laporan dan praktikum dan pemulian.docx

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Pemuliaan tanaman merupakan perpaduan seni dan ilmu pengetahuan yang

mempelajari bagaimana memperbaiki genotipe tanaman dalam populasi sehingga
lebih bermanfaat bagi manusia. Pemuliaan tanaman pada mulanya hanya didasarkan
pada seni saja, yaitu pemilihan dalam populasi tanaman didasarkan atas perasaan,
keterampilan, kemampuan serta petunjuk yang terlihat pada tanaman. Tanaman yang
terpilih selanjutnya dikembangbiakkan untuk dapat memenuhi kebutuhan petani.
Pemuliaan tanaman pada akhirnya dikembangkan sebagai suatu teknologi yang
merakit keragaman genetik menjadi suatu bentuk yang lebih bermanfaat bagi
manusia. Seleksi yang artinya memilih dilakukan pada setiap tahap program
pemuliaan, seperti: memilih plasma nutfah yang akan dijadikan tetua, memilih
metode pemuliaan yang tepat, memilih genotipe yang akan diuji, memilih metode
pengujian yang tepat, dan memilih galur yang akan dilepas sebagai varietas (Wayan,
et all. 2009).
Suatu keputusan penting yang pertama diambil dalam setiap program
pemuliaan adalah pemilihan plasma nutfah. Plasma nutfah dimaksudkan sebagai

suatu substansi yang terdapat dalam setiap kelompok mahluk hidup dan merupakan
sifat keturunan yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan atau dirakit untuk
menciptakan jenis unggul atau kultivar baru. Plasma nutfah meliputi segala kultivar
unggul masa kini atau masa lampau, kultivar primitive, jenis yang sudah
dimanfaatkan tetapi belum dibudidayakan, kerabat liar, jenis budidaya atau jenis
piaraan.
Pemulian tanaman bertujuan untuk merakit jenis baru yang berdaya hasil
tinggi, mengembangkan varietas yang lebih baik untuk lahan pertanian baru (seperti
lahan marginal), mengembangkan varietas baru yang tahan terhadap hama dan
penyakit, perbaikan kharakter agronomik dan hortikulturik tanaman, dan peningkatan
kualitas hasil tanaman (Wayan,et all. 2009).

1.2.

Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini ialah:
1. Mengidentifikasi organ-organ bunga bahan amatan
2. Menggambarkan organ-organ bunga bahan amatan
3. Mengetahui teknik persilangan antar tanaman jagung secara konvensional
4. Mengetahui tujuan persilangan pada tanaman

5. Mengetahui teknik persilangan antar tanaman kacang hijau secara
konvensional
6. Mengetahui tujuan persilangan pada tanaman
7. Mengetahui komposisi genetik dari populasi tanaman Alogam yang
mengalami segresi dari sifat keturunannya
8. Dapat mengetahui struktur bunga dan morfologinya secara visual
9. Dapat melakukan hibridisasi anggrek

1.3.

Manfaat
Manfaat yang didapatkan ialah dapat mengetahui cara penyilangan pada

tanaman baik berumah satu maupun berumah dua (tanaman silang maupun
menyerbuk sendiri), dapat menjadi pemulia langsung pada lahan sendiri tanpa
menggaji orang lain untuk melakukan hibridisasi, dapat mengetahui organ-organ pada
bunga dan dapat mengetahui hukum Hardy Weinber.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Struktur dan Organ Seksual Bunga
Bunga merupakan alat perkembang biakan pada tumbuhan kelompok
Angiospermae. Bunga disebut sebagai alat perkembang biakan karena didalam bunga
terdapat alat-alat reproduksi, seperti benang sari, putik dan kandung lembaga. Bunga
dianggap sebagai pucuk (ujung batang) yang terrmodivikasi sehingga bagian-bagian
bunga merupakan hasil modifikasi dari daun. Bunga hanya muncul pada saat-saat
tertentu.
Bunga berfungsi sebagai alat perkembangan genetatif pada tumbuhan dan
sebagai perhiasan. Bunga terdiri dari empat bagin yaitu:
 Bunga sempurna , ialah apabila stamen dan pistil terdapat dalam struktur bunga
yang sama
 Bunga tidak sempurna, ialah apabila hanya satu organ seksual saja yang ada,
baik stamen saja atau hanya pistil saja.
 Bunga lengkap, ialah bunga yang memiliki perhiasan bunga dan alat
perkembangbiakan atau yang memilki keempat organ penting (sepal, petal,
stamen dan pistil)
 Bunga tidak lengkap, bunga yang kekurangan dari salah satu organ penting.
Bagian-bagian utama bunga adalah kelopak bunga, mahkota bunga, bengan
sari, putik, dan bakal buah. Bunga yang mempunyai bagian tersebut dinamakan
bunga lengkap, sedangkan bunga yang tidak mempunyai satu atau lebih bagianbagian bunga tersebut dunamakan bunga tidak lengkap.

a. Kelopak Bunga
Kelopak bunga (calyx) adalah bagian bunga terluar atau paling rendah
kedudukannya pada dasar bunga. kelopak bunga biasanya berwarna hijau dan
merupakan modifikasi dari daun. Lembaran kelopak bunga disebut daun kelopak
(seoal).

b. Mahkota Bunga
Mahkota bunga (corolla) terletak disebelah dalam atau diatas dari kelopak
bunga. Lembaran mahkota disebut daun mahkota (petal). Mahkota biasanya
berwarna-warni.mahkota dan kelopak bunga sering disebut perhiasan bunga. Kadangkadang ada bunga yang tidak berkelopak (asepalus), tidak bermahkota (apetalus) atau
tidak memiliki perhiasan (bunga telanjang). Ada juga tumbuh yang antara mahkota
dan keopak tidak dapat dibedakan baik bentuk maupun warnanya, dan disebut tenda
bunga, misalnya pada bunga sungsang.
c. Benang Sari
Benang sari terketak dianta mahkota. Bagian dari benang sari adalah tangkai
sari (filamen), kepala sari (anthera), dan serbuk sari (polen). Benang sari merupakan
penghasil serbuk sari yang menghasilkan gamet jantan pada tumbuhan.
d. Putik
Putik terletak dibagian pusat bunga. Lembaran penyusun putik disebut karpel.
Jumlah karpel bisa satu atau lebih. Setiap karpel memiliki ovarium yang didalamnya

terdapat sel telur. di atas oparium terdapat tangkai putik (stilus) yang mendukung
kepala putik (stigma). Tangkai putik berupa saluran sempit, tempat lewatnya serbuk
sari saat penyerbukan.
Bunga merupakan alat bantu dalam perkembang biakan secara seksual dan
merupakan bagian dari tanaman. Bunga menjadikan tanaman tetap berkembang biak
menjadi berbagai macam bentuk dengan jenis atau spesies yang berbeda-beda.
Bunga merupakan organ atau bagian terpenting dari tumbuhan agar selalu dapat
berkembang biak. Bunga merupakan salah satu alat perkembangbiakan generatif
tanaman yang melibatkan organ tanaman sebagai alat penyerbukan (Sunarto,1997).
Bunga (flos) dapat dipandang sebagai suatu batang atau cabang pendek yang
berdaun dan telah mengalami perubahan bentuk. Tempat melekatnya daun pada
batang disebutnodus sedangkan jarak antar daun yang satu dengan yang lain
disebut internodus. Daun mempunyai bagian-bagian yang utama antara lain :
mahkota (corola), kelopak (calyx), benang sari (stamen) serta putik (pistillum). Suatu
bunga tersusun atas rangkaian bagian-bagian yang bertumpuk. Kelopak merupakan

rangkaian pertama yang terletak paling bawah dan biasanya berwarna hijau. Di
bagian atasnya merupakan berupa mahkota yang tampak lebih halus, lebih besar, dan
lebih indah warnanya. Rangkaian yang ketiga berupa benang sari yang biasanya
masih menggulung. Rangkaian yang keempat yang terletak paling atas berlekatan

menjadi satu adalah putik (Darjanto, 1990).
Menurut Darjanto (1990) dari penelitian lebih lanjut menunjukan bahwa :
1. Bunga dapat terletak di ujung batang atau cabang dan ketiak daun, yang letaknya
sama dengan tempat tunas yang akan tumbuh menjadi cabang.
2. Bagian-bagian bunga (kelopak, tajuk, benang sari, putik) kadang-kadang dapat
menyerupai daun biasa dengan perbedaan sedikit sampai besar sekali.
3. Pada ketiak daun kelopak atau daun tajuk kadang-kadang dapatmembentuk sebuah
kuncup.
4. Kadang-kadang bunga dapat membentuk biasa yang berdaun.
2.2. Hibridisasi Tanaman Menyerbuk Silang
Hibridisasi merupakan persilangan antara tanaman yang berbeda secara
genetis atau penyerbukan silang yang berbeda antara tetua yang berbeda susunan
genetiknya. Perkawinan antar spesies merupakan salah satu cara yang digunakan
dalam meningkatkan keragaman genetik bahan pemuliaan. Keragaman tersebut
nantinya akan diseleksi untuk mendapatkan varietas yang memiliki sifat unggul.
Varietas bersifat unggul tersebut yang nantinya dapat dilepas sebagai varietas unggul.
Perkawinan silang antar spesies dan dalam spesies memiliki beberapa perbedaan
dalam tingkat keragaman genetik nantinya. Jenis perkawinan tersebut dipengaruhi
oleh beberapa faktor. Sehingga dalam proses perkawinan dalam tanaman atau sering
disebut dengan penyerbukan

Pada tanaman menyerbuk silang, hibridisasi biasanya digunakan untuk
mengujipotensi tetua atau pengujian ketegaran hibrida dalam rangka pembentukan
varietas hibrida. Selain itu, hibridisasi juga dimaksudkan untuk memperluas
keragaman. (Yunianti, Sriani, dan Muhamad. 2011)

Penyerbukan silang adalah berpindahnya serbuk sari dari suatu bunga
tanaman lain kekepala putik tanaman yang berbeda. Penyerbukan ini terjadi karena
terhalangnya serbuk sari dari bunga yang sama untuk melangsungkan penyerbukan
sendiri. Umumnya penyerbukan terjadi karena bantuan angin dan serangga ( Nasir,
2001).
Menurut Alfikri (2011) hibridisasi dibedakan atas:
1.

Hibridisasi intravarietas, yaitu persilangan yang dilakukan antara tanaman yang
varietasnya sama.

2.

Hibridisasi intervarietas, yaitu persilangan yang dilakukan antara tanaman yang
varietasnya berbeda dalam spesies yang sama. Hibridisasi ini disebut juga hibridisasi

intraspesifik.

3.

Hibridisasi interspesifik, yaitu persilangan antara tanaman dari dua spesies yang
berbeda,dalam genus. Hibridisasi ini disebut juga hibridisasi intragenerik. Jenis
persilangan initelah dilakukan untuk memindahkan gen ketahanan terhadap hama dan
penyakit, atautoleransi terhadap kekeringan pada varietas tanaman gandum, tomat,
tebu, dan lain-lain.

4.

Hibridisasi intergenerik, yaitu persilangan yang dilakukan antar tanaman dari genus
yangberbeda.

Beberapa

contoh

tanaman


Raphanobrassica, Rabbage, Maize-teosinte,

hasil

persilangan

sugarcane-sorghum,

ini

dan

adalah
lain-lain.

Hibridisasi ini juga biasa digunakan untuk memindahkan sifat ketahanan penyakit,
hama dan kekeringan dari genustanaman liar ke tanaman budi daya
Metode pemuliaan tanaman menyerbuk silang sedikit berbeda dengan
tanaman menyerbuk sendiri karena pada tanaman menyerbuk silang, dalam populasi

alami terdapat individu-individu yang secara genetik heterozigot untuk kebanyakan
lokus. Secara genotipe juga berbeda dari satu individu ke individu lainnya, sehingga
keragaman genetik dalam populasi sangat besar. Fenomena lain yang dimanfaatkan
dalam tanaman menyerbuk silang adalah ketegaran hibrida atau heterosis. Heterosis
didefinisikan sebagai meningkatnya ketegaran (vigor) dan besaran F1 melebihi kedua
tetuanya. Sebaliknya bila diserbuk sendiri akan terjadi tekanan inbreeding. Beberapa
metode yang populer pada tanaman menyerbuk silang misalnya pembentukan varietas

hibrida, seleksi massa, seleksi daur ulang, dan dilanjutkan dengan pembentukan
varietas bersari bebas atau varietas sintetik. Untuk tanaman yang membiak secara
vegetaif dapat dilakukan seleksi klon, hibridisasi yang dilanjutkan dengan seleksi
klon. Cara ini dapat digunakan juga untuk pemuliaan tanaman tahunan yang biasa
dibiakan secara vegetatif.
2.3. Hibridisasi Tanaman Menyerbuk Sendiri
Hibridisasi dalam pengertian sederhana ialah menyerbuki bunga-bunga yang
diberi dengan tepung sari dari jenis tanaman yang dikehendaki sebagai bapak. Secara
konvensional hibridisasi bisa juga disebut perkawinan silang antara tanaman yang
satu dengan tanaman yang lain dalam satu spesies untuk mendapatkan genotype
(sifat-sifat dalam) yang unggul, dan biasa disebut breeding. Dengan breeding
(hibridisasi) diharapkan bisa terbentuk suatu jenis tanaman yang mempunyai

kromosom yang polyploidy, yakni susunan kromoson yang bersifat ganda dan lebih
banyak dari susunan kromosom asalnya. Hal ini dapat menciptakan suatu jenis atau
spesies baru yang dapat meningkatkan produksi, tahan terhadap serangan hama dan
penyakit, umur pendek, dan sebagainya (Warisno, 1998).
Tanaman menyerbuk sendiri dapat dimuliakan dengan cara hibridisasi.
Hibridisasi atau persilangan bertujuan menggabungkan sifat-sifat baik dari kedua
tetua atau induknya sedemikian rupa sehingga sifat-sifat baik tersebut dimiliki
keturunannya. Sebagai hasil dari hibridisasi adalah timbulnya keragaman genetik
yang tinggi pada keturunannya. Dari keragaman yang tinggi inilah pemulia tanaman
akan memilih tanaman yang mempunyai sifat-sifat sesuai dengan yang diinginkan
(Sunarto, 1997).
Penyerbukan

adalah

jatuhnya

serbuk

sari

kekepala

putik,

Sedangkan pembuahan adalah bergabungnya gamet jantan dan gamet
betina. Kriteria klasifkasi yang dipergunakan hanya berdasarkan tingkat
penyerbukan sendiri dan penyerbukan silang. (R.W. Allard, 1992)

Penggabungan gen-gen dari tetua-tetua yang berbeda karakteristiknya, akibat
perbedaan susunan genetik, melalui penyerbukan juga disebut hibridisasi. Dalam
program pemuliaan tanaman persilangan merupakan langkah awal untuk tanaman

menyerbuk sendiri setelah dilakukan pemilihan tetua. Persilangan mulai dilakukan
dengan menyilangkan dua tetua homozigot yang berbeda genotif. Tujuan utama
melakukan persilangan adalah (1) Menggabungkan semua sifat baik kedalam satu
genotipe baru; (2) Meningkatkan keragaman genetik; (3). Memanfaatkan vigor
hibrida, atau (4) Menguji potensi tetua (uji turunan) (Yunianti dkk., 2011).
Penyerbukan sendiri adalah jatuhnya serbuk sari dari anter ke stigma pada
bunga yang sama atau stigma dari bunga yang lain pada tanaman yang sama atau klon
yang sama. Prinsipyang memungkinkan terjadinya penyerbukan penyerbukan sendiri
adalah kleistogami yaitu pada waktu terjadi penyerbukan bunga yang belum mekar
atau tidak terbuka, misalnya pada kedelai, padi, tembakau dan lain-lain (Nasir, 2001)
Penyerbukan silang pada bunga yang pada umumnya menyerbuk sendiri
bertujuan agar didapatkan tanaman dengan berbagai macam variasi genotip maupun
fenotip. Salah satu tanaman yang melakukan penyerbukan sendiri adalah padi. Oleh
karena itu diperlukan suatu metode unutk mencegah terjadinya penyerbukan sendiri
pada bunga padi. Penyerbukan sendiri pada bunga padi dapat dicegah dengan
melakukan kastrasi yaitu tidakan membuang semua benang sari yang masih muda
atau yang belum masak dari sebuah kuncup bunga suatu tanaman induk betina,
dengan maksud agar bunga tersebut tidak mengalami penyerbukan sendiri (Darjanto
dan Satifah, 1982).

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1. Hibridisasi Tanaman Menyerbuk Silang Dan Menyerbuk Sendiri
3.1.1. Waktu dan tempat
 Tanaman menyerbuk silang
Hibridisasi tanaman menyerbuk silang dilaksanakan
3.1.2. Alat dan bahan
 Tanaman menyerbuk silang
Alat dan bahan yang digunakan dalam hibridisasi tanaman menyerbuk silang
ialah benih jagung dari dua varietas yang berbeda, polybag, kantung kertas/amplop,
penjepit kertas dan alat tulis.
 Tanaman menyerbuk sendiri
Alat dan bahan yang digunakan dalam hibridisasi tanaman menyerbuk sendiri
ialah benih kacang hijau dari dua varietas yang berbeda, polybag, cawan petri, pinset,
kantung/amplop, kuas kecil dan alat tulis.
3.1.3. Prosedur kerja
 Tanaman menyerbuk silang
1. Tanam dua varietas jagung pada polibag atau bedengan yang berbeda dan
pelihara dengan baik
2. Pilih beberapa tanaman sebagai tetua jantan dan betina yang akan disilangkan
dari masing-masing varietas
3. Tutup bunga betina saat rambut tongkol baru keluar menggunakan kantung
yang telah disediakan dan dijepit menggunakan penjepit kertas
4. Pada saat berambut tongkol telah penuh keluar, tutup malai bunga jantan yang
akan dijadikn tetua menggunkan kantung yang disediakan. Kantung ditutup
rapat untuk menghindari keluarnya serbuk sari.

5. Sehari setelah rambut tongkol keluar penuh, malai dogoyangkan untuk
mendapatkan serbuk sari yang diinginkan. Setelah serbuk sari terkumpul
dalam kantung, kantung dilepaskan secara hati-hati agar tidak tumpah
6. Lepas kantung dari tongkol dan potong rambut tongkol secara merata
7. Tabur serbuk sari dari tetua jantan yang tersedia secepat mungkin dan hatihati untuk menghindari terjadinya kontaminasi
8. Setelah proses penyerbukan selesai, tongkol ditutup kembali menggunakan
kantung kertas yang sama
9. Catat informasi pada kantong tersebut, seperti nama penyilang, tanggal,
nomor dan jenis persilangan
10. Lepas kantong apabila tongkol telah siap dipanen
 Tanaman menyerbuk sendiri
1. Tanam dua jenis varietas kacang hijau dalam polybag atau bedengan
2. Pilih beberapa tanaman yang akan disilangkan dan tentukan yang akan
dijadikan tetua jantan dan betina
3. Tentukan bunga yang belum mekar untuk diemaskulasi
4. Lakukan emaskulasi dengan cara membuang mahkota bunga menggunakan
pinset sehingga tampak hanya kepala putik yang dikelilingi oleh benang sari
5. Buang semua tangkai sari menggunakan pinset
6. Tutup bunga yang telah diemaskulasi dengan kantung yang telah disediakan
7. Buang bunga yang tidak diemaskulasi pada cabang dan kluster yang
bersangkutan
8. Kumpulkan kepala sari yang telah masak dari bunga tetua jantan yang
diinginkan pada cawan dan pecahkan menggunakan pinset
9. Penyerbukan dilakukan menggunakan kuas kecil dengan cara mencelupkan
kuas pada caawan yang telah berisi tepung sari, kemudian dioleskan pada
kepala putik dari bunga yang telah dimasukkan
10. Tutup bunga yang telah disilangkan dengan kantung transparan
11. Beri label sesuai informasi persilangan

3.2. Struktur dan Organ Seksual Bunga
3.2.1. Waktu dan tempat
Praktikum biologi bunga dan persilangan anggrek dilaksanakan pada 9
November 2017 di Laboratorium Pertanian Universitas Malikussaleh Aceh Utara.
3.2.2. Alat dan bahan
Alat digunakan dalam praktikum struktur dan organ seksual bunga ialah kaca
pembesar, pinset, penggaris dan alat tulis. Sedangkan bahan yang digunakan dalam
praktikum struktur dan organ seksual bunga ialah bunga dari beberapa tanaman yaitu:
bunga padi (Oryza sativa L.), jagung (Zea mays L.), tomat (Solanum lycopersicum
L.), kedelai (Glycine max), kacang tanah (Arachis hypogaea L.).
3.2.3. Prosedur kerja
1. lakukan pengamatan pada bunga, gambar bunga kuncup dan yang sudah mekar
beserta bagian bagiannya.
2. Perhatikan tipe kelamin dan simetri bunga tersebut
3.3. Populasi Tanaman Allogam
3.3.1. Waktu dan tempat
Praktikum populasi tanaman allogam dilaksanakan pada 16 November 2017
di Laboratorium Pertanian Universitas Malikussaleh.
3.3.2. Alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum populasi tanaman allogam
ialah kancing baju hitam besar 32 biji, kancing baju hitam kecil 32 biji, kancing baju
putih besar 32, kancing baju putih kecil 32 dan amlpop 2 biji.
3.3.3. Prosedur kerja
1. Siapkan 2 kantong amplop, masing-masing amplop diisi dengan kancing baju
hitam dan putih besar 64 biji dalam satu amplop dan biji dan kancing baju kecil
hitam dan putih 64 biji dalam satu amplop

2. Membuat perkawinn tiruan dengan cara mengambil satu biji kancing baju dari
masing-masing kantong/amplop dan cata genotopnya lalu kembalikan lagi ke
amplop
Apabila keduanya hitam diberi kode AA= sifat hitam
Apabila keduanya putih diberi kode aa= sifat putih
Apabila satu hitam dan satu putih diberi kode Aa= sifat hitam
3. Melakukan pengambilan sampai 50 kali
4. Melakukan pengambilan 64 kali
5. Dari hasil tersebut hitung jumlah masing-masing genotipnya dan dimasukkan ke
tabel
6. Dalam pelaksanaan kita praktekan bahwa:
a. Frekuensi AA:Aa:aa= 1:2:1
b. Frekuensi sifat Hitam: Putih= 3:1
7. Untuk tabel koom 3 hitung rumus:
Dimana: P2 = A, q2= a, PI+ 2pq+ q2 = 1
8. Setelah didapat X2 hitung, kemudian bandingkan dengan X tabel. Buatlah
kesimpulan.
3.4. Biologi Bunga dan Persilangan Anggrek
3.4.1. Waktu dan tempat
Praktikum biologi bunga dan persilangan anggrek dilaksanakan pada 23
November 2017 di Laboratorium Pertanian Universitas Malikussaleh Aceh Utara.
3.4.2. Alat dan bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum biologi bunga dan persilangan bunga
anggrek ialah alat tulis, tusuk gigi, kertas dan kamera. Sedangkan bahan yang
digunakan ialah bunga anggrek.
3.4.3. Prosedur kerja
 Penyilangan anggrek berlempeng perekat
1. Sisipkan ujung tusuk gigi dibawah ujung operculum
2. Tarik keatas ujung tusuk gigi, sehingga operculum lepas

3. Desak polinaria keluar dari kepala sari sampai terlepas, dengan tusuk gigi
4. Polinaria yang terlepas menempel di ujung tusuk gigi
5. Polinaria diletakkan dengan hati-hati pada lubang stigma yang telah siap
menerima polinaria
 Penyilangan anggrek berlempeng perekat
1. Ujung tusuk gigi dipakai mengangkut operculum sampai lepas
2. Sehelai kertas dipegang di bawah ujung columna untuk menangkap massa
polinia yang mungkin terjatuh
3. Ujung tusuk gigi dicelupkan ke dalam perekat (lendir) pada lubang stigma
agar polinia melekat pada ujung tusuk gigi
4. Ujung tusuk gigi yang berperekat disentuhkan ke polinia agar melekat
5. Masukkan polinia pada ujung tusuk gigi pada lubang stigma, letakkan
pada kiri-kanan lubang tersebut
6. Bunga yang sudah dikawinkan diberi label yang berisi nama jenis anggrek
induk betina dan nama jenis anggrek induk jantan yang ditulis secara
berurutan dan kapan anggrek itu dikawinkan
7. Tutup bunga yang sudah dikawinkan dengan plastic benig untuk
menghindari terjadinya penyerbukan alami oleh hewan-hewan penyerbuk
8. Tiga hingga tujuh hari setelah bunga dikawinkan

akan menunjukkan

kelayuan pada daun-daun mahkotanya tetapi tangkai kuntum bunga masih
segar. Dua minggu kemudian bakal buah akan nampak menggelembung
berwarna hijau segar, ini adalah tanda-tanda penyilangan berhasil

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.

Hibridasasi

4.2.

Struktur dan Organ Seksual Bunga
4.2.1. Hasil
4.2.2. Pembahasan

4.3.

Populasi Tanaman Allogam
4.3.1. Hasil


Hasil pengamatan

Tabel 1. Hasil pengamatan frekuensi genotipe
Ulangan
Pengambilan 50x
Pengambilan 64x

AA
14
16

Aa
24
32

aa
12
16

Jumlah
50
64

Tabel 2. Hasil pengamatan frekuensi fenotipe
Ulangan
Pengambilan 50x
Pengambilan 64x
 Hasil analisis

Hitam

Putih

Jumlah

Tabel 3. Frekuensi allel AA:Aa:aa= 1:2:1 (50x pengambilan)
Genotipe

Observed

Expected

Devencenc

(O)

(E)

e

yang

Yang

D=O-E

diamati

diharapka
n

AA
Aa
aa
Jumlah
Bandingkan X2 hitung dengan X2 tabel (gunakan α= 5%)

D2

X2 hitung
D2:E

X2 hitung =

X2 tabel=

X2 hitung

X2 tabel

Hasil pengamatan = TIDAK BEDA NYATA
Artinya: Hasil percobaan sesuai dengan Hukum Mendel
Tabel. 4. Frekuensi Allel AA:Aa:aa=1:2:1 (64x pengambilan)
Genotipe

Observed

Expected

Devencenc

(O)

(E)

e

yang

Yang

D=O-E

diamati

diharapka

D2

X2 hitung
D2:E

AA
Aa
aa
Jumlah
Bandingkan X2 hitung dengan X2 tabel (gunakan α= 5%)
X2 hitung =

X2 tabel=

X2 hitung

X2 tabel

Hasil pengamatan = TIDAK BEDA NYATA
Artinya: Hasil percobaan sesuai dengan Hukum Mendel
Tabel 5. Frekuensi sifat Hitam:Putih 3:1 (50x pengambilan)
Genotipe

Observed

Expected

Devencenc

(O)

(E)

e

yang

Yang

D=O-E

diamati
diharapka
AA
Aa
aa
Jumlah
Bandingkan X2 hitung dengan X2 tabel (gunakan α= 5%)
X2 hitung =

X2 tabel=

X2 hitung

X2 tabel

Hasil pengamatan = TIDAK BEDA NYATA
Artinya: Hasil percobaan sesuai dengan Hukum Mendel

D2

X2 hitung
D2:E

Tabel 6. Frekuensi sifat Hitam:Putih 3:1 (64x pengambilan)
Genotipe

Observed

Expected

Devencenc

(O)

(E)

e

yang

Yang

D=O-E

diamati

diharapka

D2

AA
Aa
aa
Jumlah
4.3.2. Pembahasan
Berdasarkan
4.4.
4.5.

Biologi Bunga dan Persilangan Anggrek

X2 hitung
D2:E