Gender dan Pendidikan (1). docx

GENDER DAN PENDIDIKAN
Desty Widi Afrena
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Jurai Siwo Metro
E-mail: destyafrena52@gmail.com
Abstrak
Kajian ini memaparkan tentang pengertian gender dan pendidikan,
permasalah gender dalam pendidikan agama islam, dan solusi permasalahan
gender dalam pendidikan agama islam yang lihat dari kaca mata studi islam.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia gender adalah jenis kelamin / sex,
sedangkan menurut Mansour Fakih (2006: 8) gender merupakan kodrat dan
ketentuan dari Tuhan. Islam sendiri menempatkan bahwa manusia sebagai
hamba tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan (QS. al-Nahl :
97), Namun sejauh ini sembilan dari sepuluh manusia beranggapan bahwa
laki-laki jauh lebih tinggi kodrat nya dibandingkan perempuan. Anggapan
tersebut tetap ramai diterima dalam masyarakat dengan keadaan baik-baik
saja karena kurangnya pendidikan lebih pada masyarakat, khusus nya pada
masyarakat yang berada di daerah jauh dari pusat perkotaan atau daerah
yang masih berada di kedalaman dengan tradisi-tradisi nya yang kuat.
Kata kunci : gender dan pendidikan
Abstract
This study elaborated on the notion of gender and education, gender

problems in Islamic religious education, and solutions gender issues in
Islamic religious education is seen from the glass eye Islamic studies.
According to the Indonesian big dictionary gender is the gender / sex, while
according to Mansour Fakih (2006: 8) gender is the nature and provision of
God. Islam itself put that man as a servant there is no difference between
men and women (QS. Al-Nahl: 97), but so far nine out of ten humans assume
that men are much higher than for women of her nature. The presumption is
still crowded accepted in the society with the state of a fine because of the
lack of education in the community, specifically its community located in

1

areas away from urban centers or areas that are still in the depth of its
traditions are strong.
Keyword: gander and educati
A. Pendahuluan
Istilah gender seringkali diartikan sebagai perbedaan jenis kelamin antara
laki-laki dan perempuan. Padahal arti gender sendiri adalah jenis kelamin
atau sex, namun banyak masyarakat yang memaknai gender sebagai
perbedaan status atau kodrat. Dalam Al-Qur’an allah telah menetapkan

bahwa semua manusia di ciptakan dari asal yang sama, hal ini sudah tidak
dapat di tolak oleh siapa pun. Pendidikan Selain sebagai media pembelajaran
pendidikan memiliki peran penting sebagai

media sosialisasi dan sarana

pengkajian fenomena-fenomena yang ada dalam masyarakat, seperti gender
salah satunya. Ketimpangan gender terjadi akibat rendahnya kualitas
sumber daya manusia dimasa modern sekarang ini, Karena itu upaya yang
dilakukan saat ini adalah mendidik dan mengajak mereka berperan serta
dalam pembangunan.
B. Pengertian Gender
Gender dan seks merupakan satuan yang berbeda dari segi arti. 1 Gender
adalah keadaan dimana individu yang lahir secara biologis sebagai laki-laki
dan perempuan yang kemudian memperoleh pencirian social sebagai lakilaki dan perempuan melalui atribut-atribut maskulinitas dan feminitas yang
sering didukung oleh nilai-nilai atau sistem dan symbol di masyarakat yang
bersangkutan.

Sedangkan


seks

didefinisikan

sebagai

pensifatan

atau

pembagian dua jenis kelamin manusia yang melekat pada jenis kelamin
tertentu. Namun istilah gender seringkali tumpang tindih dengan seks,
padahal dua kata tersebut merujuk pada bentuk yang berbeda. Gender juga
bisa diartikan sebagai ide dan harapan dalam arti luas yang bisa ditukarkan
antara lahi-laki dan perempuan, sepeti lewat perantara status social,
kekuasaan politik dan ekonomi antara laki-laki dan perempuan.
1 Mad Sa’i, “PENDIDIKAN ISLAM DAN GENDER”, Islamuna, vol. 2, no. 1.

2


C. Pengertian Pendidikan Islam
Pada hakikatnya pendidikan islam tidak boleh dilepaskan begitu saja
dari ajaran islam yang tertuang dalam al-qur’an dan hadist2 Dengan berpijak pada
kedua sumber itu diharapkan akan diperoleh gambaran yang jelas tentang hakekat pendidikan
Islam. Berbagai ahli pendidikan
mengutarakan pendapatnya diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Mushthafa al-Ghalayaini.
‫ءﺎﻤﺑ ﺎﮭﯿﻘﺳو ﻦﯿﺌﺷﺎﻨﻟا سﻮﻔﻧ ﻲﻓ ﺔﻠﺿﺎﻔﻟا قﻼﺧﻻا سﺮﻏ ﻲھ ﺔﯿﺑﺮﺘﻟا‬
‫ﺎﮭﺗاﺮﻤﺛ نﻮﻜﺗ ﻢﺛ ﺲﻔﻨﻟا تﺎﻜﻠﻣ ﻦﻣ ﮫﺘﻜﻠﻣ ﺢﺒﺼﺗ ﻲﺘﺣ ﺔﺤﯿﺼﻨﻟاو دﺎﺷرﻻا‬
‫ﻦطﻮﻟا ﻊﻔﻨﻟ ﻞﻤﻌﻟا ﺐﺣو ﺮﯿﺨﻟاو ﺔﻠﯿﻀﻔﻟا‬.
Pendidikan adalah menanam akhlak yang mulia pada jiwa seorang pemuda dan
menyiraminya dengan petunjuk dan nasihat sehingga melekat pada jiwa tersebut dan buahnya
adalah suatu keutamaan kebaikan dan kecintaan beramal untuk kemanfaatan bangsa.
2. Athiyyah al-Ibrasyi.

‫ﻮﺸﺣو ﻢﯿﻠﻌﺘﻟاو ﺔﯿﺑﺮﺘﻟا ﻦﻣ ضﺮﻐﻟا ﺲﯿﻟ ﮫﻧا ﻲﻠﻋ ﺔﯿﻣﻼﺳﻻا ﺔﯿﺑﺮﺘﻟا‬
‫ﻧﺎ ضﺮﻐﻟا ﻞﺑ ﺔﯿﺳارﺪﻟا داﻮﻤﻟا ﻦﻣ ﻢﮭﻤﯿﻠﻌﺗو تﺎﻣﻮﻠﻌﻻﺑ ﻦﯿﻤﻠﻌﺘﻤﻟا نﺎھذا‬
‫ﺑﺎدﻻا ﻢھﺪﻮﻌﻧو ﺔﻠﯿﻀﻔﻟا ﻢﮭﯿﻓ ﺚﺒﻧو ﻢﮭﺣاورا ﻲﺑﺮﻧو ﻢﮭﻗﻼﺧا بذﮭﻧ‬
‫ةﺮھﺎط ةﺎﯿﺤﻟ ﻢھﺪﻌﻧو ﺔﯿﻣﺎﺴﻟا‬.


Tujuan pendidikan Islam bukan sebatas mengisi otak anak dengan ilmu pengetahuan dan
materi pelajaran akan tetapi jiwanya harus diisi dengan akhlaq dan nilai-nilai yang baik dan
dikondisikan supaya bisa menjalani hidup dengan baik.
D. Permasalahan Gender dalam Pendidikan Agama Islam
Media pembelajaran yang digunakan selama ini hanyalah buku pelajaran yang jumlahnya
sangat kurang3 dari sinilah permasalahan gender dalam pendidikan agama islam muncul. Seperti
Dalam tradisi jahiliyah Arab, sudah banyak diketahui bahwa perempuan atau wanita
diperlakukan dengan zalim, sebagaimana kita ketahui pada masa Pra-Islam dikawasan Arab
wanita dianggap sebagai beban dan aib bagi keluarga Arab jahiliyah karena mereka takut dan
malu tidak akan mampu memberikan nafkah bagi keluarganya karena mempunyai akan
2 Mardliyah, “ISU GENDER DALAM PENDIDIKAN ISLAM”, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, vol. 25, no. 2.
3 Dedi Wahyudi, PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PENDIDIKAN AHKLAK
DENGAN PROGRAM PREZI.

3

perempuan. Tampaknya tradisi Jahilyah Arab dalam memperlakukan perempuan juga terjadi di
kalangan umat Hindu, dalam dunia Hindu kedudukan wanita juga mengalami masa kelam yang
menyedihkan. Dalam sejarah India perbudakan dipandang sebagai prinsip utama, dan wanita
siang dan malam menjadi makhluk yang sangat tergantung dalam konteks perbudakan tersebut.

Hukum pewarisan adalah agnotis artinya perempuan tidak mempunyai hak waris karena garis
keturunan ahli waris hanya berasal dari garis keturunan laki-laki. Tampaknya indikasi ini sama
persis dengan kondisi dan kedududkan perempuan pada masa Jahiliyah, yang tidak dapat
mewaris sama sekali, bahkan mereka dianggap sebagai bagian dari “barang” yang harus
diwariskan. Begitu juga dalam realitas hidtoris bangsa Romawi di Eropa bahwa seorang
perempuan tidak mendapat hak menduduki jabatan sipil, menjadi saksi, penangungjawab,
menjadi guru, tidak bisa memungut anak atau dipungut menjadi anak, tidak bisa membuat surat
wasiat, dan sebagainya. Dalam dunia Kristen juga tidak jauh beda, sebagaimana dikemukakan
oleh John Stuart Mill, menurutnya, bahwa menurut agama Kristen wanita telah dikembalikan
hak-haknya, namun sesungguhnya sang isteri masih merupakan budak-budak suaminya, dan
sepanjang menyangkut hukum, kedududkan wanita tidak lebih baik dari mereka yang umumnya
disebut budak.
E. Solusi Permasalahan Gender dalam Pendidikan Agama Islam
Sebagai puncak spritualitas berarti ia merupakan sumber dari kebaikan. Tapi karena
terjadinya pergeseran-pergeseran sosial, politik serta budaya menyebabkan kaum perempuan
tenggelam. Secara umum, subordinasi perempuan pada masyarakat Timur Tengah kuno baru
terjadi dan benar-benar terlembaga bersamaan dengan munculnya negara-negara kuno (archaic
state). Sebelum ini, perempuan dalam keadaan mandiri. Pendapat demikian sekaligus menolak
teori sejarah androsentris yang menyatakan bahwa status perempuan yang inferior didasarkan
pada faktor biologis dan watak amaliah dasar alamiah. Menurut penemuan arkeologis,

perempuan menduduki posisi utama sebelum munculnya pusat-pusat masyarakat urban dan
model negara kota yang merupakan implikasi dari pusat urban tersebut. Dari diorama sejarah
masa lalu hingga masa modern, mengindikasikan bahwa pandangan terhadap posisi perempuan
atau wanita sangat dinamik sesuai dengan trend-trend yang menginspirasi kedudukan wanita itu
sendiri, bahkan dalam konteks kekinian disaat wanita telah mencapai taraf kemajuan yangluar
biasa dalam berbagai sektor kehidupan umat manusia. Sehingga tidak ada lagi anggapan
4

dikhotomik yang membelah kedudukan pria dan wanita dalam kehidupan yang lebih realistik.
Dan tampaknya itu yang menjadi landasan komunikasi dan saling pengertian antara pria dan
wanita dalam mewujudkan tatanan dunia yang lebih egaliter dan emansipatif

F. Simpulan
Diskriminasi yang terjadi pada masyarakat harus dimusnahkan dikarenakan tak sesuai
dengang rancangan kesamaan dan keadilan dan berlawanan pula dengan hak asasi manusia,
Gender adalah keadaan dimana individu yang lahir secara biologis sebagai perempuan dan lakilaki dan memproses pencirian sosial sebagai laki-laki dan perempuan. satu dari mereka merasa
tidak diuntungkan oleh perbedaan yang sedang dialami mereka. Seorang yang melakukan
aktivitas dengna orang lain yang berhubungna dengan dunia pengetahuan, kepercayaan dan bakat
masyrakat disebut pendidikan. Pendidikan formal adaah pendidikan yang dilandasi oleh sebuah
aturan yang disebut kurikulum, mata pelajaran.pendidikan juga sebagai wahana dan wadah untuk

sumber daya manusia, dan Gender dan sex itu berbeda kalau gender itu Perbedaan sosial budaya
yakni hak, kewajiban sedangakan sex itu Perbedaan biologis laki-laki dan perempuan yakni ciri
reproduksiKetidak adilan itu muncul karena masalah yang tidak imbang antara laki-laki dan
perempuan dan salah satu dari mereka merasa tidak diuntungkan oleh perbedaan yang sedang
dialami mereka

REFERENSI
Dedi Wahyudi, PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF
PENDIDIKAN AHKLAK DENGAN PROGRAM PREZI.
Mardliyah, “ISU GENDER DALAM PENDIDIKAN ISLAM”, Jurnal Pendidikan Ilmu
Sosial, vol. 25, no. 2.
Sa’i, Mad, “PENDIDIKAN ISLAM DAN GENDER”, Islamuna, vol. 2, no. 1.

5