Manusia sebagai Makhluk Individu dan Mak (1)

Manusia sebagai Makhluk Individu dan
Makhluk Sosial
A. Pengertian
Manusia adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan sesamanya.
Manusia tidak dapat mencapai apa yang diinginkan dengan dirinya sendiri.
Karena manusia menjalankan peranannya dengan menggunakan simbol untuk
mengkomunikasikan pemikiran dan perasaanya. Manusia tidak dapat menyadari
individualitas, kecuali melalui medium kehidupan sosial.
Esensi manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya adalah kesadaran
manusia tentang status dan posisi dirinya adalah kehidupan bersama, serta
bagaimana tanggungjawab dan kewajibannya di dalam kebersamaan.
B. Manusia sebagai makhluk individu
Manusia sebagai mahluk individu sebaiknya perlu dipahami dari arti kata
individu itu sendiri. Kata “Individu” berasal dari kata latin, “individuum” artinya
“yang tidak terbagi”. Jadi, merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk
menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas
Setiap manusia memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, tidak ada
manusia yang persis sama. Dari sekian banyak manusia, ternyata masing-masing
memiliki keunikan tersendiri. Seorang individu adalah perpaduan antara faktor
fenotip dan genotip. Faktor genotip adalah faktor yang dibawa individu sejak
lahir, ia merupakan faktor keturunan. Kalau seseorang individu memiliki ciri

fisik atau karakter sifat yang dibawa sejak lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan
karakter atau sifat yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan (faktor fenotip).
Faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang
khas dari seseorang. Istilah lingkungan merujuk pada lingkungan fisik dan
lingkungan sosial. Ligkungan fisik seperti kondisi alam sekitarnya. Lingkungan
sosial, merujuk pada lingkungan di mana seorang individu melakukan interaksi

sosial. Kita melakukan interaksi sosial dengan anggota keluarga, dengan teman,
dan kelompok sosial yang lebih besar.
Karakteristik yang khas dari seseorang dapat kita sebut dengan
kepribadian. Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda yang
dipengaruhi oleh faktor bawaan (genotip)dan faktor lingkungan (fenotip) yang
saling berinteraksi terus-menerus.
Menurut Nursid Sumaatmadja (2000), kepribadian adalah keseluruhan
perilaku individu yang merupakan hasil interaksi antara potensi-potensi biopsiko-fiskal (fisik dan psikis) yang terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi
lingkungan, yang terungkap pada tindakan dan perbuatan serta reaksi mental
psikologisnya, jika mendapat rangsangan dari lingkungan. Dia menyimpulkan
bahwa faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukan
karakteristik yang khas dari seseorang.
Setiap individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (heredity)

dan karakteristik yang diperoleh dari pengaruh lingkungan. Karakteristik bawaan
merupakan karakteristik keturunan yang dimiliki sejak lahir, baik yang
menyangkut faktor biologis maupun faktor sosial psikologis. Natur dan nature
merupakan istilah yang biasa digunakan untuk menjelaskan karakteristikkarakteristik individu dalam hal fisik, mental, dan emosional pada setiap tingkat
perkembangan. Seorang bayi yang baru lahir merupakan hasil dari dua garis
keluarga, yaitu garis keturunan ayah dan garis keturunan ibu. Sejak terjadinya
pembuahan atau konsepsi kehidupan yang baru, maka secara berkesinambungan
dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor lingkungan yang merangsang.
C. Manusia sebagai makhluk sosial
Menurut kodratnya manusia selain sebagai makhluk individu, mereka juga
merupakan makhluk sosial. Adapun yang dimaksud Istilah sosial menurut adalah
”Sosial” berasal dari akar kata bahasa Latin Socius, yang artinya berkawan atau
masyarakat. Sosial memiliki arti umum yaitu kemasyarakatan dan dalam arti
sempit mendahulukan kepentingan bersama atau masyarakat. Adapun dalam hal

ini yang dimaksud manusia sebagai makhluk sosial adalah makhluk yang hidup
bermasyarakat, dan pada dasarnya setiap hidup individu tidak dapat lepas dari
manusia lain. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial,
manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat
yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk,

karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam
kehidupannya.
Seperti kita ketahui bahwa sejak bayi lahir sampai usia tertentu manusia
adalah mahkluk yang tidak berdaya, tanpa bantuan orang orang disekitar iatidak
dapat berbuat apa-apa dan untuk segala kebutuhan hidup bayi sangat tergantung
pada luar dirinya sepert iorang tuanya khususnya ibunya. Bagisi bayi keluarga
merupakan segitiga abadi yang menjadi kelompok sosial pertama dikenalnya.
Pada perjalanan hidup yang selanjutnya keluarga akan tetap menjadi kelompok
pertama tempat meletakan dasakepribadian dan proses pendewasaan yang
didalamnya selalu terjadi “sosialisi” untuk menjadi manusia yang mengetahui
pengetahuan dasar, nilai-nilai, normasosial dan etika-etika pergaulan.
Manusia dapat di katakan makluk sosial karena pada dirinya terdapat
dorongan untuk berhubungan atau berinteraksi dengan orang lain, dimana
terdapat kebutuhan untuk mencari berteman dengan orang lain yang sering di
dasari atas kesamaan ciri atau kepentingan masing-masing. Manusia juga tidak
akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia.
Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan
tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa
berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi
kemanusiaannya. Makhluk sosial adalah makluk yang terdapat dalam beragam

aktivitas dan lingkungan sosial.

D. Habitat manusia sebagai makhluk individu dan social
Manusia sebagai makhluk individu artinya manusia sebagai makhluk hidup
atau makhluk individu maksudnya tiap manusia berhak atas milik pribadinya
sendiri dan bisa disesuaikan dengan lingkungan sekitar. Manusia individu adalah
subyek yang mengalami kondisi manusia. Ini diikatkan dengan lingkungannya
melalui indera mereka dan dengan masyarakat melalui kepribadian mereka, jenis
kelamin mereka serta status sosial. Selama kehidupannya, ia berhasil melalui
tahap bayi, kanak-kanak, remaja, kematangan dan usia lanjut. Deklarasi universal
untuk hak asasi diadakan untuk melindungi hak masing-masing individu.
Manusia juga sebagai mahkluk individu memiliki pemikiran-pemikiran tentang
apa yang menurutnya baik dan sesuai dengan tindakan-tindakan yang akan
diambil.
Manusia sebagai makhluk sosial artinya manusia membutuhkan orang lain
dan lingkungan sosialnya sebagai sarana untuk bersosialisasi. Bersosialisasi
disini berarti membutuhkan lingkungan sosial sebagai salah satu habitatnya
maksudnya tiap manusia saling membutuhkan satu sama lainnya untuk
bersosialisasi dan berinteraksi. Manusia pun berlaku sebagai makhluk sosial
yang saling berhubungan dan keterkaitannya dengan lingkungan dan tempat

tinggalnya.Manusia bertindak sosial dengan cara memanfaatkan alam dan
lingkungan untuk menyempurnakan serta meningkatkan kesejahteraan hidupnya
demi kelangsungan hidup sejenisnya.
E. Peranan manusia sebagai mahluk individu dan social
Individu dalam hal ini adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki
peranan-peranan yang khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan juga
mempunyai kepribadian serta pola tingkahlaku spesifik tentang dirinya. Akan
tetapi dalam banyak hal banyak pula persamaan disamping hal-hal yang spesifik
tentang dirinya dengan orang lain. Disini jelas bahwa individu adalah seorang
manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas didalam lingkungan sosaialnya,

melainkan juga mempunyai kepribadian, serta pola tingkah laku spesifik dirinya.
Persepsi terhadap individu atau hasil pengamatan manusia dengan segala
maknanya merupakan suatu keutuhan ciptaan Tuhan yang mempunyai tiga aspek
yang melekat pada dirinya, yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis rohaniah,
dan aspek sosial. Apabila terjadi kegoncangan pada salah satu aspek, maka akan
membawa akibat pada aspek yang lainnya.
Manusia mempunyai pengaruh penting dalam kelangsungan ekosistem
serta habitat manusia itu sendiri, tindakan-tindakan yang diambil atau kebijakankebijakan tentang hubungan dengan lingkungan akan berpengaruh bagi
lingkungan dan manusia itu sendiri. Kemampuan kita untuk menyadari hal

tersebut akan menentukan bagaimana hubungan kita sebagai manusia dan
lingkungan kita.
Hal ini memerlukan pembiasaan diri yang dapat membuat kita menyadari
hubungan manusia dengan lingkungan. Manusia memiliki tugas untuk menjaga
lingkungan demi menjaga kelansungan hidup manusia itu sendiri dimasa akan
datang.
F. Dinamika Interaksi Sosial
Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang
dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara
individu yang satu dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan
kelompok lainnya, maupun antara kelompok dengan individu. Dalam interaksi
juga terdapat simbol, di mana simbol diartikan sebagai sesuatu yang nilai atau
maknanya diberikan kepadanya oleh mereka yang menggunakannya.
Interaksi sosial dapat terjadi bila antara dua individu atau kelompok
terdapat kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial merupakan tahap pertama
dari terjadinya hubungan sosial Komunikasi merupakan penyampaian suatu
informasi dan pemberian tafsiran dan reaksi terhadap informasi yang
disampaikan. Karp dan Yoels menunjukkan beberapa hal yang dapat menjadi
sumber informasi bagi dimulainya komunikasi atau interaksi sosial. Sumber


Informasi tersebut dapat terbagi dua, yaitu Ciri Fisik dan Penampilan. Ciri Fisik,
adalah segala sesuatu yang dimiliki seorang individu sejak lahir yang meliputi
jenis kelamin, usia, dan ras.
Penampilan di sini dapat meliputi daya tarik fisik, bentuk tubuh,
penampilan berbusana, dan wacana. Interaksi sosial memiliki aturan, dan aturan
itu dapat dilihat melalui dimensi ruang dan dimensi waktu dari Robert T Hall dan
Definisi Situasi dari W.I. Thomas. Hall membagi ruangan dalam interaksi sosial
menjadi 4 batasan jarak, yaitu jarak intim, jarak pribadi, jarak sosial, dan jarak
publik. Selain aturan mengenai ruang Hall juga menjelaskan aturan mengenai
Waktu. Pada dimensi waktu ini terlihat adanya batasan toleransi waktu yang
dapat mempengaruhi bentuk interaksi. Aturan yang terakhir adalah dimensi
situasi yang dikemukakan oleh W.I. Thomas. Definisi situasi merupakan
penafsiran seseorang sebelum memberikan reaksi. Definisi situasi ini dibuat oleh
individu dan masyarakat.
G. Dilema antara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat
Manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial selalu terdiri dari
dua kepentingan, yaitu ke pentingan individu yang termasuk kepentingan
keluarga, kelompok atau golongan dan kepentingan masyarakat yang termasukke
pentingan rakyat . Dalam diri manusia, kedua kepentingan itu satu sama lain
tidak dapat dipisahkan. Apabila salah satu kepentingan tersebut hilang dari diri

manusia, akan terdapat satu manusia yang tidak bisa membedakan suatu
kepentingan, jika kepentingan individu yang hilang dia menjadi lupa pada
keluarganya, jika kepentingan masyarakat yang dihilangkan dari diri manusia
banyak timbul masalah kemasyarakatan contohnya korupsi. Inilah yang
menyebabkan kebingungan atau dilema manusia jika mereka tidak bisa membagi
kepentingan individu dan kepentingan masyarakat.Persoalan pengutamaan
kepentingan individu atau masyarakat ini memunculkan dua pandangan yang
berkembang menjadi paham/aliran bahkan ideologi yang dipegang oleh suatu
kelompok masyarakat. Adapun Ariska mengemukakan dua pandangan yaitu

pandangan individualisme dan pandangan sosialisme. Untuk mengetahui lebih
lanjut, berikut kami sajikan uraian berikut.
1.

Pandangan Individualisme
Individualisme berpangkal dari konsep bahwa manusia pada
hakikatnya adalah makhluk individu yang bebas. Paham ini memandang
manusia sebagai makhluk pribadi yang utuh dan lengkap terlepas dari
manusia yang lain. Pandangan individualisme berpendapat bahwa
kepentingan individulah yang harus diutamakan. Yang menjadi sentral

individualisme adalah kebebasan seorang individu untuk merealisasikan
dirinya. Paham individualisme menghasilkan ideologi liberalisme. Paham
ini bisa disebut juga ideologi individualisme liberal.
Paham individualisme liberal muncul di Eropa Barat (bersama paham
sosialisme) pada abad ke 18-19. Yang dipelopori oleh Jeremy Betham, John
Stuart Mill, Thomas Hobben, John Locke, Rousseau, dan Montesquieu.
Beberapa prinsip yang dikembangkan ideologi liberalisme adalah sebagai
berikut.
a.

Penjaminan hak milik perorangan. Menurut paham ini, pemilikan
sepenuhnya berada pada pribadi dan tidak berlaku hak milik
berfungsi sosial, Mementingkan diri sendiri atau kepentingan
individu yang bersangkutan.

b.

Pemberian kebebasan penuh pada individu. Persaingan bebas untuk
mencapai kepentingannya masing-masing.Kebebasan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan diri bisa menimbulkan persaingan dan

dinamika kebebasan antar individu. Menurut paham liberalisme,
kebebasan antar individu tersebut bisa diatur melalui penerapan
hukum. Jadi, negara yang menjamin keadilan dan kepastian hukum
mutlak diperlukan dalam rangka mengelola kebebasan agar tetap
menciptakan tertibnya penyelenggaraan hidup bersama.

2.

Pandangan Sosialisme
Paham sosialisme ditokohi oleh Robert Owen dari Inggris (17711858), Lousi Blanc, dan Proudhon. Pandangan ini menyatakan bahwa
kepentingan masyarakatlah yang diutamakan. Kedudukan individu
hanyalah objek dari masyarakat. Menurut pandangan sosialis, hak-hak
individu sebagai hak dasar hilang. Hak-hak individu timbul karena
keanggotaannya dalam suatu komunitas atau kelompok.
Sosialisme adalah paham yang mengharapkan terbentuknya
masyarakat yang adil, selaras, bebas, dan sejahtera bebas dari penguasaan
individu atas hak milik dan alat-alat produksi. Sosialisme muncul dengan
maksud kepentingan masyarakat secara keseluruhan terutama yang tersisih
oleh system liberalisme, mendapat keadilan, kebebasan, dan kesejahteraan.
Untuk meraih hal tersebut, sosialisme berpandangan bahwa hak-hak

individu harus diletakkan dalam kerangka kepentingan masyarakat yang
lebih luas. Dalam sosialisme yang radikal/ekstem (marxisme/komunisme)
cara untuk meraih hal itu adalah dengan menghilangkan hak pemilikan dan
penguasaan

alat-alat

produksi

oleh

perorangan.

Paham

marxisme/komunisme dipelopori oleh Karl Marx (1818-1883).
Paham individualisme liberal dan sosialisme saling bertolak belakang
dalam memandang hakikat manusia. Dalam Declaration of Independent Amerika
Serikat 1776, orientasinya lebih ditekankan pada hakikat manusia sebagai
makhluk individu yang bebas merdeka, manusia adalah pribadi yang memiliki
harkat dan martabat yang luhur. Sedangkan dalam Manifesto Komunisme Karl
Marx dan Engels, orientasinya sangat menekankan pada hakikat manusia sebagai
makhluk sosial semata. Menurut paham ini manusia sebagai makhluk pribadi
yang tidak dihargai. Pribadi dikorbankan untuk kepentingan negara.
Dari kedua paham tersebut terdapat kelemahannya masing-masing.
Individualisme liberal dapat menimbulkan ketidakadilan, berbagai bentuk
tindakan tidak manusiawi, imperialisme, dan kolonialisme, liberalisme mungkin

membawa manfaat bagi kehidupan politik, tetapi tidak dalam lapangan ekonomi
dan sosial. Sosialisme dalam bentuk yang ekstrem, tidak menghargai manusia
sebagai pribadi sehingga bisa merendahkan sisi kemanusiaan. Dalam negara
komunis mungkin terjadi kemakmuran, tetapi kepuasan rohani manusia belum
tentu terjamin.
Negara indonesia yang berfilsafahkan pancasila, hakikat manusia
dipandang memiliki sifat pribadi sekaligus sosial secara seimbang. Menurut
filsafat pancasila, manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial,
yang secara hakikat bahwa kedudukan manusia sebagai makhluk individu
sekaligus makhluk sosial. Bangsa indonesia memiliki prinsip penempatan
kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi dan golongan. Demi
kepentingan bersama tidak dengan mengorbankan hak-hak dasar setiap warga
Negara.
H. Kesimpulan
1.

Manusia sebagai mahluk individu artinya manusia merupakan satu kesatuan
antara jasmani dan rohani. Seseorang dikatakan sebagai individu apabila
kedua unsur tersebut menyatu dalam dirinya.

2.

Selain sebagai makhluk individu juga, manusia adalah makhluk sosial. Salah
satunya dikarenakan pada diri manusia ada dorongan untuk berhubungan
atau berinteraksi dengan orang lain yang satu sama lain saling
membutuhkan. Untuk menjadi pribadi yang bermakhluk sosial setiap
individu dihadapkan dengan sosialisasi, yaitu suatu proses

dimana

seseorang belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam
masyarakat.
3. Adapun yang dimaksud masyarakat setempat atau komunitas berbeda dengan
masyarakat. Masyarakat sifatnya lebih umum dan lebih luas, sedang
masyarakat setempat lebih terbatas dan juga dibatasi oleh kawasan tertentu.
Namun ditinjau dari aktivitas hubungannya dan persatuannya lebih erat pada
masyarakat setempat dibandingkan dengan masyrakat.

4.

Manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial selalu dihadapkan
oleh dua kepentingan yaitu kepentingan individu dan sosial. Persoalan
pengutamaan kepentingan individu atau masyarakat ini memunculkan dua
pandangan yang berkembang yaitu pandangan individualisme

dan

pandangan sosialisme. Sebetulnya kedua kepentingan tersebut tidak dapat
dipisahkan dan bukanlah pilihan.

TUGAS
ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR
“Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial”

OLEH :
1. Achmad Kharis Pramudya (F1B011001)
2. Kadek Dwi Diani Shinta P. (F1B011046)
3. Komang Buda Artha

(F1B012049)

4.

(F1B0100

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

UNIVERSITAS MATARAM

)

Bentuk Interaksi Sosial
Ada beberapa bentuk interaksi sosial yaitu:kerjasama (cooperation), persaingan
(competition), dan pertentangan (conflict). Menurut Gillin dan Gillin bentuk
kerjasama dibagi dalam dua proses yang didalamnya terdapat bentuk bentuk khusus.
Yang pertama yaitu proses Asosiatif terdiri dari 2 bentuk khusus yaitu akomodasi dan
asimilasi. Yang kedua yaitu proses Disosiatif, disosiatif terdiri dari tiga bentuk khusus
yaitu persaingan (competition), kontravnersi (contravention), dan pertentangan
(conflict).

a.

Bentuk Interaksi Asosiatif

1)

Kerjasama (cooperation)
Kerjasama merupakan salah satu bentuk interaksi sosial yang sering terjadi

dimasyarakat pada umumnya. Kerjasama menggambarkan sebagian besar bentuk
interaksi sosial. Dan setiap bentuk interaksi sosial dapat ditemukan pada setiap
kelompok manusia. Kerjasama timbul karena orientasi orang perorangan terhadap
kelompoknya atau kelompok yang lainnya.
 Ada tiga bentuk kerjasama yang biasa dilaksanakan yaitu:
a)

Bargaining, yaitu pelaksanaan kerjasama atau perjanjian antara dua organisasi

atau lebih mengenai pertukaran barang dan jasa.
b)

Cooperation, yaitu penerimaan unsur baru dalam kepemimpinan atau dalam

pelaksanaan politik dalam suatu organisasi, sebagai salah satu cara untuk
menghindari kegoncangan dalam stabilitas organisasi tersebut.
c)

Coalition, yaitu kombinasi antar dua organisasi atau lebih yang mempunyai

pandangan dan tujuan yang sama.
2)

Akomodasi (accomodation)
Dalam interaksi sosial, istilah akomodasi berarti suatu kenyataan adanya

keseimbangan dalam interaksi orang perorangan dan kelompok manusia sehubungan
dengan nilai dan norma yang berlaku dimasyarakat.
o Ada beberapa bentuk akomodasi, diantaranya:
a)

Coertion adalah bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya

suatu paksaan. Contohnya
b)

Compromise adalah salah satu bentukakomodasi dimana pihak yang terlibat

perselisihan mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian terhadap
perselisihan tersebut. Contohnya
c)

Arbitration adalah suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak yang

berselisih tidak sanggup untuk mencapainya sendiri. Contohnya
d)

Mediation cara untuk mencapai penyelesaina dalam perselisihan dengan cara

menghadirkan orang ketiga yang netral dalam soal perselisihan yang ada. Contohnya
dalam sidang perceraian.

e)

Concilitation adalah usaha untuk mengabulkan atau mempertemukan keinginan

pihak yang berselisih agar tercapainya suatu persetujuan bersama. Contohnya
f)

Tolerantion adalah bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal.

Contohnya toleransi dalam beribadah.
g)

Stelemate adalah suatu akomodasi dimana pihak pihak yang berkepentingan

mempunyai yang seimbang, berhenti pada titik tertentu dalam melakukan
pertentangannya. Contohnya
h)

Adjudication adalah perselisihan perkara atau sengketa dipengadilan.

b.

Bentuk Interaksi Disosiatif

1)

Persaingan (competition)
Persaingan merupakan bentuk interaksi sosial yang dilakukan oleh individu

atau kelompok untuk memperoleh keuntungan tertentu baik bagi dirinya maupun
kelompoknya dengan cara menarik perhatian atau mempertajam prasangka yang telah
ada tanpa menggunakan kekersan.
2)

Kontravensi (contravention)

Kontraversi adalah rperasaaan yang menggejolak yang ada pada diri seseorang yag
ditandai oleh adanya ketidakpastian dalam diri seseorang, perasaan tidak suka yang
disembunyikan dan kebencian terhadap orang lain. Tapi gejala-gejala tersebut tidak
sampai menimbulkan pertentangan atau pertikaian.
3)

Pertentangan (conflict)

Pertentangan merupakan suatu bentuk interaksi individu atau kelompok sosial yang
berusaha utuk mencapai tujuannya dengan cara menentang pihak yang lain atau pihak
yang menghalangi dengan ancaman atau tindak kekerasan.
Bentuk-bentuk pertentangan dibagi beberapa macam, antara lain:
a)
b)

Pertentangan pribadi, yaitu pertentangan yang dilakuakan oleh antar individu.
Pertentangan rasional, yaitu pertentangan yang ditimbulkan oleh adanya

perbedaan ras.
c)

Pertentangan kelas sosial, yaitu perbedaan yang ditimbulkan karena adanya

perbedaan kepentingan antar kelas sosial.

d)

Pertentangan politik, yaitu pertentangan yang biasanya terjadi diantara partai-

partai polotik untuk mencapai keinginannya.
3.

Sosialisasi
Sosialisasi sangat erat kaitannya terhadap manusia sebagai makhluk sosial.

Sebagai makhluk sosial kita harus senantiasa hidup bersosial dengan orang lain agar
dapat saling membantu, melengkapi, dan mencapai tujuan hidup kita. Menurut Berger
(Effendi, 2010:49) mendefinisika sosialisasi sebagai “a process by which a child
learns to be a participant member of society” yaitu suatu proses dimana seorang anak
belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat. Dalam hal ini
jelas dikatakan bahwa proses sosialisasi dimulai dari sejak anak usia dini hingga usia
seseorang berakhir. Proses sosialisasi terus dilakukan selama kita masih hidup dan
masih membutuhkan orang lain.
Jadi dapat disimpulkan bahwa sosialisasi adalah proses dimana seseorang dapat
berinteraksi dan berpartisipasi dengan masyarakat yang ada disekitarnya.