Rezim Politik dan Pertumbuhan Ekonomi An

FADILLA SARASWATI & BUNGA HAYATI

Rezim Politik dan Pertumbuhan Ekonomi

Rezim suatu negara pasti mempengaruhi kondisi perekonomian negara tersebut. Dalam
tulisannya, Adam Przeworski dan Fernando Limongi memperlihatkan argumen-argumen yang
mendukung serta menolak rezim politik dictator dan rezim politik demokratis mampu
mendorong pertumbuhan ekonomi.
Argument yang percaya bahwa rezim yang demokratis mampu mendorong
pertumbuhan ekonomi didasari oleh pemikiran bahwa pemerintahan yang demokratis mampu
menjaga hak kepemilikan, argument ini didukung oleh pendapat north dan Thomas, 1973
(North, 1990) bahwa pengamanan terhadap hak kepemilikan sangat penting untuk menciptakan
pertumbuhan. North juga menjelaskan bahwa “ semakin besar kemungkinan seorang penguasa
mempergunakan hak kepemilikan untuk keuntungannya sendiri maka ekspektasi terhadap
keuntungan serta insentif akan semakin rendah sehingga perlu dibuat seperangkat peraturan
yang relevan dan mampu mengamankan hak kepemilikan dan harus ada lembaga yang
berwenang dalam menangani permasalahan ini. Dan hal seperti ini hanya dapat di temukan
dalam rezim demokratis.” Demokrasi juga membuka peluang untuk berjalannya mekanisme
pasar, yang membuka kesempatan untuk setiap individu dapat memperoleh dan mengelola
sumber daya yang mereka miliki tanpa campur tangan pihak lain. Sehingga produktivitas
meningkat dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Sementara pandangan bahwa demokrasi

menghambat pertumbuhan berpijak pada argument bahwa demokrasi itu menigkatkan
konsumsi masyarakat dan menurunkan investasi. Hal ini bisa terjadi karena mekanisme pasar
yang berjalan melahirkan banyak pilihan barang, sehingga memicu konsumsi yang tinggi dan
menyebabkan sebagian besar pendapatan dihabiskan untuk konsumsi. Investasi yang berkurang
juga disebabkan oleh gerakan buruh yang berusaha mengartikulasikan kepentingannya. Hal ini
dapat terjadi hanya dalam kondisi pemerintahan yang demokratis. Gerakan buruh tersebut
biasanya memperjuangkan kenaikan upah atau penurunan jam kerja yang meningkatkan biaya
produksi dan berdampak pada menurunnya keuntungan perusahaan sehingga alokasi dana
investasi juga menurun.

FADILLA SARASWATI & BUNGA HAYATI
Dilain pihak ada argument yang mendukung bahwa rezim yang diktator mampu
mendorong pertumbuhan ekonomi. Karena menciptakan perekonomian yang stabil. Negara
yang kuat juga mampu menekan tingginya angka konsumsi, sehingga meningkatkan jumlah
investasi. Dan penekanan terhadap angka konsumsi itu tidak dapat diwujudkan di negara
demokratis. Negara demokrasi membuka kesempatan untuk mengintervensi hak milik orang
lain sehingga perekonomian menjadi tidak stabil. Untuk mengatasinya diperlukan negara yang
kuat untuk menjaga dan melindungi hak milik dari gangguan-gangguan pribadi/swasta. Namun
sejatinya ini adalah sebuah dilema dimana kekuatan negara diperlukan tetapi justru kekuatan
itu juga menjadi ancaman yang potensial pula.

Bukti statistik yang ditemukan oleh Przeworski dan Limongi merangkum 18 studi dan
dihasilkan 21 temuan, 8 temuan mendukung bahwa demokrasi mendorong pertumbuhan, 8
penemuan lainnya mendukung autoritarianisme mendorong pertumbuhan, dan 5 lainnya tidak
memperlihatkan perbedaan. Tapi bukti statistik itu tidak mendukung studi yang dihasilkan
sehingga membuat kecacatan dalam studinya. Sebagian kritikus beranggapan kalau kediktatoran
lebih baik dalam memobilisasi tabungan, disisi lain pembela demokrasi berpendapat kalau
demokrasi lebih baik dalam mengelola investasi. Dan kedua hal tersebut benar adanya. Hingga
di akhir muncul pemikiran kalau sebenarnya rezim politik dan pertumbuhan ekonomi itu
sebenarnya tidak ada hubungannya. Politik memang mempengaruhi perekonomian, tapi rezim
sendiri belum tentu mempengaruhi pembangunan.
Sampai sekarang perdebatan tentang rezim mana yang lebih baik dalam mendukung
pembangunan ekonomi belum ditemukan jawabannya. Karena hasil dari penelitianpenelitiannya belum ada yang benar-benar mendukung rezim otoriter ataupun yang benarbenar mendukung rezim diktator. Sehingga masih dibuka kesempatan yang selebar-lebarnya
untuk meneliti lebih lanjut.

Bibliography
Przeworski, A., & Limongi, F. (1993). Political Regimes and Economic Growth. The Journal of Economic
Perspectives, 51 - 69.

FADILLA SARASWATI & BUNGA HAYATI
Przeworski, A., Alvarez, M. E., Cheibub, J. A., & Limongi, F. (2009). Democracy and Development. New

York: Cambridge University Press.