Penetapan Risiko Pengendalian dan Penguj (6)

Nama

: Siti Nurjanah

Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
PENETAPAN RISIKO PENGENDALIAN & PENGUJIAN PENGENDALIAN

Dalam mengaudit sebuah perusahaan tentunya seorang auditor memiliki langkahlangkah yang harus dilakukan sesuai dengan prosedur audit yang benar. Untuk langkah awal
yang dilakukan auditor adalah harus menetapkan risiko pengendalian dan pengujian
pengendalian agar untuk merencanakan langkah-langkah audit yang akan dilakukan seorang
auditor dapat melakukannya dengan tepat dan benar, yaitu menetapkan pengendalian untuk
setiap asersi penting yang terdapat pada saldo rekening, kelompok transaksi, dan komponen
pengungkapan dalam laporan keuangan dan merancang pengujian substantif untuk setiap
asersi laporan keuangan yang signifikan.
Penetapan risiko pengendalian adalah proses penilaian tentang efektivitas rancangan
dan pengoperasian kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern suatu perusahaan
dalam mencegah dan mendeteksi salah saji material dalam laporan keuangan.
Dalam menetapkan risiko pengendalian untuk suatu asersi, auditor perlu melakukan
hal-hal berikut :
a. Mempertimbangkan pengetahuan yang diperoleh dari prosedur-prosedur untuk
mendapatkan pemahaman tentang apakah pengendalian yang berhubungan dengan asersi

telah dirancang dan dioperasikan oleh manajemen perusahaan.
b. Mengidentifikasi salah saji potensial yang dapat terjadi dalam asersi perusahaan.
c. Mengidentifikasi pengendalian yang diperlukan yang diperkirakan akan mampu untuk
mencegah dan mendeteksi salah saji.
d. Melakukan pengujian pengendalian terhadap pengendalian yang diperlukan untuk
menetapkan efektivitas rancangan dan pengoperasiannya.
e. Mengevaluasi bukti dan menetapkan risiko.
pendekatan pengaruh dari strategi audit awal :
1.

Pendekatan tingkat risiko pengendalian ditetapkan maksimum

2.

Pendekatan tingkat risiko pengendalian ditetapkan lebih rendah
Auditor dapat mengidentifikasi pengendalian yang diperlukan yang diperkirakan dapat

mencegah atau mendeteksi salah saji potensial tertentu, baik dengan menggunakan perangkat
lunak komputer ataupun secara manual, yaitu dengan menggunakan daftar pengecekan,
misalkan seperti contoh berikut ini.

Contoh pengujian manual :

Asersi

Pengendalian yang diperlukan

-Penilaian atau klasifikasi

dicatat(kelengkapan)

atau

dapat juga dicatat dengan jumlah

Semua

transaksi

pembayaran metode


cek

Periksa

buku

cek

untuk

memastikan bahwa semua cek
Semua cek harus bernomor, tercetak telah

bernomor

periksa

urutan

tercetak


dan

pemakaiannya

pada register cek atau jurnal
pengeluaran kas.

Cek yang belum digunakan harus Observasi
disimpan pada tempat yang aman

secara

independen

antara ikhtisar harian cek yang
diterbitkan dengan penjurnalan ke
pengeluaran kas.

untuk


kas, dan periksa buku
cek.

dan dipertanggungjawabkan

tentang

dilakukan dengan menggunakan melakukan pengeluaran

yang salah.

Pengecekan

pengendalian

Tanyakan

Transaksi pengeluaran kas mungkin
tidak


Pengujian

penanganan

dan

penyimpanan cek.

Observasi

pelaksanaan

pengecekan independen dan/atau
lakukan pengecekan independen.

Rekonsiliasi bank periodik secara
independen.

Obsevasi pembuatan rekonsiliasi

dan/atau

periksa

rekonsiliasi

bank.

pengendalian yang diperlukan harus dilakukan dengan memperhatikan keadaan dan
pertimbangan-pertimbangan lain. Sebagi contoh, apabila volume transaksi pengeluaran kas
cukup tinggi, maka pengecekan independen mengenai kecocokan antara ikhtisar cek yang
dikeluarkan harian dengan jurnal pengeluaran kas yang memungkinkan terdeteksinya
kesalahan dengan segera menjadi cukup penting. Namun apabila volume transaksi
pengeluaran kas tidak begitu banyak dan deteksi kesalahan segera tidak begitu penting, maka
rekonsiliasi bank independen secara periodik sudah dipandang cukup. Dalam situasi seperti
ini, rekonsiliasi bank disebut sebagai pengendalian pengganti.
Pada kolom ketiga pada tabel contoh, menunjukkan daftar kemungkinan pengujian
pengendalian untuk setiap pengendalian yang diperlukan yang telah ditetapkan pada kolom
dua. Pengujian tersebut meliputi pemilihan suatu sampel dan inspeksi atas dokumendokumen yang bersangkutan, pengujian pertanyaan pada personil perusahaan, mengobservasi
personil perusahaan dalam melaksanakan prosedur pengendalian, dan melakukan ulang

pengendalian tertentu. Hasil dari setiap pengujian pengendalian harus memberikan bukti
tentang efektivitas rancangan dan/atau pengoperasian pengendalian yang diperlukan.
Beberapa jenis pengujian pengendalian yang dapat dipilih auditor adalah sebagai berikut:
 Pengajuan pertanyaan berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas personil perusahaan.
 Observasi pelaksanaan tugas para personil.
 Inspeksi atas dokumen-dokumen dan laporan-laporan yang menunjukkan pelaksanaan
pengendalian.
 Pengerjaan ulang (reperform) pengendalian oleh auditor.
Tiga prosedur yang disebut pertama, dilakukan juga oleh auditor dalam mendapatkan
pemahaman tentang sistem pengendalian internal (SPI), sedangkan prosedur keempat yaitu
pengerjaan ulang (reperformance) tidak digunakan pada saat itu. Dalam melakukan

pengujian, auditor memilih prosedur-prosedur yang akan menghasilkan bukti yang paling
dapat dipercaya tentang efektivitas kebijakan dan dapat diterapkan dan sama efektifnya
dalam memperoleh bukti.
Daftar Pustaka :
http://www.jtanzilco.com/blog/detail/416/slug/penetapan-risiko-pengendalian-dan-pengujianpengendalian
http://ddebussy.blogspot.co.id/2012/01/penetapan-risiko-pengendalian-dan.html