Alkaloid dari dan sejarah 1
MAKALAH FARMAKOGNOSI
SEJARAH FARMAKOGNOSI DAN SENYAWA ALKALOID
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
NAMA
: DEWI NURUL HASANAH
DITA SAFRIYANI
KELAS
(1551023)
(1551024)
: FARMASI- IIIA
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
FAKULTAS FARMASI
2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT bahwa kami telah
menyelesaikan tugas mata kuliah Farmakognosi .Makalah ini saya tulis
berdasarkan hasil pencarian saya dari beberapa sumber. Isi makalah ini
mencakup tentang Sejarah Farmakognosi dan Penjelasan Tentang Alkaloid.
Sudah tentu makalah ini masih jauh dari sempurna dan juga masih
banyak kekurangannya. Maka saran, petunjuk pengarahan, dan bimbingan
dari berbagai pihak sangat saya harapkan.Semoga makalah ini mendapat
Ridho dari Allah SWT, dan bisa bermanfaat bagi kita semua.
Lubuk Pakam 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................
BAB I.PENDAHULUAN.............................................................................
1.1......................................................................................................Latar Belakang
..................................................................................................................
1.2.............................................................................................................Tujuan
BAB II.PEMBAHASAN..............................................................................
2.1.................................................................................................Sejarah Farmakognosi
..................................................................................................................
2.2....................................................................................................Senyawa Alkaloid
..................................................................................................................
2.3.............................................................................................Turunan Senyawa Alkaloid
..................................................................................................................
BAB III.KESIMPULAN..............................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1......................................................................................................Latar Belakang
Indonesia dilimpahi dengan kekayaan hayati yang tiada taranya. Hutan
yang terbentang di belasan ribu pulau yang ditumbuhi berbagai jenis flora dan
fauna. Tidak kurang dari 47 jenis ekosistem alam yang khas sampai jumlah
spesies tumbuhan berbunga yang sudah diketahui, sebanyak 11 % atau sekitar
30.000 jenis dari seluruh tumbuhan berbunga di dunia.
Masyarakat Indonesia sudah biasa menggunakan obat-obatan tradisional
yang umumnya berasal dari tumbuhan untuk pengobatan. Popularitas dan
perkembangan obat tradisional semakin meningkat seiring dengan slogan
“kembali ke alam” yang kian menggema sehingga banyak yang tertarik untuk
meneliti khas nya tumbuhan negeri ini.
Kurangnya informasi ilmiah mengenai komponen-kompenen kimia yang
terdapat dalam tanaman untuk obat tradisional ini mengakibatkan penggunaan
dosis sembarangan bisa mengakibatkan efek yang tidak diinginkan. Dengan
adanya keadaan ini maka telah muncul ilmu dalam dunia kesehatan khususnya
farmasi untuk menyelidiki bahan- bahan baik berasal dari tumbuhan, hewan
maupun mineral
yang mempunyai khasiat sebagai obat yang disebut
“FARMAKOGNOSI”,maka dalam makalah ini akan dijelaskan sejarah dari
farmakognosi dan kandungan dari tanaman yang memiliki khasiat sebagai
obat seperti “ALKALOID”.
1.2.
Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah farmakognosi
2. Untuk mengetahui tentang senyawa alkaloid
3. Untuk mengetahui turunan-turunan alkaloid
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Sejarah farmakognosi
Manusia selalu menggunakan tumbuhan dengan banyak cara dalam tradisi
masa evolusi manusia. Seleksi tumbuhan obat merupakan proses yang
dilakukan secara hati-hati sehingga sejumlah besar tumbuhan obat digunakan
oleh berbagai budaya dunia. Contoh, di negara Eropa zaman dulu telah
ditemukan jamur obat yang ditemukan bersama manusia es dari Austria, di
pegunungan Alpen (3300 SM). Dua objek berbentuk kenari diidentifikasi
sebagai pohon berpori (Piptoporus betulinus) suatu jamur hambalan yang
umumnya terdapat di pegunungan tinggi dan lingkungan lainnya. Spesies ini
mengandung bahan alam beracun dan salah satu unsur aktifnya (asam agarat)
merupakan pencahar yang sangat kuat dan efektif sehingga senyawa ini
menyebabkan diare berlangsung singkat dan kuat. Asam agarat memiliki efek
antibiotik yang melawan mikobakteriadan efek toksik terhadap berbagai
mikroorganisme. Manusia es dapat menderita kram gastrointestinal dan
anemia karena di dalam ususnya terdapat telur cacing cambuk (Trichuris
trichiuria). Penemuan Piptoporus betulinus menunjukkan kemungkinan
pengobatan masalah-masalah gastrointestinal dengan menggunakan jamurjamur ini. Herba yang telah dibakar dan ditempatkan di atas insisi kulit sering
dipraktekkan pada budaya Eropa kuno dan juga goresan parut pada kulit
manusia es mengindikasikan kegunaan tumbuhan obat.
Informasi tertulis paling tua dakan tradisi Eropa-Arab, berasal dari orang
Sumeria dan Akkad di Mesopotamia. Penduduk ini berasal dari daerah yang
sama seperti yang tercatat arkeologis Shanidar IV. Dokumentasi serupa telah
bertahan ribuan tahun di Mesir. Orang-orang Mesir mendokumentasikan
pengetahuan mereka (termasuk kedokteran dan farmasi) pada kertas
papirus yang terbuat dari Cyperus aquaticus, suatu tumbuhan air seperti
rumput (disebut juga papirus) ditemukan di sepanjang Eropa selatan dan
Afrika utara. Yang paling penting dalam tulisan ini adalah Papirus Ebers,
yang berasal dari sekitar 1500 SM. Papirus Ebers merupakan buku pegangan
medis yang mencakup semua macam penyakit dan termasuk empiris dan juga
bentuk simbolik pengobatan.
Papirus lainnya berfokus pada resep untuk sediaan farmasi (contohnya,
yang disebut Papirus Berlin). Obat Yunani telah menjadi fokus penelitian
sejarah farmasi selama beberapa dasawarsa. Seorang sarjanan Yunani,
Pedanius Dioscorides dari Anarzabos dianggap sebagai bapak obat-obatan
(di negara Barat). Karyanya merupakan doktrin yang mengatur praktek
farmasi dan kedokteran selama lebih dari 1500 tahun dan yang berpengaruh
besar terhadap farmasi di Eropa. Ia seorang farmakognosis ulung yang
mendeksripsikan lebih dari 600 tumbuhan obat. Selain itu, ada Hiprokrates,
seorang dokter medis Yunani (kira-kira 460-375 SM) berasal dari pulau Kos
dan mempunyai pengaruh besar terhadap tradisi medis Eropa. Ia merupakan
salah satu seri penulis pertama yang menulis Corpus Hippocraticum (suatu
kumpulan pekerjaan mengenai praktis medis). Dokter Yunani-Roma,
Caludius Galen (Galenus, tahun 130-201) meringkas bidang kompleks
kedokteran dan farmasi Yunani -Roma, dan namanya digunakan dalam istilah
farmasi galenika. Pliny yang lebih tua (tahun 23 atau 24-79), terbunuh di
Pompeii pada letusan gunung Vesuvius adalah yang pertama menghasilkan
kosmografi sejarah alami (perhitungan yang detail) termasuk kosmologi,
mineralogi, botani, zoologi dan produk obat yang berasal dari tumbuhtumbuhan dan hewan.
Di Cina, India, Jepang dan Indonesia terdapat berbagai dokumentasi
tentang tradisi penggunaan tumbuhan obat. Di cina, bidang ini berkembang
sebagai unsur Taoisme yang menganggap bahwa para pengikut berusaha
untuk menjamin hidup yang lama (kekekalan) melalui proses meditasi,
makanan khusus, tumbuhan obat, latihan dan praktek seksual tertentu. Pada
abad ke-16, risalah sistematis pertama kali dibuat mengenai obat-obat herbal
dengan menggunakan metode sains. Ben Cao Gang Mu (obat, oleh Li Sihizen
pada tahun 1518-1593) mengandung informasi sekitar 1892 obat dalam 52
bab) dan lebih dari 11000 resep yang diberikan pada lampiran. Obat- obat
tersebut diklasifikasikan menjadi 16 kategori (sebagai contoh, herba,
gandum, sayur, dan buah). Secara keseluruhan, catatan tertulis mengenai obat
Asia lainnya kurang komprehensif daripada obat Cina. Ayurveda merupakan
bentuk obat tradisional Asia yang paling tua, yang pada dasarnya berasal dari
India dan suatu cara filosofi- sains- seni kehidupan. Dalam hal ini, Ayurveda
menyerupai obat tradisional Cina dan seperti juga TCM telah mempengaruhi
pengembangan bentuk obat yang lebih praktis, tidak terlalu esoteris, yang
digunakan secara rutin atau penyakit-penyakit minor dalam rumah.
2.2. Senyawa Alkaloid
Alkaloid adalah suatu golongan senyawa organik yang terbanyak
ditemukan di alam. Hampir seluruh senyawa alkaloid berasal dari tumbuhtumbuhan dan tersebar luas dalam berbagai jenis tumbuhan. Semua alkaloid
mengandung paling sedikit satu atom nitrogen, biasanya bersifat basa dan
sebagian besar atom nitrogen ini merupakan bagian dari cincin heterosiklik.
(Lenny, 2006).
Sebagian besar sumber alkaloid adalah pada tanaman berbunga,
angiospermae (Familia Leguminoceae, Papavraceae, Ranunculaceae,
Rubiaceae, Solanaceae, Berberidaceae) dan juga pada tumbuhan
monokotil (Familia Solanaceae dan Liliaceae).
Berikutnya penemuan sejumlah besar alkaloid terdapat pada hewan,
serangga, organisme laut, mikroorganisme dan tanaman rendah. Beberapa
contoh yang terdapat pada berbagai sumber adalah isolasi muskopiridin dari
sebangsa rusa; kastoramin dari sejenis musang Kanada; turunan PirrolFeromon pada seks serangga; Saksitoksin
Neurotoksik konstituen dari
Gonyaulax catenella; Pirosiamin dari bacterium Pseudomunas aeruginosa;
khanoklavin-I dari sebangsa cendawan, Claviceps purpurea; dan likopodin
dari genus lumut Lycopodium (Nadjib, 2010).
Fungsi alkaloid bermacam-macam diantaranya sebagai racun untuk
melindungi tanaman dari serangga dan binatang. Sebagai hasil akhir dari
reaksi detoksifikasi yang merupakan hasil metabolit akhir dari komponen
yang membahayakan bagi tanaman, sebagai faktor pertumbuhan tanaman dan
cadangan makanan ( Nadjib, 2010).
Beberapa sifat dari alkaloid yaitu :
1) Mengandung atom nitrogen yang umumnya berasal dari asam amino.
2) Umumnya berupa kristal atau serbuk amorf.
3) Alkaloid yang berbentuk cair yaitu koinin, nikotin dan spartein.
4) Dalam tumbuhan berada dalam bentuk bebas, dalam bentuk N-oksida atau
dalam bentuk garamnya.
5) Umumnya mempunyai rasa yang pahit
6) Alkaloid dalam bentuk bebas tidak larut dalam air tetapi larut dalam
kloroform, eter dan pelarut organik lainnya yang bersifat relatif nonpolar.
7) Alkaloid dalam bentuk garamnya mudah larut dalam air.
8) Alkaloid bebas bersifat basa karena adanya pasangan elektron bebas pada
atom N-nya.
9) Alkaloid dapat membentuk endapan dengan bentuk iodida dari Hg,Au dan
logam berat lainnya (dasar untuk identifikasi alkaloid) (Nadjib, 2010).
2.3.Turunan Alkaloid
1. Alkaloid Piridin-Piperidin
Golongan ini dibagi dalam 4 sub golongan :
1. Turunan Piperidin, meliputi piperini yang diperoleh dari
Piperis nigri Fructus; yang berasal dari tumbuhan Piperis nigri (fam :
Piperaceae) berguna sebagai bumbu dapur.
2. Turunan Propil-Piperidin, meliputi koniin yang diperoleh dari
Conii Fructus; yang berasal dari tumbuhan Conium maculatum (Fam:
Umbelliferae) berguna sebagai antisasmodik dan sedatif.
3. Turunan Asam Nikotinan, meliputi arekolin yang diperoleh dari
Areca Semen; yang berasal dari tumbuhan Areca catechu (fam:
Palmae) berguna sebagai anthelmentikum pada hewan.
4. Turunan Pirinin & Pirolidin, meliputi nikotin yang diperoleh dari
Nicoteana Folium; yang berasal dari tumbuhan Nicotiana tobaccum
(fam: Solanaceae) berguna sebagai antiparasit, insektisida dan
antitetanu
Tumbuhan yang juga mengandung alkaloid ini adalah kuli
dari Punica granatum (fam: Punicaceae) yang berguna
sebagai taenifuga.
2.
Alkaloid Tropan
Alkaloid ini dapat mempengaruhi sistem saraf pusat termasuk yang ada
pada otak maupun sum-sum tulang belakang. Alkaloid tropan memiliki
struktur inti bisiklik, mengandung nitrogen yaitu azabisiklo[3,2,1]oktan
atau 8-metil-8-azabisiklo [3,2,1] oktan. Alkaloid tropan ditemukan pada
angiospermae, yaitu famili Solanaceae (Atropa, Brugmansia, Datura,
Scopolia,
Physalis),
Erythroxylaceae
(Erythroxylem),
Proteaceae
(Belladena dan Darlingia) dan Convoovulaceae (Convovulus dan
Calystegia). Alkaloid tropan secara sporadis ditemukan pada tanaman
Bruguiera, Phyllanthus, dan Cochlearia.
Karakter alkaloid yang mengandung inti tropan adalah jika
direaksikan dengan asam nitrat, kemudian residunya dilarutkan dalam
aseton maka akan muncul warna ungu gelap. Hal ini disebabkan karena
munculnya larutan etanol dalam KOH
( Reaksi Vitalli Morin)
(Ayu,2007).
Skopolamin dari biji Datura
stramonium
sebagai
antispasmodik dan sedative
Hiosiamin pada daun dan biji
Kokain pada Erythroxylon coca.
Hyoscyamus muticu ssebagai
sebagai analgetik narkotik yang
relaksan pada otot.
menstimulasi
pusat
antiemetik dan midriatik
Atropin Akar dan daun tumbuhan
Atropa
belladonna
sebagai
antispamolitik,antikolinergik,anti
asma dan midriatik
syaraf,
3.Alkaloid Quinolin
Mempunyai 2 cincin karbon dengan 1 atom nitrogen. Alkaloid yang
tergolong quinolin diantaranya quinin, quinidin, cinchonin, dan
cinchonidin. Alkaloid cinchona saat ini merupakan satu-satunya
kelompok alkaloid quinolin yang memiliki efek terapeutik. Ada
beberapa jenis dari Cinchona diantaranya C. Calisaya yang berwarna
kuning berasal dari Peru dan Bolivia, C. Officinalis dan C. Ledgeriana
lebih banyak di Indonesia yang ditanam di pulau jawa. Cinchonin yang
merupakan isomer dari cinchonidin merupakan ”alkaloid orang tua” dari
semua seri alkaloid quinin. Quinin dan isomernya yaitu quinidin
merupakan 6-metoksicinchonin (Ayu, 2007).
cinchona pada kulit batang
(cotex) dari tumbuhan
Cinchona succirubra sebagai
anti malaria
Akronisina dari kulit batang
tumbuhan
bauerys
Acronychia
ebagai
antineoplastik
Camptothecin
dari
buah,kayu atau kulit dari
pohon
Camptotheca
acuminatamempunyai
keaktifan
terhadap
leukemia limpoid.
Viridicatin
ubtansi
antibiotik dari mycelium
jamur
Penicillium
viridicatum
(fam
:
Aspergillaceae),
aktif
untuk semua jenis
Plasmodium (kecuali
P. vivax)
malaria
penyebab
4.Alkaloid Isoquinolin
Obat-obat penting yang berasal dari alkaloid isoquinolin adalah ipekak,
emetin, hidrastin, sanguinaria, kurare, tubokurarin, berberin, dan opium.
Meskipun alkaloid isoquinolin memiliki struktur yang kompleks tetapi
biosintetsisnya sangat sederhana. Alkaloid isoquinolin merupakan hasil
kondensasi derivat feniletilamin dengan derivat fenilasetaldehid dimana
kedua senyawa ini merupakan derivat dari fenilalanin dan tirosin (Ayu,
2007).
Morfin diperoleh dari biji dan buah tumbuhan Papaver
somniferum dan P. Bracteatum (fam : Papaveraceae).
Morfin dikategorikan sebagai obat yang ajaib karena
mampu mengurangi rasa sakit akibat operasi atau luka
Papaver
somniferum
parah. Pada saat dikonsumsi, obat ini menyebabkan
penggunanya berada dalam kondisi mati rasa sekaligus
diliputi perasaan senang/ euforia seperti sedang berada
P. Bracteatum
dalam alam mimpi.
Beberina pada akar dan
umbi
akar
dari
tumbuhan
Berberis
vulgarissebagai
zat
pahit/amara
dan
Emetina
dari
akar
tumbuhan Cephaelis
ipecacuanha sebagai
emetik
dan
ekspektoran
Hidrastina dan Karadina
dari umbi akar Hydrastis
Canadensis
sebagai
adstrigensia pada radang
selaput lendir.
5.Alkaloid Indol
Obat-obat penting yang mengandung gugus indol adalah rauwolfia (reserpin),
catharanthus atau vinca (vinblastin dan vincristin), nux vomica (strihnin dan
brusin), physostigma (fisostigmin), dan ergot (ergotamin dan ergonovin).
Terdapat tiga kerangka monoterpenoid yang membentuk kompleks indol yaitu
kerangka tipe Aspidosperma, Corynanthe, dan Iboga. Penamaan tipe kerangka ini
berdasarkan tanaman yang banyak mengandung alkaloid dengan inti monoterpen
(Ayu, 2007).
Reserpina dari akar
tumbuhan Rauwolfia
serpentine
sebagai
antihipertensi
dan
traqulizer (penenang)
Fisostigmina & Eserina pada
biji
dari
tumbuhan
Physostigma
venenosum
sebagai
konjungtiva
pengobatan glaukoma.
Vinblastina
tumbuhan
rosea
antitumor.
dari
Vinca
sebagai
Ergotoksina dari sisik
jamur
yang
menempel
pada
tumbuhan
Secale
cornutum
untuk
penyakit
migrain
yang
spesifk
dan
Sriknina & Brusina dari
biji
tumbuhan
Strychnos
nuxvomica yang telah
kering
sebagai
tonikum dan ratisida
6. Alkaloid Imidazol
Cincin imidazol (glioxalin) adalah cincin utama dari pilokarpin.. Pilokarpin
adalah basa tersier yang mengandung gugus lakton dan imidazol. Ditinjau dari
strukturnya, alkaloid ini mungkin dibentuk dari histidin atau suatu metabolit
yang ekivalen (Ayu, 2007).
Lingkaran Imidazol merupakan inti dasar dari pilokarpin yang berasal dari
daun tumbuhan Pilocarpus jaborandi atau Jaborandi rermambuco, P.
Microphylus atau J. marashm, dan P. Pinnatifolius atau J. Paraguay dari
a) Pilocarpus jaborandi, b) P. Microphylus, c) P. Pinnatifolius
familia Rutaceae yang berkhasiat sebagai konjungtiva pada penderita
glaucoma.
7. Alkaloid Steroid
Mengandung 2 cincin karbon dengan 1 atom nitrogen dan 1 rangka steroid
yang mengandung 4 cincin karbon . Alkaloid steroid dikarakterisasi dengan
adanya inti siklopentanofenantren. Alkaloid ini biasanya dibentuk dari
kolesterol dan memiliki prekursor yang sama dengan kolesterol. Alkaloid
steroid yang penting adalah veratrum (Ayu, 2007).
Alkaloid steroid terbagi atas 3 golongan yaitu :
1. Golongan I : Sevadina, Germidina, Germetrina, Neogermetrina,
Gemerina, Neoprotoperabrena, Veletridina
2. Golongan II : Pseudojervina, Veracrosina,
Isorobijervosia
3. Golongan III : Germina, Jervina, Rubijervina, Isoveratromina
8. Alkaloid Lupinan
Mempunyai 2 cincin karbon dengan 1 atom N. alkaloid ini ditemukan pada
Lunpinus luteus, Cytisus scoparius (fam : Leguminocaea) dan Anabis aphylla
(fam : Chenopodiaceae) berupa daun tumbuhan yang telah dikeringkan
berkhasiat sebagai oksitoksik.
Germidina dari umbi
akar
tumbuhan
Veratrum
viride
sebagai
antihipertensi
Protoveratrindari
umbi
akar
tumbuhan
Veratrum
albumsebagai
insektisida
&
antihipertensi
Sevadina dari biji
sebadilladari
tumbuhan
Schonecaulon
officinalis
sebagai
insektisida
9. Alkaloid Purin
Mempunyai 2 cincin karbon dengan 4 atom
b) Lunpinus luteus, b) Cytisus scoparius c) Anabis aphylla
nitrogen. Susunan inti heterosiklik yang terdiri dari cincin pirimidin yang
tergabung dengan Imidazole. Purin sendiri tidak ada di alam tetapi
derivatnya signifikan secara biologis. Alkaloid basa purin yang penting
adalah kafein, teobromin, dan teofilin (Ayu, 2007).
Kafeina dari biji kopi Coffe
arabicasebagai stimulans
dan diuretic
Selain
Theobromina dari biji
tumbuhan Theobroma
cacaosebagai diuretik dan
stimulan SSP
tumbuan kopi ada tumbuhan lain yang juga mengandung caffein seperti
camellia sinensis (fam: Theaceae), cola nitida (fam starculiaceae).
10. Alkaloid Amina
Golongan ini tidak mengandung N heterosiklik. Banyak yang merupakan
tutrunan sederhana dari feniletilamin dan senyawa-senyawa turunan dari asam
amino fenilalanin atau tirosin.
BAB III
KESIMPULAN
3.1.
Kesimpulan
1. Sejarah farmakognosi :
Kolkisina
dari
biji
tumbuhan Colchicum
autumnale
sebagai
antineoplasmik
dan
stimulan SSP
d-Norpseudo
Efedrina
dari
herba
Efedrina
dari daun- Ephedra
tumbuhan
daun distachya
segar
sebagai
tumbuhan
Catha
bronkodilator
edulis
sebagai
stimulan pada SSP
di negara Eropa zaman dulu telah ditemukan jamur obat yang ditemukan
bersama manusia es dari Austria, di pegunungan Alpen (3300 SM).
Mesir mendokumentasikan pengetahuan mereka (termasuk kedokteran dan
farmasi) pada kertas papirus yang terbuat dari Cyperus aquaticus.
Di cina, dahulu terdapat Ben Cao Gang Mu (obat, oleh Li Sihizen pada tahun
1518-1593) mengandung informasi sekitar 1892 obat dalam 52 bab) dan lebih
dari 11000 resep yang diberikan pada lampiran.
2. Alkaloid adalah suatu golongan senyawa organik yang terbanyak
ditemukan di alam sebagai racun untuk melindungi tanaman dari serangga
dan binatang. Sebagai hasil akhir dari reaksi detoksifikasi yang merupakan
hasil metabolit akhir dari komponen yang membahayakan bagi tanaman,
sebagai faktor pertumbuhan tanaman dan cadangan makanan.
3. Turunan-turunan alkaloid :
a. Alkaloid Piridin-Piperidin
b. Alkaloid Tropan
c. Alkaloid Quinolin
d. Alkaloid Isoquinolin
e. Alkaloid Indol
f. Alkaloid Imidazol
g. Alkaloid Steroid
h. Alkaloid Lupinan
i. Alkaloid Purin
j. Alkaloid Amina
DAFTAR PUSTAKA
Ayu.(2007). Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisi Tumbuhan.
Bandung: Penerbit ITB.
Lenny.(2006). Buku Ajar Fitokimia. Surabaya: Airlangga University Press.
Nadjib.(2010). Penuntun fitokimia dalam farmasi.Bandung: Penerbit ITB
SEJARAH FARMAKOGNOSI DAN SENYAWA ALKALOID
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
NAMA
: DEWI NURUL HASANAH
DITA SAFRIYANI
KELAS
(1551023)
(1551024)
: FARMASI- IIIA
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
FAKULTAS FARMASI
2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT bahwa kami telah
menyelesaikan tugas mata kuliah Farmakognosi .Makalah ini saya tulis
berdasarkan hasil pencarian saya dari beberapa sumber. Isi makalah ini
mencakup tentang Sejarah Farmakognosi dan Penjelasan Tentang Alkaloid.
Sudah tentu makalah ini masih jauh dari sempurna dan juga masih
banyak kekurangannya. Maka saran, petunjuk pengarahan, dan bimbingan
dari berbagai pihak sangat saya harapkan.Semoga makalah ini mendapat
Ridho dari Allah SWT, dan bisa bermanfaat bagi kita semua.
Lubuk Pakam 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................
BAB I.PENDAHULUAN.............................................................................
1.1......................................................................................................Latar Belakang
..................................................................................................................
1.2.............................................................................................................Tujuan
BAB II.PEMBAHASAN..............................................................................
2.1.................................................................................................Sejarah Farmakognosi
..................................................................................................................
2.2....................................................................................................Senyawa Alkaloid
..................................................................................................................
2.3.............................................................................................Turunan Senyawa Alkaloid
..................................................................................................................
BAB III.KESIMPULAN..............................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1......................................................................................................Latar Belakang
Indonesia dilimpahi dengan kekayaan hayati yang tiada taranya. Hutan
yang terbentang di belasan ribu pulau yang ditumbuhi berbagai jenis flora dan
fauna. Tidak kurang dari 47 jenis ekosistem alam yang khas sampai jumlah
spesies tumbuhan berbunga yang sudah diketahui, sebanyak 11 % atau sekitar
30.000 jenis dari seluruh tumbuhan berbunga di dunia.
Masyarakat Indonesia sudah biasa menggunakan obat-obatan tradisional
yang umumnya berasal dari tumbuhan untuk pengobatan. Popularitas dan
perkembangan obat tradisional semakin meningkat seiring dengan slogan
“kembali ke alam” yang kian menggema sehingga banyak yang tertarik untuk
meneliti khas nya tumbuhan negeri ini.
Kurangnya informasi ilmiah mengenai komponen-kompenen kimia yang
terdapat dalam tanaman untuk obat tradisional ini mengakibatkan penggunaan
dosis sembarangan bisa mengakibatkan efek yang tidak diinginkan. Dengan
adanya keadaan ini maka telah muncul ilmu dalam dunia kesehatan khususnya
farmasi untuk menyelidiki bahan- bahan baik berasal dari tumbuhan, hewan
maupun mineral
yang mempunyai khasiat sebagai obat yang disebut
“FARMAKOGNOSI”,maka dalam makalah ini akan dijelaskan sejarah dari
farmakognosi dan kandungan dari tanaman yang memiliki khasiat sebagai
obat seperti “ALKALOID”.
1.2.
Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah farmakognosi
2. Untuk mengetahui tentang senyawa alkaloid
3. Untuk mengetahui turunan-turunan alkaloid
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Sejarah farmakognosi
Manusia selalu menggunakan tumbuhan dengan banyak cara dalam tradisi
masa evolusi manusia. Seleksi tumbuhan obat merupakan proses yang
dilakukan secara hati-hati sehingga sejumlah besar tumbuhan obat digunakan
oleh berbagai budaya dunia. Contoh, di negara Eropa zaman dulu telah
ditemukan jamur obat yang ditemukan bersama manusia es dari Austria, di
pegunungan Alpen (3300 SM). Dua objek berbentuk kenari diidentifikasi
sebagai pohon berpori (Piptoporus betulinus) suatu jamur hambalan yang
umumnya terdapat di pegunungan tinggi dan lingkungan lainnya. Spesies ini
mengandung bahan alam beracun dan salah satu unsur aktifnya (asam agarat)
merupakan pencahar yang sangat kuat dan efektif sehingga senyawa ini
menyebabkan diare berlangsung singkat dan kuat. Asam agarat memiliki efek
antibiotik yang melawan mikobakteriadan efek toksik terhadap berbagai
mikroorganisme. Manusia es dapat menderita kram gastrointestinal dan
anemia karena di dalam ususnya terdapat telur cacing cambuk (Trichuris
trichiuria). Penemuan Piptoporus betulinus menunjukkan kemungkinan
pengobatan masalah-masalah gastrointestinal dengan menggunakan jamurjamur ini. Herba yang telah dibakar dan ditempatkan di atas insisi kulit sering
dipraktekkan pada budaya Eropa kuno dan juga goresan parut pada kulit
manusia es mengindikasikan kegunaan tumbuhan obat.
Informasi tertulis paling tua dakan tradisi Eropa-Arab, berasal dari orang
Sumeria dan Akkad di Mesopotamia. Penduduk ini berasal dari daerah yang
sama seperti yang tercatat arkeologis Shanidar IV. Dokumentasi serupa telah
bertahan ribuan tahun di Mesir. Orang-orang Mesir mendokumentasikan
pengetahuan mereka (termasuk kedokteran dan farmasi) pada kertas
papirus yang terbuat dari Cyperus aquaticus, suatu tumbuhan air seperti
rumput (disebut juga papirus) ditemukan di sepanjang Eropa selatan dan
Afrika utara. Yang paling penting dalam tulisan ini adalah Papirus Ebers,
yang berasal dari sekitar 1500 SM. Papirus Ebers merupakan buku pegangan
medis yang mencakup semua macam penyakit dan termasuk empiris dan juga
bentuk simbolik pengobatan.
Papirus lainnya berfokus pada resep untuk sediaan farmasi (contohnya,
yang disebut Papirus Berlin). Obat Yunani telah menjadi fokus penelitian
sejarah farmasi selama beberapa dasawarsa. Seorang sarjanan Yunani,
Pedanius Dioscorides dari Anarzabos dianggap sebagai bapak obat-obatan
(di negara Barat). Karyanya merupakan doktrin yang mengatur praktek
farmasi dan kedokteran selama lebih dari 1500 tahun dan yang berpengaruh
besar terhadap farmasi di Eropa. Ia seorang farmakognosis ulung yang
mendeksripsikan lebih dari 600 tumbuhan obat. Selain itu, ada Hiprokrates,
seorang dokter medis Yunani (kira-kira 460-375 SM) berasal dari pulau Kos
dan mempunyai pengaruh besar terhadap tradisi medis Eropa. Ia merupakan
salah satu seri penulis pertama yang menulis Corpus Hippocraticum (suatu
kumpulan pekerjaan mengenai praktis medis). Dokter Yunani-Roma,
Caludius Galen (Galenus, tahun 130-201) meringkas bidang kompleks
kedokteran dan farmasi Yunani -Roma, dan namanya digunakan dalam istilah
farmasi galenika. Pliny yang lebih tua (tahun 23 atau 24-79), terbunuh di
Pompeii pada letusan gunung Vesuvius adalah yang pertama menghasilkan
kosmografi sejarah alami (perhitungan yang detail) termasuk kosmologi,
mineralogi, botani, zoologi dan produk obat yang berasal dari tumbuhtumbuhan dan hewan.
Di Cina, India, Jepang dan Indonesia terdapat berbagai dokumentasi
tentang tradisi penggunaan tumbuhan obat. Di cina, bidang ini berkembang
sebagai unsur Taoisme yang menganggap bahwa para pengikut berusaha
untuk menjamin hidup yang lama (kekekalan) melalui proses meditasi,
makanan khusus, tumbuhan obat, latihan dan praktek seksual tertentu. Pada
abad ke-16, risalah sistematis pertama kali dibuat mengenai obat-obat herbal
dengan menggunakan metode sains. Ben Cao Gang Mu (obat, oleh Li Sihizen
pada tahun 1518-1593) mengandung informasi sekitar 1892 obat dalam 52
bab) dan lebih dari 11000 resep yang diberikan pada lampiran. Obat- obat
tersebut diklasifikasikan menjadi 16 kategori (sebagai contoh, herba,
gandum, sayur, dan buah). Secara keseluruhan, catatan tertulis mengenai obat
Asia lainnya kurang komprehensif daripada obat Cina. Ayurveda merupakan
bentuk obat tradisional Asia yang paling tua, yang pada dasarnya berasal dari
India dan suatu cara filosofi- sains- seni kehidupan. Dalam hal ini, Ayurveda
menyerupai obat tradisional Cina dan seperti juga TCM telah mempengaruhi
pengembangan bentuk obat yang lebih praktis, tidak terlalu esoteris, yang
digunakan secara rutin atau penyakit-penyakit minor dalam rumah.
2.2. Senyawa Alkaloid
Alkaloid adalah suatu golongan senyawa organik yang terbanyak
ditemukan di alam. Hampir seluruh senyawa alkaloid berasal dari tumbuhtumbuhan dan tersebar luas dalam berbagai jenis tumbuhan. Semua alkaloid
mengandung paling sedikit satu atom nitrogen, biasanya bersifat basa dan
sebagian besar atom nitrogen ini merupakan bagian dari cincin heterosiklik.
(Lenny, 2006).
Sebagian besar sumber alkaloid adalah pada tanaman berbunga,
angiospermae (Familia Leguminoceae, Papavraceae, Ranunculaceae,
Rubiaceae, Solanaceae, Berberidaceae) dan juga pada tumbuhan
monokotil (Familia Solanaceae dan Liliaceae).
Berikutnya penemuan sejumlah besar alkaloid terdapat pada hewan,
serangga, organisme laut, mikroorganisme dan tanaman rendah. Beberapa
contoh yang terdapat pada berbagai sumber adalah isolasi muskopiridin dari
sebangsa rusa; kastoramin dari sejenis musang Kanada; turunan PirrolFeromon pada seks serangga; Saksitoksin
Neurotoksik konstituen dari
Gonyaulax catenella; Pirosiamin dari bacterium Pseudomunas aeruginosa;
khanoklavin-I dari sebangsa cendawan, Claviceps purpurea; dan likopodin
dari genus lumut Lycopodium (Nadjib, 2010).
Fungsi alkaloid bermacam-macam diantaranya sebagai racun untuk
melindungi tanaman dari serangga dan binatang. Sebagai hasil akhir dari
reaksi detoksifikasi yang merupakan hasil metabolit akhir dari komponen
yang membahayakan bagi tanaman, sebagai faktor pertumbuhan tanaman dan
cadangan makanan ( Nadjib, 2010).
Beberapa sifat dari alkaloid yaitu :
1) Mengandung atom nitrogen yang umumnya berasal dari asam amino.
2) Umumnya berupa kristal atau serbuk amorf.
3) Alkaloid yang berbentuk cair yaitu koinin, nikotin dan spartein.
4) Dalam tumbuhan berada dalam bentuk bebas, dalam bentuk N-oksida atau
dalam bentuk garamnya.
5) Umumnya mempunyai rasa yang pahit
6) Alkaloid dalam bentuk bebas tidak larut dalam air tetapi larut dalam
kloroform, eter dan pelarut organik lainnya yang bersifat relatif nonpolar.
7) Alkaloid dalam bentuk garamnya mudah larut dalam air.
8) Alkaloid bebas bersifat basa karena adanya pasangan elektron bebas pada
atom N-nya.
9) Alkaloid dapat membentuk endapan dengan bentuk iodida dari Hg,Au dan
logam berat lainnya (dasar untuk identifikasi alkaloid) (Nadjib, 2010).
2.3.Turunan Alkaloid
1. Alkaloid Piridin-Piperidin
Golongan ini dibagi dalam 4 sub golongan :
1. Turunan Piperidin, meliputi piperini yang diperoleh dari
Piperis nigri Fructus; yang berasal dari tumbuhan Piperis nigri (fam :
Piperaceae) berguna sebagai bumbu dapur.
2. Turunan Propil-Piperidin, meliputi koniin yang diperoleh dari
Conii Fructus; yang berasal dari tumbuhan Conium maculatum (Fam:
Umbelliferae) berguna sebagai antisasmodik dan sedatif.
3. Turunan Asam Nikotinan, meliputi arekolin yang diperoleh dari
Areca Semen; yang berasal dari tumbuhan Areca catechu (fam:
Palmae) berguna sebagai anthelmentikum pada hewan.
4. Turunan Pirinin & Pirolidin, meliputi nikotin yang diperoleh dari
Nicoteana Folium; yang berasal dari tumbuhan Nicotiana tobaccum
(fam: Solanaceae) berguna sebagai antiparasit, insektisida dan
antitetanu
Tumbuhan yang juga mengandung alkaloid ini adalah kuli
dari Punica granatum (fam: Punicaceae) yang berguna
sebagai taenifuga.
2.
Alkaloid Tropan
Alkaloid ini dapat mempengaruhi sistem saraf pusat termasuk yang ada
pada otak maupun sum-sum tulang belakang. Alkaloid tropan memiliki
struktur inti bisiklik, mengandung nitrogen yaitu azabisiklo[3,2,1]oktan
atau 8-metil-8-azabisiklo [3,2,1] oktan. Alkaloid tropan ditemukan pada
angiospermae, yaitu famili Solanaceae (Atropa, Brugmansia, Datura,
Scopolia,
Physalis),
Erythroxylaceae
(Erythroxylem),
Proteaceae
(Belladena dan Darlingia) dan Convoovulaceae (Convovulus dan
Calystegia). Alkaloid tropan secara sporadis ditemukan pada tanaman
Bruguiera, Phyllanthus, dan Cochlearia.
Karakter alkaloid yang mengandung inti tropan adalah jika
direaksikan dengan asam nitrat, kemudian residunya dilarutkan dalam
aseton maka akan muncul warna ungu gelap. Hal ini disebabkan karena
munculnya larutan etanol dalam KOH
( Reaksi Vitalli Morin)
(Ayu,2007).
Skopolamin dari biji Datura
stramonium
sebagai
antispasmodik dan sedative
Hiosiamin pada daun dan biji
Kokain pada Erythroxylon coca.
Hyoscyamus muticu ssebagai
sebagai analgetik narkotik yang
relaksan pada otot.
menstimulasi
pusat
antiemetik dan midriatik
Atropin Akar dan daun tumbuhan
Atropa
belladonna
sebagai
antispamolitik,antikolinergik,anti
asma dan midriatik
syaraf,
3.Alkaloid Quinolin
Mempunyai 2 cincin karbon dengan 1 atom nitrogen. Alkaloid yang
tergolong quinolin diantaranya quinin, quinidin, cinchonin, dan
cinchonidin. Alkaloid cinchona saat ini merupakan satu-satunya
kelompok alkaloid quinolin yang memiliki efek terapeutik. Ada
beberapa jenis dari Cinchona diantaranya C. Calisaya yang berwarna
kuning berasal dari Peru dan Bolivia, C. Officinalis dan C. Ledgeriana
lebih banyak di Indonesia yang ditanam di pulau jawa. Cinchonin yang
merupakan isomer dari cinchonidin merupakan ”alkaloid orang tua” dari
semua seri alkaloid quinin. Quinin dan isomernya yaitu quinidin
merupakan 6-metoksicinchonin (Ayu, 2007).
cinchona pada kulit batang
(cotex) dari tumbuhan
Cinchona succirubra sebagai
anti malaria
Akronisina dari kulit batang
tumbuhan
bauerys
Acronychia
ebagai
antineoplastik
Camptothecin
dari
buah,kayu atau kulit dari
pohon
Camptotheca
acuminatamempunyai
keaktifan
terhadap
leukemia limpoid.
Viridicatin
ubtansi
antibiotik dari mycelium
jamur
Penicillium
viridicatum
(fam
:
Aspergillaceae),
aktif
untuk semua jenis
Plasmodium (kecuali
P. vivax)
malaria
penyebab
4.Alkaloid Isoquinolin
Obat-obat penting yang berasal dari alkaloid isoquinolin adalah ipekak,
emetin, hidrastin, sanguinaria, kurare, tubokurarin, berberin, dan opium.
Meskipun alkaloid isoquinolin memiliki struktur yang kompleks tetapi
biosintetsisnya sangat sederhana. Alkaloid isoquinolin merupakan hasil
kondensasi derivat feniletilamin dengan derivat fenilasetaldehid dimana
kedua senyawa ini merupakan derivat dari fenilalanin dan tirosin (Ayu,
2007).
Morfin diperoleh dari biji dan buah tumbuhan Papaver
somniferum dan P. Bracteatum (fam : Papaveraceae).
Morfin dikategorikan sebagai obat yang ajaib karena
mampu mengurangi rasa sakit akibat operasi atau luka
Papaver
somniferum
parah. Pada saat dikonsumsi, obat ini menyebabkan
penggunanya berada dalam kondisi mati rasa sekaligus
diliputi perasaan senang/ euforia seperti sedang berada
P. Bracteatum
dalam alam mimpi.
Beberina pada akar dan
umbi
akar
dari
tumbuhan
Berberis
vulgarissebagai
zat
pahit/amara
dan
Emetina
dari
akar
tumbuhan Cephaelis
ipecacuanha sebagai
emetik
dan
ekspektoran
Hidrastina dan Karadina
dari umbi akar Hydrastis
Canadensis
sebagai
adstrigensia pada radang
selaput lendir.
5.Alkaloid Indol
Obat-obat penting yang mengandung gugus indol adalah rauwolfia (reserpin),
catharanthus atau vinca (vinblastin dan vincristin), nux vomica (strihnin dan
brusin), physostigma (fisostigmin), dan ergot (ergotamin dan ergonovin).
Terdapat tiga kerangka monoterpenoid yang membentuk kompleks indol yaitu
kerangka tipe Aspidosperma, Corynanthe, dan Iboga. Penamaan tipe kerangka ini
berdasarkan tanaman yang banyak mengandung alkaloid dengan inti monoterpen
(Ayu, 2007).
Reserpina dari akar
tumbuhan Rauwolfia
serpentine
sebagai
antihipertensi
dan
traqulizer (penenang)
Fisostigmina & Eserina pada
biji
dari
tumbuhan
Physostigma
venenosum
sebagai
konjungtiva
pengobatan glaukoma.
Vinblastina
tumbuhan
rosea
antitumor.
dari
Vinca
sebagai
Ergotoksina dari sisik
jamur
yang
menempel
pada
tumbuhan
Secale
cornutum
untuk
penyakit
migrain
yang
spesifk
dan
Sriknina & Brusina dari
biji
tumbuhan
Strychnos
nuxvomica yang telah
kering
sebagai
tonikum dan ratisida
6. Alkaloid Imidazol
Cincin imidazol (glioxalin) adalah cincin utama dari pilokarpin.. Pilokarpin
adalah basa tersier yang mengandung gugus lakton dan imidazol. Ditinjau dari
strukturnya, alkaloid ini mungkin dibentuk dari histidin atau suatu metabolit
yang ekivalen (Ayu, 2007).
Lingkaran Imidazol merupakan inti dasar dari pilokarpin yang berasal dari
daun tumbuhan Pilocarpus jaborandi atau Jaborandi rermambuco, P.
Microphylus atau J. marashm, dan P. Pinnatifolius atau J. Paraguay dari
a) Pilocarpus jaborandi, b) P. Microphylus, c) P. Pinnatifolius
familia Rutaceae yang berkhasiat sebagai konjungtiva pada penderita
glaucoma.
7. Alkaloid Steroid
Mengandung 2 cincin karbon dengan 1 atom nitrogen dan 1 rangka steroid
yang mengandung 4 cincin karbon . Alkaloid steroid dikarakterisasi dengan
adanya inti siklopentanofenantren. Alkaloid ini biasanya dibentuk dari
kolesterol dan memiliki prekursor yang sama dengan kolesterol. Alkaloid
steroid yang penting adalah veratrum (Ayu, 2007).
Alkaloid steroid terbagi atas 3 golongan yaitu :
1. Golongan I : Sevadina, Germidina, Germetrina, Neogermetrina,
Gemerina, Neoprotoperabrena, Veletridina
2. Golongan II : Pseudojervina, Veracrosina,
Isorobijervosia
3. Golongan III : Germina, Jervina, Rubijervina, Isoveratromina
8. Alkaloid Lupinan
Mempunyai 2 cincin karbon dengan 1 atom N. alkaloid ini ditemukan pada
Lunpinus luteus, Cytisus scoparius (fam : Leguminocaea) dan Anabis aphylla
(fam : Chenopodiaceae) berupa daun tumbuhan yang telah dikeringkan
berkhasiat sebagai oksitoksik.
Germidina dari umbi
akar
tumbuhan
Veratrum
viride
sebagai
antihipertensi
Protoveratrindari
umbi
akar
tumbuhan
Veratrum
albumsebagai
insektisida
&
antihipertensi
Sevadina dari biji
sebadilladari
tumbuhan
Schonecaulon
officinalis
sebagai
insektisida
9. Alkaloid Purin
Mempunyai 2 cincin karbon dengan 4 atom
b) Lunpinus luteus, b) Cytisus scoparius c) Anabis aphylla
nitrogen. Susunan inti heterosiklik yang terdiri dari cincin pirimidin yang
tergabung dengan Imidazole. Purin sendiri tidak ada di alam tetapi
derivatnya signifikan secara biologis. Alkaloid basa purin yang penting
adalah kafein, teobromin, dan teofilin (Ayu, 2007).
Kafeina dari biji kopi Coffe
arabicasebagai stimulans
dan diuretic
Selain
Theobromina dari biji
tumbuhan Theobroma
cacaosebagai diuretik dan
stimulan SSP
tumbuan kopi ada tumbuhan lain yang juga mengandung caffein seperti
camellia sinensis (fam: Theaceae), cola nitida (fam starculiaceae).
10. Alkaloid Amina
Golongan ini tidak mengandung N heterosiklik. Banyak yang merupakan
tutrunan sederhana dari feniletilamin dan senyawa-senyawa turunan dari asam
amino fenilalanin atau tirosin.
BAB III
KESIMPULAN
3.1.
Kesimpulan
1. Sejarah farmakognosi :
Kolkisina
dari
biji
tumbuhan Colchicum
autumnale
sebagai
antineoplasmik
dan
stimulan SSP
d-Norpseudo
Efedrina
dari
herba
Efedrina
dari daun- Ephedra
tumbuhan
daun distachya
segar
sebagai
tumbuhan
Catha
bronkodilator
edulis
sebagai
stimulan pada SSP
di negara Eropa zaman dulu telah ditemukan jamur obat yang ditemukan
bersama manusia es dari Austria, di pegunungan Alpen (3300 SM).
Mesir mendokumentasikan pengetahuan mereka (termasuk kedokteran dan
farmasi) pada kertas papirus yang terbuat dari Cyperus aquaticus.
Di cina, dahulu terdapat Ben Cao Gang Mu (obat, oleh Li Sihizen pada tahun
1518-1593) mengandung informasi sekitar 1892 obat dalam 52 bab) dan lebih
dari 11000 resep yang diberikan pada lampiran.
2. Alkaloid adalah suatu golongan senyawa organik yang terbanyak
ditemukan di alam sebagai racun untuk melindungi tanaman dari serangga
dan binatang. Sebagai hasil akhir dari reaksi detoksifikasi yang merupakan
hasil metabolit akhir dari komponen yang membahayakan bagi tanaman,
sebagai faktor pertumbuhan tanaman dan cadangan makanan.
3. Turunan-turunan alkaloid :
a. Alkaloid Piridin-Piperidin
b. Alkaloid Tropan
c. Alkaloid Quinolin
d. Alkaloid Isoquinolin
e. Alkaloid Indol
f. Alkaloid Imidazol
g. Alkaloid Steroid
h. Alkaloid Lupinan
i. Alkaloid Purin
j. Alkaloid Amina
DAFTAR PUSTAKA
Ayu.(2007). Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisi Tumbuhan.
Bandung: Penerbit ITB.
Lenny.(2006). Buku Ajar Fitokimia. Surabaya: Airlangga University Press.
Nadjib.(2010). Penuntun fitokimia dalam farmasi.Bandung: Penerbit ITB