Hambatan perkembangan Anak dan Remaja da

Amatullah Sibghotul Iezzah
1511411083
Hambatan Perkembangan Anak dan Remaja
Jurusan Psikologi
Universitas Negeri Semarang

Hambatan perkembangan Anak dan Remaja dalam Konteks Sosial
Studi Kasus pada Anak SMP yang Manja dan Tidak Mandiri

Remaja adalah masa transisi antara masa anak – anak dan dewasa awal, biasanya
dimulai ketika umur 12 tahunan dan berakhir pada akhir belasan tahun. Sedangkan manja
menurut Seto Mulyadi

adalah kelakuan yang mengharapkan perhatian berlebihan dari

lingkungan sekitarnya diikuti keinginan untuk segera dituruti kemauannya. Remaja manja
dapat diartikan sebagai seseorang yang berusia 12 tahunan sampai akhir belasan tahun yang
menunjukkan kelakuan mengaharapkan perhatian berlebihan dari lingkungan sekitarnya dan
diikuti keinginan untuk segera ditueuti kemauannya. Heribertus Gunawan mengaitkan istilah
manja dengan perlakuan ketergantungan yang meliputi mencari perhatian, kasih saying,
bantuan dari orang lain secara berlebihan.

2.2

Tanda – tanda Remaja Manja
Ada beberapa tanda yang dapat dilihat pada remaja. Berikut adalah beberapa cirri

yang menggambarkan seperti apa ramaja manja,
1. Tidak tahu batasan, seperti memaksa meminta sesuatu untuk hal – hal yang tidak
penting, dan melanggar berbagai aturan yang ditetapkan.
2. Sering merajuk, mengeluh, dan mudah menangis.
3. Perilaku ketergantungan pada orang lain, menuntut dan mengharapkan orang lain
membantu mengerjakan hal – hal sebenarnya dapat ia kerjakan sendiri.
4. Mudah merajuk dan ngambek apabila keinginannya tidak terpenuhi karena
biasanya orang tua langsung memberikan apa yang diminta.
5. Mau menang sendiri, sulit untuk mengalah.
6. Daya juang rendah
7. Takut akan tanggung jawab

2.3

Faktor Penyebab Remaja Menjadi Manja

Sikap manja yang berlebihan timbul karena beberapa sebab. Diantaranya adalah :
1. Pola asuh yang keliru sejak kecil. Terkadang orang tua merasa bingung tidak
mampu mengendalikan keinginan anaknya. Menurut pemikiran orang tua tidak
boleh diikuti, namun disisi lain orang tua takut jika keinginan anaknya tidak
dituruti maka anak akan berpikir bahwwa orang tua tidak menyayanginya.
2. Orang tua tidak pernah menahan keinginan anaknya. Anaknya diberi kebebasan
tanpa ada batasan, sehingga anak berpikiran bahwa apa yang ia inginkan akan
selalu dipenuhi.
3. Kasih saying yang berlebihan dari orang tua, keluarga dekat, dan lingkungan
sekitarnya.
4. Dilindungi secara berlebihan dan selalu dibela meskipun ia dalam posisi salah.
5. Orang tua terlalu cemas dan protektif terhadap anaknya.
6. Orang tua sering meninggalkan anaknya, sehingga orng tua sering mengganti
perhatiannya yang kurang dengan cara memanjakannya.

2.4

Dampak Remaja Manja
Perilaku manja yang berlebihan dapat berdampak pada diri individu manja dan


lingkungan sekitar. Dampak – dampak tersebut adalah sebagai berikut :
 Perilaku manja yang berlebihan tidak mendidik remaja untuk mandiri dan percaya
dengan potensi yang dimilikinya.
 Kesulitan bersosialisasi karena cenderung tidak menghargai pertemanan.
 Cenderung bersikap bossy, kurang peka dan tidak kreatif. Kreatifitas dan sikap
inisiatif lemah karena terbiasa dilayani.
 Menjadi malas, kecerdasan emosional rendah, kurang empati, kurang menghargai
dan tidak menghargai rasa tanggung jawab sehingga sulit dipercaya.
 Menjadi sangat rapuh dan mudah putus asa apabila menghadapi masalah. Mudah
cemas, cengeng atau tidak tahan menghadapi tantangan.
 Menjadi beban teman – teman atau orang lain karena sering merepotkan dan terlalu
sering meminta bantuan.
 Remaja manja akan mengalami kebingungan peran dan berdampak pada rapuhnya
kepribadian, dan akan terjadi gangguan konsep diri.

2.5

Mengatasi Remaja Manja

Untuk mengatasi masalah ini peran orang tua sangat penting dan sangat diperlukan,

namun juga perlu ada kesadaran pada remaja yang bersangkutan. Dibawah ini adalah
beberapa cara untuk mengatasinya.
 Orang tua memiliki kemauan untuk tidak memanjakan anak.
 Melatih kemandirian sesegera mungkin. Melatih mengerjakan hal – hal sederhana
untuk melatih responsibility. Berikan pula penjelasan mengapa hal itu perlu
dilakukan.
 Sabar dan bijak. Ada hal – hal yang bisa dituruti namun tetap ada batasan – batasan
untuk menahan memenuhi keinginannya. Agar ia memahami sedikit demi sedikit
bagaimana bersikap dan menyesuaikan diri terhadap lingkungannya.
 Mengajarkan bagaimana bergaul dengan lingkungan sekitar agar dapat
menumbuhkan kreatifitas.
 Tidak membandingkannya dengan anak lain dan menghargai kemampuan yang
dimiliki agar muncul rasa percaya diri.
 Tidak terlalu sering membantunya saat ia memiliki kesulitan. Biarkan ia
memecahkan masalahnya sendiri.
 Tidak membenarkannya ketika ia melakukan kesalahan.
 Tidak memaksanya menjadi mandiri karena hal ini membutuhkan proses.
 Diberi tugas dan tanggung jawab untuk dirinya, diberi hukuman jika salah, dan
diberi penghargaan apabila berprestasi.
 Orang tua memberi contoh atau teladan yang baik.

 Komunikasi yang efektif, menyampaikan keinginan dan harapan orang tua.
 Kerjasama dengan anggota keluarga lain untuk tidak memanjakannya.

2.6

Analisis
Mutia Husna memiliki sifat manja yang berlebihan. Hal ini ditandai dengan seringnya

ia meminta sesuatu diikuti merajuk dan membujuk – bujuk. Apabila apa yang ia inginkan
terhalangi maka ia akan ngambek agar ia memperoleh sesuatu yang di inginkan dari orang tua
maupun dari temannya. Padahal terkadang apa yang ia minta bukan termasuk kebutuhan yang
mendesak atau penting. Ia juga sering meminta bantuan pada temannya untuk menemaninya
ke kantin atau ke kamar mandi, ia beralasan malu pada anak – anak kelas lain dan malu untuk
meminta ijin pada guru. Sebenarnya hal itu dapat ia lakukan sendiri tanpa meminta bantuan
orang lain. Apabila muti memiliki masalah dengan temannya, ia merasa ia tidak salah malah
ia cenderung menyalahkan temannya dan tidak mau mengalah. Ia juga sering mengeluh dan
merasa kesal apabila orang lain tidak mau menuruti apa yang ia mau.

Penyebab muti bersifat manja yang berlebihan adalah karena sikap orang tuanya.
Ayah dan ibu muti tergolong sebagai orang yang sibuk dan sering meninggalkan muti

dirumah,

dimungkinkan orang tua muti merasa muti kurang diperhatikan oleh mereka

sehingga orang tua muti berusaha untuk memenuhi apa yang muti inginkan. Apabila orang
tua muti pergi, muti sering meminta atau memesan sesuatu yang ia inginkan sebagai oleh –
oleh. Orang tua muti pun cenderung menuruti dan membelikan apa yang dipesankan atau
diminta muti.
Orang tua muti juga akan mengusahakan sesegera mungkin menuruti apa yang muti
inginkan. Pernah barang yang muti pesan tertunda untuk dibeli orang tuanya dan ini membuat
muti ngambek, mengunci diri di kamarnya dan tidak mau bicara. Setelah ia mengambek dan
mengunci pintu kamarnya, orang tua muti sering memberikan apa yang muti inginkan. Begitu
pula dengan teman – teman muti, apa bila muti menginginkan sesuatu dari temannya seperti
minta di temani ke kamar mandi dan ternyata teman muti tidak bisa, muti akan ngambek dan
pada akhirnya teman muti pun menuruti apa yang muti inginkan. Hal ini membuat muti terus
– terusan bersikap manja, karena ia tahu orang tua atau orang – orang disekitarnya akan
memberi apa yang ia mau, dan apabila terhalangi ia ngambek karena ia mengerti dengan
ngambek orang tua atau teman – temannya menuruti keinginannya.
Sifat manja berlebihan yang dimiliki muti berdampak pada diri mukti sendiri juga
pada orang lain khususnya orang tua muti dan teman – teman muti. Muti menjadi individu

yang tidak mandiri, merasa malu dan tidak percaya pada dirinya sendiri. Ia sering bermasalah
dengan teman – temannya karena sifat manja yang berlebihannya ini. Teman- teman muti
merasa direpotkan dan dibebani karena terus – terusan dimintai tolong oleh muti. Apabila
teman muti sudah mulai kesal atas sikap muti, muti tidak merasa dirinya salah malah
menyalahkan temannya dan mengeluhkan sikap teman – temannya yang menurutnya tidak
pengertian padanya. Hal ini menunjukkan bahwa muti tidak memiliki rasa empati dan tidak
berpikiran betapa repotnya teman – teman dan orang tua muti untuk selalu menuruti apa yang
muti inginkan dan mintai.
Untuk menangani masalah yang dimiliki muti ini sangat dieperlukan peranan orang
tua agar muti tidak lagi berlebihan bersikap manja. Sebenarnya orang tua muti sudah
melakukan beberapa cara untuk mengurangi sikap manja muti. Terkadang orang tua muti
khususnya ibu muti menunda apa yang muti pesan untuk di belikan, dan ketika muti ngambek
ibu muti terkadang juga mebiarkannya diam, dan mengunci diri di pintu. Begitu juga dengan

ayah muti, sedikit demi sedikit ayah muti memberikan pengertian pada muti mengapa hal –
hal yang muti inginkan itu boleh atau tidak boleh dilakukan dan menyampaikan harapan –
harapan ayah muti pada muti. Teman – teman muti pun sudah ada yang dengan terang –
terangan mengatakan bahwa muti anak yang manja, hal ini membuat muti berpikir mengenai
kata – kata temannya ini dan sedikit demi sedikit muti menyadari atas sikapnya meski ia tidak
menyadari bahwa sifat manjanya ini perlu dikurangi.

Orang tua muti memerlukan kesabaran dan kebijaksanaan untuk menangani sikap
anaknya yang demikian. Sabar untuk tidak memaksa muti segera berubah, karena perubahan
untuk menjadi mandiri membutuhkan proses yang cukup lama. Bijaksana dalam memenuhi
dan menuruti apa yang muti inginkan, menimbang – nimbang mana keinginan muti yang
perlu dituruti dan mana yang tidak.
Akan lebih baik lagi apabila orang tua muti memulai melatih muti dan memberi muti
tanggung jawab sederhana seperti menyapu, mencuci piring dan pekerjaan ringan lainnya.
Apabila muti tidak diberikan maka muti harus menerima konsekuensinya meski hanya
sekedar diberi nasehat panjang. Demikian pula apabila muti berhasil memenuhi atau
menyeleseikan tugasnya dengan baik maka diberi reward bisa dalam bentuk pujian maupun
sesuatu yang muti inginkan.

Kasus Hambatan Perkembangan Anak dan Remaja

Seorang anak bernama mutia husna memiliki hambatan perkembangan dalam konteks
sosial, mutia husna dikenal anak yang manja di lingkungan keluarga dan teman-temannya.
Sikap manja yang dimiliki oleh mutia disebabkan oleh sikap orang tua yang sering
meninggalkan mutia di rumah,sehingga mutia merasa kekurangan kasih sayang dan perhatian
dari orang tuanya.
Mutia adalah anak bungsu dari 3 bersaudara, kakak mutia yang pertama sedang

menempuh pendidikan di salah satu universitas di jakarta, sedangkan kakak mutia yang
kedua sedang menempuh pendidikan di salah satu SMA yang ada di Kuningan, mutia sendiri
sekolah di Salah satu SMP islam di Majalengka. Mutia dan keluarga tinggal di MajalengkaJawa Barat.
Sejak kecil mutia sering ditinggal ibu dan ayahnya untuk bekerja di luar kota, ibu
mutia adalah seorang dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan di Cirebon dan dokter di Salah
satu Rumah Sakit yang ada di Majalengka-Jawa Barat. Ibunya mutia sering meninggalkan
mutia untuk mengikuti Seminar dan Pelatihan baik yang dilaksanakan oleh Universitas
maupun Rumah Sakit. Kesibukan sebagai Dosen dan Dokter itulah yang membuat ibunya
mutia tidak memiliki waktu khusus untuk memperhatikan mutia. Ayahnya mutia adalah
seorang Anggota Dewan dari salah satu Fraksi. Profesi sebagai Anggota Dewan itulah yang
membuat ayahnya mutia sering meninggalkan mutia dan tidak memiliki banyak waktu untuk
memperhatikan mutia.
Pada tanggal 2 Juni 2012 kami melakukan wawancara dengan mutia melalui via
telfon untuk mengetahui bagaimana sikap mutia terhadap kedua orang tuanya.
Tempat tinggal Mutia terletak tidak begitu jauh dengan tempat tinggal salah satu anggota
kelompok kami, yaitu Ratna sri puspitasari. Wawancara dilakukan via telfon karena kondisi
yang tidak memungkinkan untuk melakukan wawancara langsung dengan intervewee
(informan).
Berikut adalah hasil wawancara yang kami lakukan via telfon dengan Mutia Husna.
Ratna : Assalamu’alaikum mutia, gimana kabarnya?

Mutia :‘Alaikumsalam alhamdulilah sehat teh, teteh gimana?
Ratna : Alhamdulilah masih bisa bernafas dengan gratis, hehe....
Muti teh ratna mau minta tolong nih, boleh?
Mutia : iya teh insya allah boleh kalo muti bisa bantu, emang ada apa gitu eh?
Ratna : gini mut, teteh mau wawancara sama kamu terkait sikap kamu yang manja sama
orang tua kamu, gimana?
Mutia : oh itu, iya ga apa-apa teh.Mau tanya apa gitu teh?

Ratna : iya disini teteh sama temen-temen dari psikologi mau wawancara sama kamu, jadi
teteh ga sendirian, ga apa-apa kan?
Mutia : oh gitu, iya atuh ga apa-apa. Sok atuh mau tanya apa?
Ratna : Nama lengkap muti siapa yah?
Mutia : oh itu, nama lengkap aku mutia husna hafidzotul huquq teh.
Ratna : usia muti berapa?
Mutia : 13 tahun teh
Ratna : muti kalo di rumah sama siapa kalo umi sama abi pergi?
Mutia : kalo umi sama abi pergi muti di rumah sama khodimah (pembantu) teh.Kan dirumah
muti ga ada siapa-siapa, nenek kan udah pindah di rumah ami (paman) teh.
Amma : terus kalo muti butuh sesuatu pas umi sama abi ga ada mintanya sama siapa?
Mutia : butuhnya butuh apa dulu teh, kalo butuh uang biasanya abi transfer ke rekening

amah(tante) karena aku kan belum punya ATM, tapi kalo misalnya muti butuh
barang-barang buat keperluan sekolah atau barang yang lagi muti idamkan, biasanya
muti telfon umi atau abi buat beliin disana, jadi oleh-olehnya barang yang muti mau
itu teh,hehe....
nia

: terus kalo apa muti minta ga di kasih sama umi atau abi gimana?

Mutia : ih pokoknya harus dibeliin ga mau tau!
Enak aja, pokoknya harus dapet, umi sama abi kan sering pergi-pergi tuh masa buat
beliin barang yang aku minta aja ga sempet, curang!
Ama

: muti pernah ga waktu muti minta sesuatu sama umi dan abi tapi umi sama abi ga
ngasih apa yang muti minta?

Mutia : pernah sih, waktu itu muti minta dibeliin Hp samsung sama Tas yang pernah muti
tunjukin gambarnya sama umi, waktu di telfon umi bilannya iya nanti umi bawain. Eh
pas udah nyampe rumah muti tanya “umi Hp sama tas yang muti minta mana?” terus
umi malah pergi ke dapur sambil bilang “iya muti umi ga sempet beli soalnya acara
disana padet banget, jadi umi ga sempet. Maafin umi yah, nanti lain kali deh kalo umi
pergi lagi umi bawain”. Ih muti sebel banget tuh teh denger umi bilang kaya gitu, umi
tuh emang sering ga nepatin janji sama muti.
Nia

: ehmm...trus setelah itu sikap muti sama umi gimana? Muti ngambek ga sama umi?

Mutia : iyalah ngambek, muti langsung masuk kamar terus dikunci dari dalem deh. Abisnya
umi gitu sih kalo janji sering ga ditepatin. Jadi males sama umi deh.
Ratna : terus setelah itu sikap muti sama umi gimana?

Mutia : kalo muti sih biasanya cuma masuk kamar terus ga mau ngomong sama umi. Paling
Cuma gitu doang sih teh. Terus paling nanti umi sendiri yang ngajak baikan sama
muti.
Nia

: setelah itu barang yang muti minta dibeliin ga sama umi?

Mutia : iya dibeliin dong, kalo muti udah ngambek gitu umi langsung beliin barang yang
muti minta. Soalnya kalo ga dikasih nanti ngambeknya ga akan berhenti, biasa teh
jadi perang dingin gitu deh sama umi.
Nia

: oh gitu, terus kalo sama abi gimana? Lebih sering dikasih atau ga apa yang muti
minta?

Mutia : kalo abi sih lebih sering ngasih barang yang muti minta dari pada umi. Jadi kalo
muti sama abi jarang perang dingin. Biasanya perang dinginnya kalo muti mau ijin
maen sama teman tapi waktunya setelah magrib, abi pasti ga ngijinin. Ya udah kalo ga
diijinin gitu muti Cuma ngambek terus masuk kamar deh.
Ama

: terus kalo muti udah masuk kamar gitu sikap abi sama muti gimana? Jadinya diijinin
atau ga?

Mutia : ya enggalah, abi aku mana ngijinin kalo aku keluar malem gitu. Anaknya abi itu dari
mulai bang ja’far sama k husna ga ada yang boleh keluar malem, apalagi aku ynag
masih kecil.
Ratna : terus sikap muti gimana kalo ga boleh keluar malem gitu?
Mutia : ya ngga gimana-gimana, emang abi orangnya begitu, mau ngambek kaya gimanapun
tetep ga dikasih ijin. Nanti kalo maksa yang ada malah abi yang ngambek sama kita,
soalnya dulu bang ja’far pernah kaya gitu bang ja’far maksa abi buat ngijinin keluar
malem eh malah abinya yang ngambek sama bang ja’far.
Ama

: abi bilang apa?

Mutia : abi Cuma bilang “ abi itu ga ngijinin kamu keluar bukan karena abi pelit atau ga
sayang sama kamu, tapi itu juga buat kebaikan kamu. Lagian apa sih manfaatnya
keluar malem?! Kalo mau maen sama temen-temen kan bisa pagi sampai sore.
Cobalah kalo mau melakukan tindakan apapun, dilihat dulu apakah manfaatnya lebih
banyak atau jangan-jangan malah keburukannya yang lebih banyak”. Abi Cuma
bilang gitu teh.
Nia

: terus pendapat muti gimana tentang pendapat abi?

Mutia : ya ada benernya juga sih apa yang dibilang abi, tapi tetep aja ko kayanya abi ga
demokratis gitu.
Ratna : pernah ga muti bilang sama abi kalo cara abi itu ga demokratis?

Mutia : ih udah sering kali teh, tapi abi Cuma bilang “demokratis itu memang perlu, tapi
untuk hal-hal yang tidak melanggar syari’at, dan mengandung manfaat di dalamnya
selain itu ga ada kata demokratis, abi kaya gini juga kan untuk kebaikan kamu
kedepan” ih muti tuh sampe hafal kata-kata abi yang itu.
Ratna : ehmm kalo sikap muti sama temen-temen gimana?
Mutia : kalo muti sih sama temen-temen biasa aja teh.
Ratna : kalo misalnya muti pengen sesuatu nih atau pengen pergi kemana minta ditemenin
tapi temen muti ga bisa nemenin atau ga bisa mengabulkan keinginan muti, trus sikap
muti gimana kalo temen muti kaya gitu?
Mutia : ehmm gimana yah paling muti sih Cuma diem trus ngambek deh, soalnya kesel juga
sih kalo apa yang muti mau ga diturutin. Kayanya mereka tuh ga ngertiin muti banget
deh.
Ama

: trus kalo muti udah ngambek gitu sikap temen-temen sama muti gimana?

Mutia : ya kadang-kadang dia jadi berubah pikiran teh. Nanti dia jadi ngikutin mau muti gitu
deh, hehe......
Nia

: muti nyaman ya dengan sikap muti yang begitu?

Mutia : hah maksudnya? Kalo muti sih nyaman-nyaman aja, emang kenapa gitu teh?
Nia

: ya ngga kenapa-kenapa sih, muti pernah ga merasa kalo sikap muti itu terlalu manja
dan kadang-kadang merugikan orang lain?

Mutia : iya sih muti pernah ngerasa gitu, tapi mau gimana lagi pokonya kalo muti mau
sesuatu muti ga ma tau gimana caranya barang yang muti mau harus ada!
Nia

: hemm gitu yah, terus muti pernah ga ada konflik sama temen muti karna sikap muti
yang seperti itu?

Mutia : hemm pernah sih, muti berantem sama temen muti teh namanya tsabita. Abisnya
muti kesel sih sama dia, masa dia ngatain muti kalo muti itu manja banget. Muti ga
sukalah dibilang kaya gitu, emangnya kenapa gitu kalo muti manja masalah buat dia?
Ih sebel teh kalo dikatain kaya gitu.
Nia

: heeemmmm gitu yah, kalo muti sendiri ngerasanya gimana, muti merasa ga kalo
muti itu emang manja?

Mutia : hemm iya sih muti ngerasa ko kalo muti manja, tapi itukan ga apa-apa teh umi sama
abi aja ga pernah protes tuh kalo muti mau sesuatu trus muti ngambek kalo apa yang
muti mau ga dikasih, umi sama abi pasti langsung ngasih kalo muti udah ngambek
apalagi kalo udah mogok makan teh, hehehe.....

Nia

: hemm...ok deh muti kayanya wawancaranya kita cukupkan sampe sini yah, makasih
buat waktunya, maaf yah udah ganggu muti.

Muti

: oh udah nih wawancaranya? Ok deh sama-sama teteh. Makasih juga yah udah
wawancara sama aku jadi ngerasa artis nih diwawancarain kaya gini.hehe..emang buat
apa gitu teh ko pake wawancara segala?

Ratna : hemmm buat tugas kuliah sayang, jazakilah (terima kasih) yah buat waktunya, next
time kalo teteh butuh bantuan lagi jangan bosen yah buat bantuin teteh.
Mutia : siiip.... ok deh teteh
Ratna : ya udah yah, assalamu’alaikum muti
Mutia : ‘alaikumsalam teteh