memahami pertumbuhan dan perkembangan an

MEMAHAMI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA
SEKOLAH DASAR

Nama : Cindy Febrianti Utami / 06131381520087
PGSD 1B PALEMBANG
Mata Kuliah : Pancasila
Dosen Pengarah : Dra. Nuraini Usman, S.Pd. M. Pd.

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN AJARAN 2015

2

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 1
1.3 Tujuan .................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 2
2.1 Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan ...................................................... 2
2.2 Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar ............................................................. 11
2.3 Cara Belajar dan Mengajar Anak Usia Sekolah Dasar yang Efektif ................. 13
BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 16
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 17

i

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Studi tentang perkembangan dan pertumbuhan manusia merupakan usaha yang terus
berlangsung

dan

berkembang.


Seiring

dengan

perkembangannya,

studi

tentang

perkembangan dan pertumbuhan manusia telah menjadi sebuah disiplin ilmu dengan tujuan
untuk memahami lebih dalam tentang apa dan bagaimana proses perkembangan dan
pertumbuhan manusia baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif.
Perkembangan anak merupakan sesuatu yang kompleks. Artinya ada banyak faktor
yang berpengaruh dan saling berhubungan dalam proses perkembangan anak. Baik unsurunsur bawaan maupun unsur-unsur pengalaman yang didapat dalam interaksi lingkungan.
Yang keduanya (unsur bawaan dan lingkungan ) memiliki pengaruh tertentu terhadap proses
perkembangan anak tersebut.
Guru terutama guru SD diharapkan mempunyai pemahaman konseptual tentang
perkembangan dan cara belajar anak SD. Pemahaman konseptual ini meliputi gambaran
tentang siapa anak SD dan bagaimana mereka berkembang, yang mencakup tentang

karakteristik perkembangan anak usia SD dalam berbagai aspek fisik biologis, kognitif,
bahasa, dan psikososial. Selain itu diperlukan adanya pemahaman-pemahaman tentang
perinsip belajar anak serta peran motivasi dalam belajar anak.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan?
2. Bagaimana karakteristik anak usia sekolah dasar?
3. Bagaimana cara belajar dan mengajar anak usia sekolah dasar yang efektif?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian pertumbuhan dan perkembangan.
2. Mengetahui karakteristik anak sekolah dasar.
3. Mengetahui cara belajar dan mengajar anak usia sekolah dasar yang efektif.

BAB II
PEMBAHASAN
1

2.1 Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Di dalam seluruh jangka kehidupan manusia, semenjak dalam kandungan sampai
meninggal di dalamnya terjadi perubahan-perubahan baik fisik maupun psikis. Perubahanperubahan tersebut terjadi karena pertumbuhan dan perkembangan dalam dirinya.
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua istilah yang senantiasa digunakan

secara bergantian. Keduanya tidak bisa dipisah-pisah, akan tetapi saling bergantung satu
dengan lainnya bahkan bisa dibedakan untuk maksud lebih memperjelas penggunaannya.
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses
pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat pada
waktu yang normal. Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses transmisi dari
konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah ) yang herediter dalam bentuk proses
aktif secara berkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif
yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis.
Perkembangan adalah serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat
dari proses kematangan dan pengalaman, bekerja dalam suatu proses perubahan yang
berkenaan dengan aspek-aspek fisik dan psikhis atau perubahan tingkah laku dan kemampuan
sepanjang proses perkembangan individu mulai dari massa konsepsi samppai mati
Hasil pertumbuhan antara lain bertambahnya ukuran kuantitatif badan anak, seperti
berat, panjang, dan kekuatannya. Begitu pula pertumbuhan akan mencakup perubahan yang
semakin sempurna pada sistem jaringan saraf dan perubahan-perubahan struktur jasmani
lainnya. Dengan demikian, pertumbuhan dapat diartikan sebagai proses perubahan dan
pematangan fisik.
Perubahan dalam perkembangan bertujuan untuk memperoleh penyesuaian diri
terhadap lingkungan di mana ia hidup. Untuk mencapai tujuan maka realisasi diri
“aktualisasi diri” sangat penting perannya. Realiasasi diri memainkan peran penting dalam

kesehatan mental, maka seseorang yang berhasil menyesuaikan diri dengan baik secara
pribadi dan sosial harus mempunyai kesempatan untuk mengungkapkan minat dan
keinginannya dengan cara memuaskan dirinya.

Tetapi pada saat yang sama harus

menyesuaikan dengan standar-standar yang diterima. Kurangnya kesempatan berdampak
pada kekecewaan dan sikap-sikap negatif terhadap orang lain dan bahkan terhadap kehidupan
pada umumnya.
Perubahan-perubahan baik fisiologis maupun psikologis tidak semua orang
menyadarinya, kecuali terjadinya perubahan itu secara mendadak, cepat, dan mempengaruhi
2

pola kehidupan mereka. Suatu bukti hampir semua orang takjub terhadap masa pubertas,
pertumbuhan melonjak dari akhir masa kanak-kanak ke awal masa remaja. Sama halnya
dengan usia lanjut ketika proses penuaan terus berlangsung seseorang telah menyadari bahwa
kesehatan mulai “berkurang” dan pikiran mulai “mundur” sehingga perlu ada penyesuaian
baru terhadap perubahan dalam pola kehidupan mereka.
A. Pentingnya Mengetahui Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Dengan mempelajari perkembangan peserta didik kita akan memperoleh beberapa

keuntungan. Pertama, kita akan mempunyai ekspestasi yang nyata tentang peserta didik. Dari
psikologi perkembangan akan diketahui pada umur berapa anak mulai berbicara dan mulai
mampu berfikir abstrak. Hal-hal itu merupakan gambaran umum yang terjadi pada
kebanyakan anak, disamping itu akan diketahui pula pada umur beberapa anak tertentu yang
akan memperoleh keterampilan perilaku pada emosi khsusus. Kedua, pengetahuan tentang
psikologi perkembangan anak membantu kita untuk merespons sebagaimana mestinya pada
perilaku tertentu dari seorang anak. Bila seorang anak dari Sekolah Dasar tidak mau sekolah
lagi karena diganggu temannya, apa yang harus dilakukan oleh guru dan orang tuanya? Bila
anak selalu ingin merebut mainan dari temannya apakah dibiarkan saja? Psikologi
perkembangan akan membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dan menunjukan
sumber-sumber

jawaban

serta

pola-pola

anak


mengenai

pikiran,

perasaan

dan

prilakunya. Ketiga, pengetahuan tentang perkembangan anak akan membantu mengenali
berbagai penyimpangan dari perkembangan yang normal. Keempat, terakhir, dengan
mempelajari perkembangan anak akan membantu memahami diri sendiri serta bagaimana
cara mengahadapi berbagai macam peserta didik dengan baik.
B. Aspek Perkembangan Anak
A. Perkembangan Fisik Anak Usia Sekolah Dasar
Perkembangan fisik peserta didik usia SD meliputi pertumbuhan tinggi dan berat
badan. Perubahan proporsi atau perbandingan antar bagian tubuh yang membentuk postur
tubuh, pertumbuhan tulang, gigi, otot, dan lemak. Pertumbuhan dan perkembangan fisik anak
menentukan ketrampilan anak bergerak. Pertumbuhan dan perkembangan mempengaruhi cara
memandang dirinya sendiri dan orang lain, yang berdampak dalam melakukan penyesuaian
dengan dirinya dan orang lain.

3

1) Pertumbuhan Tinggi
Pertumbuhan tinggi badan setiap anak berbeda-beda, tapi mengikuti pola yang
sama.
1. Anak usia 5 tahun : tinggi tubuh 2x dari tinggi/panjang tubuh saat lahir. Setelah itu
melambat 7 cm setiap tahun.
2. Anak usia 12/13 thn : tinggi anak 150 cm, masih bertambah sampai usia 18 tahun ketika
mengakhiri masa remaja.
Pada akhir usia SD dan anak masuk masa puber, pertumbuhan anak laki-laki lebih lambat
dari anak perempuan. Namun setelah itu, pertumbuhan laki-laki lebih cepat.
2) Perkembangan Berat Tubuh Peserta Didik.
1. Anak usia 5 tahun

: berat 5x setelah dilahirkan.

2. Anak masa anak

: berat 35-40 kg.


3. Anak usia 10-12 tahun (permulaan masa remaja):
4. Anak mengalami periode lemak :
a. Mengalami pematangan kelamin yang berasal dari hormone.
b. Nafsu makan anak semakin besar.
c. Pertumbuhan tubuh yang cepat.
d. Penumpukan lemak pada perut, pinggul,pangkal paha, dada, sekitar rahang, leher dan pipi.
Berdasarkan tipologi Sheldon (Hurlock, 1980) ada tiga kemungkinan bentuk primer
anak SD, yaitu:
1. Bentuk tubuh endomorph: yang tampak dari luar berbentuk gemuk dan berbadan
besar.
2. Bentuk tubuh mesomorf: kelihatannya kokoh, kuat, dan lebih kekar.
3. Berat tubuh ektomorf: tampak jangkung, dada pipih, lemah dan seperti tak berotot

3) Pertumbuhan Tulang, Gigi, Otot dan Lemak.
1. Pertumbuhan tulang (jumlah dan komposis) pada peserta didik usia SD cenderung
lambat dibandingkan anak awal dan remaja.
2. Pengerasan tulang dan tulang rawan menjadi tulang keras berlangsung terus sampai
akhir masa remaja.

4


3. Pertumbuhan tulang terjadi tidak serempak dan kecepatannya berbeda, tergantung
pada hormone, gizi dan zat mineral yang dikonsumsi.
4. Pada dua tahun terakhir masa anak akhir dimana terjadi periode lemak, terjadi
pembengkokkan tulang karena tulang belum/tidak cukup keras menompang berat
badan.
5. Pergantian gigi susu menjadi gigi tetap terjadi pada peserta didik usia SD menjadi
peristiwa penting karena dapat mempengaruhi perilaku anak.
6. Perkembangan susunan syaraf pada otak dan tulang belakang mempengaruhi
perkembangan indra dan berpikir anak yang berdampak pada kemampuan anak dalam
belajar.
7. Sebagian peserta usia SD juga berbeda pada masa awal remaja/puber :
a) Masa ini terjadi perubahan fisik yang sangat pesat dalam ukuran tinggi, berat badan,
proporsi tubuh.
b) Kematangan kelenjar dan hormone yang berkaitan engan pertumbuhan seksual.
c) Mengalami ketidakseimbangan, terlalu memperhatikan perubahan fisik, menarik diri
dari pergaulan, perubahan minat/aktivitas bermain, bersikap negative/menentang,
kurang PD dan sebagainya.
1. Faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik
Pertumbuhan fisik peserta didik usia SD lebih lambat dibandingkan dengan tingkat

pertumbuhan masa sebelumnya (masa bayi dan TK awal) dan sesudahnya (masa puber dan
remaja). Jadwal waktu pertumbuhan fisik tiap anak tidak sama, ada yang berlangsung cepat,
sedang atau lambat. Banyak faktor yang mempengaruh iperkembangan fisik anak:
A. Pengaruh keluarga
a) Faktor keturunan
Membuat anak menjadi gemuk dari pada anak lainnya. Perbedaan ras suku bangsa
(orang Amerika,Eropa, dan Australia cenderung lebih tinggi dari pada orang Asia).

b) Faktor lingkungan
Akan membantu menentukan tercapai tidaknya perwujudan potensi keturunan anak
tersebut. Lingkungan lebih banyak pengaruhnya terhadap berat tubuh daripada tinggi tubuh.
c) Jenis Kelamin
Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat dibandingkan dengan anak
perempuan, kecuali pada usia 12-15 tahun.
d) Gizi dan kesehatan

5

a. Anak yang memperoleh gizi cukup biasanya lebih tinggitubuhnya dan relatif lebih cepat
mencapai masa puber dibandingkan dengan anak yang bergizi kurang.
b. Anak yang sehat dan jarang sakit biasanya mempunyai tubuh sehat dan lebih berat
dibanding dengan anak yang sering sakit.
e) Status sosial dan ekonomi
a. Fisik anak dari kelompok ekonomi rendah cenderung lebih kecil dibandingkan dengan
keluarga ekonomi cukup atau tinggi.
b. Keadaan status ekonomi mempengaruhi peran keluarga dalam memberi makan, gizi dan
pemeliharan kesehatan serta kegiatan pekerjaan yang dilakukan anak.
B. Perkembangan Kognitif Anak Usia Sekolah Dasar

Perkembangan kognitif menggambarkan bagaimana kemampuan berpikir anak
berkembang dan berfungsi. Kemampuan kognitif dapat dipahami sebagai kemampuan anak
untuk berpikir lebih kompleks serta kemampuan melakukan penalaran dan pemecahan
masalah. Kemampuan berpikir anak berkembang dari tingkat yang sederhana dan konkret ke
tingkat yang lebih rumit dan abstrak.
Menurut Piaget, masa kanak-kanak akhir berada dalam tahap operasi konkret dalam
berpikir (usia 7-12 tahun). Piaget menemukan beberapa konsep dan prinsip tentang sifat-sifat
perkembangan kognitif anak, diantaranya:
1)

Anak adalah pembelajar yang aktif.
Anak tidak hanya mengobservasi dan mengingat apa-apa yang mereka lihat dan

dengar secara pasif, tetapi mereka secara natural memiliki rasa ingin tahu tentang dunia
mereka dan secara aktif berusaha mencari informasi untuk membantu pemahaman dan
kesadarannya tentang realitas tentang dunia yang mereka hadapi.
2)

Anak mengorganisasi apa yang mereka pelajari dari pengalamannya.
Anak-anak tidak hanya mengumpulkan apa-apa yang mereka pelajari dari fakta-

fakta yang terpisah menjadi suatu kesatuan. Sebaliknya, anak secara gradual membangun
suatu pandangan menyeluruh tentang bagaimana dunia bergerak.
3)

Anak menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui proses asimilasi dan akomodasi.
Asimilasi terjadi ketika seorang anak memasukkan pengetahuan baru ke dalam

pengetahuan yang sudah ada, yakni anak mengasimilasikan lingkungan ke dalam suatu
skema. Akomodasi terjadi ketika anak menyesuaikan diri pada informasi baru, yakni anak
menyesuaikan skema mereka dengan lingkungannya.
6

4)

Proses equilibrasi menunjukkan adanya peningkatan ke arah bentuk-bentuk pemikiran

yang lebih komplek.
Melalui proses asimilasi dan akomodasinya, sistem kognisi seseorang berkembang
dari satu tahap ke tahap selanjutnya, sehingga kadang-kadang mencapai keadaan equilibrium,
yakni keadaan seimbang antara struktur kognisinya dan pengalamannya di lingkungan.
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif peserta didik usia
SD, antara lain:
1. Kondisi organ penginderaan sebagai saluran yang dilalui pesan indera dalam
perjalanannya ke otak (kesadaran).
2. Intelegensi mempengaruhi kemampuan anak untuk mengerti dan memahami sesuatu.
3. Kesempatan belajar yang diperoleh anak.
4. Tipe pengalaman yang didapat anak secara langsung akan berbeda jika anak mendapat
pengalaman seara tidak langsung dari orang lain atau informasi dari buku.
5. Jenis kelamin karena pembentukan konsep anak laki-laki atau perempuan telah dilatih
sejak kecil dengan cara yang sesuai dengan jenis kelamin.
6. Kepribadian pada anak dalam memandang kehidupan dan menggunakan suatu
kerangka acuan berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan.

C. Perkembangan Bahasa Anak Usia Sekolah Dasar

Anak memiliki kemampuan yang lebih dalam memahami dan menginterpretasikan
komunikasi lisan dan tulisan. Pada masa ini perkembangan bahasa nampak pada perubahan
perbendaharaan kata dan tata bahasa. Anak-anak semakin banyak menggunakan kata kerja
yang tepat untuk menjelaskan satu tindakan seperti memukul, melempar, menendang, atau
menampar. Mereka belajar tidak hanya untuk menggunakan banyak kata lagi, tetapi juga
memilih kata yang tepat untuk penggunaan tertentu. Area utama dalam pertumbuahan bahasa
adalah pragmatis, yaitu penggunaan praktis dari bahasa untuk komunikasi.
Bahasa merupakan media komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan,
pendapat, perasaan dengan menggunakan simbol-simbol yang disepakati bersama, kemudian
kata dirangkai berdasarkan urutan membentuk kalimat yang bermakna dan mengikuti aturan
atau tata bahasa yang berlaku dalam suatu komunitas atau masyarakat, bahasa dapat

7

dibedakan menjadi 3, yaitu bahasa lisan, bahasa tulis, dan bahasa isyarat. Keterampilan dalam
berbahasa memiliki 4 aspek atau ruang lingkup, yaitu:
1. Keterampilan mendengarkan
2. Keterampilan berbicara
3. Keterampilan membaca
4. Keterampilan menulis
Di sekolah dasar, keterampilan mendengarkan meliputi kemampuan memahami bunyi
bahasa, perintah, dongeng, drama, petunjuk, denah, pengumuman, beruta, dan konsep materi
pelajaran. Keterampilan berbicara meliputi kemampuan mengungkapkan pikiran, perasaan,
dan informasi secara lisan mengenai perkenalan, tegur sapa,pengenalan benda, fungsi
anggota tubuh, kegiatan bertanya, percakapan, berita, deklamasi, memberi tanggapan,
pendapat/saran, dan diskusi. Keterampilan membaca meliputi ketrampilan memahami teks
bacaan melalui membaca intensif dan sekilas. Keterampilan menulis meliputi kemampuan
menulis permulaan, dikte, mendeskripsikan benda, mengarang, menulis surat, undangan, dan
ringkasan paragraf.
1. Faktor Kendala dalam Mempelajari Ketrampilan Berbahasa
Meskipun pada umumnya pula perkembangan keterampilan berbahasa anak sama,
namun tetapada perbedaan individual.berikut ini adalah beberapa faktor penyebab perbedaan
tersebut:
1.

Kesehatan
Anak yang sehat lebih cepat belajar berbicara dibandingkan dengan anak yang

kurang sehat, sebab perkembangan aspek aspek motorik dan aspek mental berbicaranya lebih
baik sehingga lebih siap untuk belajar berbicara.
2.

Kecerdasan
Anak yang memiliki kecerdasan tinggi, akan belajar berbicara lebih baik dan

memiliki penguasaan bahasa erat kaitannya dengan kemampuan berpikir.
3.

Jenis kelamin
Anak perempuan lebih dalam belajar bahasa daripada anak laki-laki, baik dalam

pengucapan, kosa kata maupun keseringan berbahasa.
4.

Keluarga
Semakin banyak jumlah anggota keluarga akan semakin sering anak mendengar dan

berbicara. Demikian pula anak pertama lebih baik perkembangan berbicaranya karena orang
tua lebih banyak memiliki waktu untuk berbicara dan berbahasa.
8

5.

Keinginan dan Dorongan Komunikasi
Semakin kuat keinginan dan dorongan untuk berkomunikasi dengan orang lain

terutama teman sebaya, akan semakin kuat pula usaha anak untuk berbicara dan berbahasa.
D. Perkembangan Emosi pada Anak Usia Sekolah Dasar
Pada masa anak sekolah dasar, pada masa ini ia umumnya mulai dituntut untuk
dapat mengerjakan atau menyelesaikan sesuatu dengan baik bahkan sempurna.
Kemampuan melakukan hal-hal tersebut menumbuhkan kepercayaan akan
kecakapannya menyelesaikan sesuatu tugas. Kalau tidak akan tumbuh atau menimbulkan
perasaan rendah diri yang akan dibawanya pada taraf perkembangan selanjutnya.
Pada masa ini anak usia sekolah dasar mulai mengalami ketidak senangan
berdiferensiasi di dalam rasa malu, cemas dan kecewa sedangkan kesenangan, berdiferensiasi
ke dalam harapan dan kasih orang.
Oleh karena itu, tidak heran kalau terdapat siswa-siswi yang membenci atau
menyenangi guru atau bidang studi tertentu. Bergantung pada kemampuan guru untuk
menyelenggarakan aspek-aspek emosional tersebut.
E. Perkembangan Sosial Anak Usia Sekolah Dasar
Anak mulai memiliki kesanggupan menyesuaikan diri (egosentris) kepada yang
kooperatif (bekerja sama) atau sosientris (mau memperhatikan kepentingan orang lain
sehingga diterima menjadi anggota kelompok).
Maksud perkembangan sosial ini adalah pencapaian kematangan dalam hubungan
atau interaksi sosial. Dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri
dengan norma-norma kelompok, tradisi, dan moral agama. Perkembangan social anak
dipengaruhi oleh keluarga, teman sebaya dan guru.
1)

Kegiatan bermain
Bermain sangat penting bagi perkembangan fisik, psikis dan social anak. Dengan

bermain anak berinteraksi dengan teman main yang banyak memberikan berbagai
pengalaman berharga. Bermain secara kelompok memberikan peluang dan pelajaran kepada
anak untuk berinteraksi, bertenggang rasa dengan sesame teman.
2)

Teman sebaya

9

Teman sebaya memberikan pengaruh pada perkembangan social baik yang bersifat
positif maupun yang negatif. Pengaruh positif terlihat pada pengembangan konsep diri dan
pembentukan harga diri. Pengaruh negatif membawa dampak seperti merokok, mencuri,
membolos, menipu serta perbuatan antisosial lainnya.
F. Perkembangan Psikologi Anak Usia Sekolah Dasar
Antara pendidikan dan perkembangan anak didik harus disesuaikan, maksudnya
pengajaran yang diberikan pada anak didik harus dilakukan dalam tingkatan yang sesuai
dengan kemampun anak didik. Dengan begitu proses belajar mengajar akan terjalin sesuai
dua arah antara pegajar dan anak didik.
Salah satu keberhasilan guru adalah apabila ia memiliki pengeruh yang besar
terhadap siswanya yang mendapat inspirasi mencintai ilmu pengetahuan, rajin bekerja dan
belajar. Banyak pada awal pelajaran orang tua mengeluh anaknya tidak memiliki potensi
untuk belajar rajin, tetapi setelah guru membina dan mendidik, anak didiknya menunjukkan
peningkatan potensi yang tajam hingga melampaui siswa-siswi yang lain. Hal ini dapat
terjadi karena setiap guru pun memiliki karakter dan kemmpuan yang berlainan.
1. Implementasi Dalam Pembelajaran di SD
Sebagai individu yang sedang berkembang, maka anak tingkat Sekolah Dasar akan
memperlihatkan perbedaan personalnya. Baik perkembangan intelektual, moral maupun
kemampuannya. Kondisi demikian dapat memberikan perhatian seorang guru terhadap
kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Anak-anak SD memerlukan pelatihan
khusus, sehingga potensi mereka yag bervariasi bisa muncul
Untuk memenuhi kebutuhan anak dalam perbedaan tersebut, sekolah dapat
menyediakan kegiatan ekstrakurikuler seperti les mata pelajaran, kegiatan seni pramuka, dan
lain-lain. Maka diperlukan suatu cara pembelajaran yang “hidup” dalam arti yang
memberikan banya kesempatan kepada anak untuk memfungsikan unsure-unsur kemampuan
yang dimilikinya.
G. Perkembangan Moral Anak Usia Sekolah Dasar
Perkembangan moral ditandai dengan kemampuan anak untuk memahami aturan,
norma dan etika yang berlaku di masyarakat. Perilaku moral banyak dipengaruhi oleh pola
asuh orang tua serta perilaku moral dari orang-orang di sekitarnya. Perkembangan moral ini

10

juga tidak terlepas dari perkembangan kognitif dan emosi anak. Perkembangan moral tidak
terlepas dari perkembangan kognitif dan emosi anak.
Menurut Piaget, anatar usia 5-12 tahun konsep anak mengenaia keadilan sudah
berubah. Piaget menyatakan bahwa relativisme moral menggantikan moral yang kaku.
Misalnya: bagi anak usia 5 tahun, berbohong adalah hal yang buruk, tetapi bagi anak yang
lebih besar sadar bahwa dalam beberapa situasi, berbohong adalah dibenarkan dan oleh
karenanya berbohong tidak terlalu buruk. Piaget berpendapat bahwa anak yang lebih muda
ditandai dengan moral yang heteronomous sedangkan anak pada usia 10 tahun mereka sudah
bergerak ke tingkat yang lebih tinggi yang disebut moralitas autonomous.
Kohlberg menyatakan adanya 6 tahap perkembangan moral. Ke-enam tahap
tersebut terjadi pada tiga tingkatan, yakni tingkatan:
1)

Pra-konvensional, anak peka terhadap peraturan-peraturan yang belatar belakang

budaya dan terhadap penilaian baik-buruk, benar-salah tetapi anak mengartikannya dari
sudut akibat fisik suatu tindakan.
2)

Konvensional, memenuhi harapan-harapan keluarga, kelompok atau agama dianggap

sebagai sesuatu yang berharga pada dirinya sendiri, anak tidak perduli apapun akan akibatakibat langsung yang terjadi. Sikap yang nampak pada tahap ini terlihat dari sikap ingin loyal,
ingin menjaga, menjunjung dan member justifikasi pada ketertiban.
3)

Pasca-konvensional, ditandai dengan adanya usaha yang jelas untuk mengartikan nilai-

nilai moral dan prinsip-prinsip yang sohih serta dapat dilaksanakan, terlepas dari otoritas
kelompok atau orang yang memegang prinsip-prinsip tersebut terlepas apakah individu yang
bersangkutan termasuk kelompok itu atau tidak.
2.2 Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar
Masa usia sekolah dasar sebagai masa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia
enam tahun hingga sebelas atau duabelas tahun. Usia ini ditandai dengan mulainya anak
masuk sekolah dasar dan dimulainya sejarah baru dalam kehidupannya yang kelak akan
mengubah sikap dan tingkah lakunya. Masa usia sekolah dianggap sebagai masa intelektual
atau masa keserasian bersekolah. Tetapi tidak bisa dipastikan pada umur berapa tepatnya anak
matang untuk masuk sekolah dasar. Pada masa keserasian bersekolah ini secara relatif anakanak lebih mudah dididik daripada masa sebelum dan sesudahnya, masa ini dapat diperinci
menjadi dua fase, yakni :

11

1. Masa kelas rendah sekolah dasar (6 tahun sampai usia sekitar 8 tahun atau kelas 1 sampai
kelas 3). Beberapa sifat khas anak-anak pada masa ini antara lain adalah sebagai berikut :
a. Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan kesehatan pertumbuhan jasmani dengan
prestasi sekolah.
b. Adanya sikap yang cenderung untuk mematuhi peraturan-peraturan permainan yang
tradisional.
c. Adanya kecenderungan memuji sendiri.
d. Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain, kalau hal itu dirasainya
menguntungkan untuk meremehkan anak lain.
e. Kalau tidak dapat menyelesaikan sesuatu soal, maka soal itu dianggapnya tidak penting.
f. Pada masa ini (terutama pada umur 6-8 tahun) anak menghendaki nilai yang baik, tanpa
mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak.
2. Masa kelas tinggi sekolah dasar ( ( tahun sampai kira-kira umur 12 tahun atau kelas 4
sampai kelas 6). Beberapa sifat khas anak0anak pada masa ini antara lain adalah sebagai
berikut:
a. Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret; hal ini menimbulkan
adanya kecenderungan untuk membandingkan pekerjaan-pekerjaan yang praktis.
b. Amat realistik, ingin tahu dan ingin belajar.
c. Menjelang akhir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal atau mata pelajaran khusus.
d. Sampai kira-kira umur 11 anak membutuhkan guru atau orang-orang dewasa lainnya untuk
menyelesaikan tugasnya dan memenuhi keinginannya. Setelah kira-kira umur 11 pada
umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha menyelesaikan
sendiri.
e. Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran yang paling tepat
(sebaik-baiknya) mengenai prestasi sekolah.
f. Anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya untuk dapat
bermain bersama-sama. Di dalam permainan ini biasanya anak tidak lagi terikat aturan
permainan yang tradisional, merek membuat peraturan sendiri.
g. Peran manusia idola yang sempurna. Karena itu guru acapkali dianggap sebagai manusia
yang serba tahu.
2.3 Cara Belajar dan Mengajar Anak Usia Sekolah Dasar yang Efektif

12

Memahami cara belajar anak adalah kunci pokok untuk menunjang keberhasilan anak.
Sebaliknya, jika cara belajar anak tidak dipahami, maka hasilnya akan kurang maksimal.
Secara umum, cara belajar adalah bagaimana seseorang menangkap, mengerti, memproses,
mengungkapkan, dan mengingat suatu informasi.
Cara belajar anak SD dibanding orang dewasa mempunyai perbedaan yang besar.
Menurut Piaget (1950), setiap anak memiliki cara tersendiri dalam menginterpretasikan dan
beradaptasi dengan lingkungannya. Menurutnya, setiap anak memiliki struktur kognitif yang
disebut schemata. Schemata adalah sistem konsep yang merupakan hasil pemahaman anak
atas objek yang berada di sekitar anak. Pemahaman tentang objek tersebut berlangsung
melalui proses asimilasi dan akomodasi. Asimilasi yaitu menghubungkan objek baru dengan
konsep yang sudah ada dalam pikiran, sedangkan akomodasi adalah proses memanfaatkan
konsep-konsep yang sudah ada dalam pikiran untuk menafsirkan objek baru.
Kedua proses tersebut akan berlangsung secara terus menerus sehingga membuat
pengetahuan lama dan pengetahuan baru menjadi seimbang. Dengan demikian anak akan
dapat membangun pengetahuan melalui interaksi secara langsung dengan lingkungannya.
Berdasarkan hal tersebut, maka perilaku belajar anak sangat dipengaruhi oleh aspek-aspek
dari dalam dirinya dan lingkungannya. Kedua hal tersebut tidak mungkin dipisahkan karena
memang proses belajar terjadi dalam konteks interaksi diri anak dengan lingkungannya.
Demikianlah “Cara Belajar Anak Sekolah Dasar”
A. TAHAPAN BELAJAR ANAK SEKOLAH DASAR
Anak usia sekolah dasar berada pada tahapan operasi konkret. Pada rentang usia
sekolah dasar tersebut, anak mulai menunjukkan perilaku belajar sebagai berikut:
1. Mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek situasi ke aspek lain
secara reflektif dan memandang unsur-unsur secara serentak.
2. Mulai berpikir secara operasional.
3. Mempergunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan bendabenda.
4. Membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah
sederhana, dan mempergunakan hubungan sebab akibat.
5. Memahami konsep substansi, volume zat cair, panjang, lebar, luas, dan berat.
6. Memperhatikan tahapan perkembangan berpikir tersebut, kecenderungan belajar anak
usia sekolah dasar memiliki tiga ciri, yaitu:
a. Konkret
Konkret mengandung makna proses belajar beranjak dari hal-hal yang konkret yakni
yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak atik, dengan titik penekanan pada
13

pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. Pemanfaatan lingkungan akan menghasilkan
proses dan hasil belajar yang lebih bermakna dan bernilai, sebab siswa dihadapkan dengan
peristiwa dan keadaan yang sebenarnya, keadaan yang alami, sehingga lebih nyata, lebih
faktual, lebih bermakna, dan kebenarannya lebih dapat dipertanggungjawabkan.
b. Integratif
Pada tahap usia sekolah dasar, anak memandang sesuatu yang dipelajari sebagai
suatu keutuhan, mereka belum mampu memilah-milah konsep dari berbagai disiplin ilmu, hal
ini melukiskan cara berpikir anak yang deduktif yakni dari hal umum ke bagian demi bagian.
c. Hierarkis
Pada tahapan usia sekolah dasar, cara anak belajar berkembang secara bertahap
mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks. Sehubungan dengan hal
tersebut, maka perlu diperhatikan mengenai urutan logis, keterkaitan antar materi, dan
cakupan keluasan serta kedalaman materi.
B. PENGEFEKTIFAN CARA BELAJAR ANAK SD
Agar proses pembelajaran efektif, artinya pengajar harus mampu memberikan
pelajaran yang menggunakan semua indera tersebut di atas untuk bisa menjangkau semua
murid. Yang dapat dilakukan:
A. Beberapa ide agar anak-anak yang cenderung visual dapat belajar dengan lebih baik:
1. Pilihkan buku dengan gambar yang berwarna-warni, namun bukan buku komik.
2. Menonton video dan melihat foto.
3. Membuat kliping dari majalah bekas.
4. Mewarnai, menggambar dan membuat kolase.
5. Menghias : ajak anak anda memilih hiasan rumah, kebun, hadiah atau hiasan apa
saja.
6. Gunakan flash card untuk belajar warna, bentuk, pola, huruf dan angka.
B. Beberapa ide agar anak-anak yang cenderung auditorial dapat belajar dengan lebih
baik :
1. Mendengarkan musik. Cari tahu musik apa yang mereka sukai dan gunakan musik
untuk mengatur suasana hati mereka sebelum, saat (sebagai latar belakang) dan
sesudah (sebagai hadiah/reward) belajar.
2. Masukkan musik ke dalam topik yang sedang dipelajari, misalnya irama tertentu
untuk mengingat suatu pelajaran. Mereka akan lebih cepat menyerap pelajaran
tersebut.
3. Bicaralah dengan nada tenang dan teratur. Anak-anak auditorial membedakan guru
mereka dari nada dan tinggi rendahnya suara para guru.
14

4. Berceritalah dalam mengajarkan sesuatu dan gunakan nada yang berbeda untuk
menekankan topik tersebut.
C. Beberapa ide agar anak-anak yang cenderung kinestetik dapat belajar dengan lebih
baik:
1. Menari : gunakan lagu dengan irama yang menyenangkan.
2. Memasak : biarkan mereka berkreasi dan belajar mengukur, menghitung, membaca
sambil mengaduk sesuatu.
3. Pekerjaan tangan (art & craft) : menggunting, menempel, menggambar, finger
painting, membuat sesuatu dengan ’play dough’.
4. Gunakan metode ’hands-on’ dimana anak harus mecoba melakukan sesuatu sendiri
dan bukan hanya menyaksikan demo.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun manfaat mempelajari pertumbuhan dan perkembangan peserta didi SD/MI
bagi pendidik yaitu:
1. Memberikan gambaran tentang perkembangan manusia sepanjang rentang kehidupan
beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya, yang meliputi aspek fisik, aspek kognitif,
emosi, sosial, psikologis dan moral.
2. Memberikan gambaran tentang bagaimana proses pembelajaran yang tepat sesuai dengan
tahapan perkembangan peserta didik usia sekolah dasar.
15

DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari. 2003. Hakekat Studi Sosial. Bandung: Alfabeta Bandung.
Setiadi, Elly M. Dan Usman Kolip. 2011. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Prenada Media
Group.
Sarwono, Sarlito W. Dan Eko A. Meinarno. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba
Humanika.
http://nunckyastarinadewi.blogspot.co.id/2014/04/v-behaviorurldefaultvmlo.html (di akses
tanggal 28 November 2015)
https://dindhut.wordpress.com/2014/03/09/makalah-perkembangan-anak-pada-usia-sekolah/
(di akses tanggal 28 November 2015)
http://www.lpmpjabar.go.id/index.php/rubrik/artikel/193-memet (di akses tanggal 28
November 2015)
16

http://www.gurusd.net/2015/10/memahami-karakteristik-peserta-didik.html (di akses tanggal
28 November 2015)

17