Sejarah Ekonomi Islam Rasulullah dan Khu

Seri Buku Pint ar Ekonomi Islam

Sejarah Ekonomi Islam
Masa Rasulullah dan Khulafaur
Rasyidin

Team Pusat Riset dan Pengembangan Masyarakat
Regional Jabodetabek
Disusun oleh:
Zaeni, LiSEnSi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kata Pengantar
Sebagaimana kita ketahui bahw a Islam adalah agama yang tidak memisahkan antara
pengetahuan dengan ritual ibadah. Wahyu pertama justru memerintahkan manusia untuk
membaca dan memahami berbagai fenomena yang ada di sekitarnya. M anusia dilengkapi
akal ebagai pemebda dengan makhluk lainnya dalam beraktifitas sehingga ia dipercaya
menjadi khalifah di muka bumi.
Ilmu yang merupakan hasil pemikiran manusia diibaratkan sebagai bangunan yang terus
mengalami perkembangan. Setiap generasi akan selalu melakukan peneysuaian atas sebuah
hasil pemikiran. Bisa dalam bentk perbaikan atas teori sebelumnya, menghapus, atau
melahirkan satu kajian baru. Namun pada intinya, ilmu pengetahuan tidak mungkin terlepas

dari sejarah pemikiran itu sendiri.
Pun dalam ekonomi. Sebagaimana kita ketahui, peradaban yunani adalah peradaban tertua
yang kita kenal dan telah menghasilkan buah pikiran yang gemilang. Hasil pemikiran
ekonomi kita ketahui lantaran ada generasi selanjutnya yang melakukan pengembangan
dengan disertai penghargaan atas sumber pengetahuan tersebut. Sikap mengabaikan akan
sumber pengetahuan tersebut menjadi sesuatu perbuatan yang nista.
Saat ini dapat kita lihat betapa konsep ekonomi telah mengabaikan prinsip kerja ilmu yang
bersifat berkelanjutan dan terus mengalami penyempurnaan. Pemikiran ekonomi barat
melakukan loncatan pengetahuan dengan menghdairkan pemikiran zaman yunani kuno
(abad 4) menuju zaman skolastik (abad 13). Kita akan mengenal pemikiran Plato, namun
tiba-tiba kita langsung dipertemukan dengan pemikiran Thomas Aquinas dari abad yang
sangat berbeda. M enurut pemikir barat, rentang 7 abad dianggap sebagai abad tidak
produktif, karena Eropa mengalami Dark Ages (Abad Kegelapan). M engabaikan hasil
pemikiran umat Islam yang justru pada saat itu sedang mengalami kejayaan.
Ketika banyak pemikir Eropa yang ketakutan untuk menampilkan pengetahuan mereka
karena ancaman gereja, justru umat Islam dibaw ah kekhalifahan haus akan ilmu
pengetahuan dan berusaha mencari sumber literatur ilmu baik dari Yunani maupun negeri
Timur. Lahirlah tokoh-tokoh pemikir Islam seperti Abu Yusuf, Ibnu Taymiyah, As Syabani, dan
masih banyak lagi. M ereka tidak saja menjadi cendikiaw an, namun juga disertai dengan
rukhiyah dan akhlak yang terpuji.

Saat Eropa begitu gagap dengan apa yang terjadi dengan dunia Islam, mereka pun belajar
banyak hal dan akhirnya dapat mencapai Renaissance (Abad Pencerahan). Sayangnya, tidak
seperti pada masa Islam yang sangat menghargai akan sumber pengetahuan, Eropa
melupakan kontribusi besar pemikir Islam dalam mengembangkan ilmu ekonomi.
M empelajari sejarah tidak hanya berbicara tentang masa lampau. Berbicar sejarah adalah
berbicara tentag asal-usul sehingga kita tidak menjadi generasi yang insomnia, lupa akan
identitas dan kebanggaan kita sendiri. Dengan mempelajari sejarah pemikiran ekonomi Islam
kita dapat menilai, membandingkan, dan akhirnya merekonstruksi pemikiran yang relevan
sehingga sesuai dengan zaman kita saat ini.

Sebagian besar tulisan ini hanya berupa rangkuman dan pengantar atas buku-buku yang
diperoleh penulis dari perpustakaan kampus. Penulis hanya meringkas dari buku-buku para
founding father ekonomi Islam negeri kita. Sebagian besar tulisan dari karya Ustad
Adiw arman Azw ar Karim, Ibu Dr. Euis Amalia, dan beberapa tambahan tulisan dari beberapa
rujukan penulis. Semoga Allah memberkahi mereka atas hasil buah pikirannya.Tulisan ini
hanya bersifat rangkuman, karenanya bagi sahabat yang ingin mengetahui lebih dalam, bisa
mencari buku-buku beliau.
Ucapan terimakasih saya haturkan kepada FoSSEi Jabodetabek, dimana penulis mendapat
amanah sebagai Koordinator Pusat Riset, Kajian, dan Pengembangan M asyarakat. Tak lupa
pada sahabat-sahabat perjuangan di Lingkar Studi Ekonomi Syariah (LiSENSi) UIN Jakarta.

Karena disanalah perjuangan itu dimulai.
Akhir Kata, semoga tulisan ini dapat bermanfaat terutama bagi sahabat-sahabat pejuang
ekonomi Islam yang belum memiliki akses terhadap buku-buku yang ada.
Ciputat, Januari 2012

Zaeni

Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
Secara garis besar, rangkuman ini membagi 2 Bab. Yang pertama adalah sejarah
Perekonomian Umat Islam di aw al pemerintahan Islam. Dan kedua adalah rangkuman
singkat tentang para cendikiaw an ekonomi Islam.
Sejarah Ekonomi umat Islam diaw ali dengan sejarah kegiatan ekonomi fase
rasulullah, kemudia berlanjut pada masa Khulafaur Rasyidin, dan akhirnya fase khalifah bani
Umayyah, Abassiyah, dan seterusnya.
Dengan mengetahui sejarah perekonomian Islam diharapkan dapat mengetahui
berbagai prilaku dan kebijakan ekonomi selama masa aw al Islam. Dan dengan mengetahui
para cendikiaw an Islam, diharapkan dapat mengetahui asal muasal pemikiran dan
lingkungan yang mempengaruhinya. Tak lupa diharapkan dapat dijadikan teladan bagi kita
semua.
a.


Fase Ekonomi M asa Rasulullah
Dalam sirah nabaw i, kita ketahui bahw a periode mekah adalah tahapan dimana
Rasulullah lebih menguatkan kondisi akidah umat. Sehingga pembangunan ekonomi dan
masyarakat terhambat. Dan Yastrib menjadi pilihan hijrah demi tegaknya Islam.
Hanya dalam w aktu yang sangat singkat, Rasulullah berhasil membangun masyarakat
Islam. Beberapa kebijakan yang dilakukan pertama kali dan menjadi grand strategi luar
biasa saat itu adalah:
1.

M embangun M asjid
Rasulullah menyadari bahw a masjid adalah sentra kegiatan masyarakat yang sangat
dibutuhkan. Disana adalah sarana bagi umat yang baru tumbuh unt uk meningkatkan
ikatan silaturahmi antar umat. M asjid juga mejadi tempat bermusyaw arah, baitul
mal, pelatihan juru dakw ah, dan penyemaian ilmu. M asjid menjadi kebutuhan urgen
saat itu.
Dampak ekonomi jelas bisa kita dapatkan. Aktivitas sholat lima w aktu akan
mendatangkan banyak orang dari penjuru M adinah. M aka jalan-jalan baru dibangun
yang pada akhirnya akan melahirkan pasar baru karena menjadi lokasi strategis
dalam berdagang. Aktivitas masjid benar-benar menjadi fondasi aw al pembangunan

masyarakat.

2.

M empersaudarakan kaum M uhajirin dan Anshar
Pada saat hijrah, kaum M uhajirin meninggalkan segala harta kekayaan yang
dimilikinya di M ekah. Saat mereka datang ke M adinah, mereka tidak membaw a
bekal yag mencukupi untuk memulai kehidupan baru. M aka, Rasulullah
mempersaudarakan kaum M uhajirin dan kaum Anshar. Hubungan antara kaum
M uhajirin dan Anshar melebihi hubungan darah. Karenanya Rasulullah
memerintahkan kaum Ansah untuk berbagi hartanya dengan kaum M uhajirin.

3.

M embuat Piagam M adinah
Sebelum kedatangan Rasulullah, M adinah kerap dipenuhi pertikaian antara kabilah.
Kondisi yang dipenuhi pertikaian tentunya menyebabkan instabilitas politik dan
ekonomi. Perlu dilakukan kontrak sosial dalam rangka menumbuhkan stabilitas dan

mencapai kemakmuran. M aka dibuatlah Piagam M adinah sebagai konstitusi umat

bersama antar kabilan dan umat lain.
4.

M eletakan dasar sistem keuangan negara
Setelah stabilitasi direngkuh, maka mulai diperlakukanlah berbagai pungutan dalam
rangka membangun negara. Hal ini tidak pernah dibayangkan sebelumnya dimana
negeri gersang di Hijaz dapat berpola pikir demikian. M ulai diberlakukanlah sistem
keuangan yang sesuai dengan Quran. Jika bertentangan maka akan dihapus.

B. Sistem Ekonomi
Secara garis besar, sistem Ekonomi Islam memiliki prinsip-prinsip pokok sebagai berikut:
a.

Allah adalah pengasa tertinggi dan pemilik absolut seluruh alam semesta

b.

M anusia hanyalah khalifah di Allah SWT di muka bumi, bukan pemilik yang sebenarnya

c.


Semua yang dimiliki dan didapatkan manudia adalah atas rahmat Allah Sw t. Oleh karena itu,
manusia yang kurang beruntung memiliki hak atas kekayaan saudaranya.

d.

Kekayaan harus berputar dan tidak boleh ditimbun

e.

Eksploitasi ekonomi,termasuk riba, harus dihapuskan segala bentuknya

f.

M enerapkan w arisan sebagai bentuk distribusi kekayaan yang mengeliminasi berbagai
konflik Individu.

g.

M enetapkan berbagai bentuk sedekah baik yang bersifat w ajib ataupun sukarela terhadap

para individu pemilik harta kekayaan yang banyak untuk membantu para anggota masyarakt
yang tidak mampu.

C. Keuangan dan Pajak
Pada aw al-aw al deklarasi M adinah, tidak ada secara khusus mengatur berbagai kebutuhan
negara. Dimana setiap pengeluaran ditanggung oleh Rasulullah dan para sahabat. Setiap kali
kedatangan para delegasi, yang kebanyakan orang miskin, Rasulullah selalu menyuruh Billal bin
Rabbah untuk memberi mereka makanan dan pakaian. Pasca fathul makkah, jumlahnya semakin
banyak. Tentara pun belum berbentuk formal dan di gaji. Siapa yang memiliki fisik kuat, mereka
harus ikut dan akan mendapatkan ghanimah/ rampasan perang.
1.

Sumber-sumber pendapatan negara
a.

Ghanimah, yaitu harta rampasan perang. Namun yang menjadi milik negara hanya
seperlima atau lebih dikenal dengan istilah Khums. Khums ini diperuntukan bagi
keluarga Rasul dan kesejahteraan umum. Sementara yang empat perlima diperuntukan
bagi mereka yang telah berperang.


b.

Zakat, di masa aw al kaum muslim hanya diw ajibkan membayar zakat fitrah bagi setiap
muslim. Besarannya 1’sha kurma,tepung, keju lembut,atau kismis. Atau setengah sha’
gandum. Baru pada tahun ke-9 hijriah, diberlakukan zakat mal.

c.

Tebusan taw anan perang
Dimasa pada saat perang badar, banya tebusan yang diperoleh oleh kaum muslim.
Setiap kepala diminta 4.000 dirham. Bagi yang miskin diminta untuk mengajari anak
muslim membaca.

d.

Tanah Bani Nadhir

Dimana mereka telah melakukan penghianatan. M ereka diminta untuk keluar dari
M adinah namun menolak. Hingga akhirnya mereka dikepung dan menyerah. Tanah yang
mereka miliki harus ditinggalkan. M ereka hanya membaw a harta seadanya.

Rasulullah membagi hara tersebut kepada kaum M uhajirin dan dua orang Anshar yang
miskin, Sahal bin Hanif dan Abu Dujanah. Sementara M uhairik adalah rabbi Bani Nadhir
yang masuk Islam yang menjadi w akif pertama dalam sejarah karena menyerahkan tujuh
kebunnya untuk Rasulullah.
e.

Kharaj/ Pajak Tanah Non M uslim
Pada tahun ketujuh hijriah, Khaibar berhasil dikuasai oleh umat muslim. Penduduknya
menetang dan memerangi umat muslim. Tanah mereka menjadi tanah milik umat
muslim. M ereka bersedia takluk namun meminta agar mereka tidak dikeluarkan dari
tanah tersebut. Penduduk Khaibar adalah penduduk yang terampil dalam mengelola
tanah. Rasulullah menerima taw aran mereka untuk mengelola kebun dan membaginya
menjadi dua bagian antara mereka dan pemilik tanah.

f.

Jizyah
Yaitu pajak yang dikenkan pada non-muslim dew asa. Besarnya adalah 1 dinar per tahun.
Pajak ini tidak berlaku bagi perempuan, anak-anak, pengemis, orang tua,dan semua yang
sakit tetap. Iuran inin menjadi jaminan keamanan bagi kaum non-muslim.


g.

Ushr
Ada dua jenis ushr’. Ada Ushr’ untuk istilah pajak tanah yang dimiliki oleh kaum M uslim
(Pajak Tanah bagi non-muslim Kharaj). Dan Ushr’ untuk pajak perdagangan sebagai bea
impor atas barang-barang yang masuk w ilayah muslim. Pajak ini dikenakan atas barang
bernilai lebih dari 200 dirham. Besar tarif bagi kafir Zimmi adalah 5%. Sementara bagi
umat muslim adalah 2,5%. Walaupun di masa selanjutnya Rasulullah banyak melakukan
perjanjian pembebasan Usrun bagi berbagai suku demi mempercepat akselarasi
pertumbuhan.

h.

Lain-lain yang tidak signifikan, seperti:
Khumz atas rikaz (harta karun), Amw al Fadhilah (w arisan tanpa ahli w aris), Wakaf,
Naw aib (Pajak darurat bagi orang kaya), Fitrah, dan Kafarat.

Secara ringkas adalah sebagai berikut
Dari Kaum M uslim
1. Zakat M al
2. Ushr Pertanian (510%)
3. Ushr Perdagangan
(2,5%)
4. Zakat Fitrah
5. Wakaf
6. Amw al Fadhal
7. Naw aib
8. Sedekah lain
9. Khums

Dari Kaum Non- M uslim
1. Jizyah
2. Kharaj
3. Ushr Perdagangan
(5%)

Umum
1.
2.
3.
4.

5.

Ghanimah
Fai
Uang Tebusan
Pinjaman dari kaum
M uslim dan NonM uslim
Hadiah dari
pemimpin atau
delegasi

2.

Sumber-sumber pengeluaran negara
Pada masa Rasulullah proses pencatatan tidak terlalu semodern saat ini. Pada saat itu
jumlah orang yang menerti administrsi sangat sedikit. Dan lagipula, setiap kali ada
pemasukan, Rasulullah akan langsung membagikannya pada yang berhak. Jadi, tidak terlalu
tercatat. Berikut adalah beberapa pengeluaran di masa Rasulullah::
Primer
a. Biaya pertahanan seperti
persenjataan, unta, dan persediaan
b. Penyaluran zakat dan Ushr pertanian
langsung diberikan pada mereka
yang berhak (8 Asnaf) termasuk para
pemungut pajak
c. Pembayaran gaji untuk w ali, Qadi,
M uadzin, dan pejabat lainnya
d. Pembayaran upah sukarelaw an
e. Pembayaran utang negara
f. Bantuan untuk musafir

3.

Sekunder
a. Bantuan untuk yang belajar agama di
M adinah
b. Hiburan untu delegasi keagamaan
c. Hiburan untuk utusan dari berbagai
negara dan biaya perjalanan mereka
d. Hadiah untuk pemerintah negara
lain
e. Pembayaran untuk memerdekakan
budak muslim
f. Pembayaran denda bagi mereka
yang tidak sengaja terbunuh oleh
pasukan kaum mulslimin
g. Pembayaran utang orang yang
meninggl dalam keadaan miskin
h. Pembayaran tunjangan untuk orang
miskin
i. Tunjangan untuk sanak saudara
Rasulullah
j. Pengeluaran untuk rumah tangga
rasulullah (Kecil, setiap istri 80 butir
kurma dan 80 biji gandum)
k. Persediaan darurat

Baitul M al
Adalah suatu konsep keuangan publik pertama di dunia. M engingat pada saat itu Raja-raja
kafir menjadikan harta yang dikumpulkan dari rakyatnya dianggap sebagai milik pribadi.
Padahal, dalam Islam, kekuasaan hanyalah sebuah amanah dimana kita w ajib
mempertanggungjaw abkannya dengan memberikan kesejahteraan pada rakyat.
Hasil pajak yang Rasulullah kumpulkan itu harus dikumpulkan terlebih dahulu baru
kemudian diberikan pada mereka yang berhak. Harta tersebut bukanlah milik pribadi
pejabat. Adapun mereka diperbolehkan menggunakannya sekedar keperluan yang ia dan
keluarga butuhkan.
Baitulmal pada saat itu belum memiliki tempat khusus. Hanya bergabung dengan masjid
Nabaw i. Beberapa binatang pun tidak diikat disana. Hanya saja beberapa barang dari
madinah dikumpulkan disana dan kemudian disebarkan.

b.

Fase Khulafaur Rasyidin
1.

M asa Abu Bakar
Ciri khas dari masa pemerintahan Abu bakar yang hanya 2 tahun ini adalah sebagai
berikut:

a.

Pasca kematian Rasulullah SAW, banyak kaum yang menjadi murtad, nabi palsu,
dan pembangakangan atas zakat. M ereka beralasan bahw a mereka hanya setia
pada Rasul maka ketika beliau w afat, maka selesai pula perjanjian itu.
Karenanya, Abu Bakar memerangi mereka dengan yang disebut Perang Riddat
(Perang M elawan Kemurtadan).

b.

Pada masa Abu Bakar juga mulai dilakukannya kegiatan ekspansi ke utara
mengingat pada masa itu Romaw i dan Persia mulai menjadi ancaman dalam
perkembangan Islam. Walaupun misi itu belum terlaksana hingga beliau w afat.

c.

Pada aw alnya, Abu Bakar hanya mendapat tunjangan ¾ dirham setiap harinya
ditambah daging domba dan pakaian biasa. Namun ternyata kebutuhan itu tidak
mencukupi eluarganya, sehingga di masa ini tunjangan khalifah di naikan
menjadi 2000 atau 2500 dirham , atau menurut riw ayat lain 6000 dirham per
tahun.
Namun menjelang beliau w afat, ia kesulitan untuk mendapatkan pendapatan
negara. Akhirnya ia kembali menjual sebagian besar tanahnya untuk diserahkan
pada negara. Sementara, dia juga meminta faslitas yang selama ini dia dapatkan
dari baitulmal diserahkan pada pengganti selanjutnya.

d.

Abu Bakar pun sangat memperhatikan zakat. Ia sangat perhitungan dalam
mencegah terjadinya kurang bayar atau lebih bayar zakat, sehingga ia akan
mengembalikan sisanya. M isalkan jika muzzaki yang aw alnya harus membayar
satu ekor unta usia 1 tahun, namun pemiliknya hanya memiliki yang 2 tahun,
maka petugas zakat diperintakan untuk membayar senilai 1 tahunnya.

e.

Pada masa ini, baitulmal tetap langsung mendistribusikan setiap pemasukan
yang diperoleh. Dalam pembagian harta baitul mal, Abu Bakar menerapkan
prinsip kesamarataan dimana setiap sahabat mendapatkan jumlah yang sama
dalam harta. Karena menurutnya, keutamaan dalam keimanan, Allah Sw t yang
menggnajarnya, sementara dalam kebutuhan hidup, semua sama.

2.

M asa Umar bin Khattab
Umar bin Khattab telah dipilih ketika Abu Bakar Shiddiq sudah mengalami
kepayahan dan semua umat muslim menyetujuinya. Beliau menggelari diri dengan
Khalifah Khalifati Rasulillah (Pengganti dari pengganti Rasulullah). Umar juga
menggelarinya dengan sebutan Amirul M ukminin atau komandan para mukmin.
Pada masanya, pasukan Islam telah berhasil menaklukan banyak w ilayah, yaitu Syam
(Palestina, Damaskus), M esir, serta seluruh w ilayah kerajaan Persia (termasuk Irak).
Karenanya, Umar bin Khattab mendapatkan julukan Saint Paul of Islam.
Karena w ilayah yang begitu luas, makam Umar bin Khattab meniru sistem
administrasi seperti persia, dimana wilayah Islam dibagi menjadi 8 provinsi. M ekkah,
M adinah, Syiria, Jazirah, Basrah, Kufah, Palestina, dan M esir. Dibentuk pula jaw atan
kepolisian dan tenaga kerja.
Berikut secara ringkas kebijakan di masa Umat bin Khattab:
a.

Pada masa ini, baitul M al menjadi lembaga yang permanen dan reguler. Jika
sebelumnya Rasulullah hanya mencetuskan dan Abu Bakar meneruskan, saat ini
Baitul M al lebih dikelola secara profesional. Baitul M al ini dipeloori karena Abu
Hurairah membaw a Kharaj hingga 500.000 dirham. M aka dibangunlah bangunan
Baitul M al secara terpisah dan permanen di M adinah serta diseluruh provinsi.

Bahkan di M esir, Baitul M al telah mengumpulkan dana hingga 2 juta dinar dan di
Saw ad mencapai 200 juta dinar.
b.

Pengeluaran negara tidak lagi langsung dihabiskan, namun dikeluarkan secara
bertahap bahkan mulai menerapkan asas surplus untuk cadangan.

c.

Dana yang besar tersebut tidak serta merta melahirkan keserakahan Tunjangan
bagi khalifah hanya 5000 dirham ditambah pakaian dan tunggangan di musim
haji.Bahkan Umar pernah meminjam dana baitul mal untuk kebutuhan
pribadinya.

d.

Pada masa ini, harta zakat dan usr pertanian tetap diperuntukan bagi kaum 8
asnaf.

e.

Pejabat baitul mal tidak bertanggung jaw ab terhadap gubernur, ia
bertanggungjaw ab terhadap pemerintah pusat. M aka eksekutif tidak boleh
mengintervensi baitul mal.

f.

Pada masa ini dibentuk beberapa departemen, yaitu: Departemen Pelayanan
militer, Departemen Kehakiman dan Eksekutif, Departemen Pendidikan dan
Pengembangan Islam, dan Departemen Jaminan Sosial

g.

Untuk pertama kalinya dalam sejarah dunia, seluruh rakyat mendapatka
tunjangan dari negara. Dimana setiap w arga negara mendapatkan tunjangan,
makanan, dan pakaian. Prinsip yang digunakan adalah keutamaan, yaitu
didasarkan pada seberapa besar mereka itu andil dalam perjalanan Islam. M aka
bagi kalangan M uhajirin akan mendapatkn bagian yang lebih baik dari penduduk
negeri taklukan.
Sesungguhnya hal ini pernah diprotes oleh Hakim bin Hizam, karena
menyebabkan para pedagang Hijaz menjadi malas dan mengganggu
perekonomian. Dan saat itu, Khalifah menyadari kekeliruannya dalam
mendistribusikan keuangannya sehingga sangat ingin merubahnya jika ia masih
memiliki umur. Namun beliau w afat sebelum merubahnya.

h.

Kepemilikan tanah menggunakan prinisp kharaj, sehingga tidak dibagi-bagikan
kepada umat muslim. Tanah itu juga dikelola oleh mereka yang ahli, sehingga
lebih produktif. Perampasan tanah tanpa mempertimbangkan produktifitasnya
adalah bentuk perampasan hak publik. Bagi tanah-tanah yang tidak dikelola
akan diambil alih oleh negara.

i.

Ushr atau pajak perdagangan di masa ini dikembangkan bagi pedagang kafir
harbi (negeri yang tidak tunduk pada umat muslim) sebesar 10%.

j.

Sedekah non-M uslim, disini hanya Bani Taghlib Kristen yang membayar karena
mereka ikut berperang dengan gagah berani. M ereka enggan membayar Jizyah
karena merasa gengsi dan bukan musuh islam sendiri. Karenanya mereka boleh
membri sedekah dua kali lipat dengan syarat tidak membaptis anak mereka.
Anak-anak mereka diberi kebebasan untuk agama yang mereka anut.

3.

M asa Utsman bin Affan (12 tahun)
M asa khalifah Utsman hanya meneruskan kebijakan masa Umar, namun, di masa ini
telah terjadi ekspansi yang begitu besar. Selain itu, juga dibetuk armada laut untuk
menguasai mediterania. Walaupun jumlahnya sangat mahal. Dimasa kekhalifahan
ini, dibuat irigasi air dan penguatan administrasi negara. Selain itu, ada banyak
pergantian pejabat demi peningkatan pemasukan baitul mal. M asa itu juga

dipelopori menjadikan masjid sebagai tempat membagikan makanan bagi kaum
miskin dan musafir. Pembagian tunjangan bagi masyarakat mengikuti prinsip
keutamaan dibanding kesamarataan. Utsman meninggal terbunuh dalam intrik
politik mengingat banyak yang menganggap beliau bersikap nepotisme dengan
mengangat saudara-saudaranya sebagai pejabat negara.
4.

M asa Ali bin Abi Thalib (6 Tahun)
Pada masa ini telah dibuat SOP administrasi oleh M alik Asther bin Haris. Beliau
membatalkan perjanjian Saw ad yang sebelumnya dibuat di masa Umar bin Khattab.
M enghukup koruptor. Dan mengambil alih perkebunan kolega Ustman yang
diberikan Utsman sebelumnya. Pembagian tunjangan bagi rakyat dilakukan setiap
hari kamis dan administrasi tuntas dihari sabtu. Instabilitas politik yang begitu tinggi
di masa ini menyebabkah hanya bertahan 6 tahun saja.