Analisis Isi Content analysis

  Analisis Isi Media Halomoan Harahap

  Pengertian Pengertian 

  Analisis isi adalah metode penelitian untuk menggambarkan isi pesan yang tersurat secara obyektif, sistematis, dan kuantitatif.

  ◦ Tersurat, artinya pesan komunikasi yang tertulis dalam media cetak, terucap dalam media audio, atau tergambar dalam media visual. Analisis terhadap apa yang benar-benar ada dan tertera dalam naskah tulisan, naskah audio, atau naskah audio visual. Bukan yang tersirat (tidak tertulis).

  

◦ Obyektif, artinya menggunakan alat ukur kategori yang

distandarisasi lebih dahulu. Syarat objektif baru dapat dilakukan oleh peneliti bila tersedia kategori-kategori analisis yang sudah didefnisikan secara jelas dan operasional sehingga peneliti lain dapat mengikutinya dengan reliabilitas tinggi. Ciri objektif ini juga berarti, siapapun yang akan melakukan analisis akan menghasilkan temuan yang sama jika kategori yang dipakai benar.

  Pengertian Pengertian ◦

  Sistematis, adalah mengikuti langkah-langkah yang tersusun secara bertahap sehingga hasil yang diperoleh lebih baik dan dapat dilakukan replikasi atau pengulangan bila diperlukan. Isi pernyataan atau isi pesan yang relevan diteliti dengan menggunakan prosedur yang sama. Bila unit penelitian yang digunakan per paragraf misalnya, untuk semua bahan penelitian dianalisis dengan unit analisis per paragraf

  ◦ Kuantitiatif , artinya data yang dikumpulkan akan dihitung atau diukur dengan satuan angka-angka dalam merumuskan kesimpulan

  Kegunaan Analisis Isi Kegunaan Analisis Isi 

  Metode analisis isi pada umumnya berguna untuk melihat isi media yang tersurat meliputi perhatian media terhadap isu, tokoh atau lembaga, kelengkapan informasi, kecenderungan, keberpihakan, jenis isu, arah isu, dan penempatan isu oleh media.

   Mengetahui faktor-faktor tersebut dapat berguna untuk mengetahui isu yang sedang berkembang, pendapat umum, arah pendapat umum, persepsi dan citra suatu lembaga. Dengan demikian dapat dijadikan dasar dalam membuat keputusan seperti melaksanakan kampanye untuk men-counter isu, meluruskan pemberitaan, memperbaiki citra dan menggalang pendapat umum.

  Prosedur Analisis Isi Prosedur Analisis Isi

  1.

  1. Merumuskan tujuan analisis isi

  

Merumuskan tujuan analisis isi

2.

  2. Menetapkan kategori dan defnisi

  Menetapkan kategori dan defnisi kategori kategori 3.

  3. Menetapkan unit analisis

  Menetapkan unit analisis 4.

  4. Menyiapkan lembar koding

  Menyiapkan lembar koding 5.

  5. Menetapkan populasi dan

  Menetapkan populasi dan pengambilan sampel pengambilan sampel 6.

  6. Melakukan pengkodean (coding)

  Melakukan pengkodean (coding) 7.

  7. Menganalisis data

  Menganalisis data 8.

  8. Kesimpulan

  Kesimpulan

  1. Merumuskan tujuan analisis isi

  1. Merumuskan tujuan analisis isi  

  Sebelum melakukan analisis isi media, terlebih Sebelum melakukan analisis isi media, terlebih dahulu dirumuskan apa tujuan melakukan analisis isi. dahulu dirumuskan apa tujuan melakukan analisis isi.

    Apa yang ingin diketahui dengan analisis isi.

  Apa yang ingin diketahui dengan analisis isi.

   

  Pertanyaan apa yang ingin dijawab melalui penelitian Pertanyaan apa yang ingin dijawab melalui penelitian analisis isi yang dilakukan? analisis isi yang dilakukan?

   

  Misalnya Bagaimana frekuensi isu dan arah isu Misalnya Bagaimana frekuensi isu dan arah isu kebebasan beragama di Indonesia? kebebasan beragama di Indonesia?

   

  Dari permasalahan tersebut dapat dirumuskan tujuan Dari permasalahan tersebut dapat dirumuskan tujuan analisis isi adalah untuk mendeskripsikan banyaknya analisis isi adalah untuk mendeskripsikan banyaknya isu dan arah isu pemberitaan media terhadap isu dan arah isu pemberitaan media terhadap kebebasan beragama di Indonesia yang dapat dibagi kebebasan beragama di Indonesia yang dapat dibagi menjadi dua, yaitu: menjadi dua, yaitu:

   

  1) Jumlah isu kebebasan beragama di Indonesia 1) Jumlah isu kebebasan beragama di Indonesia  

  2) Arah isu kebebasan beragama di Indonesia 2) Arah isu kebebasan beragama di Indonesia

  

2. Menetapkan kategori dan defnisi

kategori 

  Kategori adalah obyek apa yang ingin dilihat dalam naskah. Kategori sering juga disebut konsep yang hendak diukur

  

  Setelah ditetapkan kemudian dirumuskan defnisi masing-masing kategori

  

  Dari contoh di atas, perlu ditetapkan konsep atau istilah apa saja yang akan diukur, yaitu :

  ◦ Isu

  ◦ Kebebasan beragama

  ◦ Jumlah isu kebebasan beragama ◦ Contoh kategori dan Contoh kategori dan defnisi defnisi

   

  Isu adalah informasi yang disampaikan oleh pihak-pihak tertentu dan Isu adalah informasi yang disampaikan oleh pihak-pihak tertentu dan berkembang di dalam masyarakat pada satu priode waktu tertentu. Isu berkembang di dalam masyarakat pada satu priode waktu tertentu. Isu yang berkembang di masyarakat dipantau melalui pemberitaan media yang berkembang di masyarakat dipantau melalui pemberitaan media massa suratkabar, majalah, radio, televisi dan media on line. massa suratkabar, majalah, radio, televisi dan media on line.

   

  Kebebasan beragama adalah pendapat atau penilaian anggota Kebebasan beragama adalah pendapat atau penilaian anggota masyarakat memilih, menganut, meyakini dan menjalankan syariat masyarakat memilih, menganut, meyakini dan menjalankan syariat agama secara bebas tanpa halangan dari pihak manapun di wilayah agama secara bebas tanpa halangan dari pihak manapun di wilayah hukum Indonesia. hukum Indonesia.

   

  Isu kebebasan beragama adalah pemberitaan media massa Isu kebebasan beragama adalah pemberitaan media massa (suratkabar, majalah, radio, televisi dan on line tentang kebebasan (suratkabar, majalah, radio, televisi dan on line tentang kebebasan memilih, menganut, meyakini, dan menjalankan syariat agama secara memilih, menganut, meyakini, dan menjalankan syariat agama secara

bebas tanpa halangan dari pihak manapun di wilayah hukum Indonesia.

bebas tanpa halangan dari pihak manapun di wilayah hukum Indonesia.

   

  Jumlah adalah akumulasi munculnya sesuatu. Dalam konteks ini, jumlah Jumlah adalah akumulasi munculnya sesuatu. Dalam konteks ini, jumlah isu kebebasan berapagam adalah akumulasi pemberitaan media massa isu kebebasan berapagam adalah akumulasi pemberitaan media massa (suratkabar, majalah, radio, televisi dan on line tentang penilaian untuk (suratkabar, majalah, radio, televisi dan on line tentang penilaian untuk memilih, menganut, meyakini, dan menjalankan syariat agama secara memilih, menganut, meyakini, dan menjalankan syariat agama secara

bebas tanpa halangan dari pihak manapun di wilayah hukum Indonesia.

bebas tanpa halangan dari pihak manapun di wilayah hukum Indonesia.

   

  Arah isu pemberitaan media massa (suratkabar, majalah, radio, televisi Arah isu pemberitaan media massa (suratkabar, majalah, radio, televisi dan on line tentang penilaian bebas atau tidak bebas dalam memilih, dan on line tentang penilaian bebas atau tidak bebas dalam memilih, menganut, meyakini, dan menjalankan syariat agama secara bebas tanpa menganut, meyakini, dan menjalankan syariat agama secara bebas tanpa halangan dari pihak manapun di wilayah hukum Indonesia. halangan dari pihak manapun di wilayah hukum Indonesia. Menetapkan Unit analisis Menetapkan Unit analisis  

  Unit analisis adalah satuan naskah yang dapat Unit analisis adalah satuan naskah yang dapat dijadikan untuk menemukan kategori penelitian. dijadikan untuk menemukan kategori penelitian.

   

  Unit analisis dapat berupa, kata, kalimat, judul, Unit analisis dapat berupa, kata, kalimat, judul, paragraf, atau satuan berita. paragraf, atau satuan berita.

   

  Bila unit analisis adalah kata, maka semua kata Bila unit analisis adalah kata, maka semua kata harus diteliti untuk menemukan kategori yang harus diteliti untuk menemukan kategori yang dimaksud. Bila unit analisis adalah kalimat, dimaksud. Bila unit analisis adalah kalimat, maka semua kalimat harus diteliti untuk maka semua kalimat harus diteliti untuk menemukan kategori. Bila unit analisis paragraf, menemukan kategori. Bila unit analisis paragraf, maka semua paragraf harus diteliti untuk maka semua paragraf harus diteliti untuk menemukan kategori begitu juga dengan menemukan kategori begitu juga dengan satuan naskah berita. satuan naskah berita.

  Membuat lembar koding Membuat lembar koding 

  Buatlah lembar kerja yang berisi kolom-kolom apa saja yang hendak diukur dan dicatat 

  Dari contoh di atas, yang hendak dicatat adalah: ◦ Nama media ◦ Hari/Tanggal terbit/siar

◦ Rubrik/Halaman untuk media cetak atau Program

acara dan waktu pada siaran *

◦ Bentuk pemberitaan (Media cetak :Berita, Kolom,

Feature, Tajuk; Media siaran: Berita, Dialog, Ulasan dsb.) ** ◦ Judul

  ◦ Isi yang meliputi narasumber dan penilaian 

  Buatlah lembar kerja yang berisi kolom-kolom apa saja yang hendak diukur dan dicatat 

  Dari contoh di atas, yang hendak dicatat adalah: ◦ Nama media ◦

  Hari/Tanggal terbit/siar ◦

  Rubrik/Halaman untuk media cetak atau Program acara dan waktu pada siaran * ◦

  Bentuk pemberitaan (Media cetak :Berita, Kolom, Feature, Tajuk; Media siaran: Berita, Dialog, Ulasan dsb.) **

  ◦ Judul

  ◦ Isi yang meliputi narasumber dan penilaian

  No. Nama Media Hari/ Rubrik/ Bentuk ** Judul Isi pemberitaan Contoh lembar koding Tanggal Halaman* pemberitaan Narasumber Arah isu 3 2

  1 dst

  4 No. Nama Media Hari/ Rubrik/ Bentuk ** Judul Isi pemberitaan Tangg Halaman pemberit al aan * Narasumb Arah isu Narasumbe Arah Narasum Arah er r isu ber isu Paragraf 1 Paragraf 2 Paragraf dst 4 3 2

1 Dst

  5

  6

  Melakukan uji kategori 

  

  Sebelum penelitian, defnisi kategori Sebelum penelitian, defnisi kategori yang telah dirumuskan perlu diuji yang telah dirumuskan perlu diuji coba. coba.

  

  

  Gunakan koder ganjil Gunakan koder ganjil 

  

  Hitung nilai reliabilitas kategori Hitung nilai reliabilitas kategori dengan rumus Holsti dengan rumus Holsti

  Keterangan: r = nilai reliabilitas

  2M = jumlah kesepakan 2 orang coder N1 = jumlah item yang dinilai koder 1 N2 = jumlah item yang dinilai koder 2

5. Menetapkan Populasi dan Memilih Sampel

   Populasi adalah suluruh bahan yang akan dianalisis.

   Bila terlalu banyak media dapat dibatasi pada media tertentu atau priode tertentu.

   Misalnya priode pemberitaan Suratkabar dari Januari – Juni 2012.

  

Bila tidak dibatasi, kita tidak mampu menelitinya

  Media Jumlah

  Suratkabar ± 1100 Majalah ± 150 Radio ± 330 Televisi ± 13 Online (Portal) ± 10 Contoh Populasi 

  Untuk kasus kita di atas, dapat kita batasi pada suratkabar berita yang beredar secara nasional saja dengan masa pemberitan Januari – Juni 2012.

   Dengan demikian populasi penelitian adalah:

   Kompas

   Media Indonesia

   Seputar Indonesia

   Suara Pembaruan

   Sinar Harapan

   Koran Tempo

   Jumlah Populasi

  Jumlah media x hari terbit x bulan

  Populasi 

  Dalam contoh di atas, pemberitaan kebebasan beragama di Indonesia tidak setiap hari muncul di suratkabar.

   Bila demikian halnya, alangkah baiknya pengambilan sampel tidak dilakukan.

   Kumpulkan semua berita tentang kebebasan beragama dari 6 suratkabar dalam priode penelitian.

   Penelitian dilakukan menggunakan sensus. Memilih Sampel Memilih Sampel

   

  Bila populasi terlalu besar, dapat dipilih Bila populasi terlalu besar, dapat dipilih sampel. Sampel adalah wakil dari sampel. Sampel adalah wakil dari populasi yang dijadikan bahan penelitian populasi yang dijadikan bahan penelitian

   

  Sampel harus representatif (benar-benar Sampel harus representatif (benar-benar mewakili populasi) mewakili populasi)

   

  Sifat populasi sama dengan sifat sampel Sifat populasi sama dengan sifat sampel  

  Besar sampel ditentukan oleh beberapa Besar sampel ditentukan oleh beberapa faktor: faktor:

  ◦ Keragaman populasi ◦ Keragaman populasi

  ◦ Tingkat kesalahan yang ditolerir ◦ Tingkat kesalahan yang ditolerir

  ◦ Tingkat kepercayaan yang diinginkan ◦ Tingkat kepercayaan yang diinginkan

a. Tingkat keragaman populasi

  heterogen

  • Semakin heterogen
  • Semakin populasi sampel makin populasi sampel makin besar dan sebaliknya. besar dan sebaliknya. Semakin hoogen Semakin hoogen populasi sampel makin populasi sampel makin kecil. kecil.
  • Keragaman populasi
  • Keragaman populasi adalah rasio adalah rasio

  100 : 0 83 : 17 67: 33 50 : 50 100 : 0 83 : 17 67: 33 50 : 50

  perbedaan anggota perbedaan anggota

KERAGAMAN (VARIASI) POPULASI KERAGAMAN (VARIASI) POPULASI

  populasi. Heterogen 50 populasi. Heterogen 50 : 50, Homogen 100:1 : 50, Homogen 100:1

BESAR SAMPEL BESAR SAMPEL

  • Lihat ilustrasi di
  • Lihat ilustrasi di samping samping

b. Tingkat kesalahan yang ditolerir

  (sampling error) POPULASI POPULASI  

  Jika semua anggota Jika semua anggota populasi diteliti semua SAMPEL populasi diteliti semua SAMPEL sebagai sampel, maka sebagai sampel, maka nilai sampling error nilai sampling error adalah 0%. adalah 0%.

   

  Semakin besar Semakin besar sampel, semakin kecil sampel, semakin kecil angka sampling error. angka sampling error.

  Sebaliknya semakin Sebaliknya semakin 0 % 10 % 20 % 30 % 40 % 0 % 10 % 20 % 30 % 40 % kecil sampel, semakin kecil sampel, semakin besar angka sampling SAMPLING ERROR besar angka sampling SAMPLING ERROR error.

  error. BESAR SAMPEL BESAR SAMPEL

  Distribsi Distribsi Nilai di dalam Nilai di dalam interval interval c. Tingkat kepercayaan sampel sampel Nilai di luar Nilai di luar interval interval

   

  Tingkat kepercayaan itu Tingkat kepercayaan itu tidak mungkin berupa tidak mungkin berupa 100%. Karena betapapun 100%. Karena betapapun MEAN POPULASI MEAN POPULASI sampel diambil secara ketat sampel diambil secara ketat Nilai X Nilai X selalu ada kemungkinan selalu ada kemungkinan salah. salah.

   

  Tingkat kepercayaan yang Tingkat kepercayaan yang kerap dipakai dipakai adalah kerap dipakai dipakai adalah 90%, 95% dan 99%. Tingkat 90%, 95% dan 99%. Tingkat kepercayaan 90% berarti kepercayaan 90% berarti probabilitas kemungkinan probabilitas kemungkinan hasil sampel sama dengan hasil sampel sama dengan populasi adalah 90%. populasi adalah 90%. Kemungkinan salah adalah Kemungkinan salah adalah sebesar 10%. Sementara sebesar 10%. Sementara tingkat kepercayaan 95% tingkat kepercayaan 95% 68 % 68 % berarti probabilitas berarti probabilitas 90 % 90 % kemungkinan hasil sampel kemungkinan hasil sampel 95% 95% sama dengan populasi sama dengan populasi

  Rumus sampling Keterangan: Z = Mengacu pda nilai Z (tingkat kepercayaan). Jika tingkat kepercayaan yang dipakai 90% maka nilai z = 1.65. Tingkat kepercayaan 95 % maka nilai z = 1.96. Tingkat kepercayaan 99 % maka nilai z = 2.58 p(p-1) variasi pupulasi. Variasi populasi dinyatakan dalam proporsi. Proporsi dibagi dua bagian dengan total 100 atau 1. Misalnya 0.5

E = Tingkat kesalahan yang dikehendaki (sampling error) Misalnya 10 % (0.1) atau 5 % (0.05) N = jumlah populasi Teknik sampling 

  Acak Sederhana ◦ Memilih sampel dengan cara memilih secara acak

  (probabilistik) Seperti diundi 

  Sistematis ◦

  Memilih sampel dengan rumus sederhana (sistem). Misalnya kelipatan 

  Stratifkasi ◦

  

Bila populasi memiliki strata (lapisan). Sampel

harus dipilih mewakili masing-masing strata 

  Cluster (gugus) ◦

  

Bila populasi memiliki gugus (kelompok) maka harus diambil sampel mewakili gugus Sampling Rotated

  Dalam analisis isi media, dikenal metode pengambilan sampel dengan sistem rotated.

  

  Bila isi media yang akan dianalisis muncul secara rutin dalam setiap penerbitan, maka sampel dapat diambil dengan rotated.

  

  Misalnya : Jenis isu yang diberitakan oleh Harian Kompas Bulan Januari – Juni 2012

  ◦ Jenis isu permasalahan yang diberitakan

  ◦ Pemuatannya di Kompas setiap hari

  

  Untuk masalah seperti ini, sangat tepat digunakan sampling rotated Rotated 

  Sample diambil mewakili ◦

  Hari dalam seminggu ◦

  Minggu dalam satu bulan ◦

  Bulan dalam satu tahun ◦

  Sample dalam 1 bulan hanya 7 edisi (mewakili hari dan minggu)

Juni 2012

  Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu Mingg Hari u

  Mingg u

  1

  2

  3 I

  4

  5

  6

  7

  8

  9

  10 II

  11

  12

  13

  14

  15

  16

  17 III

  18

  19

  20

  21

  22

  23

  24 IV

  25

  26

  27

  28

  29

  30 V

6. Melakukan Penelitian (Proses coding)

   Meneliti (membaca) naskah dan menandai setiap unit analisis dengan kode.

   No. Nama Media Hari/ Rubrik/ Bentuk ** Judul Isi pemberitaan Pengkodean dapat dilakukan di lembar koding Tangg Halaman* pemberit 1 Kompas al aan Narasumbe Arah Narasumb Arah Narasumbe Arah Adi Bebas Ulil Tidak Bejo Bebas

  Paragraf 1 r isu er isu r isu Paragraf 2 Paragraf dst 4 3 2 5 Seputar Indonesia Media Indonesia Kompas Media Indonesia 7 6 9 Sinar Harapan 8 Suara Pembaruan Suara Pembaruan Seputar Indonesia 13 12 Koran Tempo 11

  10 Sinar Harapan Koran Tempo

7. Pengolahan data

   Setelah semua bahan dianalisis dan diberi kode. 

  Menghitung data dengan statistik (sesuai kebutuhan) ◦

  Misal : Statistik Deskriptif

  40

  30

  20

  10 Tidak Bebas s a ia an an po si pa es m ru ap ne m on Te ba ar do

  Ko n m nd r H

  In

ra

r I Pe ia na ta a

  Ko Si Kesimpulan 

  Dari hasil penelitian terhadap isi media suratkabar nasional dapat disimpulkan:

  ◦ Terdapat 200 berita yang memuat

masalah kebebasan beragama di

Indonesia selama priode Januari –

Juni 2012

  ◦ Penilaian masyarakat terhadap kebebasan beragama di Indonesia cenderung bebas. Referensi

Emmert, Philip & Barker, Larry L., (1989) Measurement of Communication Behavior,

Longman, New York. Kippendorf, Klaus, (1993) Analisis Isi: Pengatar ke Metodologi, Alihbahasa Farid Waliji, PT. RajaGrafndo Persada, Jakarta. Neumann, W. Lawrence, (2000) Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches, Fourth Edition, Allyn and Bacon, Boston. Rakhmat, Jalaluddin, (1984) Metode Penelitian Komunikasi, Remadja Karya, Bandung. Ruben, Rebecca B.; Palmgreen, Philip; Sypher, Howard E., (2004) Communication

  Research Measures A Sourcebook, Lawrence Erlbaum Associates, Publisher, New Jersey.

  Stempel III, Guido H.; Weaver, David H; Wilhoit, G. Cleveland (Editor) (2003) Mass Communication Research and Theory, Pearson Edudation, New York. Wimmer, Roger D. and Dominick, Joseph R., (2000) Mass Media Research An Introduction, Wadsworth Publishing Company, Belmont C.A.

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63