Bahaya Lidah dan Keutamaan Diam.docx

MAKALAH

BAHAYA LIDAH DAN KEUTAMAAN DIAM

Disusun guna memenuhi tugas
Tasawuf III
Dosen pengampu : Prof. Dr. H. Abdullah Hadziq, MA.
Disusun oleh:
Khusnun Diana (1504046006)

TASAWUF DAN PSIKOTERAPI
FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA
UIN WALISONGO SEMARANG
TAHUN 2017

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Allah memberikan manusia anggota badan yang digunakan sebagai alat bukan
tanpa alasan, misalnya Allah menciptakan tangan untuk menulis, kaki untuk berjalan,
mata untuk melihat, telinga untuk mendengar, serta mulut untuk bicara. Semua yang

diciptakan oleh Allah tidak ada yang mubadzir, atau hanya diciptakan sebagai hiasan
saja tanpa ada fungsinya. Jika sampai sekarang kita tidak tahu hakikat penciptaan
sesuatu bukan karena hal tersebut tidak memiliki manfaat melainkan kitalah yang
belum mengetahu apa manfaatnya.
Sama seperti yang lain mulut lebih spesifiknya lagi lidah memiliki fungsi yang
sangat penting bagi tubuh, lidah digunakan sebagai sarana untuk berkomunikasi
dengan individu yang lain. Fungsi dari lidah sejatinya adalah baik, namun terdapat
bahaya di dalamnya jika kita salah bahkan berlebihan dalam penggunaanya.
B. Rumusan masalah
1. Apa saja bahaya yang ditimbulkan oleh lidah?
2. Apa keutamaan diam?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja bahaya yang ditimbulkan oleh lidah.
2. Untuk mengetahui apa keutamaan diam.

1 TASAWUF III

BAB II
PEMBAHASAN
A. Bahaya lidah

Apakah arti lidah? Hanya sepotong daging kecil dari tubuh manusia yang telah
sempurna. Tapi tanpa lidah, orang akan kekurangan. Lidahlah yang menghubungkan manusia
dengan manusia, lidahlah yang memberi suara pikiran dan cita. Lidahlah yang memberi nada
segala rasa, lidahlah yang memperindah nyanyian dan irama, lidah dapat membuat hati yang
rindu menjadi mesra ria. Lidah yang bernasihat dapat menerangkan gelora amarah dalam
dada. Lidah dapat memutarbalikan segala peristiwa. Lidah dapat mempesona masyarakat dan
massa. Lidah dapat membuat orang menangis menjadi tertawa dan sebaliknya. 1
Sahabat Ali Ra pernah mengatakan “ukurannya kecil, tetapi dosanya besar.”
Ujaran bijaksana ini mengatakan dengan jelas bagaimana lidah kecil kita dapat
digunakan untuk berbuat dosa-dosa besar. 2Seperti dikatakan bahwa lisan mencerminkan apa
yang ada dalam hati. Ini mengungkapkan satu perasaan batin dan pikiran. Ini menggambarkan
satu karakter dan kepribadian. Ada juga kemungkinan kerugian karena penggunaanya. 3
Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulumuddin menerangkan ada duapuluh bahaya lidah
yaitu:
1. Pembicaraan tidak perlu
Keadaan yang terbaik adalah menyelamatkan lidah dari mengumpat, fitnah, riya,
bohong, bertengkar, berbantah, dan sebagainya. Di dalam pembicaraan semacam ini tidak
ada manfaat dan tidak menguntungkan. Akan lebih baik jika kita membaca tasbih, tahlil,
dan zikir-zikir lainnya sebagai pengganti pembicaraan yang sia-sia itu. Barang siapa
menyibukan diri dalam hal-hal yang kurang berguna meskipun halal (mubah) seraya

meninggalkan zikir kepada Allah, maka itu hal yang tidak membawa manfaat dan
keuntungan baginya, karena sekalipun tidak melakukan perbuatan dosa, tetapi sebenarnya
dia merugi karena kehilangan pahala mengingat Allah. Diamnya seorang mukmin adalah
berfikir, pandangannya adalah khutbah (nasehat) dan pmbicaraannya tak lain adalah zikir
kepada Allah.4
Pembicaraan yang tidak berguna adalah pembicaraan yang jika disampaikan tidak
membawa suatu manfaat atau mudharat di dunia dan di akhirat kelak. 5
1 Imam al-Ghazali. Bahaya Lidah. (Bumi Aksara:Jakarta). Cet I. Disadur oleh Zainuddin.
1992. Hlm 2.
2 Irwan Kurniawan. Jalan Ruhani Bahagia. (Penerbit Marja:Bandung). Cet I. 2015. Hlm
309.
3 Irwan Kurniawan. Jalan Ruhani..... Hlm 311.
4 Al-Ghazali. Ihya’ Ulumuddin (Buku Keenam). (Penerbit MARJA:Bandung). Cet I. 2014.
Hlm 202.
5 Al-Ghazali. Ihya’ Ulumuddin (Buku..... Hlm 204.

2 TASAWUF III

2. Terlalu banyak bicara atau terlibat dalam pembicaraan yang berlebihan.
Ini berarti kita hendaknya tidak berbicara tentang hal-hal yang tidak berguna dan

melakukan pembicaraan yang tidak bermanfaat. 6
Rasulullah SAW brsabda “diberkati Allah orang yang menahan lidahnya dari
perkataan yang berlebihan dan membelanjakan kelbihan hartanya.”
Hasan al-Basri berkata “barangsiapa banyak perkataannya boleh jadi banyak pula
bohongnya. Barang siapa banyak hartanya, boleh jadi banyak pula dosanya. Barangsiapa
buruk akhlaknya, niscaya akhlak itu akan menyiksa jiwanya.” 7
3. Bercakap kosong yang membawa kepada kebatilan
Harus di hindari pembicaraan dan percakapan yang tidak berguna dalam perkara
batil dan menghabiskan waktu dengan membicarakan hal-hal yang membawa kepada
dosa dan maksiat. Contohnya mempercakapkan kecantikan wanita, memperbincangkan
manfaat minum khamr, memuji para pendosa dan pelaku maksiat, membicarakan enaknya
orang kaya, menceritakan penindasan dan kezaliman para penguasa dengan kekaguman.
Ini semua tergolong dalam pembicaraan yang dilarang, pembicaraan haram. 8
4. Pembantahan dan pertengkaran
Kedua hal itu dilarang oleh agama. Rasulullah bersabda “janganlah engkau
berbantah-bantahan dengan saudaramu, janganlah bersenda gurau berlebihan, dan jangan
ingkar janji dengannya.”9 Sabda beliau lainnya, “iman seorang disebut sempurna apabila
mempunyai enam hal berikut ini: (1) berpuasa pada musim panas, (2) memukul musuh
Allah dengan pedang, (3) menyegerakan shalat dalam keadaan hujan lebat, (4) tetap sabar
dalam keadaan sulit dan bahaya, (5) menyempurnakan wudhu meskipun berat, (6)

meninggalkan pertengkaran meskipun tahu bahwa dirinya benar.” 10
Dalam Al-Qur’an Allah berfirman :

‫وأ ش‬
‫سوُل لش‬
‫ل‬
‫ف ش‬
‫شللوُا‬
َ‫عوُا فشت ش ف‬
‫ر‬
‫و‬
‫ه‬
‫ل‬
‫ال‬
‫عوُا‬
ِ‫طي‬
‫ه شولَ ت ششناَشز ل‬
‫ط‬
‫ل‬
‫ش شش ل‬

‫ش‬
‫ن‬
‫صب طلروا إ ط ل‬
‫ب طريِ ل‬
‫وشت شذ فَهش ش‬
‫ه ش‬
‫ن الل ل ش‬
َ‫حك ل ف‬
‫معش ال ل‬
َ‫م شوا ف‬
‫ريِ ش‬
‫صاَب ط ط‬
“Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantahbantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan
bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS al-Anfal : 46)
5. Bertengkar tentang masalah harta dan kekayaan
Nabi bersabda “yang dibenci oleh Allah adalah orang yang bertengkar keras soal
harta.”11
6 Al-Ghazali. Ihya’ Ulumuddin (Buku .... Hlm 205.
7 Al-Ghazali. Ihya’ Ulumuddin (Buku..... Hlm 206.
8 Al-Ghazali. Ihya’ Ulumuddin (Buku... Hlm 206.

9 Al-Ghazali. Ihya’ Ulumuddin (Buku.... Hlm 207.
10 Al-Ghazali. Ihya’ Ulumuddin (Buku..... Hlm 208.
11 Al-Ghazali. Ihya’ Ulumuddin (Buku..... Hlm 209.

3 TASAWUF III

6. Berbicara dengan menggunakan kalimat berbunga-bunga
Yang termasuk ialah berbicara dengan gaya orator dan memberi ceramah atau
kuliah dengan berbagai kata hiasan. Nabi SAW bersabda “yang paling buruk diantara
pengikutku adalah orang yang dibesarkan dengan berbagai makanan lezat, mengenakan
berbagai jenis pakaian, dan berbicara dengan perkataan yang dibuat-buat.”
7. Perkataan yang keji dan kotor, seperti caci maki, kutukan, sumpah serampah
Hal tersebut merupakan perbuatan yang dilarang. Nabi bersabda “janganlah
kalian memaki orang musyrik yang meninggal, karena makian itu tidak akan sampai pada
mereka, tetapi justru sampai kepada yang masih hidup. Karena itu ketahuilah bahwa
perkataan yang keji adalah tercela.”12
8. Mengutuk sesuatu, apakah terhadap binatang, manusia, atau benda mati
Nabi bersabda tentang kutukan sebagai berikut “seorang mukmin tidak akan
mengutuk orang lain.” Dalam hadits lain beliau bersabda “jangan mengutuk orang lain
dengan kutukan Allah, dengan kemurkaanNya atau dengan nerakaNya.” 13

9. Nyanyian dan syair
Dalam bab atau kitab tentang sama’ atau mendengar nyanyian religius telah
dijelaskan bahwa nyanyian dan syair yang baik hukumnya adalah halal. Sedangkan
nyanyian dan syair yang jahat hukumnya adalah haram. 14
10. Banyak tertawa dan senda gurau
Pada dasarnya tertawa dan senda gurau yang berlebihan tidak diperbolehkan dan
bukan termasuk akhlak terpuji. Namun dalam batas tertentu, ketawa dan senda gurau
hukumnya halal dan karena itu diperbolehkan.15
11. Mengejek atau mengolok-olok
Mengejek atau mengolok-olok orang lain dilarang karena menyebabkan sakit hati
pada orang yang diejek atau diolok-olok. Dalam QS al hujurat ayat 11 Allah berfirman :

‫يِاَ أ ش‬
‫ل‬
‫ش‬
‫ش‬
‫م‬
ُ‫و‬
‫ق‬
‫ن‬

‫م‬
‫م‬
ُ‫قو‬
‫ر‬
‫خ‬
‫س‬
ِ‫ي‬
َ‫ل‬
‫نوُا‬
‫م‬
‫آ‬
‫ن‬
ِ‫ذي‬
‫ل‬
‫ا‬
َ‫ها‬
ِ‫ي‬
‫ش‬
‫ط‬
‫ل‬

‫ط‬
‫ش‬
‫ي‬
‫ش‬
‫م‬
‫ش ش‬
‫ش‬
َ‫فَ ف‬
‫فَ فَ م‬
‫ع شسىَ أ ش‬
‫ل‬
‫ن‬
‫م‬
‫م‬
‫ء‬
َ‫سا‬
‫ن‬
َ‫ول‬
‫م‬
‫ه‬

‫ن‬
‫م‬
‫را‬
ِ‫ي‬
‫خ‬
‫نوُا‬
ُ‫كو‬
ِ‫ي‬
‫ن‬
‫ش‬
‫ط‬
‫ط‬
َ‫ف‬
‫ط‬
‫ل‬
َ‫ف‬
‫ش‬
َ‫ف‬
‫ش‬
‫ش‬
َ‫ف‬
‫ل فَ ش‬
‫ر‬
‫ن طساَمء ع شسىَ أ ش‬
‫ل‬
‫ملزوا‬
‫ه‬
‫ن‬
‫م‬
‫را‬
ِ‫ي‬
‫خ‬
‫ن‬
‫ك‬
ِ‫ي‬
‫ن‬
‫ش‬
‫ن شولَ ت شل فَ ط‬
َ‫ف‬
‫ط‬
َ‫ف‬
‫ش‬
َ‫ف‬
‫ش‬
‫ش‬
‫ل ل‬
‫ر‬
‫ل‬
‫أش‬
َ‫ف‬
‫ل‬
َ‫ف‬
‫م‬
‫س‬
َ‫ال‬
‫س‬
‫ئ‬
‫ب‬
‫ب‬
َ‫قا‬
‫ش‬
‫ل‬
‫باَل‬
‫زوا‬
‫ب‬
َ‫نا‬
‫ت‬
َ‫ول‬
‫م‬
‫ك‬
‫س‬
‫ل‬
‫ف‬
‫ن‬
‫ش‬
‫ش‬
َ‫ف‬
‫ل‬
‫ش‬
‫فَ ل‬
‫ط‬
‫ط ط ش‬
‫ش فَ ش‬
‫ب فشلأول شئ ط ش‬
‫ك‬
‫ال فَ ل‬
َ‫م يِ شت ل ف‬
‫ف ل‬
َ‫ن ل ش ف‬
‫ن وش ش‬
‫سوُقل ب شعفَد ش اليِ ش‬
َ‫م ف‬
‫ماَ ط‬
‫م ال ل‬
‫ن‬
‫ظاَل ط‬
‫هل‬
‫موُ ش‬
‫ل‬
‫ل‬
“Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum

yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang
mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain
(karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang
12
13
14
15

Al-Ghazali.
Al-Ghazali.
Al-Ghazali.
Al-Ghazali.

Ihya’
Ihya’
Ihya’
Ihya’

Ulumuddin
Ulumuddin
Ulumuddin
Ulumuddin

4 TASAWUF III

(Buku..... Hlm 211.
(Buku.... Hlm 213.
(Buku..... Hlm 216.
(Buku..... Hlm 218.

mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu
panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah
(panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertobat, maka
mereka itulah orang-orang yang dhalim.”16

12. Membuka dan menyebarkan rahasia
Membuka dan menyebarkan rahasia saudaranya sesama muslim tidak
diperbolehkan karena dapat menyakitkan hati serta mempermalukan saudara itu.
Nabi pernah bersabda “apabila seseorang menceritakan sesuatu kepadamu dan
memintamu untuk merahasiakannya, maka itu adalah amanah.”17
13. Janji palsu
Janji palsu juga termasuk dalam bahaya lidah karena seseorang cenderung
ingin membuat janji terburu-buru tetapi tidak selalu bisa memenuhi. Akibatnya ia
mengingkari janjinya sendiri.
14. Perkataan dusta dan sumpah palsu
Dusta dalam kata-kata dan sumpah adalah dosa besar dan kesalahan yang
sangat buruk. Hasan al-basri berkata “orang mengatakan bahwa ada perbedaan
antara perkataan dan perbuatan yang terang dan rahasia, dan ada perbedaan antara
yang masuk dan yang keluar dari kemunafikan, tetapi dosa yang menjadi pokok
pangkal timbulnya kemunafikan adalah dusta.”
15. Mengumpat atau menggunjing, membicarakan

kebutuhan

orang

lain

dibelakangnya
Syariat mengatakan bahwa perbuatan menggunjing sangatlah tercela.
Banyak orang yang begitu terbiasa menggunjing dan sedikit sekali orang yang
betul-betul bebas darinya, Allah berfirman dalam QS al hujurat ayat 12.

‫يِاَ أ ش‬
‫ل‬
‫ل‬
‫ش‬
‫ن‬
‫ظ‬
‫ال‬
‫ن‬
‫م‬
‫را‬
ِ‫ثي‬
‫ك‬
‫بوُا‬
‫ن‬
‫ت‬
‫ج‬
‫ا‬
‫نوُا‬
‫م‬
‫آ‬
‫ن‬
ِ‫ذي‬
‫ل‬
‫ا‬
َ‫ها‬
ِ‫ي‬
‫ط‬
‫ط‬
‫ط‬
‫ش‬
‫ل‬
‫ط‬
‫ل‬
َ‫ف‬
‫ي‬
‫ش‬
‫ش ش‬
‫ش‬
‫ن‬
‫ش‬
‫ر‬
‫ب‬
َ‫سوُا شولَ يِ شغفَت ش ف‬
‫م شولَ ت ش ش‬
‫إط ل‬
‫س ل‬
‫ج ل‬
‫ن إ طث فَ م‬
‫ن ب شعفَ ش‬
‫ض الظ ل ن‬
َ‫بعضك لم بعضاَ أ شيِحب أ شحدك لم أ شن يِأ ف‬
‫ش‬
‫ل‬
‫ش‬
‫م‬
‫ح‬
‫ل‬
‫ل‬
‫ك‬
َ‫ف‬
‫ش فَ ل فَ ش فَ ر ل ط ي ش ل فَ فَ ش‬
‫ش‬
‫أش‬
‫ن الل شل‬
‫ل‬
‫ش‬
‫ش‬
‫ه‬
‫إ‬
‫ه‬
‫ل‬
‫ال‬
‫قوُا‬
‫ل‬
‫ت‬
‫وا‬
‫ه‬
ُ‫مو‬
‫ت‬
‫ه‬
‫ر‬
‫ك‬
‫ف‬
َ‫تا‬
ِ‫ي‬
‫م‬
‫ه‬
ِ‫خي‬
َ‫ف‬
‫ط‬
‫ل‬
‫ل‬
‫ر‬
‫ط‬
‫ش ط ل‬
َ‫ش ف‬
‫ط ل ل ش‬
‫م‬
ِ‫حي‬
‫ب شر ط‬
‫تش‬
‫وُا م‬
‫م‬
‫ل‬
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka,

sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari
kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang
lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah
mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.”18
16 Al-Ghazali. Ihya’ Ulumuddin (Buku .... Hlm 220.
17 Al-Ghazali. Ihya’ Ulumuddin (Buku..... Hlm 222.
18 Al-Ghazali. Ihya’ Ulumuddin (Buku..... Hlm 234.

5 TASAWUF III

16. Fitnah dan menipu
Salah satu bahaya lidah adalah menipu dan memfitnah. Allah berfirman
dalam QS al-Qalam ayat 10-11.

‫شولَ ت لط طعفَ ك ل ل‬
‫م ل‬
‫شاَمء ب طن ش ط‬
‫حلَ م‬
‫ل ش‬
‫ماَزم ش‬
‫هش ل‬O ‫ف‬
‫ميِم م‬
‫ن‬
‫ش‬
‫مطهيِ م‬

“Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang banyak
mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah.”19

17. Kemunafikan
Perbuatan yang dilakukan orang munafik ialah bolak-balik diantara dua
pihak yang saling bermusuhan dan memperkenalkan diri kepada masing-masing
pihak teman dan berkata bahwa dirinya berpandangan cocok dengan masingmasing pihak.
18. Pujian
Pujian merupakan salah satu dari bahaya lidah. Dalam beberapa hal pujian
terlarang dan diharamkan.
19. Kelalaian, kesembronoan atau tidak perduli pada kata-kata, khususnya ketika
diucapkan dalam hubungannya dengan perkara agama
Nabi SAW bersabda “barangsiapa berkata ‘aku lepas dari Islam’ maka ia
seperti yang dikatakannya, apabila ia berkata dusta, maka ia tidak bisa kembali
kepada Islam dalam keadaan selamat.20
20. Pertanyaan orang awam tentang Allah
Mengajukan pertanyaan tentang Allah, sifat-sifat, kalam dan lisanNya,
bagi orang awam merupakan salah satu bahaya lidah.
B. Keutamaan diam
Nabi SAW bersabda “apakah kalian mau kuberitahu tentang ibadah yang
paling mudah? Yaitu diam dan berperangai baik.” Seorang arab badui datang kepada
nabi Muhammad SAW dan meminta beliau untuk mengajarinya sesuatu yang
memungkinkan dia masuk surga, kamudia Nabi bersabda “memberi makan orang
lapar, menghilangkan haus orang yang kehausan, menasehati orang-orang agar
berbuat baik dan memperingatkan mereka terhadap perbuatan jahat. Sekalipun kamu
tidak memiliki kekuatan, cukuplah dengan menjaga lisan dari apapun yang tidak
baik.”21

19 Al-Ghazali. Ihya’ Ulumuddin (Buku.... Hlm 251.
20 Al-Ghazali. Ihya’ Ulumuddin (Buku.... Hlm 266.
21 Irwan Kurniawan. Jalan Ruhani..... Hlm 311.

6 TASAWUF III

Syariat menganjurkan kaum muslim untuk diam jika berbicara tidak
diperlukan dan akan membawa mudharat. Rasulullah SAW bersabda “barangsiapa
diam niscaya ia terbebas (dari bahaya).” Rasulullah bersabda dalam salah satu hadits
nya “manusia terbagi menjadi tiga golongan, yaitu orang yang mendapat pahala,
orang yang selamat dari dosa, dan orang yang binasa. Orang yang mendapat pahala
adalah orang yang banyak brdzikir kepada Allah. Orang yang selamat dari dosa
adalah orang yang tidak banyak bicara. Sedangkan orang yang binasa adalah orang
yang banyak bicara hal yang tidak perlu.22

22 Al-Ghazali. Ihya’ Ulumuddin (Buku.... Hlm 199.

7 TASAWUF III

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lisan merupakan sesuatu yang sangat berguna yang telah diciptakan oleh Allah untuk
manusia, namun kadang lisan tersebut justru berbalik tidak memberikan manfaat
melainkan memberikan madharat bagi pemiliknya hal tersebut bisa terjadi karena si
pemilik

kurang

bijak

dalam

menggunakannya.

Imam

al-Ghazali

telah

mengungkapkan duapuluh bahaya lidah diantaranya bergunjing, berbantah-bantahan
dan lain sebagainya yang sebagian besar justru mengarah pada akhlak yang buruk
Kemudian karena lidah itu berbahaya cara yang dapat dilakukan manusia supaya bisa
mengatasi ialah dengan diam. Karena Rasulullahpun pernah meriwayatkan bahwa
ibadah yang paling mudah ialah dengan diam, pepatah juga pernah menyebutkan
bahwa diam adalah emas.
B. Daftar pustaka
al-Ghazali, Imam. Bahaya Lidah. (Bumi Aksara:Jakarta). Cet I. Disadur oleh
Zainuddin. 1992.
Kurniawan, Irwan. Jalan Ruhani Bahagia. (Penerbit Marja:Bandung). Cet I.
2015.
Ghazali, Al. Ihya’ Ulumuddin (Buku Keenam). (Penerbit MARJA:Bandung).
Cet I. 2014.

8 TASAWUF III