SPs USAHID JAKARTA Strategi dan Taktik H

SPs-USAHID JAKARTA

Strategi dan Taktik Humas dalam Mensosialisasikan Rencana Strategis 2010-2011
Kementerian Pekerjaan Umum terkait Bencana Banjir DKI Jakarta
Rifqi Muflih dan Harsono Suwardi *)
ABSTRAK
Strategi merupakan rencana keseluruhan tindakan yang akan mengikat keseluruhan
setiap tindakan yang diambil untuk melaksanakan program-program humas. Taktik
merupakan implementasi dari strategi, kemudian melalui strategi dan taktik humas
pemerintah, maka pemerintah dapat menyampaikan informasinya atau menjelaskan
mengenai kebijakan tertentu kepada publik, khususnya mengenai rencana strategis
Kementerian Pekerjaan Umum periode 2010-2011.
Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan pendekatan kualitatif, kemudian
menggunakan metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus, dengan perspektif postpositivisme, analisis data mengacu pads penelitian kualitatif, dan teknik wawancara langsung
dengan subjek penelitian dan dokumentasi.
Hasil penelitian Strategi komunikasi yang di lakukan oleh PusKomPu dari hasil penelitan
tesis ini adalah melakukan tugas pelayanan informasi tentang kebijaksanaan, program, dan
kegiatan pimpinan kementerian dalam hal ini Sumber Daya Air mengenai bencana banjir DKI
jakarta melalui strategi dengan meningkatkan hubungan dengan media (Cetak maupun
Elektronik tentang terra Banjir di DKI Jakarta), dan meningkatkan pelayanan informasi bagi
publik (menanggapi saran suara dari masyarakat, LSM, maupun laporan dari pihak publik

lainnya mengenai banjir di DKI Jakarta) dan ketiga melakukan kordinasi hubungan yang baik
antar semua lembaga (dalam hal banjir melakukan mitra dengan komisi V DPR RI dan
Pemerintah Provinsi/daerah)
Taktik komunikasi yang dilakukan oleh PusKomPu dari hasil penelitian tesis ini adalah
Taktik komunikasi yang di lakukan bidang hubungan media dengan memilih media yang
efektif agar sosialisasi berhasil misalnya hubungan dengan media elektronik tahun 2010 2011 kami lebih sering melakukan Talk Show (narasumber SDA dengan Gubernur DKI Jakarta
dan Menteri Pekerjaan Umum) di TVRI dan MetroTV melalui lelang slot selama kurun waktu
yang ditetapkan, digunakan sesuai dengan momentum peristiwa tertentu.

*) Penulis : Dosen Budi Luhur dan SPS Usahid Jakarta

Vol. 2 / No. 2 September 2011

ISSN 1858-2249

SPs-USAHID JAKARTA

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Berkembangnya

daerah
pemukiman dan industri telah menurunkan
area resapan air dan mengancam kapasitas
lingkungan dalam menyediaan air. Potensi
daya rusak air menyebabkan terjadi
perluasan dampak kerusakan akibat banjir,
seperti banjir di wilayah Jabotabek. Selain
itu juga juga terdapat fenomena meluasnya
kerusakan pantai akibat abrasi yang
mengancam keberadaan pemukiman dan
pusat-pusat perekonomian di sekitarnya.
Ketersediaan infrastruktur yang
berkualitas merupakan salah satu faktor
penentu daya tarik suatu kawasan/wilayah,
disamping faktor kualitas lingkungan hidup,
citra, dan masyarakat (budaya). Kinerja
infrastruktur merupakan faktor kunci dalam
menentukan daya tarik saing global.
Tantangan pembangunan insfrastruktur ke
depan

adalah
bagaimana
untuk
meningkatkan ketersediaan infrastruktur
yang berkualitas dan kinerja semakin dapat
diandalkan agar daya tarik dan daya saing
Indonesia dalam konteks global dapat
membaik.
Salah satu isu strategis yang
dihadapi adalah bagaimana pembangunan
infrastruktur dapat mengatasi masalah
banjir, khususnya di wilayah DKI jakarta
yang sudah menjadi "langganan" tiap
tahun, sehingga berkembangnya opini
publik terhadap usaha pemerintah dalam
merespon
terhadap
pengelolahan
infrastruktur untuk mengantisipasi bencana
banjir.

Tidak mudah menangani bencana
banjir di Ibukota Jakarta. Meski ancaman
banjir yang melanda Kota Jakarta
periodenya 5 tahunan. Namun banjir 2006
lalu sempat memandegkan hampir seluruh
aktivitas warga di kota ini. Selain kegiatan
perekonomian lumpuh total, kerugian
material yang ditimbulkan akibat banjir
nilainya mencapai triliunan. Penyebabnya,
selain geografi DKI Jakarta 40% berada
pada dataran rendah juga 13 sungai yang
melintasi kota Jakarta ini tidak mampu
Vol. 2 / No. 2 September 2011

menampung limpasan air hujan akibat
sedimentasi.
Pemimpin Induk Pelaksana Kegiatan
Wilayah Sungai CiliwungCisadane dalam
penanganan masalah banjir di Jakarta harus
komprehensif dan integral. Penanganannya

pun meliputi kegiatan struktural dan kegiatan
yang terkait dengan budaya masyarakat
bantaran sungai. Kementerian Pekerjaan
Umum memiliki master plan termasuk
menangani kali
pasangrahan.
Kemudian
untuk
mengendalikan bencana banjir Kota Jakarta
dibutuhkan dana Rp 9,5 triliun dimana 3,5
triliun diantaranya berasal dari partisipasi
swasta.
Terkait strategi dan taktik humas
meliputi berbagai aspek manajemen yang
tujuan utamanya adalah menciptakan
'mutual understending' antara organisasi
dengan publik. (Prayudi, 2007: 2).
Keberhasilan menciptakan 'mutual
understending',
maka

sangat
jelas
tergantung pada bagaimana tujuan-tujuan
yang dibuat dengan mengkonstruksi makna
dalam pesan yang disosialisasikan kepada
publik. Keberhasilan yang sebenarnya
tergantung pada kemampuan menggunaan
strategi yang tepat. Strategi adalah
pernyataan dari tema komunikasi atau alat
yang akan digunakan untuk mencapai
tujuan.
Strategi
merupakan
rencana
keseluruhan tindakan yang akan mengikat
keseluruhan setiap tindakan yang diambil
untuk melaksanakan program-program
humas. Taktik merupakan implementasi
dari strategi, kemudian melalui strategi dan
taktik humas pemerintah, maka

pemerintah
dapat
menyampaikan
informasinya atau menjelaskan mengenai
kebijakan
tertentu
kepada
publik,
khususnya mengenai rencana strategis
Kementerian Pekerjaan Umum periode
2010-2011, melului konstruksi makna
dalam pesan yang di lakukan sehingga
tercipta realitas yang berkembang melalui
opini publik yang positif terhadap usaha
pemerintah dalam merespon terhadap

ISSN 1858-2249

SPs-USAHID JAKARTA


pengelolahan
infrastruktur
untuk
mengantisipasi bencana banjir.
Peneliti
meletakkan
lokus
penelitian tesis di Pusat Komunikasi Publik,
Kementerian Pekerjaan Umum, khususnya
mengenai Ditjen Sumber Daya Air
Kementerian Pekerjaan Umum menilai
perlunya
singkronisasi
antara
penanggulangan banjir di DKI Jakarta
dengan UU No. 7/2004 tentang Sumber
Daya Air (SDA). Pasalnya, UU ini telah
mengamanatkan kegiatan penanganan
banjir disesuaikan dengan konservasi dan
pendayagunaan SDA.

1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan
latar
belakang
masalah yang telah dikemukakan, penulis
membuat rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana strategi humas dalam
mensosialisasikan rencana strategis
Kementerian
Pekerjaan
Umum
khususnya tahun 2010-2011, sub
bidang sumber daya air terkait
bencana banjir di DKI Jakarta?
2. Bagaimana taktik humas Kementerian
Pekerjaan Umum mengkonstruksi
makna dalam pesan yang
disosialisasikan kepada publik?
3. Bagaimana menciptakan 'mutual

understending'
antara
kebijakan
pemerintah dengan publik?
1.3. Pembatasan Masalah
Penulis hanya memfokuskan pada
strategi dan taktik humas dalam
mensosialisasikan rencana strategis
oleh Kementerian Pekerjaan Umum
dibawah Pemerintah Pusat, periode
2010-2011, sub bidang sumber daya
air terkait bencana banjir di DKI
Jakarta, bukan pada suku dinas
(sudin)
PU
karena
berbeda
kewenangan, kalau Kementerian PU
DKI Jakarta (pemerintah pusat)
sedangkan sudin PU (pemerintah

provinsi).
Vol. 2 / No. 2 September 2011

1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Mengetahui dan menggambarkan
strategi humas dalam mensosialisasikan
/penyuluhan rencana strategis
Kementerian
Pekerjaan Umum 2010-2011, sub bidang
sumber daya air terkait bencana banjir
di DKI Jakarta.
2. Mengetahui dan menggambarkan
taktik humas Kementerian Pekerjaan
Umum mengkonstruksi makna dalam
pesan yang disosialisasikan kepada
publik.
3. Mengetahui dan menggambarkan
strategi dan taktik humas pemerintah
dalam
menciptakan
"mutual
understandning" antara pemerintah
dan masyarakat/publik.
2. Kerangka Pemikiran
2.1. Paradigma Penelitian
Paradigma merupakan cara pandang
untuk memahami kompleksitas dunia
nyata. Menurut Patton dalam Mulyana
(2008, hal 9) menyatakan bahwa
paradigma menunjukan suatu yang
penting, ansah, dan masuk akal. Sedangkan
menurut Anderson (ibid, hal 9) makna
paradigma adalah ideologi dan praktek
suatu komunitas ilmuan yang menganut
suatu pandangan yang sama atas sebuah
realitas, memiliki kriteria yang sama untuk
menilai
aktifitas
penelitian
dan
menggunakan metode yang serupa.
Paradigma yang digunakan
dalam penelitian ini adalah paradigma
post-positivisme, Menurut Agus Salim
(2001:40) menyatakan bahwa paradigma
post-positivisme menyatakan bahwa suatu
hal tidak mungkin mencapai atau melihat
suatu kebenaran apabila pengamat berdiri
dibelakang layar tanpa ikut terlibat dengan
objek secara langsung.
Oleh karena itu, hubungan antara
pengamat dengan objek arus bersifat
ISSN 1858-2249

SPs-USAHID JAKARTA

interaktif, dengan catatan bahwa pengamat
harus bersifat senetral mungkin, sehingga
tingkat subjektivitas dapat dikurangi secara
mininmal.
Dari segi hakikat suatu yang
diangkap realitas (Ontologi) dalam bingkai
Guba dan Lincoln dalam buku Norman K.
Denzin & Yvonna S. Lincoln (2009, hal 137),
paradigma post-positivisme berdasarkan
ontologi
Post-positivisme memandang kenyataan itu
ada, tetapi karena keterbatasan manusia
dan sifat degil dari gejala, maka kenyataan
itu tidak dapat dimengerti secara
sempurna. Kenyataan harus diperiksa agar
dipahami secara sempurna tetapi tidak
pernah bisa sempurna.
Dari segi bagaimana cara
mendapatkan pengetahuan (Epistemologi)
dalam bingkai Guba dan Lincoln dalam
buku Norman K. Denzin & Yvonna S. Lincoln
(2009, hal 137), paradigma postpositivisme berdasarkan epistemologi Postpositivisme memodifikasi sifat dualistik dan
objektif. Dualisme ditinggalkan karena
dianggap tidak mungkin, namun objektifitas
tetap dicoba untuk di pertahankan.

Dari segi yang menyangkut
tujuan atau untuk apa mempelajari sesuatu
(Aksiologi), masih dalam bingkai Guba dan
Lincoln dalam buku Norman K. Denzin &
Yvonna S. Lincoln, "nilai" dan etika serta
pilihan moral harus berada di luar proses
penelitian.
Peneliti
harus
dapat
membebaskan diri dari objek yang di kaji,
karena sikap ilmiah menghendaki adanya
jarak yang menetralisir kedudukan peneliti.
Dalam penelitian ini, peneliti berusaha
membangun pengetahuan tentang strategi
dan taktik humas dalam mensosialisasikan
rencana strategis Kementerian Pekerjaan
Umum 2010-2011, sub bidang sumber daya
air terkait bencana banjir di DKI Jakarta.
2.2. Teori Propaganda
Menurut Max Weber (didalam buku
Pace & Faules, 1998: 45) ciri-ciri suatu
Vol. 2 / No. 2 September 2011

organisasi terbirokrasikan dengan ideal
terdapat sepuluh ciri sebagai berikut :
1. Suatu organisasi terdiri dari hubunganhubungan yang ditetapkan antara
jabatan-jabatan. Blok-blok bangunan
dasar dari organisasi formal adalah
jabatan-jabatan.
Jabatan-jabatan
hampir selalu ditunjukkan dengan
gelar-gelar seperti penyelia, letnan,
dosen, analis senior, pelatih.
2. Tujuan atau rencana organisasi terbagi
ke dalam tugas-tugas; tugastugas
organisasi disalurkan diantara berbagai
jabatan sebagai kewajiban resmi.
3. Kewenangan untuk melaksanakan
kewajiban diberikan kepada jabatan
ketika
secara
sah
menduduki
jabatannya
4. Garis-garis kewenangan dan jabatan
diatur menurut suatu tatanan hierarkis.
5. Suatu sistem aturan dan regulasi yang
umum tetapi tegas, yang ditetapkan
secara formal, mengatur tindakantindakan dan fungsifungsi jabatan
dalam organisasi.
6. Prosedur dalam organisasi bersifat
formal
dan
impersonalyakni
peraturan-peraturan organisasi berlaku
bagi setiap orang
7. Suatu sikap dan prosedur untuk
menerapkan suatu sistem disiplin
merupakan bagian dari organisasi.
8. Anggota organisasi harus memisahkan
kehidupan pribadi dan kehidupan
organisasi
9. Pegawai dipilih untuk bekerja dalam
organisasi berdasarkan kualifikasi
teknis, alih-alih koneksi politis, koneksi
keluarga, atau koneksi lainnya.
10. Meskipun pekerjaan dalam birokrasi
berdasarkan
kecakapan
teknis,
kenaikan jabatan dilakukan berasarkan
senioritas dan prestasi kerja
Dalam analisis humas pemerintah,
tesis ini menggunakan analisis dengan teori
propaganda dari Harold Lasswell, karena
humas humas pemerintah melakukan
persuasi dalam setiap kegiatan sosialisasi
kebijakannya.
ISSN 1858-2249

SPs-USAHID JAKARTA

Teori propaganda dari Harold
Lasswell yang terkenal yaitu Who, Says
what, In which channel, To whom and With
what effect. Teori tersebut merupakan
landasan dasar para praktisi humas dalam
melakukan suatu persuasi kepada publik
ekternal maupun ekternal.

2.4. Strategi dan Taktik Komunikasi
2.4.1. Strategi Komunikasi
Keberhasilan
humas
jelas
tergantung pada bagaimana tujuantujuan
yang dibuat. Keberhasilan yang sebenarnya
tergantung pada kemampuan menggunaan
strategi yang tepat.

2.3. Model Sembilan Tahap
Rencana Strategis Humas

Menurut
Smith,
(2005:82)
menyatakan bahwa strategis komunikasi
dalam humas ada dua:
1. Strategi Proaktif adalah pendekatan
yang memungkinkan sebuah organisasi
untuk
meluncurkan
program
komunikasi di bawah kondisi tertentu
dan sesuai dengan batas waktu
tertentu yang tampaknya paling sesuai
dengan kepentingan organisasi, seperti
a. Strategi Aksi
Tindakan nyata yang dilakukan
oleh organisasi dalam upaya
mencapai tujuannya
 Special Event
 Sponsor
 Partisipasi Audien
• Performa Organisasi
b. Komunikasi Strategi
Fokus melakukan penawaran
lebih atau kesepakan antara
perusahaan dengan kelompok
lain, dengan tiga strategi
komunikasi
 Publisitas

 Informasi yang
bernilai berita


Komunikasi
transparan

2. Strategi Reaktif adalah sebaliknya,
merupakan tindakan yang merespon
pengaruh
dan
peluang
dari
kepentingan organisasi, seperti
a. Strategi mendahului aksi.
b. Strategi respon menyerang,
c. Strategi respon membela diri
d. Strategi respon pengalihanz
e. Strategi suara menyesal
f. Strategi perbaikan Perilaku
g. Strategi diam

Menurut
Smith,
(2005,
17),
menyatakan bahwa ada sembilan tahap
rencana strategis untuk public relations,
yaitu:
A. Fase satu adalah melakukan
penelitian awal
1. Analisis situasi yaitu dengan
menganalisa peluang dan hambatan
2. Analisis organisasi yaitu dengan
menganalisa lingkungan internal
dan ekternal
3. Analisis
publik
yaitu
dengan
mengidentifikasi, seleksi, dan analisis
public
B. Fase kedua adalah melakukan
strategi komunikasi
4. Membuat tujuan yang objektif
5. Formula strategi aksi dan respon
6. Menggunakan komunikasi efektif
C. Fase ketiga adalah melakukan taktik
komunikasi
7. Memilih taktik komunikasi yaitu
dengan
interaksi
interpersonal,
produk/kebijakan organisasi, berita
media massa, media iklan dan promosi
8. Pelaksanaan program-program yaitu
yaitu dengan menentukan tema, isi
program, jadwal, anggaran, mengawasi
keefektifan program
D. Fase keempat adalah melakukan
penelitian evaluasi
9. Evaluasi Renacana Strategis yaitu
dengan melakukan evaluasi laporan
pertanggung jawaban, evaluasi data,

Vol. 2 / No. 2 September 2011

ISSN 1858-2249

SPs-USAHID JAKARTA

2.4.2. Taktik Komunikasi
Taktik
adalah
spesifikasi
rumusan anda. Taktik antara lain, tugas,
pihak
bertanggung
jawab
untuk
menyelesaikan tugas tersebut, batas waktu
untuk menyelesaikan tugas. Taktik
mengacu pada level oprasional ; kejadian
aktual, media, dan metode yang dipakai
untuk mengimplementasikan strategi.
Taktik bisa melalui situs web,
news release, tur, dan billboard dan me ng
lainnya. Teknik dapat dikembangkan secara
luas dengan dukung, teknologi yang
mendukung. Kontrol media memungkinkan
lembaga / institusi menentukan atributatribut pesan yang terpenting adalah
isinya, dan juga waktu, presentasi,
kemasan, irama dan distribusi. Taktik bisa
menggunakan media internal seperli house
jurnal majalah perusahaan dan ekternal
media meliputi koran, siaran berita televisi,
dan juga billboard.
Menurut
Smith
(2005:159),
menyatakan bahwa ada empat kategori
taktik komunikasi, yaitu:

masyarakat. Sistematis maksudnya adalah
terencana, teratur dan bersifat publik.
Empiris yang dimaksud disini adalah jenis
penelitian ini pengeksplorasi pengalaman
dunia. Dimana peneliti berusaha untuk
menyelidiki bagaimana sebuah pengalaman
adalah sesuatu yang masuk akal.
Penelitian kualitatif bertujuan
untuk menjelaskan fenomena dengan
sedalam-dalamnya melalui pengumpulan
data sedalamdalamnya. Dalam penelitian
ini, peneliti adalah bagian integral dari
data, dan ikut aktif dalam menentukan
jenis data yang diinginkan dengan demikian
peneliti menjadi instrumen penelitian yang
terjun langsung kelapangan. Oleh karena
itu, penelititan ini bersifat subjektif dan
hasilnya lebih kasuistik bukan untuk
digeneralisasikan.
Secara umum dalam penelitian ini
memiliki karakteristik seperti intensif,
perekaman yang berhati-hati terhadap apa
yang terjadi dengan catatan-catatan di
lapangan serta dilengkapi oleh bukti-bukti
dokumenter, analisis data lapangan,
melaporkan hasill.
Berdasarkan
sesuai
dengan
paradigma
post-positivisme
yang
berorientasi
pada
nilai,
peneliti
menggunakan jenis penelitian kualitatif
untuk memberikan interpretasi deskriptif
tentang strategi dan taktik humasdalam
mensosialisasikan
rencana
strategis
Kementerian Pekerjaan Umum 2010-2011,
sub bidang sumber daya air terkait
bencana banjir di DKI Jakarta.

3.1. Jenis Penelitian

3.2. Metode Penelitian

Jenis penelitian tesis ini adalah
kualitatif yang melibatkan pendekatan
Post-positivisme. Menurut Kriyantono
(2010, hal 51-52) metodologi penelitian
kualitatif berasal dari perspektif Postpositivisme (subjektif). Sedangkan menurut
Shank dalam Ospina (2004, hal 1)
mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai
format
penyelidikan
empiris
yang
sistematis terhadap sebuah pemahaman
yang berlaku secara umum dalam

Berdasarkan tujuan penelitian,
Metode penelitian ini menggunakan studi
kasus. Alasan peneliti teori tersebut karena
studi kasus dalam penelitian ini bercirikan
kualitatif,
peneliti
mengistilahkannya
dengan "catatan-kasus" dan catatan
lapangan (field-notes) serta ceritacerita
dari lapangan. Metode yang digunakan
yaitu wawancara terstruktur (mendalam)
dan observasi langsung (non-partisipan).

Vol. 2 / No. 2 September 2011

ISSN 1858-2249

SPs-USAHID JAKARTA

Menurut Robert K yin (2004, 1),
studi kasus merupakan strategi yang lebih
cocok bila pokok pertanyaan suatu
penelitian berkaitan dengan bagaimana
atau mengapa, bila peneliti hanya memiliki
sedikit
peluang
untuk
mengontrol
peristiwa-peristiwa yang diselidiki dan bila
fokus penelitian terletak pada fenomena
kontemporer di dalam konteks kehidupan
nyata.
Sedangkan menurut Stake ( Denzin
& Lincoln, 2009: 301) menyatakan bahwa
studi kasus meng rkan perhatian pada
pertanyaan tentang apa yang dipelajari
secara dari suatu kasus. Secara umum
dapat dikategorikan dalam tiga konsep,
yaitu :
1. Intrinsic case study
Jenis pertama ini ditempuh oleh
peneliti yang ingin memahami sebuah
kasus tertentu. Jenis ini ditempuh bukan
karena suatu kasus mewakili kasus-kasus
yang lain atau menggambarkan sifat atau
problem tertantu. Peneliti mengabaikan
rasa keingintahuan yang lain agar kasusnya
dapat memunculkan kisah uniknya sendiri.
2. Instrumetal case study
Jenis ini digunakan untuk meneliti
sebuah kasus tertentu agar tersaji sebuah
perspektif tentang isu atau memperbaiki
suatu teori. Pemilihan sebuah kasus lebih
disebabkan karena keinginan kita untuk
meningkatkan pemahaman tentang minatminat yang lain tersebut.
3. Collective case study
Jenis ini mengkaji sejumlah kasus
secara bersamaan dia bisa meneliti
fenomena, populasi, atau kondisi umum.
Jenis in kan berarti melakukan studi
tentang kasus kolektif, namun lebih gai
pengembangan dari instrumental kedalam
beberapa kasus.
3.3. Unit Analisis penelitian

dikumpulkan pada tahap analisis data.
Menurut Sekaran (2000:135) atau tipe
satuan yang digunakan peneliti dalam
mengukur variabel. Dalam ilmu sosial
berupa
perorangan,
kelompok,
masyarakat, organisasi, insitusi, negara,
budaya, dan lain-lain maka perlu bagi
peneliti menentukan unit analisis yang bisa
digunakan.
Unit analisis dalam penelitian ini
adalah strategi dan taktik humas dalam
mensosialisasikan
rencana
strategis
Kementerian Pekerjaan Umum periode
2010-2011, sub bidang sumber daya air
terkait bencana banjir di DKI Jakarta
3.4.1 Data Primer
a. Wawancara
Data
dikumpulkan
melalui
wawancara yang mendalam pada setiap
lokus
penelitian.
Wawancara
ini
merupakan wawancara tatap muka antara
peneliti dan responden, dengan teknik
wawancara mendalam, Maka penelitian ini
peneliti adalah intrumen utama penelitian.
b. Observasi Partisipan
Mengamati dan mendengarkan
perilaku selama beberapa waktu tanpa
melakukan
manipulasi
atau
mengendalikan, serta mencatat penemuan
yang memungkinkan atau memenuhi
syarat untuk digunakan kedalam tingkatan
penafsiran analisis.
3.4.2. Data Sekunder
Library
Research
(studi
dokumentasi) juga digunakan dalam
penelitian ini dengan mempelajari bukubuku, jurnal penelitian sebagai literatur.
3.5. Teknik Analisis Data
Penilaian ini teknik untuk menguji
kesahihan dalam riset kualitatif menurut
Kriyantono (2006:70), biasanya terjadi
sewaktu proses pengumpulan data dan
analisis-interpretasi data.

Unit analisis mengacu pada tingkat
agresi atau kebutuhan data yang
Vol. 2 / No. 2 September 2011

ISSN 1858-2249

SPs-USAHID JAKARTA

3.5.1. Kompetensi Subjek Riset
Subjek riset harus kredibel,
caranya dengan menguji jawabanjawaban
pertanyaan terkait dengan pengalaman
subjek. Dalam riset ini mengenai strategi
dan taktik humas dalam mensosialisasikan
rencana strategis Kementerian Pekerjaan
Umum periode 2010-2011 yang menjadi
subjek penelitian
3.5.2. Trustworthiness
Menguji kebenaran dan kejujuran
subjek dalam mengungkap realitas
menurut apa yang dialami, dirasakan, atau
dibayangkan. Trustworthiness mencakup
dua hal:
1. Autenticity
Memperluas konstruksi personal
yang dia ungkapkan. Periset memberikan
kesempatan
dan
memfasilitasi
pengungkapan konstruksi personal yang
lebih detail, sehingga mempengaruhi
mudahnya pemahaman yang lebih
mendalam, misalnya memberikan peluang
subjek untuk bercerita panjang lebar
tentang apa yang dialaminya dalam
konteks wawancara informal atau santai.
2. Analisis Triagulasi
Menganalisa
jawaban
subjek
dengan meneliti kebenarannya dengan
data empiris (sumber data lain yang
tersedia). Disini jawaban di Cross-Check
dengan dokumen yang ada. Menurut
Dwijowinoto
(2009:9)
dalam
buku
Kriyantono ada lima macam triagulasi
antara lain:
a. Triagulasi Sumber
Membandingkan hasil pengamatan
dengan wawancara
b. Triagulasi Waktu
Melakukan observasi tidak hanya
satu kali
c. Triagulasi Teori
Memanfaatkan dua atau lebih teori
untuk dipadu, oleh karena itu
diperlukan
rancangan
riset,
pengumpulan data, dan analisis data

Vol. 2 / No. 2 September 2011

yang
lengkap
supaya
hasilnya
komprehensif
d. Triagulasi Periset
Mengunakan lebih dari satu
periset dalam mengadakan observasi
atau wawancara. Pengamatan dan
wawancara
dengan
dengan
menggunakan dua periset akan
membuat data lebih absah.
e. Triagulasi Metode
Usaha mengecek keabsahan data atau
mengecek keabsahan temuan riset.
3. Intersubjektif Agreement
Semua pandangan, pendapat, atau data
dari suatu subjek didialogkan dengan
pendapat, pandangan, atau data dari
subjek
lain.
Tujuannya
untuk
menghasilkan titik temu antar data
(Intersubjektivity Agreement)
4. Conscientization
Kegiatan berteori, ukurannya :dapat
melakukan "blocking interpretation",
mempunyai
basis
teoritis
yang
mendalam dan kritik , harus tajam.
Kegiatan berteori ini harus bisa
memaparkan dua hal, yaitu
a. Historical situatedness (Ideographic)
Sesuaikan analisis dengan konteks
sosial dan budaya serta konteks
waktu dan historis yang spesifik
sesuai kondisi dimana riset terjadi
b. Unity theory and praxis
Memadukan teori dengan
contoh praktis
Berdasarkan penjelasan menurut
Kriantono diatas, maka disimpulkan analisis
data dalam pendekatan kualitatifkonstruktivis
didahului
oleh
mengungkapkan trustworthiness dari para
subjek penelitian yaitu menguji kebenaran
dan kejujuran subjek penelitian dalam
mengungkap realitas. Trustworthiness diuji
melalui pengujian credibilitas subjek,
dengan
menguji
jawaban-jawaban
pertanyaan berkaitan dengan pengalaman
dan pengetahuan mereka yang khas.

ISSN 1858-2249

SPs-USAHID JAKARTA

Kedua adalah menguji authenticity
yaitu peneliti memberi kesempatan dan
memfasilitasi pengungkapan konstruksi
personal yang lebih detail. Kemudian ketiga
melakukan triagulations analysis yaitu
menganalisis jawaban subjek penelitian
dengan meneliti autensitasnya berdasarkan
data empiris yang ada. Peneliti menjadi
fasilitator untuk menguji keabsahan setiap
jawaban berdasarkan dokumen atau data
lain, serta reasoning yang logis.
Tahap ke empat adalah melakukan
intersubjectivity analysis yaitu semua
pandangan, pendapat atau data dari suatu
subjek penelitian, didialogkan dengan
pendapat pandangan, atau data dari subjek
lainnya.
4. Pembahasan
4..1. Rencana Strategis Sumber Daya Air
Hasil wawancara dengan bapak Ardi
selaku humas Sumberdaya Air (SDA)
menyatakan bahwa:
"penyelesaian pembangunan fisik Kanal
Banjir Timur sudah rampung akhir
tahun 2011. Kanal Banjir Timur yang
dibangun untuk mengurangi dampak
resiko banjir ini jugs akan dijadikan
show
case
percontohan
green
infrastructure. Hal tersebut jugs
disampaikan oleh Wakil Menteri
Pekerjaan Umum, Hermanto Dardak,
dalam kunjungan lapangan menelusuri
Kanal Banjir Timur dari Weir I Malaka
Sari hingga ke Weir III Marunda, di
Jakarta"
Kemudian beliau jugs mengatakan
bahwa "dalam kunjungan lapangan, Wakil
Menteri Pekerjaan Umum didampingi Staf
Ahli Menteri PU Bidang Ekonomi dan
Investasi Pusat Penelitian Sumber Daya Air,
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, serta Balai
Besar Wilayah Sungai Ciliwung - Cisadane".
"Melalui penelusuran ini, kita dapat
melihat bahwa Kanal Banjir Timur
berfungsi dengan baik, dan rencana ke
depannya menjaga kualitas dan
kuantitas air melalui eco-technology.
Selain itu pada kawasan di sekitar Kanal
Vol. 2 / No. 2 September 2011

Banjir Timur akan disayembarakan
landscape ruang terbuka hijau," jelas
Hermanto Dardak selaku Wakil Menteri
Pekerjaan Umum.
Untuk menyelesaikan pekerjaan
fisik Kanal Banjir Timur, pihak Balai Besar
Wilayah Sungai Ciliwung - Cisadane
berupaya menyelesaikan dimensi saluran
kanal, selain itu jugs membangun jetty
sepanjang 400 m di kawasan Marunda.
"Setelah pekerjaan fisik ini rampung, maka
selanjutnya
akan
dibentuk
badan
pengelolanya," jelas Imam Santoso, Kepala
BBWS Ciliwung - Cisadane.
Kanal Banjir Timur terbentang
sepanjang 23,5 km, melintasi Jakarta Timur
hingga Jakarta Utara dengan tujuan
mengurangi resiko banjir akibat luapan
Sungai Cipinang, Sunter, Buaran, Jatikramat
dan Cakung.
4.1.2. Strategi Komunikasi Humas dalam
mensosialisasikan
rencana
Strategis
Kementerian Pekerjaan Umum
A. Wawancara Strategi Bidang
Publikasi dan Dokumentasi
Menurut Lisniari Munthe, ST. M.Sc
selaku Kepala Bidang Publikasi dan
Dokumentasi, menyatakan bahwa
"strategi komunikasi yang dilakukan
berdasarkan
Peraturan
Menteri
Pekerjaan Umum, No.8/PRT/2010
tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pekerjaan Umum, pada
pasal 965 menegaskan bidang
Dokumentasi
dan
Publikasi
mempunyai strategi komunikasinya
dengan
mendokumentasikan
penyelenggaraan
pembangunan
kementerian pekerjaan umum dalam
bentuk audio visual dan koleksi
pustaka
serta
mempublikasikan
melalui media internal, media cetak
dan media elektronik"
Dalam
mengimplementasikan
strategi komuniaksi di atas maka
implementasi yang di lakukan oleh Sub.
bidang Dokumentasi terkait dengan
ISSN 1858-2249

SPs-USAHID JAKARTA

sosialisasi banjir di DKI Jakarta penanganan
oleh Sumber Daya adalah dengan
mendokumentasikan
produk-produk
kementerian terkait kegiatan-kegiatan
penanggulangan banjir serta programprogram sub, SDA lalu didokumentasikan
berupa grafis dan audio visual.
Menurut pak naldi selaku Sub.
Bidang Publikasi, menyatakan bahwa :
"menyiapkan bahan terkait dengan
temanya misalnya bencana banjir,
maka narasumbernya pasti harus yang
memiliki
wewenang
dterhadap
penanganan banjir DKI Jakarta dan
kordinasi
penyelengagaraan
penerbitan dan publikasi Kementerian
meliputi
majalah
kementerian
pekerjaan umum (Majalah "KIPRAH"),
booklet, leaflet, advertorial dan
pameran
serta
Man
layanan
masyarakat. Majalah Kiprah pada edisi
2011 ada yang membehas khusus
masalah banjir, namun tidak semua
edisi membahas banjir, karena
Kementerian PU memiliki banyak Sub
Bidang lain seperti Bina Marga, Cipta
Karya dan sub bidang lainnya"
Sub. Dokumentasi dan Sub
Bidang Publikasi serta Sub. Bidang
Perpustakaan,
bekerjasama
dalam
mengengemas isi pesan selalu berkordinasi
satu sama lainnya. Saya yang mengawal
supaya program-program tersebut berjalan
dengan baik tiap tahunnya. Sehingga
masyarakat dapat mengetahui hebijakankebijakan Kementerian PU dengan baik dari
kemasan isi pesan yang mudah di pahami
dari segi bahasa maupun estetika desain
layout di majalah, brosur, booklet, maupun
pameran yang rutin diadaka, serta dapat
memenuhi kebutuhan informasi publik
melalui layanan perpustakaan yang selalu
menyimpan data-data mengenai kebijakankebijakan kementerian PU dengan rapi,
Sehingga di harapkan tercipta "mutual
understanding" antara publik dengan
kementerian pekerjaan umum.

Vol. 2 / No. 2 September 2011

B. Wawancara Strategi Bidang
Publikasi dan Dokumentasi
Menurut ibu etty lakukan selaku
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat
dalam mensosialisasikan rencana strategis
Kementerian Pekerjaan Umum dalam
menanggulangi banjir DKI Jakarta, adalah
"Berdasarkan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum, No.8/PRT/2010
tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pekerjaan Umum, pada
pasal 961 menegaskan bidang
hubungan masyarakat melakukan
tugas pelayanan informasi tentang
kebijaksanaan, program, dan kegiatan
pimpinan kementerian dalam hal ini
Sumber Daya Air mengenai bencana
banjir DKI jakarta melalui strategi
dengan meningkatkan hubungan
dengan media (Cetak maupun
Elektronik tentang tema Banjir di DKI
Jakarta), dan meningkatkan pelayanan
informasi bagi publik (menanggapi
saran suara dari masyarakat, LSM,
maupun laporan dari pihak publik
lainnya mengenai banjir di DKI
Jakarta) dan ketiga melakukan
kordinasi hubungan yang baik antar
semua lembaga (dalam hal banjir
melakukan mitra dengan komisi V DPR
RI dan Pemerintah Provinsi/daerah)"
Proses sosialisasi rencana strategis
Kementerian Pekerjaan Umum terkait
banjir DKI Jakarta supaya pesan itu sampai
ke Publik sehingga tercapai "mutual
understanding" maka Bidang Hubungan
Masyarakat
terdapat
Sub.
Bidang
Pelayanan Informasi Publik yang dipimpin
oleh
mba
Putri
beserta
stafnya
berhubungan langsung dengan masyarakat
dan LSM serta publik ekternal lainnya.
Menurut mba Putri selaku Kasubid
Pelayanan Informasi Publik, Publik atau
masyarakat yang datang ke PusKomPu
KemenPU akan dilayani dengan baik,
terkait dengan Undang-Undang No. 14
tahun
2008,
tentang
Keterbukaan
Informasi Publik supaya tercipta "mutual
understanding",
intinya
memberikan
kewajiban kepada setiap Badan
ISSN 1858-2249

SPs-USAHID JAKARTA

Publik untuk membuka akses bagi setiap
pemohon
informasi
publik
untuk
mendapatkan informasi publik contoh
kasus terkait dengan Banjir DKI Jakarta.
namun tetap ada tahap-tahap proses yang
ada di PusKomPu"
Menurut Sub Bidang Program
dan Evaluasi yang dipimpin oleh mas krisno
beserta stafnya mengadakan tender proyek
"riset" evaluasi untuk mengevaluasi
program-program komunikasi yang telah
dibuat dan dijalankan selama jangka waktu
satu tahun. Jadi setiap tahun mas kris dan
stafnya memberikan masukan yang penting
terhadap kemajuan program-program yang
akan dibuat tahun depan berikutnya.
4.1.3. Taktik Komunikasi Propaganda
Humas dalam mensosialisasikan Rencana
Strategis Kementerian Pekerjaan Umum
Menurut ibu Etty selaku Kepala
bidang Hubungan Masyarakat mengatakan
bahwa taktik dalam mengimplementasikan
strategi komunikasi ke dalam programprogram Pusat Komunikasi Publik terkait
dengan sosialisasi banjir di DKI Jakarta
penanganan oleh Sumber Daya Air, yaitu
"Taktik komunikasi yang kami lakukan
bidang hubungan media dengan
memilih media yang efektif agar
sosialisasi berhasil misalnya hubungan
dengan media elektronik tahun 2010 2011 kami lebih sering melakukan Talk
Show (narasumber SDA dengan
Gubernur DKI Jakarta dan Menteri
Pekerjaan Umum) di TVRI dan
MetroTV melalui lelang slot selama
kurun waktu yang ditetapkan,
digunakan sesuai dengan momentum
peristiwa seperti apabila mendekati
musim penghujan maka kami
mengusung isu masalah banjir"
Lebih lanjut bu Etty mnyatakan
bahwa taktik komunikasi Bidang hubungan
Masyarakat yang kedua dalam Bidang
Hubungan Media yang
dipimpin oleh Pak Jon beserta stafnya yaitu
dengan mengadakan Konfrensi Pers terkait
Vol. 2 / No. 2 September 2011

dengan kebijakan menteri dan sub bidang
SDA terkait masalah banjir.
Menurut Mba Indah selaku Staf
bidang hubungan media, Pusat Komunikasi
Publik menyatakan bahwa
"dalam rangka membangun citra
positif Kementerian Pekerjaan Umum
dalam hal ini Pelayanan dan Informasi
Publik menggunakan sarana informasi
sebagai program dari implementasi strategi
yaitu":
a. Website (berita terkini/PU news room)
Kementerian
Pekerjaan
Umum
memiliki website yaitu www.pu.go.id
yang bias diakses oleh siapa saja
termasuk wartawan. Selain berita,
Pelayanan dan Informasi Publik juga
menangani
guntingan
berita,
tanggapan atas berita media massa
serta
saran
dan
pengaduan
masyarakat. (contoh terlampir)
b. Jumpa Pers dengan pejabat PU
Temu wartawan ini biasanya dilakukan
setiap hari Kamis siang, tujuan temu
wartawan ini adalah untuk memberikan
waktu kepada wartawan
untuk
memperoleh
informasi
mengenai Kementerian Pekerjaan
Umum apabila ada informasi yang
perlu dengan cepat atau segera
disebarluaskan dan memerlukan
penjelasan lebih mendalam. (contoh
terlampir)
c. Siaran Pers
Siaran pers/keterangan resmi tertulis
dari instansi/perusahaan mengenai
suatu kebijakan, keadaan khusus atau
langkah-langkah yang diambil oleh
instansi/perusahaan yang sengaja
dipersiapkan untuk siaran pers yang
akan dimuat dalam surat kabar.
(contoh terlampir)
d. Wawancara
Dalam hal ini Pelayanan dan
Informasi Publik mengatur jadwal
pertemuan
dan
mendampingi
wartawan baik dari media cetak
maupun media elektronik ketika

ISSN 1858-2249

SPs-USAHID JAKARTA

e.

f.

wawancara dengan Pimpinan
Kementerian Pekerjaan Umum.
Dialog tv dan radio
Dalam hal ini dialog terbagi menjadi
dua, yaitu: (1) membayar jam tayang,
dan (2) diminta oleh stasiun tv dan
atau radio. (contoh terlampir)
Press tour (kunjungan kerja)
Press tour dilakukan agar kegiatan
kunjungan
kerja
Pimpinan
Kementerian dapat diliput media
massa sehingga masyarakat tahu
bahwa
Pejabat
Kementerian
Pekerjaan Umum juga turun ke
lapangan.

5.1. Simpulan
Masyarakat menilai upaya yang
dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum
dalam mengurangi masalah banjir di DKI
Jakarta sudah maksimal. Bila saat ini
hasilnya belum seperti yang diharapkan itu
sematamata karena keterbatasan dana.
Sementara itu, pemerintah baru akan
mengalokasikan dana yang cukup besar
pada anggaran tahun jamak (multy years)
dan dimulai tahun 2008.
Sulit memang membebaskan
Jakarta dari masalah banjir. Kementerian
Pekerjaan Umum sudah memfasilitasi
pejabat dan tenaga ahli yang berkompeten
dibidangnya.
Pembebasan tanah dibantaran
sungai untuk pekerjaan normalisasi
dirasakan sangat melelahkan oleh dinas DKI
Jakarta. Disamping belum ada kesadaran
dari penghuni bantaran sungai, mereka
juga sulit diarahkan untuk direlokasi ke
rumah susun. Dirinya, pesimis warga
bantaran sungai bersedia dipindahakan ke
rusun yang telah disediakan Pemda DKI.
Terkait dengan masalah itu, ke depan
dirinya menghimbau kesadaran mereka
agar bersedia dipindahkan.
Strategi komunikasi yang di
lakukan oleh PusKomPu dari hasil penelitan
tesis ini adalah melakukan tugas pelayanan
informasi tentang kebijaksanaan, program,
Vol. 2 / No. 2 September 2011

dan kegiatan pimpinan kementerian dalam
hal ini Sumber Daya Air mengenai bencana
banjir DKI jakarta melalui strategi dengan
meningkatkan hubungan dengan media
(Cetak maupun Elektronik tentang tema
Banjir di DKI Jakarta), dan meningkatkan
pelayanan
informasi
bagi
publik
(menanggapi saran suara dari masyarakat,
LSM, maupun laporan dari pihak publik
lainnya mengenai banjir di DKI Jakarta) dan
ketiga melakukan kordinasi hubungan yang
baik antar semua lembaga (dalam hal
banjir melakukan mitra dengan komisi V
DPR RI dan Pemerintah Provinsi/daerah)
Taktik
komunikasi
persuasi
/propaganda
yang
dilakukan
oleh
PusKomPu dari hasil penelitian tesis ini
adalah Taktik komunikasi yang di lakukan
bidang hubungan media dengan memilih
media yang efektif agar sosialisasi berhasil
misalnya hubungan dengan media
elektronik tahun 2010 - 2011 kami lebih
sering melakukan Talk Show (narasumber
SDA dengan Gubernur DKI Jakarta dan
Menteri Pekerjaan Umum) di TVRI dan
MetroTV melalui lelang slot selama kurun
waktu yang ditetapkan, digunakan sesuai
dengan momentum peristiwa tertentu.
Taktik
komunikasi
Persuasi
/Propaganda Bidang Hubungan Masyarakat
yang kedua dalam Bidang Hubungan Media
yang dipimpin oleh Pak Jon beserta stafnya
yaitu dengan mengadakan Konfrensi Pers
terkait dengan kebijakan menteri dan sub
bidang SDA terkait masalah banjir misalnya
salah satunya mengenai solusi banjir
dengan penyelesaian Banjir Kanal Timur
(BKT).
5.2. Saran
5.2.1. Implikasi Teoritis
Munculnya fenomena media sosial
sangat bisa menberikan ide gagasan teori
mengenai strategi dan taktik dalam
sosialisasi susatu kebijakan pemerintah
melalui jejaring sosial, dengan harapan
menjadi saran teoritis ilmu komunikasi
khususnya konsentrasi humas dalam

ISSN 1858-2249

SPs-USAHID JAKARTA

penelitian selanjutnya terkait media baru di
era globalisasi saat ini.
Penelitian ini di harapkan supaya
teman-teman akademisi lainnya dapat
melakukan penelitian lebih luas lagi
tentang strategi dan taktik humas
pemerintah
dalam
mensosialisasikan
kebijakan yang dibuat oleh pemerintah
kepada masyarakat/publik melalui media
sosial.
5.2.2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini tersedia bagi
Kementerian Pekerjaan Umum, khususnya
Pusat Komunikasi Publik dalam membuat
rencana strategis dan taktik humas dalam
mensosialisasikan
kebijakan-kebijakan
pemerintah lainnya. Sekaligus menjadi
evaluasi
terhadap
kinerja
humas
Kementeria Pekerjaan Umum.
Semoga
penelitian
ini
bisa
bermanmaat bagi Kementerian Pekerjaan
Umum, khususnya Pusat Komunikasi
Publik. Supaya bisa lebih meningkatkan
taktik dalam program-program sosialisasi
mengenai
kebijakan
kementerian
pekerjaan umum.
Melihat dari hasil penelitian ini, maka
saran praktis untuk kementerian pekerjaan
umum dan para praktisi humas pada
umumnya mengenai teknik dalam program
yaitu dengan memaksimalkan jejaring
media sosial seperti facebook, twetter dan
media sosial lainnya supaya lebih
menjangkau terutama kalangan anak
mudanya agar lebih menghargai jasa
konsruksi pemerintah pusat, kementerian
pekerjaan umum yang sering kali mereka
tidak ada perhatian dan tidak kepedulian
dari kalangan generasi muda Indonesia saat
ini.
Semoga saran-saran penelitian ini
bermanfaat dan memberikan sumbangsih
ide gagasan dari segi teoritis maupun
praktis sehingga keterpaduan antara teori
dan praktik.

Vol. 2 / No. 2 September 2011

DAFTAR PUSTAKA
Ardianto, Elvinaro. 2009. Humas Practis.
Bandung: Widya Padjadjaran.
Argenti, Paul
A.,
2010.
Komunikasi
Korporat. Graw - Hill, Jakarta:
Salemba Humanika.
Cutlip, Scott M and Center, Alen H, and
Broom, Glen M. 2006. Efective
Humas. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Irianto, Yosal. 2006. Humas Writer,
Pendekatan Teori dan Praktis.
Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis
Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana
Kriyantono, Rachmat. Humas Writing,
Teknik Produksi Media Publikasi dan
Publisitas Korporat. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Lattimore, Dan, and Baskin, Otis, and
Heiman, Sutte T, and Toth,
Elizabeth L. 2010. Publik Relations
Profesi dan Praktik. Jakarta:
Salemba Humanika
Mulyana. Deddy. 2004. Metodelogi
Penelitian Kualitatif. Bandung;
Rosda Karya.
Manulang. 1981. Dasar-Dasar Manajemen.
Jakarta: Galia Indonesia
Miller, Katherine. 2009. Organizations
Communication; Approaches and
Processes. Boston, MA: Wadsword
Cengage Learning
Morissan, 2006. Pengantar Humas, Strategi
Menjadi
Humas
Profesional,
Ramdina Prakarsa.
Norman K. Denzin & Yvonna S. Lincoln.
2009. Handbook of Qualitative
Research. Sage Publication. Pvt.
Ltd. Edisi Bahasa Indonesia.
Jogyakarta; Pustaka Belajar
Pace, R. Wyne dan Faules, Don. F. 1998.
Strategi Meningkatkan Kinerja
Perusahaan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Rogers, Everett M. 1994. A History of
Communication
Study:
a
biographical approach. New York:
The Free Press
ISSN 1858-2249

SPs-USAHID JAKARTA

Ruslan, Rosady. 2002. Manajemen Humas
Komunikasi. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Suwardi, Harsono. 2010. Handbook It
Humas. Manajemen Komunikasi
Program Studi Ilmu Komunikasi
Program Pasca Sarjana. Universitas
Indonesia.
Salim, Agus. 2001. Teori dan Paradigma
Penelitian Sosial. Yogyakarta: PT.
Tiara Wacana

Vol. 2 / No. 2 September 2011

ISSN 1858-2249