Dengan melihat besarnya jumlah kecelakaan
makalah geometri
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dengan melihat besarnya jumlah kecelakaan yang ada di Indonesia keselamatan jalanharus
dipandang secara komprehensif dari semua aspek perencanaan, pekerjaan pembuatansuatu jalan.
Perencanaan Geometrik jalan merupakan salah satu persyaratan dari
perencanaan jalan yang merupakan rancangan arah dan visualisasi dari trase jalan agar jalan me
menuhi persyaratan selamat, aman, nyaman, efisien. Tidak selalu persyaratan itu bisa terpenuhik
arena adanya faktor
–
faktor yang harus menjadi bahan pertimbangan antara lain keadaanlokasi, topografi, geologis,
tata guna lahan dan lingkungan. Semua faktor ini
bisa berpengaruh terhadap penetapan trase jalan karena akan mempengaruhi penetapanAlinyeme
n Horisontal, Alinyemen Vertikal dan penampang melintang sebagai bentukefisiensi dalam batas
persyaratan yang berlaku.Berbagai penelitian tentang pengaruh geometrik terhadap keamanan
berkendara telahdilakukan di beberapa Negara namun menghasilkan kesimpulan yang berbeda
sehinggamendorong peneliti untuk mengetahui lebih jauh hubungan geometri jalan dan
keamanan berkendara beserta karakteristiknya yang terjadi di Indonesia.
Dalam makalah ini kami akancoba mengangkat tema
“
Tinjauan Alinyemen Horisontal pada Pertigaan Jalan BrigjenSudiarto
–
Terminal Bus Pucang Gading Surabay
a“.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Kecelakaan bisa diakibatkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi.
Geometrik bisa menjadi faktor penyebab terjadinya kecelakaan. Sejauh mana pengaruh keadaang
eometrik jalan terhadap terjadinya kecelakaan, maka untuk
kepentingan penanggulangannya diperlukan adanya suatu pola yang dapat menggambarkan kara
kteristiksuatu jalan raya.Didalam makalah ini akan dibahas mengenai :1.
Pengertian Geometrik jalan2.
Pengertian Alinyemen Horisontal3.
Pengertian Alinyemen Vertikal4.
Tinjauan Alinyemen Horisonta
1.3 TUJUAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan makalah ini antara lain :1.
Memahami pengertian Geometrik jalan2.
Memahami pengertian alinyemen horisontal3.
Memahami contoh perhitungan keamanan alinyemen horisontal
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Geometrik jalan
Geometrik jalan adalah suatu bangun jalan raya yang menggambarkan
tentang bentuk/ukuran jalan raya baik yang menyangkut penampang
melintang, memanjang, maupunaspek lain yang terkait dengan bentuk fisik
jalan. Secara filosofis, dalam perencanaan(perancangan) bentuk geometrik
jalan raya harus ditetapkan sedemikian rupa sehingga jalandapat
memberikan pelayanan yang optimal kepada lalu lintas sesuai dengan
fungsinya.Geometrik jalan raya mencakup berbagai hal / ketentuan yang
telah ditetapkan diantaranyatentang Alinemen Vertikal jalan, Alinemen
Horizontal jalan, Klasifikasi jalan, bagian-bagian jalan serta halhal yang menyangkut teknis jalan lainnya didasarkan pada UU No. 38/2004te
ntang Jalan.
Faktor
–
Faktor Dalam Perancangan Geometri Jalan
Tujuan utama perancangan geometri adalah untuk menghasilkan jalan yang
dapatmelayani lalu lintas dengan nyaman, efisien serta aman. Kapasitas
suatu jalan merupakansuatu faktor pada jalan
–
jalan , dengan keselamatan merupakan suatu faktor yang dominanuntuk
jalan , yang mempunyai kecepatan tinggi.Elemen
–
elemen utama perancangan geometri jalan adalah :
a.
Alinyemen Horisontal
Alinyemen Horisontal terutama dititik beratkan pada perencanaan sumbu
jalan dimanaakan terlihat jalan tersebut merupakan jalan lurus, menikung ke
kiri, atau ke kanan.
Sumbu jalan terdiri dari serangkaian garis lurus, lengkung berbentuk lingkara
n dan lengkung peralihan dari bentuk garis lurus kebentuk
kebentuk lingkaran. Perencanaan geometrik jalan
memfokuskan pada pemilihan letak dan panjang dari bagian ini , sesuai
dengan kondisimedan.Besarnya radius lengkung horizontal dipengaruhi oleh
nilai kecepatan rencana, elevasidan gaya gesek jalannya, hindarkan
merencanakan alinyemen horizontal jalan denganmempergunakan radius
minimum karena akan menghasilkan lengkung yang paling tajam pada
ruas jalan tersebut sehingga pengemudi merasa tidak nyaman dengan
kondisi ini. Besarkecilnya radius lengkung horizontal disesuaikan dengan
kecepatan rencana pada ruas jalantersebut, tabel dibawah ini menunjukkan
besarnya radius lengkung Horizontal dengankecepatan rencananya.
b.
Alinyemen Vertikal
Alinyemen Vertikal atau penampang memanjang jalan disini akan terlihat
apakah jalantersebut tanpa kelandaian, mendaki atau menurun. Pada
perencanaan alinyemen Vertikal inimempertimbangkan bagaimana
meletakkan sumbu jalan sesuai kondisi medan denganmemperhatikan sifat
operasi kendaraan, keamanan, jarak pandang, dan fungsi jalan.Pada jalan
–
jalan berlandai dan volume yang tinggi, seringkali kendaraan
–
kendaraan berat yang bergerak dengan kecepatan di bawah kecepatan renc
ana menjadi penghalangkendaraan lain yang bergerak dengan kecepatan
sekitar kecepatan rencana, jenis kendaranyang sering menjadi penghalang
adalah jenis truk. Dalam perencanaan jalan prosentaseturunan / kelandaian
yang disarankan menggunakan landai datar untuk jalan
–
jalan diatastanah timbunan yang tidak mempunyai kereb. Lereng melintang
jalan dianggap cukup untukmengalirkan air di atas badan jalan dan
kemudian ke lereng jalan. Landai 15 % dianjurkanuntuk jalan
–
jalan diatas tanah timbunan dengan medan datar dan menggunakan
kereb.Kelandaian ini cukup membantu mengalirkan air hujan ke inlet atau
saluran pembuangan.Landai minimum sebesar 3
–
5 % dianjurkan dipergunakan untuk jalan
–
jalan di daerahgalian atau jalan yang memakai kereb. Lereng melintang
hanya cukup untuk mengalirkan airhujan yang jatuh diatas badan jalan,
sedangkan landai jalan dibutuhkan untuk membuatkemiringan dasar saluran
samping.
BAB III
PEMBAHASAN
Evaluasi geometrik jalan dilakukan untuk mengetahui apakah kondisi
geometrik jalanyang ada masih dapat memenuhi syarat atau tidak. Evaluasi
dilakukan terhadap ketetapan jarak pandang, alinyemen horisontal,
alinyemen vertikal dan keterpaduan antara keduanya.
Alinyemen Horisontal
Evaluasi alinyemen horinsontal ini bertujuan untuk mengetahui apakah
kondisi
–
kondisi yang ada masih memenuhi syarat geometrik jalan. Syarat
–
syarat yang harusdipenuhi adalah :
��
Rc > Rminimum untuk kecepatan rencana dan jenis lengkung yang
sesuai.Rminimum untuk Vr = 40 km/jam dengan lengkung peralihan adalah
60 m,sedangkanuntuk Vr = 40 km/jam tanpa lengkung peralihan Rcmin =
250 m. (Tabel 2.30)
��
ex < e maks untuk perencanaan super elevasi dimana e maks = 8 %
��
Jarak antara 2 tikungan > ½ * ( Ltotal kedua tikungan) untuk dua buah
tikungan yang berdekatan.Contoh perhitungan evaluasi terhadap alinyemen
horisontal.
* Lengkung
full circle
Station PH1 0+541,75
- Sudut tangen
= 31 º 00 ’
- Tc = 132 m- Rc =
Tc
= 132 = 476 mtan1/ 2
β
. tan1/ 2.31
BAB IVKESIMPULAN
Hubungan lebar jalan, alinyemen horisontal dan vertikal serta jarak pandang
dasarnyamemberikan efek besar pada keamanan berkendara. Umumnya
lebih peka bilamempertimbangkan faktor
–
faktor ini bersama
–
sama karena mempunyai efek
psikologis pada para pengemudi dan mempengaruhi pilihannya pada kecepa
tan gerak. Misalnyamemperlebar alinyemen jalan yang tadinya sempit dan
tidak memenuhi persyaratan akandapat mengurangi kecelakaan bila
kecepatan tetap sama setelah perbaikan jalan. Akan tetapi,kecepatan
biasanya semakin besar karena adanya rasa aman, sehingga laju
kecelakaanpunmeningkat. Perbaikan superelevasi dan perbaikan permukaan
jalan serta alinyemen yangdilaksanakan secara terisolasi juga mempunyai
kecenderungan yang sama untukmemperbesar laju kecelakaan. Dari
pertimbangan keselamatan, sebaiknya
dilakukan penilaian kondisi kecepatan yang mungkin terjadi setelah setiap je
nis perbaikan jalan danmengecek lebar jalur, jarak pandang dan permukaan
jalan semuanya memuaskan untukmenaikkan kecepatan yang diperkirakan.
Pemilihan bahan untuk lapisan jalan yang sesuai dengan kebutuhan lalu
lintas danmenghindari kecelakaan selip tidak kurang pentingnya dibanding
pemilihan untuk tujuan
–
tujuan konstruksi. Tempat
–
tempat yang mempunyai permukaan dengan bagian tepi yangrendah
koefisien gayanya beberapa kali lipat akan mudah mengalami kecelakaan
selipdibanding lokasi
–
lokasi lain yang sejenis yang mempunyai nilai
–
nilai yang tinggi. Hal
ini penting bila pengereman atau pembelokan sering terjadi , misalnya pada
bundaran jalanmelengkung dan persimpangan pada saat mendekati tempat
pemberhentian bis, penyeberangdan pada jalan jalan miring, maka perlu
diberi permukaan jalan yang cocok.Dalam menganalisis sebaiknya dilakukan
secara bersamaan antara pengaruhLengkung Horisontal dan Naik Serta
Turun Vertikal, sehingga pengaruh terhadap angkakecelakaan bisa
didapatkan suatu hubungan yang signifikan / dapat ditekan
seminimalmungkin.Perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui pola
hubungan Angka Kecelakaandengan berbagai karakteristik kecelakaan yang
ada. Untuk memperkaya studi empiris perludiadakan studi sejenis pada
wilayah yang berbeda.
Saran
Sebagai seorang calon tenaga ahli teknik sipil yang professional, harus
dipahami bahwamenata suatu konstruksi ruas jalan dibutuhkan berbagai
perhitungan yang matang, akurat danketelitian yang tinggi agar faktor-faktor
yang dipersyaratkan dalam perencanaan pembangunan maupun
peningkatan jalan serta pelaksananaan pekerjaan dapat terpenuhi. Halini
untuk menjaga kualitas jalan dan faktor keselamatan sesuai dengan
standard yang telahditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Direktorat Jenderal Bina Marga,
Peraturan Perencanaan Geometrik untuk Jalan Antar Kota
No 038/T/BM/1997.2.
Sukirman, S., (1994),
Dasar Dasar Perencanaan Geometrik Jalan
, Nova, Bandung.3.
Fachrurrozy.(2001),
Keselamatan Lalu Lintas ( Traffic Safety )
, Universitas GadjahMada,Yogyakarta.4.
Hamirhan Saodang ., (2004),
Geometrik Jalan
, Nova, Bandung.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dengan melihat besarnya jumlah kecelakaan yang ada di Indonesia keselamatan jalanharus
dipandang secara komprehensif dari semua aspek perencanaan, pekerjaan pembuatansuatu jalan.
Perencanaan Geometrik jalan merupakan salah satu persyaratan dari
perencanaan jalan yang merupakan rancangan arah dan visualisasi dari trase jalan agar jalan me
menuhi persyaratan selamat, aman, nyaman, efisien. Tidak selalu persyaratan itu bisa terpenuhik
arena adanya faktor
–
faktor yang harus menjadi bahan pertimbangan antara lain keadaanlokasi, topografi, geologis,
tata guna lahan dan lingkungan. Semua faktor ini
bisa berpengaruh terhadap penetapan trase jalan karena akan mempengaruhi penetapanAlinyeme
n Horisontal, Alinyemen Vertikal dan penampang melintang sebagai bentukefisiensi dalam batas
persyaratan yang berlaku.Berbagai penelitian tentang pengaruh geometrik terhadap keamanan
berkendara telahdilakukan di beberapa Negara namun menghasilkan kesimpulan yang berbeda
sehinggamendorong peneliti untuk mengetahui lebih jauh hubungan geometri jalan dan
keamanan berkendara beserta karakteristiknya yang terjadi di Indonesia.
Dalam makalah ini kami akancoba mengangkat tema
“
Tinjauan Alinyemen Horisontal pada Pertigaan Jalan BrigjenSudiarto
–
Terminal Bus Pucang Gading Surabay
a“.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Kecelakaan bisa diakibatkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi.
Geometrik bisa menjadi faktor penyebab terjadinya kecelakaan. Sejauh mana pengaruh keadaang
eometrik jalan terhadap terjadinya kecelakaan, maka untuk
kepentingan penanggulangannya diperlukan adanya suatu pola yang dapat menggambarkan kara
kteristiksuatu jalan raya.Didalam makalah ini akan dibahas mengenai :1.
Pengertian Geometrik jalan2.
Pengertian Alinyemen Horisontal3.
Pengertian Alinyemen Vertikal4.
Tinjauan Alinyemen Horisonta
1.3 TUJUAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan makalah ini antara lain :1.
Memahami pengertian Geometrik jalan2.
Memahami pengertian alinyemen horisontal3.
Memahami contoh perhitungan keamanan alinyemen horisontal
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Geometrik jalan
Geometrik jalan adalah suatu bangun jalan raya yang menggambarkan
tentang bentuk/ukuran jalan raya baik yang menyangkut penampang
melintang, memanjang, maupunaspek lain yang terkait dengan bentuk fisik
jalan. Secara filosofis, dalam perencanaan(perancangan) bentuk geometrik
jalan raya harus ditetapkan sedemikian rupa sehingga jalandapat
memberikan pelayanan yang optimal kepada lalu lintas sesuai dengan
fungsinya.Geometrik jalan raya mencakup berbagai hal / ketentuan yang
telah ditetapkan diantaranyatentang Alinemen Vertikal jalan, Alinemen
Horizontal jalan, Klasifikasi jalan, bagian-bagian jalan serta halhal yang menyangkut teknis jalan lainnya didasarkan pada UU No. 38/2004te
ntang Jalan.
Faktor
–
Faktor Dalam Perancangan Geometri Jalan
Tujuan utama perancangan geometri adalah untuk menghasilkan jalan yang
dapatmelayani lalu lintas dengan nyaman, efisien serta aman. Kapasitas
suatu jalan merupakansuatu faktor pada jalan
–
jalan , dengan keselamatan merupakan suatu faktor yang dominanuntuk
jalan , yang mempunyai kecepatan tinggi.Elemen
–
elemen utama perancangan geometri jalan adalah :
a.
Alinyemen Horisontal
Alinyemen Horisontal terutama dititik beratkan pada perencanaan sumbu
jalan dimanaakan terlihat jalan tersebut merupakan jalan lurus, menikung ke
kiri, atau ke kanan.
Sumbu jalan terdiri dari serangkaian garis lurus, lengkung berbentuk lingkara
n dan lengkung peralihan dari bentuk garis lurus kebentuk
kebentuk lingkaran. Perencanaan geometrik jalan
memfokuskan pada pemilihan letak dan panjang dari bagian ini , sesuai
dengan kondisimedan.Besarnya radius lengkung horizontal dipengaruhi oleh
nilai kecepatan rencana, elevasidan gaya gesek jalannya, hindarkan
merencanakan alinyemen horizontal jalan denganmempergunakan radius
minimum karena akan menghasilkan lengkung yang paling tajam pada
ruas jalan tersebut sehingga pengemudi merasa tidak nyaman dengan
kondisi ini. Besarkecilnya radius lengkung horizontal disesuaikan dengan
kecepatan rencana pada ruas jalantersebut, tabel dibawah ini menunjukkan
besarnya radius lengkung Horizontal dengankecepatan rencananya.
b.
Alinyemen Vertikal
Alinyemen Vertikal atau penampang memanjang jalan disini akan terlihat
apakah jalantersebut tanpa kelandaian, mendaki atau menurun. Pada
perencanaan alinyemen Vertikal inimempertimbangkan bagaimana
meletakkan sumbu jalan sesuai kondisi medan denganmemperhatikan sifat
operasi kendaraan, keamanan, jarak pandang, dan fungsi jalan.Pada jalan
–
jalan berlandai dan volume yang tinggi, seringkali kendaraan
–
kendaraan berat yang bergerak dengan kecepatan di bawah kecepatan renc
ana menjadi penghalangkendaraan lain yang bergerak dengan kecepatan
sekitar kecepatan rencana, jenis kendaranyang sering menjadi penghalang
adalah jenis truk. Dalam perencanaan jalan prosentaseturunan / kelandaian
yang disarankan menggunakan landai datar untuk jalan
–
jalan diatastanah timbunan yang tidak mempunyai kereb. Lereng melintang
jalan dianggap cukup untukmengalirkan air di atas badan jalan dan
kemudian ke lereng jalan. Landai 15 % dianjurkanuntuk jalan
–
jalan diatas tanah timbunan dengan medan datar dan menggunakan
kereb.Kelandaian ini cukup membantu mengalirkan air hujan ke inlet atau
saluran pembuangan.Landai minimum sebesar 3
–
5 % dianjurkan dipergunakan untuk jalan
–
jalan di daerahgalian atau jalan yang memakai kereb. Lereng melintang
hanya cukup untuk mengalirkan airhujan yang jatuh diatas badan jalan,
sedangkan landai jalan dibutuhkan untuk membuatkemiringan dasar saluran
samping.
BAB III
PEMBAHASAN
Evaluasi geometrik jalan dilakukan untuk mengetahui apakah kondisi
geometrik jalanyang ada masih dapat memenuhi syarat atau tidak. Evaluasi
dilakukan terhadap ketetapan jarak pandang, alinyemen horisontal,
alinyemen vertikal dan keterpaduan antara keduanya.
Alinyemen Horisontal
Evaluasi alinyemen horinsontal ini bertujuan untuk mengetahui apakah
kondisi
–
kondisi yang ada masih memenuhi syarat geometrik jalan. Syarat
–
syarat yang harusdipenuhi adalah :
��
Rc > Rminimum untuk kecepatan rencana dan jenis lengkung yang
sesuai.Rminimum untuk Vr = 40 km/jam dengan lengkung peralihan adalah
60 m,sedangkanuntuk Vr = 40 km/jam tanpa lengkung peralihan Rcmin =
250 m. (Tabel 2.30)
��
ex < e maks untuk perencanaan super elevasi dimana e maks = 8 %
��
Jarak antara 2 tikungan > ½ * ( Ltotal kedua tikungan) untuk dua buah
tikungan yang berdekatan.Contoh perhitungan evaluasi terhadap alinyemen
horisontal.
* Lengkung
full circle
Station PH1 0+541,75
- Sudut tangen
= 31 º 00 ’
- Tc = 132 m- Rc =
Tc
= 132 = 476 mtan1/ 2
β
. tan1/ 2.31
BAB IVKESIMPULAN
Hubungan lebar jalan, alinyemen horisontal dan vertikal serta jarak pandang
dasarnyamemberikan efek besar pada keamanan berkendara. Umumnya
lebih peka bilamempertimbangkan faktor
–
faktor ini bersama
–
sama karena mempunyai efek
psikologis pada para pengemudi dan mempengaruhi pilihannya pada kecepa
tan gerak. Misalnyamemperlebar alinyemen jalan yang tadinya sempit dan
tidak memenuhi persyaratan akandapat mengurangi kecelakaan bila
kecepatan tetap sama setelah perbaikan jalan. Akan tetapi,kecepatan
biasanya semakin besar karena adanya rasa aman, sehingga laju
kecelakaanpunmeningkat. Perbaikan superelevasi dan perbaikan permukaan
jalan serta alinyemen yangdilaksanakan secara terisolasi juga mempunyai
kecenderungan yang sama untukmemperbesar laju kecelakaan. Dari
pertimbangan keselamatan, sebaiknya
dilakukan penilaian kondisi kecepatan yang mungkin terjadi setelah setiap je
nis perbaikan jalan danmengecek lebar jalur, jarak pandang dan permukaan
jalan semuanya memuaskan untukmenaikkan kecepatan yang diperkirakan.
Pemilihan bahan untuk lapisan jalan yang sesuai dengan kebutuhan lalu
lintas danmenghindari kecelakaan selip tidak kurang pentingnya dibanding
pemilihan untuk tujuan
–
tujuan konstruksi. Tempat
–
tempat yang mempunyai permukaan dengan bagian tepi yangrendah
koefisien gayanya beberapa kali lipat akan mudah mengalami kecelakaan
selipdibanding lokasi
–
lokasi lain yang sejenis yang mempunyai nilai
–
nilai yang tinggi. Hal
ini penting bila pengereman atau pembelokan sering terjadi , misalnya pada
bundaran jalanmelengkung dan persimpangan pada saat mendekati tempat
pemberhentian bis, penyeberangdan pada jalan jalan miring, maka perlu
diberi permukaan jalan yang cocok.Dalam menganalisis sebaiknya dilakukan
secara bersamaan antara pengaruhLengkung Horisontal dan Naik Serta
Turun Vertikal, sehingga pengaruh terhadap angkakecelakaan bisa
didapatkan suatu hubungan yang signifikan / dapat ditekan
seminimalmungkin.Perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui pola
hubungan Angka Kecelakaandengan berbagai karakteristik kecelakaan yang
ada. Untuk memperkaya studi empiris perludiadakan studi sejenis pada
wilayah yang berbeda.
Saran
Sebagai seorang calon tenaga ahli teknik sipil yang professional, harus
dipahami bahwamenata suatu konstruksi ruas jalan dibutuhkan berbagai
perhitungan yang matang, akurat danketelitian yang tinggi agar faktor-faktor
yang dipersyaratkan dalam perencanaan pembangunan maupun
peningkatan jalan serta pelaksananaan pekerjaan dapat terpenuhi. Halini
untuk menjaga kualitas jalan dan faktor keselamatan sesuai dengan
standard yang telahditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Direktorat Jenderal Bina Marga,
Peraturan Perencanaan Geometrik untuk Jalan Antar Kota
No 038/T/BM/1997.2.
Sukirman, S., (1994),
Dasar Dasar Perencanaan Geometrik Jalan
, Nova, Bandung.3.
Fachrurrozy.(2001),
Keselamatan Lalu Lintas ( Traffic Safety )
, Universitas GadjahMada,Yogyakarta.4.
Hamirhan Saodang ., (2004),
Geometrik Jalan
, Nova, Bandung.