20. Analisis Instan Problematika Dakwah Kampus (Ridwansyah)

Optimasi Sektor Dakwah Akademik dan Profesi

  

Dalam perkembangan dakwah di kampus kami, belakangan baru disadari bahwa akademik

dan profesi menjadi sebuah kebutuhan tersendiri, akan tetapi kami masih belum memahami

bagaimana cara untuk pengelolaan bidang dakwah yang bisa tergolong baru ini ?

  Sektor dakwah akademik dan profesi bisa dikatakan sebagai bidang dakwah yang baru berkembang dalam 1-2 tahun terakhir. Bermula dari adanya usulan akan konsep dakwah berbasis kompetensi serta berorientasi kembali kepada tujuan dakwah kampus, yakni

  

supply alumni berkompetensi secara akademik) yang berafliasi terhadap Islam. Menilik dua

  hal ini, maka pengembangan dakwah akademik dan profesi mulai berjalan dengan berbagai pola pandang akan makna dakwah akademik dan profesi ini. GAMAIS ITB pun juga baru memiliki sektor dakwah akademik dan profesi satu tahun yang lalu, dengan pertimbangan untuk memastikan kualitas akademik kader dakwah dan memberikan sebuah gaya baru dalam dakwah dan pelayanan kampus, yakni dengan pendekatan akademik dan kompetensi. Dalam beberapa kunjungan saya ke LDK di Indonesia, ternyata ketertarikan akan sektor ini sangat baik, beberapa LDK sudah mulai membangun fungsi akademik dan profesi ini. Sehingga patut kiranya pertanyaan seperti diatas menjadi sering ditanyakan, bagaimana pengelolaan bidang dakwah akademik dan profesi (selanjutnya disingkat AkPro).

  

Sektor AkPro pada dasarnya mempunyai tiga peran utama; (1) peran untuk

internal kader; (2) peran syiar dan pelayanan mahasiswa; (3) Pengembangan

teknologi dakwah

  (1) Internal Kader Dakwah Peran AkPro untuk kader dakwah mempunyai satu tujuan, yakni memastikan kualitas akademik kader dakwah, yang di parameterisasikan dalam IPK, keterlibatan dalam lomba dan penelitian ilmiah, serta banyaknya kader yang dipercaya sebagai coordinator lab atau asisten mata kuliah. Tuntutan lain sebagai seorang kader adalah memiliki karakter at-tawazun ft-tauzhif (seimbang dalam mengembangkan potensi). Potensi disini bisa dikorelasikan sebagai kapasitas dirinya dalam hal perkuliahan. Tuntutan akan kualitas kader alumni dakwah kampus adalah selain memiliki kepahaman akan pemahaman Islam, ia juga dituntut untuk memiliki kepahaman yang baik akan kompetensi akademiknya. Karena kemampuan dirinya dalam mengelola ilmunya dan mengaplikasikan untuk kesejahteraan masyarakat luas akan menjadi sebuah kebutuhan akan masa depan. Berbagai cara bisa dilakukan untuk mewujudkan peran pertama dari AkPro ini, antara lain ;

  Kader Academic Early Warning System, sebuah system pemantauan kondisi  akademik kader setiap semesternya. Dengan mengetahui kondisi terkini dari akademik kader dakwah, maka akan lebih mudah bagi lembaga dakwah dalam memposisikan setiap kader. Tentu setiap indikasi yang ada perlu ditindaklanjuti dengan treatment yang jelas.

  Bundel catatan kuliah, sebuah kumpulan catatan perkuliah selama satu  semester di program studi tertentu. Bundel ini diharapkan dapat memudahkan kader dakwah dalam mempelajari perkuliahan yang ada. Varian dari bundel in bisa dalam bentuk softcopy dari bahan perkuliahan yang diberikan oleh dosen, serta jurnal atau bahan lain yang terkait. Informasi akan lomba dan penelitian akademik, bidang AkPro diharapkan pula

   bisa memberikan informasi kepada kader terkait lomba atau penelitian ilmiah yang bisa di ikuti oleh kader. Hal ini diharapkan dapat memicu research sense dari kader. Dalam konteks lembaga dakwah sangat mungkin untuk mengkoordinir kader lintas program studi untuk mengikuti agenda sejenis ini. Informasi Beasiswa, untuk kader yang ingin melanjutkan studi pasca-sarjana,  maka informasi beasiswa menjasi sangat penting. Bisa juga dibuat semacam biro konsultasi beasiswa, yang juga berperan dalam membimbing kader dalam mempersiapkan studi lanjutannya. Korps Asisten dan Koordinator Laboratorium. Peran asisten dan Korlab dalam  dakwah yang vital, ia punya peran citra kader yang positif ke pihak dosen dan mahasiswa, dan ia juga bisa berperan sebagai da’I saat mengasistenkan suatu mata kuliah atau ketika sedang praktikum. Bentuk dakwah yang dilakukan sangat sederhana, seperti berdo’a sebelum belajar dan shalat tepat waktu. Bisa dibentuk korps kader yang menjadi asisten untuk mewujudkan nuansa Islami di setiap praktikum dan asistensi kuliah. Jaringan baca, ini merupakan cara tersendiri untuk membangun budaya baca  diantara kader. Buku yang dibaca tentu bisa bervariatif. Akan tetapi, dengan membangun jaringan baca diantara kader, harapannya wawasan kader akan bertambah luas. Kelompok Profesi Kader, bentuk kelompok kecil yang anggotanya merupakan  kader yang memiliki minat keprofesian yang sejenis untuk pasca kampus. Seperti kelompok profesi dosen, kader entrepreuner club, kelompok politik ( yang ingin berkarier politik ), dan sebagainya. Di kelompok ini bisa dipandu atau di fasilitatori oleh alumni yang sudah berkompetensi di bidangnya. Harapannya dengan ada kelompok keprofesian seperti ini, kader akan lebih bisa merencanakan masa depannya dengan baik sejak dini. (2) Syiar dan Pelayanan Kampus

  Kondisi mahasiswa yang kian variatif juga memerlukan pendekatan yang variatif pula. Salah satu pendekatan yang cukup handal saat ini adalah dengan pendekatan ke-akademik dan profesian. Dimana semua mahasiswa tentu akan concern terhadap hal ini. Konsep yang digunakan dalam hal ini adalah pelayanan kampus, dimana kita mencoba melayani kebutuhan objek dakwah dan ketika mereka sudah percaya pada kita, barulah kita mencoba menyampaikan nilai-nilai Islam. Bentuk pelayanan yang dilakukan sebetulnya bisa mengadopsi pada peran pertama, seperti membuat bundel catatan dan soal, informasi beasiswa dan lainnya. Akan tetapi ada penambahan acara yang bisa dilakukan antara lain ;

   Career sharing, bentuk acara yang mengundang alumni yang sudah sukses di bidangnya untuk berbagi kepada para mahasiswa tentang masa depan

   Tutorial akademik, seperti bimbingan atau asistensi mata kuliah tertentu

  kepada mahasiswa. Seperti contoh di ITB, mahasiswa tingkat 1 selalu mendapatkan mata kuliah kalkulus, fsika dan kimia. Sehingga GAMAIS mencoba memberikan tutorial dan try out UTS dan UAS kepada mahasiswa ITB tingkat 1.

  (3) Pengembangan Teknologi dakwah Pengembangan Teknologi dakwah yang dimaksud adalah pengembangan secara IT terkait metode dan teknologi dakwah penunjang, yang dengan adanya pengelolaan teknologi ini, akan memudahkan kader dalam menjalankan roda dakwah yang ada. Berbagai produk yang telah dikembangkan dan akan dikembangkan terkait teknologi dakwah di GAMAIS ITB, antara lain ;

   Software sms massif  Software time scheduling  Software Database on line

   GAMAIS on your screen, layanan sms tausiyah

   Software wake up call

   CD Interaktif  Website  Sistem database mentoring online  Jaringan blog kader  Updating Online Curiculum Vitae  Software pengingat waktu Shalat Harapan besar tentunya pengembangan teknologi dakwah semakin pesat setiap tahunnya, karena semakin banyak teknologi dakwah yang dikembangkan, maka varian pendekatan dakwah juga akan berkembang, sehingga daya aruh dan daya jangakau lembaga dakwah dalam mensyiar kan Islam juga semakin luas. Khususnya untuk kampus yang memiliki program studi teknik informatika dan seni rupa, harapannya LDK bisa menjadi laboratorium dakwah yang handal.

  Profil Kader Dakwah Kampus Seimbang (AkPro eersion)

  Berikut adalah profl kader yang seimbang menurut versi AkPro. Harapannya memang kedepannya kader dakwah yang dari kampus tidak hanya di desain untuk sebagai ulama atau ustadz saja, akan tetapi prinsip yang sering di utarakan oleh Alm. Nurcholis Majid dan membutuhkan kader yang sholeh dan jujur saja, akan tetapi dakwah dimasa yang akan datang juga membutuhkan kader dakwah yang berkompetensi dan professional di bidangnya. Berikut adalah profl kader dakwah kampus yang seimbang :

   Aktif di lembaga dakwah  Tidak apatis terhadap perubahan kondisi sosial kampus  Membina minimal 1 kelompok mentoring  Mempunyai track record prestasi akademis (kompetisi ilmiah dan IPK > 3,00)  Mempunyai kompetensi dan jaringan pasca kampus  Hafal minimal 2 juz Al Qur’an  Mempunyai skor TOEFL minimal 500  Menguasai minimal 1 bahasa asing  Memiliki visi dan perencanan hidup pribadi

  Peran Kader Dakwah dalam membangun masa depan Bangsa

  Sebelumnya saya ingin memperlihatkan beberapa data yang mungkin bisa memotivasi kader dakwah kampus agar lebih concern akan kapasitas kompetensi akademik.

  

Peringkat Daya Saing Bangsa ( 2002 )

Parameter Nilai ( maksimal Peringkat Negara ( dari 30

100 ) Negara ) Daya Saing Bangsa

  13.3

  28 Indikator Ekonomi Makro

  28

  24 Kebijakan Pemerintah

  16.9

  27 Perilaku inovatif, tanggung jawab dan proftabilitas

  6.1

  30 perusahan/industri Kontribusi sains, teknologi dan SDM terhadap dunia

  9.6

  30 usaha

  sumber : www.imd.ch/wcy/orderform

  

Kesejahteraan Masyarakat Indonesia

  Survey: 406,798 orang di seluruh Indonesia di berbagai kota dan daerah.(SUCOFINDO), 2004 Melihat dua data diatas, saya jadi bertanya, kenap Indonesia yang dikaruniai oleh Allah berjuta nikmat dan kemudahan baik itu kekuatan sumber daya alam dan kemampuan sumber daya manusia harus menerima kenyataan bahwa memang Negara ini sedang dalam keadaan sulit. Lalu saya berkaca pada apa yang terjadi di dakwah kampus, dan saya berkata dalam hati “oh, mungkin pemuda harapan bangsa masa depan , yakni para kader dakwah saat ini yang akan menjadi pahlawan untuk perbaikan bangsa”, lalu saya berpikir kembali “apakah kader dakwah saat ini adalah seorang yang telah memahami ilmunya di perkuliahan dengan baik”, tidak lama berpikir kembali, saya menjawab dalam hati “belum, kader dakwah kita saat ini masih jauh dari harapan terkait kapasitas akademik”. Kenyataan inilah yang akan memaksa kita untuk berpikir keras bagaimana mencetak kader yang baik secara pemahaman Islam dan kuat secara kompetensi. Atau mungkin kasarnya, kader itu hafalannnya minimal 2 juz dan IP nya minimal 3,00. Dibutuhkan kader dengan kapasitas seperti ini untuk membangun peradaban masa depan, karena hamper tidak mungkin kita membangun masa depan tanpa ilmu dan teknologi. Jika kita tidak pengisi dari low to middle class economy level di dalam strata kehidupan. Tentu kita tidak ingin hal ini terjadi, kita ingin kader dapat melakukan mobilitas vertical dan horizontal dari segi pendidikan, sosial dan ekonomi. Selain itu diperlukan pula adanya peran ganda kader, yakni sebagai kader dakwah dan kader profesi. Harapannya memang dengan ada peran ganda ini, kader bisa terlatih untuk menjadi seorang yang seimbang secara diniyah maupun ilmiy. Perlu kita camkan bersama, bahwa alumni dakwah kampus nantinya akan mengisi pos-pos di masyarakat, apakah itu di sector public, swasta atau masyarakat. Dan untuk mengisi sector ini dan menjasi unsure perbaikan bangsa di masa yang akan datang, seorang kader yang seimbang ini menjadi sebuah kebutuhan tersendiri. Indonesia sudah cukup banyak dipimpin oleh orang yang hebat dan cerdas, akan tetapi Indonesia tidak hanya membutuhkan seorang Ph.D atau Jendral Besar untuk memimpin. Akan tetapi, Indonesia membutuhkan seorang yang Ph.D atau Jendral Besar yang memiliki kejujuran dan integritas serta ideology yang kuat. Dan itu semua bisa dibentuk sejak masa perkuliahan ini. Oleh karena itu, untuk menunjang moblitias vertical dan horizontal yang dilakukan oleh seorang kader dalam menapaki perencaanaan masa depannya, maka kader dakwah harus memiliki beberapa keunggulan antara lain ; 1) Kokoh dalam pembinaan keIslaman 2) Mempelajari dan menguasai bahasa Arab dan bahasa Inggris 3) Aktif dalam kegiatan kemahasiswaan 4) Mempunyai penghasilan sendiri 5) Menguasai spesialisasi ilmunya di perkuliahan 6) Berusaha melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi 7) Mempunyai binaan kelompok mentoring 8) Mengajak kader lain untuk berprestasi bersama 9) Menjadi pemimpin dalam menyelesaikan problematika masyarakat 10) Menjadikan dirinya rujukan publik