Appendix Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Titanus (Leea Aequata L.) Pengobatan Tradisional Karo
Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan
45
Lampiran 2. Bagan kerja penelitian
1. Pembuatan serbuk simplisia, karakterisasi simplisia dan skrining fitokimia
Daun titanus
dicuci dari pengotor sampai bersih
ditiriskan lalu ditimbang berat basah
dirajang dan dikeringkan
sortasi kering
ditimbang berat kering
Simplisia
dihaluskan
Serbuk simplisia
Karakterisasi simplisia
Skrining fitokimia
-
Penetapan kadar air
-
Pemeriksaan alkaloid
-
Penetapan kadar sari larut air
-
Pemeriksaan glikosida
-
Penetapan kadar sari larut
-
Pemeriksaan glikosida antrakuinon
etanol
-
Pemeriksaan saponin
-
Penetapan kadar abu total
-
Pemeriksaan flavonoid
-
Penetapan kadar abu tidak
-
Pemeriksaan tanin
larut asam
-
Pemeriksaan steroid/triterpenoid
46
Lampiran 2. (Lanjutan)
2. Pembuatan ekstrak etanol danekstrak samsu putih daun titanus
Serbuk simplisia
daun titanus
dimasukkan kedalam sebuah bejana
ditambahkan sebanyak 75 bagian etanol
96% /samsu putih
ditutup
dibiarkan selama 5 hari terlindung dari
cahaya sambil sering diaduk
diperas
Ampas
Maserat
dicuci ampas dengan etanol
96% / samsu putih, disaring
hingga diperoleh 100
bagian
Maserat
dipindahkan kedalam bejana tertutup
dibiarkan ditempat sejuk dan terlindung cahaya
selama 2 hari
dienap tuangkan atau saring
Maserat
dipekatkan dengan rotary evaporator pada suhu
tidak lebih dari 40 OC
di freeze dryer suhu -40 OC
Ekstrak etanol kental / ekstrak samsu putih kental
47
Lampiran 2. (Lanjutan)
3. Bagan uji aktivitas antibakteri
Biakan murni
diambil 1 ose dengan jarum ose steril
ditanam pada media nutrient agar miring
diinkubasi pada suhu 37OC selama 18-24 jam
Stok kultur
diambil 1 ose
disuspensikan ke dalam 10 ml nutrient broth
diinkubasi selama 3 jam didalam inkubator
diukur kekeruhan pada panjang gelombang 580
nm sampai diperoleh transmitan 25%
menggunakan alat spektrofotometer
Suspensi bakteri
dipipet 0,1 ml ke dalam cawan petri
dituang 15 ml media nutrient agar
dihomogenkan, biarkan hingga memadat
Media padat
diletakkan pencadang kertas yang telah
direndam larutan uji dengan berbagai
konsentrasi
diinkubasi pada suhu 37OC selama 18-24 jam
diukur diameter daerah hambat disekitar
pencadang kertas dengan menggunakan jangka
sorong
Hasil
48
Lampiran 3. Gambar bagian makroskopik tumbuhan dari daun titanus (Leea
aequata L.)
Tumbuhan titanus
Daun titanus (Leea aequata L.)
49
Lampiran 4. Gambarsimplisia dan serbuk simplisia daun titanus
Simplisia daun titanus
Serbuk daun titanus
50
Lampiran 5. Gambar hasil pemeriksaan mikroskopik serbuk simplisia daun
titanus(perbesaran 10x40)
1
2
3
4
Keterangan :
1.
2.
3.
4.
Rambut kelenjar
Rambut penutup
Kristal kalsium oxalat bentuk jarum
Stomata tipe parasitik
51
Lampiran 6. Karakterisasi simplisia
1.
Perhitungan kadar air serbuk simplisiadaun titanus
Kadar air simplisia =
Volumeakhir−volumeawal
Beratsampel
x 100 %
No
Berat sampel (g)
Volume awal (ml)
Volume akhir (ml)
1
5,0043
1,8
2,0
2
5,0035
2,0
2,2
3
5,0020
2,2
2,4
a. Berat simplisia = 5,0043 g
Volume air
= 2,0 – 1,8 = 0,2 ml
Kadar air
=
0,2 ml
x 100%
5, 0043 g
= 3,99%
b. Berat simplisia = 5,0035 g
Volume air
= 2,2 – 2,0 = 0,2 ml
Kadar air
=
0,2 ml
x 100%
5, 0035 g
= 3,99%
c. Berat simplisia = 5,0020 g
Volume air
= 2,4 – 2,2 = 0,2 ml
Kadar air
=
Kadar air rata-rata
0,2 ml
x 100%
5, 0020 g
=
= 3,99%
3,99% + 3,99% + 3,99%
3
52
= 3,99%
Lampiran 6 (lanjutan)
2.
Perhitungan kadar sari larut air serbuk simplisia daun titanus
Kadar sari =
Beratcawansari−beratcawankosong
beratsampel
Berat cawan kosong
x
100
20
x 100%
No
Berat sampel (g)
1
5,0002
47,8154
47,8977
2
5,0008
62,5579
62,6360
3
5,0034
47,8154
47,8986
a. Berat simplisia
= 5,0002 g
Berat sari
= 0,0823 g
Kadar sari
=
b. Berat simplisia
0,0823 g
5, 0002 g
x
100
20
x 100%
= 8,22 %
= 5,0008 g
Berat sari
= 0,0781g
Kadar sari
=
c. Berat simplisia
Berat cawan sari (g)
(g)
0,0781 g
5, 0008 g
x
100
20
x 100%= 7,80 %
= 5,0034 g
Berat sari
= 0,0832 g
Kadar sari
=
Kadar sari rata-rata
=
0,0832 g
5, 0034 g
x
100
20
x 100 %
8,22% + 7,80% + 8,31%
3
53
= 8,31 %
= 8,11 %
Lampiran 6 (lanjutan)
3.
Perhitungan kadar sari larut etanol serbuk simplisia daun titanus
Kadar sari =
Beratcawansari−beratcawankosong
beratsampel
x
100
20
x 100%
No
Berat sampel (g)
Berat cawan kosong (g)
Berat cawan sari (g)
1
5,0069
62,5496
62,6460
2
5,0060
47,8132
47,9110
3
5,0046
62,5588
62,6535
a. Berat simplisia
= 5,0069 g
Berat sari
= 0,0964 g
Kadar sari
=
b. Berat simplisia
0,0964 g
5, 0069 g
100
20
x 100%
= 9,62 %
= 5,0060 g
Berat sari
= 0,0978 g
Kadar sari
=
c. Berat simplisia
x
0,0978 g
x
5, 0060 g
100
20
x 100%= 9,76 %
= 5,0046 g
Berat sari
= 0,0947 g
Kadar sari
=
Kadar sari rata-rata
=
0,0947 g
5, 0046 g
x
100
20
x 100%
9,62% + 9,76% + 9,46%
3
54
= 9,46 %
= 9,61 %
Lampiran 6 (lanjutan)
4. Perhitungan kadar abu total serbuk simplisiadaun titanus
Kadar abu total =
Beratabu
Beratsampel
x 100%
No
Berat sampel (g)
Berat abu (g)
1
2,0012
0,1677
2
2,0066
0,1477
3
2,0014
0,1407
a. Berat simplisia= 2,0012 g
Berat abu
= 0,1677 g
Kadar abu
=
0,1677
x 100%
2,0012
b. Berat simplisia
= 2,0066 g
Berat abu
= 0,1477 g
Kadar abu
=
0,1477
x 100%
2,0066
c. Berat simplisia
= 2,0014 g
Berat abu
= 0,1407 g
Kadar abu
=
0,1407
x 100%
2,0014
Kadar abu total rata-rata =
= 8,37%
= 7,36%
= 7,03%
8,37 % + 7,36 % + 7,03%
= 7,58 %
3
55
Lampiran 6 (lanjutan)
5. Perhitungan kadar abu total tidak larut asam serbuk simplisia daun titanus
Kadar abu tidak larut asam =
Beratabu
Beratsampel
x 100%
No
Berat sampel (g)
Berat abu (g)
1
2,0012
0,0151
2
2,0066
0,0141
3
2,0014
0,0101
a. Berat simplisia = 2,0012 g
Berat abu
= 0,0151 g
Kadar abu
=
0,0151
x 100%
2,0012
= 0,75%
b. Berat simplisia = 2,0066g
Berat abu
= 0,0141 g
Kadar abu
=
0,0141
x 100%
2,0066
= 0,70 %
c. Berat simplisia = 2,0014 g
Berat abu
= 0,0101 g
Kadar abu
=
0,0101
x 100%
2,0014
= 0,50 %
Kadar abu total tidak larut asam rata-rata =
56
0,75 % + 0,70 % + 0,50 %
3
= 0,65 %
Lampiran 7. Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol dan ekstrak samsu putih
daun titanus
1. Tabel hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol dan ekstrak samsu putih daun
titanus terhadap bakteri Stapylococcus aureus
Diameter daerah hambatan (mm)
No.
Ekstrak etanol
Konsentrasi
(mg/ml)
Ekstrak samsu putih
D1
D2
D3
D*
D1
D2
D3
D*
1.
500
17,3
17,3
17,4
17,33
14,7
14,6
14,5
14,6
2.
400
16,8
17,0
16,9
16,9
13,3
13,5
13,4
13,4
3.
300
16,1
16,3
16,3
16,23
13,0
12,9
13,0
12,96
4.
200
15,5
15,3
15,6
15,46
12,4
12,4
12,2
12,33
5.
100
14,9
14,8
14,8
14,83
11,8
12,0
11,8
11,86
6
75
13,5
13,5
13,6
13,53
7,7
7,9
8
7,86
7
50
12,2
12,1
12,0
12,1
7,2
7,3
7,5
7,33
8
25
11,5
11,4
11,2
11,36
7,1
7
7,2
7,13
9
12,5
8
7,9
7,6
7,83
10
6,25
7
7,3
7,2
7,16
11
Blanko
(DMSO)
-
-
-
-
-
-
-
-
Keterangan :
D
= Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri
1,2,3 = Perlakuan
*
= Rata- rata daerah hambatanpertumbuhan bakteri
= Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
DMSO = Dimetil sulfoksida
57
Lampiran 7. (Lanjutan)
2.
Tabel hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol dan ekstrak samsu putih
daun titanus terhadap bakteri Stapylococcus epidermidis
Diameter daerah hambatan (mm)
No.
Ekstrak etanol
Konsentrasi
(mg/ml)
Ekstrak samsu putih
D1
D2
D3
D*
D1
D2
D3
D*
1.
500
17,2
17,1
17,3
17,2
14,9
15,0
15,0
14,96
2.
400
17,0
16,9
17,0
16,96
13,9
13,9
13,9
13,9
3.
300
16,7
16,5
16,7
16,63
13,5
13,6
13,6
13,56
4.
200
16,3
16,1
16,3
16,23
13,1
13,0
12,9
13,0
5.
100
15,5
15,6
15,4
15,5
12,0
12,1
12,0
12,03
6
75
13,2
13,1
13,4
13,23
8,9
8,7
8,4
8,6
7
50
12,4
12,0
12,2
12,2
7,8
8
7,9
7,9
8
25
11,2
11,2
11,0
11,13
7,4
7,5
7,5
7,46
9
12,5
8,4
8,5
8,6
8,5
10
6,25
Blanko
(DMSO)
7,3
7,5
7,5
7,43
-
-
-
-
-
-
-
-
11
Keterangan :
D
= Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri
1,2,3 = Perlakuan
*
= Rata- rata daerah hambatan pertumbuhan bakteri
= Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
DMSO = Dimetil sulfoksida
58
Lampiran 7. (Lanjutan)
3.
Tabelhasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol dan ekstrak samsu putih
daun titanus terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa
Diameter daerah hambatan (mm)
Ekstrak etanol
Konsentrasi
No.
(mg/ml)
Ekstrak samsu putih
D1
D2
D3
D*
D1
D2
D3
D*
1.
500
16,2
16,4
16,6
16,4
14,1
14,0
13,9
14,0
2.
400
15,8
15,8
15,6
15,73
13,6
13,6
13,5
13,56
3.
300
15,2
15,4
15,2
15.26
12,4
12,6
12,4
12,46
4.
200
14,6
14,6
14,8
14,66
11,5
11,9
11,5
11,63
5.
100
14,3
14,2
14,2
14,23
11,0
11,1
11.2
11,1
6.
75
12,9
13,2
13,0
13,03
7,6
7,6
7,4
7,53
7.
50
11,9
12,0
12,2
12,03
7,0
6,9
7,0
6,9
8.
25
11,0
11,0
11,1
11,03
6,5
6,6
6,6
6,56
9.
12,5
7,8
7,7
7,6
7,7
10.
6,25
7
7,1
7
7,03
11.
Blanko
(DMSO)
-
-
-
-
-
-
-
-
Keterangan :
D1
= Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri
1,2,3 = Perlakuan
*
= Rata- rata daerah hambatan pertumbuhan bakteri
= Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
DMSO = Dimetil sulfoksida
59
Lampiran 8. Gambar hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun titanus
1.
Gambar hasil uji aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus
6,25 mg/ml
50 mg/ml
75 mg/ml
12,5 mg/ml
25 mg/ml
100 mg/ml
200 mg/ml
400 mg/ml
300 mg/ml
500 mg/ml
BLANKO
60
Lampiran 8. (Lanjutan)
2. Gambar hasil uji aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus
epidermidis
50 mg/ml
75 mg/ml
6,25 mg/ml
12,5 mg/ml
25 mg/ml
100 mg/ml
200 mg/ml
400 mg/ml
300 mg/ml
BLANKO
61
500 mg/ml
Lampiran 8. (Lanjutan)
3.
Gambar hasil uji aktivitas antibakteri terhadap bakteri Pseudomonas
aeruginosa
50 mg/ml
75 mg/ml
6,25 mg/ml
12,5 mg/ml
25 mg/ml
400 mg/ml
500 mg/ml
200 mg/ml
100 mg/ml
300 mg/ml
BLANKO
62
Lampiran 9. Gambar hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak samsu putih daun
titanus
1. Gambar hasil uji aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus
75 mg/ml
50 mg/ml
25 mg/ml
100 mg/ml
200 mg/ml
300 mg/ml
400 mg/ml
500 mg/ml
BLANKO
63
Lampiran 9. (Lanjutan)
2.
Gambar hasil uji aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus
epidermidis
75 mg/ml
50 mg/ml
25 mg/ml
100 mg/ml
200 mg/ml
300 mg/ml
500 mg/ml
400 mg/ml
BLANKO
64
Lampiran 9 (lanjutan)
3. Gambar hasil uji aktivitas antibakteri terhadap bakteriPseudomonas aeruginosa
75 mg/ml
50 mg/ml
25 mg/ml
100 mg/ml
300 mg/ml
200 mg/ml
500 mg/ml
400 mg/ml
BLANKO
65
45
Lampiran 2. Bagan kerja penelitian
1. Pembuatan serbuk simplisia, karakterisasi simplisia dan skrining fitokimia
Daun titanus
dicuci dari pengotor sampai bersih
ditiriskan lalu ditimbang berat basah
dirajang dan dikeringkan
sortasi kering
ditimbang berat kering
Simplisia
dihaluskan
Serbuk simplisia
Karakterisasi simplisia
Skrining fitokimia
-
Penetapan kadar air
-
Pemeriksaan alkaloid
-
Penetapan kadar sari larut air
-
Pemeriksaan glikosida
-
Penetapan kadar sari larut
-
Pemeriksaan glikosida antrakuinon
etanol
-
Pemeriksaan saponin
-
Penetapan kadar abu total
-
Pemeriksaan flavonoid
-
Penetapan kadar abu tidak
-
Pemeriksaan tanin
larut asam
-
Pemeriksaan steroid/triterpenoid
46
Lampiran 2. (Lanjutan)
2. Pembuatan ekstrak etanol danekstrak samsu putih daun titanus
Serbuk simplisia
daun titanus
dimasukkan kedalam sebuah bejana
ditambahkan sebanyak 75 bagian etanol
96% /samsu putih
ditutup
dibiarkan selama 5 hari terlindung dari
cahaya sambil sering diaduk
diperas
Ampas
Maserat
dicuci ampas dengan etanol
96% / samsu putih, disaring
hingga diperoleh 100
bagian
Maserat
dipindahkan kedalam bejana tertutup
dibiarkan ditempat sejuk dan terlindung cahaya
selama 2 hari
dienap tuangkan atau saring
Maserat
dipekatkan dengan rotary evaporator pada suhu
tidak lebih dari 40 OC
di freeze dryer suhu -40 OC
Ekstrak etanol kental / ekstrak samsu putih kental
47
Lampiran 2. (Lanjutan)
3. Bagan uji aktivitas antibakteri
Biakan murni
diambil 1 ose dengan jarum ose steril
ditanam pada media nutrient agar miring
diinkubasi pada suhu 37OC selama 18-24 jam
Stok kultur
diambil 1 ose
disuspensikan ke dalam 10 ml nutrient broth
diinkubasi selama 3 jam didalam inkubator
diukur kekeruhan pada panjang gelombang 580
nm sampai diperoleh transmitan 25%
menggunakan alat spektrofotometer
Suspensi bakteri
dipipet 0,1 ml ke dalam cawan petri
dituang 15 ml media nutrient agar
dihomogenkan, biarkan hingga memadat
Media padat
diletakkan pencadang kertas yang telah
direndam larutan uji dengan berbagai
konsentrasi
diinkubasi pada suhu 37OC selama 18-24 jam
diukur diameter daerah hambat disekitar
pencadang kertas dengan menggunakan jangka
sorong
Hasil
48
Lampiran 3. Gambar bagian makroskopik tumbuhan dari daun titanus (Leea
aequata L.)
Tumbuhan titanus
Daun titanus (Leea aequata L.)
49
Lampiran 4. Gambarsimplisia dan serbuk simplisia daun titanus
Simplisia daun titanus
Serbuk daun titanus
50
Lampiran 5. Gambar hasil pemeriksaan mikroskopik serbuk simplisia daun
titanus(perbesaran 10x40)
1
2
3
4
Keterangan :
1.
2.
3.
4.
Rambut kelenjar
Rambut penutup
Kristal kalsium oxalat bentuk jarum
Stomata tipe parasitik
51
Lampiran 6. Karakterisasi simplisia
1.
Perhitungan kadar air serbuk simplisiadaun titanus
Kadar air simplisia =
Volumeakhir−volumeawal
Beratsampel
x 100 %
No
Berat sampel (g)
Volume awal (ml)
Volume akhir (ml)
1
5,0043
1,8
2,0
2
5,0035
2,0
2,2
3
5,0020
2,2
2,4
a. Berat simplisia = 5,0043 g
Volume air
= 2,0 – 1,8 = 0,2 ml
Kadar air
=
0,2 ml
x 100%
5, 0043 g
= 3,99%
b. Berat simplisia = 5,0035 g
Volume air
= 2,2 – 2,0 = 0,2 ml
Kadar air
=
0,2 ml
x 100%
5, 0035 g
= 3,99%
c. Berat simplisia = 5,0020 g
Volume air
= 2,4 – 2,2 = 0,2 ml
Kadar air
=
Kadar air rata-rata
0,2 ml
x 100%
5, 0020 g
=
= 3,99%
3,99% + 3,99% + 3,99%
3
52
= 3,99%
Lampiran 6 (lanjutan)
2.
Perhitungan kadar sari larut air serbuk simplisia daun titanus
Kadar sari =
Beratcawansari−beratcawankosong
beratsampel
Berat cawan kosong
x
100
20
x 100%
No
Berat sampel (g)
1
5,0002
47,8154
47,8977
2
5,0008
62,5579
62,6360
3
5,0034
47,8154
47,8986
a. Berat simplisia
= 5,0002 g
Berat sari
= 0,0823 g
Kadar sari
=
b. Berat simplisia
0,0823 g
5, 0002 g
x
100
20
x 100%
= 8,22 %
= 5,0008 g
Berat sari
= 0,0781g
Kadar sari
=
c. Berat simplisia
Berat cawan sari (g)
(g)
0,0781 g
5, 0008 g
x
100
20
x 100%= 7,80 %
= 5,0034 g
Berat sari
= 0,0832 g
Kadar sari
=
Kadar sari rata-rata
=
0,0832 g
5, 0034 g
x
100
20
x 100 %
8,22% + 7,80% + 8,31%
3
53
= 8,31 %
= 8,11 %
Lampiran 6 (lanjutan)
3.
Perhitungan kadar sari larut etanol serbuk simplisia daun titanus
Kadar sari =
Beratcawansari−beratcawankosong
beratsampel
x
100
20
x 100%
No
Berat sampel (g)
Berat cawan kosong (g)
Berat cawan sari (g)
1
5,0069
62,5496
62,6460
2
5,0060
47,8132
47,9110
3
5,0046
62,5588
62,6535
a. Berat simplisia
= 5,0069 g
Berat sari
= 0,0964 g
Kadar sari
=
b. Berat simplisia
0,0964 g
5, 0069 g
100
20
x 100%
= 9,62 %
= 5,0060 g
Berat sari
= 0,0978 g
Kadar sari
=
c. Berat simplisia
x
0,0978 g
x
5, 0060 g
100
20
x 100%= 9,76 %
= 5,0046 g
Berat sari
= 0,0947 g
Kadar sari
=
Kadar sari rata-rata
=
0,0947 g
5, 0046 g
x
100
20
x 100%
9,62% + 9,76% + 9,46%
3
54
= 9,46 %
= 9,61 %
Lampiran 6 (lanjutan)
4. Perhitungan kadar abu total serbuk simplisiadaun titanus
Kadar abu total =
Beratabu
Beratsampel
x 100%
No
Berat sampel (g)
Berat abu (g)
1
2,0012
0,1677
2
2,0066
0,1477
3
2,0014
0,1407
a. Berat simplisia= 2,0012 g
Berat abu
= 0,1677 g
Kadar abu
=
0,1677
x 100%
2,0012
b. Berat simplisia
= 2,0066 g
Berat abu
= 0,1477 g
Kadar abu
=
0,1477
x 100%
2,0066
c. Berat simplisia
= 2,0014 g
Berat abu
= 0,1407 g
Kadar abu
=
0,1407
x 100%
2,0014
Kadar abu total rata-rata =
= 8,37%
= 7,36%
= 7,03%
8,37 % + 7,36 % + 7,03%
= 7,58 %
3
55
Lampiran 6 (lanjutan)
5. Perhitungan kadar abu total tidak larut asam serbuk simplisia daun titanus
Kadar abu tidak larut asam =
Beratabu
Beratsampel
x 100%
No
Berat sampel (g)
Berat abu (g)
1
2,0012
0,0151
2
2,0066
0,0141
3
2,0014
0,0101
a. Berat simplisia = 2,0012 g
Berat abu
= 0,0151 g
Kadar abu
=
0,0151
x 100%
2,0012
= 0,75%
b. Berat simplisia = 2,0066g
Berat abu
= 0,0141 g
Kadar abu
=
0,0141
x 100%
2,0066
= 0,70 %
c. Berat simplisia = 2,0014 g
Berat abu
= 0,0101 g
Kadar abu
=
0,0101
x 100%
2,0014
= 0,50 %
Kadar abu total tidak larut asam rata-rata =
56
0,75 % + 0,70 % + 0,50 %
3
= 0,65 %
Lampiran 7. Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol dan ekstrak samsu putih
daun titanus
1. Tabel hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol dan ekstrak samsu putih daun
titanus terhadap bakteri Stapylococcus aureus
Diameter daerah hambatan (mm)
No.
Ekstrak etanol
Konsentrasi
(mg/ml)
Ekstrak samsu putih
D1
D2
D3
D*
D1
D2
D3
D*
1.
500
17,3
17,3
17,4
17,33
14,7
14,6
14,5
14,6
2.
400
16,8
17,0
16,9
16,9
13,3
13,5
13,4
13,4
3.
300
16,1
16,3
16,3
16,23
13,0
12,9
13,0
12,96
4.
200
15,5
15,3
15,6
15,46
12,4
12,4
12,2
12,33
5.
100
14,9
14,8
14,8
14,83
11,8
12,0
11,8
11,86
6
75
13,5
13,5
13,6
13,53
7,7
7,9
8
7,86
7
50
12,2
12,1
12,0
12,1
7,2
7,3
7,5
7,33
8
25
11,5
11,4
11,2
11,36
7,1
7
7,2
7,13
9
12,5
8
7,9
7,6
7,83
10
6,25
7
7,3
7,2
7,16
11
Blanko
(DMSO)
-
-
-
-
-
-
-
-
Keterangan :
D
= Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri
1,2,3 = Perlakuan
*
= Rata- rata daerah hambatanpertumbuhan bakteri
= Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
DMSO = Dimetil sulfoksida
57
Lampiran 7. (Lanjutan)
2.
Tabel hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol dan ekstrak samsu putih
daun titanus terhadap bakteri Stapylococcus epidermidis
Diameter daerah hambatan (mm)
No.
Ekstrak etanol
Konsentrasi
(mg/ml)
Ekstrak samsu putih
D1
D2
D3
D*
D1
D2
D3
D*
1.
500
17,2
17,1
17,3
17,2
14,9
15,0
15,0
14,96
2.
400
17,0
16,9
17,0
16,96
13,9
13,9
13,9
13,9
3.
300
16,7
16,5
16,7
16,63
13,5
13,6
13,6
13,56
4.
200
16,3
16,1
16,3
16,23
13,1
13,0
12,9
13,0
5.
100
15,5
15,6
15,4
15,5
12,0
12,1
12,0
12,03
6
75
13,2
13,1
13,4
13,23
8,9
8,7
8,4
8,6
7
50
12,4
12,0
12,2
12,2
7,8
8
7,9
7,9
8
25
11,2
11,2
11,0
11,13
7,4
7,5
7,5
7,46
9
12,5
8,4
8,5
8,6
8,5
10
6,25
Blanko
(DMSO)
7,3
7,5
7,5
7,43
-
-
-
-
-
-
-
-
11
Keterangan :
D
= Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri
1,2,3 = Perlakuan
*
= Rata- rata daerah hambatan pertumbuhan bakteri
= Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
DMSO = Dimetil sulfoksida
58
Lampiran 7. (Lanjutan)
3.
Tabelhasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol dan ekstrak samsu putih
daun titanus terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa
Diameter daerah hambatan (mm)
Ekstrak etanol
Konsentrasi
No.
(mg/ml)
Ekstrak samsu putih
D1
D2
D3
D*
D1
D2
D3
D*
1.
500
16,2
16,4
16,6
16,4
14,1
14,0
13,9
14,0
2.
400
15,8
15,8
15,6
15,73
13,6
13,6
13,5
13,56
3.
300
15,2
15,4
15,2
15.26
12,4
12,6
12,4
12,46
4.
200
14,6
14,6
14,8
14,66
11,5
11,9
11,5
11,63
5.
100
14,3
14,2
14,2
14,23
11,0
11,1
11.2
11,1
6.
75
12,9
13,2
13,0
13,03
7,6
7,6
7,4
7,53
7.
50
11,9
12,0
12,2
12,03
7,0
6,9
7,0
6,9
8.
25
11,0
11,0
11,1
11,03
6,5
6,6
6,6
6,56
9.
12,5
7,8
7,7
7,6
7,7
10.
6,25
7
7,1
7
7,03
11.
Blanko
(DMSO)
-
-
-
-
-
-
-
-
Keterangan :
D1
= Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri
1,2,3 = Perlakuan
*
= Rata- rata daerah hambatan pertumbuhan bakteri
= Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri
DMSO = Dimetil sulfoksida
59
Lampiran 8. Gambar hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun titanus
1.
Gambar hasil uji aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus
6,25 mg/ml
50 mg/ml
75 mg/ml
12,5 mg/ml
25 mg/ml
100 mg/ml
200 mg/ml
400 mg/ml
300 mg/ml
500 mg/ml
BLANKO
60
Lampiran 8. (Lanjutan)
2. Gambar hasil uji aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus
epidermidis
50 mg/ml
75 mg/ml
6,25 mg/ml
12,5 mg/ml
25 mg/ml
100 mg/ml
200 mg/ml
400 mg/ml
300 mg/ml
BLANKO
61
500 mg/ml
Lampiran 8. (Lanjutan)
3.
Gambar hasil uji aktivitas antibakteri terhadap bakteri Pseudomonas
aeruginosa
50 mg/ml
75 mg/ml
6,25 mg/ml
12,5 mg/ml
25 mg/ml
400 mg/ml
500 mg/ml
200 mg/ml
100 mg/ml
300 mg/ml
BLANKO
62
Lampiran 9. Gambar hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak samsu putih daun
titanus
1. Gambar hasil uji aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus
75 mg/ml
50 mg/ml
25 mg/ml
100 mg/ml
200 mg/ml
300 mg/ml
400 mg/ml
500 mg/ml
BLANKO
63
Lampiran 9. (Lanjutan)
2.
Gambar hasil uji aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus
epidermidis
75 mg/ml
50 mg/ml
25 mg/ml
100 mg/ml
200 mg/ml
300 mg/ml
500 mg/ml
400 mg/ml
BLANKO
64
Lampiran 9 (lanjutan)
3. Gambar hasil uji aktivitas antibakteri terhadap bakteriPseudomonas aeruginosa
75 mg/ml
50 mg/ml
25 mg/ml
100 mg/ml
300 mg/ml
200 mg/ml
500 mg/ml
400 mg/ml
BLANKO
65