MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS KELUARGA INDONESIA

MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS
KELUARGA BERENCANA MODERN
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas II
Pembimbing :
Ni Ketut Alit Armini, S.Kp., M.Kes

Disusun Oleh :
Kelompok IV AJ 2 – B20 :
Ida Berliana

131711123013

Melan Apriaty Simbolon

131711123031

Achmad Tirmidzi

131711123035

Elizabeth Risha Murlina Lema


131711123052

Maria Yasintha Seran

131711123056

Nurlita Kurnia Wijaya

131711123076

PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2017

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat

menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul “Keluarga Berencana Modern”
dengan tepat waktu.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada :
1.

Ibu Ni Ketut Alit Armini, S.Kp., M.Kes selaku dosen pembimbing mata
kuliah Keperawatan Maternitas II.

2.

Teman – teman yang membantu penyelesaian makalah ini secara langsung
maupun tidak langsung.

yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Baik
dalam penyajian materi, teknik penulisan, dan lain sebagainya. Maka dari itu kami
sebagai penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi penyempurnaan makalah ini, serta kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.


Surabaya, 20 November 2017

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

i

DAFTAR ISI

ii

BAB 1 : PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

1

1.2 RUMUSAN MASALAH


3

1.3 TUJUAN PENULISAN

3

BAB 2 : PEMBAHASAN
2.1 KELUARGA BERENCANA

4

2.2 TUJUAN KELUARGA BERENCANA

30

2.3 KONTRASEPSI

40

2.4 MJKP


53

2.5 Non-MJKP
BAB 3 : SIMPULAN
4.1 SIMPULAN

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Program KB di Indonesia dimulai sekitar tahun 1967. Pada tahun tersebut
didirikan perkumpulan Keluarga Berencana (PKB). Pada saat itu program KB
masuk

ke

Indonesia

melalui


jalur

urusan

kesehatan

(bukan

urusan

kependudukan). Belum ada political will dari pemerintah saat itu, karena
program KB masih dianggap belum terlalu penting. Kegiatan penyuluhan dan
pelayanan masih terbatas dilakukan karena masih ada pelarangan tentang
penyebaran metode dan alat kontrasepsi.
Begitu memasuki Orde Baru, program KB mulai menjadi perhatian
pemerintah. Saat itu PKBI sebagai organisasi yang mengelola dan concern
terhadap program KB mulai diakui sebagai badan hukum oleh Departemen
Kehakiman. Pemerintahan Orde Baru yang menitikberatkan pada pembangunan
ekonomi, mulai menyadari bahwa program KB sangat berkaitan erat dengan
pembangunan ekonomi. Kemudian pada tahun 1970 resmilah program KB

menjadi program pemerintah dengan ditandai pencanangan Hari Keluarga
Nasional pada tanggal 29 Juni 1970. Pada tanggal tersebut pemerintah mulai
memperkuat

dan

memperluas

program

KB

ke

seluruh

Indonesia

(http://tentangkb.wordpress.com/tag/sejarah-kb-di-indonesia/).
Undang-Undang


Nomor

52

Tahun

2009

tentang

Perkembangan

Kependudukan dan Pembangunan Keluarga menyebutkan bahwa Keluarga
Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal
melahirkan, mengatur kehamilan melalui promosi, perlindungan dan bantuan
sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga berkualitas. Keluarga
berkualitas adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah dan
bercirikan sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal,
berwawasan ke depan, bertanggung jawab, harmonis dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa (http://perbandingan-pasal-1-undang-undang./).

.

1.2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1. Apa yang dimaksud dengan Keluarga Berencana?
1.2.2. Apa tujuan dari Keluarga Berencana?
1.2.3. Apa saja macam-macam kontrasepsi Modern?

1.3 TUJUAN
1.3.1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Keluarga Berencana.
1.3.2. Mengetahui apa tujuan dari Keluarga Berencana.
1.3.3. Mengetahui apa saja macam-macam dari kontrasepsi modern.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 KELUARGA BERENCANA
2.1.1. Definisi
Dalam Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun
2009 Tentang Perkembangan

Keluarga

sebagai

Kependudukan

landasan hukum

yang

dan

Pembangunan

berisikan

berbagai

pengertian. Keluarga Berencana (KB) adalah usaha peningkatan
kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia

perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga
dan peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga
kecil bahagia sejahtera. Keluarga Sejahtera (KS) adalah keluarga
yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan
memenuhi

kebutuhan

hidup

spiritual

yang sah, mampu

dan material yang layak,

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang
serasi, selaras dan seimbang antara anggota dan antar keluarga
dengan masyarakat dan lingkungannya.
Keluarga Berencana menurut WHO (dalam Hartanto, 2003)
adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri
untuk:
a. Mendapatkan objektif-objektif tertentu,
b. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan,
c. Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan,
d. Mengatur interval di antara kehamilan,
e. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur
suami-isteri,
f. Menentukan jumlah anak dalam keluarga.
Pengertian Keluarga Berencana secara luas ialah merencanakan
keluarga atau perencanaan keluarga sehingga persoalannya bukan
sekedar mengatur besarnya atau jumlah anak atau mejarangkan anak
akan tetapi lebih luas dari itu semua, yaitu merencanakan dan mengatur

segala aspek kehidupan keluarga supaya tercapai suatu keluarga yang
bahagia.
2.1.2. Tujuan Keluarga Berencana
Menurut Habibah (2012) gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi
memiliki tujuan :
a. Tujuan demografi
Mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan menekan laju
pertumbuhan penduduk (LLP) dan hal ini tentunya akan diikuti
dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR (Total Fertility
Rate) dari 2,87 menjadi 2,00 per wanita. Pertambahan
penduduk yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan
kesengsaraan dan menurunkan sumber daya alam serta
banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan kesenjangan
penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk. Hal
ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang
menyatakan bahwa pertumbuhan manusia cenderung mengikuti
deret ukur, sedangkan pertumbuhan bahan pangan mengikuti
deret hitung.
b. Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan, menunda
kehamilan anak pertama dan menjarangkan kehamilan setelah
kelahiran anak pertama serta menghentikan kehamilan bila
dirasakan anak telah cukup.
c. Mengobati kemandulan atau infertilitas bagi pasangan yang
telah menikah lebih dari satu tahun tetapi belum juga
mempunyai

keturunan,

hal

ini

memungkinkan

untuk

tercapainya keluarga bahagia.

d. Married Conseling atau nasehat perkawinan bagi remaja atau
pasangan yang akan menikah dengan harapan bahwa pasangan
akan mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang cukup
tinggi

dalam

berkualitas.

membentuk

keluarga

yang

bahagia

dan

e. Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga
Kecil Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga
berkualitas, keluarga berkualitas artinya suatu keluarga yang
harmonis, sehat, tercukupi sandang, pangan, papan, pendidikan,
dan produktif dari segi ekonomi.
2.1.3. Pengertian Kontrasepsi
Keluarga Berencana adalah usaha untuk mengatur jumlah dan jarak
anak yang diinginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah
beberapa cara atau alternatif untuk mencegah ataupun menunda
kehamilan. Cara-cara tersebut termasuk kontrasepsi atau pencegahan
kehamilan dan perencanaan keluarga. Kontrasepsi ialah metode-metode
untuk mencegah terjadinya kehamilan. Metode-metode itu dapat bersifat
sementara, dapat juga bersifat permanen. Kontrasepsi yang bersifat
permanen bagi wanita dinamakan tubektomi dan bagi pria dinamakan
vasektomi.
Sampai sekarang cara kontrasepsi yang ideal belum ada. Menurut
Prawirohardjo (2009), kontrasepsi yang ideal itu harus memenuhi syaratsyarat sebagai berikut;
a. Dapat dipercaya,
b. Tidak menimbulkan efek yang mengganggu kesehatan,
c. Daya kerjanya dapat diatur menurut kebutuhan,
d. Tidak menimbulkan gangguan sewaktu melakukan koitus,
e. Tidak memerlukan motivasi terus-menerus,
f. Mudah pelaksanaannya,
g. Murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat,
h. Dapat

diterima

bersangkutan.

penggunaannya

oleh

pasangan

yang

2.1.4. Macam-macam Kontrasepsi
Kontrasepsi terbagi menjadi dua macam, yaitu kontrasepsi alami dan
kontrasepsi intervensi. Kontrasepsi alami adalah kontrasepsi yang
menggunakan unsur alami (kontrasepsi sederhana) yang ada dalam tubuh
dengan cara memanipulasi masing-masing unsur secara alami pula untuk
mencegah terjadinya konsepsi. Sedangkan yang dimaksud kontrasepsi
intervensi (kontrasepsi modern) adalah kontrasepsi yang menggunakan
unsur buatan manusia, baik obat maupun alat yang tujuannya untuk
mencegah terjadinya konsepsi (Anton, 2008).

2.1.5. Kontrasepsi Modern
Menurut Kusumaningrum, 2009 dalam Armini, dkk (2016) kontrasepsi
berdasarkan lama efektifitasnya dibagi menjadi :
1. MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Pangjang), yang termasuk kategori
ini adalah jenis susuk atau implant, IUD, MOP, dan MOW.
2. Non-MKJP (Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang) yang termasuk
kategori ini adalah kondom, pil, suntik, dan metode-metode lain selain
metode yang termasuk dalam MKJP.
2.1.6. Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)
a. Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK/Norplant)
1) Mekanisme kerja
Mekanisme kerja norplant yaitu menekan ovulasi, membuat lender
servik menjadi kental dan membuat endometrium tidak siap menerima
kehamilan.
2) Keuntungan norplant
Cara ini cocok untuk wanita yang tidak boleh menggunakan estrogen,
perdarahan yang terjadi lebih ringan, tidak menaikkan tekanan darah,
dapat digunakan untuk jangka panjang (5 tahun) dan bersifat
reversible.
3) Efek samping

Efek samping yang ditemukan seperti, kelainan dalam haid, anoreksia,
sakit kepala, kadang-kadang terjadi perubahan libido dan berat badan.
4) Waktu pemasangan
Waktu yang paling baik adalah sewaktu haid atau masa praovulasi
siklus haid sehingga adanya kehamilan dapat disingkirkan.
b. Kontrasepsi Intrauterin
Intrauterine device (IUD) atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR),
pertama kali diperkenalkan pada tahun 1909 oleh Ritcher di Polandia
yang terdiri atas dua benang sutera yang tebal. Kemudian mulai
dikembangkan bentuk cincin dari bahan benang sutera yang berupa
spiral. Kini AKDR telah pada generasi ketiga seperti Copper T, Copper
7, Ypsilon-Y, Progestarsert, dan Copper T3800A.
1) Mekanisme Kerja
Sampai saat ini mekanisme kerja belum diketahui secara pasti, tetapi
terdapat teori yang mendukung antara lain :
a) Teroi reaksi radang nonspesifik dengan sebukan leukosit
b) Teori reaksi benda asing yang membentuk sejumlah besar sel-sel
makrofag pada permukaan mukosa Rahim yang menelan sperma
atau ovum
c) Teori

perubahan

hormonal

dengan

meningkatnya

kadar

prostaglandin intra uterin
d) Teori efek mekanik, yaitu menimbulkan kontraksi-kontraksi
Rahim yang menjadi jalannya sperma
e) Teori perubahan sekresi biokimia dan perubahan enzimatik
karbonik anhydrase dan alkali fosfatase dalam uterus, terutama
IUD dengan tembaga.
2) Efektivitas
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kehamilan adalah :
a) Jenis IUD
b) Ukuran, besar, dan luasnya permukaan
c) Umur aseptor
d) Lamanya pemakaian
e) Keteraturan jadwal control periksa ulang
3) Indikasi

Pemasangan IUD dapat dilakukan pada wanita yang :
a) Telah mempunyai anak hidup satu atau lebih
b) Ingin menjarangkan kehamilan
c) Sudah cukup anak hidup, tidak mau hamil lagi namun menolak
secara permanen
d) Berusia diatas 35 tahun, dimana kontrasepsi hormonal dapat
kurang menguntungkan
4) Kontraindikasi
a) Kehamilan
b) Peradangan panggung
c) Perdarahan uterus abnormal
d) Karsinoma organ-organ panggung
e) Malformasi Rahim
f) Mioma uteri terutan jenis submukosa
g) Disminor berat
5) Keuntungan
a) Sangat efektif dengan angka kehamilan pertahun yang rendah
b) Efektik untuk proteksi jangka panjang (8 tahun atau lebih)
c) Kesuburan segera kembali sesudah AKDR diangkat
d) Tidak mengganggu hubungan seksual suami istri
e) Pemeriksaan ulang diperlukan hanya sekali dalam satu tahun
f) Cocok untuk klien yang menyusui
6) Efek samping AKDR
a) Perdarahan
b) Rasa nyeri dan kejang diperut
c) Gangguan pada suami
d) Ekspulsi (pengeluaran sendiri)
7) Waktu pemasangan
a) Saat haid berlangsung
b) Post partum
c) Post abortus
d) Masa interval
e) Sewaktu SC
f) After morning

2.1.7. Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (non-MKJP)
Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (non-MKJP) misalnya
kontrasepsi hormonal yang meliputi pil KB, suntikan KB, dan susuk KB.
Penggunaan estrogen dan progesterone akan menghambat proses ovulasi,
maka sejak itu perkembangan kontrasepsi hormonal terus berlangsung.
Kontrasepsi hormonal dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :
1) Kontrasepsi pil
a) Pil kombinasi
Semua pil kombinasi mengandung esterogen dan progesterone.
Kandungan esterogen didalam pil biasanya menghambat ovulasi
dan menekan perkembangan dari sel telur yang dibuahi juga
mungkin dapat menghambat implantasi. Progesterone dalam pil
akan mengentalkan lender serviks utnuk mencegah masuknya
sperma. Hormon ini juga mencegah konsepsi dengan cara
memperlambat transportasi telur dan menghambat ovulasi.
b) Pil Sekuensial
Penggunaan pil ini selama 14-15 hari pertama hanya diberikan
esterogen, selanjutnya kombinasi esterogen dan progesterone
sampai siklus haid selesai. Dosis esterogen pada pil sekusial lebih
tinggi dari pada pil kombinasi. Efek samping dan kontraindikasi
kurang lebih sama dengan pil kombinasi.
c) Pil mini
Pil ini hanya mengandung progesterone saja dan tidak
mengandung esterogen. Dosis progestinnya pun kecil, o.5 mg
atau kurang. Pil mini harus diminum setiap hari, juga pada saat
haid. Karena tanpa esterogen, maka pil mini dianjurkan bagi para
wanita yang masih menyusui, dan lain-lain yang mempunyai
masalah bersangkutan dengan esterogen.
d) Pil pagi (aftermorning pil)
Pil pagi disebut juga kontrasepsi pasca coitus (post coital
contraception) merupakan pil berisi esterogen dosis tinggi yang
diminum pada pagi hari setelah melakukan koitus pada malam

harinya. Biasanya hanya diberikan untuk mencegah kehamilan
pada koitus yang tidak terlindungi misalnya pada perkosaan atau
kondom yang bocor. Pil yang dipakai adalah lynoral dengan dosis
1 mg per tablet dan Stilbesterol 25 mg- 50mg. Dalam 24-28 jam
setelah koitus yang tidak dilindungi untuk mencegah kehamilan
dapat diberikan 3-5 mg lynoral setiap hari selama 5 hari.
2) Kontasepsi Suntikan
Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan di Indonesia semakin
banyak dipakai karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya praktis,
harganya relative murah, dan aman. Macam kontrasepsi suntikan
antara lain depo provera dan noristrat (norigest).

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Keluarga Berencana (KB) adalah usaha peningkatan kepedulian dan peran
serta

masyarakat

kelahiran,

melalui

pembinaan

pendewasaan usia

ketahanan

keluarga

perkawinan,

pengaturan

dan peningkatan kesejahteraan

keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera. Pada pasangan
yang sudah mempunyai dua anak, ketidakinginan menambah anak berhubungan
terhadap pemakaian alat kontrasepsi, tetapi diskusi KB dengan pasangan justru
menunjukkan hubungan lebih besar dalam pemakaian kontrasepsi. Tingginya
pemakaian kontrasepsi pil dan suntikan disebabkan mudahnya akses dan rendahnya
pengetahuan tentang kerugian dan keuntungan penggunaan metode tersebut.
Sementara bagi pasangan yang mempunyai pengetahuan yang tinggi dan
berkeinginan menggunakan metode kontrasepsi selain pil dan suntikan masih
terkendala dengan akses. Akibatnya, pasangan yang tidak menginginkan anak
berikutnya yang seharusnya menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang
menjadi beralih pada metode yang mudah di jangkau seperti pil dan suntikan.

DAFTAR PUSTAKA

Armini Ni Ketut Alit, dkk. 2016. Buku Ajar Keperawatan Materitas II. Surabaya:
Salemba Medika
Hartanto, 2003. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Sinar harapan, Jakarta Jakarta
Habibah, winda Hidayatul (2012). Keluarga Berencana dalam Pandangan Islam,
(Http://windahidayatulhabibah.blogspot.com/2012/05/makalah-keluargaberencanadalam.html. Diakses tanggal 17 November 2017.

Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta:
PT Bina Pustaka