T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Model Pengembangan Komponen Standar Perpustakaan Sekolah Di SMA Negeri 12 Semarang T2 BAB II

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perpustakaan
2.1.1. Pengertian Perpustakaan
Kata

dasar

perpustakaan

adalah

pustaka.

Perpustakaan berasal dari bahasa Sansekerta yang
berarti buku, naskah, pinustaka. Sebagai kata turunan
perpustakaan dibentuk dengan menambah awalan perdan

akhiran

akhiran


-an

-an.

Pembentukan

mengandung

arti

awalan
yang

per- dan

berhubungan

dengan kata dasar. Karena itu perpustakaan berarti
kegiatan yang berkenaan dengan masalah pustaka,

buku dan naskah. Kegiatan tersebut dilakukan oleh
suatu badan tertentu , lembaga tertentu atau unit kecil
suatu lembaga. Darmono (2007) menyebutkan secara
sederhana pengertian perpustakaan adalah salah satu
bentuk organisasi sumber belajar yang menghimpun
berbagai informasi dalam bentuk buku dan bukan
buku yang dapat dimanfaatkan oleh pemakai (guru,
siswa, dan masyarakat) dalam upaya mengembangkan
kemampuan dan kecakapannya.
Ciri-ciri perpustakan menurut Bafadal (2011: 2)
adalah

sebagai

merupakan

suatu

berikut:


(a)

unit

kerja;

Perpustakaan
(b)

itu

Perpustakaan

mengelola sejumlah bahan pustaka; (c) Perpustakaan
harus digunakan oleh pemakai; (d) Perpustakaan
sebagai

sumber

informasi.


Sutarno

(2006:

12),

menyebutkan bahwa ciri-ciri sebuah perpustakaan
adalah sebagai berikut ini; (a) Tersedianya ruangan /
gedung,

yang

dipergunakan

khusus

untuk
12


perpustakaan; (b) Adanya koleksi bahan pustaka /
bacaan dan sumber informasi lainnya; (c) Adanya
petugas yang menyelenggarakan kegiatan dan melayani
pemakai; (d) Adanya komunitas masyarakat pemakai;
(e) Adanya sarana dan prasarana yang diperlukan; (f)
Diterapkannya suatu sistem atau mekanisme tertentu
yang merupakan tata cara, prosedur dan aturan-aturan
agar segala sesuatunya berlangsung lancar.
Anthony dalam Irawati (2009: 130) menyebutkan
agar perpustakaan berkembang secara efektif harus
didukung

oleh

pustakawan

yang

profesional,


pustakawan perpustakaan sekolah efektif, ia harus
mempunyai

tiga

pengetahuan

dasar

pengetahuan

pendidikan,

(2)

yaitu:

(1)

pengetahuan


perpustakaan, dan (3) pengetahuan teknologi.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan
pengertian perpustakaan adalah suatu unit kerja yang
berupa

tempat

mengumpulkan,

menyimpan

dan

memelihara koleksi bahan pustaka yang dikelola dan
diatur secara sistematis dengan cara tertentu, untuk
digunakan secara kontinu oleh pemakainya sebagai
sumber informasi.
2.1.2. Fungsi Perpustakaan Sekolah
Sutarno (2006: 73-75) menyebutkan fungsi-fungsi

perpustakaan

dapat

dirinci

sebagai

berikut:

(a)

Pengadaan bahan pustaka; (b) Pengolahan; (c) Layanan;
(d)

Pemasyarakatan

/

sosialisasi;


(e)

Kerja

sama

layanan antar perpustakaan; (f) Pengembangan sumber
daya manusia; (g) Pembinaan dan pengembangan
organisasi; (h) Melakukan upaya preservasi koleksi; (i)
13

Membuat peraturan atau tata tertib; (j) Penerapan dan
pemanfaatan teknologi informasi; (k) Menciptakan dan
mengembangkan iklim perpustakaan.
Purwono dan Suharmini (2006: 14) menyebutkan
bahwa

pada


umumnya

perpustakaan

mempunyai

fungsi yang sama, sebagai berikut: (a) Penyimpanan; (b)
Pendidikan; (c) Informasi; (d) Penelitian; (e) Rekreasi
Kultural.
Sutarno dan Purwono (2006: 34) menyatakan
bahwa setiap jenis perpustakaan mempunyai fungsi
yang sama pengadaan bahan pustaka, pengolahan,
layanan, sosialisasi, pengembangan SDM, preservasi
koleksi, pemanfaatan teknologi informasi, penelitian,
dan rekreasi kultural. Diperlukan manajemen yang
baik

untuk

menjadikan


perpustakaan

dapat

menjalankan fungsi secara optimal. Terdapat berbagai
fungsi perpustakaan, yaitu:
a. Pendidikan
Menurut Purwono dan Suharmini (2006: 14),
perpustakaan merupakan tempat belajar seumur
hidup, lebih-lebih mereka yang sudah bekerja atau
telah meninggalkan bangku sekolah ataupun putus
sekolah. Perpustakaan selalu dikaitkan dengan
buku, sedangkan buku selalu dikaitkan dengan
kegiatan belajar. Sekolah terdapat perpustakaan
untuk

membantu

proses

belajar

mengajar,

sedangkan di luar sekolah masih ada perpustakaan
umum

yang

merupakan

sarana

pendidikan

berkesinambungan seumur hidup.
b. Pengolahan

14

Kegiatan
registrasi,

pengolahan

pengecapan,

mencakup

katalogisasi,

kegiatan
klasifikasi,

pengetikan kartu buku, pengetikan kartu katalog,
pembuatan

nomor

barcode

(sistem

komputer),

pembuatan kelengkapan buku (label, slip buku, slip
tanggal, sampul, dll), pembuatan lembar kerja,
penjajaran kartu (file), penyusunan koleksi pada
tempat tertentu (rak buku, majalah, koran, lemari /
laci) dan pemasukan data (data entry).
c. Layanan
Meliputi kegiatan sirkulasi (peminjaman /
pengembalian), keanggotaan, referensi, bimbingan
dan

penyuluhan

pembaca,

layanan

(perpustakaan
penelitian,

kepada
unit

umum)

dan

pemakai,

layanan

perpustakaan
/

layanan

layanan
lain

yang

keliling
ekstensi,
mungkin

dilakukan, pendidikan pemakai.
d. Penyimpanan
Perpustakaan bertugas menyimpan koleksi
(informasi) yang diterimanya.
e. Informasi
Menurut Purwono dan Suharmini (2006: 14),
perpustakaan menyediakan informasi bagi pemakai
yang

disesuaikan

Informasi

juga

pertanyaan

yang

dengan
disediakan
diajukan

jenis

perpustakaan.

untuk
oleh

menjawab
pemakainya.

Jawaban-jawaban tersebut, antara lain disediakan
melalui bahan referensi/rujukan.
f. Penelitian
Menurut Purwono dan Suharmini (2006: 14),
perpustakaan

berfungsi

menyediakan

berbagai
15

macam

koleksi

(informasi)

untuk

keperluan

penelitian yang dilakukan oleh pemakai. Kegiatan
penelitian

dilakukan

oleh

para

pemakai

perpustakaan, mulai dari murid sekolah dasar
sampai peneliti pemenang nobel. Kedalaman dan
cakupan pada setiap penelitian dapat berbeda
meskipun topiknya sama, yakni bergantung pada
tujuannya.
g. Rekreasi kultural dan hiburan
Menurut Purwono dan Suharmini (2006: 14),
perpustakaan
budaya

berfungsi

bangsa

apresiasi

dan

budaya

menyimpan
berperan

dari

khasanah

meningkatkan

masyarakat

sekitar

perpustakaan melalui penyediaan bahan bacaan.
Fungsi

kultural

mengadakan

dilakukan

pameran

dengan

ceramah,

cara

pertunjukan

kesenian, dan penyediaan bahan bacaan yang dapat
menghibur

bagi

pemakai,

tetapi

sekaligus

mempunyai nilai yang lain, seperti pendidikan dan
seni.
Berdasarkan

paparan

di

atas

fungsi

perpustakaan dapat disimpulkan sebagai berikut :
pendidikan, pengolahan, layanan, penyimpanan,
informasi, penelitian, rekreasi kultural dan hiburan.
2.2 Pengertian Pengelolaan Perpustakaan Sekolah
Definisi
berasal

dari

pengelolaan
kata

perpustakaan

pengelolaan

dan

sekolah

perpustakaan

sekolah. Pengelolaan berasal dari kata kelola yang
dapat

diartikan

mengurus

atau

menjalankan,

kemudian mendapat awalan pe- dan akhiran –an yang
16

dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia di artikan
sebagai berikut: (a) Proses, cara, perbuatan mengelola;
(b) Proses melakukan kegiatan dengan menggerakkan
tenaga orang lain; (c) Proses membantu merumuskan
kebijaksanaan dan tujuan organisasi; (d) Proses yang
memberi pengawasan pada semua hal yang terlibat di
pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan.
Mengenai

pengertian

perpustakaan

sekolah

adalah perpustakaan yang diselenggarakan di sekolah
yang berisi kumpulan bahan pustaka yang diorganisir
secara sistematis yang berfungsi dalam menunjang
program belajar mengajar untuk membantu pencapaian
tujuan sekolah. Sedangkan menurut Bafadal (2011 : 8)
“Pengelolaan perpustakaan sekolah berarti segenap
usaha

pengkoordinasian

segala

kegiatan

yang

berhubungan dengan penyelenggaraan perpustakaan
sekolah”. Manajemen perpustakaan sekolah menurut
Darmono (2007 : 30) “Pada dasarnya adalah proses
mengoptimalkan

kontribusi

manusia,

material,

anggaran untuk mencapai tujuan” .
Perpustakaan sekolah masih mengalami berbagai
hambatan, sehingga belum bisa berjalan sebagaimana
mestinya. Hambatan tersebut berasal dan dua aspek.
Pertama aspek struktural, dalam arti keberadaan
perpustakaan sekolah kurang memperoleh perhatian
dari pihak manajemen sekolah. Kedua aspek teknis,
artinya

keberadaan

perpustakaan

sekolah

belum

ditunjang aspek-aspek bersifat teknis yang sangat
dibutuhkan oleh perpustakaan sekolah seperti tenaga,
dana, serta sarana dan prasarana.

17

Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan
bahwa

pengelolaan

perpustakaan

sekolah

adalah

kegiatan pengkoordinasian kumpulan bahan pustaka
secara sistematis yang berfungsi menunjang kegiatan
belajar mengajar yang diselenggarakan di sekolah.
2.2.1 Kegiatan Pengelolaan Perpustakaan
Menurut

Martono

(2001:

233)

kegiatan

perpustakaan yang utama meliputi antara lain :1)
kegiatan

bidang

manajemen,

2)

kegiatan

teknik

pelaksanaan kerja, 3) kegiatan pelayanan, 4) kegiatan
administratif.
Sedangkan menurut Lasa (2007: 169-170) upaya
pemberdayaan perpustakaan dapat berupa penyediaan
jasa sirkulasi, baca di tempat, pelayanan rujukan,
penelusuran literatur, penyajian informasi terbaru,
penyajian informasi terseleksi, pelayanan audio visual,
pelayanan internet, bimbingan pemakai, penyediaan
jasa

fotokopi,

pelayanan

reproduksi,

pelayanan

terjemahan, pelayanan pinjam antar perpustakaan, dan
pelayanan konsultasi. Sutarno (2006: 1) menyebutkan
bahwa pada prinsipnya perpustakaan mempunyai tiga
kegiatan pokok, yaitu pertama, mengumpulkan (to
collect) semua informasi yang sesuai dengan bidang
kegiatan dan misi organisasi dan masyarakat yang
dilayaninya. Kedua, melestarikan, memelihara, dan
merawat seluruh koleksi perpustakaan, agar tetap
dalam keadaan baik, utuh, layak pakai, dan tidak lekas
rusak, baik karena pemakaian maupun karena usianya
(to preserve). Ketiga, menyediakan dan menyajikan
informasi untuk siap dipergunakan dan diberdayakan
18

(to make avaliable) seluruh koleksi yang dihimpun di
perpustakaan untuk dipergunakan pemakainya.
Dari ketiga pendapat tersebut, dapat diambil
kesimpulan bahwa perpustakaan memiliki kegiatan
pembinaan koleksi. Kegiatan tersebut berhubungan
dengan

bahan

pustaka,

meliputi

pengadaan,

pengolahan, dan perawatan.
Suharmini

(2006:

2.22)

menyatakan

bahwa

koleksi perpustakaan dapat terdiri dari bahan bacaan
dalam bentuk karya cetak dan karya rekam. Karya
rekam biasanya dikenal dengan istilah bahan bukan
buku. Koleksi perpustakaan dapat diperoleh dengan
beberapa cara, yaitu dengan membeli, tukar-menukar
terbitan, dan hibah atau hadiah.
Sutarno (2006: 103-104) menyatakan bahwa
kegiatan pengolahan bahan pustaka meliputi kegiatan
mengklasifikasi, katalogisasi, membuat kelengkapan
pustaka dan menyusun daftar pustaka tambahan. Di
dalam proses pembentukan perpustakaan diperlukan
sumber daya manusia. Sumber daya manusia (Sutarno
2006: 121) tersebut dapat dikelompokkan ke dalam
empat kelompok, yaitu : (1) Pemimpin / kepala
perpustakaan dan pemimpin / kepala unit / sub unit
kerja

sebuah

perpustakaan;

(2)

Pustakawan

atau

pejabat fungsional pustakawan; (3) Pegawai pelaksana
teknis kepustakawanan; (4) Pegawai administrasi / tata
usaha atau kesekretariatan.
Ketiga pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
perpustakaan di antaranya memiliki koleksi, sumber
daya manusia yang mengelola bahan pustaka.

19

2.3 Pengembangan Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah merupakan salah satu
jenis perpustakaan yang diakui secara legal formal
dalam UU Perpustakaan Nomor 43 tahun 2007 Bab VII
tentang

jenis-jenis

perpustakaan

pasal

20

bahwa

perpustakaan terdiri atas : (a) perpustakaan nasional;
(b) perpustakaan umum; (c) perpustakaan sekolah/
Madrasah; (d) perpustakaan perguruan tinggi; dan (e)
perpustakaan khusus. Penyelenggraan perpustakaan
sekolah harus mengacu pada SNP Bagian Ketiga ayat
(1)

setiap

perpustakaan

sekolah/madrasah
yang

memenuhi

menyelenggarakan
standar

nasional

perpustakaan dengan memperhatikan Standar Nasional
Pendidikan.
Tinjauan

yuridis

berkaitan

dengan

pengembangan perpustakaan sekolah tercantum dalam
UU Perpustakaan Nomor 43 tahun 2007 pada Bab III
mengeai SNP pasal 11 yang berisi; (1) Standar nasional
perpustkaan

terdiri

atas:

(a)

standar

koleksi

perpustakaan; (b) standar sarana dan prasarana; (c)
standar pelayanan perpustakaan; (d) standar tenaga
perpustakaan; (e) standar penyelenggaraan; dan (f)
standar pengelolaan. Diperkuat Bab VI bagian kesatu
pasal 15 ayat 3 bahwa

Pembentukan perpustakaan

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling sedikit
memenuhi syarat: (a) memiliki koleksi perpustakaan;
(b) memiliki tenaga perpustakaan; (c) memiliki sarana
dan prasarana perpustakaan; (d) memiliki sumber
pendanaan; dan (e) memberitahukan keberadaannya ke
Perpustakaan Nasional.

20

Diperkuat dengan Bab VI Bagian Ketiga tentang
pengelolaan dan Pengembangan Perpustakaan pasal 19
ayat

(1)

pengembangan

perpustakaan

merupakan

upaya peningkatan sumber daya, pelayanan, dan
pengelolaan perpustakaan, baik dalam hal kuantitas
maupun kualitas; (2) Pengembangan perpustakaan
sebagaimana

dimaksud

pada

ayat

(1)

dilakukan

berdasarkan karakteristik, fungsi dan tujuan, serta
dilakukan sesuai dengan kebutuhan pemustaka dan
masyarakat dengan memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi.
Bafadal
koleksi

bahan

(2011:28-31)
pustaka

memaparkan

yang

harus

adanya

dimiliki

oleh

perpustakaan. Pengadaan koleksi buku perpustakaan
dapat berasal dari pembelian, hadiah, tukar menukar
dan pinjaman. Perpustakaan seyogyanya dilengkapi
dengan

sarana

dan

prasarana

yang

mendukung.

Bafadal (2011: 150-169) menerankan bahwa terdapat
berbagai

tipe

ruangan

sesuai

dengan

jenjang

pendidikan. Pendirian gedung perpustakaan sekolah
harus

mempertimbangkan

lokasi

dengan

cermat.

Dipersyaratkan bahwa gedung perpustakaan mudah
untuk dijangkau oleh pemakai, tidak bising, tidak jauh
dari tempat parkir, mudah dicapai oleh kendaraan yang
akan

mengangkut

buku-buku,

dan

memiliki

kemungkinan mudah diperluas pada masa yang akan
datang.

Fasilitas

pendukung

lain

yang

harus

diperhatikan adalah keberadaan perabot yaitu alat yang
digunakan untuk menunjang pelaksanaan kegiatan
perpustakaan seperti meja, kursi, lemari, rak buku,
papan pengumuman dan lainnya (Lasa 2007: 205).
21

Layanan perpustakaan sekolah berkaitan dengan
kegiatan sirkulasi dan referensi (Bafadal 2011: 124143). Kemajuan IPTEK dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan kinerja perpustakaan sekolah berupa
katalog online dan offline. Pelayanan perpustakaan
diarahkan

efektif

dan

efisien

memenuhi

fungsi

perpustakaan sekolah terhadap kebutuhan pemakai.
Bafadal (2011: 174-184) menjelaskan peran tenaga
perpustakaan sekolah sebagai individu yang ditunjuk
dan

diberi

tanggung

jawab,

memiliki

kecakapan

mengelola perpustakaan sekolah dengan syarat-syarat
tertentu diantaranya: (1) memiliki pengetahuan di
bidang

perpustakaan

sekolah;

(2)

memiliki

pengetahuan di bidang pendidikan, (3) memiliki minat
terhadap penyelengaraa perpustakaan sekolah; (4) suka
bekerja,

tekun

dan

teliti;

(5)

terampil

mengelola

perpustakaan sekolah.
Pendanaan
tanggung

perpustakaan

jawab

sekolah

penyelenggara

menjadi

perpustakaan.

Pemerintah dan pemerintah daerah melalui lembaga
formal sekolah mengalokasikan anggaran perpustakaan
dalam APBD dan APBN (Bab X Pasal 39 ayat 1 dan 2).
Pengelolaan

dan

Pengembangan

perpustkaan

diarahkan pada penerapan sistem otomasi. Penerapan
otomasi disebut juga dengan teknologi informasi. Yakni
teknologi

elektronik

pengumpulan,

yang

penyimpanan,

digunakan
pengolahan

untuk
dan

pemanfaatan informasi. Teknologi informasi ini dapat
diaplikasikan pada kegiatan pengadaan, inventarisasi,
katalogisasi, sirkulasi, bibliografi, pengindeksan dan
penelusuran literatur (Lasa 2007: 215-216)
22

Berdasarkan

paparan

di

atas

dapat

ditarik

pengertian bahwa model pengembangan perpustakaan
sekolah berbasis pada SNP mencakup enam komponen
mencakup: (1) koleksi; (2) sarana dan prasarana; (3)
layanan; (4) tenaga perpustakaan; (5) pendanaan; (6)
pengelolaan dan pengembangan.
2.4

Model

Pengembangan

Komponen

Standar

Komponen

Standar

Perpustakaan Sekolah
Model

Pengembangan

Perpustakaan Sekolah berawal dari perubahan kondisi
faktual

perpustakaan

pengembangan
mengembangkan

konvensional

perpustakaan
enam

perpustakaan sekolah.

menuju

modern

komponen

model
dengan
standar

Model adalah suatu konsepsi

teoretik yang dianut oleh evaluator menjadi landasan
konseptual dalam pemecahan

masalah penelitian itu

sendiri (Kuhn dalam Sarna, 1996: 10).
Sumber pertama adalah UU Perpustakaan Nomor
43 Tahun 2007 tentang Petunjuk Penyelenggaraan
Perpustakaan Sekolah di Indonesia dari Depdikbud
yang

menyebutkan

pengelolaan

bahwa

perpustakaan

sekolah

penyelenggaraan
yang

efektif

mengacu pada standar kriteria perpustakaan yang
efektif

dengan

ciri : (1) Struktur perpustakaan, (2)

Gedung/ruang yang memadai, (3). Perabot, (4) Koleksi,
(5) Pengadaan koleksi, (6) Pengolahan koleksi, (7)
pemeliharaan koleksi, (8) Tugas kepegawaian, dan (9)
Administrasi

23

Tabel

2.1

Perubahan

Model

Awal

Perpustakaan

Tradisional menuju Model Pengembangan
Komponen Standar Perpustakaan Sekolah
Perubahan
Paradigma

Koleksi

Model Awal
Perpustakaan

Berpaku

Model
Pengembangan
Standar
Perpustakaan
terhadap Pengadaan
koleksi

pengadaan koleksi buku

fiksi

dapat

buku dari sekolah, berasal dari hibbah
bantuan

siswa

pemerintah
Sarana

dan Ruang

Prasarana

dan Melengkapi fasilitas

peralatan yang ada dengan
di

perpustakaan tinta

sekolah

pengadaan
warna

dan

hitam untuk printer
Canon iP 2770

Layanan

Manual, tidak ada Digital,

menjalin

kerja sama dengan kerja sama dengan
perpustakaan lain, pihak lain (perpustakatalog

online kaan,

terbatas

penerbit,

pengarang), katalog
online digunakan

Tenaga

Tenaga

Perpustakaan belum

teknis Tenaga
mengikuti berpartisipasi

bintek/diklat
Pendanaan

Bergantung
APBD, APBN

teknis
aktif

dalam bintek/diklat
pada Mencari lain sumber
non

APBD,

APBN:

Komite, sumbangan
masyarakat,
kerjasama, bantuan
24

luar

negeri,

hasil

usaha dan jasa
Pengelolaan

Jarang

Mengadakan

dan

mengadakan

resensi

Pengembang

lomba resensi buku minimal

an

Koleksi

lomba
buku

1

tahun

serial sekali

belum diberi label Koleksi serial diberi
barcode
Koleksi

label barcode secara
digital bertahap

belum diinventaris

Otomisasi

koleksi

digital
Sumber: Data Penelitian 2014
Model

pengembangan

komponen

standar

perpustakaan sekolah di SMA Negeri 12 Semarang
mencakup

enam

komponen

standar

perpustakaan

sekolah dengan penjelasan sebagai berikut ini:
a. Koleksi
Koleksi
mewujudkan
dengan

baik.

memiliki

kedudukan

perpustakaan
Koleksi

yang

utama
dapat

hendaklah

dalam

berfungsi

mencerminkan

kemajuan di berbagai bidang ilmu pengetahuan dalam
bentuk karya cetak maupun karya rekam. Oleh karena
itu, koleksi perpustakaan harus selalu dikembangkan
secara

berkesinambungan

sesuai

dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan kurikulum yang
berlaku serta minat dan kebutuhan pemakai.
1) Paradigma lama.
Perpustakaan sekolah SMA Negeri 12 Semarang
memiliki koleksi yang berwujud buku teks pelajaran,
25

buku panduan pendidik, buku referensi, buku fiksi,
koleksi serial, dan digital. Pengadaan koleksi-koleksi itu
didapatkan

dari

bantuan

pemerintah

dan

usaha

sekolah. Koleksi buku fiksi banyak terbitan lama,
sedangkan koleksi buku-buku terbitan baru yaitu buku
teks pelajaran berdasarkan kurikulum tahun 2013
dibeli oleh pihak sekolah. Koleksi serial berwujud surat
kabar, tabloid, dan majalah. Koleksi digital berwujud
CD,

dan

DVD.

Pengadaan

semua

koleksi

oleh

perpustakaan sekolah. Siswa belum dilibatkan untuk
menyampaikan usulan pengadaan buku fiksi.
2) Paradigma Baru
Perpustakaan
berwujud

buku

sekolah
teks

memiliki

pelajaran,

koleksi

buku

yang

panduan

pendidik, buku referensi, buku fiksi, koleksi serial, dan
digital.

Pengadaan

koleksi

buku

dilakukan

oleh

sekolah, bantuan pemerintah dan dapat mengajukan
hibah.

Koleksi

buku

fiksi

terbitan

lama

dapat

diremajakan dengan melakukan pembelian buku fiksi
terbitan terkini. Koleksi serial berwujud surat kabar,
tabloid, dan majalah. Koleksi digital berwujud CD, dan
DVD. Pengadaan semua koleksi oleh perpustakaan
sekolah. Perpustakaan sekolah dapat melibatkan siswa
untuk memberikan hibah buku fiksi baru, dengan cara
berkelompok.
b. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana perpustakaan sekolah
mencakup tata letak dan peralatan perpustakaan.
1) Paradigma Lama
Ruang perpustakaan SMA N 12 Semarang berada
di lantai 2 (dua). Sarana yang dimiliki perpustakaan
26

sekolah meliputi koleksi fiksi dan non fiksi, perabot
mebelair, media pendidikan, dan perlengkapan lain.
Perabot

berwujud

mebeler

cukup

dan

perangkat

elektronik belum lengkap. Perangkat elektronik yang
dimiliki perpustakaan sekolah terdiri dari 2 buah
komputer, 1 buah printer, dan 1 barcode. Media
pendidikan

yang

terdiri

dioperasionalkan.

1

set

Perlengkapan

ada,
lain

tetapi

tidak

seperti

buku

inventaris, tempat sampah, soket listrik, dan jam
dinding sudah ada.
2) Paradigma Baru
Ruang perpustakaan SMA N 12 Semarang berada
di lantai 2 (dua). Sarana yang dimiliki perpustakaan
sekolah

meliputi

buku-buku,

perabot,

media

pendidikan, dan perlengkapan lain. Perabot berwujud
mebeler cukup.

Perangkat elektronik yang dimiliki

perpustakaan sekolah terdiri dari 2 buah komputer, 1
buah priter, dan 1 barcode. Media pendidikan yang
terdiri 1 set ada, dapat dioperasionalkan. Perlengkapan
lain seperti buku inventaris, tempat sampah, soket
listrik, dan jam dinding sudah ada. Dikembangkan
dengan usulan penambahan fasilitas catridge warna
dan hitam printer Canon iP 2770 untuk melengkapi
sarana dan prasarana yang sudah ada di perpustakaan
sekolah.
c. Layanan Perpustakaan Sekolah
Pelayanan

pemakai

merupakan

kegiatan

memberikan layanan informasi kepada pengguna yang
meliputi berbagai kegiatan, yaitu pelayanan sirkulasi,
pelayanan referensi, pelayanan pendidikan pemakai
dan

pelayanan

penelusuran

informasi

dan
27

penyebarluasan informasi (Darmono, 2007). Layanan
perpustakaan meliputi kegiatan sirkulasi (peminjaman
/ pengembalian), keanggotaan, referensi, bimbingan
dan penyuluhan kepada pemakai, layanan pembaca,
layanan

unit

perpustakaan

keliling

(perpustakaan

umum)/ layanan ekstensi, penelitian, dan layanan lain
yang mungkin dilakukan, pendidikan pemakai.
1) Paradigma Lama
Layanan yang dilaksanakan oleh perpustakaan
sekolah SMA N 12 Semarang masih kurang optimal.
Layanan sirkulasi masih manual

yaitu peminjam

mencari buku lalu mencatat tanggal, nama, judul,
kelas,

tanggal

kembali,

dan

tanda

tangan.

Perpustakaan sekolah belum memanfaatkan seluruh
sumber

daya

untuk

kegiatan

layanan.

Namun,

pelaksanaan layanan masih ditemui hambatan karena
belum cepat, efektif, dan efisien. Perpustakaan sekolah
belum

menjalin

kerja

sama

antarperpustakaan.

Penggunaan katalog online masih terbatas, hanya di
area sekolah.
2) Paradigma Baru
Layanan yang dilaksanakan oleh perpustakaan
sekolah SMA N 12 Semarang masih kurang prima.
Layanan sirkulasi menggunakan otomasi. Peminjam
menggunakan kartu digital untuk transaksi layanan
sirkulasi.

Penggunaan

otomasi

membuat

layanan

perpustakaan lebih cepat dan efektif. Fungsi kartu
digital dapat diketahui jumlah buku yang dipinjam
siswa setiap hari dan dapat pula diketahui jumlah
pengunjung setiap hari. Perpustakaan sekolah untuk
meningkatkan

layanan

dapat

menjalin

kerjasama
28

dengan

perpustakaan

daerah,

dalam

meminjam

koleksi. Penggunaan katalog online sudah dapat di
akses selama jam perpustakaan sekolah dibuka.
d. Tenaga Perpustakaan
Pengelolaan

memerlukan

perpustakaan

SDM

yang memiliki keahlian di bidang manajemen informasi
dan

dalam

pengelolaan

perpustakaan
Perpustakaan

yang

TIK.

Jumlah

dibutuhkan

minimum

empat

tenaga

untuk

orang

satu

yang

akan

bertugas sebagai kepala (penanggung jawab), pelaksana
teknis

dan

pelaksana

layanan

perpustakaan.

Pendidikan formal yang diperlukan adalah bidang
perpustakaan

minimum

keahlian

Untuk

S1.

D3,

dan

untuk

spesialisasi

lain

tingkat

diperlukan

pengalaman mengelola perpustakaan minimum lima
tahun (Ishak 2008: 4).
1) Paradigma Lama
Tenaga perpustakaan yang dimiliki perpustakaan
SMA 12 Semarang terdiri dari kepala perpustakaan, 1
orang pustakawan, dan 2 orang tenaga teknis. Kepala
perpustakaan berasal dari guru mata pelajaran yang
mendapat tugas tambahan di perpustakaan. Kualifikasi
pendidikan
mengikuti

kepala
diklat

perpustakaan
tentang

S1

dan

perpustakaan.

sudah
Kepala

perpustakaan melaksanakan tugas, tidak dapat penuh
setiap hari. Pustakawan sudah memenuhi pendidikan
D2 Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Pustakawan
melaksanakan

tugas

secara

penuh.

Tugas

di

perpustakaan dikerjakan semua mulai dari pembuatan
program

kerja,

pengolahan

buku,

layanan,

dan
29

pembuatan laporan.

Tenaga teknis berasal dari guru

mata pelajaran yang diberi tugas tambahan mengelola
perpustakaan.

Dua

tenaga

teknis

kualifikasi

pendidikan S1 dan belum menerima bimbingan teknis
atau

pendidikan

latihan

tentang

perpustakaan.

Pengelola perpustakaan ditunjuk oleh Kepala Sekolah.
2) Paradigma Baru
Tenaga perpustakaan yang dimiliki perpustakaan
SMA 12 Semarang terdiri dari kepala perpustakaan, 1
orang pustakawan, dan 2 orang tenaga teknis. Kepala
perpustakaan berasal dari guru mata pelajaran yang
mendapat tugas tambahan di perpustakaan. Kualifikasi
pendidikan
mengikuti

kepala
diklat

perpustakaan
tentang

S1

dan

perpustakaan.

sudah
Kepala

perpustakaan melaksanakan tugas, tidak dapat penuh
setiap hari. Tugas kepala perpustakaan dilaksanakan,
ketika tidak mengajar. Pustakawan sudah memenuhi
pendidikan D2 Ilmu Perpustakaan dan Informasi.
Pustakawan melaksanakan tugas secara penuh. Tugas
di

perpustakaan

dikerjakan

semua

mulai

dari

pembuatan program kerja, pengolahan buku, layanan,
dan pembuatan laporan.

Tenaga teknis berasal dari

guru mata pelajaran yang diberi tugas tambahan di
perpustakaan.

Dua

tenaga

teknis

kualifikasi

pendidikan S1 dan belum menerima bimbingan teknis
atau pendidikan latihan tentang perpustakaan. Guna
meningkatkan profesionalisme kerja di perpustakaan,
kedua tenaga teknis diberi bimbingan teknis atau
dikirim

ke

perpustakaan

pendidikan
diberi

dan

tugas

latihan.

Pengelola

berdasarkan

hasil

musyawarah staf sekolah.
30

e. Pendanaan
Pendanaan menjadi masalah vital dalam semua
instansi termasuk dalam pengelolaan perpustakaan
sekolah. Sumber pendanaan perpustakaan sekolah
biasanya berasal dari APBN atau APBD. Semakin besar
alokasi dana semakin lengkap koleksi dan fasilitas yang
dimiliki oleh perpustakaan sekolah.
1) Paradigma Lama
Sumber dana perpustakaan sekolah SMA 12
Semarang diperoleh dari APBN berwujud dana BOS dan
APBD berwujud dana pendampingan BOS. Dana dari
BOS

digunakan

pelajaran

untuk

berdasarkan

membeli

buku-buku

kurikulum

tahun

teks
2013.

Sedangkan dana dari pendamping BOS digunakan
untuk dana pemeliharaan peralatan perpustakaan,
membeli surat kabar, tabloid, majalah, dan honorarium
pustakawan. Perolehan sumber dana perpustakaan
hanya dari dana BOS dan dana pendamping BOS, tidak
ada sumber dana yang lain, misalnya sumbangan dari
komite, masyarakat, kerja sama, bantuan luar negeri,
ataupun hasil usaha jasa perpustakaan.
2) Paradigma Baru
Sumber dana perpustakaan sekolah SMA 12
Semarang diperoleh dari APBN yang berwujud dana
BOS dan APBD yang berwujud dana pendampingan
BOS. Dana dari BOS digunakan untuk membeli bukubuku teks pelajaran yang berdasarkan kurikulum
tahun

2013.

Sedangkan

dana

yang

berasal

dari

pendamping BOS digunakan untuk dana pemeliharaan
peralatan perpustakaan, membeli surat kabar, tabloid,
majalah,

dan

honorarium

pustakawan.

Perolehan
31

sumber

dana

pendamping

selain

BOS,

dari

dana

BOS

perpustakaan

dan

sekolah

dana
dapat

mengajukan bantuan kepada Perpusda Jawa Tengah.
Bantuan dapat berwujud buku-buku fiksi dan buku
penelitian bahasa.
f.

Pengelolaan dan Pengembangan
Sutarno (2003: 66) memberikan definisi bahwa

penyelenggaraan dapat diartikan sebagai pengadaan,
pengaturan,

dan

pengurusan.

Penyelenggaraan

perpustakaan adalah suatu kegiatan dalam rangka
pembangunan atau pembentukan, pengaturan dan
pengurusan perpustakaan supaya dapat berjalan baik.
Pengelolaan perpustakaan adalah suatu kegiatan yang
dilakukan

oleh

perpustakaan

untuk

penyebarluasan
dimanfaatkan
kemudahan

pustakawan/atau
menghimpun,

bahan-bahan
oleh

terhadap

mengolah

pustaka

penggunanya

petugas
agar

serta

pelaksanan

dan
dapat

memberi

administrasi

penggunanya (peminjaman, pengembalian) baik bagi
pihak pengelola maupun bagi pelanggannya (Sulistyo,
1995: 70). Penyelenggaraan perpustakaan sekolah yang
dalam

kegiatannya

melaksanakan

penghimpunan,

pengolahan dan penyebarluasan informasi agar bahanbahan pustaka bisa dimanfaatkan oleh penggunanya.
1) Paradigma Lama
Perpustakaan sekolah jarang mengadakan lomba
menulis resensi buku untuk siswa-siswa. Kegiatan ini
tidak dilaksanakan karena belum diprogramkan untuk
pengembangan

perpustakaan.

Koleksi

serial

yang

meliputi surat kabar, tabloid, dan majalah setiap waktu
tertentu sudah dicatat dalam kartu inventaris. Koleksi
32

ini

belum

memiliki

barcode.

Koleksi

digital

yang

berwujud CD dan DVD belum diinventaris, sehingga
belum dapat diketahui jumlahnya. Evaluasi kegiatan
perpustakaan yang dibuat oleh pustakawan masih
berwujud

laporan

sirkulasi

buku

dan

jumlah

pengunjung untuk setiap bulan. Evaluasi untuk lima
komponen

yang

lain

belum

dilaksanakan

secara

berkala.
2) Paradigma Baru
Perpustakaan sekolah dalam pengelolaan dan
pengembangan dapat merencanakan pengadaan lomba
menulis resensi buku bagi siswa-siswi. Kegiatan ini
dapat di agendakan setiap satu tahun minimal sekali.
Pelaksanaan lomba dapat dilaksanakan pada semester
ganjil atau semester genap. Koleksi serial yang meliputi
surat kabar, tabloid, dan majalah setiap waktu tertentu
sudah dicatat dalam kartu inventaris. Koleksi ini perlu
ditempeli barcode. Pemberian barcode memudahkan
administrasi, bila koleksi dipinjamkan. Koleksi digital
yang berwujud CD dan DVD sudah diinventaris,
sehingga dapat diketahui jumlahnya. Evaluasi kegiatan
perpustakaan

sekolah

mencakup

enam

komponen

yaitu: (a) koleksi, (b) sarana prasarana, (c) layanan, (d)
tenaga perpustakaan, (e) pendanaan, (f) pengelolaan
dan pengembangan. Koleksi buku dan koleksi serial
pelaporan jumlah dapat dilakukan setiap tahun sekali.
Sarana dan prasarana perlu didata kembali setiap
semester. Pustakawan secara berkala dapat membuat
laporan sirkulasi buku dan jumlah pengunjung dengan
cara

otomasi.

Tenaga

perpustakaan

yang

belum

memiliki sertifikat perpustakaan bisa dilatih bimbingan
33

teknis

atau

dikirim

ke

pendidikan

dan

latihan

perpustakaan. Cara mengevaluasi dengan dibuatkan
lembar

observasi

tenaga

perpustakaan.

Evaluasi

pendanaan menjadi tugas bendahara rutin sekolah.
Perpustakaan sekolah tidak mempunyai kewenangan
mengevaluasi dana operasional perpustakaan. Evaluasi
pengelolaan

dan

pengembangan

perpustakaan

dilakukan dengan cara membuat lembar observasi
kegiatan

pengembangan.

dilaksanakan

Pelaksanaan

evaluasi

oleh pustakawan kemudian dilaporkan

kepada kepala sekolah.
Enam komponen standar perpustakaan sekolah
yang

dikelola

sesuai

perpustakaan,

dengan

kemudian

standar

dievaluasi

nasional

pada

setiap

komponen menjadikan perpustakaan sekolah semakin
bermutu.
2.5 Penelitian yang Relevan
Aryani (2007) dalam artikel berjudul Pengelolaan
Perpustakaan dalam Era Globalisasi. Aryani membahas
mengenai

perlunya

perpustakaan

pengelolaan

sekolah.

secara

Pengelolaan

profesional

profesional

ini

melibatkan kepala sekolah, guru, pustakawan serta
keterlibatan siswa sebagai pengguna utama. Aryani
memberikan pola pelayanan khusus dan penambahan
koleksi

yang

mutahir.

diumpamakan

sebagai

mengadopsi

Total

pelanggan

adalah

siswa/pengguna

Pelayanan
suatu

Quality

khusus

pelayanan

ini
yang

Management,

dimana

Demikian

halnya,

diibaratkan

sebagai

raja.

perpustakaan

konsumen yang harus dilayani secara sempura.
34

Sudewi

(2007)

dalam

Perpustakaan

dalam

Pengetahuan.

Perpustakaan

artikel

Konsep

berjudul

Pemberdayaan

dengan

lembaga

pendidikan merupakan sebagai dua sisi mata uang
yang saling bersinggungan. Perpustakaan merupakan
unit dari organisasi pengetahuan/pendidikan yang
digunakan sebagai tempat melayani ilmu pengetahuan
yang sangat dibutuhkan siswa/pengguna/pencari ilmu.
Sudewi menyatakan bahwa perpustakaan khususnya di
lembaga

pendidikan

(sekolah)

merupakan

suatu

organisasi yang berperan sangat besar karena berperan
sebagai sumber belajar bagi semua anggota sekolah.
Ekaningsih (2007) dalam artikel berjudul Upaya
Meningkatkan Peran Pustakawan dalam Jasa Informasi.
Disebutkan dalam artikel ini bahwa peran pustakawan
sebagai

salah

satu

profesi

yang

telah

diakui

keberadaannya. Guna meningkatkan pelayanan yang
dibutuhkan

bagi

perpustakaan

pengguna,

perlu

maka

ditingkatkan,

pelayanan

terutama

SDM

pustakawan tersebut. Hasil penelitian menyebutkan
bahwa pustakawan sebagai jembatan strategis penyalur
informasi

aktual

dan

bermutu

bagi

tersedianya

pengetahuan yang dibutuhkan orang.
Ishak (2008) dalam jurnal berjudul Pengelolaan
Perpustakaan Berbasis Teknologi Informasi. Dipaparkan
dalam jurnal tersebut bahwa Penggunaan teknologi
informasi

di

meningkatkan

perpustakaan
efisiensi

bertujuan

pekerjaan

dan

untuk
kualitas

pelayanan pada pengguna (right information, right user
dan

right

memberikan

now).

Perpustakaan

layanan

informasi

dituntut
yang

tepat,

untuk
pada
35

pengguna yang tepat dan waktu yang cepat. Hal ini
dapat

terlaksana dengan baik apabila perpustakaan

dapat

menghadirkan

dan

memanfaatkan

perkembangan teknologi informasi dalam pengelolaan
perpustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pemanfaatan Teknologi Informasi disesuaikan dengan
kebutuhan kegiatan perpustakaan. Teknologi Informasi
dapat digunakan untuk membantu kegiatan layanan
perpustakaan

dengan

berbagai

model

mencakup

penggunaan jaringan lokal (LAN), akses internet serta
komputer

untuk

pustakawan

dan

pemakai

perpustakaan.
Kosasih (2009) dalam jurnal berjudul Otomasi
Perpustakaan
Dipaparkan

Sekolah
dalam

perpustakaan
pendekatan

sebuah

jurnal

(library
baru

:

itu

bahwa

automation)

dalam

pengenalan.
Otomasi

menjadi

menangani

suatu

tugas-tugas

kepustakawanan sejak dikenalnya teknologi informasi
yang dapat diterapkan di perpustakaan. Komputer dan
telekomunikasi

memegang

peranan

penting

dalam

teknologi informasi. Penerapan teknologi informasi dan
komputer di perpustakaan untuk menangani ”house
keeping activities”. Otomasi house keeping activities
tersebut

meliputi

pengkatalogan,

bidang

temu

balik

pengadaan,

sirkulasi,

informasi,

kesiagaan

informasi serta keperluan administrasi perpustakaan.
Selain dukungan dana beberapa unsur penting yang
sangat berperan dalam mengembangkan otomasi di
perpustakaan

antara

lain,

pilihan

software

dan

hardware yang akan digunakan, SDM yang memadai
serta dukungan dari lembaga induknya. Tanpa itu
36

semua mustahil dan sulit kiranya untuk mewujudkan
sebuah impian perpustakaan berbasis teknologi.
Rodiah (2009) dalam tesis yang berjudul Kegiatan
Manajemen Perpustakaan Sekolah Dalam Mendukung
Tujuan Sekolah. Dijelaskan dalam tesis tersebut bahwa
Dalam
faktor

manajemen
yang

perpustakaan

mempengaruhi

terdapat

banyak

keberhasilannya.

Akan

tetapi hal yang paling penting adalah sejauh mana
pengelola

dapat

perpustakaan
kebutuhan

mensinergikan

dengan

program-program

visi-misi

kurikulum

yang

sekolah

diterapkan.

serta
Proses

manajemen perpustakaan adalah sebuah proses kreatif
dan inovatif yang mestinya menjadi bagian penting
dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah menuju
kegiatan belajar sepanjang hayat (long life education).
Li, Yuhua Lin

(2014) dalam jurnal berjudul A

locality-aware similar information searching scheme
menjelaskan

bahwa

dalam

database,

pencarian

informasi serupa berarti mencari rekaman data yang
mengandung sebagian besar kata kunci pencarian.
Dikarenakan akumulasi informasi yang cepat saat ini,
ukuran database telah meningkat secara dramatis.
Informasi

mencari

mempercepat
semua

pencarian

catatan

mengusulkan
berbasis

skema
yang

sebuah

kurva

informasi

efisien
dan

relevan.

skema

Hilbert

yang

mengambil

Penelitian

kesamaan

(HCS).

HCS

dapat
ini

pencarian

menganggap

database sebagai ruang multidimensi dari setiap record
dalam

ruang

multidimensi.

Dengan

menggunakan

kurva Hilbert, setiap titik diproyeksikan dari ruang
dimensi tinggi ke dimensi rendah, sehingga poin yang
37

berdekatan satu sama lain dalam ruang dimensi tinggi
berkumpul

bersama

di

ruang

dimensi

rendah.

Dikarenakan database dibagi menjadi banyak kelompok
poin yang berdekata, query dipetakan ke dalam cluster
tertentu daripada mencari seluruh database. Hasil
penelitian membuktikan bahwa HCS secara siginifikan
dramatis mengurangi lamanya waktu pencarian dan
tampilan efektivitas yang tinggi dalam mengambil
informasi yang sama.
Darnton (2014) dalam penelitian berjudul A World
Digital Library Is Coming True menjelaskan bahwa sejak
penggunaan internet dalam pengelolaan perpustkaan
21 tahun yang lalu telah terjadi perubahan pada ruang
ketertarikan publik. Pembaca dahulu dapat meminjam
dan mengembalikan buku langsung ke perpustakaan.
Penggunaan berbagai software digital memperingkas
kegiatan

tersebut

dalam

bentuk

file

atau

pdf.

Persaingan untuk mendapatkan pangsa pasar di dunia
maya, menimbulkan sesuatu yang menyesatkan yaitu
kepentingan

umum.

Perpustakaan

dan

node

laboratorium-penting dari World Wide Web terhegemoni
di

bawah

tekanan

ekonomi,

dan

informasi

yang

seharusnya dapat diketahui khalayak umum dapat
dialihkan dari ruang public. Teknologi dapat , dapat
melakukan hal tersebut dengan baik. Informasi menjadi
tidak bebas dikarenakan disaring melalui teknologi
mahal dan dibiayai oleh perusahaan yang kuat. Tidak
ada yang bisa mengabaikan realitas ekonomi yang
mendasari era informasi baru, tapi siapa yang akan
berpendapat bahwa telah dicapai keseimbangan yang
tepat

antara

komersialisasi

dan

demokratisasi.
38

Penelitian

ini

menghasilkan

pemikiran

bahwa

kehadiran teknologi dapat dipergunakan dengan bijak
jika mengindahkan kebijakan publik yang bertanggung
jawab.
Berdasarkan paparan hasil penelitian di atas
dapat

diterangkan

bahwa

pengelolaan

dan

pengembangan perpustakaan sekolah sejalan dengan
kemajuan IPTEK. Pemanfaatan teknologi informasi
bertujuan

untuk

mempercepat,
pelayanan

memperingan,

memperlancar

perpustakaan

melanjutkan

hasil

mempermudah,

dan

sekolah.

penelitian

meningkatkan
Penelitian

sebelumnya

ini

untuk

memanfaatkan aplikasi TI diterapkan di perpustakaan
sekolah untuk memaksimalkan fungsi perpustakaan
bagi pemakai.
2.6 Kerangka Berpikir
Perkembangan dan kemajuan sistem informasi
telah mengubah sikap dan perilaku pengguna dalam
mencari data atau informasi, sehingga penyelenggaraan
perpustakaan

pun

terdorong

untuk

berubah

dari

sistem konvensional ke sistem otomasi atau digital.
Dalam
tersebut

rangka

mengantisipasi

sekaligus

tuntutan

meningkatkan

kemajuan
pelayanan

perpustakaan bagi pengguna. Layanan perpustakaan
sekolah

mencakup

(peminjaman/pengembalian),

kegiatan

sirkulasi

keanggotaan,

referensi,

bimbingan dan penyuluhan kepada pemakai, layanan
pembaca, penelitian, dan layanan lain yang mungkin
dilakukan. Model perpustakaan secara konvensional

39

masih dipergunakan di lingkungan perpustakaan SMA
12 Semarang.
Kondisi
perpustakaan

tersebut
yang

berimplikasi

terkesan

pada

manual

layanan

lambat

dan

bertele-tele. Hasil studi pendahuluan menunjukkan
bahwa

layanan perpustakaan SMA N 12 Semarang

berbasis teknologi informasi belum berjalan maksimal,
masih memakai konsep manual, siswa yang meminjam
buku masih ditulis dibuku besar. Laporan perbulan
dilakukan dengan memasukkan data buku besar ke
dalam komputer lalu dicetak. Barcode buku yang
sudah disediakan sering tidak digunakan dan lebih
memilih melakukan pencataatan sirkulasi buku secara
manual. Dibutuhkan model pengembangan pengelolaan
perpustakaan yang inovatif agar layanan perpustakaan
berjalan tertib, efektif dan efisien. Salah satu hasil
produk untuk mengembangkan sebuah model layanan
perpustakaan yang lebih efisien, yaitu dengan membuat
desain kartu perpustakaan digital bagi siswa di SMA N
12 Semarang. Selain digunakan untuk meminjam
buku,

kartu

ini

dapat

digunakan

sebagai

kartu

kehadiran di perpustakaan sekolah.

40

1. Peminjaman buku masih
dicatat dalam buku besar
2. Perekapan ulang ke dalam
komputer
3. Kurang
efisien
dalam
pencatatan
kehadiran
siswa di perpustakaan

LAYANAN SIRKULASI
DENGAN OTOMASI
Pembenahan model kartu
perpustakaan digital

Pembuatan kartu
perpustakaan bagi siswa
menggunakan barcode

1. Peminjaman
buku
lebih
mudah,
2. Pencatatan lebih akurat
3. Efisien waktu serta dapat
digunakan
sebagai
pencatatan kehadiran siswa
diperpustakaan

Gambar 2.1
Kerangka Pikir

2.7 Hipotesis
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini
adalah : Model pengembangan komponen standar
perpustakaan sekolah efektif untuk

meningkatkan

fungsi perpustakaan sekolah bagi pengguna.

41