Adilita Pramanti S.Sos. M.Si Fakultas Il (1)
Sosiologi Lingkungan
Dosen: Adilita Pramanti, S.Sos., M.Si
Nama: Mardiah
Sosiologi, Universitas Nasional
Perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat dapat memberikan pengaruh terhadap
lingkungan di sekitar. Sebagai contoh positif dari perubahan sosial di lingkungan adalah
pemeliharaan tanaman di pekarangan rumah. Selain mampu memberikan udara yang sejuk
bagi rumah tersebut, adanya tanaman di pekarangan berupa apotek hidup juga sangat
bermanfaat dan jika ada warga masyarakat yang sakit, tanaman atau apotek hidup tersebut
dapat di manfaatkan sebagai pertolongan pertama.
Teori kelas dari Marx memandang bahwa masyarakat mempunyai perbedaanperbedaan fundamental antara golongan yang bertikai dalam mengejar kepentingan masingmasing. Menurut Marx, dasar dari sistem stratifikasi adalah tergantung dari kelompokkelompok manusia terhadap sarana produksi. Kelas dalam hal ini adalah suatu kelompok
orang-orang yang mempunyai fungsi, tujuan, dan struktur sosial yang sama dalam organisasi.
Kepedulian masyarakat terhadap lingkungan lebih didasarkan pada hal-hal besar yang
mereka lihat dan melupakan hal-hal kecil yang sebenarnya jika terus di biarkan akan
berpengaruh besar terhadap lingkungan itu. Contoh: Pohon sebagai bahan pokok pembuatan
tissue dan kertas. Banyak masyarakat mempermasalahkan penebangan pohon yang tidak
sesuai dengan peraturan yang ada. Namun, mereka lupa memahami untuk apa pohon tersebut
di tebang. Salah satu alasannya ialah untuk memenuhi permintaan akan kebutuhan tissue dan
kertas yang terus meningkat. Mengapa hanya mempermasalahkan hal besar yang terlihat?
Masyarakat belum memahami secara lebih jelas bahwa yang membuat pohon tersebut terus
ditebang ialah permintaan akan tissue dan kertas yang terus meningkat dari masyarakat itu
sendiri. Permasalahan tersebut sebenarnya dapat di atasi dengan mengganti tissue dengan
sapu tangan atau dengan mengurangi penggunaan kertas dalam kegiatan sehari-hari. Contoh
lain ialah yang dilakukan oleh sekumpulan OB di Universitas Nasional. Mereka berinisiatif
untuk mengambil sisa-sisa kertas dari berbagai ruangan untuk dikumpulkan dan dijual.
Nantinya hasil dari penjualan tersebut akan dibagi rata kepada kelompok OB yang
mengumpulkan kertas itu. Ide untuk mengumpulkan kertas tersebut tercetus dari salah satu
dosen yang sadar akan banyaknya sampah kertas di lingkungan kampus. Hal tersebut
mendorong OB lain untuk turut serta mengumpulkan sisa-sisa kertas yang ada karena mampu
menghasilkan uang sebagai nilai tambah untuk pendapatannya. Kepedulian akan hal-hal kecil
seperti ini sebenarnya memiliki dampak yang cukup besar. Dengan rutinnya sekumpulan OB
mengambil sisa-sisa kertas yang tidak terpakai, pihak kampus tidak lagi harus menyewa
mobil besar untuk mengangkut sampah-sampah tersebut. Selain mengurangi pengeluaran dari
kampus itu, kegiatan ini juga memberi dampak yang baik bagi OB karena mampu
memberikan nilai tambah untuk pendapatannya dan membuat kampus tersebut bersih dari
sampah kertas yang tidak terpakai.
Permasalahan yang ada di lingkungan sebenarnya juga bisa di atasi dengan cara yang
tepat dan sesuai sasaran. Contohnya ialah pengelolaan sampah yang ada di sekitar lingkungan
dengan menggunakan metode 3R yakni Reuse, Reduce, Recycle. Reuse adalah menggunakan
kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama atau pun fungsi
lainnya. Contoh Reuse: Menggunakan botol bekas minuman yang sudah habis sebagai tempat
minyak goreng. Reduce adalah mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah.
Contoh Reduce: Menggunakan produk yang dapat di isi ulang (menggunakan alat tulis yang
bisa di isi ulang kembali). Recyle berarti mengolah kembali (mendaur ulang) sampah menjadi
barang atau produk baru yang lebih bermanfaat. Contoh Recycle : Mengelola sampah-sampah
yang sudah tidak terpakai seperti botol minuman menjadi vas bunga, bungkus deterjen
menjadi payung dan tas, serta bohlam lampu pijar yang sudah mati menjadi aquarium mini.
selain dapat mengurangi sampah, cara-cara tersebut juga menguntungkan dan menghasilkan
pundi-pundi rupiah bagi pembuat karya tersebut .
Dosen: Adilita Pramanti, S.Sos., M.Si
Nama: Mardiah
Sosiologi, Universitas Nasional
Perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat dapat memberikan pengaruh terhadap
lingkungan di sekitar. Sebagai contoh positif dari perubahan sosial di lingkungan adalah
pemeliharaan tanaman di pekarangan rumah. Selain mampu memberikan udara yang sejuk
bagi rumah tersebut, adanya tanaman di pekarangan berupa apotek hidup juga sangat
bermanfaat dan jika ada warga masyarakat yang sakit, tanaman atau apotek hidup tersebut
dapat di manfaatkan sebagai pertolongan pertama.
Teori kelas dari Marx memandang bahwa masyarakat mempunyai perbedaanperbedaan fundamental antara golongan yang bertikai dalam mengejar kepentingan masingmasing. Menurut Marx, dasar dari sistem stratifikasi adalah tergantung dari kelompokkelompok manusia terhadap sarana produksi. Kelas dalam hal ini adalah suatu kelompok
orang-orang yang mempunyai fungsi, tujuan, dan struktur sosial yang sama dalam organisasi.
Kepedulian masyarakat terhadap lingkungan lebih didasarkan pada hal-hal besar yang
mereka lihat dan melupakan hal-hal kecil yang sebenarnya jika terus di biarkan akan
berpengaruh besar terhadap lingkungan itu. Contoh: Pohon sebagai bahan pokok pembuatan
tissue dan kertas. Banyak masyarakat mempermasalahkan penebangan pohon yang tidak
sesuai dengan peraturan yang ada. Namun, mereka lupa memahami untuk apa pohon tersebut
di tebang. Salah satu alasannya ialah untuk memenuhi permintaan akan kebutuhan tissue dan
kertas yang terus meningkat. Mengapa hanya mempermasalahkan hal besar yang terlihat?
Masyarakat belum memahami secara lebih jelas bahwa yang membuat pohon tersebut terus
ditebang ialah permintaan akan tissue dan kertas yang terus meningkat dari masyarakat itu
sendiri. Permasalahan tersebut sebenarnya dapat di atasi dengan mengganti tissue dengan
sapu tangan atau dengan mengurangi penggunaan kertas dalam kegiatan sehari-hari. Contoh
lain ialah yang dilakukan oleh sekumpulan OB di Universitas Nasional. Mereka berinisiatif
untuk mengambil sisa-sisa kertas dari berbagai ruangan untuk dikumpulkan dan dijual.
Nantinya hasil dari penjualan tersebut akan dibagi rata kepada kelompok OB yang
mengumpulkan kertas itu. Ide untuk mengumpulkan kertas tersebut tercetus dari salah satu
dosen yang sadar akan banyaknya sampah kertas di lingkungan kampus. Hal tersebut
mendorong OB lain untuk turut serta mengumpulkan sisa-sisa kertas yang ada karena mampu
menghasilkan uang sebagai nilai tambah untuk pendapatannya. Kepedulian akan hal-hal kecil
seperti ini sebenarnya memiliki dampak yang cukup besar. Dengan rutinnya sekumpulan OB
mengambil sisa-sisa kertas yang tidak terpakai, pihak kampus tidak lagi harus menyewa
mobil besar untuk mengangkut sampah-sampah tersebut. Selain mengurangi pengeluaran dari
kampus itu, kegiatan ini juga memberi dampak yang baik bagi OB karena mampu
memberikan nilai tambah untuk pendapatannya dan membuat kampus tersebut bersih dari
sampah kertas yang tidak terpakai.
Permasalahan yang ada di lingkungan sebenarnya juga bisa di atasi dengan cara yang
tepat dan sesuai sasaran. Contohnya ialah pengelolaan sampah yang ada di sekitar lingkungan
dengan menggunakan metode 3R yakni Reuse, Reduce, Recycle. Reuse adalah menggunakan
kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama atau pun fungsi
lainnya. Contoh Reuse: Menggunakan botol bekas minuman yang sudah habis sebagai tempat
minyak goreng. Reduce adalah mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah.
Contoh Reduce: Menggunakan produk yang dapat di isi ulang (menggunakan alat tulis yang
bisa di isi ulang kembali). Recyle berarti mengolah kembali (mendaur ulang) sampah menjadi
barang atau produk baru yang lebih bermanfaat. Contoh Recycle : Mengelola sampah-sampah
yang sudah tidak terpakai seperti botol minuman menjadi vas bunga, bungkus deterjen
menjadi payung dan tas, serta bohlam lampu pijar yang sudah mati menjadi aquarium mini.
selain dapat mengurangi sampah, cara-cara tersebut juga menguntungkan dan menghasilkan
pundi-pundi rupiah bagi pembuat karya tersebut .