Cara Kerja Otak dan cara men
Cara Kerja Otak
“Pak Prospek, apakah Bapak pernah membuktikan bagaimana cara kerja otak manusia?”
“Belum, caranya seperti apa ?”
“Sekarang Pak Prospek silakan bayangkan buah utrujah, apakah bisa membayangkannya ?”
“Buah apa itu, saya tidak bisa membayangkannya”
“Baiklah, sekarnag coba bayangkan buah jeruk, pasti mudah untuk membayangkannya bukan ?”
“Ya”
“Itulah cara kerja otak manusia pak, siapa pun orangnya, ia hanya akan dapat merespon/bertindak
sesuai dengan apa yang ada di otaknya”
“Lalu apa hubungannya dengan saya”
“Begini pak prospek, seperti yang telah Bapak sampaikan bahwa pak Prospek sangat menginginkan
putera putri kelak menjadi soleh dan solehah serta cerdas juga berhasil, hal itu bisa terwujud jika kita
sebagai orang tua mulai sejak dini telah memberikan informasi yang tepat, ingat bahwa putera puteri
Bapak juga akan bertindak sesuai informasi yang masuk ke dalam otaknya”
“Lalu”
“Jika saya saat ini memiliki solusi yang bisa Bapak gunakan untuk memberikan informasi dan stimulus
positif buat putera puteri Bapak, apakah ingin mengetahui lebih lanjut ?”
Bukti dan Keimanan
“Pak prospek, hal apa yang dapat membuat Bapak menjadi lebih yakin terhadap sesuatu ?”
“Apa ya ? Adanya bukti yang pasti”
“Tepat sekali pak, kita akan lebih mempercayai atau meyakini sesuatu jika telah memiliki bukti akan
hal tersebut”
“Ya, memang demikian tentunya”
“Saya yakin sekali bahwa pak Prospek menginginkan putera puteri dan seluruh anggota keluarganya
selalu terjaga keyakinannya/keimanannya terhadap nilai agama, khususnya terhadap al-Qur’an dan
hadist, bukankah demikian pak? ”
“Sebagai muslim, tentu semua orang menginginkan hal tersebut”
“Jika demikian, maka informasi mengenai bukti-bukti kebenaran al-Qur’an dan Hadist, bukti-bukti
kebenaran ajaran agama menjadi sarana yang efektif untuk membuat keimanan kita terjaga bahkan
bertambah, bukankah tadi pak Prospek juga sampaikan bahwa keyakinan akan bertambah jika
adanya bukti ?”
“Ya”
“Jika ada sebuah sarana yang menyajikan ratusan bukti kebenaran al-Qur’an dan Hadist secara
Ilmiah, apakah Bapak ingin mengetahui lebih lanjut? ”
Cara mengenalkan Agama
“Selama ini, hal apa yang telah Pak Prospek lakukan dalam rangka mengenal nilai-nilai Al-Qur’an dan
Hadist (nilai-nilai agama) kepada putera puteri Bapak? ”
“Saya telah panggil guru ngaji dan anak-anak juga kalau sore mengikuti madrasah”
“Alhamdulillah, belum tentu semua orang tua memiliki kepedulian terhadap nilai agama sama seperti
Bapak, namun apakah selama ini putera puteri Bapak ada kendala dalam menjalani aktifitas
tersebut? ”
“Ya namanya juga anak, kadang ada saja alasannya kalau sudah waktunya belajar ngaji, anak pertama
saya masih sering tidak ikut madrasah karena alasan cape sehabis sekolah pagi”
“Pernahkah pak Prospek perhatikan, kenapa anak-anak sepertinya tidak kenal lelah dan begitu
antusias ketika ia sedang memainkan game/play station ? ”
“Ya, kadang saya juga heran, bahkan mereka tahan berjam-jam tanpa beranjak”
“Semua anak, bahkan kita sebagai orang dewasa juga pasti akan lebih antusias jika melakukan suatu
hal yang benar-benar kita senangi, bukankah demikian pak? ”
“Betul”
“Disinilah sebenarnya rumusnya pak, hal pertama yang harus kita tanamkan kepada putera puteri
kita adalah mereka menyenangi nilai-nilai agamanya, bukan tahu dulu, tetapi senang dulu,
selanjutnya ia akan mencari tahu dan menjadi tahu”
“O.. begitu ya”
“Jika saya memiliki sebuah saran yang dapat pak Prospek gunakan untuk mengenalkan nilai-nilai
agama kepada putera puteri Bapak melalui seluruh hal/topik pelajaran sekolah maupun hal yang ia
senangi apakah pak Prospek ingin mengetahui lebih lanjut? ”
“Pak Prospek, apakah Bapak pernah membuktikan bagaimana cara kerja otak manusia?”
“Belum, caranya seperti apa ?”
“Sekarang Pak Prospek silakan bayangkan buah utrujah, apakah bisa membayangkannya ?”
“Buah apa itu, saya tidak bisa membayangkannya”
“Baiklah, sekarnag coba bayangkan buah jeruk, pasti mudah untuk membayangkannya bukan ?”
“Ya”
“Itulah cara kerja otak manusia pak, siapa pun orangnya, ia hanya akan dapat merespon/bertindak
sesuai dengan apa yang ada di otaknya”
“Lalu apa hubungannya dengan saya”
“Begini pak prospek, seperti yang telah Bapak sampaikan bahwa pak Prospek sangat menginginkan
putera putri kelak menjadi soleh dan solehah serta cerdas juga berhasil, hal itu bisa terwujud jika kita
sebagai orang tua mulai sejak dini telah memberikan informasi yang tepat, ingat bahwa putera puteri
Bapak juga akan bertindak sesuai informasi yang masuk ke dalam otaknya”
“Lalu”
“Jika saya saat ini memiliki solusi yang bisa Bapak gunakan untuk memberikan informasi dan stimulus
positif buat putera puteri Bapak, apakah ingin mengetahui lebih lanjut ?”
Bukti dan Keimanan
“Pak prospek, hal apa yang dapat membuat Bapak menjadi lebih yakin terhadap sesuatu ?”
“Apa ya ? Adanya bukti yang pasti”
“Tepat sekali pak, kita akan lebih mempercayai atau meyakini sesuatu jika telah memiliki bukti akan
hal tersebut”
“Ya, memang demikian tentunya”
“Saya yakin sekali bahwa pak Prospek menginginkan putera puteri dan seluruh anggota keluarganya
selalu terjaga keyakinannya/keimanannya terhadap nilai agama, khususnya terhadap al-Qur’an dan
hadist, bukankah demikian pak? ”
“Sebagai muslim, tentu semua orang menginginkan hal tersebut”
“Jika demikian, maka informasi mengenai bukti-bukti kebenaran al-Qur’an dan Hadist, bukti-bukti
kebenaran ajaran agama menjadi sarana yang efektif untuk membuat keimanan kita terjaga bahkan
bertambah, bukankah tadi pak Prospek juga sampaikan bahwa keyakinan akan bertambah jika
adanya bukti ?”
“Ya”
“Jika ada sebuah sarana yang menyajikan ratusan bukti kebenaran al-Qur’an dan Hadist secara
Ilmiah, apakah Bapak ingin mengetahui lebih lanjut? ”
Cara mengenalkan Agama
“Selama ini, hal apa yang telah Pak Prospek lakukan dalam rangka mengenal nilai-nilai Al-Qur’an dan
Hadist (nilai-nilai agama) kepada putera puteri Bapak? ”
“Saya telah panggil guru ngaji dan anak-anak juga kalau sore mengikuti madrasah”
“Alhamdulillah, belum tentu semua orang tua memiliki kepedulian terhadap nilai agama sama seperti
Bapak, namun apakah selama ini putera puteri Bapak ada kendala dalam menjalani aktifitas
tersebut? ”
“Ya namanya juga anak, kadang ada saja alasannya kalau sudah waktunya belajar ngaji, anak pertama
saya masih sering tidak ikut madrasah karena alasan cape sehabis sekolah pagi”
“Pernahkah pak Prospek perhatikan, kenapa anak-anak sepertinya tidak kenal lelah dan begitu
antusias ketika ia sedang memainkan game/play station ? ”
“Ya, kadang saya juga heran, bahkan mereka tahan berjam-jam tanpa beranjak”
“Semua anak, bahkan kita sebagai orang dewasa juga pasti akan lebih antusias jika melakukan suatu
hal yang benar-benar kita senangi, bukankah demikian pak? ”
“Betul”
“Disinilah sebenarnya rumusnya pak, hal pertama yang harus kita tanamkan kepada putera puteri
kita adalah mereka menyenangi nilai-nilai agamanya, bukan tahu dulu, tetapi senang dulu,
selanjutnya ia akan mencari tahu dan menjadi tahu”
“O.. begitu ya”
“Jika saya memiliki sebuah saran yang dapat pak Prospek gunakan untuk mengenalkan nilai-nilai
agama kepada putera puteri Bapak melalui seluruh hal/topik pelajaran sekolah maupun hal yang ia
senangi apakah pak Prospek ingin mengetahui lebih lanjut? ”