LAPORAN KIMIA DASAR PEMISAHAN DASAR

I.

Judul Percobaan

: Pemisahan

II.

Hari/Tanggal Percobaan

: Kamis/ 4 Desember 2014

III.

Selesai Percobaan

: Kamis/ 4 Desember 2014

IV.

Tujuan Percobaan


:

1. Memisahkan zat padat dari zat cair
2. Memisahkan zat padat dari zat padat
3. Untuk memisahkan zat cair dari zat cair
V.

Tinjauan Pustaka
Metode pemisahan merupakan cara yang digunakan untuk memisahkan
atau memurnikan suatu senyawa atau sekelompok senyawa yang mempunyai
susunan kimia yang berkaitan dari suatu bahan, baik dalam skala laboratorium
maupun skala industri. Metode pemisahan bertujuan untuk mendapatkan zat
murni dari suatu campuran, sering disebut sebagai pemurnian dan juga untuk
mngetahui keberadaan suatu zat dalam (analisis laboratorium).
Campuran adalah materi yang terdiri atas dua macam zat atau lebih dan
masih memiliki sifat – sifat zat asalnya. Jika kita mencampur minyak dan air,
terlihat ada batas diantara kedua cairan tersebut. Jika kita mencampur dengan
alkohol batas antara keduanya tidak terlihat. Minyak dan air membentuk
campuran heterogen.

a. Campuran heterogen, yaitu campuran yang tidak serbasama, membentuk
dua fasa atau lebih, dan terdapat batas yang jelas di antara fasa-fasa tersebut.
b. Campuran homogen adalah campuran yang serba sama di seluruh
bagiannya dan membentuk satu fasa.

Contoh campuran heterogen :


Campuran tepung beras dengan air



Campuran kapur dengan pasir



Campuran serbuk besi dengan karbon.

Contoh campuran homogen :



Campuran gula atau garam dapur dengan air



Air teh yang sudah disaring



Campuran gas di udara.

Campuran homogen biasa disebut larutan. Larutan adalah campuran
homogen antara zat terlarut (solute) dan zat pelarut (solvent). Larutan dapat
berwujud padat, cair, dan gas.
1.

Larutan berwujud padat. Larutan berwujud padat biasa ditemukan pada
paduan logam. Contohnya : Kuningan yang merupakan paduan seng dan
tembaga.


2.

Larutan berwujud cair. Contohnya : Larutan gula dalam pelarut air.

3.

Larutan dalam wujud gas. Contohnya : Udara yang terdiri atas bermacammacam gas, diantaranya adalah nitrogen, oksigen, dan karbon dioksida.

DASAR PEMISAHAN CAMPURAN
Zat atau Materi dapat dipisahkan dari campurannya karena campuran
tersebut memiliki perbedaan sifat, itulah yang mendasari pemisahan campuran

atau dasar pemisahan. Beberapa dasar pemisahan campuran antara lain sebagai
berikut :

1. Perbedaan Ukuran Partikel
Jika ukuran partikel suatu zat yang diinginkan berbeda dengan zat yang
tidak diinginkan (zat pencampur) dapat dipisahkan dengan metode penyaringan
(metode filtrasi). Untuk keperluan ini kita harus menggunakan penyaring
dengan ukuran yang sesuai. Partikel zat hasil akan melewati penyaring dan

disebut hasil

penyaringan dan

zat

pencampurnya

akan

terhalang

dan

disebut residu / ampas.
2. Perbedaan Titik didih
Untuk memisahkan campuran zat yang memiliki perbedaan titik didih,
kita dapat melakukannya dengan metode destilasi. Zat yang memiliki titik didih
lebih tinggi akan lebih dulu menguap. Jika yang kita inginkan adalah zat yang
memiliki titik didih yang lebih tinggi, maka langkah selanjutnya kita

mengembunkan uap dari zat tersebut (pendinginan) dan mengalirkannya ke
wadah tertentu. Jika yang kita inginkan adalah zat yang memiliki titik didih
lebih rendah, maka kita cukup memanaskan campuran tersebut saja, sampai
suhu mencapai titik didih zat yang akan kita cari.
3. Perbedaan Kelarutan
Suatu zat selalu memiliki spesifikasi kelarutan yang berbeda, artinya
suatu zat mungkin larut dalam pelarut A tetapi tidak larut dalam pelarut B, atau
sebaliknya. Secara umum pelarut dibagi menjadi dua, yaitu pelarut polar
(pelarut yang memiliki kutub), seperti air, dan pelarut nonpolar (disebut juga
pelarut organik) seperti alkohol, aseton, methanol, petrolium eter, kloroform,

dan eter. Dengan hal menggunakan perbedaan kelarutan, kita dapat memisahkan
campuran dengan pelarut tertentu.
4. Perbedaan Pengendapan
Suatu zat akan memiliki kecepatan mengendap yang berbeda dalam
larutan yang berbeda. Zat yang memiliki berat jenis lebih besar daripada
pelarutnya akan mudah mengendap. Bila dalam suatu campuran mengandung
satu atau beberapa zat dengan kecepatan pengendapan yang berbeda, kita dapat
melakukan pemisahan campuran tersebut dengan metode sedimentasi atau
sentrifugsi atau pemusingan. Jika dalam campuran terdapat lebih dari satu zat

yang akan kita inginkan, maka digunakan metode presipitasi yang dikombinasi
dengan metode filtrasi.
5. Difusi (bergerak mengalir dan bercampur)
Dua macam zat berwujud cair atau gas bila dicampur dapat berdifusi
satu sama lain. Aliran ini dapat dipengaruhi oleh muatan listrik. Listrik yang
diatur sedemikian rupa (baik besarnya tegangan maupun kuat arusnya) akan
menarik partikel zat hasil ke arah tertentu untuk memperoleh zat murni. Metode
pemisahan

campuran

dengan

menggunakan

bantuan

listrik

disebut


elektrodialisis. Selain itu kita mengenal juga istilah elektroforesis, yaitu
pemisahan zat berdasarkan banyaknya nukleotida (satuan penyusun DNA) dapat
dilakukan dengan elektroforesis menggunakan suatu media agar yang disebut
gel agarosa.
6. Adsorbsi (Penyerapan sampai permukaan)
Adsorbsi merupakan penarikan suatu zat oleh zat lain sehingga
menempel pada permukaan dari bahan pengadsorbsi. Penggunaan metode ini
diterapkan pada pemurnian air dan kotoran renik atau organisme.

Pada dasarnya campuran dapat dipisahkan. Metode pemisahan campuran
yang dapat dijadikan dasar pemisahan campuran bergantung pada sifat fisika
dari partikel-pertikel penyusun campuran tersebut. Sifat fisika yang dapat
dijadikan dasar pemisahan suatu campuran adalah ukuran partikel, titik didih
partikel, dan kelarutan.
Namun demikian, ada campuran yang tidak dapat dipisahkan secara
fisika. Biasanya campuran tersebut tergolong campuran homogen. Campuran
tersebut dapat dipisahkan secara kimia. Perbedaan pemisahan campuran secara
fisika dan kimia adalah sebagai berikut :
1. Pemisahan secara fisika tidak mengubah zat selama pemisahan.

2. Pemisahan secara kimia, satu komponen atau lebih direaksikan dengan zat
lain sehingga terbentuk bagian yang dapat dipisahkan.
METODE PEMISAHAN CAMPURAN :
Berdasarkan tahap proses pemisahan, metode pemisahan dapat dibedakan
menjadi dua golongan, yaitu metode pemisahan sederhana dan metode
pemisahan kompleks.
 Metode pemisahan sederhana adalah metode yang menggunakan cara satu
tahap. Proses ini terbatas untuk memisahkan campuran atau larutan yang
relatif sederhana.
 Metode pemisahan kompleks memerlukan beberapa tahapan kerja,
diantaranya penambahan bahan tertentu, pengaturan proses mekanik alat, dan
reaksi-reaksi kimia yang diperlukan. Metode ini biasanya menggabungkan
dua atau lebih metode sederhana. Contohnya, pengolahan bijih dari
pertambangan memerlukan proses pemisahan kompleks.

Keadaan zat yang diinginkan dan dalam keadaan campuran harus diperhatikan
untuk menghindari kesalahan pemilihan metode pemisahan yang akan
menimbulkan kerusakan hasil atau melainkan tidak berhasil.

1.


Filtrasi / Penyaringan
Filtrasi adalah metode pemisahan zat yang memiliki ukuran partikel

yang berbeda dengan menggunakan alat berpori (penyaring/filter). Penyaring
akan menahan zat yang ukuran partikelnya lebih besar dari pori saringan dan
meneruskan pelarut. Hasil penyaringan disebut filtrat sedangkan sisa yang
tertinggal dipenyaring disebut residu (ampas).
Metode penyaringan dimanfaatkan untuk membersihkan air dari sampah
pada

pengolahan

air,

menjernihkan

preparat

kimia


di

laboratorium,

menghilangkan pirogen (pengotor) pada air suntik injeksi dan obat-obat injeksi,
dan membersihkan sirup dari kotoran yang ada pada gula. Penyaringan di
laboratorium dapat menggunakan kertas saring dan penyaring buchner.
Penyaring buchner adalah penyaring yang terbuat dari bahan kaca yang kuat
dilengkapi dengan alat penghisap.
2.

Dekantasi
Dekantasi adalah pemisahan komponen-komponen dalam campuran

dengan cara dituang secara langsung. Dekantasi dapat dilakukan untuk
memisahkan campuran zat cair dan zat padat atau zat cair dengan zat cair yang
tidak saling campur (suspensi). Contoh : pemisahan campuran air dan pasir
3.

Penguapan atau Evaporasi
Penguapan atau Evaporasi adalah proses perubahan molekul di dalam

keadaan cair (contohnya air) dengan sponton menjadi gas (contohnya uap air).

Proses ini adalah kebalikan dari kondensasi. Umunya penguapan dapat dilihat
dari lenyapnya cairan secara berangsur-angsur ketika terpapar pada gas dengan
volume signifikan. Evaporasi dilaksanakan dengan cara menguapkan sebagian
dari pelarut pada titik didihnya, sehingga diperoleh larutan zat cair pekat yang
konnsentrasinya lebih tinggi. Uap yang terbentuk pada Evaporasi biasanya
hanya terdiri dari satu komponen, dan jika uapnya berupa campuran umumnya
tidak, diadakan usaha untuk memisahkan komponen-komponennya. Dalam
evaporasi zat cair pekat merupakan produk yang dipentingkan, sedangkan
uapnya biasanya dikondensasikan dan dibuang.
4.

Sublimasi
Sublimasi merupakan metode pemisahan campuran dengan menguapkan

zat padat tanpa melalui fase cair terlebih dahulu sehingga kotoran yang tidak
menyublim akan tertinggal. Bahan – bahan yang menggunakan metode ini
adalah bahan yang mudah menyublim, seperti kamfer dan iod.
5.

Kristalisasi
Kristalisasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh zat padat

yang terlarut dalam suatu larutan. Dasar metode ini adalah kelarutan bahan
dalam suatu pelarut dan perbedaan titik beku. Kristalisasi ada dua cara yaitu
kristalisasi penguapan dan kristalisasi pendinginan.Contoh proses kristalisasi
dalam kehidupan sehari-hari adalah pembuatan garam dapur dari air laut. Mulamula air laut ditampung dalam suatu tambak, kemudian dengan bantuan sinar
matahari dibiarkan menguap. Setelah proses penguapan, dihasilkan garam
dalam bentuk kasar dan masih bercampur dengan pengotornya, sehingga untuk
mendapatkan garam yang bersih diperlukan proses rekristalisasi (pengkristalan
kembali). Contoh lain adalah pembuatan gula putih dari tebu. Batang tebu

dihancurkan dan diperas untuk diambil sarinya, kemudian diuapkan dengan
penguap hampa udara sehingga air tebu tersebut menjadi kental, lewat jenuh,
dan terjadi pengkristalan gula. Kristal ini kemudian dikeringkan sehingga
diperoleh gula putih atau gula pasir.
6.

Distilasi
Distilasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh suatu bahan

yang berwujud cair yang terkotori oleh zat padat atau bahan lain yang
mempunyai titik didih yang berbeda. Dasar pemisahan adalah titik didih yang
berbeda. Bahan yang dipisahkan dengan metode ini adalah bentuk larutan atau
cair, tahan terhadap pemanasan, dan perbedaan titik didihnya tidak terlalu dekat.
Proses pemisahan yang dilakukan adalah bahan campuran dipanaskan
pada suhu diantara titik didih bahan yang diinginkan. Pelarut bahan yang
diinginkan

akan

menguap,

uap

dilewatkan

pada

tabung

pengembun

(kondensor).proses pendinginan terjadi karena air dialirkan ke dalam dinding
(bagian luar kondensor), sehingga uap yang dihasilkan akan kembali cair
Uap yang mencair ditampung dalam wadah. Bahan hasil pada proses ini
disebut destilat, sedangkan sisanya disebut residu.Contoh destilasi adalah proses
penyulingan minyak bumi, pembuatan minyak kayu putih, dan memurnikanair
minum.

7.

Ekstraksi
Ekstraksi merupakan metode pemisahan dengan melarutkan bahan

campuran dalam pelarut yang sesuai. Dasar metode pemisahan ini adalah
kelarutan bahan dalam pelarut tertentu.
8. Adsorbsi
Adsorbsi merupakan metode pemisahan untuk membersihkan suatu
bahan dari pengotornya dengan cara penarikan bahan pengadsorbsi secara kuat
sehingga menempel pada permukaan bahan pengadsorbsi. Penggunaan metode
ini dipakai untuk memurnikan air dari kotoran renik atau mikroorganisme,
memutihkan gula yang berwarna coklat karena terdapat kotoran.
9. Kromatografi
Kromatografi adalah cara pemisahan berdasarkan perbedaan kecepatan
perambatan pelarut pada suatu lapisan zat tertentu. Dasar pemisahan metode ini
adalah kelarutan dalam pelarut tertentu, daya absorbsi oleh bahan penyerap, dan
volatilitas (daya penguapan). Contoh proses kromatografi sederhana adalah
kromatografi kertas untuk memisahkan tinta. Pada proses pemisahan suatu
campuran ada yang memerlukan metode pemisahan, ada pula yang dikombinasi
lebih dari saru jenis metode.

VI.

Cara Kerja
A. Alat dan Bahan
-

Alat-alat
1. Gelas kimia
2. Gelas ukur 50 mL
3. Corong
4. Pembakar
5. Labu Distilasi 250 mL
6. Batu Didih
7. Termometer
8. Labu Erlenmeyer
9. Cawan penguapan
10. Kaca arloji
11. Kertas saring

-

Bahan-bahan
1. CuSO4.5H2O
2. Garam dapur
3. Kapur barus
4. Kapur tulis
5. Pasir

B. Alur Percobaan
-

Percobaan 1
1 sendok pasir +air
-Dimasukkan ke dalam gelas kimia
-Di aduk
Campuran
-Diendapkan
-Disaring dengan corong dan kertas saring

-

Larutan
Percobaan 2

Endapan
pasir
Bubuk kapur tulis
-Dimasukkan dalam gelas kimia yang berisi air
-Diaduk
Campuran
-Disaring dengan corong dan kertas saring

Larutan

-

Endapan kapur
tulis

Percobaan 3
Garam dapur + air
-Dimasukkan dalam gelas kimia
-Diaduk
Larutan
-Disaring dengan corong dan kertas saring
Filtrat
-Dimasukkan dalam cawan penguapan
-Diuapkan diatas pembakar spirtus, kaki tiga
dan kasa sampai akhirnya habis

Kristal garam

-

Percobaan 4
1 gram CuSO4.5H2O + 10 ml air
-Dimasukkan ke dalam gelas kimia
-diaduk

Larutan
-Dimasukkan dalam cawan penguapan
-Diuapkan diatas pembakar spirtus, kaki tiga
dan kasa sampai akhirnya habis

Kristal garam CuSO4

-

Percobaan 5
1 sendok pasir + 1 sendok gram dapur
-Dimasukkan ke dalam gelas kimia berisi air
-Diaduk sampai homogen
-Hasil campuran dipanaskan lalu di saring

Filtrat

Residu
-Disaring dan di cuci dengan 5 ml
air 1x

Air hasil cucian

Air cucian

-Dijadikan satu
-Diuapkan dalam cawan penguapan
-Apabila air hampir habis, pembakaran di sisihkan
-Dibiarkan menguap

Kristal garam

-

Percobaan 6
1 gram kapur barus + pasir
-Dimasukkan ke dalam cawan penguapan
-Cawan ditutup dengan kaca arloji yang diberi es batu diatasnya
-Dipanaskan perlahan-lahan samapai terbentuk zat padat pada
kaca arloji
-Didinginkan
-Kristal-kristal dikumpulkan dan diamati
Air hasil cucian

-

Percobaan 7

1 gram NaCL
-Ditambahkan 100 ml air

5 ml larutan garam

95 ml larutan garam
-Dimasukkaan ke labu destilasi
-Dipanaskan dan diukur suhunya 10 ml
-Dihasilkan 10 ml destilasi

-Dimasukkan ke dalam tabung
reaksi 1
-Ditambahkan AgNO3 0,1 M
Hasil

10 ml destilat
-Diambil 5 ml
destilat
5 ml destilat
-Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 2
-Ditambahkan AgNO3 0,1 M
Hasil

-Dibandingkan
Kristal garam

VII.

No Perc.
1

Hasil Pengamatan

Hasil Pengamatan
Sebelum
Sesudah
Air = jernih tak
Air + pasir di

Menghasilkan larutan keruh

Percobaan ini di sebut

bewarna

aduk lalu di

dan ada endapan

dengan dekantasi yaitu

air + pasir lalu

diamkan =

SiO2 + H2O

dilakukan untuk

diaduk menjadi

terdapat endapan

memisahkan campuran

keruh

pasir dan larutan

zat cair (air) dan zat padat

yang jernih tak

(pasir) yang

bewarna

menghasilkan endapan

Dugaan / Reaksi

Kesimpulan

dan larutan. Air dan pasir
dapat dipisahkan dengan
2

Kapur tulis + air

Kapur tulis + air

Terdapat endapan kapur

cara dekantasi
Filtrasi adalah metode

= keruh

lalu diaduk dan

CaO + H2O

pemisahan yangmemiliki

ketika diaduk

disaring =

ukuran partikel yang

menjadi putih

terdapat endapan

berbeda dengan

keruh

kapur tulis,larutan

menggunakan kertas

air menjadi jernih

saring. Hasilnya yaitu
larutan tak berwarna yang
disebut filtrat ddan sisa
kapur yang tersaring
disebut residu. Air dan
kapur dapat dipisahkan

3

Garam dapur + air Garam dapur + air
O
ketika diaduk 2
lalu disaring =
NaCl + H2O

dengan cara filtrasi.
Evaporasi adalah metode
NaCl +

pemisahan untuk

menjadi tak

tidak terdapat

H2O

memperoleh zat padat

berwarna

endapan, larutan

Terbentuk kristal garam

yang terlarut dalam suatu

menjadi tak

larutan. Hasil dari

berwarna

percobaan kami yaitu

larutan yang telah

berupa kristal garam yang

disaring lalu di

lebih halus dan lebih

uapkan = terdapat

putih.

garam, garamnya
lebih putih dan
4

5

1 gram

lebih halus
Terbentuk

CuSO4.5H20 + air

endapan pada

memisahkan anatara air

ketika diaduk dan

cawan penguapan

dengan larutan CuSO4

dibiarkan larutan

saat air panas

menjadi kristal

menjadi berwarna

habis

biru
Ketika diaduk

Terjadi endapan

Terbentuk kristal biru

larutan garam

halus berwarna

SiO2 + NaCl + H2O

agak kecoklatan

+ NaCl

O2

menjadi homogen

Terbentuk kristal biru

Proses kristalisasi

Zat padat (pasir dan
H2O garam dapur) dapat

NaCl

dipisahkan dengan cara

namun pasir tidak

kristalisasi bertingkat.

homogen dan
larutan menjadi
6

7

keruh
Bubuk kapur

Dibawah kaca

C10H8 + SiO2

Hasil pemisahan

barus berwarna

arloji terbentuk

Terbentuk kristal bening

campuran kapur dan pasir

merah muda

kristal putih,

adalah kristal putih

(pink)

bentukna runcing

dibawah kaca arloji yang

kapur barus +

berisi es batu. Proses

pasir = berwarna

pemisahan ini dinamakan

merah muda

sublimasi.

campur hitam
100 ml air

-Terbentuk air

NaCl + H2O

ditambah 1 gram

jernih

NaCl + AgNO3

NaCl berwarna

-Setelah

NaNO3

keruh

dibandingkan
dengan air
sebelum di
destilasi di
peroleh air hasil
destilat yang

NaCl
AgCl +

Zat padat (garam dapur)
dapat

dipisahkan

dari

pelarut (air) dengan cara
destilasi.

ditambahkan
dengan AgNO3
menjadi keruh,
sedangkan setelah
di destilasi
ditambah AgNO3
menjadi jernih

VIII. Analisis Data/ Perhitungan/ Persamaan Reaksi yang Terlibat
Pada percobaan pertama yaitu dengan mencampurkan air dengan pasir
kedalam gelas kimia kemudian di aduk dan ditunggu beberapa saat sampai pasir
mengendap. Setelah itu larutan bagian atas kedalam gelas kimia yang kosong
sehingga didapat filtrat berupa air yang berwarna jernih tak berwarna dan residu
berupa pasir. Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat dianalisis bahwa
metode yang digunakan untuk memisahkan antara air dan pasir adalah
dekantasi.
Pada percobaan yang kedua yaitu dengan memasukkan bubuk kapur tulis
yang sudah dihaluskan kedalam gelas kimia yang berisi air dan diaduk sampai
rata dan berubah warna menjadi putih keruh. Air yang telah tercampur tersebut
disaring menggunakan corong dan kertas saring, sehingga diperoleh filtrat
berupa air yang jernih dan residu berupa kapur tulis yang tertinggal pada gelas
kimia. Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat dianalisis bahwa
metode yang digunakan untuk memisahkan antara bubuk kapur tulis dengan air
adalah filtrasi.
Pada percobaan yang ketiga yaitu dengan mencampurkan garam dapur
kedalam gelas kimia yang berisi air kemudian diaduk sampai rata hingga air dan
garam menjadi larut setelah itu disaring menggunakan corong dan kertas saring,

larutan tetap homogen. Lalu larutan yang sudah disaring diuapkan kedalam
cawan penguap hingga air habis dan hanya tersisa garam. Dari hasil percobaan
yang telah dilakukan, dapat dianalisis bahwa metode yang digunakan untuk
memisahkan antara garam dapur dengan air adalah evaporasi.
Pada percobaan keempat yaitu dengan mencampurkan 1 gram

yang dilarutkan pada 10 ml air kemudian diuapkan dengan cawan
penguap sampai volumenya hampir habis kemudian didinginkan sehingga
terbetuk kristal. Sehingga, proses pemisahan campuran ini termasuk jenis
kristalisasi.
Pada percobaan kelima yaitu mencampurkan 1 sendok pasir dan 1
sendok garam dapur kedalam gelas kimia yang berisi air kemudian dipanaskan
setelah itu dilakukan proses penyaringan dengan corong dan kertas saring. Zat
padat yang tertinggal pada kertas saring dicuci dengan air kurang lebih 5 ml
sebanyak 2 sampai 3 kali. Air hasil penyaringan dan air cucian di jadikan satu
kemudian diuapkan pada cawan penguap sampai air hampir habis kemudian
didinginkan dan dibiarkan menguap sendiri. Percobaan kelima ini melibatkan 2
proses evaporasi dan filtrasi.
Pada percobaan keenam yaitu dengan mencampurkan 1 gram kapur
barus yang dicampur dengan pasir kedalam cawan penguapan kemudian ditutup
dengan kaca arloji yang diberi es lalu dipanaskan sampai terdapat kristal
berwana putih yang menempel di bagian cekung kaca arloji yang menutupi
gelas kimia. Proses pemisahan ini termasuk jenis sublimasi.
Pada percobaan ketujuh yaitu dengan melarutkan garam dapur dengan
air. Larutan air dipanaskan kemudian uap airnya melewati kondensor hingga

didapati hasilnya, yaitu distilat berupa air murni. Proses pemisahan ini
dinamakan destilasi.

IX.

Pembahasan
Percobaan pertama, yaitu pemisahan air dengan pasir. Pasir termasuk zat
padat yang tidak dapat larut dalam air, sehingga pemisahan air dengan pasir
dapat dilakukan dengan metode dekantasi, yaitu dengan mengendapkan pasir
yang tercampur dalam air. Semakin lama waktu yang digunakan untuk
mengendapkan pasir maka semakin jernih pula hasil yang diperoleh.
Percobaan kedua, yaitu pemisahan bubuk kapur tulis dengan air. Pada
proses pemisahan ini menggunakan metode filtrasi yaitu pemisahan zat padat
pada suatu larutan berdasakan ukuran partikel yang berbeda dengan
menggunakan kertas saring. Bubuk kapur tulis akan tersaring di atas kertas
saring karena partikel kapur tulis tidak dapat menembus pori-pori kertas saring,
sedangkan air dapat melewati kertas saring karena partikel air lebih kecil dari
pada pori-pori kertas saring.
Pada percobaan ketiga, dilakukan proses kristalisasi, yaitu proses
pemisahan yang dilakukan dengan memisahkan zat padat berbentuk kristal
berupa garam dapur dari air. Dari percobaan yang ketiga dihasilkan kristal
garam dengan warna yang lebih putih daripada warna garam yang sebelum
diuapkan. Hal ini terjadi karena proses penguapan pada air dan molekulmolekul garam akan menggumpal sehingga akan terbentuk kristal-kristal garam
yang lebih murni. Hal ini terjadi karena pada proses penguapan air yang akan
menguap, dan molekul-molekul garam akan menggumpal sehingga akan

terbentuk kristal-kristal garam yang lebih murni, karena komponen larutan
lainnya yang kadarnya lebih kecil tidak ikut mengkristal.
Percobaan keempat, yaitu proses pemisahan garam

berwana biru dengan 10 ml air dan menghasilkan kristal

yang

berwarna biru

(-). Hal itu dikarenakan sewaktu proses penguapan kandungan air dalam

tidak semuanya menguap sehingga kristal

masih berwarna biru (-).

Percobaan kelima, yaitu pemisahan campuran pada garam dapur, pasir
dan air. Proses pertama diawali dengan pemanasan larutan garam, pasir, dan air.
Proses ini bertujuan agar garam dan air menjadi semakin homogen. Selanjutnya
dilakukan proses penyaringan dengan menggunakan corong dan kertas saring
sehingga pasir terpisah dan diperoleh larutan garam. Kemudian residu yang
terdapat pada kertas saring ditambahi air yang kemudian di campur dengan
larutan garam hasil penyaringan. Proses selanjutnya yakni larutan garam
dipanaskan hingga air habis, dan hanya tersisa kristal garam yang berwarna
putih. Dalam percobaan kami kristal garam yang dihasilkan berwarna agak
kecoklatan, hal ini terjadi dikarenakan masih adana debu atau kotoran yang
bercampur pada pasir, sehingga tidak menghasilkan warna putih.
Percobaan keenam, yaitu proses pemisahan antara kapur barus dengan
pengotornya, yaitu berupa pasir. Proses ini disebut sebagai proses sublimasi
yaitu pemisahan zat murni yang didasarkan pada perbedaan titik sublim yakni
pemisahan komponen yang dapat menyublim dari campuran yang tidak dapat
menyublim.Yang dihasilkan pada proses penyubliman tersebut adalah kristal

kapur barus yang tak berwarna. Hal ini terjadi karena pada proses sublimasi
kapur barus menguap akibat pengaruh dari pemanasan, kemudian uap-uap
tersebut mengkristal dan menempel pada bagian cekung kaca arloji yang
digunakan sebagai penutup gelas kimia sebagai akibat dari es yang diletakkan
pada bagian atas kaca arloji.
Pada percobaan ketujuh, yaitu pemisahan air dengan garam di dalam
larutan garam. Proses ini disebut sebagai proses destilasi yaitu proses pemisahan
bahan campuran dipanaskan pada suhu diantara titik didih bahan yang

diinginkan. Suhu untuk mencapai titik uap air dari percobaan sebesar
Pelarut bahan yang diinginkan dalam hal ini adalah air dari larutan garam akan
menguap, uap dilewatkan pada tabung pengembun (kondensor). Uap yang
mencair ditampung dalam wadah. Setelah mendapatkan hasil dari destilat,
kemudian dibandingkan dengan larutan garam dapur dengan masing-masing

ditetesi

. Warna yang diperoleh dari larutan NaCl berupa warna keruh.

Sedangkan warna yang diperoleh dari destilat berupa warna jernih. Hal ini
karena destilat merupakan air murni yang tidak akan terjadi perubahan warna

bila ditetesi

, sedangkan

adalah indikator penanda adanya garam

dalam larutan.Guna pendingin adalah untuk membantu proses terjadinya
kondensasi (pengembunan) uap air yang terpisahkan dari larutan garam.
Campuran air dan garam bisa dipisahkan dengan distilasi karena antara air dan
garam terdapat perbedaan titik didih. Titik didih garam sangat tinggi yaitu

sedangkan titik didik air

pada tekanan 1 atm. Titik didih garam

lebih tinggi daripada air, sehingga air akan menguap lebih dahulu. Pada

percobaan ini, hasil destilat setelah ditetesi

berwarna jernih, sehingga

percobaan ini dikatakan berhasil.

X.

Kesimpulan
Dari percobaan-percobaan yang telah kami lakukan kita dapat memisahkan
zat padat dari zat padat, zat padat dari zat cair dan zat cair dengan zat cair
dengan cara :
1)

Dekantasi

2)

Filtrasi

3)

Evaporasi

4)

Kristalisasi

5)

Evaporasi dan filtrasi

6)

Sublimasi

7)

Destilasi
Setiap zat memiliki ciri-ciri tertentu dalam hal pemisahan tergantung

pada wujud zat dan proses pembentukannya. Untuk mendapatkan hasil
campuran yang baik antara pelarut dan zat terlarutnya sebaiknya kita melihat
struktur penyusunnya.
XI.

JawabanPertanyaan

1. Apa sebabnya aliran di dalam pendingin dibuat berlawanan arah dengan
aliran distilat?
Gerakan air dari bawah keatas dengan bantuan tekanan dari air
masuk lebih banyak dari air keluar. Dengan gerak yang berlawanan
dengan aliran distilat, maka air sebagai pendingin dapat lebih efektif
karena penyerapan kalor dari uap air lebih besar sehingga proses
kondensasi lebih mudah.

XII.

Daftar Pustaka
Tim Kimia Dasar. 2013. Petunjuk Pratikum KIMIA DASAR 1. Surabaya:
Unipress.
http://www.pemisahancampuran/forum-kimia-pemisahan-campuran.html(8
Desember 2014)
http://www.pemisahancampuran/
PROSESPEMBUATANGARAMDAPURMengetahuiProsesPembuatanG
aramDapur.html(8 Desember 2014)
http://www.pemisahancampuran/pemisahan-campuran.html(8 Desember 2014)

Surabaya,.……..……………….

Mengetahui,

Praktikan,

Dosen/Asisten Pembimbing

(……………………………….……)

(……………………………….……)

LAMPIRAN
A. Gambar Percobaan
Percobaan 1

Larutan pasir dan air sampai pasir mengendap dan
dituangkan larutan bagian atasnya.

Hasil pemisahan pasir dan air
Percobaan 2

Penyaringan larutan bubuk kapur tulis dan air

Hasil pemisahan bubuk kapur tulis dan air
Percobaan 3

Penyaringan larutan garam dapur dan air

Menguapkan larutan tersebut hingga airnya habis
Percobaan 4

`

Menguapkan larutan 1 gram garam CuSO4.5H2O hingga

volumenya hampir habis

Kemudian dinginkan hingga terbentuk kristal
Percobaan 5

Campuran 1 sendok pasir dan 1 sendok garam

Memanaskan campuran tersebut kemudian disaring

Air hasil penyaringan dan air cucian dijadikan satu
dan dipanaskan

Sisihkan jika air sudah hampir habis dan dibiarkan air
menguap sendiri
Percobaan 6

Memanaskan 1 gram kapur baru yang dikotori dengan pasir
sampai terbentuk zat padat pada kaca arloji.

Bentuk kristal pada kaca arloji

Percobaan 7

Proses destilasi. Labu destilasi diisi
larutan 1 gram NaCl dan 100 mL air dan beberapa butir batu didih. Panaskan
labu destilasi sampai mendidih dan amati kenaikan temperatur pada termometer
hingga diperoleh destilat kira-kira 10 mL dan hentikan

Perbandingan distilat dan larutan (sebelum destilasi)
dengan menggunakan larutan AgNO3 0,1 M.