Hubungan filsafat dan ilmu pengetahuan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Filsafat adalah sumber dan dasar dari cabangcabang filsafat yang lain termasuk didalamnya
adalah filsafat ilmu. Filsafat ilmu dari berbagai
kalangan filsuf dianggap sebagai suatu cabang
filsafat yang sangat penting dan mesti dipelajari
secara mendalam. Filsafat tent
unnya sangat berbeda dengan ilmu karena untuk
mengkaji dan mengetahui apakah sesuatu itu adalah
ilmu ternyata dasarnya adalah dengan jalan berfikir
secara mendalam atau berkontemplasi.
1
Dalam perumusan suatu ilmu ataupun pengetahuan
sebelum secara konkrit disebut sebagai ilmu dan
pengetahuan tentunya ada rumusan yang dianggap
mampu memberikan nilai-nilai yang mendekati suatu
kesempurnaan berfikir sehingga pada akhirnya
sesuatu itu dikatakan sebagai ilmu atau
pengetahuan. Dalam kajian itupula ternyata harus
melalui suatu proses yang oleh parah ahli disebut
berfilsafat.
Filsafat secara umum adalah sebagai ilmu
pengetahuan yang menyelidiki hakikat segala sesuatu
untuk memperoleh kebenaran, secara khusus
terdapat banyak perbedaan pendapat dapat dilihat
dari berbagai segi yaitu menggunakan rationalisme
atau mengagungkan akal, materialisme atau
mengagungkan materi, idealisme atau mengagungkan
2
ide, hedonisme mengagungkan kesenangan dan atau
stocisme mengagungkan tabiat saleh.
Filsafat ilmu dan filsafat tidak dapat dipisahkan
bahkan jikalau diibaratkan keduanya seperti mata
uang logam atau dua sisi yang saling terkait. Untuk
memahami secara umum kedua sisi tersebut maka
perlu pemisahan dua hal itu yaitu filsafat ilmu disatu
sisi sebagai disiplin ilmu dan disisi lain sebagai
landasan filosofis bagi proses keilmuan.
Sebagai sebuah disiplin ilmu, filsafat ilmu merupakan
cabang dari ilmu filsafat yang
membicarakan obyek khusus, yaitu ilmu pengetahuan
yang memiliki sifat dan karakteristik tertentu hampir
sama dengan filsafat pada umumnya dan filsafat
ilmu sebagai landasan filosofis bagi proses keilmuan,
ia merupakan kerangka dasar dari proses keilmuan
itu sendiri.
3
Secara sederhana, filsafat dapat diartikan sebagai
berfikir menurut tata tertib dengan bebas dan
sedalam-dalamnya, sehingga sampai kedasar suatu
persoalan, yakni berfikir yang mempunyai ciri-ciri
khusus, seperti analitis, pemahaman deskriptif,
evaluatif, interpretatif dan spekulatif. Sejalan dengan
ini, Musa Asy’ari menyatakan bahwa filsafat adalah
berfikir bebas, radikal, dan berada pada dataran
makna. Bebas artinya tidak ada yang menghalanghalangi kerja pikiran. Radikal artinya berfikir sampai
ke akar-akar masalah (mendalam) bahkan sampai
melewati batas-batas fisik atau yang disebut
metafisis. Sedang berfikir dalam tahap makna berarti
menemukan makna terdalam dan suatu yang
terkandung didalamnya. Makna tersebut bisa berupa
nilai-nilai seperti kebenaran, keindahan ataupun
kebaikan.
4
Sedangaka Ilmu dapat disimpulkan sebagai
sebagian pengetahuan yang mempunyai ciri, tanda,
syarat tertentu, yaitu sistematik, rasional, empiris,
universal, obyektif, dapat diukur, terbuka dan
komulatif (tersusun timbun).
1.2.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan ini
adalah :
1.
Bagaimana kajian filsafat terhadap filsafat ilmu
pengetahuan?
2.
Bagaimana kajian filsafat terhadap filsafat
pandangan dunia (agama, budaya, ideology ) ?
5
6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Gambaran Tentang filsafat
2.1.1. Sejarah Penemuan filsafat
[1] Filsafat dalam pandangan barat diperkirakan
muncul pada abad ke- 7 sebelum masehi di yunani.
dalam Filsafat muncul ketika orang-orang mulai
berpikir dan berdiskusi akan keadaan alam, dunia,
dan lingkungan disekitar
mereka dan tidak
menggantungkan diri kepada agama lagi untuk
7
mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini.
Banyak yang bertanya-tanya mengapa filsafat muncul
di Yunani dan tidak di daerah yang beradab lain
kala itu seperti Babilonia, Yudea (Israel) atau Mesir.
Jawabannya sederhana: di Yunani, tidak seperti di
daerah lain-lainnya tidak ada kasta pendeta sehingga
secara intelektual orang lebih bebas.
Orang Yunani pertama yang bisa diberi gelar filosof
ialah Thales dari Mileta, sekarang di pesisir barat
Turki. Tetapi filosof-filosof Yunani yang terbesar tentu
saja ialah: Socrates, Plato, dan Aristoteles. Socrates
adalah guru Plato sedangkan Aristoteles adalah
murid Plato. Bahkan ada yang berpendapat bahwa
sejarah filsafat tidak lain hanyalah
“komentarkomentar karya Plato belaka”. Hal ini
menunjukkan pengaruh Plato yang sangat besar
pada sejarah filsafat.
8
2.1.2 Filsafat Dalam Pandangan Para Ahli
Beberapa pandangan para ahli tentang filsafat telah
terdapat dalam berbagai macam literatur dan hampir
semua disiplin ilmu, bahasan tentang filsafat adalah
salasatu objek telaah yang menarik untuk
didiskusikan. Berikut beberapa pandangan:
Ø Menurut Descartes (1596–1650)
Filsafat ialah kumpulan segala pengetahuan di
mana Tuhan, alam dan manusia menjadi pokok
penyelidikannya.
Ø Plato ( 428 -348 SM )
Filsafat tidak lain dari pengetahuan tentang segala
yang ada. Filsafat adalah pengetahuan yang
berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang
asli.
9
Ø Aristoteles
(384 – 322 SM)
Filsafat adalah ilmu ( pengetahuan ) yang meliputi
kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu
metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik,
dan estetika.
Bahwa kewajiban filsafat adalah menyelidiki sebab
dan asas segala benda. Dengan demikian filsafat
bersifat ilmu umum sekali. Tugas penyelidikan
tentang sebab telah dibagi sekarang oleh filsafat
dengan ilmu.
Ø Cicero ( (106 – 43 SM )
Filsafat adalah sebagai “ibu dari semua seni “( the
mother of all the arts“ ia juga mendefinisikan filsafat
sebagai ars vitae (seni kehidupan )
Ø Johann Gotlich Fickte (1762-1814 )
10
Filsafat sebagai Wissenschaftslehre (ilmu dari ilmuilmu , yakni ilmu umum, yang jadi dasar segala
ilmu. Ilmu membicarakan sesuatu bidang atau jenis
kenyataan. Filsafat memperkatakan seluruh bidang
dan seluruh jenis ilmu mencari kebenaran dari
seluruh kenyataan.
Ø Prof. Mr.Mumahamd Yamin
Filsafat ialah pemusatan pikiran, sehingga manusia
menemui kepribadiannya seraya didalam
kepribadiannya itu dialamiya kesungguhan.
2.2.
2.2.1.
Tentang Ilmu Pengetahuan
Pengertian ilmu
Ilmu berasal dari bahasa Arab: ‘alima, ya’lamu,
‘ilman yang berarti mengetahui,memahami dan
mengerti benar-benar. Dalam bahasa Inggris disebut
11
Science, dari bahasa Latin yang berasal dari kata
Scientia (pengetahuan) atau Scire (mengetahui).
Sedangkan dalam bahasa Yunani adalah Episteme
(pengetahuan). Dalam kamus Bahasa Indonesia, ilmu
adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang
tersusun secara bersistem menurut metode-metode
tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan
gejala-gejala tertentu di bidang itu (Kamus Bahasa
Indonesia, 1998)
Ø Encyclopedia Americana
Dalam Encyclopedia Americana, ilmu adalah
pengetahuan yang bersifat positif dan
sistematis.
Ø Paul Freed man
Dalam The Principles of Scientific Research
mendefinisikan ilmu sebagai: bentuk aktifitas manusia
yang dengan melakukan nya umat manusia
12
memperoleh suatu pengetahuan dan senantiasa lebih
lengkap dan cermat tentang alam dimasa lampau,
sekarang dan kemudian hari, serta suatu
kemampuan yang meningkat untuk menyesuaikan
dirinya dan mengubah lingkungannya serta
mengubah sifat-sifatnya sendiri.
Ø S.ornby
Mengartikan ilmu sebagai susunan atau kumpulan
pengetahuan yang diperoleh melalui penelitian dan
percobaan dari fakta-fakta.
Ø Poincare
Menyebutkan bahwa ilmu berisi kaidah-kaidah dalam
arti definisi yang tersembunyi.
13
Tidak dapat di pungkiri bahwa dalam proses untuk
memperole suatu ilmu adalah dengan melalui
pedekatan filsafat. .
2.2.2 Tujuan Ilmu dalam lingkup filsafat ilmu
[2] Ilmu pengetahuan adalah salah satu objek kajian
dari filsafat ilmu yang merupakan cabang dari
filsafat. Yang dimaksud dengan filsafat ilmu adalah
studi sistematik mengenai sifat hakikat
ilmu,khususnya yang berkenaan
denganmetodenyadan kedudukannyadidalam skema
umum disiplin ilmu.Untuk mendapatkan gambaran
singkat tentang pengertian filsafat ilmu dapatlah
dicermati rangkuman ranah telaah yang tercakup
dalam filsafat ilmu, seperti berikut :
Filsafat ilmu merupakan studi gabungan yang terdiri
dari beberapa kajian, yang diajukan untuk
14
menetapkan batas yang tegas mengenai ilmu
tertentu. Juga berperan untuk menganalisis hubungan
atau antar hubungan yang ada pada kajian satu
terhadap kajian yang lain.
Tujuan filsafat ilmu adalah
Ø
Mendalami unsur-unsur pokok ilmu, sehingga
secara menyeluruh kita dapat memeahami sumber,
hakikat dan tujuan ilmu
Ø
Memahami sejarah pertumbuhan,
perkembangan,dan kemajuan ilmu di berbagai
bidang,sehingga kita mendapat gambaran tentang
proses ilmu kontemporer secara historis.
Ø
Menjadi pedoman bagi para dosen dan
mahasiswa dalam mendalami studi di perguruan
tinggi, terutama untuk membedakan persoalan yang
ilmiah dan nonilmiah.
15
Ø
Mendorong pada calon ilmuwan dan iluman
untuk konsisten dalam mendalami ilmu dan
mengembangkannya.
Ø
Mempertegas bahwa dalam persoalan sumber
dan tujuan antara ilmu dan agama tidak ada
pertentagan.
2.3. Pengertian Agama
Kata agama dalam Kitab suci Al-Qur'an dan hadits
Nabi mempunyai makna antara lain: pahala dan
balasan, ketaatan dan penghambaan, kekuasaan,
syariat dan hukum, umat, kepasrahan dan
penyerahan mutlak, aqidah, cinta, akhlak yang baik,
kemuliaan, cahaya, kehidupan hakiki, amar ma'ruf
nahi munkar, amanat dan menepati janji, menuntut
ilmu dan beramal dengannya, dan puncak
kesempurnaan akal.
16
Agama ialah suatu sistem credo (tata keyakinan),
ritus (peribadatan) dan sistem norma yang mengatur
hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan
manusia dan alam lainnya sesuai tata ketentuan
yang telah ditetapkan.
Menurut sumbernya agama dibagi menjadi 2 yaitu:
1.
Agama samawi (agama wahyu atau langit)
2.
Agama budaya (agama bumi)
Contoh dari agama samawi salah satumya adalah
islam. Agama islam adalah wahyu dari Allah yang
diturunkan pada rosul-Nya sebagai suatu sistem
keyakinan dan tata aturan yang mengatur segala pri
kehidupan dan kehidupan manusia dalam hubungan
nya dengan Tuhan, sesama makhluk maupun alam
yang bertujuan mencari keridhoan Allah serta
keselamatan dunia dan akhirat.
17
Agama islam bersumber dari kitab suci yaitu
kodifikasi wahyu Allah swt untuk umat manusia di
atas planet bumi berupa Al quran sebagai
penyempurna wahyu-wahyu Allah sebelumnya.
2.4. Tentang Kebudayaan
2.4.1. Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan menurut Mukti Ali (1982 : 4) adalah
budi daya, tingkah laku manusia. Tingkah laku
manusia digerakkan oleh akal dan perasaannya.
Yang mendasari adalah ucapan hatinya yang
merupakan keyakinan dan penghayatannya terhadap
sesuatu yang dianggap benar. Apa yang dianggap
benar itu besar atau kecil adalah agama. Dan
agama, sepanjang tidak diwahyukan adalah hasil
pemikiran filsafat.
18
[3] Pendapat lain menyatakan bahwa budaya atau
kebudayaan adalah formulasi dari tida unsur daya,
yaitu daya cipta, daya rasa, dan daya karsa (cipta,
rasa, karsa)
Berikut devinisi kebudayaan menurut beberapa ahli :
1.
Taylor, budaya adalah suatu keseluruhan
komplek yang meliputi pengetahuan,
kepercayaan,kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat
istiadan dan kemampuan yang lain serta kebiasaan
yang didapat oleh manusia sebagai anggota
masyarakat.
2.
Linton, kebudayaan dapat dipandang sebagai
konfigurasi tingkah laku yang dipelajari dan hasil
tingkah laku yang dipelajari, dimana unsur
pembentuknya didukung dan diteruskan oleh anggota
masyarakat lainnya.
19
3.
Kotjaraningrat, mengartikan bahwa kebudayaan
adalah keseluruhan sistem gagasan, milik dari
manusia dengan belajar
2.4.2. Wujud Kebudayaan Dan Unsur-Unsurnya
a)
Wujud Kebudayaan
Menurut prof. dr. koentjaraningrat, wujud kebudayaan
itu dapat diklasifikasikan pada tiga macam:
1.
wujud kebudayaan sebagai kompleks
ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan
dan sebagainya. Wujud pertama adalah ideal
kebudayaan yang sifat abstrak, tak dapat diraba dan
di foto, layaknya dalam pikiran manusia. Sekarang
kebudayaan ideal ini banyak tersimpan di arsip-arsip
kartu komputer, pita komputer dan sebagainya.
2.
wujud kebudayaan sebagi kompleks
aktifitas serta tindakan berpola dari manusia dalam
masyarakat. Wujud ke dua ini adalah yang disebut
20
system sosial atau social sistem, yaitu mengenai
tindakan berpola manusia itu sendiri. yang
berintegrasi satu sama lainya dari waktu kewaktu
yang selalu menurut pola tertentu.
3.
wujud kebudayaan sebagai wujud hasil
karya manusia. Wujud ketiga ini adalah yang disebut
kebudayaan fisik yaitu seluruh fisik hasil karya
manusia dalam masyarakat sifatnya sngat konkrit
berupa benda-benda yang bisadiraba, difoto,
dandilihat. dan tiga wujud tersebut tidak saling lepas
satu samalainnya dalam masyarakat.
Dari ketiga wujud tersebut, kebudayaan dapat
termanifestasi pada beberapa aspek sebagai berikut:
1.
Bahasa ( tulisan maupun lisan)
2.
Sistem teknologi (peralatan dan perlengkapan
hidup manusia)
21
3.
Sistem mata pencarian
( matapencarianhiudpdanekonomi)
4.
Organisasi social (organisasi kemasyarakatan)
5.
Sistem pengetahuan
6.
Kesenian (seni rupa, seni sastra, seni tari dan
sebagainya)
7.
b)
Religi.
Unsur-Unsur Kebudayaan
Prof. M.M Djojodigoeno menyatakan bahwa
kebudayaan atau budaya adalah daya dari budi,
yang berupa cipta, karsa, dan rasa. Sehingga unsurunsur didalamnya tiga aspek tersebut.
1.
Cipta : kerinduan manusia untuk mengetahui
rahasia segala hal, yang ada pada pengalamannya,
yang meliputi pengalaman lahir dan batin. Hasil cipta
berupa ilmu pengetahuan.
22
2.
Karsa :kerinduan manusia untuk menginisafi
tentang hal sangkanparan. Dari mana manusia
sebelum lahir (sangkan) dan kemana manusia
sesudah mati (paran) hasilnya berupa norma-norma
keagamaan, kepercayan, timbulnya bermacam-macam
agama, karna kesimpulan manusia berbeda-beda
pula.
3.
Rasa : kerinduan manusia akan keindahan,
sehingga menimbulkan dorongan untuk menikmati
keindahannya. Manusia merindukan keindahan dan
mennolak keburukan/ kejahatan.Buah perkembangan
rasa ini menjelma menjadi norma yang kemudian
menghasilkan bermacam-macam kesenian.
2.5.
Pengertian Ideologi
Kata ideology berasal dari bahasa latin ( idea ; daya
cipta sebagai hasil kesadaran manusia dan logos ;
23
ilmu ). Istilah ini diperkenalkan oleh filsuf Perancis
A.Destut de Tracy (1801 ) yang mempelajari tentang
berbagai gagasan (idea) manusia serta kadar
kebenarannya. Pengertian ini kemudian meluas
sebagai keseluruhan pemikiran, cita rasa, serta
segala upaya, terutama di bidang politik. Ideology
juga di artikan sebagai falfasah hidup dan
pandangan dunia ( dalam bahasa Jerman disebut
weltanschauung ).
Berikut ini beberapa pengertian ideology :
1.
A.Destult de Tracy
Ideology adalah bagian dari filsafat yang merupakan
ilmu yang mendasari ilmu-ilmu lain seperti
pendidikan, etika, politik, dan sebagainya.
2.
Dr. Alfian
Ideology adalah suatu pandangan atau system nilai
yang menyeluruh dan mendalam tentang bagaimana
24
cara yang sebaiknya, yaitu secara normal dianggap
benar dan adil mengatur tingkah laku bersama
dalam berbagai segi kehidupan[4]
2.6. Hubungan Antara Filsafat Dengan Ilmu
Pengetahuan
Gerard Beekman dalam bukunya (1973) filsafat, para
filsuf, berfilsafat menyatakan bahwa filsafat
memainkan peranan dalam hubungannya dengan
semua ilmu pengetahuan. Filsafat tidak harus
mengirim imformasi dari sisi ilmu pengetahuan,
tapi
harus memberikan ilmu pengetahuan.[5]
Ilmu dapat dibedakan dengan filsafat. Ilmu bersifat
pasteriori. Kesimpulannya ditarik setelah melakukan
pengujian-pengujian secara berulang-ulang. Untuk
kasus tertentu, ilmu bahkan menuntut untuk
diadakannya percobaan dan pendalaman untuk
25
mendapatkan esensinya. Sedangkan filsafat bersifat
priori, yakni; kesimpulan-kesimpulannya ditarik tanpa
pengujian. Sebab filsafat tidak mengharuskan adanya
data empiris seperti dimiliki ilmu. Karena filsafat
bersifat spekulatif dan kontemplatif yang ini juga
dimiliki ilmu.
Filsafat yang sering disebut sebagai induk ilmu
pengetahuan (mother of science) dapat menjadi
pembuka dan sekaligus ilmu pamungkas keilmuan
yang tidak dapat diselesaikan oleh ilmu. Kenapa
demikian? Sebab filsafat dapat merangsang lahirnya
sejumlah keinginan dari temuan filosofis melalui
berbagai observasi dan eksperimen yang melahirkan
berbagai pencabangan ilmu.
[6] Menurut Permakalah, untuk mengetahui hubungan
antara filsafat dan ilmu kita harus mengetahui
26
terlebih dahulu pengertian filsafat dan ilmu
pengetahuan.
Filsafat adalah buah pemikiran seseorang yang
mengkaji tentang masalah yang berkenan dengannya
dalam segala sesuatu secara benar, agar
menemukan hakikat yang sebenarnya.
Ilmu adalah sebuah pengetahuan yang pasti
secara beraturan, secara ilmiah, dan mencakup
kebenaran umum mengenai objek studi.
Antara filsafat dan ilmu ini memiliki hubungan dan
persamaan, keduanya ini meupakan hasil ciptaan
kegiatan pemikiran manusia, yaitu berfikir filosofis
dan empiris ilmiah. Filsafat menentukan tujuan hidup
dan ilmu menentukan sarana untuk hidup. Jadi,
antara filsafat dan ilmu pengetahuan ini sangatlah
berkaitan erat, filsafat ini disebut sebagai patokan
ilmu pengetahuan.
27
2.7. Hubungan Filsafat dengan Agama
[7] Menurut Hocking (1946), agama merupakan obat
dari kesulitan dan kekhawatiran yang dihadapi
manusia, sekurang-kurangnya meringankan manusia
dari kesulitan. Agama merupakan pernyataan
pengharapan manusia dalam dunia yang besar atau
jagat raya, karena ada jalan hidup yang benar yang
perlu ditemukan. Agama menjadi suatu lembaga
yang bersemangat untuk memperoleh kehidupan
yang baik dan merenungkannya sebagai suatu
tuntutan kosmis,. Menusia menjadi penganutnya yang
setia terhadap agama karena manurus keyakinannya
agama telah memberikan sesuatu yang sangat
berharga bagi hidupnya yang tidak mungkin dapat
diuji dengan pengalaman maupun oleh akal sepert
halnya menguji kebenaran sains dan filsafat karena
28
agama lebih banyak menyangkut perasaan dan
keyakinan.
Agama merupakan sesuatu yang ada,
karena keberadaanya itulah makanya agama
dikatakan pengkajian filsafat. Landasan agama atau
tauhid meurpkan landasan utama yang perlu
diperhatikan dan diterapkan dalam kehidupan seharihari untuk keselamatan di dnia dan menjadi bekal di
akhirat nanti. Misalnya dalam melaksanakan proses
pendidikan dan pembelajran bagi anak didi, dimna
alandasan tauhi dan spritual keagaaamini
menyangkut dengan hakikat menusi asebagai
makhluk ciptaan Tuhan. Oleh karena itu pendidikan
dan pemblajarna yang harus dilakukan harus
mengacu pada pembentukan kepribadian anak didik
yang sesuai dengan nilai-nilai aqidan dan spritual
kegaman yaitu menurut ajaran agama islam.
Pandangan filsafat menurut agama islam tertung
semuanga pada Al-qur’an yang dijadikan
29
seabgaipegangan dan pedoman hidup bagi orangorang yang beriman. Karena dia yakin bahwa
semuanya. Baik hidup, mati, kapan, dan dimanapun
ia berada adalah kekuasaan dan kehendak yang
maha kuasa yaitu Allah SWT.
Filsafat merupakan pertolongan yang sangat penting
pula pengaruhnya terhadap seluruh sikap dan
pandangan orang, karena filsafat justru hendak
memberikan dasar-dasar yang terdalam mengenai
hakikat manusia dan dunia. Ada beberapa hal yang
penting dalam agama yaitu : menyakini adanya
Tuhan yang menciptakan semua yang ada dilangit
dan dibumi dan mengatur semua kehidupan
manusia, adanya kebajikan, sifat buruk dan baik dan
lain sebagainya,juga diselidi oleh filsafat karena itu
meurpakan atau mungkin ada secara umum
kebenaran dalam agama didasarkan pada wahtu
30
atau firman-firman Allah, sedangkan kebenaran
dalam filsafat didasarkan pada pikiran belaka, agama
telah mengaskan bahwa agama itu untuk orangorang yang berakal dan berilmu pengetahuan.
Maksudnya adalah dalam agama terutama gama
islam adanya aturan-aturan yang ditetapkan Allah,
dimnaa aturah Allah adalah wajib, sunat, haram,
makhru dan mubah. Jadi agama dan pendidikan
merupakan dual yang saling berhubungan dan saling
berkaitan, maksudnya adalah didalam agama ada
aturan-aturan yang harus dipatuhi sedangkan dalam
pendidikan juga ada aturan yang harus dipatuhi dan
semua atuaran baik agama maupun pendiidkan
dijalankan dan diterapkan oleh manusia.
[8] Menurut Pemakalah, untuk mengetahui hubungan
antara filsafat dan agama, kita harus mengetahui
terlebih dahulu pengertian filsafat dan agama.
31
Definisi filsafat telah kami bahas sebelumnya, bahwa
filsafat yaitu buah pemikiran seseorang yang
mengkaji tentang masalah yang berkenan dengannya
dalam segala sesuatu secara benar agar
menemukan hakikat sebenarnya.
Agama adalah suatu pedoman bagi manusia agar
hidup manusia menjadi lurus, teratur, dan tidak
kacau. Dalam agama ada sesuatu yang dianggap
berkuasa yaitu Tuhan, zat yang memiliki segala yang
ada, yang berkuasa dan yang mengatur segala alam
beserta isinya.
Jadi, filsafat dan agama sangat berkaitan erat dan
saling berhubungan peran agama terhadap filsafat
adalah meluruskan filsafat yang tidak nyata
kebenarannya yang ada pada agama. Sedangkan
peran filsafat terhadap agama adalah membantu
keyakinan manusia terhadap kebenaran mutlak
32
dengan pemikiran yang kritis dan logis. Ada sebuah
pernyataan yang menyatakan bahwa filsafat yang
sejati harus berdasarkan agama dan filsafat yang
sejati itu adalah terkandung dalam agama.
2.8.
Hubungan Filsafat dengan Kebudayaan
Kebudayaan mempunyai fungsi yang
besari bagi mnausia dan masyarakat, berbagai
macam kekuatan harus dihadapi seperit kekuatan
alam dan kekuatan lain. Selain itu manusia dan
masyarakat memerlukan kepuasan baik secara
spritual maupun materil. Manusia merupakan
makhluk yang berbudaya, melalui akalnya manusia
danpat mengembangkan kebudyaan. Begitu pula
manusia hidup dan tergantung apa kebudayaan
sebagai hasil ciptaanya. Kebudayaan memberikan
aturan bagi manusia dalam mengolah lingkungan
33
dengan teknologi hasil ciptaannya. Dan kebudayaan
juga diharakan dengan pendidikan yang akan
mengembangkan dan membangkitkan budaya-budaya
dulu, agar dia tidak punah dan terjaga untuk
selamanya. Oleh karena itu, dengan adanya filsfat,
kita dapat mengetahui tentang hasil karya manusia
yang akan menimbulkan teknologi yang mempunyai
kegunaan utama dalam melindungi manusia terhadal
alam lingkungannya. Sehingga kebudayaan memiliki
peran :
1. suatu hubungan pedoman antar manusia atau
kelompoknya
2. wadah untuk menyalurkan perasan dan
kemampuan lain
3. sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan
manusia
4. pembeda manusia dengan binatan
34
5. petunjuk-petunjuk tentang bagaimana harus
bertindak dan berperilaku dalam pergaulan
6. pengaturan agar manusia dapat mengerti
bagaimnaa seharusnya bertindak, berbuat,
menentukan sikapnya jikga berhubungan dengan
orang lain
7. sebagai modal dasar pembangunan
[9] Menurut Pemakalah, kaitan antara
filsafat dan kebudayaan ini juga sangat erat
hubungannya, karena kebudayaan ini adalah hasil
karya manusia sebagai komplek aktifitas serta
tindakan berpola dari manusia. Dan kebudayaan ini
juga hasil dari ide-ide dan gagasan. Intinya
kebudayaan itu merupakan hasil dari sebuah
pemikiran manusia yang disebut sebagai filsafat.
2.9.
Hubungan Filsafat dengan Ideologi
35
Filsafat dan ideology memiliki keterkaitan sebelum
lahirnya sebuah ideolgi maka ada filsafat terlebih
dahulu, filsafat berubah menjadi ideology setelah
filsafat tersebut digunakan untuk cita-cita dan di
kerjakan atau di patuhi oleh manusia tersebut.
Filsafat adalah sebuah pemikiran kritis untuk
menglogikan sesuatu, sehingga filsafat menjadi akar
dari setiap ilmu pengetahuan, sedangkan ideology
adalah suatu ilmu yang mempelajari cita-cita.
Ideology merupakan hasil filsafat, ideology adalah
output dari struktur pemikiran yang sudah matang,
komplik, serta sintesis berupa tawaran-tawaran
terhadap sendi-sendi kehidupan yang lebih kompleks.
[10] Menurut Pemikiran Pemakalah, filsafat dan
ideology sangatlah berkaitan erat, Mengapa
demikian? Karena ideology itu adalah sebuah ilmu
yang mempelajari tentang gagasan atau pokok
36
pikiran manusia serta kadar kebenarannya.
Sedangkan filsafat merupakan pokok pemikiran
manusia yang harus dicari kadar kebenarannya,
tanpa ada filsafat maka tidak suatu ilmu ideology.
37
BAB III
PENUTUP
1.
KESIMPULAN
Filsafat dan agama mempunya hubungan yang
terkait dan reflesif dengan manusia artinya keduanya
tidak ada alat penggerak dan tenaga utama di
dalam diri manusia, yang dikatakan alat dan
penggerak tenaga utama pada diri manusia adalah
akal, pikiran, rasa, dan kenyakinan. Dengan alat ini
manusia akan mencapai kebahagiaan bagi dirinya.
Agama dapat menjadi petunjuk, pegangan serta
pedoman hidup bagi manusia dalam menempuh
hidupnya dengan harapan penuh keamanan,
kedamaian, dan kesejahteraan. Manakala manusia
menghadapi masalah yang rumit dan berat, maka
38
timbullah kesadaranyna, bahw amanusia merupakan
makhluk yang tidak berdaya untuk mengatasinya dan
timbulnya kepercayaan dan keyakinan.
Hubungan pendidikan dengan kebudayaan adalah
juga hubungan nilai demokrasi. Dimana fungsi
pendidikan sebagai pengoper kebudayaan
mempunyai tujuan yang lebih utama yaitu untuk
membina kepribadian manusia agar lebih kreatif dan
produktif yakni mampu menciptakan kebudayaan.
Hubungan filsafat dengan ideologi, filsafat dan
ideology sangatlah berkaitan erat, Mengapa
demikian? Karena ideology itu adalah sebuah ilmu
yang mempelajari tentang gagasan atau pokok
pikiran manusia serta kadar kebenarannya.
Sedangkan filsafat merupakan pokok pemikiran
manusia yang harus dicari kadar kebenarannya,
tanpa ada filsafat maka tidak suatu ilmu ideology.
39
Hubungan Filsafat dengan Ilmu Pengetahuan,
Realitas juga menunjukan bahwa hampir tidak ada
satu cabang ilmu yang lepas dari filsafat atau
serendahnya tidak terkait dengan persoalan filsafat.
Bahkan untuk kepentingan perkembangan ilmu itu
sendiri, lahir suatu disiplin filsafat untuk mengkaji
ilmu pengetahuan, pada apa yang disebut sebagai
filsafat pengetahuan, yang kemudian berkembang
lagi yang melahirkan salah satu cabang yang disebut
sebagai filsafat ilmu.
40
DAFTAR PUSTAKA
Kattsoff, Louis O., Pengantar Filsafat, alih bahasa
Soejono Soemargono, (Yogyakarta: Tiara Kencana,
1986).
Poedjawijatna, Pembimbing ke Arah Alam Filsafat,
( Jakarta:Pembangunan, 1980).
Dr.Slamet Ibrahim. Filsafat Ilmu Pengetahuan. ITB,
2008.
Tafsir, Ahmad, 2000. Ilmu Pendidikan dalam
Perspektif Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nata, Abuddin, 2004. Filsafat Pendidikan Islam 1.
Jakarta: LOGOS WACANA ILMU.
41
Notowidogda, Rohman, 2006, Ilmu Budaya Dasar
Berdasarkan Al-qur’an dan Hadits, Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Supriyadi, Dedi, 2008, Sejarah Peradaban Islam,
Bandung: Pustaka Setia.
Gazalba, Sidi, 2001, Mesjid Pusat Ibadat dan
Kebudayaan Islam, Jakarta: Pustaka Al-Husna.
Budiyanto, 2007, Pendidikan Kewarganegaraan Kelas
3 SMA, Jakarta: Erlangga.
42
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Filsafat adalah sumber dan dasar dari cabangcabang filsafat yang lain termasuk didalamnya
adalah filsafat ilmu. Filsafat ilmu dari berbagai
kalangan filsuf dianggap sebagai suatu cabang
filsafat yang sangat penting dan mesti dipelajari
secara mendalam. Filsafat tent
unnya sangat berbeda dengan ilmu karena untuk
mengkaji dan mengetahui apakah sesuatu itu adalah
ilmu ternyata dasarnya adalah dengan jalan berfikir
secara mendalam atau berkontemplasi.
1
Dalam perumusan suatu ilmu ataupun pengetahuan
sebelum secara konkrit disebut sebagai ilmu dan
pengetahuan tentunya ada rumusan yang dianggap
mampu memberikan nilai-nilai yang mendekati suatu
kesempurnaan berfikir sehingga pada akhirnya
sesuatu itu dikatakan sebagai ilmu atau
pengetahuan. Dalam kajian itupula ternyata harus
melalui suatu proses yang oleh parah ahli disebut
berfilsafat.
Filsafat secara umum adalah sebagai ilmu
pengetahuan yang menyelidiki hakikat segala sesuatu
untuk memperoleh kebenaran, secara khusus
terdapat banyak perbedaan pendapat dapat dilihat
dari berbagai segi yaitu menggunakan rationalisme
atau mengagungkan akal, materialisme atau
mengagungkan materi, idealisme atau mengagungkan
2
ide, hedonisme mengagungkan kesenangan dan atau
stocisme mengagungkan tabiat saleh.
Filsafat ilmu dan filsafat tidak dapat dipisahkan
bahkan jikalau diibaratkan keduanya seperti mata
uang logam atau dua sisi yang saling terkait. Untuk
memahami secara umum kedua sisi tersebut maka
perlu pemisahan dua hal itu yaitu filsafat ilmu disatu
sisi sebagai disiplin ilmu dan disisi lain sebagai
landasan filosofis bagi proses keilmuan.
Sebagai sebuah disiplin ilmu, filsafat ilmu merupakan
cabang dari ilmu filsafat yang
membicarakan obyek khusus, yaitu ilmu pengetahuan
yang memiliki sifat dan karakteristik tertentu hampir
sama dengan filsafat pada umumnya dan filsafat
ilmu sebagai landasan filosofis bagi proses keilmuan,
ia merupakan kerangka dasar dari proses keilmuan
itu sendiri.
3
Secara sederhana, filsafat dapat diartikan sebagai
berfikir menurut tata tertib dengan bebas dan
sedalam-dalamnya, sehingga sampai kedasar suatu
persoalan, yakni berfikir yang mempunyai ciri-ciri
khusus, seperti analitis, pemahaman deskriptif,
evaluatif, interpretatif dan spekulatif. Sejalan dengan
ini, Musa Asy’ari menyatakan bahwa filsafat adalah
berfikir bebas, radikal, dan berada pada dataran
makna. Bebas artinya tidak ada yang menghalanghalangi kerja pikiran. Radikal artinya berfikir sampai
ke akar-akar masalah (mendalam) bahkan sampai
melewati batas-batas fisik atau yang disebut
metafisis. Sedang berfikir dalam tahap makna berarti
menemukan makna terdalam dan suatu yang
terkandung didalamnya. Makna tersebut bisa berupa
nilai-nilai seperti kebenaran, keindahan ataupun
kebaikan.
4
Sedangaka Ilmu dapat disimpulkan sebagai
sebagian pengetahuan yang mempunyai ciri, tanda,
syarat tertentu, yaitu sistematik, rasional, empiris,
universal, obyektif, dapat diukur, terbuka dan
komulatif (tersusun timbun).
1.2.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan ini
adalah :
1.
Bagaimana kajian filsafat terhadap filsafat ilmu
pengetahuan?
2.
Bagaimana kajian filsafat terhadap filsafat
pandangan dunia (agama, budaya, ideology ) ?
5
6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Gambaran Tentang filsafat
2.1.1. Sejarah Penemuan filsafat
[1] Filsafat dalam pandangan barat diperkirakan
muncul pada abad ke- 7 sebelum masehi di yunani.
dalam Filsafat muncul ketika orang-orang mulai
berpikir dan berdiskusi akan keadaan alam, dunia,
dan lingkungan disekitar
mereka dan tidak
menggantungkan diri kepada agama lagi untuk
7
mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini.
Banyak yang bertanya-tanya mengapa filsafat muncul
di Yunani dan tidak di daerah yang beradab lain
kala itu seperti Babilonia, Yudea (Israel) atau Mesir.
Jawabannya sederhana: di Yunani, tidak seperti di
daerah lain-lainnya tidak ada kasta pendeta sehingga
secara intelektual orang lebih bebas.
Orang Yunani pertama yang bisa diberi gelar filosof
ialah Thales dari Mileta, sekarang di pesisir barat
Turki. Tetapi filosof-filosof Yunani yang terbesar tentu
saja ialah: Socrates, Plato, dan Aristoteles. Socrates
adalah guru Plato sedangkan Aristoteles adalah
murid Plato. Bahkan ada yang berpendapat bahwa
sejarah filsafat tidak lain hanyalah
“komentarkomentar karya Plato belaka”. Hal ini
menunjukkan pengaruh Plato yang sangat besar
pada sejarah filsafat.
8
2.1.2 Filsafat Dalam Pandangan Para Ahli
Beberapa pandangan para ahli tentang filsafat telah
terdapat dalam berbagai macam literatur dan hampir
semua disiplin ilmu, bahasan tentang filsafat adalah
salasatu objek telaah yang menarik untuk
didiskusikan. Berikut beberapa pandangan:
Ø Menurut Descartes (1596–1650)
Filsafat ialah kumpulan segala pengetahuan di
mana Tuhan, alam dan manusia menjadi pokok
penyelidikannya.
Ø Plato ( 428 -348 SM )
Filsafat tidak lain dari pengetahuan tentang segala
yang ada. Filsafat adalah pengetahuan yang
berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang
asli.
9
Ø Aristoteles
(384 – 322 SM)
Filsafat adalah ilmu ( pengetahuan ) yang meliputi
kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu
metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik,
dan estetika.
Bahwa kewajiban filsafat adalah menyelidiki sebab
dan asas segala benda. Dengan demikian filsafat
bersifat ilmu umum sekali. Tugas penyelidikan
tentang sebab telah dibagi sekarang oleh filsafat
dengan ilmu.
Ø Cicero ( (106 – 43 SM )
Filsafat adalah sebagai “ibu dari semua seni “( the
mother of all the arts“ ia juga mendefinisikan filsafat
sebagai ars vitae (seni kehidupan )
Ø Johann Gotlich Fickte (1762-1814 )
10
Filsafat sebagai Wissenschaftslehre (ilmu dari ilmuilmu , yakni ilmu umum, yang jadi dasar segala
ilmu. Ilmu membicarakan sesuatu bidang atau jenis
kenyataan. Filsafat memperkatakan seluruh bidang
dan seluruh jenis ilmu mencari kebenaran dari
seluruh kenyataan.
Ø Prof. Mr.Mumahamd Yamin
Filsafat ialah pemusatan pikiran, sehingga manusia
menemui kepribadiannya seraya didalam
kepribadiannya itu dialamiya kesungguhan.
2.2.
2.2.1.
Tentang Ilmu Pengetahuan
Pengertian ilmu
Ilmu berasal dari bahasa Arab: ‘alima, ya’lamu,
‘ilman yang berarti mengetahui,memahami dan
mengerti benar-benar. Dalam bahasa Inggris disebut
11
Science, dari bahasa Latin yang berasal dari kata
Scientia (pengetahuan) atau Scire (mengetahui).
Sedangkan dalam bahasa Yunani adalah Episteme
(pengetahuan). Dalam kamus Bahasa Indonesia, ilmu
adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang
tersusun secara bersistem menurut metode-metode
tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan
gejala-gejala tertentu di bidang itu (Kamus Bahasa
Indonesia, 1998)
Ø Encyclopedia Americana
Dalam Encyclopedia Americana, ilmu adalah
pengetahuan yang bersifat positif dan
sistematis.
Ø Paul Freed man
Dalam The Principles of Scientific Research
mendefinisikan ilmu sebagai: bentuk aktifitas manusia
yang dengan melakukan nya umat manusia
12
memperoleh suatu pengetahuan dan senantiasa lebih
lengkap dan cermat tentang alam dimasa lampau,
sekarang dan kemudian hari, serta suatu
kemampuan yang meningkat untuk menyesuaikan
dirinya dan mengubah lingkungannya serta
mengubah sifat-sifatnya sendiri.
Ø S.ornby
Mengartikan ilmu sebagai susunan atau kumpulan
pengetahuan yang diperoleh melalui penelitian dan
percobaan dari fakta-fakta.
Ø Poincare
Menyebutkan bahwa ilmu berisi kaidah-kaidah dalam
arti definisi yang tersembunyi.
13
Tidak dapat di pungkiri bahwa dalam proses untuk
memperole suatu ilmu adalah dengan melalui
pedekatan filsafat. .
2.2.2 Tujuan Ilmu dalam lingkup filsafat ilmu
[2] Ilmu pengetahuan adalah salah satu objek kajian
dari filsafat ilmu yang merupakan cabang dari
filsafat. Yang dimaksud dengan filsafat ilmu adalah
studi sistematik mengenai sifat hakikat
ilmu,khususnya yang berkenaan
denganmetodenyadan kedudukannyadidalam skema
umum disiplin ilmu.Untuk mendapatkan gambaran
singkat tentang pengertian filsafat ilmu dapatlah
dicermati rangkuman ranah telaah yang tercakup
dalam filsafat ilmu, seperti berikut :
Filsafat ilmu merupakan studi gabungan yang terdiri
dari beberapa kajian, yang diajukan untuk
14
menetapkan batas yang tegas mengenai ilmu
tertentu. Juga berperan untuk menganalisis hubungan
atau antar hubungan yang ada pada kajian satu
terhadap kajian yang lain.
Tujuan filsafat ilmu adalah
Ø
Mendalami unsur-unsur pokok ilmu, sehingga
secara menyeluruh kita dapat memeahami sumber,
hakikat dan tujuan ilmu
Ø
Memahami sejarah pertumbuhan,
perkembangan,dan kemajuan ilmu di berbagai
bidang,sehingga kita mendapat gambaran tentang
proses ilmu kontemporer secara historis.
Ø
Menjadi pedoman bagi para dosen dan
mahasiswa dalam mendalami studi di perguruan
tinggi, terutama untuk membedakan persoalan yang
ilmiah dan nonilmiah.
15
Ø
Mendorong pada calon ilmuwan dan iluman
untuk konsisten dalam mendalami ilmu dan
mengembangkannya.
Ø
Mempertegas bahwa dalam persoalan sumber
dan tujuan antara ilmu dan agama tidak ada
pertentagan.
2.3. Pengertian Agama
Kata agama dalam Kitab suci Al-Qur'an dan hadits
Nabi mempunyai makna antara lain: pahala dan
balasan, ketaatan dan penghambaan, kekuasaan,
syariat dan hukum, umat, kepasrahan dan
penyerahan mutlak, aqidah, cinta, akhlak yang baik,
kemuliaan, cahaya, kehidupan hakiki, amar ma'ruf
nahi munkar, amanat dan menepati janji, menuntut
ilmu dan beramal dengannya, dan puncak
kesempurnaan akal.
16
Agama ialah suatu sistem credo (tata keyakinan),
ritus (peribadatan) dan sistem norma yang mengatur
hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan
manusia dan alam lainnya sesuai tata ketentuan
yang telah ditetapkan.
Menurut sumbernya agama dibagi menjadi 2 yaitu:
1.
Agama samawi (agama wahyu atau langit)
2.
Agama budaya (agama bumi)
Contoh dari agama samawi salah satumya adalah
islam. Agama islam adalah wahyu dari Allah yang
diturunkan pada rosul-Nya sebagai suatu sistem
keyakinan dan tata aturan yang mengatur segala pri
kehidupan dan kehidupan manusia dalam hubungan
nya dengan Tuhan, sesama makhluk maupun alam
yang bertujuan mencari keridhoan Allah serta
keselamatan dunia dan akhirat.
17
Agama islam bersumber dari kitab suci yaitu
kodifikasi wahyu Allah swt untuk umat manusia di
atas planet bumi berupa Al quran sebagai
penyempurna wahyu-wahyu Allah sebelumnya.
2.4. Tentang Kebudayaan
2.4.1. Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan menurut Mukti Ali (1982 : 4) adalah
budi daya, tingkah laku manusia. Tingkah laku
manusia digerakkan oleh akal dan perasaannya.
Yang mendasari adalah ucapan hatinya yang
merupakan keyakinan dan penghayatannya terhadap
sesuatu yang dianggap benar. Apa yang dianggap
benar itu besar atau kecil adalah agama. Dan
agama, sepanjang tidak diwahyukan adalah hasil
pemikiran filsafat.
18
[3] Pendapat lain menyatakan bahwa budaya atau
kebudayaan adalah formulasi dari tida unsur daya,
yaitu daya cipta, daya rasa, dan daya karsa (cipta,
rasa, karsa)
Berikut devinisi kebudayaan menurut beberapa ahli :
1.
Taylor, budaya adalah suatu keseluruhan
komplek yang meliputi pengetahuan,
kepercayaan,kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat
istiadan dan kemampuan yang lain serta kebiasaan
yang didapat oleh manusia sebagai anggota
masyarakat.
2.
Linton, kebudayaan dapat dipandang sebagai
konfigurasi tingkah laku yang dipelajari dan hasil
tingkah laku yang dipelajari, dimana unsur
pembentuknya didukung dan diteruskan oleh anggota
masyarakat lainnya.
19
3.
Kotjaraningrat, mengartikan bahwa kebudayaan
adalah keseluruhan sistem gagasan, milik dari
manusia dengan belajar
2.4.2. Wujud Kebudayaan Dan Unsur-Unsurnya
a)
Wujud Kebudayaan
Menurut prof. dr. koentjaraningrat, wujud kebudayaan
itu dapat diklasifikasikan pada tiga macam:
1.
wujud kebudayaan sebagai kompleks
ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan
dan sebagainya. Wujud pertama adalah ideal
kebudayaan yang sifat abstrak, tak dapat diraba dan
di foto, layaknya dalam pikiran manusia. Sekarang
kebudayaan ideal ini banyak tersimpan di arsip-arsip
kartu komputer, pita komputer dan sebagainya.
2.
wujud kebudayaan sebagi kompleks
aktifitas serta tindakan berpola dari manusia dalam
masyarakat. Wujud ke dua ini adalah yang disebut
20
system sosial atau social sistem, yaitu mengenai
tindakan berpola manusia itu sendiri. yang
berintegrasi satu sama lainya dari waktu kewaktu
yang selalu menurut pola tertentu.
3.
wujud kebudayaan sebagai wujud hasil
karya manusia. Wujud ketiga ini adalah yang disebut
kebudayaan fisik yaitu seluruh fisik hasil karya
manusia dalam masyarakat sifatnya sngat konkrit
berupa benda-benda yang bisadiraba, difoto,
dandilihat. dan tiga wujud tersebut tidak saling lepas
satu samalainnya dalam masyarakat.
Dari ketiga wujud tersebut, kebudayaan dapat
termanifestasi pada beberapa aspek sebagai berikut:
1.
Bahasa ( tulisan maupun lisan)
2.
Sistem teknologi (peralatan dan perlengkapan
hidup manusia)
21
3.
Sistem mata pencarian
( matapencarianhiudpdanekonomi)
4.
Organisasi social (organisasi kemasyarakatan)
5.
Sistem pengetahuan
6.
Kesenian (seni rupa, seni sastra, seni tari dan
sebagainya)
7.
b)
Religi.
Unsur-Unsur Kebudayaan
Prof. M.M Djojodigoeno menyatakan bahwa
kebudayaan atau budaya adalah daya dari budi,
yang berupa cipta, karsa, dan rasa. Sehingga unsurunsur didalamnya tiga aspek tersebut.
1.
Cipta : kerinduan manusia untuk mengetahui
rahasia segala hal, yang ada pada pengalamannya,
yang meliputi pengalaman lahir dan batin. Hasil cipta
berupa ilmu pengetahuan.
22
2.
Karsa :kerinduan manusia untuk menginisafi
tentang hal sangkanparan. Dari mana manusia
sebelum lahir (sangkan) dan kemana manusia
sesudah mati (paran) hasilnya berupa norma-norma
keagamaan, kepercayan, timbulnya bermacam-macam
agama, karna kesimpulan manusia berbeda-beda
pula.
3.
Rasa : kerinduan manusia akan keindahan,
sehingga menimbulkan dorongan untuk menikmati
keindahannya. Manusia merindukan keindahan dan
mennolak keburukan/ kejahatan.Buah perkembangan
rasa ini menjelma menjadi norma yang kemudian
menghasilkan bermacam-macam kesenian.
2.5.
Pengertian Ideologi
Kata ideology berasal dari bahasa latin ( idea ; daya
cipta sebagai hasil kesadaran manusia dan logos ;
23
ilmu ). Istilah ini diperkenalkan oleh filsuf Perancis
A.Destut de Tracy (1801 ) yang mempelajari tentang
berbagai gagasan (idea) manusia serta kadar
kebenarannya. Pengertian ini kemudian meluas
sebagai keseluruhan pemikiran, cita rasa, serta
segala upaya, terutama di bidang politik. Ideology
juga di artikan sebagai falfasah hidup dan
pandangan dunia ( dalam bahasa Jerman disebut
weltanschauung ).
Berikut ini beberapa pengertian ideology :
1.
A.Destult de Tracy
Ideology adalah bagian dari filsafat yang merupakan
ilmu yang mendasari ilmu-ilmu lain seperti
pendidikan, etika, politik, dan sebagainya.
2.
Dr. Alfian
Ideology adalah suatu pandangan atau system nilai
yang menyeluruh dan mendalam tentang bagaimana
24
cara yang sebaiknya, yaitu secara normal dianggap
benar dan adil mengatur tingkah laku bersama
dalam berbagai segi kehidupan[4]
2.6. Hubungan Antara Filsafat Dengan Ilmu
Pengetahuan
Gerard Beekman dalam bukunya (1973) filsafat, para
filsuf, berfilsafat menyatakan bahwa filsafat
memainkan peranan dalam hubungannya dengan
semua ilmu pengetahuan. Filsafat tidak harus
mengirim imformasi dari sisi ilmu pengetahuan,
tapi
harus memberikan ilmu pengetahuan.[5]
Ilmu dapat dibedakan dengan filsafat. Ilmu bersifat
pasteriori. Kesimpulannya ditarik setelah melakukan
pengujian-pengujian secara berulang-ulang. Untuk
kasus tertentu, ilmu bahkan menuntut untuk
diadakannya percobaan dan pendalaman untuk
25
mendapatkan esensinya. Sedangkan filsafat bersifat
priori, yakni; kesimpulan-kesimpulannya ditarik tanpa
pengujian. Sebab filsafat tidak mengharuskan adanya
data empiris seperti dimiliki ilmu. Karena filsafat
bersifat spekulatif dan kontemplatif yang ini juga
dimiliki ilmu.
Filsafat yang sering disebut sebagai induk ilmu
pengetahuan (mother of science) dapat menjadi
pembuka dan sekaligus ilmu pamungkas keilmuan
yang tidak dapat diselesaikan oleh ilmu. Kenapa
demikian? Sebab filsafat dapat merangsang lahirnya
sejumlah keinginan dari temuan filosofis melalui
berbagai observasi dan eksperimen yang melahirkan
berbagai pencabangan ilmu.
[6] Menurut Permakalah, untuk mengetahui hubungan
antara filsafat dan ilmu kita harus mengetahui
26
terlebih dahulu pengertian filsafat dan ilmu
pengetahuan.
Filsafat adalah buah pemikiran seseorang yang
mengkaji tentang masalah yang berkenan dengannya
dalam segala sesuatu secara benar, agar
menemukan hakikat yang sebenarnya.
Ilmu adalah sebuah pengetahuan yang pasti
secara beraturan, secara ilmiah, dan mencakup
kebenaran umum mengenai objek studi.
Antara filsafat dan ilmu ini memiliki hubungan dan
persamaan, keduanya ini meupakan hasil ciptaan
kegiatan pemikiran manusia, yaitu berfikir filosofis
dan empiris ilmiah. Filsafat menentukan tujuan hidup
dan ilmu menentukan sarana untuk hidup. Jadi,
antara filsafat dan ilmu pengetahuan ini sangatlah
berkaitan erat, filsafat ini disebut sebagai patokan
ilmu pengetahuan.
27
2.7. Hubungan Filsafat dengan Agama
[7] Menurut Hocking (1946), agama merupakan obat
dari kesulitan dan kekhawatiran yang dihadapi
manusia, sekurang-kurangnya meringankan manusia
dari kesulitan. Agama merupakan pernyataan
pengharapan manusia dalam dunia yang besar atau
jagat raya, karena ada jalan hidup yang benar yang
perlu ditemukan. Agama menjadi suatu lembaga
yang bersemangat untuk memperoleh kehidupan
yang baik dan merenungkannya sebagai suatu
tuntutan kosmis,. Menusia menjadi penganutnya yang
setia terhadap agama karena manurus keyakinannya
agama telah memberikan sesuatu yang sangat
berharga bagi hidupnya yang tidak mungkin dapat
diuji dengan pengalaman maupun oleh akal sepert
halnya menguji kebenaran sains dan filsafat karena
28
agama lebih banyak menyangkut perasaan dan
keyakinan.
Agama merupakan sesuatu yang ada,
karena keberadaanya itulah makanya agama
dikatakan pengkajian filsafat. Landasan agama atau
tauhid meurpkan landasan utama yang perlu
diperhatikan dan diterapkan dalam kehidupan seharihari untuk keselamatan di dnia dan menjadi bekal di
akhirat nanti. Misalnya dalam melaksanakan proses
pendidikan dan pembelajran bagi anak didi, dimna
alandasan tauhi dan spritual keagaaamini
menyangkut dengan hakikat menusi asebagai
makhluk ciptaan Tuhan. Oleh karena itu pendidikan
dan pemblajarna yang harus dilakukan harus
mengacu pada pembentukan kepribadian anak didik
yang sesuai dengan nilai-nilai aqidan dan spritual
kegaman yaitu menurut ajaran agama islam.
Pandangan filsafat menurut agama islam tertung
semuanga pada Al-qur’an yang dijadikan
29
seabgaipegangan dan pedoman hidup bagi orangorang yang beriman. Karena dia yakin bahwa
semuanya. Baik hidup, mati, kapan, dan dimanapun
ia berada adalah kekuasaan dan kehendak yang
maha kuasa yaitu Allah SWT.
Filsafat merupakan pertolongan yang sangat penting
pula pengaruhnya terhadap seluruh sikap dan
pandangan orang, karena filsafat justru hendak
memberikan dasar-dasar yang terdalam mengenai
hakikat manusia dan dunia. Ada beberapa hal yang
penting dalam agama yaitu : menyakini adanya
Tuhan yang menciptakan semua yang ada dilangit
dan dibumi dan mengatur semua kehidupan
manusia, adanya kebajikan, sifat buruk dan baik dan
lain sebagainya,juga diselidi oleh filsafat karena itu
meurpakan atau mungkin ada secara umum
kebenaran dalam agama didasarkan pada wahtu
30
atau firman-firman Allah, sedangkan kebenaran
dalam filsafat didasarkan pada pikiran belaka, agama
telah mengaskan bahwa agama itu untuk orangorang yang berakal dan berilmu pengetahuan.
Maksudnya adalah dalam agama terutama gama
islam adanya aturan-aturan yang ditetapkan Allah,
dimnaa aturah Allah adalah wajib, sunat, haram,
makhru dan mubah. Jadi agama dan pendidikan
merupakan dual yang saling berhubungan dan saling
berkaitan, maksudnya adalah didalam agama ada
aturan-aturan yang harus dipatuhi sedangkan dalam
pendidikan juga ada aturan yang harus dipatuhi dan
semua atuaran baik agama maupun pendiidkan
dijalankan dan diterapkan oleh manusia.
[8] Menurut Pemakalah, untuk mengetahui hubungan
antara filsafat dan agama, kita harus mengetahui
terlebih dahulu pengertian filsafat dan agama.
31
Definisi filsafat telah kami bahas sebelumnya, bahwa
filsafat yaitu buah pemikiran seseorang yang
mengkaji tentang masalah yang berkenan dengannya
dalam segala sesuatu secara benar agar
menemukan hakikat sebenarnya.
Agama adalah suatu pedoman bagi manusia agar
hidup manusia menjadi lurus, teratur, dan tidak
kacau. Dalam agama ada sesuatu yang dianggap
berkuasa yaitu Tuhan, zat yang memiliki segala yang
ada, yang berkuasa dan yang mengatur segala alam
beserta isinya.
Jadi, filsafat dan agama sangat berkaitan erat dan
saling berhubungan peran agama terhadap filsafat
adalah meluruskan filsafat yang tidak nyata
kebenarannya yang ada pada agama. Sedangkan
peran filsafat terhadap agama adalah membantu
keyakinan manusia terhadap kebenaran mutlak
32
dengan pemikiran yang kritis dan logis. Ada sebuah
pernyataan yang menyatakan bahwa filsafat yang
sejati harus berdasarkan agama dan filsafat yang
sejati itu adalah terkandung dalam agama.
2.8.
Hubungan Filsafat dengan Kebudayaan
Kebudayaan mempunyai fungsi yang
besari bagi mnausia dan masyarakat, berbagai
macam kekuatan harus dihadapi seperit kekuatan
alam dan kekuatan lain. Selain itu manusia dan
masyarakat memerlukan kepuasan baik secara
spritual maupun materil. Manusia merupakan
makhluk yang berbudaya, melalui akalnya manusia
danpat mengembangkan kebudyaan. Begitu pula
manusia hidup dan tergantung apa kebudayaan
sebagai hasil ciptaanya. Kebudayaan memberikan
aturan bagi manusia dalam mengolah lingkungan
33
dengan teknologi hasil ciptaannya. Dan kebudayaan
juga diharakan dengan pendidikan yang akan
mengembangkan dan membangkitkan budaya-budaya
dulu, agar dia tidak punah dan terjaga untuk
selamanya. Oleh karena itu, dengan adanya filsfat,
kita dapat mengetahui tentang hasil karya manusia
yang akan menimbulkan teknologi yang mempunyai
kegunaan utama dalam melindungi manusia terhadal
alam lingkungannya. Sehingga kebudayaan memiliki
peran :
1. suatu hubungan pedoman antar manusia atau
kelompoknya
2. wadah untuk menyalurkan perasan dan
kemampuan lain
3. sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan
manusia
4. pembeda manusia dengan binatan
34
5. petunjuk-petunjuk tentang bagaimana harus
bertindak dan berperilaku dalam pergaulan
6. pengaturan agar manusia dapat mengerti
bagaimnaa seharusnya bertindak, berbuat,
menentukan sikapnya jikga berhubungan dengan
orang lain
7. sebagai modal dasar pembangunan
[9] Menurut Pemakalah, kaitan antara
filsafat dan kebudayaan ini juga sangat erat
hubungannya, karena kebudayaan ini adalah hasil
karya manusia sebagai komplek aktifitas serta
tindakan berpola dari manusia. Dan kebudayaan ini
juga hasil dari ide-ide dan gagasan. Intinya
kebudayaan itu merupakan hasil dari sebuah
pemikiran manusia yang disebut sebagai filsafat.
2.9.
Hubungan Filsafat dengan Ideologi
35
Filsafat dan ideology memiliki keterkaitan sebelum
lahirnya sebuah ideolgi maka ada filsafat terlebih
dahulu, filsafat berubah menjadi ideology setelah
filsafat tersebut digunakan untuk cita-cita dan di
kerjakan atau di patuhi oleh manusia tersebut.
Filsafat adalah sebuah pemikiran kritis untuk
menglogikan sesuatu, sehingga filsafat menjadi akar
dari setiap ilmu pengetahuan, sedangkan ideology
adalah suatu ilmu yang mempelajari cita-cita.
Ideology merupakan hasil filsafat, ideology adalah
output dari struktur pemikiran yang sudah matang,
komplik, serta sintesis berupa tawaran-tawaran
terhadap sendi-sendi kehidupan yang lebih kompleks.
[10] Menurut Pemikiran Pemakalah, filsafat dan
ideology sangatlah berkaitan erat, Mengapa
demikian? Karena ideology itu adalah sebuah ilmu
yang mempelajari tentang gagasan atau pokok
36
pikiran manusia serta kadar kebenarannya.
Sedangkan filsafat merupakan pokok pemikiran
manusia yang harus dicari kadar kebenarannya,
tanpa ada filsafat maka tidak suatu ilmu ideology.
37
BAB III
PENUTUP
1.
KESIMPULAN
Filsafat dan agama mempunya hubungan yang
terkait dan reflesif dengan manusia artinya keduanya
tidak ada alat penggerak dan tenaga utama di
dalam diri manusia, yang dikatakan alat dan
penggerak tenaga utama pada diri manusia adalah
akal, pikiran, rasa, dan kenyakinan. Dengan alat ini
manusia akan mencapai kebahagiaan bagi dirinya.
Agama dapat menjadi petunjuk, pegangan serta
pedoman hidup bagi manusia dalam menempuh
hidupnya dengan harapan penuh keamanan,
kedamaian, dan kesejahteraan. Manakala manusia
menghadapi masalah yang rumit dan berat, maka
38
timbullah kesadaranyna, bahw amanusia merupakan
makhluk yang tidak berdaya untuk mengatasinya dan
timbulnya kepercayaan dan keyakinan.
Hubungan pendidikan dengan kebudayaan adalah
juga hubungan nilai demokrasi. Dimana fungsi
pendidikan sebagai pengoper kebudayaan
mempunyai tujuan yang lebih utama yaitu untuk
membina kepribadian manusia agar lebih kreatif dan
produktif yakni mampu menciptakan kebudayaan.
Hubungan filsafat dengan ideologi, filsafat dan
ideology sangatlah berkaitan erat, Mengapa
demikian? Karena ideology itu adalah sebuah ilmu
yang mempelajari tentang gagasan atau pokok
pikiran manusia serta kadar kebenarannya.
Sedangkan filsafat merupakan pokok pemikiran
manusia yang harus dicari kadar kebenarannya,
tanpa ada filsafat maka tidak suatu ilmu ideology.
39
Hubungan Filsafat dengan Ilmu Pengetahuan,
Realitas juga menunjukan bahwa hampir tidak ada
satu cabang ilmu yang lepas dari filsafat atau
serendahnya tidak terkait dengan persoalan filsafat.
Bahkan untuk kepentingan perkembangan ilmu itu
sendiri, lahir suatu disiplin filsafat untuk mengkaji
ilmu pengetahuan, pada apa yang disebut sebagai
filsafat pengetahuan, yang kemudian berkembang
lagi yang melahirkan salah satu cabang yang disebut
sebagai filsafat ilmu.
40
DAFTAR PUSTAKA
Kattsoff, Louis O., Pengantar Filsafat, alih bahasa
Soejono Soemargono, (Yogyakarta: Tiara Kencana,
1986).
Poedjawijatna, Pembimbing ke Arah Alam Filsafat,
( Jakarta:Pembangunan, 1980).
Dr.Slamet Ibrahim. Filsafat Ilmu Pengetahuan. ITB,
2008.
Tafsir, Ahmad, 2000. Ilmu Pendidikan dalam
Perspektif Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nata, Abuddin, 2004. Filsafat Pendidikan Islam 1.
Jakarta: LOGOS WACANA ILMU.
41
Notowidogda, Rohman, 2006, Ilmu Budaya Dasar
Berdasarkan Al-qur’an dan Hadits, Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Supriyadi, Dedi, 2008, Sejarah Peradaban Islam,
Bandung: Pustaka Setia.
Gazalba, Sidi, 2001, Mesjid Pusat Ibadat dan
Kebudayaan Islam, Jakarta: Pustaka Al-Husna.
Budiyanto, 2007, Pendidikan Kewarganegaraan Kelas
3 SMA, Jakarta: Erlangga.
42