Definisi dan Penjelasan pikiran Paragraf

TUGAS BAHASA INDONESIA

“PARAGRAF”

DISUSUN OLEH:
RIAN WIDIYANTO (1410401003)
JERRY TOVA RAMADHAN (1410401059)
TITIN ARISTIANI (1410401075)

PROGRAM STUDI S1 AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNTIDAR
2015

-Hakikat ParagrafParagraf atau alinea merupakan sekumpulan kalimat yang saling
berkaitan antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain, dimana
keterkaitannya membentuk satu gagasan yang utuh. Selain itu paragraf
juga disebut sebagai miniatur sebuah karangan/karangan singkat, karena
dalam bentuk inilah penulis menuangkan ide atau pikirannya sehingga
membentuk suatu topik atau tema pembicaraan. Pertalian antarkalimat
dalam satu paragraf mengacu pada satu gagasan yang disebut gagasan

utama, pikiran utama atau juga disebut pokok pikiran.
Paragraf merupakan bagian dari sebuah karangan atau wacana
tulis. Paragraf hanya akan dijumpai dalam pemakaian bahasa secara
tertulis. Dalam satu paragraf biasanya terdapat unsur pembangun
paragraf seperti kalimat utama, kalimat penjelas dan kalimat penutup.
Kalimat-kalimat itu terangkai menjadi satu kesatuan yang dapat
membentuk suatu gagasan utama atau bagian dari wacana yang
mengungkapkan pikiran atau hal tertentu. Panjang pendeknya suatu
paragraf dapat menjadi penentu seberapa banyak ide pokok paragraf
yang dapat diungkapkan. Berdasarkan hal tersebut di atas, paragraf
terbentuk karena ada unsur pembentuk/unsur pembangunnya.
-Unsur Pembangun ParagrafUnsur pembangun paragraf ialah kalimat. Kalimat-kalimat yang ada
dalam paragraf membentuk satu kesatuan yang utuh dan padu.
Hubungan antarkalimat dalam paragraf saling terkait, saling mendukung
dan saling melengkapi. Kalimat dalam paragraf tidak boleh berdiri sendiri.
Oleh karena itu, setiap kalimat memiliki fungsi yang berbeda, namun
kalimat itu mengacu pada gagasan utama paragraf. Adapun fungsi
kalimat dalam paragraf, yaitu fungsi sebagai kalimat utama, fungsi
sebagai kalimat penjelas, fungsi sebagai kalimat pengembang, fungsi
sebagai kalimat penegas dan fungsi sebagai kalimat penutup.

-Kalimat Utama/Kalimat TopikSalah satu unsur pembangun yang harus ada dalam paragraf yang
baik, ialah kalimat utama. Kalimat utama adalah kalimat yang mendasari
terbentuknya paragraf. Dalam kalimat utama, berisi gagasan utama.
Gagasan utama yang terdapat dalam kalimat utama, mengandung kata
kunci. Kata kunci merupakan sentral komunikasi yang fokus atau sumber
pengembangan kalimat dalam paragraf.
Secara umum kalimat utama yang berisi gagasan utama, terletak di
awal paragraf. Tidak menutup kemungkinan jikalau kalimat utama
berada di tengah atau akhir paragraf. Dimanapun letaknya, setiap
paragraf hanya ada satu kalimat utama. Kalimat yang lain sebagai

pengembang paragraf adalah kalimat penjelas, kalimat pengembang.
Contoh kalimat utama/topik sebagai berikut:
Sial benar saya hari ini,
Harga barang-barang bergerak naik.
Contoh kalimat pertama menyatakan “kesialan” seseorang. Kesialan
tersebut baru berupa pernyataan abstrak yang harus diuraikan ke dalam
contoh-contoh yang lebih kongkret atau membutuhkan kalimat penjelas.
Demikian pula contoh kalimat kedua, kalimat tersebut masih bersifat
umum, sehingga perlu diperjelas “berapa naiknya” untuk tiap barang agar

pengertian yang terdapat pada kalimat topik menjadi lebih jelas.
-Kalimat PenjelasKalimat penjelas berupaya memerjelas kalimat utama. Dengan
demikian, kalimat penjelas adalah kalimat yang berfungsi menerangjelaskan gagasan utama. Jumlah kalimat penjelas setiap paragraf tidak
ada ketentuan beberapa banyaknya. Banyaknya kalimat penjelas
bergantung pada kebutuhan gagasan utama. Berdasarkan hal tersebut,
jumlah kalimat penjelas bisa lebih dari satu. Untuk itu, penulis harus bisa
membuat kalimat penjelas berapapun, akan tetapi harus padu dalam
membuat paragraf tersebut. Agar kalimat satu dengan yang lain padu
dengan gagasan utama, setiap kalimat penjelas yang dibangun,
mengandung kata kunci. Kata kunci dalam kalimat dapat dirubah
bentuknya, sehingga acuan sama tapi wujudnya berbeda. Hal ini
bertujuan agar kalimat penjelas satu dengan yang lain tidak terkesan
monoton.
-Kalimat PengembangSetiap paragraf dibangun oleh kalimat-kalimat. Kalimat pembangun
paragraf minimal terdiri dari:
-

Kalimat utama,
Kalimat penjelas dan
Kalimat pengembang


Kalimat pengembang disini diartikan atau difungsikan sebagai
penjalin paragraf sebelumnya dengan paragraf berikutnya. Hal ini
dimaksudkan agar hubungan antarparagraf menjadi baik, jelas, logis atau
harmonis. Kalimat pengembang harus memiliki dua unsur utama, yaitu
kata kunci dan persoalan baru. Persoalan baru yang dimaksud ialah
gagasan baru yang masih memiliki keterkaitan dengan kata kunci
paragraf yang bersangkutan. Gagasan baru yang muncul pada kalimat
pengembang, akan menjadi gagasan utama paragraf berikutnya. Dengan

demikian ada ikatan antarparagraf yang saling berkaitan. Kalimat
pengembang juga sering disebut kalimat penghubung antarparagraf.

-Kalimat PenegasKalimat penegas adalah kalimat yang berupaya untuk menegaskan
mengenai gagasan utama. Hal ini bertujuan untuk meyakinkan kepada
pembaca mengenai informasi utama yang disampaikan kepada pembaca
melalui paragraf tersebut. Kalimat penegas dapat juga merupakan kalimat
yang berisi simpulan dari kalimat-kalimat yang mendahuluinya. Pada
komposisi tertentu, kadang-kadang yang ditunggu oleh pembaca justru
kalimat penegas. Berikut ini contoh kalimat penegas.

Sekolah akan memulangkan para siswa pada beberapa jam lebih
awal karena guru-guru harus mengadakan rapat. Lembar
pengumuman yang berisi berbagai pertimbangan bahwa pagi itu
beberapa jam pelajaran harus dikurangi dan siswa diminta untuk
belajar sendiri, dirasa tidak penting bagi siswa. Pada hari ini
sekolah diakhiri pukul 09.70 dan siswa diperbolehkan
pulang lebih awal.
Kalimat yang ditunggu adalah kalimat penegas, yaitu kalimat yang
ditulis tebal.
-Membangun Dan Mengembangkan ParagrafKesulitan menulis, mengarang atau membuat paragraf dirasakan
banyak orang. Tidak sedikit siswa, pelajar dan mahasiswa sering
merasakan bahwa mengarang atau menulis itu sulit. Hal seperti ini pun
dirasakan guru maupun dosen.
Kesulitan menulis dapat disebabkan oleh berbagai hal. Secara
umum, kesulitan menulis disebabkan kurangnya penguasaan kosakata,
penguasaan materi yang akan ditulis kurangnya berlatih menulis,
kemalasan menulis ataupun kurangnya pemahaman penulis mengenai
paragraf. Berkaitan dengan problema diatas muncul pendapat bahwa
menulis untuk sulit. Sebenarnya pendapat itu tidak perlu terjadi apabila
kita mau berlatih menulis secara terus menerus, memiliki keberanian

menulis atau memiliki rasa tidak takut salah.
Paragraf yang sederhana minimal dibangun oleh tiga unsur kalimat
pembangun, yaitu kalimat utama, kalimat penjelas dan kalimat
pengembang. Secara garis besar paragraf yang dihasilkan dari tiga jenis
kalimat pembangun paragraf seperti bagan berikut ini.

Kalimat utama
Kalimat penjelas
Kalimat penjelas
Kalimat penjelas
Kalimat pengembang /
Penghubung
antarparagraf

Kalimat utama
Kalimat penjelas
Kalimat penjelas
Kalimat penjelas
Kalimat pengembang /
Penghubung

antarparagraf

Kalimat utama
Kalimat penjelas
Kalimat penjelas
Kalimat penjelas
Kalimat pengembang /
Penghubung
antarparagraf

PARAGRAF 1
Gagasan utama
Kata kunci
Kata kunci
Kata kunci
Kata kunci
Persoalan
baru/calon
Kata kunci
gagasan

utama
PARAGRAF 2
Gagasan utama
Kata kunci
Kata kunci
Kata kunci
Kata kunci
Persoalan
baru/calon
Kata kunci
gagasan
utama
PARAGRAF 3
Gagasan utama
Kata kunci
Kata kunci
Kata kunci
Kata kunci
Persoalan
baru/calon

Kata kunci
gagasan
utama

Menulis merupakan sebuah proses. Hal ini dapat diartikan bahwa
tulisan yang baik tidak mungkin dilakukan dengan sekali menulis langsung
jadi. Seorang penulis perlu melakukan berbagai tahapan. Tahapantahapan menulis perlu dilakukan apabila menginginkan hasil tulisan yang
berkualitas, yaitu pesan yang disampaikan kepada pembaca mudah
dipahami. Tahapan yang perlu dilakukan seorang penulis agar dapat
menghasilkan tulisan yang baik adalah sebagai berikut:
1. Menentukan topik tulisan/karangan.
2. Mengumpulkan bahan tulisan/karangan.

3. Membuat kerangka karangan.
4. Penuangan ide, gagasan berdasarkan kerangka karangan dalam
paragraf-paragraf yang sederhana.
5. Membaca kembali paragraf yang sudah dibuat, menandai ejaan,
tanda baca, diksi, kalimat atau yang lainnya jika dirasa perlu
untuk diperbaiki.
6. Memperbaiki tulisan berdasarkan hal-hal yang telah ditandai.

7. Penulis melakukan kegiatan kelima dan keenam secara berulang,
tidak hanya dilakukan oleh dirinya sendiri (penulis). Tetapi
meminta orang lain membaca hingga menghasilkan tulisan yang
dinilai layak untuk dibaca orang lain, layak dipublikasikan atau
layak dicetak maupun digandakan.
Tahapan-tahapan diatas merupakan gambaran yang dapat dilakukan
dalam rangka belajar membangun paragraf. Paragraf yang dibangunpun
merupakan paragraf sederhana. Berikut merupakan contoh paragraf
sederhana yang terdiri dari kalimat utama, kalimat penjelas dan kalimat
pengembang.
(1) Berbagai pihak mulai sibuk menyongsong Ujian Nasional 2013.
(2) Salah satunya adalah kesibukan Direktorat Pembinaan SMP
menyelenggarakan kegiatan Pendalaman Materi UN bagi Tim
Pengembang Kurikulum. (3) Dinas Pendidikan di daerah-daerah juga
sibuk melakukan sosialisasi ke satuan pendidikan tentang
pelaksanaan UN yang akan dilaksanakan akhir Maret. (4) begitu
juga sekolah-sekolah mulai giat mengadakan kegiatan belajar
tambahan (les) untuk siswa kelas IX.
-Ciri-Ciri dan Fungsi ParagrafBerkaitan dengan paragraf, agar keterampilan membangun paragraf
dapat terwujud, perlu dipahami adanya ciri dan fungsi paragraf.

Pemahaman tentang ciri dan fungsi paragraf bertujuan dalam proses
membangun paragraf tidak mengalami kesulitan dalam merangkai
kalimat yang memiliki satu kesatuan yang utuh dan padu.
1. Ciri-ciri paragraf/karakteristik paragraf
a. Setiap paragraf mengandung makna, pesan, pikiran atau
ide pokok yang relevan dengan ide pokok keseluruhan
karangan.
b. Dalam satu paragraf hanya terdapat satu gagasan utama
atau satu pokok pikiran.
c. Secara umum, paragraf dibangun oleh sejumlah kalimat.
d. Paragraf merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran.
e. Paragraf merupakan kesatuan yang koheren dan padu.
f. Kalimat-kalimat yang tersusun dalam paragraf tersusun
secara sistematis dan logis.

2. Fungsi paragraf
a. Paragraf berfungsi sebagai penampung dari sebagian kecil
jalan pikiran atau ide pokok keseluruhan karangan.
b. Paragraf memudahkan pemahaman jalan pikiran atau ide
pokok pengarang. Paragraf yang tersusun dengan baik
(bersifat logis dan sistematis) merupakan alat bantu bagi
pengarang ataupun pembaca.
c. Paragraf merupakan alat penyampai (potongan-potongan
pikiran).
d. Paragraf merupakan penanda pikiran baru mulai
berlangsung.
e. Paragraf mengarahkan pembaca dalam mengikuti alur
pikiran pengarang serta memahaminya.
f. Paragraf memungkinkan pengarangnya melahirkan jalan
pikirannya secara sistematis. Bagi para pembaca, kalimatkalimat yang tersusun secara sistematis itu, memudahkan
mereka menelusuri dan memahami jalan pikiran
pengarang.
-Jenis-Jenis Paragraf1. Paragraf Narasi, ialah jenis paragraf yang menceritakan suatu
kejadian atau peristiwa berdasarkan urutan waktu. Paragraf narasi
terdiri atas narasi kejadian dan narasi runtut cerita. Dalam paragraf
narasi terdapat alur cerita, tikoh, setting dan konflik, paragraf narasi
juga tidak memiliki kalimat utama. Contoh paragraf narasi:
Kemudian mobil meluncur kembali, Nyonya Marta tampak
bersandar lesu. Tangannya dibalut dan terikat di leher. Mobil
itu berhenti didepan rumah. Lalu bawahan suaminya beserta
istri-istri mereka pada keluar rumah untuk menyongsong.
Tuan Hasan memapah istrinya yang sakit. Sementara
bawahan tuan Hasan berlomba menyambut kedatangan
nyonya Marta.
2. Paragraf Deskripsi, ialah paragraf yang menggambarkan suatu
objek dengan kata-kata yang mampu merangsang indra pembaca.
Artinya penulis ingin membuat pembaca melihat, mendengar
maupun merasakan apa yang sedang mereka baca dari paragraf
tersebut. Contoh paragraf deskriptif:
Masih melekat di mataku, pemandangan indah nan elok
pantai Swarangan. Gelombang ombak yang tidak terlalu besar
datang bergulung silih berganti menyambut siapapun yang
datang seakan ingin mengajak bermain. Air yang jernih dan
pasir putih lembut yang terhampar luas tanpa ada karang
yang menghalangi membuatku ingin kembali lagi. Sejauh
mata memandang yang kulihat hanya laut yang terbentang

luas dan biru. Kurasakan dingin membasuh kakiku karena
ombak yang terus-menerus menghempas kakiku dan terasa
asin ketika air laut itu menyentuh bibirku karena percikannya.
Disepanjang bibir pantai kulihat wisatawan beserta keluarga
dan teman-teman mereka berkumpul membentuk suatu
kelompok
kecil
untuk
menikmati
keindahan
pantai
Swarangan. Tidak jauh dari tempat itu aku juga melihat
beberapa wisatawan berkejar-kejaran di bibir pantai, bermain
bola, bermain dengan air, atau berfoto-foto dengan latar
belakang pantai. Meskipun tak seramai dengan pantai-pantai
yang sudah terkenal di kancah nasional maupun internasional
pantai ini tak pernah surut oleh wisatawan yang datang.
3. Paragraf Eksposisi, adalah paragraf yang bertujuan untuk
memaparkan, menjelaskan, menyampaikan informasi, mengajarkan,
dan menerangkan suatu topik kepada pembaca dengan tujuan
untuk memberikan informasi sehingga memperluas pengetahuan
pembaca. Untuk memahaminya pun pembaca perlu melakukan
proses berpikir dan melibatkan pengetahuan. Paragraf eksposisi
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
-

Memaparkan definisi dan memaparkan langkah-langkah,
metode atau melaksanakan suatu tindakan.
Gaya penulisannya bersifat informatif.
Menginformasikan/menceritakan sesuatu yang tidak bisa
dicapai oleh alat indra.
Paragraf eksposisi umumnya menjawab pertanyaan apa,
siapa, dimana, kapan, mengapa dan bagaimana.

Contoh paragraf eksposisi:
Sejak zaman dahulu, nenek moyang kita telah mengenal
tanaman lidah buaya beserta manfaatnya bagi manusia.
Manfaat lidah buaya tidak hanya sebagai penyubur rambut,
tapi juga bermanfaat bagi kesehatan. Tumbuhan tanpa buah
ini memilikii ciri fisik sebagai berikut: daun berbentuk panjang
dengan duri kedua sisi daunnya, tebal, dan berwarna hijau.
Daunnya mengandung serat bening sebagai daging. Meskipun
lidah buaya sejak dahulu dikenal memiliki banyak khasiat,
belum banyak yang mengetahui bahwa tanaman ini bisa
menjadi komoditas yang menguntungkan. Menariknya,
komoditas ini tidak hanya bermanfaat sebagai ramuan
penyubur rambut, tapi juga sebagai minuman yang
menyehatkan seperti teh lidah buaya yang terbuat dari daun
lidah buaya yang dikeringkan dan kuliner sepert: kerupuk dan
jelly lidah buaya.
4. Paragraf Agumentasi, ialah jenis paragraf yang mengungkapkan
ide, gagasan, atau pendapat penulis dengan disertai bukti dan fakta
(benar-benar terjadi). Tujuannya adalah agar pembaca yakin bahwa

ide, gagasan, atau pendapat tersebut adalah benar dan terbukti.
Paragraf argumentasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
-

Menjelaskan suatu pendapat agar pembaca yakin.
Memerlukan fakta untuk membuktikan pendapatnya biasanya
beruapa gambar/grafik, dll.
Menggali sumber ide dari pengamatan, pengalaman dan
penelitian.
Penutup berisi kesimpulan.

Contoh paragraf argumentasi:
Setelah karangan anak-anak kelas 8 diperiksa, ternyata Ali,
Toto, Alex, dan Burhan mendapat nilai 8. Anak-anak yang lain
mendapat 7. Hanya Maman yang 6, dan tidak seorang pun
mendapat nilai kurang. Boleh dikatakan, anak kelas 8 cukup
pandai mengarang.
5. Paragraf Persuasi, ialah suatu bentuk karangan yang bertujuan
membujuk pembaca agar mau berbuat sesuatu sesuai dengan
keinginan penulisnya. Agar tujuannya dapat tercapai, penulis harus
mampu mengemukakan pembuktian dengan data dan fakta.
Paragraf persuasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
-

Persuasi berasal dari pendirian bahwa pikiran manusia dapat
diubah.
Harus menimbulkan kepercayaan para pembacanya.
Persuasi harus dapat menciptakan kesepakatan atau
penyesuaian melalui kepercayaan antara penulis dengan
pembaca.
Persuasi sedapat mungkin menghindari konflik agar
kepercayaan tidak hilang dan supaya kesepakatan
pendapatnya tercapai.
Persuasi memerlukan fakta dan data.

Contoh paragraf persuasi:
Masyarakat Hindu di Bali memiliki upacara kematian yang
sangat unik dan memiliki daya tarik tersendiri untuk
wisatawan asing maupun lokal. Ritual unik ini disebut dengan
ngaben. Ngaben adalah ritual atau upacara pembakaran
mayat sebagai simbol penyucian roh orang yang sudah
meninggal. Karena dalam pelaksanaannya membutuhkan
berbagai perlengkapan dengan biaya yang cukup besar, maka
tidak semua orang telah meninggal bisa langsung di aben.
Jenazah yang belum di aben biasanya akan dikubur terlebih
dahulu sambil menunggu semua perlengkapan ngaben telah
siap dan lengkap. Jika ingin melihat ritual pembakaran mayat
yang sangat unik ini, tidak ada salahnya anda berkunjung ke
Provinsi Bali karena Upacara Ngaben dilakukan oleh hampir
seluruh masyarakat Hindu di Bali.

-Syarat-Syarat ParagrafSyarat paragraf yang baik memiliki 2 ketentuan, yakni kesatuan
paragraf dan kepaduan paragraf.
1. Kesatuan Paragraf
Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa dalam sebuah
paragraf hanya terdapat satu pokok pikiran. Oleh sebab itu,
kalimat-kalimat yang membentuk paragraf ditata secara cermat
agar tidak satupun kalimat menyimpang dari ide pokok paragraf
itu. Apabila terdapat kalimat yang menyimpang dari pokok
pikiran itu, paragraf akan menjadi tidak berpautan ataupun tidak
utuh. Sebaiknya kalimat yang menyimpang tersebut dikeluarkan
dari paragraf. Misalnya pada contoh di bawah ini.
(1) Jateng sukses. (2) Kata-kata ini meluncur gembira dari
pelatih regu Jateng setelah selesai pertandingan final Kejurnas
Tinju Amatir, Minggu malam, di Gedung Olahraga Jateng,
Semarang. (3) Kota Semarang terdapat di pantai utara
Pulau Jawa, ibu Kota Propinsi Jateng. (4) Pernyataan itu
dianggap wajar karena yang diimpi-impikan selama ini dapat
terwujud, yaitu satu medali emas, satu medali perak dan satu
medali perunggu. (5) Hal itu ditambah lagi oleh pilihan petinju
terbaik yang jatuh ke tangan Jateng. (6) hasil yang diperoleh
itu adalah prestasi yang paling tinggi yang pernah diraih oleh
Jateng dalam arena seperti itu.
Kalimat ketiga dalam paragraf di atas tidak menunjukkan
keutuhan paragraf. Oleh sebab itu, kalimat tersebut harus
dikeluarkan dari paragraf.
2. Kepaduan Paragraf
Kepaduan paragraf dapat terlihat melalui penyusunan kalimatkalimat yang logis dan melalui ungkapan-ungkapan (kata-kata)
pengait antarkalimat/paragraf. Urutan yang logis akan terlihat
dalam susunan kalimat-kalimat dalam paragraf. Dalam paragraf,
tidak
ada
kalimat-kalimat
yang
sumbang/keluar
dari
permasalahan yang dibicarakan. Untuk mewujudkan kepaduan
paragraf, dibutuhkan pengait paragraf. Hal-hal yang dapat
dijadikan paragraf yaitu (1) ungkapan penghubung transisi, (2)
kata ganti, dan (3) kata kunci (pengulangan kata yang
dipentingkan).
a.

Ungkapan penghubung transisi
1. Hubungan tambahan:
Lebih lagi, tambahan pula, selanjutnya, lalu,
dismping itu, berikutnya, demikian pula, begitu
juga, lagipula
2. Hubungan pertentangan:
Akan tetapi, namun, bagaimanapun, walaupun,
demikian, sebaliknya, meskipun begitu, lain
halnya

3. Hubungan perbandingan:
Sama dengan itu, dalam hal yang demikian,
sehubungan dengan itu
4. Hubungan akibat:
Oleh sebab itu, jadi, akibatnya, oleh karena itu,
oleh sebab itu, maka
5. Hubungan tujuan:
Untuk itu, untuk maksud itu, bertujuan untuk
6. Hubungan singkatan:
Singkatnya,
pendeknya,
akhirnya,
pada
umumnya, dengan kata lain,sebagai kesimpulan
7. Hubungan waktu:
Sementara itu, segera setelah itu, beberapa saat
kemudian
8. Hubungan tempat:
Berdekatan dengan itu
Paragraf dibawah ini memperlihatkan pemakaian
ungkapan pengait antarkalimat yang berupa ungkapan
penghubung transisi.
Belum ada isyarat jelas bahwa masyarakat sudah
menarik tabungan deposito mereka. Sementara itu
bursa efek Indonesia mulai goncang dalam
menampung serbuan para pemburu saham. Pemilikpemilik berusaha meraih sebanyak-banyaknya
saham yang dijual di bursa. Oleh karena itu, bursa
efek berusaha menampung minat pemilik uang yang
menggebu-gebu. Akibatnya, indeks harga saham
gabungan (IHSG) alam tempo cepat melampaui
angka 100 %. Bahkan, kemarin IHSG itu meloncat
ke tingkat 101,828 %.
Dengan
dipasangnya
pengait
antarkalimat
sementara itu, oleh karena itu, akibatnya dan bahkan
dalam paragraf tersebut, kepadatan paragraf terasa
sekali. Selain itu urutan kalimat-kalimat dalam paragraf
itu logis dan kompak.
b.

Kata ganti
Ungkapan pengait paragraf dapat juga berupa kata
ganti, baik kata ganti orang maupun kata ganti yang
lain.
1. Kata ganti orang
Kata ganti orang, banyak dipakai sebagai
upaya untuk memadukan kalimat-kalimat dalam
suatu paragraf. Pemakaian kata ganti ini berguna
untuk menghindari penyebutan nama orang
berkali-kali. Penyebutan nama orang berkali-kali
dalam suatu paragraf menyebabkan kebosanan

serta
menghilangkan
Perhatikan contoh berikut.

keutuhan

paragraf.

Haji Lulung adalah ketua majelis taklim di
desa Ngijon. Rumah Haji Lulung terletak
dekat masjid As-Salaam. Haji Lulung sering
mengisi pengajian di masjid tersebut.
Pengulangan
nama
Haji
Lulung
akan
menimbulkan kesan kekurang paduan tiga kalimat
tersebut. Kata ganti –nya dan ia cocok jika
dimasukkan untuk menggantikan pengulangan
nama yang sama. Dengan demikian, kepaduan
kalimat-kalimat itu dapat dirasakan.
Semua kata ganti orang hanya dapat
menggantikan nama-nama orang dan hal-hal yang
dipersonifikasikan. Perhatikan contoh berikut.
Pada tahun yang lalu India dilanda
kelaparan. Ia mengharapkan ulur tangan
negara lain termasuk Indonesia.
Dalam kaitannya dengan bentuk –nya
merupakan pengecualian. Bentuk –nya tidak
hanya menggantikan nama-nama orang dan halhal yang dipersonifikasikan, akan tetapi juga
menggantikan benda-benda tidak bernyawa.
Perhatikan contoh berikut.
Sandal Siti sudah rusak. Siti harus segera
menggantinya.
Kain bahan seragam ini pas-pasan. Si
penjahit harus pandai memotongnya.
2. Kata ganti lain
Kata ganti lain yang digunakan dalam
menciptakan kepaduan paragraf ialah itu, ini, tadi,
demikian, begitu, di situ, di sini, di sana, ke situ,
ke sini, ke sana, di atas, dan lain sebagainya.
Perhatikan contoh berikut.
Itu asrama mereka. Mereka tinggal di situ
sejak kuliah tingkat satu sampai dengan
meraih gelar sarjana. Orang tua mereka juga
sering berkunjung ke situ.
c.

Kata kunci
Ungkapan pengait dapat pula berupa pengulangan
kata-kata
kunci.
Setiap
kalimat
utama
harus
mengandung kata kunci. Kata kunci merupakan fokus
atau hal utama yang dibicarakan dalam sebuah

paragraf. Pengulangan kata ini perlu dilakukan dengan
hati-hati (tidak terlalu sering). Pengulangan kata kunci
bisa dengan bentuk yang berbeda. Hal ini berfungsi
untuk mengurangi cara pengulangan yang monoton,
sehingga kalimat lebih enak dibaca. Perhatikan contoh
paragraf berikut.
Balai Serba Guna Asri (BSGA) milik warga RT 2,
lembah Tidar, diresmikan oleh Ahmad Mursid.
Peresmian yang dilakukan oleh orang nomor satu di
lembah tidar tersebut, menandai kalau BGSA sudah
bisa dipakai oleh warga. Dalam sambutan peresmian
itu, suami dari Palupi Sekartaji yang juga
penggemar tanaman bonsai mengatakan bahwa
segala kegiatan warga RT 2 Lembah Tidar bisa
dilaksanakan di BGSA.

~~~###~~~