Tahap Tahap dan Tugas Tugas Perkembangan

PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Tentang
Tahap-Tahap dan
Tugas-Tugas Perkembangan

Oleh
KELOMPOK 2 :

Pungki elvi marta ( 1204967)
Hadrina pratiwi harahap (1204950)
Yona yolanda (1204971)
Shinta yunisya ( 1204978)
Mersa yulia (120979)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2014

Tahap-Tahap dan Tugas-Tugas Perkembangan
1. Tahap Perkembangan Manusia

Perkembangan manusia berlangsung secara berurutan atau berkesinambungan melalui
periode atau masa. Menurut Santrock (2010) periode perkembangan itu terdiri atas tiga periode
yaitu anak (childhood), remaja (adolescence), dan dewasa (adulthood).
Dari ketiga periode tersebut diklasifikasikan lagi menjadi beberapa periode, yaitu :
(1) Periode anak : sebelum kelahiran (pranatal), masa bayi (infacy), masa awal anak-anak
(early childhood), masa pertengahan dan akhir anak (midle and late childhood);
(2) Periode remaja (adolescence); dan
(3) Periode dewasa : masa awal dewasa (early adulthood), masa pertengahan dewasa (middle
adulthood), dan masa akhir dewasa (late adulthood).
a. Periode Sebelum Kelahiran
Periode ini merupakan masa kehidupan individu dimulai dari masa konsepsi (pembuahan)
hingga kelahiran, sekitar 9 bulan dalam kandungan. Periode ini merupakan saat pertumbuhan
yang sangat luar biasa, dari satu sel tunggal (yang beratnya kira-kira 1/20 juta ons) menjadi
organism yang sempurna dengan kemampuan otak dan tingkah lakunya.
Menurut Hurlock (Alih Bahasa Istiwidayanti dkk., 1990) perhatian terhadap
perkembangan pra kelahiran dimulai pada 1940, yang sebelumnya tidak menjadi kajian
para ahli.
Ada enam ciri penting masa pra kelahiran yaitu :
1. Pada saat ini sifat-sifat bauran, yang berfungsi sebagai dasar bagi perkembangan
selanjutnya diturunkan sekali untuk selamanya.

2. Kondisi baik-baik dalam tubuh ibu dapat menunjang perkembangan sifat bawaan,
sedangkan kondisi yang tidak baik dapat menghambat perkembangannya, bahkan
sampai mengganggu pola perkembangan yang akan dating.
3. Jenis kelamin individu yang baru diciptakan sudah dipastikan pada saat
pembuahan, dan kondisi-kondisi pada tubuh ibu tidak akan memperngaruhinya,
sama halnya dengan sifat bawaan.
4. Perkembangan dan pertumbuhan yang normal lebih banyak terjadi selama periode
prenatal dibandingkan dengan periode-periode lain dalam seluruh kehidupan
individu.
5. Periode pra kelahiran merupakan masa yang banyak mengandung bahaya, bak
fisik maupun psikologis.

6. Periode pra kelahiran merupakan saat dimana orang-orang yang berkepentingan
membentuk sikap-sikap pada diri individu baru.
b. Periode Bayi
Periode bayi merupakan masa perkembangan yang merentang dari kelahiran hingga
18 atau 24 bulan, masa ini ditandai dengan cirri-ciri sebagai berikut :
1. Masa dasar pembentukan pola perilaku, sikap dan ekspresi emosi.
2. Masa pertumbuhan dan perubahan berjalan cepat, baik fisik maupun psikologis
3. Masa kurangnya ketergantungan

4. Masa meningkatnya individualitas, yaitu saat bayi mengembangkan hal-hal yang
sesuai dengan minat kemampuannya.
5. Masa permulaan sosialisasi
6. Masa permulaan berkembangnya penggolongan peran seks, seperti terkait dengan
pakaian yang dipakaikannya
7. Masa yang menarik, baik bentuk fifik maupun perilakunya
8. Masa permulaan kreativitas
9. Masa berbahaya, baik fisik (seperti kecelakaan) atau psikologis (karena perlakuan
yang buruk)
c. Periode Awal anak
Periode awal anak adalah periode perkembangan yang menentang dari akhir masa
bayi hingga usia 5 atau 6 tahun; periode ini kadang-kadang disenut juga tahun-tahun
prasekolah “preschool years”. Selama masa ini, anak belajar untuk menjadi lebih mandiri
dan memperhatikan dirinya. Mereka mengembangkan kesiapan sekolah (seperti
mengikuti perintah, dan mengenal huruf) dan menghabiskan banyak waktunya untuk
bermain dengan teman sebayanya.
Secara uumum, masa ini memiliki karakteristik atau sifat-sifat sebagai berikut (M.
Solehudin dan Ihat Hatimah dalam M. Ali (Ed.), 2007: 1097-1098) :
1. Unik, artinya sifat anak itu berbeda satu sama lainnya. Anak memiliki bawaan,
minat, kapabilitas dan latar belakang kehidupan masing-masing

2. Egosentris. Anak lebih cenderung melihat dan memahami sesuatu dari sudut
pandang dan kepentingan sendiri, atau berhungan dengan dirinya.
3. Aktif dan energy. Anak lazimnya senang melakukan berbagai aktivitas, terlebih
jika dihadapkan pada sesuatu kegiatan yang baru dan menantang.

4. Rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak hal. Anak cenderung
banyak memperhatikan, membicarakan, dan mempertanyakan berbagai hal yang
semapt ia lihat dan didengar, terutama pada hal-hal baru.
5. Eksploratif dan berjiwa petualang. Terdorong dari rasa ingin tahu, anak lazim
senang menjelajah, mencoba, dan memperlajari hal-hal baru. Contohnya, Anak
senang membongkar pasang mainan barunya.
6. Spontan. Perilaku yang ditampilkan anak pada umumnya relative asli dan tidak
ditutup-tutupi sehingga merefleksikan apa yang ada dalam perasaan dan
pikirannya. Ia akan marah jika ada yang membuatnya jengkel, ia akan menangis
jika ada yang membuatnya sedih, tidak peduli dimana dan dengan siapa ia berada.
7. Seang dan kaya fantasi. Anak senang dengan hal-hal yang imajinatif. Terkadang ia
bercerita melebihi pengalaman aktualnya.
8. Masih mudah frustasi. Umunnya anak masih mudah frustasi, atau kecewa bula
menghadapi sesuatu yang tidak memuaskan. Ia akan mudah marah dan menangis
bila keinginannya tidak terpenuhi. Kecenderungan perilaku anak yang seperti ini

terkait dengan sifat egosentrisnya yang masi kuat, spontanitasnnya yang masih
tinggi, serta rasa empatinya yang masih relative terbatas.
9. Masih kurang pertimbangan dalam melakukan sesuatu.
10. Daya perhatian yang pendek, kecuali terhadap hal-hal yang secara intrinsic
menarik dan menyenangkan.
11. Semangat untuk belajar dan belajar dari pengalaman. Anak senang melakukan
berbagai aktivitas yang menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku pada
dirinya.
12. Semakin menunjukan minat terhadap teman. Ia mulai menunjukan kemampuan
untuk bekerja sama dan berhubungan dengan teman-temannya.
d. Periode Pertengahan dan Akhir anak
Periode ini adalah masa perkembangan yang terentang dari usia sekitar 6 hingga 10
atau 11 tahun. Masa ini sering juga disebut tahun-tahun sekolah dasar. Anak pada masa ini
sudah menguasai keterampilan dasar membaca, menulis, dam matematik (istilah
populernya CALISTUNG : baca, tukis, dan hitung). Yang menjadi tema sentral periode
ini adalah prestasi (archievement) dan perkembangan pengendalian diri (self-control)
Karakteristik perkembangan anak usia sekolah ini antara lain :
1. Perkembangan Motorik (Fisik)

Perkembangan fisik yang normal merupakan ssalah satu factor peentu

kelancaran proses balajar baik dalam bidang pengetahuan maupun keterampilan.
Upaya sekolah untuk memfasilitasi perkembangan motorik secara fungsional
adalah :
-

Sekolah merancang pelajaran keterampilan yang bermanfaat bagi
perkembangan atau kehidupan anak.

-

Sekolah memberikan peajaran senam atau olah raga kepada para siswa.

-

Ssekolah perlu mengangkat guru-guru yang memiliki keahlian dalam
bidang-bidang keterampilan dan pengetahuan.

-

Sekolah menyediakan sarana unutk keberlangsungan penyelenggaraan

pelajaran tersebut.

2. Perkembangan Intelektual
Pada usia sekolah adsar, anak sudah dapat melaksanakan tugas-tugas belajar
yang menuntut kemapuan intelektual atau kemampuan kognitif seperti membaca,
menulis, dan berhitung. Pada usia ini, daya pikir anak-anak sudah berkembang ke
arah berpikir kongrit dan rasional.
Dilihat dari aspek perkembangan kognitif, menerut Piaget masi ini masih
berada pada tahap operasi kongret yang ditandai dengan kemampuan (1)
mengklasifikasikan benda-benda yang memiliki cirri-ciri sama, (2) menyusun
atau menghubungkan angka-angka atau bilangan, (3) memecahkan masalah
(problem solving).
Untuk mengembangkan daya nalar, daya cipta, atau kreativitas anak, maka
kepada anak perlu diberi peluang untuk bertanya, berpendapat, atau menilai
tentang berbagai hal yang terkait dengan pelajaran atau peristiwa yang terjadi di
lingkungannya.
3. Perkembangan Bahasa
Usia sekolah merupakan masa berkembang pesatnya kemampuan anak
mengenal dan menguasai kata-kata. Melalui penguasaan keterampilan membaca
dan berkomunikasi dengan orang lain, tingkat berpikir anakpun sudah lebih maju.

4. Pengembangan Emosi
Kemampuan mengontrol emosi akan diperoleh si anak melalui peniruandan
latihan (pembiasaan). Dalam proses peniruan ini, peran guru dan orang tua dalam
mengendalikan emosinya sangatlah berpengaruh. Apabila anak dikembangan
dalam lingkungan emosionalnya stabil, maka perkembangan emosi anak
cenderung stabil atau sehat, dan begitu juga untuk sebaliknya.

Emosi adalah factor dominan yang memperngaruhi tingkah laku individu.
Emosi positif seperti perasaan senang, bersemangat dan rasa ingin tahu yang
tinggi akan mempengaruhi individu mengkonsentrasikan dirinya dalam belajar.
Namau, jiak yang menyertai proses belajar itu emosi negative, seperti rasa
kecewa, tidak senang, tidak bersemangat akan menghambat pusat perhatiannya
dalam belajar.
5. Perkembangan Sosial
Merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan interaksi social atau
proses belajar untuk menyesuaikan diri dengan noram-norma kelompok,
tradisi,dan moral agama.
6. Perkembangan Kesadaran Agama
Merupakan dasar bagi pembinaan sikap positif terhadap agama dan
pembentukan kepribadian dan akhlak anak, serta membawa anak menjadi

makhluk yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME.
e. Periode Remaja
Periode remaja ini adalah masa transisi antara masa anak dengan masa dewasa,
terentang dari usia sekitar 12/13 tahun sampai usia 19/20 tahun, yang ditandai denga
perubahan yang fundamental, yaitu
-

Biologis yaitu perubahan yang berhubungan dengan perkembagan fisik

-

Kognitif yaitu kemampuan untuk memikirkan konsep-konsep yang abstrak,
(seperti pesaudaraan, demokrasi, dan moral), dan mampu berpikir hipotesis (halhal yang mungkin terjadi berdasarkan pengalamannya)

-

Sosiemosional, yaitu perubahan dalam stastus social yamg memungkinkan remaja
(remaja akhir) masuk ke peran-peran atau aktivitas-aktivitas baru, seperti bekerja,
atau menikah.


Yang menjadi tugas kunci remaja adalah persiapan menghadapi masa dewasa.
f. Periode Dewasa
Periode ini terdiri atas tiga masa, yaitu awal, pertengahan, dan akhir dewasa. Masa
awal dewasa dimulai dari usia sekitar 20 tahun hingga 30/25 tahunan. Masa ini
merupakan saatnya individu membangun indenpendensi (kemandirian) pribadi dan
ekonomi, serta peningkatan perkembangan karier.
Masa pertengahan dewasa dimulai sekitar usia 35 sampai 45 tahun, dan berakhir pada
usia 55 dan 65 tahun. Periode ini merupakan saat peningkatan minat untuk menanamkan

nilai-nilai ke generasi berikutnya, meningkatkan refleksi tentang makna kehidupan dan
meningkatkan perhatian terhadap tubuhnya sendiri.
Masa akhir dewasa adalah terentang dari usia 60 atau 70 tahun atau sampai meninggal
dunia. Periode ini merupakan saat penyesuaian diri terhadap melemahnya kekuatan dan
kesehatan fisik, masa pension, dan masa berkurangnya penghasilan.
Perkembangan individu dari mulai masa konsepsi (pra kelahiran) sampai masa akhir
dewasa (masa tua).
2. Tugas – Tugas Perkembangan
a. Pengertian Tugas Perkembangan
Tugas perkembangan merupakan suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam
rentang kehidupan individu yang apabila tugas itu dapat berhasil dituntaskan akan membawa

kebahagiaan dan kesuksesan menuntaskan tugas berikutnya ; sementara apabila gagal akan
mengakibatkan ketidakbahagian pada diri individu yang bersangkutan, menimbukan penolakan
masyarakat dan kesulitan – kesulitan dalam menuntaskan tugas – tugas berikutnya.

b. Tugas Perkembangan Pada Setiap Periode Perkembangan
1. Tugas perkembangan masa bayi dan prasekolah
 Belajar memakan makanan padat
 Belajar berjalan
 Belajar berbicara
 Belajar mengendalikan pembuangan kotoran tubuh
 Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin
 Belajar kestabilan fisik
 Belajar membedakan baik buruk benar salah / mengembangkan kata hati
 Mencapai kestabilan fisik

2. Tugas perkembangan anak usia sekolah
 Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan
 Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sebagai makhluk biologis
 Belajar bergaul dengan teman sebaya
 Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya
 Belajar keterampilan dasar membaca menulis dan berhitung

 Belajar mengembangkan konsep sehari – hari
 Mengembangkan kata hati
 Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi / mandiri
 Mengembangkan sikap positif terhadap kelompok social

3. Tugas perkembangan remaja
 Mencapai kematangan dalam beriman dan bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa
 Mencapai kematangan berprilaku etis
 Mencapai kematangan emosi
 Mencapai kematangan intelektual
 Memiliki kesadaran tanggung jawab social
 Mencapai kematangan perkembangan pribadi
 Mencapai kematangan hubungan dengan teman sebaya
 Memiliki kemandirian perilaku ekonomis
 Mencapai kematangan dalam pilihan karir
 Mencapai kematangan dalam kesiapan diri untuk menikah dan berkeluarga
(remaja akhir)

4. Tugas perkembangan dewasa awal
 Memilih pasangan hidup
 Belajar hidup dengan pasangan nikah
 Mulai hidup berkeluarga
 Memilihara anak
 Mengelola rumah tangga
 Mulai bekerja
 Bertanggung jawab sebagai warga Negara
 Menemukan kelompok social yang sehati

5. Tugas perkembangan dewasa pertenganhan
 Mencapai tanggung jawab sosil sebagai warga Negara
 Membantu remaja belajar jadi orang dewasa yang bertanggung jawab

 Mengembangkan kegiatan mengisi waktu senggang
 Menghubungkan diri sendiri dengan pasangan hidup sebagai suatu individu
 Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan – perubahan fisiologis
 Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karir pekerjaan
 Menyesuaikan diri dengan orang tua yang semakin tua

6. Tugas perkembangan dewasa akhir (masa tua)
 Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan
 Menyesuaikan diri dengan masa pension dan menurunnya penghasilan keluarga
 Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup
 Membentuk hubungan dengan orang –orang yang seusia
 Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan
 Menyesuaikan diri dengan peran social secara luwes

c. Tugas-tugas Perkembangan dan implementasinya dalam pembelajaran
Tugas-tugas perkembangan merupakan gambaran dari perwujudan kematangan
biologis dan psikologis individu, ekspensi masyarakat, dan tuntunan budaya dan agama. Di
dalam penuntasan tugas-tugas perkembangan juga ada hambatan yang muncul baik
internal maupun eksternal.
Factor internal adalah factor yang terkait dengan kondisi individu itu sendiri,
seperti anak yang dari kecilnya sering menderita sakit, mungkin tugas perkembangannya
akan tersendat, ama penting bagi orang tua agar memperhatikan kesehatan anak sejak si
anak berada dalam kandungan.
Sementara factor eksternal adalah yang berasal dari lingkungan, seperti factor
keluarga. Keluarga atau orang tua yang memperakukan anak secara otoriter akan
menghambat tugas perkembangan anakdalam aspek kemandirian, atau kemampuan
bergaul dengan orang lain secara baik.
Penuntasan perkembangan anak dan remaja dipengaruhi juga oleh pencapaian
tugas orang dewasa. Selain itu faktor eksternal lainnya adalah sekokah. Pihak sekolah,
muali dari kepala, wakil sekolah, wali kelas, guru mata pelajaran, guru bimbingan dan
konseling (konselor), sampai pada staf sekolah perlu memiliki pemahaman dna komitmen
untuk memfasilitasi peserta didik untuk mencapai tugas-tugas perkembangannya.
Beberapa upaya yang setidaknya harus diperhatikan pihak sekolah yaitu :

1. Menciptakan iklim yang religious yang dapat memfasilitasi perkembangan kesadaran
beragama, akhlak mulia, beretika atau karakter peserta didik.
Pihak sekolah perlu menyediakan sarana dan prasarana peribadatan.
2. Membangun suasana sosio-emosional yang kondusif bagi perkembangan keterampilan peserta
didik, seperti memelihara hubungan yang harmonis antara kepala sekolah dengan guru-guru,
guru dengan guru, guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa.
3. Membangun iklim intelektual yang memfasilitasi perkembangan berpikir, nalar, dan
kemampuan mengambil keputusan yang baik. Penciptaan iklim yang baik ini bisa dilakukan
dalam proses pembelajaran di kelas seperti menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi,
menggunakan media, dan lain-lain.
4. Mengoptimalkan program bimbingan dan konseling untuk memfasilitasi perkembangan peserta
didik, baik menyangkut aspek pribadi, social, belajar/ akademik maupun karier (dunia kerja)

DAFTAR PUSTAKA

Syamsu, Nani. 2011. Perkembangan Peserta Didik . PT RajaGrafindo Persada : Jakarta