Manajemen Produksi dan Operasi Komoditas

MATA KULIAH MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI

MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI
KOMODITAS CABAI MERAH
Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Produksi dan Operasi Semester
II

Dosen :
Pandi Pardian, ST., MBA.

Disusun Oleh :
Kelompok 1

Fauziana Hilda

150610120066
Kelas B

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN

JATINANGOR
2013

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, wr, wb.
Pertama-tama kami ucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat ridho-Nya, kami dapat menyusun dan menyelesaikan tugas makalah
untuk Mata Kuliah Manajemen Produksi dan Operasi ini dengan maksimal dan
tepat waktu.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing Mata
Kuliah Manajemen Produksi dan Operasi yang telah membimbing kami
mahasiswa-mahasiswanya dalam menyusun dan menyelesaikan tugas makalah
ini.
Tidak lupa juga kami berterimakasih kepada orangtua dan keluarga kami
yang selalu setia mendukung kami dalam menyelesaikan laporan ini.
Kami selaku penyusun makalah ini menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran-saran dan
kritik yang membangun dari para pembaca sehingga makalah ini dapat tersaji
menjadi lebih baik dan sesuai dengan yang diharapkan.

Atas perhatian dan waktu yang diluangkan untuk sekedar membaca makalah
ini, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum, wr, wb

Jatinangor, 10 September 2013

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang............................................................................................

1.2

Perumusan Masalah....................................................................................


1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................
1.4

Metode Penulisan.......................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Manajemen operasi merupakan penerapan ilmu manajemen untuk
mengatur kegiatan operasi secara efektif dan efisien. Ruang lingkup
manajemen

operasi


meliputi

perencanaan

output,

desain

proses

transformasi, perencanaan kapasitas, perencanaan pembangunan pabrik,
perencanaan tata letak fasilitas, desain aliran kerja, manajemen persediaan,
manajemen proyek, skeduling, pengendalian kualitas, dan keandalan
kualitas.
Dunia pertanian masa kini memerlukan sebuah pengelolaan yang
dapat menunjang hasil produksi pertanian, maka dari itu bidang pertanian
pun memerlukan adanya sebuah proses manajemen operasi dan produksi
untuk menghasilkan sistem pertanian yang berkelanjutan dan produk yang
berkualitas. Manajemen operasi dan produksi mengatur kegiatan produksi
dari awal pengadaan input hingga produk dipasarkan. Input produksi

menjadi output yang efektif dan efisien dengan adanya pengelolaan
operasi dan produksi.
1.2

Rumusan Masalah
- Bagaimana demografi wilayah Desa Cikeruh?
- Apa saja komoditas yang ditanam di desa Cikeruh?
- Bagaimana proses on farm yang dilakukan dalam pengolahan
-

cabai merah?
Bagaimana proses pengelolaan produksi dan operasi dalam

bercocok tanam cabai merah?
- Bagaimana produktivitasnya?
2. Bagaimana proses pengolahan pasca panen dan pemasarannya?
1.1 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui demografi wilayah Desa Cikeruh.
2. Untuk mengetahui komoditas yang ditanam di desa Cikeruh.
3. Untuk mengetahui proses on farm yang dilakukan dalam pengolahan

cabai merah.

4. Untuk mengetahui proses pengelolaan produksi dan operasi dalam
bercocok tanam cabai merah.
5. Untuk mengetahui produktivitas cabai merah.
6. Untuk mengetahui proses pengolahan pasca panen dan pemasaran
cabai merah.

1.4 Metode Penulisan
Metode penulisan yang penulis gunakan untuk membuat laporan
ini adalah dengan cara mencari sumber dari berbagai media massa
elektronik dan melakukan wawancara dengan salah satu anggota gapoktan
di Desa Cikeruh, Sumedang. Dengan metode penulisan yang telah
diuraikan di atas, penulis dapat membuat laporan ini dengan sebaikbaiknya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Manajemen produksi terdiri dari dua kata, yaitu manajemen dan produksi.
Terdapat beberapa pengertian manajemen yang pada dasarnya adalah usaha untuk

mencapai tujuan yang dilakukan dengan cara mengkoordinasikan kegiatan orang
lain melalui perencanaan, pengarahan, dan pengawasan. Fungsi pokok didalam
manajemen adalah keuangan, personalia, pemasaran, dan produksi. Pengertian
produksi diartikan sebagai kegiatan menghasilkan barang untuk tujuan
memperoleh keuntungan. Pengertian ini terlalu sempit, sebab produksi juga dapat
menghasilkan jasa. Oleh karena itu, istilah produksi kemudian dikembangkan
dengan operasi.
Yang dimaksud dengan operasi atau operation adalah kegiatan merubah
masukkan menjadi keluaran sehingga lebih bermanfaat daripada bentuk aslinya.
Dengan kata lain, operasi adalah kegiatan merubah bentuk untuk menambah
manfaat atau menciptakan manfaat baru. Masukan atau input dikategorikan dua
macam, yaitu faktor-faktor produksi yang berupa man, money, material, method,
dan informasi. Informasi adalah input yang berasal dari luar lembaga yang
menjalankan operasi. Sedangkan keluaran atau output adalah produk, yaitu dapat
berupa barang dan jasa.
Dari kedua arti yang terdapat diatas dapat dijelaskan bahwa manajemen
produksi dan operasi adalah serangkaian aktifitas yang menghasilkan nilai dalam
bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. Sehingga
manajemen operasi adalah penerapan ilmu manajemen untuk mengatur kegiatan
operasi secara efektif dan efisien.


BAB III
PEMBAHASAN

3.1

Jenis Komoditas
Komoditas yang akan kami bahas kali ini ialah cabai. Cabai merupakan

tananaman asli Amerika Tengah, tepatnya di Bolivia. Diperkirakan, cabai di
Indonesia pertama kali dibawa oleh seorang Portugis bernama Ferdinand
Magellan (1480-1521). Sebelumnya Columbus membawa cabai dari Amerika ke
Spanyol (Capsicum annuum) sebagai orang yang berjasa menyebarkan cabai ke
seluruh dunia.
Klasifikasi botani tanaman cabai adalah sebagai berikut:



Divisi : Spermatophyta




Sub divisi : Angiospermae



Kelas : Dicotyledoneae



Keluarga : Solanaceae



Genus : Capsicum



Spesies : Capsicum annuum L.
Salah seorang petani yang bernama Bapak Anang yangkami wawancarai


memiliki lahan kebun cabai yang terletak di Desa Cikeruh, Kecamatan Jatinangor,
Kabupaten Sumedang. Lahan yang dimiliki bapak Anang untuk komoditas cabai
itu sendiri seluas seratus tumbak (1 tumbak=14 m 2), sedangkan untuk keseluruhan
lahan yang digarapnya (termasuk kacang panjang, padi, terong, serta komoditas
lain) seluas tiga ratus tumbak.

3.2

Demografi Desa Cikeruh

Letak geografis dan topografi
Desa Cikeruh adalah salah satu dari 12 desa di wilayah kecamatan Jatinangor
yang terletak tidak jauh dari pusat pemerintahan Kecamatan Jatinangor. Nama
Cikeruh sendiri diambil dari Sebuah sungai yang mengalir melalui beberapa desa
di Kecamatan Cikeruh/Jatinangor. Desa Cikeruh merupakan daerah yang
dimekarkan menjadi dua desa yaitu Desa Cikeruh sebagai Desa induk dan Desa
Hegarmanah sebagai desa pemekaran pada tahun 1982 karena secara geografis
dan jumlah penduduk Desa Cikeruh layak untuk dimekarkan. Desa Cikeruh
sendiri saat ini di kepalai oleh Kepala Desayang bernama Bapak Rachmat.

Desa Cikeruh mempunyai luas wilayah seluas ±14,6 KM 2 atau sekitar 160 Ha.
Desa Cikeruh berada di ketinggian 400-600 M dpl ( diatas permukaan laut ), yang
terdiri dari 3 dusun, 11 rukun warga ( RW ) dan 47 rukun tetangga ( RT ), dan
perlu diketahui bahwa Dusun I warungkalde merupakan pusat perdagangan dan
jasa karena berada di jalan protokol provinsi dan berada dekat dengan kota
kecamatan, dusun II Ciawi merupakan penyangga pemukiman, dan terakhir dusun
III Cikeruh merupakan penyangga pemukiman dan pertanian.
Desa Cikeruh memiliki batas wilayah administratif sebagai berikut :
-

Sebelah Utara : Desa Cileles
Sebelah Timur : Desa Hegarmanah
Sebelah Selatan : Desa Mekargalih
Sebelah Barat : Desa Sayang

Iklim di Desa Cikeruh yaitu Musim Kemarau dan Musim Penghujan, yang
diantaranya ada Musim Pancaroba. Hal tersebut mempengaruhi pola tanam di
Desa Cikeruh. Suhu udara rata rata di Desa Cikeruh 23 0 – 270 C, banyaknya curah
hujan 241 mm/tahun.
Luas dan Sebaran penggunaan Lahan
Pada umumnya lahan di desa cikeruh digunakan sebagai lahan pemukiman, dan
hanya 25% yang digunakan sebagai lahan pertanian, dan itu pun untuk
menyangga kehidupan masyarakat yang masih mengandalkan dari hasil pertanian.
Hal ini menunjukkan bahwa desa cikeruh tidak mengandalkan sumber daya
alamnya melainkan mengandalkan sektor perdagangan dan jasa.
Luas lahan Desa Cikeruh 160 Ha, yang terdiri dari 35 Ha sebagai lahan petanian,
1,853 Ha digunakan sebagai tanah kas Desa, sekitar 75 Ha sebagai lahan

pemukiman, 15 Ha sebagai asrama brimob, 20Ha sebagai lahan perumahan Puri
Indah, 2 Ha sebagai lahan pemakaman umum, sertasisanya 12 Ha lahan tidak
produktif.

Kependudukan
Penduduk Desa cikeruh berdasarkan data terakhir hasil sensus penduduk tahun
2010 tercatat 13308 jiwa, tahun 2009 sebanyak 11313 jiwa, tahun 2008 sebanyak
9879 jiwa, mengalami pertumbuhan penduduk setiap tahunnya rata-rata 9,22%
Jumlah penduduk Desa Cikeruh
No

Tahun

Jumlah

1
2
3
4

2007
2008
2009
2010

9778 Jiwa
9879 Jiwa
11313 Jiwa
13308 Jiwa

Laju
pertumbuhan
0%
1,02%
12,67%
14,99%

Dengan jumlah Rumah Tangga saat ini sebanyak 2535 Kepala Keluarga.

3.3 Proses On Farm Bercocok Tanam Cabai Merah
1. Pengolahan tanah
Penyiapan lahan bertujuan untuk memperbaiki drainase dan aerasi
tanah, meratakan permukaan tanah dan menghilangkan gulma. Pengolahan
tanah berupa pembajakan/pencangkulan, pembersihan gulma, perataan
permukaan tanah, dan pembuatan bedengan, guludan, garitan, lubang
tanam. Untuk lahan kering/tegalan: lahan diolah sedalam 30-40 cm sampai
gembur, dibuat bedengan dengan lebar 1-1,2 m, tinggi 30 cm, jarak antar
bedeng 30 cm. Dibuat lubang tanam dengan jarak tanam (50-60 cm) x (4050 cm). Antara bedengan dibuat parit sedalam 50 cm dan lebar 50 cm.
Tanah di atas bedengan diolah sampai gembur dan lubang tanam dibuat
dengan jarak tanam 50 cm x 40 cm. Setelah itu tanah ditutup dengan
mulsa. 100 bata menggunakan 1 golong mulsa.

2. Pemberian pupuk organik
Setiap lubang tanam diberi pupuk dasar 0,5-1 kg pupuk kandang,
yaitu kotoran sapi dan domba. Pemberian pupuk kandang pada saat
pengolahan lahan 70%, dengan perkiraan 1 kg/tanaman. Jadi untuk 100
tumbak dibutuhkan pupuk kandang sebanyak 1,5 kw. Pemberian pupuk
kimia dengan pupuk kandang berselang 2 minggu setelah pemberian
pupuk kandang. Bedengan yang telah dipupuk dirapikan kembali.
Banyak hal yang harus kita perhatikan, dari pemupukan susulan
dan pengendalian hama penyakit, serta lalu bagaimana mempertahankan
pertumbuhan tanaman cabe supaya bertahan lama sehingga dengan
bertahannya tanaman cabe kita tersebut banyak juga hasil panen yang akan
kita hasilkan. nah inilah yang sayua maksut diatas bagaimana membuat
panen kita berlimpah dengan biaya murah.
3. Pembibitan dan penanaman
Dalam hal pembibitan cabai, sebaiknya dilakukan apabila
penyiapan lahan sudah 70% selesai. Hal ini untuk menghindari dari bibit
terlalu tua (terlambat tanam), selain itu, persiapan media semai terdiri dan
tanah, pupuk kandang, pupuk SP-36 ditambah insektisida furadan.
Sebelum benih ditebar dipembibitan /ditanam dalam polybag, benih harus
diberi perlakuan.
Apabila lahan pertanaman berbentuk terasering bukan lahan datar,
maka penanaman sebaiknya dimulai dan hamparan paling bawah, dengan
demikian apabila tanaman tua terserang penyakit tidak akan menular
ketanaman muda lewat air yang mengalir. Ditegaskannya, penggunaan
bibit yang agar seragam, dimana dalam satu petakan/bedengan usahakan
bibit yang ditanam seragam besarnya. Sedangkan untuk umur bibit siap
ditanam, imbuhnya pada umur 20-25 hari (berdaun 3—4 helai).
Penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari, dan pada musim hujan
penanaman dapat dilakukan kapan saja asalkan kondisi udara tidak terlalu
panas.
4. Pemeliharaan

Tanaman cabai disemprot dengan pestisida setiap 3 hari sekali
untuk mengurangi hama yang menyerang tanaman cabai. Selain itu
penyiraman secara rutin dilakukan ketika air surut, karena diantara
bedengan dibuat jarak untuk menanam padi sehingga tanaman cabai pun
tidak akan kekurangan air.
3.4 Proses Pengelolaan Produksi dan Operasi dalam Bercocok Tanam Cabai
Merah
Manajemen

produksi

dan

operasi

merupakan

proses

yang

berkesinambungan dan efektif, menggunakan fungsi manajemen untuk
mengintegrasikan berbagai sumber daya secara efektif dan efisien. Dalam
bercocok tanam cabai merah, input yang digunakan adalah bibit cabai merah,
pupuk kandang, pestisida. Input-input tersebut kemudian diolah sesuai
dengan lahan yang tersedia, agar menghasilkan output yang berkualitas.
Proses pengolahan input diiringi oleh proses pemeliharaan tanaman cabai
yang mana dilakukan proses penyiraman, pemupukan, penyiangan dan
pemberantasan hama, yang dilakukan setiap 3 hari sekali. Hal ini sangat
mendukung kegiatan produksi yang efektif dan efisien. Pak Anang selalu
menjadwalkan kapan harus menyiram, kapan harus menyiangi, dan kapan
harus memanen. Dari proses produksi yang dijalani oleh Pak Anang, beliau
berhasil memproduksi cabai merah yang baik dan berkualitas sehingga
mampu menembus pasar, selain produktivitasnya baik, beliau juga
mendapatkan untung yang luar biasa dari bercocok tanam cabai merah.

3.5

Produktivitas
Produktivitas secara terpadu melibatkan semua usaha manusia. Dengan

produktivitas mengandung pengertian sikap mental yang selalu mempunyai
pandangan bahwa kehidupan hari ini harus lebih baik dari kemarin dan hari esok
lebih baik dari hari ini.
Produksi dan produktivitas merupakan dua pengertian yang berbeda.
Peningkatan produksi menunjukkan pertambahan jumlah hasil yang dicapai,

sedangkan peningkatan produktivitas mengandung pengertian pertambahan hasil
dan perbaikan cara produksi. Peningkatan produksi tidak selalu disebabkan oleh
peningkatan

produktivitas,

karena

produksi

dapat

meningkat

walaupun

produktivitas tetap atau menurun.
Peningkatan produktivitas dapat dilihat dalam tiga bentuk :
a) Jumlah keluaran (output) dalam mencapai tujuan meningkat dengan
menggunakan sumber daya (input) yang sama.
b) Jumlah keluaran (output) dalam mencapai tujuan sama atau meningkat
dicapai dengan menggunakan sumber daya (input) yang lebih sedikit.
c) Jumlah keluaran (output) dalam mencapai tujuan yang jauh lebih besar
diperoleh dengan pertambahan sumber daya (input) yang relatif lebih
kecil.
Sumber daya manusia memegang peranan yang utama dalam proses
peningkatan produktivitas, karena alat produksi dan teknologi pada hakekatnya
merupakan hasil karya manusia.
Produktivitas adalah keluaran (output) produk atau jasa per setiap masukan
(input) sumber daya yang digunakan dalam suatu proses produksi. Tingkat ukur
produktivitas sangat beragam bergantung kepada kepentingan yang terkait.
Produktivitas dapat dinyatakan dalam ukuran fisik (physical productivity) dan
ukuran finansial (financial productivity) apabila kepentingan tersebut adalah
keuntungan. Produktivitas dapat menggunakan ukuran moneter sebagai tolak
ukur. Apabila waktu menjadi kepentingan manajemen produktivitas maka dapat
menggunakan ukuran moneter sebagai tolak ukurnya.
Pada komoditas cabai yang bapak Anang tanam, didapatkan produktivitas
yang cukup tinggi. Dari data yang kami peroleh, didapatkan bahwa output yang
dihasilkan dari pengolahan kebun cabai yang digarap dan dibudidayakan setiap
harinya, bapak Anang mendapat keuntungan yang amat tinggi.
Bila dilihat dari segi/ ukuran produktivitas secara fisik, cabai yang dipanen
berukuran besar, segar, dan berkualitas. Dalam segi finansial, dengan modal awal

hanya sekitar lima juta rupiah, saat ini pak Anang mampu menjual cabai seharga
Rp 25.000 per kg dengan tiap panen mencapai satu ton. Maka dari itu, dengan
perawatan yang tidak begitu sulit (hama ulat tidak begitu sulit diatasi dan
pemberian pestisida dua hari sekali) serta dlaam waktu yang tidak lama,
didapatkan hasil yang banyak dan baik. Maka kebun cabai yang dikelola bapak
Anang tersebut memiliki produktivitas yang tinggi.

3.6

Kegiatan Pasca Panen dan Pemasaran

Cabai merupakan tanaman yang mudah rusak dan bersifat musiman, sehingga
petani menerapkan teknik budidaya yang dianjurkan sehingga menghasilkan cabai
yang banyak saat panen raya yang kemudian mengakibatkan menurunnya harga
cabai .
Menurut Bapak Anang, petani yang kami wawancarai, beliau bisa menghasilkan
cabai kurang lebih sebanyak satu ton setiap kali panen. Dengan luas tanah hanya
100 tumbak atau kira-kira 1400 meter persegi, para petani bisa menghasilkan hasil
yang banyak.
Kegiatan memetik atau memanen cabai rawit yang telah siap panen sesuai
persyaratan yang telah ditentukan untuk memperoleh hasil sesuai dengan
persyaratan yang diminta pasar. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada
kegiatan panen adalah pemanenan dilakukan pada umur panen yang tepat untuk
menghasilkan mutu yang baik, pemanenan dilakukan dengan cara yang tidak
menurunkan hasil, hasil panen dilakukan secara hati-hati, alat dan wadah yang
digunakan untuk panen dalam keadaan baik, bersih, bebas kontaminasi serta
bukan bekas pestisida atau pupuk serta mudah dibersihkan, hasil panen cabai
rawit tidak boleh dicampur dengan cabai yang busuk atau terkena penyakit. Pada
saat panen, buah cabai rawit yang rusak sebaiknya disingkirkan, kemudian cabai
rawit yang baik dimasukkan ke dalam karung jala dan apabila akan disimpan
dapat diletakkan di tempat kering, sejuk dengan sirkulasi udara yang baik.
Pada kegiatan pasca panen Cabe yang disimpan dengan suhu sekitar 4 derajat
Celcius dengan kelembaban (RH) 95% sampai dengan 98 % dapat tahan sekitar 4
minggu dan pada kondisi penyimpanan dengan temperatur 10 derajat celcius cabai

rawit

masih

dalam

keadaan

baik

sampai

dengan

16

hari.

Penyimpanan cabai rawit segar dengan cara biasa waktunya tidak akan lama,
tetapi kalau dikeringkan maka daya simpannya akan lebih lama. Cabai yang akan
dikeringkan harus dipilih yang berkualitas baik, hal tersebut ditandai dengan cabai
yang berisi dan segar, kemudian tangkai cabai dibuang lalu cabai dicuci bersih.
Kemudian dimasukkan dalam air panas beberapa menit, lalu didinginkan dengan
cara dicelupkan dalam air dingin. Selanjutnya ditiriskan di atas anyaman bambu
atau kawat kasa sehingga airnya keluar semua. Setelah ditiriskan kemudian cabai
rawit dijemur pada panas matahari sampai kering, biasanya kurang lebih selama
satu minggu.Pada musim hujan , pengeringan cabai rawit dapat menggunakan
pemanas. Di dalam ruangan pemanas tersebut diberi para-para beberapa lapis
untuk meletakkan cabai rawit. Lapisan cabai rawit jangan terlalu tebal, cukup satu
lapis agar cepat kering. Sebagai sumber panas dapat memakai lampu listrik ,
kompor, tungku arang atau bahan lainnya.

Ruangan pemanas dapat dibuat dari kayu yang berbentuk seperti almari dan
bagian dalam diberi lapisan seng. Sumber pemanas diletakkan di bawah almari
yang telah diberi lubang, di dalam pemanas ada para-para beberapa lapis. Bagian
atas almari diberi ventilasi yang penutupnya dapat diatur besar kecilnya lubang
untuk mengatur suhu dalam almari. Suhu dalam almari diatur lebih kurang 60
derajat celcius, jangan terlalu panas dengan mengatur ventilasi. Apabila
temperatur telah melebihi 60 derajat celcius maka lubang ventilasi dibuka lebar.
Supaya cabai rawit keringnya merata maka para-para bisa diubah letaknya,
misalnya bagian atas di pindah ke bawah demikian sebaliknya. Banyaknya parapara tergantung besar kecilnya almari dan jarak antar para-para sekitar 15-20 cm.
Kemudian cabai rawit dibolak-balik letaknya setiap 3 jam. Dengan menggunakan
alat pemanas paling lama dua hari cabai rawit akan kering. Cabai rawit dianggap
kering bila kandungan airnya atau kadar air sekitar 8 %. Dalam keadaan demikian
cabai rawit dapat disimpan lebih lama, namun harus dihindarkan dari serangan
hama dan disimpan dalam wadah kedap udara. Cabai rawit yang dikeringkan
dapat langsung dipakai atau dapat digunakan untuk campuran saos dan cabai
bubuk.

BAB IV
PENUTUP

4.1

Kesimpulan
5. Manajemen produksi dan operasi adalah penerapan ilmu manajemen untuk
mengatur kegiatan operasi secara efektif dan efisien. Komoditas yang
kami bahas mengenain manajemen produksi dan operasinya ialah cabai
merah. Cabai merupakan tananaman asli Amerika Tengah, tepatnya di
Bolivia. Diperkirakan, cabai di Indonesia pertama kali dibawa oleh
seorang Portugis bernama Ferdinand Magellan (1480-1521).
6. Salah seorang petani bernama Bapak Anang yang kami wawancarai
memiliki lahan kebun cabai yang terletak di Desa Cikeruh, Kecamatan
Jatinangor, Kabupaten Sumedang.

Lahan yang dimiliki bapak Anang

untuk komoditas cabai itu sendiri seluas seratus tumbak (1 tumbak=14
m2), sedangkan untuk keseluruhan lahan yang digarapnya (termasuk
kacang panjang, padi, terong, serta komoditas lain) seluas tiga ratus
tumbak.
7. Desa Cikeruh adalah salah satu dari 12 desa di wilayah kecamatan
Jatinangor yang terletak tidak jauh dari pusat pemerintahan Kecamatan
Jatinangor. Iklim di Desa Cikeruh yaitu Musim Kemarau dan Musim
Penghujan, yang diantaranya ada Musim Pancaroba. Hal tersebut
mempengaruhi pola tanam di Desa Cikeruh. Suhu udara rata rata di Desa
Cikeruh 230 – 270 C, banyaknya curah hujan 241 mm/tahun. Pada
umumnya lahan di desa cikeruh digunakan sebagai lahan pemukiman, dan
hanya 25% yang digunakan sebagai lahan pertanian, dan itu pun untuk
menyangga kehidupan masyarakat yang masih mengandalkan dari hasil
pertanian. Penduduk Desa cikeruh berdasarkan data terakhir hasil sensus
penduduk tahun 2010 tercatat 13308 jiwa.
8. Proses on-farm bercocok tanam cabai merah dimulai dengan pengolahan
tanah berupa pembajakan atau pencangkulan, pembersihan gulma,
perataan permukaan tanah, dan pembuatan bedengan, guludan, garitan,
lubang tanam. Kedua, pemberian pupuk organik yaitu setiap lubang tanam

diberi pupuk dasar 0,5-1 kg pupuk kandang, seperti kotoran sapi dan
domba. Pemberian pupuk kandang pada saat pengolahan lahan 70%,
dengan perkiraan 1 kg/tanaman. Jadi untuk 100 tumbak dibutuhkan pupuk
kandang sebanyak 1,5 kw. Pemberian pupuk kimia dengan pupuk kandang
berselang 2 minggu setelah pemberian pupuk kandang. Bedengan yang
telah dipupuk dirapikan kembali. Ketiga, pembibitan dan penanaman.
Pembibitan dilakukan apabila penyiapan lahan sudah 70% selesai.
Sedangkan penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari, dan pada
musim hujan penanaman dapat dilakukan kapan saja asalkan kondisi udara
tidak terlalu panas. Keempat, pemeliharaan yaitu tanaman cabai disemprot
dengan pestisida setiap 3 hari sekali untuk mengurangi hama yang
menyerang tanaman cabai. Selain itu penyiraman secara rutin dilakukan
ketika air surut, karena diantara bedengan dibuat jarak untuk menanam
padi sehingga tanaman cabai pun tidak akan kekurangan air.
9. Dalam bercocok tanam cabai merah, input yang digunakan adalah bibit
cabai merah, pupuk kandang, pestisida. Input-input tersebut kemudian
diolah sesuai dengan lahan yang tersedia, agar menghasilkan output yang
berkualitas.
10. Proses pengolahan input diiringi oleh proses pemeliharaan tanaman cabai
yang mana dilakukan proses penyiraman, pemupukan, penyiangan dan
pemberantasan hama, yang dilakukan setiap 3 hari sekali. Hal ini sangat
mendukung kegiatan produksi yang efektif dan efisien.
11. Produktivitas adalah keluaran (output) produk atau jasa per setiap
masukan (input) sumber daya yang digunakan dalam suatu proses
produksi. Pada komoditas cabai yang bapak Anang tanam, didapatkan
produktivitas yang cukup tinggi. Dari data yang kami peroleh, didapatkan
bahwa output yang dihasilkan dari pengolahan kebun cabai yang digarap
dan dibudidayakan setiap harinya, bapak Anang mendapat keuntungan
yang amat tinggi. Maka kebun cabai yang dikelola bapak Anang tersebut
memiliki produktivitas yang tinggi.

12. Kegiatan memetik atau memanen cabai rawit yang telah siap panen harus
sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan dan mengikuti permintaan
pasar. Menurut Bapak Anang, petani yang kami wawancarai, beliau bisa
menghasilkan cabai kurang lebih sebanyak satu ton setiap kali panen. Pada
kegiatan pasca panen cabai merah yang disimpan dengan suhu sekitar 4
derajat celcius dengan kelembaban (RH) 95% sampai dengan 98 % dapat
tahan sekitar 4 minggu dan pada kondisi penyimpanan dengan temperatur
10 derajat celcius cabai rawit masih dalam keadaan baik sampai dengan 16
hari. Penyimpanan cabai rawit segar dengan cara biasa waktunya tidak
akan lama, tetapi kalau dikeringkan maka daya simpannya akan lebih
lama. Cabai rawit yang telah dikeringkan dapat langsung dipakai atau
dapat digunakan untuk campuran saos dan cabai bubuk.
4.2

Saran
Sebaiknya selain menanami padi di lahan-lahan yang terdapat di
Desa Cikeruh, para petani lebih bisa memanfaatkan lahannya dengan cara
menanaminya dengan bibit cabai merah. Karena setelah kami melakukan
survey dan wawancara kepada salah satu gapoktan Desa Cikeruh,
membudidayakan cabai merah di lahannya itu sangatlah menguntungkan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Tanaman Cabai. Dalam: http://cms.1m-bio.com/tanaman-cabai/. Diakses
pada 8 September 2013 pukul 08.16.
Deni.

2013.

Pemerintah

Desa

Cikeruh.

Dalam:

http://desa-

cikeruh.blogspot.com/search/label/ Profil. Diakses pada tanggal 14 Mei
2013 pukul 15.09.
Edra.

2013.

Budidaya

Cabai,

dalam:

http://edrafarm.blogspot.com/2013/03/budidaya-cabe-dengan-biayamurah-hasil.html (online). Diakses pada tanggal 9 September 2013 pukul
19.15.
IPDN.

2011.

Profil

Desa

Cikeruh.

Dalam:

http://desacikeruhipdn9.blogspot.com/2011/07/profil-desa-cikeruh.html.
Diakses pada tanggal 14 Mei 2013 pukul 15.28.
Lihan,

faisal.

2010.

Cara

Bercocok

Tanam

cabai

Merah,

dalam:

http://pakarinfo.blogspot.com/2010/06/cara-bercocok-tanam-cabemerah.html (online). Diakses pada tanggal 9 September 2013 pukul 19.23.
Mangkuprawira,

Tb.

Sjafri.

2008.

Manajemen

Produktivitas.

Dalam:

http://maidun-gleekapay.blogspot.com/2008/07/manajemenproduktivitas.html. Diakses pada 9 September 2013 pukul 20.02.
Wahyono, Budi. 2012. Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi, dalam:
http://www.pendidikanekonomi.com/2012/03/pengertian-manajemenproduksi-dan.html (online). Diakses pada tanggal 9 September 2013 pukul
19.03.

Profil Narasumber :
Narasumber 1

Nama

: Bapak Anang

Alamat

: Desa Cikeruh, Kecamatan Jatinangor-Sumedang.

Narasumber 2
Nama
Jabatan
Umur
Alamat

: Awam Dawam
: Sekretaris Desa
: 46 tahun
: Dusun Sirahcitanggulun RT. 01 RW. 02 Desa Jatimukti,
Jatinangor, Sumedang-Jawa Barat.