Laporan dan Praktikum Anfisman Semen.pdf
LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA
“ EVALUASI SEMEN ”
Hari dan tanggal : Senin, 21 Desember 2015
KELOMPOK 2
KETUA
: Deni Setiawan
( 0661 14 187 )
ANGGOTA : Endah Irianti
( 0661 11 115 )
Mira Amalia
( 0661 14 177 )
Marita Suzia L
( 0661 14 196 )
Vicri Syihabudin
( 0661 14 204 )
DOSEN :
1. Dra. Moerfiah, M.Si
2. Ir. EMulyati Effendi, M.Si
3. Rouland Ibnudarda, M.Si
ASISTEN DOSEN :
1. Nurfadil Purma
2. Nurul Karima Rahmahuda
LABORATORIUM FARMASI
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2015
ABSTARK
Evaluasi semen digunakan untuk menentukan kualitas semen dan tingkat
reproduksi pejantan. Penentuan evaluasi semen di bagi menjadi dua kategori yaitu
evaluasi makroskopis dan evaluasi mikroskopis. Praktikum kali ini bertujuan untuk
menetepakan kualitas semen dengan pemeriksaan makroskopis meliputi warna, bau,
pH, dan viskositas sedangkan untuk menetapkan kualitas semen dengan pemeriksaan
mikroskopis meliputi gerakan massa, motilitas, prosentase sperma hidup dan
kosentrasi sperma. Semen yang normal berwarna krem atau putih kekuningan dan
keruh, tingkat kekeruhannya menunjukan adanya konsentrasi. Sedangkan volume
semen merupakan jumlah semen setiap ejakulat. Gerakan massa mencerminkan
motilitas dan konsentrasi spermatozoa, dilakukan dengan mengambil satu tetes semen
dengan menggunakan pipet pada objek glass amati dibawah mikroskop. Motilitas
derajat gerakan sperma secara individu, dilakukan dengan mengambil satu tetes NaCl
fisiologis diatas objek glass dicelupkan batang pengaduk yang sudah berisi semen
aduk merata,amati dibawah mikroskop. Prosentase sprema hidup untuk
dimembedakan spermatozoa yang hidup dan yang mati dilakukan dengan
menyediakan dua objek glass teteskan dengan zat warna eosin, tambahkan semen satu
tetes lalu diaduk merata dan amati dibawah mikroskop. Kosentrasi spermatozoa
jumlah spermatozoa total dalam satuan volume, dilakukan dengan cara dihisap semen
dengan pipet sampai skala 0,5 diencerkan dengan NaCl fisiologis sampai skala 101
kocok perlahan. Hasil praktikum kali ini memberikan hasil bahwa sperma itik dengan
pemeriksaan makroskopis berwarna putih susu, bau amis dengan volume 0,5 mL, dan
pH 7. Sedangkan untuk pemeriksaan mikroskopis 78% sperma hidup, gerakan massa
sangat baik, motilitas progesif dan kosentrasi 1048 x 106.
Kata kunci : semen, spermatozoa, motilitas.
Semakin baik sperma, semakin
TUJUAN PERCOBAAN
1. Menetapkan kualitas semen dengan
keruh (putih susu/bening), pH yang
pemeriksaan makroskopis meliputi ;
bagus buat sperma itu 7 (netral),
warna,
biasanya sperma semen itik terdapat
bau,
pH,
volume
dan
lebih dari 100 berdasarkan warna kepala
viskositas.
2. Menetapkan kualitas semen dengan
sperma, gerakan sperma yang bagus
pemeriksaan mikroskopis meliputi ;
biasanya sangat baik dan motilitas bagus
gerakan masa, motilitas, prosentase
bagi sperma bersifat progesif.
sperma
sperma.
hidup
dan
konsentrasi
1. DASAR TEORI
Evaluasi semen dilakukan segera
HIPOTESIS
setelah penampunan semen. Tujuan
dilakukan evaluasi semen adalah untuk
yang
dikandung.
Adanya
ketidak
menentukan kualitas semen dan tingkat
normalan dari warna semen, yang
reproduksi pejantan.
diakibatkan karena kandungan bakteri
tertentu
seperti
Pseudomonas
kategori :
aeruginosa
sehingga
menyebabkan
1. Evaluasi Makroskopis
warna
2. Evaluasi Mikroskopis
kekuning-kuningan. Selain itu warna
A. Evaluasi Makroskopis
kecoklatan karena adanya darah yang
1) Volume
telah mengalami dekomposisi.
Dapat dilihat langsung pada skala tabung
3) Konsistensi
Evaluasi semen meliputi dua
semen
sapi
menajdi
hijau
semen
Konsistensi atau kekentalan atau
ditampung. Volume semen tergantung
viscositas merupakan salah satu sifat
pada spesies ternak, sapi dan domba
semen
umumnya mempunyai volume ejakulat
kepadatan atau konsentrasi sperma di
rendah, sedangkan semen babi dan kuda
dalamnya. Semakin kental semen maka
mempunyai volume ejakulat yang lebih
dapat
tinggi.
konsentrasi sperma. Konsistensi atau
penampung
segera
setelah
yangerat
kaitannya
diartikan
semakin
dengan
tinggi
tersebut,
derajat kekentalan dapat dilihat dengan
volume semen juga dipengaruhi oleh
cara menggoyangkan tabung penampung
bangsa, umur, ukuran badan, pakan dan
berisi semen segar secara perlahan.
frekwensi penampungan. Volume semen
Semen dengan konsistensi kental akan
sapi bervariasi antara 1-15 ml, semen
terlihat pada saat memiringkan tabung
domba antara 0,8 - 1,2 ml, kambing
gelas
antara 0,5 – 1,5 ml, babi, 150 – 200 ml,
kembali pada posisi normal, maka proses
kuda 60 – 100 ml dan ayam antara 0,2 –
kembalinya larutan semen tersebut ke
0,5 ml.
posisi tegak akan lama, dibandingkan
2) Warna
dengan semen dengan konsistensi encer.
Dari
jenis
ternak
Warna semen sapi yang normal
penampung
Semen
sapi
dan
selanjutnya
dan
domba
adalah seperti susu atau krem keputih-
mempunyai konsistensi kental berwarna
putihan dan keruh. Derajat kekeruhan
krem dengan konsentrasi 1000 juta
tergantung atas konsentrasi spermatozoa
hingga 2000 juta sel spermatozoa per ml
semen, sedangkan semen kuda dan babi
menggunakan
mikroskop
mempunyai konsistensi encer.
dilengkapi pemanas elektrik.
yang
2) Gerakan Masa
4) Bau
Gerakan
Semen yang normal umumnya
massa
spermatozoa
memiliki bau amis khas disertai bau dari
merupakan petunjuk derajat keaktifan
hewan itu sendiri. Bau busuk bisa terjadi
bergerak sperma,dan ini apat dijadikan
apabila semen mengandung nanah yang
sebagai indikator tingkat atau presentase
disebabkan oleh adanya infeksi organ
sperma hidup danaktif dalam semen.
atau saluran reproduksi hewan jantan
Gerakan masa spermatozoa dalam suatu
5) PH (Derajat keasaman)
kelompok
Keasaman atau pH semen perlu
dapat
dievaluasi
adanyakecenderungan
ke
dengan
bergerak
diukur untuk memastikan bahwa cairan
bersama-sama
satu
semen hasil penampungan memiliki
membentuk gelombanggelombang yang
karakteristik yang normal.
tebal dan tipis, bergerak cepat atau
B. Evaluasi Mikroskopis
lamban
tergantung
1) Motilitas
sperma
hidup
dari
yang
arah
dan
konsentrasi
terkandung
di
Motilitas merupakan daya gerak
dalamnya. Gerakan masa spermatersebut
spermatozoa yang dinilai segera setelah
dapat dilihat dengan bantuan mikroskop
penampungan semen. Penilaian motilitas
dengan pembesaran 10 x 10. Dengan
digunakan sebagai ukuran kesanggupan
meneteskan satu tetes ke atas permukaan
spermatozoa dalam membuahi sel telur
gelas objek dan selanjutnya dilihat di
atau
bawah mikroskop.
ovum.
Motilitas
spermatozoa
Penilaian
dipengaruhi antara lain oleh penurunan
yang
diperoleh
suhu yang mendadak (cold shock) atau
didasarkan atas skor yang tertera pada
peningkatan
tabel 1 dibawah:
suhu
yang
berlebihan.
Untuk memperoleh hasil yang lebih
Skor
Kelas
tepat, sebaiknya semen dievaluasi pada
5
Sangat
Padat,
Bagus
yang terbentuk besar-
suhu
antara
37o
–
40oC
dengan
Keterangan
gelombang
meletakkan gelas objek di atas meja
besar dan bergerak
pemanas
sangat cepat. Tidak
(heating
table)
atau
tampak sperma secara
individual.
Contoh
semen
tersebut
2
Buruk
adanya
Baik
90%
tetapi terlihat gerakan
atau
lebih
spermatozoa
Gelombang
yan
individual.
Contoh
semen
tersebut
diperkirakan
sama dengan semen
mengandung
yang memiliki skor 5,
40%
tetapi
spermatozoa aktif.
gerakannya
sedikit lebih lambat.
Contoh
Cukup
secara
hampir
terbentuk
3
gelombang
mengandung
spermatozoa aktif.
4
Tidak ditemukannya
1
semen
atau
20
–
lebih
Sangat
Hanya sedikit (sekitar
buruk
10%) sel spermatozoa
tersebut mengandung
yang memperlihatkan
70 - 85% atau lebih
tanda-tanda
spermatozoa aktif.
yang bergerak sangat
Gelombang
lamban.
terbentuk
yang
berukuran
0
Mati
Seluruh spermatozoa
kecil-kecil
yang
mati,
bergerak
atau
adanya
berpindah
tempat
dengan
lambat.
Contoh
semen
tersebut diperkirakan
mengandung
65%
atau
45
hidup
tidak
terlihat
spermatozoa
yang bergerak.
3) Konsentrasi Spermatozoa hidup
(Motilitas spermatozoa)
-
Semen yang berkualitas baik
lebih
adalah semen yang memiliki kandungan
spermatozoa aktif.
sperma hidup dan bergerak maju ke
depan dalam jumlah yang banyak.
Perbandingan spermatozoa hidup dan
bergerak ke depan (motil progresif)
dengan konsentrasi spermatozoa total
dalam suatu contoh semen dikenal
dengan istilah motilitas spermatozoa.
3. Mikroskopik
Adapun
4. Objek glass
cara
penentuan
motilitas
spermatozoa dalam suatu contoh semen
5. Pipet tetes
dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara
6. Termos es
yaitu :
Bahan :
1. NaCl fisiologis
Pewarnaan Diferensial
Penilaan
ini
bertujuan
untuk
2. Semen kelinci/itik
menghitung jumlah spermatozoa yang
hidup dan mati, didasarkan pada prinsip
3. METODE KERJA
perbedaan afinitas zat warna antara sel-
3.1. Pemeriksaan makroskopik
sel spermatozoa yang hidup dan yang
3.1.1. Warna dan bau
mati. Zat warna yang digunakan adalah
Semen yang normal berwarna krem atau
eosin atau eosin-negrosin. Pada waktu
putih kekuningan dan keruh. Tingkat
semen segar bercampur dengan zat
kekeruhannya
menunjukan
warna, sel-sel spermatozoa yang hidup
konsentrasi
tergantung
tidak atau sedikit sekali menghisap
konsentrasinya. Warna ini disebabkan
warna (berwarna putih), sedangkan sel-
adanya
sel yang mati akan mengisap warna
kemerahan menunjukan adanya darah
(merah) karena permeabilitas dinding sel
segar dan warna kecoklatan menunjukan
meningkat saat mati. Satu tetes zat
adanya darah yang sudah mengalami
warna ditempatkan pada gelas objek
dekomposisi, warna hijau kekuningan
yang bersih. Kemudian satu tetes semen
menunjukan adanya kontaminasi dengan
segar ditambahkan dan dicampurkan
nanah dan kuman.
dengan merata. Keringkan beberapa saat
3.1.2. Volume
dengan bantuan nyala api bunsen.
Volume semen yaitu jumlah semen
Kemudian dilihat di bawah mikroskop.
setiap ejakulat. Volume ejakulat berbeda
pigmen
riboflavin.
adanya
pada
Warna
– beda menurut bangsa, umur, ukuran
2. ALAT DAN BAHAN
badan, nutrisi dan nutrisi dan frekuensi
Alat :
ejakulasi. Daya tahan hidup spermatozoa
1. Hemositometer
dipengaruhi oleh derajat keasaman atau
2. Cover glass
pH semen tersebut. Pemerikasaan pH
secara
sederhana
dilakukan
dengan
c. Diperiksa
dibawah
mikroskop
menggunakan kertas lakmus.
dengan pembesaran 45 x 10 dan
3.2. Pemeriksaan Mikroskopis
lakukan penilaian.
3.2.3. Prosentase sperma hidup
3.2.1. Gerakan massa
Gerakan
massa
motilititas
atau
mencerminkan
daya
gerak
dan
untuk membedakan spermatozoa yang
hidup
dan
yang
mati
dilakukan
konsentrasi spermatozoa. Pemeriksaan
pembuatan preparat apus semen dan
dan penilaian gerakan massa dilakukan
pewarnaan eosin-negrosin.
sebagai berikut :
a. Sediakan dua buah objek glass yang
1. Diambil satu tetes semen dengan
tipis,
bersihkan
dengan
alcohol,
menggunakan pipet pada objek glass
teteskan zat warna eosin pada ujung
yang
salah satu objek glass.
sudah
dibersihkan
dengan
b. Diambil
alcohol.
2. Diamati dibawah mikroskop, maka
akan
timbul
gelombang
massa
sedikit semen ± 2% dari
volume zat warna, kemudian aduk
dengan merata. Ditempelkan ujung
spermatozoa.
objek glass yang lain sehingga
3.2.2. Motilitas
tetesan semen dan zat warna menjadi
Motilitas adalah dejarat gerakan sperma
seperti garis. Didorong objek glass
secara individu. Cara penentuannya
yang
kedua
segabai berikut :
sudut
45°
a. Diteteskan setetes NaCl fisiologis
mendapatkan preparat ulas yang baik
diatas sebuah objek glass. Dengan
dan tipis. Segera panaskan dan
batang
keringkan.
pengaduk
yang
telah
dengan
dengan
Pekerjaan
membentuk
cepat
ini
untuk
harus
dicelupkan kedalam tabung semen
dikerjakan dengan cepat tidak lebih
yang
dari 15 detik.
homogen,
aduklah
secara
merata.
b. Ditutup dengan gelas penutup (cover
glass) untuk menipiskan preparat
c. Diamati dibawah mikroskop, mula –
mula
dengan
perbesaran
10x10,
kemudian 45x10.
agar mudah diamati dan mengurangi
d. Dihitung jumlah sperma hidup dan
kecepatan penguapan sehingga tidak
mati dan tentukan prosentasenya.
cepat kering.
3.2.4. Konsentrasi spermatozoa
Konsentrasi spermatozoa adalah jumlah
ada
total spermatozoa dalam satuan volume
menghitungnya.
maka
mulailah
f. Spermatozoa dihitung dalam lima
semen (individu/mL).
kotak yang tidak berbatasan untuk
a. Dihisap semen dengan pipet sampai
menghindari kesalahan. Masing –
skala 0,5.
b. Diencerkan
secara
aliran,
dengan
masing kotak dibagi lagi menjadi 16
menghisap
berkesinambungan
kotak
NaCl
dengan
g. Konsentrasi
angka
delapan.
dengan
sementara
saudara
agar
membentuk
Disimpan
homogen
menyiapkan bilik hitung.
menempelkan
kapas
beralkohol
dengan hati – hati, tutuplah dengan
kaca penutup (cover glass). Dilihat
dibawah mikroskop dan pastikan
bilik hitung yang akan dipakai sudah
benar. Dibawah mikroskop, bilik
hitung akan tampak seperti gambar
dibawah ini.
d. Dimasukan
semen
yang
sudah
keseluruhan
cara
sperma
diperoleh
mengalikan
jumlah
sperma terhitung dengan 106.
4.
c. Dibersihkan bilik hitung dengan
jadi
dihitung dalam 5x16 = 80 kotak.
fisiologis sampai skala 101. Dikocok
perlahan
kecil,
DATA PENGAMATAN
4.1. Pemeriksaan makroskopik
Parameter
Warna
Bau
Volume
pH
Hasil
Putih susu
Amis
0,5 mL
7
4.2. Pemeriksaan Mikroskopis
Parameter
% Sperma Hidup
Gerakan Massa
Motilitas
Konsentrasi
Hasil
78 %
Sangat Baik
Progesif
1048 x 106
diencerkan kedalam bilik hitung
(dengan cara mengocoknya terlebih
5. PEMBAHASAN
dahulu agar homogeny kembali)
Percobaan pertama yaitu melakukan
dengan menempelkan ujung pipet
permeriksaan secara makroskopis yaitu
dan perbatasan bilik hitung dan kaca
dengan mengindetifikasi warna, bau,
penutup.
volume, dan pH. Didapatkan hasil
mengisi
sperma kelinci berwarna putih susu,
seluruh bilik hitung, bila sudah tidak
berbau amis, dengan pH 7 (normal),
e. Dibiarkan
spermatozoa
volume ejakulat yaitu 0,5 mL. menurut
literature dalam keaadan normal volume
ejakulat kelinci dewasa antara 0,4 – 1,5
mL dengan konsentrasi rata – rata 150
juta
per
mL.
warna
putih
susu
menunjukan sperma kelinci yang baik.
Warna ini disebabkan adanya pigmen
riboflavin.
Warna
kemerahan
menunjukan adanya darah segar dan
warna kecoklatan menunjukan adanya
darah
yang
sudah
mengalami
dekomposisi, warna hijau kekuningan
menunjukan adanya kontaminasi dengan
nanah dan kuman.
Pada percobaan kedua adalah
mengevaluasi semen dengan cara
mikroskopis
dengan
memeriksa
prosentase sperma hidup, gerakan
sperma, motilitas, dan konsentrasi
sperma. Semen yang berkualitas baik
adalah semen yang memiliki kandungan
sperma hidup dan bergerak maju ke
depan dalam jumlah yang banyak.
Perbandingan spermatozoa hidup dan
bergerak ke depan (motil progresif)
dengan konsentrasi spermatozoa total
dalam suatu contoh semen dikenal
dengan istilah motilitas spermatozoa.
Didapatkan bawah sperma yang hidup
sebanyak 78%. Motilitas merupakan
daya gerak spermatozoa yang dinilai
segera setelah penampungan semen.
Penilaian motilitas digunakan sebagai
ukuran kesanggupan spermatozoa dalam
membuahi sel telur atau ovum. Motilitas
spermatozoa dipengaruhi antara lain oleh
penurunan suhu yang mendadak (cold
shock) atau peningkatan suhu yang
berlebihan. Didapat motilitas bersifat
progesif. Gerakan massa spermatozoa
merupakan petunjuk derajat keaktifan
bergerak sperma,dan ini apat dijadikan
sebagai indikator tingkat atau presentase
sperma hidup danaktif dalam semen. Di
dapatkan hasil gerakan massa sangat
bagus karena padat, gelombang yang
terbentuk besar – besar dan bergerak
sangat cepat tidak tampak sperma secara
individual dan mengandung 78% sperma
hidup.
KESIMPULAN
Dilakukan evaluasi semen adalah
untuk menentukan kualitas semen dan
tingkat reproduksi pejantan. Semakin
baik sperma, semakin keruh (putih
susu/bening), pH yang bagus buat
sperma itu 7 (netral). Dan gerakan
sperma sangat baik dan motilitas sperma
bersifat progesif.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Campbell, N. A., Jane, B.R., Urry,
L.A., Mitchell, L.C. Steven, A.W., Peter,
V.M., Robert, B.J. 2010. “Biology”.
Jakarta: Erlangga.
[2] Effendi, Mulyati. 2015. Penuntun
Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia.
Bogor : UNPAK.
[3] Ganong, William F. 1995. Buku Ajar
Fisiologi Kedokteran Edisi 14, Jakarta :
EGC.
[4] Guyton, Arthur C. 1995. Buku Ajar
Fisiologi Kedokteran Edisi 9. Jakarta:
EGC.
[5] Irianto, K., 2004. Struktur dan
Fungsi
Tubuh
Manusia
untuk
Paramedis. Yrama Widya: Bandung.
[6] Ramsiyati, D.W, Sriyana, dan
Bambang Sudarmadi. 2004. “Evaluasi
Kualitas Semen Sapi Potong Pada
Berbagai Umur di Peternakan Rakyat”.
dalam Prosiding Temu Teknis Nasional
Tenaga Fungsional Pertanian 2004.
Pasuruan : Pusat Penelitian dan
Pengembangan Peternakan.
[7] Salisbury, G.W dan N.L Van
Demark, 1985. “Fisiologi Reproduksi
dan Inseminasi buatan pada sapi”.
Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press, (Diterjemahkan oleh R. Djanuar).
[8] Solihati, N., Idi, R., Setiawan, R.,
Asmara, I.Y. dan Sujana, B. I., 2006.
“Pengaruh Lama Penyimpanan Semen
Cair A yam Buras pada Suhu 5 °C
Terhadap Periode Fertil dan Fertilitas
Sperma”. dalam Jurnal Ilmu Ternak. 6
(1) : 7-11.
[9] Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi
untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta:
EGC.
[10] Toelihere, M. R., 2008. “Inseminasi
Buatan pada Ternak”. Bandung :
Penerbit Angkasa.
“ EVALUASI SEMEN ”
Hari dan tanggal : Senin, 21 Desember 2015
KELOMPOK 2
KETUA
: Deni Setiawan
( 0661 14 187 )
ANGGOTA : Endah Irianti
( 0661 11 115 )
Mira Amalia
( 0661 14 177 )
Marita Suzia L
( 0661 14 196 )
Vicri Syihabudin
( 0661 14 204 )
DOSEN :
1. Dra. Moerfiah, M.Si
2. Ir. EMulyati Effendi, M.Si
3. Rouland Ibnudarda, M.Si
ASISTEN DOSEN :
1. Nurfadil Purma
2. Nurul Karima Rahmahuda
LABORATORIUM FARMASI
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2015
ABSTARK
Evaluasi semen digunakan untuk menentukan kualitas semen dan tingkat
reproduksi pejantan. Penentuan evaluasi semen di bagi menjadi dua kategori yaitu
evaluasi makroskopis dan evaluasi mikroskopis. Praktikum kali ini bertujuan untuk
menetepakan kualitas semen dengan pemeriksaan makroskopis meliputi warna, bau,
pH, dan viskositas sedangkan untuk menetapkan kualitas semen dengan pemeriksaan
mikroskopis meliputi gerakan massa, motilitas, prosentase sperma hidup dan
kosentrasi sperma. Semen yang normal berwarna krem atau putih kekuningan dan
keruh, tingkat kekeruhannya menunjukan adanya konsentrasi. Sedangkan volume
semen merupakan jumlah semen setiap ejakulat. Gerakan massa mencerminkan
motilitas dan konsentrasi spermatozoa, dilakukan dengan mengambil satu tetes semen
dengan menggunakan pipet pada objek glass amati dibawah mikroskop. Motilitas
derajat gerakan sperma secara individu, dilakukan dengan mengambil satu tetes NaCl
fisiologis diatas objek glass dicelupkan batang pengaduk yang sudah berisi semen
aduk merata,amati dibawah mikroskop. Prosentase sprema hidup untuk
dimembedakan spermatozoa yang hidup dan yang mati dilakukan dengan
menyediakan dua objek glass teteskan dengan zat warna eosin, tambahkan semen satu
tetes lalu diaduk merata dan amati dibawah mikroskop. Kosentrasi spermatozoa
jumlah spermatozoa total dalam satuan volume, dilakukan dengan cara dihisap semen
dengan pipet sampai skala 0,5 diencerkan dengan NaCl fisiologis sampai skala 101
kocok perlahan. Hasil praktikum kali ini memberikan hasil bahwa sperma itik dengan
pemeriksaan makroskopis berwarna putih susu, bau amis dengan volume 0,5 mL, dan
pH 7. Sedangkan untuk pemeriksaan mikroskopis 78% sperma hidup, gerakan massa
sangat baik, motilitas progesif dan kosentrasi 1048 x 106.
Kata kunci : semen, spermatozoa, motilitas.
Semakin baik sperma, semakin
TUJUAN PERCOBAAN
1. Menetapkan kualitas semen dengan
keruh (putih susu/bening), pH yang
pemeriksaan makroskopis meliputi ;
bagus buat sperma itu 7 (netral),
warna,
biasanya sperma semen itik terdapat
bau,
pH,
volume
dan
lebih dari 100 berdasarkan warna kepala
viskositas.
2. Menetapkan kualitas semen dengan
sperma, gerakan sperma yang bagus
pemeriksaan mikroskopis meliputi ;
biasanya sangat baik dan motilitas bagus
gerakan masa, motilitas, prosentase
bagi sperma bersifat progesif.
sperma
sperma.
hidup
dan
konsentrasi
1. DASAR TEORI
Evaluasi semen dilakukan segera
HIPOTESIS
setelah penampunan semen. Tujuan
dilakukan evaluasi semen adalah untuk
yang
dikandung.
Adanya
ketidak
menentukan kualitas semen dan tingkat
normalan dari warna semen, yang
reproduksi pejantan.
diakibatkan karena kandungan bakteri
tertentu
seperti
Pseudomonas
kategori :
aeruginosa
sehingga
menyebabkan
1. Evaluasi Makroskopis
warna
2. Evaluasi Mikroskopis
kekuning-kuningan. Selain itu warna
A. Evaluasi Makroskopis
kecoklatan karena adanya darah yang
1) Volume
telah mengalami dekomposisi.
Dapat dilihat langsung pada skala tabung
3) Konsistensi
Evaluasi semen meliputi dua
semen
sapi
menajdi
hijau
semen
Konsistensi atau kekentalan atau
ditampung. Volume semen tergantung
viscositas merupakan salah satu sifat
pada spesies ternak, sapi dan domba
semen
umumnya mempunyai volume ejakulat
kepadatan atau konsentrasi sperma di
rendah, sedangkan semen babi dan kuda
dalamnya. Semakin kental semen maka
mempunyai volume ejakulat yang lebih
dapat
tinggi.
konsentrasi sperma. Konsistensi atau
penampung
segera
setelah
yangerat
kaitannya
diartikan
semakin
dengan
tinggi
tersebut,
derajat kekentalan dapat dilihat dengan
volume semen juga dipengaruhi oleh
cara menggoyangkan tabung penampung
bangsa, umur, ukuran badan, pakan dan
berisi semen segar secara perlahan.
frekwensi penampungan. Volume semen
Semen dengan konsistensi kental akan
sapi bervariasi antara 1-15 ml, semen
terlihat pada saat memiringkan tabung
domba antara 0,8 - 1,2 ml, kambing
gelas
antara 0,5 – 1,5 ml, babi, 150 – 200 ml,
kembali pada posisi normal, maka proses
kuda 60 – 100 ml dan ayam antara 0,2 –
kembalinya larutan semen tersebut ke
0,5 ml.
posisi tegak akan lama, dibandingkan
2) Warna
dengan semen dengan konsistensi encer.
Dari
jenis
ternak
Warna semen sapi yang normal
penampung
Semen
sapi
dan
selanjutnya
dan
domba
adalah seperti susu atau krem keputih-
mempunyai konsistensi kental berwarna
putihan dan keruh. Derajat kekeruhan
krem dengan konsentrasi 1000 juta
tergantung atas konsentrasi spermatozoa
hingga 2000 juta sel spermatozoa per ml
semen, sedangkan semen kuda dan babi
menggunakan
mikroskop
mempunyai konsistensi encer.
dilengkapi pemanas elektrik.
yang
2) Gerakan Masa
4) Bau
Gerakan
Semen yang normal umumnya
massa
spermatozoa
memiliki bau amis khas disertai bau dari
merupakan petunjuk derajat keaktifan
hewan itu sendiri. Bau busuk bisa terjadi
bergerak sperma,dan ini apat dijadikan
apabila semen mengandung nanah yang
sebagai indikator tingkat atau presentase
disebabkan oleh adanya infeksi organ
sperma hidup danaktif dalam semen.
atau saluran reproduksi hewan jantan
Gerakan masa spermatozoa dalam suatu
5) PH (Derajat keasaman)
kelompok
Keasaman atau pH semen perlu
dapat
dievaluasi
adanyakecenderungan
ke
dengan
bergerak
diukur untuk memastikan bahwa cairan
bersama-sama
satu
semen hasil penampungan memiliki
membentuk gelombanggelombang yang
karakteristik yang normal.
tebal dan tipis, bergerak cepat atau
B. Evaluasi Mikroskopis
lamban
tergantung
1) Motilitas
sperma
hidup
dari
yang
arah
dan
konsentrasi
terkandung
di
Motilitas merupakan daya gerak
dalamnya. Gerakan masa spermatersebut
spermatozoa yang dinilai segera setelah
dapat dilihat dengan bantuan mikroskop
penampungan semen. Penilaian motilitas
dengan pembesaran 10 x 10. Dengan
digunakan sebagai ukuran kesanggupan
meneteskan satu tetes ke atas permukaan
spermatozoa dalam membuahi sel telur
gelas objek dan selanjutnya dilihat di
atau
bawah mikroskop.
ovum.
Motilitas
spermatozoa
Penilaian
dipengaruhi antara lain oleh penurunan
yang
diperoleh
suhu yang mendadak (cold shock) atau
didasarkan atas skor yang tertera pada
peningkatan
tabel 1 dibawah:
suhu
yang
berlebihan.
Untuk memperoleh hasil yang lebih
Skor
Kelas
tepat, sebaiknya semen dievaluasi pada
5
Sangat
Padat,
Bagus
yang terbentuk besar-
suhu
antara
37o
–
40oC
dengan
Keterangan
gelombang
meletakkan gelas objek di atas meja
besar dan bergerak
pemanas
sangat cepat. Tidak
(heating
table)
atau
tampak sperma secara
individual.
Contoh
semen
tersebut
2
Buruk
adanya
Baik
90%
tetapi terlihat gerakan
atau
lebih
spermatozoa
Gelombang
yan
individual.
Contoh
semen
tersebut
diperkirakan
sama dengan semen
mengandung
yang memiliki skor 5,
40%
tetapi
spermatozoa aktif.
gerakannya
sedikit lebih lambat.
Contoh
Cukup
secara
hampir
terbentuk
3
gelombang
mengandung
spermatozoa aktif.
4
Tidak ditemukannya
1
semen
atau
20
–
lebih
Sangat
Hanya sedikit (sekitar
buruk
10%) sel spermatozoa
tersebut mengandung
yang memperlihatkan
70 - 85% atau lebih
tanda-tanda
spermatozoa aktif.
yang bergerak sangat
Gelombang
lamban.
terbentuk
yang
berukuran
0
Mati
Seluruh spermatozoa
kecil-kecil
yang
mati,
bergerak
atau
adanya
berpindah
tempat
dengan
lambat.
Contoh
semen
tersebut diperkirakan
mengandung
65%
atau
45
hidup
tidak
terlihat
spermatozoa
yang bergerak.
3) Konsentrasi Spermatozoa hidup
(Motilitas spermatozoa)
-
Semen yang berkualitas baik
lebih
adalah semen yang memiliki kandungan
spermatozoa aktif.
sperma hidup dan bergerak maju ke
depan dalam jumlah yang banyak.
Perbandingan spermatozoa hidup dan
bergerak ke depan (motil progresif)
dengan konsentrasi spermatozoa total
dalam suatu contoh semen dikenal
dengan istilah motilitas spermatozoa.
3. Mikroskopik
Adapun
4. Objek glass
cara
penentuan
motilitas
spermatozoa dalam suatu contoh semen
5. Pipet tetes
dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara
6. Termos es
yaitu :
Bahan :
1. NaCl fisiologis
Pewarnaan Diferensial
Penilaan
ini
bertujuan
untuk
2. Semen kelinci/itik
menghitung jumlah spermatozoa yang
hidup dan mati, didasarkan pada prinsip
3. METODE KERJA
perbedaan afinitas zat warna antara sel-
3.1. Pemeriksaan makroskopik
sel spermatozoa yang hidup dan yang
3.1.1. Warna dan bau
mati. Zat warna yang digunakan adalah
Semen yang normal berwarna krem atau
eosin atau eosin-negrosin. Pada waktu
putih kekuningan dan keruh. Tingkat
semen segar bercampur dengan zat
kekeruhannya
menunjukan
warna, sel-sel spermatozoa yang hidup
konsentrasi
tergantung
tidak atau sedikit sekali menghisap
konsentrasinya. Warna ini disebabkan
warna (berwarna putih), sedangkan sel-
adanya
sel yang mati akan mengisap warna
kemerahan menunjukan adanya darah
(merah) karena permeabilitas dinding sel
segar dan warna kecoklatan menunjukan
meningkat saat mati. Satu tetes zat
adanya darah yang sudah mengalami
warna ditempatkan pada gelas objek
dekomposisi, warna hijau kekuningan
yang bersih. Kemudian satu tetes semen
menunjukan adanya kontaminasi dengan
segar ditambahkan dan dicampurkan
nanah dan kuman.
dengan merata. Keringkan beberapa saat
3.1.2. Volume
dengan bantuan nyala api bunsen.
Volume semen yaitu jumlah semen
Kemudian dilihat di bawah mikroskop.
setiap ejakulat. Volume ejakulat berbeda
pigmen
riboflavin.
adanya
pada
Warna
– beda menurut bangsa, umur, ukuran
2. ALAT DAN BAHAN
badan, nutrisi dan nutrisi dan frekuensi
Alat :
ejakulasi. Daya tahan hidup spermatozoa
1. Hemositometer
dipengaruhi oleh derajat keasaman atau
2. Cover glass
pH semen tersebut. Pemerikasaan pH
secara
sederhana
dilakukan
dengan
c. Diperiksa
dibawah
mikroskop
menggunakan kertas lakmus.
dengan pembesaran 45 x 10 dan
3.2. Pemeriksaan Mikroskopis
lakukan penilaian.
3.2.3. Prosentase sperma hidup
3.2.1. Gerakan massa
Gerakan
massa
motilititas
atau
mencerminkan
daya
gerak
dan
untuk membedakan spermatozoa yang
hidup
dan
yang
mati
dilakukan
konsentrasi spermatozoa. Pemeriksaan
pembuatan preparat apus semen dan
dan penilaian gerakan massa dilakukan
pewarnaan eosin-negrosin.
sebagai berikut :
a. Sediakan dua buah objek glass yang
1. Diambil satu tetes semen dengan
tipis,
bersihkan
dengan
alcohol,
menggunakan pipet pada objek glass
teteskan zat warna eosin pada ujung
yang
salah satu objek glass.
sudah
dibersihkan
dengan
b. Diambil
alcohol.
2. Diamati dibawah mikroskop, maka
akan
timbul
gelombang
massa
sedikit semen ± 2% dari
volume zat warna, kemudian aduk
dengan merata. Ditempelkan ujung
spermatozoa.
objek glass yang lain sehingga
3.2.2. Motilitas
tetesan semen dan zat warna menjadi
Motilitas adalah dejarat gerakan sperma
seperti garis. Didorong objek glass
secara individu. Cara penentuannya
yang
kedua
segabai berikut :
sudut
45°
a. Diteteskan setetes NaCl fisiologis
mendapatkan preparat ulas yang baik
diatas sebuah objek glass. Dengan
dan tipis. Segera panaskan dan
batang
keringkan.
pengaduk
yang
telah
dengan
dengan
Pekerjaan
membentuk
cepat
ini
untuk
harus
dicelupkan kedalam tabung semen
dikerjakan dengan cepat tidak lebih
yang
dari 15 detik.
homogen,
aduklah
secara
merata.
b. Ditutup dengan gelas penutup (cover
glass) untuk menipiskan preparat
c. Diamati dibawah mikroskop, mula –
mula
dengan
perbesaran
10x10,
kemudian 45x10.
agar mudah diamati dan mengurangi
d. Dihitung jumlah sperma hidup dan
kecepatan penguapan sehingga tidak
mati dan tentukan prosentasenya.
cepat kering.
3.2.4. Konsentrasi spermatozoa
Konsentrasi spermatozoa adalah jumlah
ada
total spermatozoa dalam satuan volume
menghitungnya.
maka
mulailah
f. Spermatozoa dihitung dalam lima
semen (individu/mL).
kotak yang tidak berbatasan untuk
a. Dihisap semen dengan pipet sampai
menghindari kesalahan. Masing –
skala 0,5.
b. Diencerkan
secara
aliran,
dengan
masing kotak dibagi lagi menjadi 16
menghisap
berkesinambungan
kotak
NaCl
dengan
g. Konsentrasi
angka
delapan.
dengan
sementara
saudara
agar
membentuk
Disimpan
homogen
menyiapkan bilik hitung.
menempelkan
kapas
beralkohol
dengan hati – hati, tutuplah dengan
kaca penutup (cover glass). Dilihat
dibawah mikroskop dan pastikan
bilik hitung yang akan dipakai sudah
benar. Dibawah mikroskop, bilik
hitung akan tampak seperti gambar
dibawah ini.
d. Dimasukan
semen
yang
sudah
keseluruhan
cara
sperma
diperoleh
mengalikan
jumlah
sperma terhitung dengan 106.
4.
c. Dibersihkan bilik hitung dengan
jadi
dihitung dalam 5x16 = 80 kotak.
fisiologis sampai skala 101. Dikocok
perlahan
kecil,
DATA PENGAMATAN
4.1. Pemeriksaan makroskopik
Parameter
Warna
Bau
Volume
pH
Hasil
Putih susu
Amis
0,5 mL
7
4.2. Pemeriksaan Mikroskopis
Parameter
% Sperma Hidup
Gerakan Massa
Motilitas
Konsentrasi
Hasil
78 %
Sangat Baik
Progesif
1048 x 106
diencerkan kedalam bilik hitung
(dengan cara mengocoknya terlebih
5. PEMBAHASAN
dahulu agar homogeny kembali)
Percobaan pertama yaitu melakukan
dengan menempelkan ujung pipet
permeriksaan secara makroskopis yaitu
dan perbatasan bilik hitung dan kaca
dengan mengindetifikasi warna, bau,
penutup.
volume, dan pH. Didapatkan hasil
mengisi
sperma kelinci berwarna putih susu,
seluruh bilik hitung, bila sudah tidak
berbau amis, dengan pH 7 (normal),
e. Dibiarkan
spermatozoa
volume ejakulat yaitu 0,5 mL. menurut
literature dalam keaadan normal volume
ejakulat kelinci dewasa antara 0,4 – 1,5
mL dengan konsentrasi rata – rata 150
juta
per
mL.
warna
putih
susu
menunjukan sperma kelinci yang baik.
Warna ini disebabkan adanya pigmen
riboflavin.
Warna
kemerahan
menunjukan adanya darah segar dan
warna kecoklatan menunjukan adanya
darah
yang
sudah
mengalami
dekomposisi, warna hijau kekuningan
menunjukan adanya kontaminasi dengan
nanah dan kuman.
Pada percobaan kedua adalah
mengevaluasi semen dengan cara
mikroskopis
dengan
memeriksa
prosentase sperma hidup, gerakan
sperma, motilitas, dan konsentrasi
sperma. Semen yang berkualitas baik
adalah semen yang memiliki kandungan
sperma hidup dan bergerak maju ke
depan dalam jumlah yang banyak.
Perbandingan spermatozoa hidup dan
bergerak ke depan (motil progresif)
dengan konsentrasi spermatozoa total
dalam suatu contoh semen dikenal
dengan istilah motilitas spermatozoa.
Didapatkan bawah sperma yang hidup
sebanyak 78%. Motilitas merupakan
daya gerak spermatozoa yang dinilai
segera setelah penampungan semen.
Penilaian motilitas digunakan sebagai
ukuran kesanggupan spermatozoa dalam
membuahi sel telur atau ovum. Motilitas
spermatozoa dipengaruhi antara lain oleh
penurunan suhu yang mendadak (cold
shock) atau peningkatan suhu yang
berlebihan. Didapat motilitas bersifat
progesif. Gerakan massa spermatozoa
merupakan petunjuk derajat keaktifan
bergerak sperma,dan ini apat dijadikan
sebagai indikator tingkat atau presentase
sperma hidup danaktif dalam semen. Di
dapatkan hasil gerakan massa sangat
bagus karena padat, gelombang yang
terbentuk besar – besar dan bergerak
sangat cepat tidak tampak sperma secara
individual dan mengandung 78% sperma
hidup.
KESIMPULAN
Dilakukan evaluasi semen adalah
untuk menentukan kualitas semen dan
tingkat reproduksi pejantan. Semakin
baik sperma, semakin keruh (putih
susu/bening), pH yang bagus buat
sperma itu 7 (netral). Dan gerakan
sperma sangat baik dan motilitas sperma
bersifat progesif.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Campbell, N. A., Jane, B.R., Urry,
L.A., Mitchell, L.C. Steven, A.W., Peter,
V.M., Robert, B.J. 2010. “Biology”.
Jakarta: Erlangga.
[2] Effendi, Mulyati. 2015. Penuntun
Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia.
Bogor : UNPAK.
[3] Ganong, William F. 1995. Buku Ajar
Fisiologi Kedokteran Edisi 14, Jakarta :
EGC.
[4] Guyton, Arthur C. 1995. Buku Ajar
Fisiologi Kedokteran Edisi 9. Jakarta:
EGC.
[5] Irianto, K., 2004. Struktur dan
Fungsi
Tubuh
Manusia
untuk
Paramedis. Yrama Widya: Bandung.
[6] Ramsiyati, D.W, Sriyana, dan
Bambang Sudarmadi. 2004. “Evaluasi
Kualitas Semen Sapi Potong Pada
Berbagai Umur di Peternakan Rakyat”.
dalam Prosiding Temu Teknis Nasional
Tenaga Fungsional Pertanian 2004.
Pasuruan : Pusat Penelitian dan
Pengembangan Peternakan.
[7] Salisbury, G.W dan N.L Van
Demark, 1985. “Fisiologi Reproduksi
dan Inseminasi buatan pada sapi”.
Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press, (Diterjemahkan oleh R. Djanuar).
[8] Solihati, N., Idi, R., Setiawan, R.,
Asmara, I.Y. dan Sujana, B. I., 2006.
“Pengaruh Lama Penyimpanan Semen
Cair A yam Buras pada Suhu 5 °C
Terhadap Periode Fertil dan Fertilitas
Sperma”. dalam Jurnal Ilmu Ternak. 6
(1) : 7-11.
[9] Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi
untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta:
EGC.
[10] Toelihere, M. R., 2008. “Inseminasi
Buatan pada Ternak”. Bandung :
Penerbit Angkasa.