dan wortel.

  Kebutuhan protein orang dewasa adalah sekitar 50 g. Dalam bahan makanan vegetarian juga terdapat sumber protein tinggi, antara lain pada kacang kedelai 36,5 g; lentil 28,1 g; dan kacang hijau 23,9 g, bandingkan dengan daging sapi/kambing tanpa lemak yang hanya 20,2 g.

  3. Karbohidrat Kaum vegetarian tidak akan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat karena memang karbohidrat merupakan penyusun utama sejumlah bahan pangan nabati. Bahan makanan sumber karbohidrat pada vegetarian adalah padi-padi dan hasil olahannya seperti nasi, bubur, ketan, gandum dan hasil olahannya seperti roti, biskuit, mie, serta jagung dan hasil olahannya seperti nasi jagung, kue jagung, maizena, umbi-umbian seperti kentang, ubi, singkong, talas, sereal. Kebutuhan karbohidrat orang dewasa adalah sekitar 300 g/hari untuk 2.000 kalori diet. Sumber karbohidrat tinggi terdapat pada nasi putih 79,3 g; kismis 71,7 g; dan pisang 21 g.

  4. Lemak Lemak berfungsi sebagai sumber energi dan pengangkut vitamin A, D, E, dan K. Lemak nabati terdiri atas lemak tak jenuh tunggal (monounsaturated fatty

  

acid/MUFA) , tidak jenuh jamak (polyunsaturated fatty acid/PUFA),dan lemak

  jenuh (saturated fatty acid/SFA). Bahan makanan sumber lemak pada vegetarian berdasarkan jenis lemak antara lain adalah : a.

  Lemak tak jenuh tunggal, misalnya asam lemak omega-3 dari biji rami, dan minyak perilla.

  b.

  Lemak tak jenuh jamak, misalnya omega-6 dari bunga kunyit, bunga matahari, wijen, minyak kedelai, dan kenari. Omega-9 dari minyak zaitun, minyak kanola, minyak kedelai, minyak kacang macademia, dan minyak kenari.

  c.

  Lemak jenuh, yaitu pada minyak kelapa.

  5. Serat Kebutuhan serat orang dewasa adalah sekitar 25 g/hari. Sumber serat tinggi terdapat pada bekatul 42,8 g; lentil 30,5 g; dan apel 2,7 g. Coba bandingkan dengan daging hewan yang ternyata tidak mengandung serat sama sekali.

  6. Vitamin Tidak ada masalah untuk asupan vitamin, karena bahan makanan vegetarian memang kebanyakan terdiri dari sayur dan buah-buahan yang kaya akan vitamin. Vitamin adalah zat penting yang diperlukan untuk membantu kelancaran zat gizi dan proses metabolisme. Defisiensi vitamin yang sering

  12

  dialami vegetarian terutama tipe vegan adalah defisiensi vitamin B . Untuk

  12

  itu diperlukan suplemen B . Selain itu, kekurangan vitamin dapat berakibat terganggunya kesehatan, karena itu diperlukan asupan harian dalam jumlah tertentu, yang idealnya bisa diperoleh dari makanan. Jumlah kecukupan vitamin per hari ditetapkan sebagai Recommended Daily Allowance/RDA.

  a.

  Vitamin A Fungsi : menjaga kesehatan mata, jaringan tubuh, mempercepat proses penyembuhan luka/infeksi, sebagai antioksidan yang membantu merangsang dan memperkuat daya tahan tubuh, serta mempertahankan kesehatan kulit dan rambut. Kebutuhan orang dewasa akan vitamin A adalah sekitar 1.000 IU/hari. Sumber terbaik adalah wortel, bayam, alpukat, buncis, katuk, kentang, tomat, labu kuning, dan lain-lain.

  b.

  Vitamin B1 (Thiamin) Fungsi : memelihara fungsi saraf, mengoptimalkan aktifitas kognitif dan fungsi otak, membantu proses metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein, serta mengatur sirkulasi dan fungsi darah. Kebutuhan orang dewasa akan vitamin B1 adalah sekitar 1,5 mg/hari. Vitamin ini banyak terdapat pada biji bunga matahari 2,29 mg; wheat germ 1,88 mg; kedelai 0,874 mg; beras pecah kulit; serta buah dan sayuran.

  c.

  Vitamin B2 (Riboflavin) Fungsi : mencegah katarak, gangguan pencernaan, kulit dan depresi.

  Kebutuhan rata-rata orang dewasa adalah 1,7 mg/hari. Sumber terbaiknya adalah kacang kedelai 0,870 mg; bekatul 0,577 mg; sayur-sayuran hijau.

  d.

  Vitamin B12 (Sianokobalamin) Fungsi : mengatur pembentukan sel darah merah, mencegah kerusakan dinding saraf, sintesa DNA, serta mengubah karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi. Kebutuhan rata-rata orang dewasa adalah 2-3,5 mikrogram per hari. Walaupun banyak terdapat pada daging hewan, vitamin ini terdapat juga pada tempe, spirulina, rumput laut, dan bakteri

  12

  di usus yang dapat memproduksi vitamin B ini. Para vegetarian

  12 disarankan untuk mengonsumsi suplemen B demi kenyamanan. e.

  Vitamin C (Asam Askorbat) Fungsi : membantu penyembuhan luka, penyerapan zat besi dan kalsium, serta mempertahankan kesehatan kulit dan jaringan. Kebutuhan rata-rata orang dewasa adalah 60 mg/hari. Vitamin ini banyak terkandung pada jambu biji 184 mg; kiwi 98 mg; brokoli 93,2 mg; jeruk 53,2 mg; serta segala macam buah dan sayuran berdaun hijau (bayam, sawi, dan lain- lain).

  f.

  Vitamin D Fungsi : membantu pembentuka gigi dan tulang, serta pembentukan darah. Kebutuhan orang dewasa akan vitamin D adalah sekitar 400 IU.

  Sumber terbaik vitamin D adalah sinar matahari.

  g.

  Vitamin E Fungsi : mempertahankan kesehatan umum, kulit, dan rambut.

  Memperlambat proses penuaan, sebagai antioksidan, dan menaikkan kekebalan tubuh. Kebutuhan rata-rata orang dewasa adalah 10-3 IU/hari.

  Sumber terbaiknya adalah minyak gandum, biji mentah, biji bunga matahari, alpukat, buncis, taoge, kangkung, sayuran, dan lain-lain.

  h.

  Vitamin K Fungsi : membantu terbentuknya senyawa-senyawa pembeku darah dan menjaga tulang dari kerapuhan. Kebutuhan rata-rata orang dewasa adalah 80 mikrogram. Vitamin K banyak terdapat pada taoge, gandum, sayuran hijau, dan lain-lain.

7. Mineral

  Mineral dibutuhkan tubuh untuk menjaga agar organ tubuh berfungsi secara normal. Seperti halnya vitamin, asupan mineral bagi penganut vegetarian juga bukan merupakan hal yang susah.

  a.

  Kalsium Fungsi : membantu proses pembentukan tulang dan gigi serta berperan dalam tekanan darah dan sistem hormonal. Kebutuhan orang dewasa akan kalsium adalah sekitar 800 mg/hari. Sumber terbaiknya adalah biji wijen 975 mg, kedelai 277 mg, almond 266 mg, kubis 47 mg, bayam 99 mg, gandum utuh, tumbuhan polong, dan lain-lain.

  b.

  Fosfor Fungsi : menjaga kondisi tulang dari kehilangan kalsium, membentuk otot, dan membantu sintesa hormon testosteron. Kebutuhan rata-rata orang dewasa adalah 1.000 mg/hari. Fosfor banyak terdapat pada polong- polongan, sayuran, dan buah-buahan.

  c.

  Magnesium Fungsi : menjaga kesehatan jantung dengan membantu mengatur ritme dan aktivitasnya. Bagi manula, magnesium dapat membantu penyerapan kalsium oleh tubuh untuk menjaga kesehatan tulang dari risiko osteoporosis. Kebutuhan orang dewasa per harinya adalah sekitar 350 mg.

  Biji bunga matahari 354 mg, bekatul 611 mg, dan kentang 21 mg merupakan bahan makanan yang kaya akan magnesium. d.

  Besi Fungsi : membantu pembentukan sel darah merah dan sel otot. Kebutuhan rata-rata orang dewasa adalah 10-18 mg/hari. Sumber terbaiknya adalah kedelai 15,7 mg; bekatul 10,6 mg; pollen 9 mg; pistachio 6,8 mg; biji bunga matahari 6,77 mg; garbanzo 6,2 mg; almond 3,7 mg; bayam 2,71 mg; dan kacang ercis 1,47 mg.

  e.

  Selenium Fungsi : melindungi sel-sel (jantung dan darah) dari kerusakan akibat oksidasi dan membantu metabolisme iodin. Kebutuhan orang dewasa per harinya adalah 55 mikrogram. Selenium banyak terdapat pada gandum utuh, beras pecah kulit, brazil nut, dan biji-bijian.

  f.

  Potasium Fungsi : bekerja sama dengan sodium menjaga keseimbangan cairan di daalam sel dan mengirim impuls saraf, serta memegang peranan penting dalam kerja otot termasuk otot jantung. Kebutuhan rata-rata orang dewasa adalah 2000-3500 mg/hari. Sumber terbaiknya adalah kedelai 1, 797 mg; almond 732 mg; alpukat 599 mg; bayam 558 mg; dan wortel 323 mg.

  g.

  Sodium Fungsi : menjaga keseimbangan cairan di luar sel dan memudahkan bekerjanya impuls saraf. Kebutuhan orang dewasa akan sodium adalah sekitar 150 mikrogram per hari (± ¼ sdt garam meja). Sumber terbaik dari sodium adalah asparagus, mentimun, seledri, wortel, kelapa, dan rumput laut.

2.2.4. Penelitian Mengenai Pola Makan Vegetarian dan Penyakit Degeneratif

  Pola makan vegetarian telah banyak memberikan dampak positif bagi dunia kesehatan. Ada beberapa fakta menurut American Medical Association (2003) yaitu antara lain : a.

  Satu dari dua kematian di dunia ini akibat penyakit jantung.

  b.

  Satu dari empat manusia menderita hipertensi.

  c.

  Satu dari sepuluh manusia menderita diabetes akibat ketidakcocokan diet hewani dengan fisiologi tubuh.

  d.

  90-97% penyakit jantung dapat dihindari dengan diet vegetarian.

  e.

  40-60% penyakit kanker dapat dihindari dengan tidak mengonsumsi protein hewani.

  Selain itu ditemukan hasil penelitian lain yang mendukung untuk memilih pola makan vegetarian sebagai pola makan sehari-hari seperti yang dikutip dari Gabriela Kando (2014), yaitu : a.

  Vegetarian dapat mengurangi gejala-gejala penyakit seperti arthritis hiperkolesterolemia mengatasi obesitas (Rui, 2003; Lampe, 2003).

  b.

  Vegetarian memperpanjang umur harapan hidup (Singh et al, 2003; Willett, 2003).

  c. American Dietetic Association (ADA) dan Dietitians of Canada menyatakan bahwa diet vegetarian yang direncanakan dengan tepat adalah sehat, cukup gizi dan memberikan keuntungan bagi kesehatan untuk mencegah dan mengobati berbagai penyakit tertentu. (J Am Diet Assoc. 2003;103:748-765).

  American Dietetic Association (ADA) dan Dietitians of Canada d.

  menyatakan bahwa diet vegetarian termasuk vegan dapat memenuhi kebutuhan protein, besi, seng, kalsium, vitamin D, riboflavin, vitamin B12, vitamin A, n-3 asam lemak dan iodium. (J Am Diet Assoc. 2003;103:748-765).

  e. American Dietetic Association (ADA) dan Dietitians of Canada menyatakan bahwa diet vegetarian memberikan sejumlah keuntungan gizi termasuk menurunkan kadar lemak jenuh, kolesterol dan protein hewani, meningkatkan kadar karbohidrat, serat, magnesium, kalium, folat dan antioksidan seperti vitamin C dan E dan fitokimia. (J Am Diet Assoc. 2003;103:748-765).

  f. American Dietetic Association (ADA) dan Dietitians of Canada menyatakan bahwa vegetarian telah dilaporkan memiliki indeks massa tubuh (IMT) yang lebih rendah daripada non-vegetarian, demikian pula dengan tingkat kematian lebih rendah karena penyakit jantung daripada non-vegetarian. (J Am Diet Assoc.

  2003;103:748-765).

  g. American Dietetic Association (ADA) dan Dietitians of Canada menyatakan bahwa diet vegetarian juga menunjukkan kadar kolesterol darah dan tekanan darah yang lebih rendah, kejadian hipertensi, diabetes tipe 2 dan kanker prostat dan kolon yang lebih rendah (J Am Diet Assoc. 2003;103:748-765).

  h. American Dietetic Association (ADA) Dietitians of Canada menyatakan bahwa diet vegan dan jenis vegetarian lainnya yang direncanakan dengan baik adalah cocok untuk semua kelompok umur dalam daur hidup termasuk ibu hamil, ibu menyusui, bayi, anak dan dewasa.

2.3. Penyakit Degeneratif Penyakit degeneratif merupakan penyakit yang mengiringi proses penuaan.

  Penyakit ini terjadi seiring bertambahnya usia. Penyakit degeneratif adalah penyakit akibat penurunan fungsi organ/alat tubuh.

  Tubuh mengalami defisiensi produksi enzim & hormon, imunodefisiensi, peroksida lipid, kerusakan sel (DNA), pembuluh darah, jaringan protein & kulit (Kando, 2014).

  Penyakit degeneratif adalah istilah yang secara medis digunakan untuk menerangkan adanya suatu proses kemunduran fungsi sel saraf tanpa sebab yang diketahui, yaitu dari keadaan normal ke keadaan lebih buruk. Penyebab penyakit sering tidak diketahui, termasuk diantaranya kelompok penyakit yang dipengaruhi oleh faktor genetik atau paling sedikit terjadi pada salah satu anggota keluarga sehingga sering disebut penyakit heredodegeneratif (Japardi, 2002).

  Pada beberapa dekade terakhir, penyakit degeneratif telah menggeser posisi penyakit infeksi sebagai penyakit tertinggi dan penyebab kematian terbesar di dunia.

  Pola diet kurang sehat dan seimbang seperti konsumsi makanan tinggi lemak, rendah serat, serta kurang buah dan sayur diketahui memiliki hubungan yang erat dengan peningkatan risiko terjadinya berbagai penyakit degeneratif. Diantara penyakit degeneratif yang dapat terjadi akibat konsumsi pangan adalah penyakit diabetes mellitus, hiperkolesterolemia dan asam urat/gout (Kusharisupeni, 2010).

2.3.1. Diabetes Mellitus

  Diabetes adalah suatu penyakit karena tubuh tidak mampu mengendalikan jumlah gula, atau glukosa dalam aliran darah. Ini menyebabkan hiperglikemia, suatu keadaan gula darah yang tingginya sudah membahayakan. Faktor utama pada diabetes ialah insulin, suatu hormon yang dihasilkan oleh kelompok sel beta di pankreas. Insulin memberi sinyal kepada sel tubuh agar menyerap glukosa. Insulin, bekerja dengan hormon pankreas lain yang disebut glukagon, juga mengendalikan jumlah glukosa dalam darah. Apabila tubuh menghasilkan terlampau sedikit insulin atau jika sel tubuh tidak menanggapi insulin dengan tepat terjadilah diabetes (Setiabudi, 2008).

  Menurut International Diabetes Federation (IDF) seperti yang dikutip dari Setiabudi (2008), seseorang dapat dikatakan diabetes mellitus bila didiagnosis dengan kriteria diagnostik diabetes mellitus dan gangguan toleransi glukosa yaitu: kadar glukosa darah sewaktu (plasma vena) ≥ 200 mg/dL, kadar glukosa darah puasa (plasma vena) ≥ 126 mg/dL, kadar glukosa plasma ≥ 200 mg/dL pada 2 jam sesudah beban glukosa 75 gram pada Test Toleransi Glukosa Oral (TTGO).

  Diabetes tipe 1 adalah diabetes yang bergantung pada insulin dimana tubuh kekurangan hormon insulin, dikenal dengan istilah Insulin Dependent Diabetes

  Mellitus (IDDM). Diabetes tipe 1 merupakan kondisi autoimun yang menyebabkan

  kerusakan sel ß pankreas sehingga menimbulkan defisiensi insulin absolut. Pada diabetes mellitus tipe 1 merupakan gangguan poligenik dengan peran faktor genetik sebesar 30%. Sebagian besar individu dengan IDDM biasanya dengan berat badan normal atau di bawah normal. Gejala klasik IDDM yang tidak diobati adalah poliuria (peningkatan pengeluaran urine), polidipsia (peningkatan cairan yang masuk), polifagia (peningkatan makanan yang masuk), dan kehilangan berat badan. Sampai saat ini, Diabetes Mellitus tipe 1 hanya dapat diobati dengan pemberian terapi insulin yang dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan.

  Diabetes Mellitus tipe 2 merupakan gangguan insulin yang berbeda dengan diabetes tipe 1. Kasus diabetes tipe 2 terdapat lebih dari 90% kasus di seluruh dunia dibandingkan diabetes tipe 1. Diabetes tipe 2 disebut juga maturity onset biasanya menyerang orang berusia sekitar 40 tahun dimana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat berfungsi dengan semestinya, dikenal juga dengan istilah Non Insulin

  Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM). Hal ini dikarenakan kecacatan dalam

  produksi insulin, resistensi terhadap insulin atau berkurangnya sensitifitas (respon) sel dan jaringan tubuh terhadap insulin yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah. Obesitas sering dikaitkan dengan penyakit ini. Sekitar 80% pasien diabetes tipe 2 mengalami obesitas karena obesitas berkaitan dengan resistensi insulin. Penyakit diabetes tipe 2 ini dapat dikendalikan dengan diet, olah raga, atau obat anti diabetes.

  Ada beberapa ras manusia di dunia ini yang punya potensi tinggi untuk terserang diabetes mellitus. Peningkatan penderita diabetes di wilawah Asia jauh lebih tinggi dibanding di benua lainnya. Bahkan diperkirakan lebih 60% penderita berasal dari Asia.

  Diagnosis klinis diabetes mellitus umumnya akan dipikirkan apabila ada keluhan khas berupa poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya. Keluhan lain yang mungkin disampaikan penderita antara lain badan terasa lemah, sering kesemutan, gatal-gatal, mata kabur, disfungsi ereksi pada pria, dan pruritus vulvae pada wanita. Untuk lebih jelasnya dilihat pada tabel berikut ini:

  Bukan DM Belum Pasti DM DM Kadar glukosa darah Plasma vena < 100 100

  • – 199 ≥ 200 sewaktu (mg/dL) Darah kapiler < 90

  90

  • – 199 ≥ 200 Kadar glukosa darah Plasma vena < 100 100
  • – 125 ≥ 126 puasa (mg/dL)

  Darah kapiler < 90 90 – 99 ≥ 100

  Sumber : Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan DM Tipe 2 di Indonesia, PERKENI 2011

Tabel 2.1 Kriteria Penegakan Diagnosis DM

2.3.2. Kolesterol

  Kolesterol adalah lemak berwarna kekuningan dan berupa seperti lilin yang diproduksi oleh tubuh manusia terutama di dalam hati (Lars, 1997). Kolesterol merupakan lemak yang penting namun jika terlalu berlebihan dalam darah dapat membahayakan kesehatan, bila ditinjau dari sudut kimiawi kolesterol diklasifikasikan ke dalam golongan lipid (lemak) berkomponen alkohol steroid (Sitopoe, 1992 ) .

  Kadar kolesterol di dalam darah adalah dibawah 200 mg/dl. Apabila melampaui batas normal maka disebut sebagai hiperkolesterolemia.

  Hiperkolesterolemia biasanya terdapat pada penderita obesitas, diabetes mellitus, hipertensi, perokok serta orang yang sering minum-minuman beralkohol (Hardjono, 2003).

  Kolesterol ada dua sumbernya : pertama kolesterol yang ada dalam makanan, semua bahan makanan asal hewani, daging, telur, susu, dan hasil perikanan, jaringan otak, jaringan saraf, dan kuning telur . Kedua, hati dan usus yang mensintesis kolesterol dari senyawa-senyawa yang konfigurasi molekulnya berbeda dari kolesterol (Graha KC, 2010).

  Kolesterol dan lemak menempel di permukaan protein kemudian beredar di seluruh tubuh. Sehingga dikenal dengan sebutan lipoprotein. Jenis lipoprotein yang dapat memicu terjadinya atherosclerosis yang terdiri dari total kolesterol, LDL, HDL, dan trigliserida. Partikel-partikel ini memiliki sifat khusus dan berbeda pada proses pembentukan atherosclerosis seperti di kutip dari (Graha KC, 2010) adalah sebagai berikut : a.

  LDL (low density lipoprotein), yang paling banyak mengangkut kolesterol di dalam darah. LDL mengandung paling banyak kolesterol dari semua lipoprotein, dan merupakan pengirim kolesterol utama dalam darah. Sel hati memproduksi kolesterol kemudian disebarkan ke jaringan-jaringan tubuh.

  Kadar LDL kolesterol yang tinggi dan pekat di dalam darah akan menyebabkan kolesterol lebih banyak melekat pada dinding-dinding pembuluh darah. Kolesterol yang melekat akan melakukan tumpukan- tumpukan lalu mengendap, membentuk plak pada dinding-dinding pembuluh darah. Tumpukan LDL kolesterol yang mengendap menyebabkan rongga pembuluh darah menyempit, sehingga saluran darah terganggu dan bisa mengakibatkan risiko penyakit pada tubuh seseorang seperti stroke, jantung koroner, dan lain sebagainya.

  b.

  HDL (high density lipoprotein), disebut juga kolesterol baik dan cenderung bergerak kembali ke hati. Orang-orang yang berolah raga, tidak merokok, dan menjaga berat badan ideal cenderung mempunyai kadar HDL yang lebih tinggi.

  c.

  Trigliserida, yaitu jenis lemak dalam darah yang dapat memengaruhi kadar kolesterol dalam darah. Kelebihan trigliserida akan dihidrolisa oleh enzim lipoprotein lipase, sisa hidrolisa kemudian oleh hati dimetabolisasikan menjadi LDL kolesterol (Soeharto, 2004).

  Tingginya tingkat gula darah pada seseorang akan meningkatkan kadar LDL kolesterol dalam darah, dan menurunkan kadar HDL. Penderita diabetes yang memiliki kadar gula yang tinggi dapat memicu tubuhnya untuk memiliki kadar LDL kolesterol yang tinggi. Akibatnya penumpukan kolesterol di dalam darah pun akan semakin banyak dan meningkatkan risiko memiliki kadar kolesterol di dalam tubuh dan penyakit jantung (Saktyowati, 2008).

  Untuk mengetahui kadar kolesterol dalam darah berserta komponennya harus melalui suatu pemeriksaan pada kadar lemak dalam darah. Dari hasil pemeriksaan kadar lemak darah sangat penting untuk mengetahui seseorang menderita dislipidemia atau tidak. Pemeriksaan dilakukan setelah puasa 12-16 jam (selama puasa hingga pengambilan darah tidak boleh makan dan minum, kecuali air putih tanpa gula). Parameter yang diperiksa paling sedikit meliputi kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL, dan trigliserida. Menurut US National Cholesterol

  Education Program (NCEP) (2001) yaitu :

1. Kolesterol total a.

  Sehat/normal : kadar kolesterol < 200 mg/dL b. Mengkhawatirkan/batas tinggi : kadar kolesterol 200-239 mg/dL c.

  Buruk/tinggi : kadar kolesterol ≥ 240 mg/dL

  2. Kolesterol LDL (kolesterol jahat) a.

  Optimal : < 100 mg/dL b. Diatas optimal : 100-129 mg/dL c. Mengkhawatirkan/batas tinggi : 130-159 mg/dL d. Buruk/tinggi : 160-189 mg/dL e. Sangat buruk/sangat tinggi : ≥ 190 mg/dL

  3. Kolesterol HDL (kolesterol baik) a.

  Buruk/rendah : < 40 mg/dL b. Mengkhawatirkan : 41-59 mg/dL c. Diharapkan/tinggi : ≥ 60 mg/dL

  4. Kadar trigliserida a.

  Sehat/normal : < 150 mg/dL b. Ambang tinggi : 150-199 mg/dL c. Buruk/tinggi : 200-499 mg/dL d. Sangat buruk/sangat tinggi : ≥ 500 mg/dL

2.3.3. Asam Urat Asam urat merupakan sebutan orang awan untuk rematik pirai (gout artritis).

  Asam urat adalah produk akhir atau produk buangan yang dihasilkan dari metabolisme/pemecahan purin. Asam urat sebenarnya merupakan antioksidan dari manusia dan hewan, tetapi bila dalam jumlah berlebihan dalam darah akan mengalami pengkristalan dan dapat menimbulkan gout. Asam urat mempunyai peran sebagai antioksidan bila kadarnya tidak berlebihan dalam darah, namun bila kadarnya berlebih asam urat akan berperan sebagai prooksidan (Suherman, 2010).

  Secara umum asam urat adalah sisa metabolisme zat purin yang berasal dari makanan yang kita konsumsi. Purin sendiri adalah zat yang terdapat dalam setiap bahan makanan yang berasal dari tubuh makhluk hidup. Dengan kata lain, dalam tubuh makhluk hidup terdapat zat purin ini, lalu karena kita memakan makhluk hidup tersebut, maka zat purin tersebut berpindah ke dalam tubuh kita. Berbagai sayuran dan buah-buahan juga terdapat purin (Hidayat, 2007).

  Menurut Spicher (1994), kadar asam urat dapat diketahui melalui hasil pemeriksaan darah dan urin. Nilai rujukan kadar darah asam urat normal pada laki- laki yaitu 3.6-8.2 mg/dl sedangkan pada perempuan yaitu 2.3-6.1 mg/dL. Kadar asam urat normal menurut tes enzimatik maksimum 7 mg/dl. Sedangkan pada teknik biasa, nilai normalnya maksimum 8 mg/dl. Bila hasil pemeriksaan menunjukkan kadar asam urat melampaui standar normal itu, penderita dimungkinkan mengalami hiperurisemia. Kadar asam urat normal pada pria dan perempuan berbeda. Kadar asam urat normal pada pria berkisar 3-7 mg/dl dan pada perempuan 2,5-6 mg/dl.

  Kadar asam urat di atas normal disebut hiperurisemia (Suherman, 2010).

  Untuk pencegahan asam urat, disarankan untuk diet rendah purin. Diet yang efektif sangat penting untuk menghindari komplikasi dan mengurangi biaya pengobatan, pengaturan diet sebaiknya dilakukan bila kadar asam urat melebihi 7 mg/dL. Selain itu untuk pencegahan asam urat juga bisa dilakukan dengan tidak meminum aspirin (bila membutuhkan obat pengurang sakit, pilih jenis ibuprofen dan lainnya), perbanyak minum air putih terutama bagi penderita yang mengidap batu ginjal untuk mengeluarkan kristal asam urat di tubuh, makan makanan yang mengandung potasium tinggi seperti : sayuran dan buah-buahan, kentang, alpukat, susu dan yogurt, pisang, makan buah-buahan kaya vitamin C, terutama jeruk dan strawberry, aktif secara seksual (seks dapat memperlancar produksi urin sehingga menurunkan kadar asam urat), konsumsi salah satu produk alami seperti sidaguri, habbatussauda, brotowali, dan teh hijau (Ahmad, 2011).

2.4. Vegetarian dan Diabetes Mellitus, Kolesterol, dan Asam Urat

2.4.1. Vegetarian dan Diabetes Mellitus

  Para ilmuwan dan para peneliti telah menemukan bahwa diabetes Tipe 2 dapat dirawat lebih efektif dengan pola makan vegetarian yang rendah lemak daripada pola makan diabetes standar. Di samping itu, pola makan vegetarian yang rendah lemak bahkan mungkin lebih efektif mengobati penyakit tersebut daripada pengobatan zat tunggal dengan obat-obatan diabetes yang diminum (Sirpis, 2010).

  Diabetes Tipe 2 adalah bentuk penyakit yang paling umum yang diderita oleh 85-90% dari semua penderita diabetes. Penyakit ini biasanya dikaitkan secara umum dengan usia lanjut. Akan tetapi, karena gaya hidup masa kini yang tidak sehat, tinggi lemak, jarang berolah raga, maka ada lebih banyak generasi muda yang menderita penyakit tersebut termasuk anak-anak (Sirpis, 2010).

  Penelitian terakhir the Adventist Health Study memperlihatkan penurunan risiko terkena DM yang signifikan pada kelompok vegetarian jika dibandingkan dengan kelompok pemakan daging (nonvegetarian). Dari populasi ± 60.000 pria dan wanita pengikut diet vegetarian yang diteliti dalam penelitian tersebut ditemukan prevalensi diabetes lebih kurang satupertiga dari prevalensi diabetes mellitus pada nonvegetarian (2,9% dan 7,6%), sementara kelompok lacto-ovo vegetarian, pesco- vegetarian, dan semivegetarian, memiliki prevalensi diabetes mellitus diantaranya, yaitu masing-masing sebesar 3,2%, 4,8%, and 6,1%. Ada beberapa hipotesis yang dikemukakan untuk menjelaskan hasil penelitian di atas. Dalam hal ini makanan vegan yang dimaksud berupa makanan alami yg terdiri dari biji-biji utuh dan sereal sebagai sumber karbohidrat, kacang-kacangan sebagai sumber protein, sayur dan buah. Jadi bukan tepung gandum, roti atau mie dan makanan olahan lain termasuk gluten dari tepung terigu yg dijadikan bahan pangan pengganti daging. Hipotesis tersebut antara lain adalah :

  Kelompok vegan memiliki profil lipid yang lebih baik daripada nonvegetarian 1. mengingat makanan vegetarian tidak mengandung kolesterol (yang menjadi ciri lemak hewani karena senyawa sterol dalam nabati adalah fitosterol atau sitosterol yang justru mampu menurunkan kadar kolesterol darah) tapi kaya akan serat. Sebaliknya makanan hewani kaya akan kolesterol tapi tidak mengandung serat. Gangguan pada profil lipid (dislipidemia) ternyata meningkatkan risiko terkena gangguan metabolisme karbohidrat yang dikenal sebagai penyakit Diabetes Mellitus. Serat solubel dalam makanan vegetarian bukan hanya menurunkan indeks 2. glikemik makanan (IG mengukur berapa besar kenaikan kadar gula darah setelah seseorang makan makanan tertentu dibandingkan gula glukosa) tetapi juga menghambat kerja enzim termasuk alfa-glikosidase yang memfasilitasi penyerapan gula di dalam usus. Asupan serat yang tinggi juga memperlambat pengosongan lambung dan menurunkan kadar gula darah sesudah makan di samping mengurangi pula respons insulin (mencegah hipoglikemia pada pasien DM).

  3. Kelompok vegetarian ternyata memiliki tubuh yang lebih ramping daripada

  nonvegetarian. Dalam penelitian di atas, indeks massa tubuh (BMI atau Body

  

Mass Index ) pada vegetarian rata-rata sebesar 23,6 (di bawah nilai 25 yang

  menjadi batas kegemukan) sedangkan BMI rata-rata pada nonvegetarian adalah 28,8. Orang yang gemuk memiliki risiko terkena pradiabetes (sindrom metabolik) dibandingkan orang yang tubuhnya normal yaitu BMI antara 18 dan 25.

  4. Senyawa heme yang banyak terdapat di dalam daging ternyata dapat menjadi radikal bebas yang merusak sel beta penghasil insulin dalam pankreas.

  Sebaliknya heme atau zat besi organik dalam sayuran dan kacang-kacangan yang berwarna merah (bit merah, bayam merah dan kacang polong) tidak sebanyak daging sehingga mengurangi bahaya radikal bebas di dalam tubuh.

  5. Daging sering mengandung nitrosamin yang merupakan hasil penguraian bahan pengawet daging sodium nitrit ketika daging itu dibakar atau digoreng.

  Nitrosamin bukan hanya menyebabkan kanker tapi juga dapat merusak sel beta. Nitrosamin ditemukan bersifat toksik bagi sel beta pankreas dan meningkatkan risiko DM tipe 1 dan tipe 2 pada percobaan binatang dan risiko DM tipe 1 pada beberapa penelitian epidemiologi.

  Makanan nabati umumnya kaya akan magnesium karena kandungan 6. klorofilnya. Hemoglobin dan mioglobin dalam sel darah merah serta otot/daging memiliki inti zat besi yang membuatnya berwarna merah sementara klorofil dalam sayuran hijau dan kacang hijau memiliki inti magnesium yang membuatnya berwarna hijau. Korelasi terbalik antara risiko DM dan asupan magnesium mungkin disebabkan oleh efeknya pada sensitivitas insulin, kerja insulin, dan metabolisme glukosa (Andryhart, 2011).

2.4.2. Vegetarian dan Kolesterol

  Kolesterol ditemukan pada produk-produk hewan, seperti daging, unggas, ikan, produk susu, dan semua jenis telur kecuali produk tumbuh-tumbuhan. Memilih daging tanpa lemak ternyata juga tidak cukup menghindari tidak memperoleh kolesterol. Setiap 4 ons daging sapi atau daging ayam mengandung 100 mg kolesterol. Kolesterol sangat tinggi banyak ditemukan pada kerang-kerangan. Hal terbaik yang bisa dilakukan adalah mengurangi lemak dan menghindari produk hewani. Menjadi Vegetarian dengan mengonsumsi makanan dari tumbuh-tumbuhan seperti padi-padian, kacang-kacangan, sayur-sayuran, dan buah-buahan adalah makanan terbaik untuk menjaga masukan lemak jenuh yang rendah dan menghindari kolesterol. Menjadi vegetarian berarti bebas terhadap semua produk hewani dan menurunkan risiko terserang penyakit jantung (Yenti, 2009).

  Dalam suatu penelitian memperlihatkan orang-orang yang melakukan diet vegetarian mengurangi kadar lemak jenuh sampai 26% dan mencapai penurunan kolesterol yang berarti dalam hanya 6 minggu. Selain kadar lemak yang sangat rendah pada makanan vegetarian, protein sayuran juga membantu menurunkan resiko serangan jantung. Penelitian menunjukkan, mengganti protein hewan dengan protein kedelai mengurangi kadar kolesterol walaupun kadar jumlah total lemak dan lemak jenuh dalam makanan tetap sama. Selain itu, keuntungan tambahan makanan vegetarian adalah serat. Serat yang larut menolong memperlambat penyerapan beberapa komponen makanan seperti kolesterol. Serat juga mengurangi jumlah kolesterol yang diproduksi oleh hati. Oats, barley, kacang-kacangan, buah-buahan, dan sayuran adalah sumber serat larut yang baik. Serat tidak dijumpai pada produk hewani (Yenti, 2009).

2.4.3. Vegetarian dan Asam Urat

  Penelitian telah menemukan bahwa orang yang paling banyak makan daging merah, unggas, dan ikan memiliki kadar asam urat yang lebih tinggi dan risiko lebih besar terkena asam urat, dibandingkan dengan mereka yang makan lebih sedikit (Karlson, 2012).

  Pada penderita asam urat, perubahan pola makan sangat direkomendasikan untuk membantu mencegah serangan di masa depan, dengan cara menghilangkan daging dan alkohol merupakan langkah penting. Obesitas juga berkaitan dengan asam urat atau gout, selain itu dengan memilih makanan yang rendah zat purin. Purin adalah batu bangunan gen, pesan genetik dalam tubuh. Mereka secara alamiah ada di semua sel tubuh dan dalam beberapa makanan (Karlson, 2012).

  Kelompok bahan makanan menurut kandungan purin dan anjuran makan : a. Kelompok 1 (dihindari) : Kandungan purin tinggi (100-1000 mg purin/100gr bahan makanan) : Otak, hati, jantung, ginjal, jeroan, ekstrak daging/kaldu, bebek, ikan sardin, kerang. b.

  Kelompok 2 (dibatasi) : Kandungan purin sedang (9-100 mg purin/100gr bahan makanan) : Daging, ikan, ayam, udang, daun dan biji melinjo, daun singkong, kangkung, bayam, kacang, asparagus, kacang tanah, kacang kedelai.

  c.

  Kelompok 3 (dapat dimakan/dapat diabaikan) : Kandungan purin rendah, nasi, ubi, singkong, jagung, roti, mie, bihun, tepung beras, sayuran (kecuali sayuran dalam kelompok 2), buah-buahan, kue kering puding atau agar-agar, lemak/minyak, gula.

2.5. Kerangka Teori

  Vegetarian merupakan suatu pola makan yang timbul dari rasa kepedulian terhadap hewan-hewan, perbaikan atas kondisi kelaparan di dunia, mengurangi pencemaran lingkungan, dan kepercayaan pada suatu agama atau ajaran. Menurut

  American Dietetic Association (ADA) dan Dietitians of Canada , diet vegetarian juga

  menunjukkan kadar kolesterol darah dan tekanan darah yang lebih rendah, kejadian hipertensi, diabetes tipe 2 dan kanker prostat dan kolon yang lebih rendah. Selain itu vegetarian termasuk vegan dapat memenuhi kebutuhan protein, besi, seng, kalsium, vitamin D, riboflavin, vitamin B12, vitamin A, n-3 asam lemak dan iodium.

  Kelompok yang bukan vegetarian atau kelompok yang mengonsumsi makanan baik nabati maupun hewani dikatakan lebih berisiko untuk mengalami penyakit non infeksi. American Dietetic Association (ADA) dan Dietitians of Canada menyatakan bahwa vegetarian telah dilaporkan memiliki indeks massa tubuh (IMT) yang lebih rendah daripada non vegetarian, demikian pula dengan tingkat kematian lebih rendah karena penyakit jantung daripada non vegetarian.

  Kadar gula darah adalah hasil pemeriksaan keadaan seseorang yang menunjukkan kadar glukosa darah normal setelah puasa 8 jam dan pada saat tidak puasa yaitu ˂ 100mg/dL melalui pemeriksaan dengan menggunakan alat test kadar glukosa darah.

  Kadar kolesterol adalah hasil pemeriksaan keadaan seseorang yang menunjukkan kadar kolesterol total dalam darah normal yaitu sebesar < 200 mg/dL melalui pemeriksaan dengan menggunakan alat test kadar kolesterol.

  Kadar asam urat adalah hasil pemeriksaan keadaan seseorang yang menunjukkan kadar asam urat normal yaitu ˂ 7 mg/dL pada laki-laki dan ˂ 6 mg/dL pada perempuan melalui pemeriksaan dengan menggunakan alat test kadar asam urat.

2.6. Kerangka Konsep

  Konsep dari penelitian yang akan dilakukan merupakan penyederhanaan dari kerangka teori. Variabel yang akan diteliti meliputi kadar gula darah, kadar kolesterol dan kadar asam urat antara kelompok vegetarian dan non vegetarian. Secara skematis kerangka konsep penelitian dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

   Variabel Independen Variabel Dependen

  Kadar Gula Darah Pola Makan

  Kadar Kolesterol Kadar Asam Urat

Dokumen yang terkait

Perbedaan Pola Makan, Kadar Gula Darah, Kolesterol dan Asam Urat Antara Kelompok Vegetarian dan Non Vegetarian di Perumahan Cemara Asri Kecamatan Percut Sei Tuan Deli Serdang Tahun 2014

8 99 121

Pola konsumsi, Status Gizi dan Prestasi Belajar Anak Vegetarian dan Non Vegetarian Siswa Kelas V Sekolah Dasar di Yayasan Perguruan Bodhicitta Medan Tahun 2013

5 59 89

Tinjauan Pola Makan Keluarga pada Suku Batak Toba dan Suku Jawa di Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2002

1 45 83

Pola Makan Dan Status Gizi pada Kelompok Vegetarian Maitreya Indonesia (KVMI) di Kota Medan

3 59 57

Faktor-Faktor Perumahan Yang Berhubungan Dengan Gangguan Pernapasan Pada Balita Di Perumnas Mandala Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004

0 32 84

Perilaku Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Terhadap Pola Makan Vegetarian Tahun 2011

6 79 130

Gambaran Kadar Hemoglobin, Pola Konsumsi, Serta Pola Penyakit Pada Wanita Vegetarian Dan Non Vegetarian Dikeluarga Vegetarian Maitreya Indonesia (Kvmi) Medan Tahun 20

0 43 91

Hubungan Pengetahuan dengan Konsumsi Suplemen Asam Folat Pada Ibu Hamil di Rumah Bersalin Madina Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

0 93 74

Pola Makan dan Status Gizi Keluarga Etnis Tionghoa di Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang Tahun 2014

1 70 87

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Analisis Strategi Pengelolaan Sedimentasi Dimuara Sungai Percut Terhadap Potensi Ekonomi Di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang

0 1 33