LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA IZAL INDONESIA

LAPORAN PRAKTIKUM
GENETIKA DAN PEMULIAAN BIOTA AKUATIK

TRUSSMORFOMETRIK

OLEH :

NAMA
STAMBUK
KELOMPOK
ASISTEN

: MUHAMMAD ALRIZAL
: L221 11 261
: III (TIGA)
: JUNAEDI

LABORATORIUM GENETIKA DAN PEMULIAAN BIOTA AKUATIK
JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR
2014

I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Genetika disebut juga ilmu keturunan, berasal dari kata Genos (bahasa
latin), artinya suku bangsa-bangsa atau asal-usul. Secara “Etimologi” kata
genetika berasal dari kata genos dalam bahasa latin, yang berarti asal mula
kejadian. Namun genetika bukanlah ilmu tentang asal mula kejadian meskipun
pada batas-batas tertentu memang ada kaitannya dengan hal itu juga. Genetika
adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk alih informasi hayati dari generasi
kegenerasi. Oleh karena cara berlangsungnya alih informasi hayati tersebut
mendasari adanya perbedaan dan persamaan sifat diantara individu organisme,
maka dengan singkat dapat pula dikatakan bahwa genetika adalah ilmu tentang
pewarisan sifat. Dalam ilmu ini dipelajari bagaimana sifat keturunan (hereditas)
itu diwariskan kepada anak

cucu, serta variasi yang

mungkin


timbul

didalamnya (Saefudin, 2007).
Truss morfometri ialah metode pembandingan antara ukuran-ukuran
tubuh bagian penting dari ikan dengan satu ukuran yang dianggap standar.
Panjang kepala dan panjang standar ialah dua variable yang sering digunakan
untuk menentukan spesies ikan. Sebagai contoh, perbandingan antara panjang
standar dengan tinggi badan akan menentukan bentuk badan dari ikan.
Keterangan berikut ialah beberapa contoh definisi yang sering digunakan untuk
menentukan spesies ikan (Wiadnya dkk, 2012).
I.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dilaksanakannya Praktikum trussmorfometrik ini adalah agar
mahasiswa mampu menentukan variasi genetik menggunakan karakter morfologi
khususnya metode Trussmorphometric.

Kegunaan

dilaksanakannya


praktikum

trussmorfometrik

ini

agar

mahasiswa mengetahui cara menentukan variasi genetik menggunakan karakter
morfologi khususnya metode Trussmorphometric.

II.TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Ikan mas (Cyprinus carpio)

Gambar 1. Ikan mas (Cyprinus carpio)
Phyllum

: Chordata

Subphyllum


: Vertebrata

Classis

: Pisces

Subclassis

: Teleostei

Ordo

: Ostariophysi

Subordo

: Cyprinoidea

Famili


: Cyprinidae

Subfamili

: Cyprininae

Genus

: Cyprinus

Species

: Cyprinus carpio L. (Saanin, 1984).

II.2. Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

Gambar 2. Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

Klafikasi Ikan Nila adalah sebagai berikut:

Kelas

: Osteichthyes

Sub-kelas

: Acanthoptherigii

Ordo

: Percomorphi

Sub-ordo

: Percoidea

Family

: Cichlidae


Genus

: Oreochromis

Spesies

: Oreochromis niloticus (dkp sulteng).

II.3. Ikan layang (Decaptersus russelli)

Gambar 3 .Ikan Layang (Decaptersus russelli)
Klasifikasi menurut Bleker dalam Saanin (1968) sistematika ikan
layang adalah sebagai berikut :
Phyllum

: Chordata

Kelas

: Pisces


Sub kelas

: Teleostei

Ordo

: Percomorphi

Divisi

: Perciformes

Sub divisi

: Carangi

Familia

: Carangidae


Genus

: Decapterus

Spesies

: Decaptersus russelli (Prihartini, 2006).

II.4. Ikan lele (Clarias batrachus)

Gambar 4. Ikan lele (Clarias batrachus)
Klasifikasi ikan lele berdasarkan Saanin (1984) dalam Hilwa (2004) yaitu
sebagai berikut:
Filum

: Chordata

Kelas


: Pisces

Subkelas

: Teleostei

Ordo

: Ostarophysi

Subordo

: Siluroidae

Famili

: Clariidae

Genus


: Clarias

Species

: Clarias batrachus

III. METODE PRAKTIKUM
III.1. Waktu dan Tempat
Praktikum mata kuliah Genetik dan Pemuliaan Ikan ini dilaksanakan pada
hari Kamis, pada tanggl 13 Maret 2014, pukul 14.00-16.00 WITA, bertempat di
Laboraturium Avertebrata Air, Jurusan Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan
Perikanan, Universitas Hasanuddin, Makassar.
III.2. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum Trussmorpometrik dapat
dilihat pada tabel 1 dan 2.
Tabel 1. Alat yang di gunakan beserta fungsi.
NO ALAT
JUMLAH FUNGSI
1
pulpen
1 Buah
Sebagai alat tulis
2

Jarum Pentul

10 Buah

3

Preparat

1 Buah

Sebagai
petanda
dalam
pengukuran
trussmorfometrik
Sebagai tempat pengamatan sampel

4

Penggaris

1 Buah

Sebagai pengukur jarak pada ikan

5

Kamera

1 Buah

Sebagai alat dokumentasi

Tabel 2. Bahan yang di beserta fungsi.
NO ALAT
JUMLAH FUNGSI
1
Kertas HVS
1 Buah
Sebagai wadah tulis
2

Ikan Mas

1 Buah

Sebagai sampel pengamatan

3

Ikan Nila

1 Buah

Sebagai sampel pengamatan

4

Ikan layang

1 Buah

Sebagai sampel pengamatan

5

Ikan lele

1 Buah

Sebagai sampel pengamatan

III.3. Prosedur Kerja
Berikut ini prosedur kerja praktikum Trussmorpometrik :
Pengamatan morfometrik” truss” morfometrik ukuran mutlak di lakukan
dengan cara :
1.

Ikan yang sudah mati, masing-masing diambil dari tempatnya dan
diletakkan diatas preparat.

2.

Ikan yang terletak diatas preparat, diberi pentul disetiap sisi untuk
mempermudah pengukuran trussmorfometrik.

3.

Metode karakteristik morfometrik dilakukan dengan cara mengukur jarak
titik-titik tanda yang akan dibuat pada kerangka tubuh. Skema dan 21
karakteristik morfometrik masing-masing ikan dapat dilihat pada Gambar 5-8.

4.

10 buah titik di jadikan sebagai patokan “morphometrik sehingga
membentuk 21 karakter.

5.

Setelah di lakukan penandaan menggunakan jarum pentol maka pada
preparat akan terlihat beberapa titik hasil penandaan yang kemudia di ukur
jarak antara titik-titik tersebut dengan penggaris.
Pengukuran truss morfometrik, terbagi dalam 4 bagian (A, B, C,dan D).

Bagian yang berhimpitan dianggap mewakili 1 karakter sehingga dari 10 titik
truss diperoleh 21 karakter.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1. Hasil
1. Ikan mas (Cyprinus carpio)

Gambar 5. hasil pengukuran ikan mas(Cyprinus carpio)

Keterangan :
A1 = 4 Cm

B1 =

A2 = 5 Cm

C1 = 3,5 Cm

D1= 4,9 Cm

B2 = 8,5 cm

C2 = 3,6 Cm

D2 = 4,9 Cm

A3 = 4 Cm

B3 =

9 Cm

C3 =

5 Cm

D3 = 6,3 Cm

A4 =4,8 Cm

B4 =

9 Cm

C4 = 4,8 Cm

D4 = 6,2 Cm

A5 =4,5 Cm

B5 =

4,4cm

C5 = 2,5 Cm

D5 = 6 Cm

Bagian tubuh

Kepala

Badan

8 cm

Kode
A1
A2
A3
A4
A5
B1
B2
B3
B4
B5
C1
C2
C3
C4
C5
D1

Batang ekor

D2
D3
D4
D5

Diskripsi jarak
Ujung mulut bawah – rahang bawah
Ujung mulut atas – pangkal kepala
Ujung mulut bawah – pangkal kepala
Ujung mulut atas – rahang bawah
Rahang bawah – pangkal kepala
ujung sirip perut – awal sirip anal
Awal kepala – pangkal sirip punggung lunak
Pangkal kepala –awal sirip anal
Pangkal sirip punggung lunak – rahang bawah
Pangkal srip punggung lunak- awal sirip anal
Awal sirip anal – pangkal bawah ekor
Pangkal punggung lunak – pangkal atas sirip
ekor
Pangkal sirip punggung lunak – pangkal bawah
sirip ekor
Awal sirip anal – pangkal awal sirip atas
Pangkal awal sirip ekor-pangkal bawah sirip
ekor
Pangkal bawah sirip ekor – ujung sirip bawah
ekor
Pangkal atas sirip ekor – ujung sirip atas ekor
Pangkal atas sirip ekor – ujung sirip bawah
ekor
Pangkal bawah sirip ekor – atas ujung sirip
ekor
ujung atas sirip ekor – ujung bawah sirip ekor

2. Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

Gambar 6. hasil pengukuran ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Keterangan :
A1 = 3 Cm

B1 = 7,5 cm

C1 = 2 Cm

D1= 3 Cm

A2 = 4 Cm

B2 = 9 cm

C2 = 2 Cm

D2 = 2 Cm

A3 = 8 Cm

B3 =

7 Cm

C3 = 4 Cm

D3 = 3 Cm

A4 = 6 Cm

B4 =

11 Cm

C4 = 6 Cm

D4 = 4 Cm

A5 = 8 Cm

B5 =

10 Cm

C5 = 6 Cm

D5 = 4 Cm

Bagian tubuh

Kepala

Badan

Batang ekor

Kode
A1
A2
A3
A4
A5
A6
B1
B2
B3
B4
B5
C1
C2
C3
C4
C5
D1
D2
D3
D4

Diskripsi jarak
Ujung mulut atas – rahang bawah
Rahang bawah – is’thimus
Ujung mulut atas – is’thimus
Ujung mulut atas – pangkal sirip punggung
Rahang bawah – pangkal sirip punggung
Is’thimus – pangkal sirip punggung
Is’thimus – pangkal sirip perut
Ujung sirip punggung – pangkal sirip punggung
Pangkal sirip punggung – pangkal sirip perut
Is’thimus – ujung sirip punggung
Pangkal sirip perut – ujung sirip punggung
Pangkal sirip perut – pangkal sirip anal
Pangkal sirip anal – ujung sirip anal
Pangkal sirip perut – ujung sirip anal
Pangkal sirip anal – ujung sirip punggung
Ujung sirip punggung – ujung sirip anal
Ujung sirip anal – pangkal bawah sirip ekor
Ujung sirip punggung – pangkal atas sirip ekor
Ujung sirip punggung – pangkal bawah sirip
ekor
Ujung sirip anal – pangkal atas sirip ekor

D5

Pangkal atas sirip ekor – pangkal bawa sirip
ekor

3. Ikan layang (Decaptersus russelli)

Gambar 7. hasil pengukuran Ikan layang (Decaptersus russelli)
Keterangan :
A1 = 4,4 Cm

B1 = 5,2 cm

C1 = 6,2 Cm

D1= 2,8 Cm

A2 = 4,3 Cm

B2 =

6 Cm

C2 = 7,8 Cm

D2 = 3,4 Cm

A3 = 3,5 Cm

B3 =

3,4 Cm

C3 = 6,8 Cm

D3 = 3,1 Cm

A4 = 4,6 Cm

B4 =

7,5 Cm

C4 = 6,3 Cm

D4 = 3,2 Cm

A5 = 2,4 Cm

B5 =

7,9 Cm

C5 = 8 Cm

Bagian tubuh

Kepala

Kode
A1
A2
A3
A4
A5

D5 = 3,8 Cm

Diskripsi jarak
Ujung mulut bawah – rahang bawah
Ujung mulut atas – pangkal kepala
Ujung mulut bawah – pangkal kepala
Ujung mulut atas – rahang bawah
Rahang bawah – pangkal kepala

Badan

B1
B2
B3
B4
B5
C1
C2
C3
C4
C5
D1

Batang ekor

D2
D3
D4
D5

4. Ikan lele (Clarias batrachus)

ujung sirip perut – awal sirip anal
Awal kepala – pangkal sirip punggung lunak
Pangkal kepala –awal sirip anal
Pangkal sirip punggung lunak – rahang bawah
Pangkal srip punggung lunak- awal sirip anal
Awal sirip anal – pangkal bawah ekor
Pangkal punggung lunak – pangkal atas sirip
ekor
Pangkal sirip punggung lunak – pangkal bawah
sirip ekor
Awal sirip anal – pangkal awal sirip atas
Pangkal awal sirip ekor-pangkal bawah sirip
ekor
Pangkal bawah sirip ekor – ujung sirip bawah
ekor
Pangkal atas sirip ekor – ujung sirip atas ekor
Pangkal atas sirip ekor – ujung sirip bawah
ekor
Pangkal bawah sirip ekor – atas ujung sirip
ekor
ujung atas sirip ekor – ujung bawah sirip ekor

Gambar 8. hasil pengukuran Ikan lele (Clarias batrachus)
Keterangan :
A1 = 11 Cm

B1 = 2,6 cm

C1 = 6 Cm

D1= 2 Cm

A2 = 10 Cm

B2 = 2,6 cm

C2 = 6 Cm

D2 = 2 Cm

A3 = 7,5 Cm

B3 = 4 Cm

C3 = 6,5 Cm

D3 = 2 Cm

A4 = 7,5 Cm

B4 =

4 Cm

C4 = 5,5 Cm

D4 = 2 Cm

A5 = 4,6 Cm

B5 =

3,5 Cm

Bagian tubuh

Kepala

Badan

Kode
A1
A2
A3
A4
A5
A6
B1
B2
B3
B4
B5
C1
C2
C3
C4
C5
D1
D2
D3

Batang ekor
D4
D5

C5 = 4 Cm

D5 = 3 Cm

Diskripsi jarak
Ujung mulut atas – rahang bawah
Rahang bawah – is’thimus
Ujung mulut atas – is’thimus
Ujung mulut atas – pangkal sirip punggung
Rahang bawah – pangkal sirip punggung
Is’thimus – pangkal sirip punggung
Is’thimus – pangkal sirip perut
Ujung sirip punggung – pangkal sirip punggung
Pangkal sirip punggung – pangkal sirip perut
Is’thimus – ujung sirip punggung
Pangkal sirip perut – ujung sirip punggung
Pangkal sirip perut – pangkal sirip anal
Pangkal sirip anal – ujung sirip anal
Pangkal sirip perut – ujung sirip anal
Pangkal sirip anal – ujung sirip punggung
Ujung sirip punggung – ujung sirip anal
Ujung sirip anal – pangkal bawah sirip ekor
Ujung sirip punggung – pangkal atas sirip ekor
Ujung sirip punggung – pangkal bawah sirip
ekor
Ujung sirip anal – pangkal atas sirip ekor
Pangkal atas sirip ekor – pangkal bawa sirip
ekor

IV.2. Pembahasan
1. Ikan mas (Cyprinus carpio)
Dari hasil yang didapatkan pada pengukuran trussmorphometric ikan Mas
tidak jauh beda dengan ikan Nila di mana pada tubuh Ikan Mas dibagi menjadi
empat bagian yakni A = bagian kepala terdiri dari A1 = 4,0 cm, A2 = 5,0 cm, A3
= 4,0 cm, A4 = 4,8 cm, A5 = 4,5 cm, dan B = awal sirip punggung samapi awal
sirip dubur yang terdiri dari B1 = 8,0 cm, B2 = 8,5 cm, B3 = 9,0 cm, B4 = 9,0 cm,
B5 = 4,4 cm. Sedangkan bagian C = awal sirip punggung lunak sampai akhir
sirip dubur yang terdiri dari : C1 = 3,5 cm, C2 = 3,6 cm, C3 = 5,0 cm, C4 = 4,8
cm, C5 = 2,5 cm, serta bagian D = akhir sirip punggung lunak sampai pangkal
ekor yang terdiri dari D1 = 4,9 cm, D2 = 4,9 cm, D3 = 6,3 cm, D4 = 6,2 cm, D5
= 6,0 cm.
Dari pengukuran trussmorpometrik pada ikan mas dapat dilihat bentuk
morfologi bentuk tubuh yang sangat berguna untuk mengetahui perbedaan
pertumbuhan antar ikan jantan dan betina, mengidentifikasi jenis kelamin ikan
yang belum jelas hal ini didukung oleh Dasar dari metode truss morphometrics
menurut Brezky dan Doyle (1988), bahwa ikan jantan dan betina memiliki pola
pertumbuhan yang berbeda, sehingga apabila dianalisis secara rinci akan

terdapat bagian tubuh atau jarak truss yang berbeda pula. Metode truss
morphometrics telah banyak dibuktikan mampu mengidentifikasi perbedaan
tanda

kelamin

sekunder (sexing) pada

berbagai

spesies

ikan

yang

umumnya dimorphisme sexualnya belum dan atau tidak jelas, diantaranya
pada ikan mas (Nugroho dkk.,1991).
2. Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Dari hasil yang didapatkan pada pengukuran morfometrik ikan Nila adalah
tubuh ikan Nila dibagi menjadi empat bagian yakni A = bagian kepala terdiri dari
A1 = 7,8 cm, A2 = 7,5 cm, A3 = 7,5 cm, A4 = 7,3 cm, A5 = 2,7 cm, dan B = awal
sirip punggung pertama sampai awal sirip dubur yang terdiri dari B1 = 5,8 cm,
B2 = 6,1 cm, B3 = 7,0 cm, B4 = 9,7 cm, B5 = 9,2 cm. Sedangkan bagian C =
ujung sirip punggung lunak sampai pangkal sirip dubur yang terdiri dari : C1 = 4,0
cm, C2 = 3,4 cm, C3 = 3,7 cm, C4 = 3,7 cm, C5 = 6,7 cm, serta bagian D =
pangkal sirip punggung lunak sampai pangkal ekor bagian atas dan bawah yang
terdiri dari D1 = 2,8 cm, D2 = 3,4 cm D3 = 2,3 cm, D4 = 4,0 cm, D5 = 4,3 cm.
Dari pengukuran truss morpometrik pada ikan Nila bagian A dapat dilihat
bentuk morfologi kepala ikan Nila memiliki mulut yang dekat dengan hidung yaitu
Terminal, yaitu mulut yang terletak di ujung hidung).dan pada bagian B,C dan D
menunjukkan morfologi badan ikan Nila berbentuk Compressed atau pipih, yaitu
bentuk tubuh yang gepeng ke samping. Tinggi badan jauh lebih besar bila
dibandingkan dengan tebal ke samping (lebar tubuh), sehingga karakter bentuk
tubuh, dan ukuran dari ikan nila dapat diketahui dalam menentukan tingkat
kedekatan kekerabatan ikan tersebut. Karakter morfometri merupakan bagian
dari karakter morfologi yang mempelajari ukuran (size) dan bentuk (shape)
organisme secara kuantitatif (Suryobroto, 1999).
3. Ikan Layang (Decapterus ruselli)

Sesuai dengan bentuk tubuh ikan layang yang tidak mempunyai sirip
lunak menyebabkan pengukuran morfologinya dibagi ke dalam tiga bagian yakni
A = bagian kepala atas dan bawah, B = ujung sirip punggung sampai ujung sirip
dubur, C = pangkal sirip dubur sampai pangkal ekor yang di peroleh dalam lima
belas karakter. Pada bagian A terdiri dari A1 = 4,4 cm, A2 = 4,3 cm, A3 = 3,5
cm, A4 = 4,6 cm, A5 = 4,4 cm, dan bagian B terdiri dari B1 = 5,2 cm, B2 = 6,0 B3
= 3,4 cm, B4 = 7,5 cm, B5 = 7,4 cm, sedangkan bagian C terdiri dari C1 = 6,2
cm, C2 = 7,8 cm, C3 = 6,8 cm, C4 = 6,5 cm, C5 = 8,0 cm. Bagian D terdiri dari
D1 = 2,0 cm, D2 = 3,4 cm, D3= 3,1 cm, D4 = 3,7 cm, D5= 3,8 cm.
Dari pengukuran trussmorpometrik pada ikan layang

bagian A dapat

dilihat bentuk morfologi kepala ikan layang memiliki mulut Subterminal, yaitu
mulut yang terletak dekat ujung hidung agak ke bawah,, dan pada bagian B dan
C menunjukkan morfologi badan ikan layang berbentuk Compressed atau pipih,
yaitu bentuk tubuh yang gepeng ke samping. Tinggi badan jauh lebih besar bila
dibandingkan dengan tebal ke samping (lebar tubuh) Fusiform atau bentuk
torpedo (bentuk cerutu), yaitu suatu bentuk yangsangat stream-line untuk
bergerak dalam suatu medium tanpa mengalami banyak hambatan. Tinggi tubuh
hampir sama dengan lebar tubuh,sedangkan panjang tubuh beberapa kali tinggi
tubuh. Pada bagian D menunjukkan bentuk ekor ikan layang berbentuk Forked /
Furcate atau bercagak (Syarifuddin, 2012).
4. Ikan Lele (Clarias batrachus)
Dari hasil yang diperoleh pada pengukuran trussmorphometric pada ikan
Lele di dapatkan delapan belas karakter pada ikan ini. Pada tubuh Ikan Lele
dibagi dalam empat bagian yakni A = bagian kepala bagian atas dan bawah
yang terdiri dari A1 = 11 cm, A2 = 10 cm, A3 = 7,5 cm, A4 = 7,5 cm, A5 = 4,6 cm,
, dan bagian B = ujung sirip punggung sampai ujung sirip dubur yang terdiri dari
B1 = 2,6 cm, B2 = 2,6 cm, B3 = 4 cm, B4 = 3,5, cm sedangkan bagian C = ujung

sirip punggung lunak sampai pangkal sirip dubur yang terdiri dari C1 = 6 cm, C2
= 6 cm, C3 = 6,5 cm, C4 = 5,5 cm, C5 = 4 cm . Dan bagian terakhir adalah
bagian D = pangkal sirip punggung lunak sampai pangkal ekor bagian atas dan
bawah yang terdiri dari D1 = 2 cm, D2 = 2 cm, D3 = 2 cm, D4 = 2 cm,D5= 3 cm.
Dari pengukuran trussmorpometrik pada ikan lele bagian A dapat dilihat
bentuk morfologi kepala ikan lele memiliki mulut Subterminal, yaitu mulut yang
terletak dekat ujung hidung agak ke bawah, dan pada bagian B,C dan D
menunjukkan morfologi badan ikan lele berbentuk seperti ular, dengan kata lain
pengukuran trussmorpometrik bertujuan untuk menganalisa/mengidentifikasi
bentuk tubuh bagian luar pada ikan hal

ini

dasar identifikasi morpometri. Morfometri ialah
mengetahui bentuk-bentuk
bentuk sirip ekor,

luar dari ikan,

didukung

dengan

prinsip

sistem identifikasi dengan

seperti: posisi mulut,

badan,

jenis sisik, posisi sirip dada dan tanda-tanda lain seperti

warna (marker) (Wiadnya dkk, 2012).

V. PENUTUP

V.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa tiap ikan memiliki
panjang atau jarak yang berbeda dari tiap titik-titik tubuh mulai dari

kepala,

badan dan ekor, namun secara morfologi ada beberapa ikan yang memiliki
kesamaan dalam bentuk tubuh seperti ikan mas dan ikan nila. Metode
trussmorpometrik sangat berguna dalam penentuan jarak kekerabatan antar
sesama spesies bahkan antar spesies, mendeksripsikan bentuk tubuh yang lebih
detail, menentukan perbedaan pola pertumbuhan antara ikan jantan dan ikan
betina, dan membantu mengidentifikasi kelamin yang belum atau tidak jelas
sama sekali. Namun metode ini belum bisa

dijadikan satu-satunya metode

dalam menentukan tingkat keragaman genetik yang lebih spesifik untuk itu
dibutuhkan uji lain yang saling melengkapi satu sama lain.
V.2. Saran
Semoga laboratorium yang digunakan untuk praktek selanjutnya bisa
lebih baik dan kondusif sehingga praktek dapat berjalan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA
Brezky dan Doyle. (1988). Karakter Morfometri dan Karakter Reproduksi Ikan
Brek Puntius orphoides (Valenciennes, 1842) dan Tawes, P. javanicus
(Bleeker, 1863) di Sungai Klawing Purbalingga, Jawa Tengah.
Ringkasan Disertasi Oleh: Suhestri Suryaningsih. Universitas Gadjah
Mada. Yogyakarta. 2012.
Nugroho dkk. 1991. Karakter Morfometri dan Karakter Reproduksi Ikan Brek
Puntius orphoides (Valenciennes, 1842) dan Tawes, P. javanicus
(Bleeker, 1863) di Sungai Klawing Purbalingga, Jawa Tengah.
Ringkasan Disertasi Oleh: Suhestri Suryaningsih. Universitas Gadjah
Mada. Yogyakarta. 2012.
Prihartini, Ambar. 2006. Analisis Tampilan Biologis Ikan Layang (Decapterus
spp) Hasil Tangkapan Purse Seine yang didaratkan Di Ppn. Pekalongan
Saanin. 1984. jhptump-a-deskakunmu-621-2-babii i. jurnal pdf file.
Saanin (1984), dalam Hilwa. (2004). Jenis-jenis Ikan Lele. Jurnal pdf file.
Saefudin. 2007. Hand Out Genetika. Jurusan Pendidikan FPMIPA. Universitas
Pendidikan Indonesia. Bandung.
Suryobroto. 1999. ). Karakter Morfometri dan Karakter Reproduksi Ikan Brek
Puntius orphoides (Valenciennes, 1842) dan Tawes, P. javanicus
(Bleeker, 1863) di Sungai Klawing Purbalingga, Jawa Tengah.
Ringkasan Disertasi Oleh: Suhestri Suryaningsih. Universitas Gadjah
Mada. Yogyakarta. 2012.
Syarifunddin, Bin Andy Omar. 2012. Modul Praktikum Ikhtiologi.Universitas
Hasanuddin. Makassar.

Wiadnya, Dewa Gede Raka, dkk. 2012. Pada Kegiatan Ketentuan-Ketentuan
Inventarisasi Ikan Air Tawar. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
UB. Malang.
www.dkpsulteng.com