Pengaruh Sosial Ekonomi, Produktivitas Pekebun, dan Manajemen Usaha Tani terhadap Keputusan Pengembangan Usaha Tani Kelapa Sawit Rakyat (Studi pada Perkebunan Kelapa Sawit di Kabupaten Keerom Provinsi Papua)
Rory Cony Huwae
Stiper St. Thomas Aquinas Jayapura
M.S. Idrus Ubud Salim
Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Abstract: The purpose of this study is to analyze empirically: 1) whether socio economic influence on development decisions palm farming people, 2) whether socio economic effect on farm management, 3) whether the socio-economic impact on the productivity of planters, 4) whether the productivity of planters effect on farm management, 5) whether the productivity of planters influence on development decisions palm farming folk, and 6) how to influence farm management decisions of the development of oil palm farming folk. The research method used is a mixed approach design format (mixing approach). Location of research on oil palm plantations in Keerom District, Papua Province. Total observational deep population it as much 200 farmers or oil palm people gardens on kampong/sub-district at Regency Keerom, Papua Province. Sample that is utilized as much 200 person pekebun little or oil palm people gardens on kampong/ sub-district at Regency keerom, Papua province. The results showed that: 1) the influence of socioeconomic variables on the decision of the development of oil palm farming folk who do not have a significant relation- ship with the effect of path coefficients (direct effects) amounted to 0.049, the indirect effects (indirect effects) of 0358, and - value 0.647. 2) the influence of socioeconomic variables on farm management had
a significant relationship with the effect of path coefficients (direct effects) amounted to 0.426, the indirect effects (indirect effects) of 0168, and -value < 0.001. 3) socio-economic impact on the productivity of planters who did not have a significant relationship with the effect of path coefficients (direct effects) amounted to 0.166, the indirect effects (indirect effects) = 0.000, and -value 0.252. 4) influence the productivity of planters on business management farmer has a significant relationship with the influence of
a direct effects path coefficients (direct effects) amounted to 0.482, the indirect effects (indirect effects) of 0187, and -value < 0.001. 5) the influence of productivity planters against the decision of oil palm farming business development people have significant correlation with the effect of path coefficients (direct effects) amounted to 0.396, the indirect effects (indirect effects) of 0409, and -value < 0.002. 6) the influence of farm management decisions of the development of oil palm farming people have relationships significant with the effects of the direct path coefficient (direct effects) amounted to 0.498, the indirect effects (indirect effects) of 0187, and -value < 0.001.
Keywords: governman policy, implementation of the oil palm fram business development decision
Alamat Korespondensi:
Rory Cony Huwae, Stiper St. Thomas Aquinas Jayapura
TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 49 49
Rory Cony Huwae, M.S. Idrus, Ubud Salim
Abstrak: tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis secara empiris hal-hal sebagai berikut: 1) apakah sosial ekonomi mempengaruhi keputusan pengembangan masyarakat petani kelapa sawit, 2) bagaimanakah pengaruh sosial ekonomi pada manajemen usaha tani, 3) bagaimanakah dampak sosial ekonomi pada produktivitas para petani, 4) bagaimanakah pengaruh produktivitas petani pada manajemen usaha tani, 5) bagaimana pengaruh produktivitas petani pada keputusan pengembangan usaha kelapa sawit rakyat, dan 6) bagaimana mempengaruhi keputusan pengembangan usaha tani dalam rangka pengembangan usaha tani kelapa sawit rakyat. Metode penelitian yang digunakan adalah bentuk pendekatan campuran . Lokasi penelitian adalah perkebunan kelapa sawit di Desa Keerom, Provinsi Papua. Populasi sekaligus sampel penelitian terdiri dari 200 orang petani kelapa sawit yang bertani di Desa Keerom, Provinsi Papua. Hasil penelitian ini antara lain:
1) Variabel sosial ekonomi tidak berpengaruh signifikan pada keputusan pengembangan usaha tani kelapa sawit rakyat dengan nilai path coefficient (pengaruh langsung) sebesar 0,049, pengaruh tidak langsung dengan nilai 0,358 dan p-value sebesar 0,647. 2) Variabel sosial ekonomi berpengaruh signifikan pada manajemen usaha tani dengan nilai path coefficient (pengaruh langsung)sebesar 0,426, pengaruh tidak langsung sebesar 0,168, dan p-value <0,001, 3) sosial ekonomi tidak berpengaruh signifikan pada produktivitas petani dengan path coefficient (pengaruh langsung) sebesar 0,166, pengaruh tidak langsung sebesar 0,000, dan p-value sebesar 0,252, 4) Produktivitas petani berpengaruh signifikan pada manajemen usaha tani, dengan nilai path coefficient (pengaruh langsung) sebesar 0,482, pengaruh tidak langsung 0,187, dan p-value < 0,001, 5) produktivitas petani berpengaruh signifikan pada keputusan pengembangan usaha tani kelapa sawit rakyat dengan path coefficient (pengaruh langsung) sebesar 0,396, pengaruh tidak langsung sebesar 0,409 dan p- value < 0,002, 6) keputusan pengembangan usaha tani memiliki pengaruh yang signifikan pada pengembangan masyarakat petani kelapa sawit dengan nilai path coefficient (pengaruh langsung) sebesar 0,498, pengaruh tidak langsung sebesar 0,187, dan p-value < 0,001
Kata Kunci: kebijakan pemerintah, implementasi keputusan pengembangan bisnis usaha tani kelapa sawit
Kelapa sawit merupakan komoditi penting bagi lingkungan. Undang-Undang Nomor: 21 Tahun 2001 kehidupan masyarakat dan perekonomian Indonesia. tentang Pemberian Otonomi Khusus Bagi Provinsi Perkebunan kelapa sawit di Provinsi Papua berpotensi Papua, antara lain mengamanatkan bahwa perekono- untuk meraih peluang, mencakup: 1) adanya pangsa mian Provinsi Papua merupakan bagian dari perekono- pasar dunia yang relatif mapan untuk produk minyak mian nasional dan global. Hal ini sangat berkaitan kelapa dan kecenderungan harga minyak lebih stabil dengan upaya untuk menciptakan sebesar-besarnya dibandingkan dengan CPO, 2) potensi untuk kemakmuran dan kesejahteraan seluruh masyarakat pengembangan produk (product development) dengan menjunjung tinggi prinsip-prinsip keadilan dan cukup luas dan terbuka, sehingga akan memperluas pemerataan.Permasalahan yang sangat menarik untuk segmen pasar, 3) lahan diantara pertanaman kelapa melakukan penelitian ini, sebagai berikut: 1. Kedu- sawit berpotensi untuk diversifikasi usaha, sehingga dukan sosial ekonomi masyarakat tani dalam pengem- pengembangan cabang usaha tani lainnya dalam areal bangan usahatani kelapa sawit rakyat diupayakan yang sama akan dapat meningkatkan produktivitas, penerapan diversifikasi horizontal guna mem- berikan
4) tersedianya teknologi tepat guna, baik pada beberapa keuntungan antara lain: 1) pemanfaatan subsistem hulu, on-farm, dan hilir yang dapat men- lahan usahatani yang lebih efisien, 2) berwawasan dukung usaha diversifikasi produk untuk meningkat- konservasi, 3) pemakaian input usaha tani lebih efisien, kan efisiensi pemanfaatan bahan olah (zero waste), dan 4) pendapatan pekebun lebih terjamin. 2. Kedu- dan membuka peluang bagi pekebun untuk mendapat dukan sosial ekonomi masyarakat dalam pelaksanaan nilai tambah, 5) adanya dukungan industri rumah proses manajemen usaha tani dalam mempengaruhi tangga, kecil dan menengah, dan 6) tersedianya areal kebijakan pemerintah pada sektor perkebunan selalu pengembangan seluas 15.2 juta ha (baik lahan kering berubah-ubah.3. Kedudukan sosial ekonomi masyarakat maupun basah) dan produk kelapa sawit dan hasil dengan produktivitas pekebun, di mana perkebunan sampingannya bersifat biodegradable/ramah kelapa sawit selama ini dikuasai oleh para pemodal
50 JURNAL APLIKASI MANAJEMEN | VOLUME 11 | NOMOR 1 | MARET 2013 Nama Orang
Pengaruh Sosial Ekonomi, Produktivitas Pekebun, dan Manajemen Usaha Tani
besar (kaum kapitalis) baik dari dalam negeri maupun Rhodes. (1973), agar pekebun dapat terlibat luar negeri (modal asing), yang dapat mengancam sebagai pelaku dalam sistem usaha tani pada aspek keberadaan dan pertumbuhan serta perkembangan berproduksi (on farm), akan tetapi juga aspek usaha tani kecil. 4. Kedudukan produktivitas pekebun pengolahan hasil dan manajemen (off farm). dengan manajemen usaha tani, di mana sangat
Austin. (1992), produktivitas merupakan keter- diperlukan kemam-puan merespon perubahan secara kaitan antara proses dan keluaran serta menunjukan cepat dan efisien, meliputi: a) integrasi vertikal mulai jumlah satuan hasil. dari hulu sampai hilir pada alir product, dan b) menja-
Mosher (1971) dalam Malassis (1975), dalam dikan sumber daya manusia terampil (factor driven), pendekatan pengembangan luas lahan kelapa sawit barang-barang modal (capital driven) dan inovasi diarahkan dalam mekanisme insentif atau disinsentif. teknologi (inno-vation driven). 5. Kedudukan
Halter, and Dean (1971), dalam manajemen produktivitas pekebun dalam pengembangan usaha usaha tani kecil dapat dibedakan dari usaha tani tani kelapa sawit rakyat, di mana sangat diperlukan komersial yang mempunyai kaitan antara usaha tani produktivitas aktual per-kebunan kelapa rakyat masih dan rumah tangga untuk mencapai hasil yang sangat rendah karena diusahakan secara tradisional. diinginkan.
6. Masih diperlukan manajemen usaha tani dalam Walker (1992), kelembagaan organsisasi adalah pengembangan usaha tani kelapa sawit rakyat, dapat kumpulan beberapa orang yang bekerja bersama untuk di amati dari sisi: 1) harga dimana terjadinya eksploitas mencapai tujuan. manopsonistik oleh perusahaan inti terhadap pekebun
Downey and Erickson (1987), pasar dilihat dari plasma, dan 2) strategis teknologi, di mana pengem- segi profitabilitas yang dilakukan oleh pemerintah bangan agroindustri sampai dipedesaan/kampung untuk masyarakat dalam menginformasikan keduduk- (wilayah dengan infra-struktur terbatas), 3) membuka an pasar sebagai tujuan utama. lapangan kerja hingga ke pedesaan/kampung. 4)
menjamin suplai bahan baku dalam jumlah dan mutu Keputusan Pengembangan Usaha Tani Kelapa yang sesuai kebutuhan industri lanjutan, dan 5) Sawit Rakyat
meningkatkan efisiensi kinerja industri besar.
Kebijakan Pemerintah
TINJAUAN PUSTAKA
David (1997), implikasi kebijakan pemerintah mempunyai langkah strategis yang perlu dilakukan
Downey W.D. and S.P. Erickson (1987), arah adalah perbaikan efisiensi usahatani, peningkatan pengembangan perkebunan kelapa sawit melalui: 1) efisiensi sistem pemasaran TBS, kombinasi kebijakan pengembangan sistem dan usaha tani berbasis kelapa land-base dan non-land-base agriculture dalam sawit, 2) mendorong pengembangan pasar modal yang crops livestock system’ (CLS), dan kerjasama memungkinkan pekebun sebagai pemegang saham
dengan investor.
perusahaan, 3) pengembangan inovasi teknologi dan Terkait dengan pola usaha perkebunan, Pasal 22 kelembagaan, 4) pengembangan keseimbangan per- UU No.18/2004 menyebutkan bahwa perusahaan dagangan domestik internasional, 5) pengembangan perkebunan melakukan kemitraan yang saling meng- investasi kebun lengkap dengan pengolahan minyak untungkan, saling menghargai, saling bertanggung- sawit, dan 6) mendorong pengembangan industri hilir jawab, saling memperkuat dan saling ketergantungan kelapa sawit. Selanjutnya modal dapat dijelaskan oleh dengan pekebun, karyawan dan masyarakat sekitar. Sikhondze, Wilson (1999), modal merupakan yang James (1976), subsistensi sebagai tuntutan moral merupakan pemberian atau warisan sebenarnya secara perspektif pekebun sebagai ”moral ekonomi kedudukannya di antara modal sendiri dan modal
orang miskin”.
pinjaman. Adapun pendapatan dijelaskan menurut Kebijakan pemerintah dalam pengaturan penge- Effendi, Hoerudin, dan Tarigans (2002), pendapatan lolaan perkebunan secara khusus diatur melalui usahatani kelapa yang dikelola pekebun, belum Undang Undang No. 18 Tahun 2004 tentang mampu menunjang kehidupan keluarga pekebun Perkebunan. Pembangunan perekonomian nasional secara layak.
TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 51
Rory Cony Huwae, M.S. Idrus, Ubud Salim
dalam mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan H2 : Semakin baik sosial ekonomi pekebun, akan rakyat secara berkeadilan.
semakin baik manajemen usaha tani. H3 : Semakin baik sosial ekonomi pekebun, akan
KERANGKA KONSEP PENELITIAN
semakin mampu produktivitas pekebun.
Kerangka Konsep Penelitian
H4 : Semakin tinggi roduktivitas pekebun, akan semakin baik sistim manajemen usaha tani.
Kebijakan pembangunan yang di dasarkan pada
H.5 : Semakin tinggi produktivitas pekebun, akan karakteristik daerah yang bersangkutan dengan meng- baik dalam memberikan keputusan pengem- gunakan potensi secara lokal (daerah) menyangkut bangan usaha tani kelapa sawit rakyat. sosial ekonomi, produktivitas pekebun, manajemen H6 : Semakin terpadunya manajemen usaha tani, usaha tani serta keputusan pengembangan usaha tani akan mampu memberikan keputusan pe- kelapa sawit rakyat. ngembangan usaha tani kelapa sawit rakyat.
Modal
METODE
Ekonom i Sosial (X
Pendapatan
Pendekatan Penelitian
O rientasi Masa
H 1 Pemerintah Kebijakan
Pendekatan kuantitatif digunakan untuk meng-
Depan
analisis hubungan kausalitas dengan analisis SEM Kelembagaan
Keberlanjtan
(Structural Equation Modelling). Pendekatan kuali- Manajemen
O rganisasi
tatif dalam penelitian ini menggunakan perspektif U saha
Keputusan Pengembangan
Kemitraan
Inovatif
Usaha Tani
Usaha
(Y Tani 2 )
H 6 Kelapa Saw it Rakyat
fenomenologi , dengan tujuan mendapatkan penjelas-
(Y )
Moral
an yang lebih lengkap dari hasil analisis kuantitatif.
Tentang Pasar Pengetahuan
Ek onomi
Pekebun
Luas Lahan
Lokasi Penelitian
P enunjang Keputusan
H 5 Produks i Prod uktivitas Lokasi penelitian pada setiap pekebun pengusa- Pe kebun 1 )
ha perkebunan rakyat kelapa sawit yang terdapat
(Y
O ptimalisasi
Sumber Daya
pada wilayah Pemerintah Daerah Kabupaten
Keerom.
Tenaga Kerja
Belajar Sambil
Populasi dan Sampel
Berusaha
Penyebarluasan Informasi Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak
200 orang pekebun kelapa sawit. Pengambilan sampel Harga
dilakasanakan secara sensus, dengan demikian sampel yang digunakan sebanyak 200 pekebun.
Gambar 3.1.Councep Framework(Yang Menunjukkan
Hubungan Variabel Sosial Ekonomi, Produk- Uji Instrumen tivitas Pekebun, Manajemen Usaha Tani dan Uji Validitas Keputusan Pengembangan Usaha Tani Kelapa Sawit Rakyat)
Pengujian validitas instrumen di-lakukan dengan
(Sumber: Dikembangkan untuk studi disertasi ini, 2010)
analisis faktor konfirmatori (CFA). Instrumen peneli- tian dikatakan valid unidimensional jika GFI > 0.90
Hipotesis Penelitian H1 : Semakin terpadunya kedudukan sosial ekono- Uji Reliabilitas
mi pekebun, akan mampu memberikan kepu- Pengujian validitas instrumen dilakukan dengan tusan pengembangan usaha tani kelapa sawit analisis faktor konfirmatori (CFA). Instrumen peneli- rakyat.
tian dinyatakan realibel jika nilai contruct reliability ( n) > 0.70.
52 JURNAL APLIKASI MANAJEMEN | VOLUME 11 | NOMOR 1 | MARET 2013 Nama Orang
Pengaruh Sosial Ekonomi, Produktivitas Pekebun, dan Manajemen Usaha Tani
Analisis Data
Hasil pengujian validitas dan realibilitas instrumen
Analisis Deskriptif menunjukkan bahwa seluruh variabel diatas adalah
valid, hal ini disebabkan karena nilai GFI > 0,9 dan
Analisis deskriptif juga ditujukan untuk menggam- reliabel sebab nilai construct reliability > 0.7. barkan kecenderungan dari tanggapan responden
terhadap item-item pertanyaan yang berkaitan dengan Hasil Pengujian Asumsi Structural Equation
variabel penelitian.
Modeling (SEM)
Analisis Kuantitatif
Uji Normalitas
Untuk menguji hipotesis dan menghasilkan suatu Dalam pengujian dengan menggunakan asumsi model yang layak (fit), analisis yang digunakan pada normalitas multivariate indikasikan pada nilai critical
penelitian ini adalah menggunakan Structural ratio sebesar 8,813 dengan nilai kritis Z hitung untuk Equation Modeling (SEM) . Model pengukuran 5% adalah sebesar 1,96. Secara keseluruhan nilai CR variabel enterpreneurship dengan menggunakan > 1.96. Dengan jumlah sampel (n) 200, maka meme- Second Order Confirmatory Fakctor Analysis .
nuhi dalil limit pusat.
Analisis Kualitatif
Uji Linearitas
Pendekatan perspektif fenomenologi merupakan Hasil pengujian linieritas hubungan antara varia- pendekatan kualitatif untuk memperjelas hasil analisis bel disajikan secara pada Tabel 5.2, di mana keselu-
secara kuantitatif. Fenomena dari noumena yang ruhan mempunyai hubungan adalah linier.
didapat dari hasil wawancara dengan para informan Tabel 5.2. Hasil Pengujian Asumsi Linieritas
akan di cluster berdasarkan pertanyaan penelitian. Dari hasil analisis ini akan dibangun proposisi, sehingga
dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan
Bebas
Terikat
Penguj ian Keput usan ( α=0,05)
untuk melengkapi atau bahkan menolak kesimpulan
hasil penelitian (Hasan,1999 dalam Sarjono, 2005). Semua odel Ekonomi Produktivitas
Pekebun ( Y1)
nonsignifikan
HASIL Manajemen
Sosial
Ekonomi
Usaha Tani
Model linier Linier
Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Produktivitas Manajemen
Hasil pengujian validitas dan realibilitas instrumen
Pekebun
Usaha Tani
Model linier inier
untuk masing-masing variabel dapat disajikan pada
Sosial
Keputusan
Model linier Linier
Tabel 5.1Hasil Pengujian Validitas Dan Realibilitas Kelapa Sawit
Rakyat (Y3)
Instrumen
Produktivitas Keputusan
Model linier Linier
Variabel Tani GFI
Kelapa Sawit
Sosial Ekonomi (X1)
Rakyat (Y3)
Manajemen
Keputusan
Model linier Linier
Produktivitas Pekebun (Y1)
Usaha Tani
Pengembangan
signifikan
Manajemen Usaha Tani (Y2)
Tani Kelapa Sawit
Keputusan Pengembangan
Rakyat (Y3)
Usaha Tani Kelapa Sawit
Rakyat (Y3)
(Sumber: Data Diolah, 2010)
Sumber: Data Diolah, 2010
TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 53
Rory Cony Huwae, M.S. Idrus, Ubud Salim
Hasil Analisis Structural Equation Modeling Variabel Produktivitas Pekebun (Y 1 ) (SEM) dan Pengujian Hipotesis
Hasil analisis faktor konfirmatori terhadap Hasil pengujian goodness of fit overall model, indikator-indikator dari variabel produktivitas pekebun guna mengetahui apakah model hipotetik didukung (Y 1 ), dapat dilihat pada Tabel 5.5. hipotetik didukung oleh data empirik. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada oleh data empirik. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 5.3.
Tabel 5.5.
Tabel 5.3. Hasil Pengujian Goodness of Fit Overall Model Tabel 5.5.Hasil Pengujian Indikator Pembentukan Cut-of
Variabel Produktivitas Pekebun (Y 1 ) Kriteria
Khi- Kecil
149.075 Model Baik
Indikator
Standardize ρ-value
0,410 < 0,001 kuadrat
Y11 = Luas Lahan
0,534 < 0,001 p-value
Y12 = Pro duksi
0,478 < 0,001 CMIN/DF
Model Baik
Y13 = Optimalisasi
0,535 < 0,001 GFI
Model Baik
Sumber Daya
0,449 < 0,001 AGFI
Model Baik
Y14 = Tenaga Kerja
0,615 < 0,001 TLI
Model Baik
Y15 = Belajar Sambil
0,590 Fix CFI
Model Baik
Berusaha
Model Baik
Y16 = Penyebarluasan
RMSEA = 0,08
Model Baik
Informasi
Y17 = Harga
(Sumber: Data Diolah, 2010)
(Sumber: Data Diolah, 2010)
Hasil pengujian goodness off it overall model, menyimpulkan bahwa dari ketujuh kriteria seluruhnya
Ketujuh indikator tersebut signifikan membentuk menunjukkan model baik. Terutama dapat dilihat dari variabel produktivitas pekebun (Y 1 ). Indikator Y 16 ,
CMIN/DF dan RMSEA, oleh karena itu maka model yakni penyebarluasan informasi (0,615) dominan ini layak untuk digunakan.
membentuk variabel produktivitas pekebun (Y 1 )
dengan -value < 0,001.
Loading Factor
Variabel Sosial Ekonomi (X 1 )
Variabel Manajemen Usaha Tani (Y 2 )
Hasil analisis faktor konfirmasi terhadap indikator- Hasil analisis faktor konfirmasi terhadap indikator-
indikator dari variabel sosial ekonomi (X 1 ), dapat dilihat
indikator dari variabel manajemen usaha tani (Y pada Tabel 5.4.
dapat dilihat pada Tabel 5.6.
Tabel 5.4.Hasil Pengujian Indikator Pembentukan Tabel 5.6.Hasil Pengujian Indikator Pembentukan
Variabel Sosial Ekonomi (X 1 )
Variabel Manajemen Usaha Tani (Y 2 ) Indikator
Standardize
ρ-value
Standardize ρ-value
X11 = Modal
Fix
Indikato r
X12 = Pendapatan
0,720 Fix X13 = Orientasi Masa Depan
Kelembag aan
(Sumber: Data Diolah, 2010)
Y22 = Inovatif Y23 =
Ketiga indikator tersebut signifikan membentuk
Pengetahuan
variabel sosial ekonomi (X 1 ) dan diperoleh bahwa
Tentang Pasar
indikator X 12 , yakni pendapatan (0,746) yang paling Sumber: Data Diolah, 2010
dominan membentuk variabel sosial ekonomi (X 1 )
dengan -value < 0,001. Ketiga indikator tersebut signifikan membentuk
variabel manajemen usaha tani (Y 2 ) dan diperoleh
54 JURNAL APLIKASI MANAJEMEN | VOLUME 11 | NOMOR 1 | MARET 2013 Nama Orang
Pengaruh Sosial Ekonomi, Produktivitas Pekebun, dan Manajemen Usaha Tani
bahwa indikator Y 22 , yakni inovatif (0,785) dominan Tabel 5.8. Hasil Pengujian Hipotesis Pengaruh Langsung
membentuk variabel manajemen usaha tani (Y 2 ) Variabel
Variabel
Koefisien ρ-
dengan -value < 0,001.
value Keterangan
Sosial Ekonomi Produktivitas (X1)
Variabel Keputusan Pengembangan Usaha Nonsignifikan
Pekebun (Y1)
Tani Kelapa Sawit Rakyat (Y 3 )
Sosial
Manajemen Ekonomi Usaha Tani
< Signifikan
Hasil analisis faktor konfirmatori terhadap (X1)
(Y2)
indikator-indikator dari variabel keputusan pengem- Produkti
vitas
Manajemen Usaha Tani
bangan usaha tani kelapa sawit rakyat (Y Signifikan
3 ), dapat Pekebun
dilihat pada Tabel 5.7. (Y1)
Sosial
Keputusan Ekonomi Pengembanga
Tabel 5.7.Hasil Pengujian Indikator Pembentukan
(X1)
n Usaha Tani
0, 647 Nonsignifikan
Variabel Keputusan Pengembangan Usaha Tani
Kelapa Sa wit
Kelapa Sawit Rakyat (Y Rakyat (Y3)
Produkti
Keputusan
Indikator Pengembang Standardize ρ-value
vitas
Y31 = Kebijakan Signifikan 0,521 Fix
Pekebun
an Usaha
Tani Kelapa
Y32 = Rakyat (Y3) 0,604 < 0,001
Y33 = Kemitraan
an Usaha
Usaha
Tani
Tani Kelapa
0, 001 Signifikan
Y34 = Moral Sawit
(Y2)
Rakyat (Y3)
Ekonomi Pekebun
(Sumber: Data Diolah, 2010)
Y35 = Penunjang
M od al ( X1 1)
Keputusan P en da pa ta n ( X 12 )
S o si al E ko no m i
(Sumber: Data Diolah, 2010) ( Y 31 )
Kelima indikator tersebut signifikan membentuk ( Y 33 ) ( Y2 3)
Lu as L ah an variabel keputusan pengembangan usaha tani kelapa (Y1 1)
sawit rakyat (Y . 39 6
Pr o du ks i
( Y 34 )
3 ) dan diperoleh bahwa indikator Y 33 ,
yakni moral ekonomi pekebun (0,610) dominan mem- P en un j an g Ke pu t usa n
bentuk variabel keputusan pengembangan usaha tani .4 49
Be la j ar Sa m b i l B erus ah a (Y 1 5)
kelapa sawit rakyat (Y .59 0
3 ) dengan -value < 0,001.
Gambar 5.1. Diagram Jalur Hasil Pengujian Hipotesis
Pengujian Hipotesis
(Sumber: Data Diolah, 2010)
Dalam pengujian hipotesis dengan menggunakan usaha tani kelapa sawit rakyat (Y 3 ), uji t (t test) pada masing-masing jalur pengaruh
diperoleh koefisien path pengaruh efek langsung secara parsial. Untuk lebih jelas dapat
langsung (direct effects) sebesar 0,049, disajikan pada Tabel 5.8.
efek tidak langsung (indirect effects) Hasil pengujian hipotesis jalur-jalur pengaruh
sebesar 0.358, dan -value 0,647. Hal langsung juga dapat digambarkan pada Gambar 5.1.
ini membuktikan bahwa tidak terdapat Berdasarkan hasil analisis jalur, di atas maka dapat-
cukup bukti empiris untuk menerima lah menjawab hipotesis penelitian, sebagai berikut:
hipotesis bahwa semakin terpadunya Hipotesis 1 : Hasil analisis Structural Equation
kedudukan sosial ekonomi (X 1 ) pekebun, Modeling (SEM) variabel sosial ekonomi
semakin tinggi keputusan pengembang- (X 1 ) terhadap keputusan pengembangan
an usaha tani kelapa sawit rakyat (Y 3 ).
TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 55
Rory Cony Huwae, M.S. Idrus, Ubud Salim
Kedudukan variabel sosial ekonomi pekebun dengan pengaruh tertinggi dengan pengaruh tertinggi berada pada
berada pada indikator penyebarluasan indikator pendapatan sebesar 0.746,
informasi sebesar 0.615 dan harga orientasi masa depan sebesar 0.661, dan
sebesar 0.590.
kedudukan variabel keputusan pengem- Hipotesis 4 : Hasil analisis Structural Equation bangan usaha tani kelapa sawit rakyat
Modeling (SEM) variabel produktivitas dengan pengaruh tertinggi berada pada
pekebun (Y 1 ) terhadap manajemen indikator moral ekonomi pekebun sebe-
usaha tani (Y 2 ), diperoleh koefisien path sar 0.610 dan kemitraan usaha sebesar
pengaruh efek langsung (direct effects) 0.604.
sebesar 0,482, efek tidak langsung (in- Hipotesis 2 : Hasil Structural Equation Modeling
direct effects ) sebesar 0.187, dan -
value < 0,001. Membuktikan bahwa pekebun terhadap manajemen usaha
(SEM) variabel sosial ekonomi (X 1 )
terdapat cukup bukti empiris dan mem- tani (Y 2 ), diperoleh koefisien path
punyai hubungan positif untuk menerima pengaruh efek langsung (direct effects)
hipotesis bahwa semakin tinggi produk- sebesar 0,426, efek tidak langsung (in-
tivitas pekebun (Y 1 ), semakin baik sistim direct effects ) sebesar 0.168, dan -
manajemen usaha tani (Y 2 ). Variabel value < 0,001. Hal ini membuktikan bah-
produktivitas pekebun dengan pengaruh wa terdapat cukup bukti empiris dan
tertinggi berada pada indikator penye- bersifat positif untuk menerima hipotesis
barluasan informasi sebesar 0.615 dan
harga sebesar 0.590, dan variabel mana- pekebun, semakin terpadunya manaje-
bahwa semakin baik sosial ekonomi (X 1 )
jemen usaha tani dengan pengaruh ter-
tinggi berada pada indikator inovatif bel sosial ekonomi dengan pengaruh ter-
men usaha tani (Y 2 ). Kedudukan varia-
sebesar 0.785 dan kelembagaan organi- tinggi berada pada indikator pendapatan
sasi sebesar 0.720. sebesar 0.746, orientasi masa depan Hipotesis 5 : Hasil analisis Structural Equation sebesar 0.661, dan kedudukan variabel
Modeling (SEM) variabel produktivitas manajemen usaha tani dengan pengaruh
pekebun (Y 1 ) terhadap keputusan tertinggi berada pada indikator inovatif
pengembangan usaha tani kelapa sawit sebesar 0.785 dan kelembagaan organi-
rakyat (Y 3 ), diperoleh koefisien path sasi sebesar 0.720.c.
pengaruh efek langsung (direct effects) Hipotesis 3 : Hasil analisis Structural Equation
sebesar 0,396, efek tidak langsung (in- Modeling (SEM) variabel sosial
direct effects ) sebesar 0.409, dan -
ekonomi (X 1 ) terhadap produktivitas
value < 0,002. Membuktikan bahwa
cukup bukti empiris dan mempunyai pengaruh efek langsung (direct effects)
pekebun (Y 1 ), diperoleh koefisien path
hubungan positif untuk menerima hipote- sebesar 0,166, efek tidak langsung (in-
sis bahwa semakin tinggi produktivitas direct effects ) sebesar 0.000, dan -
pekebun (Y 2 ), semakin baik keputusan value 0,252. Membuktikan bahwa tidak
pengembangan usaha tani kelapa sawit terdapat cukup bukti empiris untuk
rakyat (Y 3 ). Kedudukan variabel pro- menerima hipotesis bahwa semakin baik
duktivitas pekebun dengan pengaruh
sosial ekonomi (X 1 ) pekebun, semakin
tertinggi berada pada indikator penyebar-
luasan informasi sebesar 0.615 dan bel sosial ekonomi pengaruh tertinggi
tinggi produktivitas pekebun (Y 1 ). Varia-
harga sebesar 0.590, dan variabel kepu- berada pada indikator pendapatan sebe-
tusan pengembangan usaha tani kelapa sar 0.746, orientasi masa depan sebesar
sawit rakyat dengan pengaruh tertinggi 0.661, dan variabel produktivitas
berada pada indikator moral ekonomi
56 JURNAL APLIKASI MANAJEMEN | VOLUME 11 | NOMOR 1 | MARET 2013 Nama Orang
Pengaruh Sosial Ekonomi, Produktivitas Pekebun, dan Manajemen Usaha Tani
pekebun sebesar 0.610 dan kemitraan 3. Kemitraan usaha, perlu adanya peningkatan usaha sebesar 0.604.
pembinaan dan kinerja kelembagaan, seperti Hipotesis 6 : Hasil analisis Structural Equation
koperasi dan kelompok tani. Modeling (SEM) variabel manajemen 4. Perbaikan moral ekonomi pekebun, dengan
melakukan pendekatan sesuai dengan sifat dan pengembangan usaha tani kelapa sawit
usaha tani (Y 2 ) terhadap keputusan
cirinya sesuai dengan peranan dalam menentu-
rakyat (Y 3 ), diperoleh koefisien path
kan keberhasi-lan kegiatan usaha tani. pengaruh efek langsung (direct effects) 5. Penunjang keputusan, memerlukan upaya
sebesar 0,498, efek tidak langsung (in- peningkatan nilai tambah dan daya saing secara direct effects ) sebesar 0.187, dan -
profesional pada seluruh komponen sistem. value < 0,001. Cukup bukti empiris dan mempunyai hubungan positif untuk
Kebijakan
Modal :
menerima hipotesis. Variabel manajemen
Pemerint ah
1. Formal;
Daerah
2. Non Formal.
usaha tani dengan pengaruh tertinggi berada pada indikator inovatif sebesar 0.785 dan kelembagaan organisasi sebe- sar 0.720, dan variabel keputusan pe-
Kemit raan
K eberlanjutan
Pendapatan
ngembangan usaha tani kelapa sawit rakyat dengan pengaruh tertinggi berada pada indikator moral ekonomi pekebun sebesar 0.610 dan kemitraan usaha
Moral Ek onomi
Orientasi Masa
sebesar 0.604. Depan
Petani
PEMBAHASAN
Pengaruh Sosial Ekonomi (X 1 ) terhadap
Penunjang Keputus an
Keputusan Pengembangan Usaha Tani Kelapa Sawit Rakyat (Y 3 )
Keterangan:
: Aliran Pengaruh
Pengaruh sosial ekonomi (X 1 ) terhadap keputus-
: Kepemilikan
an pengembangan usaha tani kelapa sawit rakyat (Y 3 )
Gambar 5.2. Pengaruh Sosial Ekonomi (X ) Terhadap
menunjukkan tidak berdampak positif atau tidak
Keputusan Pengembangan Usaha Tani Kelapa
signifikan. Hal ini disebabkan karena kedudukan:
Sawit Rakyat
• Modal, khususnya dalam pengambilan keputusan (Sumber: Data Diolah, 2010 ) belum adanya kestabilkan kesesuain kebutuhan yang diinginkan.
2. Pendapatan, yang layak dalam me-ningkatkan Pengaruh Sosial Ekonomi (X 1 ) terhadap Mana-
kualitas produksi dengan membina perkebunan jemen Usaha Tani (Y 2 )
rakyat di wilayah dengan teknologi maju. Pengaruh kedudukan sosial ekonomi dalam Orientasi masa depan, pada kemandirian dalam penelitian ini dengan indikator modal, pendapatan, dan melakukan usaha belum tercapainya suatu pengelola- orientasi masa depan terhadap manajemen usaha tani an dalam penunjang keputusan.
dengan indikator kelembagaan organisasi, inovatif, dan
1. Kebijakan pemerintah, pengembangan di level pengetahuan tentang pasar. Secara langsung maupun makro usaha tani kelapa sawit rakyat perlu tidak langsung berdampak positif dan signifikan men- disertai dengan upaya mikro.
dukung manajemen usaha tani kelapa sawit rakyat.
2. Keberlanjutan belum mencerminkan kemampuan Hal ini disebabkan karena kedudukan: pribadi untuk meng-identifikasi beberapa masalah • Modal, pendidikan dan keterampilan untuk kritis.
menindaklanjuti persoalan yang dihadapi pekebun
TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 57
Rory Cony Huwae, M.S. Idrus, Ubud Salim
kelapa sawit, terutama pekebun dalam pola kelola
P engembangan
plasma.
K elapa Sawit
Usaha Tani
• Pendapatan, dapat ditingkatkan dengan penggu-
naan teknologi bibit, harga TBS, biaya produksi,
Rak yat
produksi, dan luas lahan sehingga memberikan
an
konstribusi bagi petani guna menunjang kesejah-
a n n a teraan petani. ar d sa i f s
Orientasi masa depan, untuk memperluas hu-
ta e n g
as
a ga va
P e bungan sosial sehingga terbentuk suatu ruang sosio- s ta
ekonomi yang lebih luas dalam proses manajemen
rie
usaha tani, serta memperkecil keretakan sosial (social
dislocation ) dalam proses pembangunan, yakni: untuk memelihara 1. kesatuan keluarga, memperteguh
Manajemen Usaha
rasa aman, dan memberi kepuasan pribadi dalam Tani
Sosial E konomi
membangun masyarakat. 2. Kelembagaan organisasi, melakukan pengendalian sumber daya akan terkait dengan 3 (tiga) aspek, yakni: 1) kepemilikan atau pro- perty right , 2) batas kewenangan, 3) keterwakilan atau rule of reresentative. 3. Inovatif, melaksanakan pendekatan dengan cara: a) perangkat prosedur yang
distandarisasi, b) penentuan prosedur yang paling efisien, c) penyaringan, dan pelatihan yang cermat,
Petani Kelapa Sawit
dan d) pembagian tenaga kerja secara fungsional. 4. Rakyat
Pengetahuan tentang pasar, pengembangan dari aspek
ekonomi sangat tergantung pada tingkat modal, Keterangan: pendapatan atau kelayakan usaha, dan harga.
: Aliran Pengembang an Berdasarkan uraian diatas maka alur pengaruh
: Kepemilikan
sosial ekonomi (X 1 ) terhadap manajemen usaha tani Gambar 5.3Alur Pengaruh Sosial Ekonomi pada
(Y 2 ) dapat dilihat pada Gambar 5.3.
Manajemen Usaha Tani
Sumber : Data Diolah, 2010
Pengaruh Sosial Ekonomi (X 1 ) terhadap
Orientasi masa depan, dengan melihat tentang
hakikat menyangkut prinsip kerja dan orientasi kerja Pengaruh sosial ekonomi (X ) terhadap produkti- dalam kehidupan petani dengn mempertimbangkan: 1 vitas pekebun (Y 2 ) menunjukkan tidak berdampak
Produktivitas Pekebun (Y 1 )
a) secara esensial perubahan, b) kualitas kerja, dan positif atau tidak signifikan. Hal ini disebabkan karena
c) kemanfaatan hasil kerja.
kedudukan: • Luas lahan, dalam kaitannya dengan produkti- • Modal, belum optimal keberhasilan masyarakat
vitas dan kelas lahan sangat tergantung pada tani menyangkut: a) tujuan, sasaran, target
tingkat kesuburan lahan serta umur tanaman. Di pencapaian dan program kegiatan. b) perubahan
Kabupaten Keerom rata-rata produktivitas pada cara pandang, pola berpikir, dan kemampuan
tanaman tua umur 22–25 tahun, hal ini menun- teknis, c) peningkatan pendapatan, d) pem-
jukkan bahwa potensi riil rata-rata tanaman pada binaan dan pendampingan yang ber-kelanjutan,
kelas lahan tersebut mencapai 19.91%.
e) pengembangan kontrol sosial, dan f) program • Produksi, hakikatnya sangat berkaitan dengan kegiatan disusun secara aspiratif.
luas areal dalam peningkatan produktivitas. • Pendapatan, yang tidak seimbang antara nilai
Kenyataan menunjukkan bahwa produktivitas pengeluaran dan penerimaan, dimana produksi
kelapa sawit masih jauh dari potensinya, hal ini tinggi harga rendah.
terjadi pada perkebunan rakyat.
58 JURNAL APLIKASI MANAJEMEN | VOLUME 11 | NOMOR 1 | MARET 2013 Nama Orang
Pengaruh Sosial Ekonomi, Produktivitas Pekebun, dan Manajemen Usaha Tani
Optimalisasi sumber daya, menyangkut pember-
Sosial Ek onomi
Produktifi tas
dayaan masyarakat kebun sebagai pelaku pertanian
Pekebun
berkebudayaan industri hendaklah diarahkan untuk
1. mewujudkan rakyat pekebun sebagai manusia yang memiliki sikap dan cara berpikir maju, profesional,
Produksi O pti malis asi
mampu menjalin kerja sama serta berorientasi mutu, Sumber D aya keunggulan, produktivitas dengan menerapkan ilmu
Luas Lahan
pengetahuan dan teknologi dalam mengelola sumber
daya serta menjalin jaringan pemasaran dalam tran- Tenaga Kerj a
Orientasi Masa
D epan
saksi produk dan jasa. 2. Tenaga kerja, dalam pening-
katan produktivitas dapat dilihat dari sisi rendahnya Pendapatan tingkat pendidikan, minimnya pelatihan, da metal
Modal
petani. 3. Belajar sambil berusaha, khususnya dalam fungsi pranata dalam pemenuhan khusus tentang
wewenang dan kekuasaan pengambilan keputusan
Belajar Sambil
Penyebarluas an
Berusaha
Informasi H arga
secara umum untuk mencapai prestasi dan pertum- buhan ekonomi, misalnya keputusan dalam memilih
Keterangan:
jenis pekerjaan yang disenangi. : Aliran Pengaruh Penyebarluasan informasi, dilaksanakan guna
: Kemampuan
memberikan pengetahuan kepada petani sebagai ran- Gambar 5.4Alur Pengaruh Sosial Ekonomi Pada
sangan dan dorongan kepada petani untuk meng-
Produktivitas Pekebun
gabungkan kekuatan satu sama lain dalam menganlisis Sumber: Data Diolah, 2010 masalah, menentukan prioritas, dan mengembangkan
tenaga kerja, modal, waktu atau input (uang tunai teknologi lebih baik.
dan unsur hara) dan tenaga kerja untuk menco- • Harga, tidak stabil khususnya dalam pengenda-
cokkan inovasi dalam sistem usaha tani. lian harga, hal ini disebabkan karena penetapan • Tenaga kerja, dilihat dari segi mobilitas dan harga dilaksanakan oleh pemerintah dengan pihak
efisiensi sangat membutuhkan pendidikan formal swasta secara bersama-sama di pusat dengan
dan pelatihan.
tidak memperhitungkan kondisi daerah di Provinsi • Belajar sambil berusaha, untuk menjamin kelang- Papua.
sungan cara hidup dari petani, maka petani harus Kedudukan sosial ekonomi terhadap produktivitas
mampu menyesuaikan diri dengan perubahan. pekebun, maka dapatlah digambarkan suatu alur • Penyebarluasan informasi, memberikan ransang- pengaruhnya.
an serta dorongan kepada petani untuk meng- gabungkan kekuatan yang satu sama lainnya.
Pengaruh Produktivitas Pekebun (Y 1 ) terhadap • Harga, yang telah ditentukan mem•-punyai kele-
mahan dari segi: a) distribusi keuntungan dan b) Pengaruh produktivitas pekebun (Y
Manajemen Usaha Tani (Y 2 )
1 ) terhadap
risiko.
manajemen usaha tani (Y ) mempunyai hubungan Kelembagaan organisasi menyangkut 1. pember-
signifikan dan berdampak positif. Hal ini disebabkan dayaan masyarakat kebun dapat diukur dari kemam- karena kedudukan:
puan ekonomi dan kemandirian dalam pengolahan • Luas lahan, dalam peningkatan produktivitas yang usaha tani mereka. 2. Inovatif, untuk menciptakan disesuaikan pada manajemen usaha tani.
sumberdaya sehingga memberikan nilai ekonomi ter- Produksi, merupakan salah satu upaya peme- arah secara spesifik, jelas dan memiliki desain yang nuhan kebutuhan yang dapat ditempuh.
dapat diterapkan untuk mendapatkan ide yang kreatif • Optimalisasi sumber daya, dalam kaitan produk- dan mengubah menjadi produk, jasa atau metode kerja
tivitas pekebun dan manajemen usaha tani yang yang bermanfaat. 3. Pengetahuan tentang pasar, merupakan hasil pemahaman per satuan lahan, harus mengarah pada penetapan efisiensi operasional
TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 59
Rory Cony Huwae, M.S. Idrus, Ubud Salim
yang diasumsikan sebagi sifat utama output tidak • Produksi, khususnya dalam aplikasi teknologi mengalami perubahan atau efisiensi.
pembibitan sehingga mem-berikan dampak Berdasarkan kedudukan produktivitas pekebun
berupa peningkatan produktivitas, meningkatkan yang dikaitkan dengan manajemen usaha tani kelapa
rendemen, dan meningkatkan kualitas. sawit rakyat, maka dapatlah digambarkan alur • Optimalisasi sumber daya, dalam meningkatkan pengaruhnya.
pertumbuhan ekonomi diarahkan pada: 1) pening-
katan kapasitas masyarakat dan kelembagaan,
Produktifitas
Pekebun
2) efisiensi pemanfaatan sumber daya, 3) pem- berdayaan dalam pengembangan usaha tani, 4)
pendistribusian aset produktif dan hasil pemba- ngunan secara berkeadilan, dan 5) pembangunan berkelanjutan.
Luas Lahan
Produksi
• Tenaga kerja, mengarah pada pemberdayaan masyarakat pekebun yang hendaknya diarahkan
Penyebarluasan Informasi
untuk mewujudkan rakyat pekebun sebagai
Harga
Optimalisasi S umber
manusia yang memiliki sikap dan cara berpikir maju, profesional, mampu menjalin kerja sama, serta berorientasi pada pening-katan mutu.
D aya
Tenaga Kerja
Belajar sambil berusaha, bagi petani 1. dipersiap- kan melalui: a) pendidikan dasar dan lanjutan, b) pen-
Belajar Sambil Berusaha
didikan pembangu-nan untuk petani, c) latihan semasa kerja (penataran) bagi petugas teknik pertanian (in-
servise training ), dan d) pendidikan rakyat kota
Manajemen U saha
mengenai pembangunan pertanian. 2. Penyebarluasan informasi, untuk menyadarkan petani tentang harga, untuk merubah sikap dan perilaku akan adanya
Tani
alternatif-alternatif teknologi dan metoda-metoda lain
K elembagaan
Inovatif
Pengetahuan Tentang
Organisasi
Pasar
untuk menyelenggarakan pekerjaan usahatani. 3. Keterangan: Harga, dalam penentuan rendemen pabrik dalam
: Alur Pengaruh
penentuan nilai K sulit diketahui oleh petani. 4.
: Alur Informasi
Kebijakan pemerintah, diharapkan sesuai dengan
: Alur Kaitan Timbal Balik
tahapan yang telah ditetapkan serta dilakukan secara Gambar 5.5 Alur Pengaruh Produktivitas Pekebun Pada konsisten dan berkesinambungan.
Manajemen Usaha Tani
Keberlanjutan, diharapkan peran pemerintah da-
Sumber: Data Diolah, 2010
lam bentuk kebijakan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan, dengan memperhatikan posisi ke-
Pengaruh Produktivitas Pekebun (Y 1 ) Terhadap wenangan daerah kabupaten. 1. Kemitraan usaha, Keputusan Pengem-bangan Usaha Tani Kelapa yang dilaksanakan dengan pihak pemerintah maupun
Sawit Rakyat (Y
swasta, yakni: a) meningkatkan kualitas sumber daya
manusia yang profesional, b) meningkatkan kualitas
Pengaruh produktivitas pekebun (Y 1 ) terhadap
dan produktivitas kelapa sawit, dan c) mewujudkan keputusan pengembangan usaha tani kelapa sawit pemberdayaan masyarakat dan kelembagaannya. 2. rakyat (Y 3 ) sebesar 0.396 menunjukan adanya Moral ekonomi pekebun, mempunyai langkah kearah hubungan positif atau signifikan. Hal ini disebabkan apresiasi yang lebih mendalam tentang akar-akar karena kedudukan: normatif dari kegiatan transformasi ekonomi. 3. Pe- Luas lahan, dari segi kesusaian lahan akan me- nunjang keputusan, mengutamakan peningkatan nentukan tingkat produksi tanaman yang diusahakan kesejahteraan petani, peningkatan pendapatan secara aktual dan potensial.
60 JURNAL APLIKASI MANAJEMEN | VOLUME 11 | NOMOR 1 | MARET 2013 Nama Orang
Pengaruh Sosial Ekonomi, Produktivitas Pekebun, dan Manajemen Usaha Tani
perkebunan rakyat, perluasan kesempatan kerja, strategi organisasi, b) lingkungan yang peningkatan pendapatan tenaga kerja, dan pemerata-
melingkupinya, c) teknologi yang digunakan, dan an pendapatan.
d) orang-orang yang terlibat dalam organisasi. Berdasarkan kedudukan produktivitas pekebun • Inovatif, mencerminkan keefektifan petani dalam yang dikaitkan dengan keputusan pengembangan
meningkatkan: a) produksi, b) efisiensi, c) kepuas- usaha tani kelapa sawit rakyat, maka dapatlah digam-
an, d) keadaptasian, dan e) pengembangan yang barkan alur pengaruhnya.
berhubungan dengan produksi. • Pengetahuan tentang pasar, dalam pengendalian
Keputusan Pengembangan U saha Tani Kelapa Saw it R akyat
pemasaran maka perlu mengetahui: 1) monopoli parastatals , 2) non monopoli parastatals, 3) sistem koperasi, 4) lisensi, dan 5) pemberlakuan
K ebijakan Pemerintah
instrumen, serta 6) instrumen untuk meningkat- kan struktur pasar.
• Kebijakan pemerintah, melalui akselerasi pem-
berdayaan ekonomi masyarakat tani sesuai
Keberlanjutan Kemitraan Us aha
Moral Ekonomi Petani
Penunjang
Keputusan
dengan komposisi dari kepemilikan lahan, tenaga kerja, produksi, harga, dan bimbingan peman-
faatan teknologi serta pemasaran untuk me-
P roduk tiv itas
Pekebun
mampukan dan memandirikan masyarakat tani. • Keberlanjutan, diharapkan operasional usaha tani
kelapa sawit rakyat sepenuhnya diserahkan kepada petani sedangkan perusahaan inti hanya sebagai sumber bimbingan teknis.
Luas lahan
Harga
Produks i
• Kemitraan usaha, dalam kedudukan petani
dengan keterbatasan modal untuk itu adanya
Optimalisas i Sumber D ay a Manus ia Tenaga Kerja
Belajar Sambil
Berus aha
Penyebarluasan Informas i
mitra usaha guna memenuhi kebutuhan sarana produksi dan peralatan pertanian yang didukung
Keterangan:
oleh manajemen yang baik.
: Alur Dukunga n
• Moral ekonomi pekebun, dalam melakukan tin-
: Alur P engar uh
dakan yang baik untuk petani sehingga mencapai
Gambar 5.6. Alur Pengaruh Produktivitas Pekebun Pada
tujuan, antara lain: a) pembinaan pengelolaan
Keputusan Pengembangan Usaha Tani Kelapa
kebun, b) tersedianya sarana produksi dan harga
Sawit Rakyat
terjangkau, c) degradasi lahan, d) kehilangan
keragaman biodiversitas rendah, dan e) pema- saran tandan buah segar (TBS) lancar dengan harga memadai, dan g) pendapatan meningkat
Sumber: Data Diolah, 2010
Pengaruh Manajemen Usaha Tani (Y 2 ) terha-
dan berkelanjutan.
dap Keputusan Pengembangan Usaha Tani • Penunjang keputusan, dengan menciptakan
lapangan kerja, peluang berusaha, pendapatam Pengaruh manajemen usaha tani (Y ) terhadap
Kelapa Sawit Rakyat (Y 3 )
masyarakat, dan pengembangan sosial ekonomi
keputusan pengembangan usaha tani kelapa sawit
wilayah.
rakyat (Y Kedudukan manajemen usaha tani dikaitkan
3 ), secara langsung berdampak positif atau signifikan. Hal ini disebabkan karena kedudukan:
dengan keputusan pengembangan usaha tani kelapa • Kelembagaan organisasi, mempunyai kunci untuk sawit rakyat, maka dapatlah digambarkan alur
menentukan desain struktur organisasi, yakni: a) pengaruhnya.
TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 61
Rory Cony Huwae, M.S. Idrus, Ubud Salim
• Kebijakan pemerintah sebagai penunjang kepu-
Pemerintahan
Daerah Kelembagaan
O rganisasi
Tentang Pasar
Pengetahuan
tusan pengembangan usaha tani kelapa sawit rakyat: 1) kebijakan harga (price policy), 2) kebijakan terhadap input, 3) kebijakan pendanaan,
Manajemen Us aha Tani::
4) kebijakan perdagangan untuk: 1) melindungi
Kelembagaan Organisas i;
Inov atif; dan Pasar. Pengetahuan Tentang
petani dan konsumen dari pedagang, 2) men-
Pemerintah K ebijak an
Keberlanjutan
Inov atif
stabilkan atau meningkatkan harga pada tingkat
Keputus an Pengembangan
petani, 3) mengurangi margin keuntungan
Raky at:: Us aha Tani Kelapa Saw it
Kebijakan Pemerintah;
Kemtraan Us aha; Keberlanjutan;
Kemitaraan
pedagang, dan 4) meningkatkan kualitas dan
standar minimum.
Penunjang Keputusan. dan Moral Ekonomi Petani;
U saha
• Kondisi pekebun kecil kelapa sawit rakyat di
Keputusan
Penunjang
kabupaten Keerom, dalam pengembangannya
Moral
Petani
E konomi
yang dilihat dari sisi ekonomi sangat tergantung pada tingkat pendapatan atau kelayakan usaha.
• Perbaikan manajemen yang mengarah pada
Sasaran Peningk atan Taraf Hidup dan
K esejahteraan Mas y arakat Tani
teknologi optimalisasi pemanfaatan lahan dan
Keterangan:
sarana produksi (input), berdampak positif
: Alur Tanggung Jawab
terhadap peningkatan produktivitas pekebun. : Alur Informasi/Dukungan • Profesi pekebun kecil perlu memperhatikan
Gambar 5.7.Alur Pengembangan Manajemen Usaha Tani
pendidikan dan produktivitas secara umum
Pada Keputusan Pengembangan Usaha Tani
pekebun kecil selalu berorientasi ke masa depan,
Kelapa Sawit Rakyat
selalu tidak bisa merasa puas dengan apa yang
Sumber: Data Diolah, 2010
sudah dicapai serta mau berusaha sambil belajar. • Regulasi akan mempengaruhi subsidi input
Identifikasi Pengaruh Sosial Ekonomi (X 1 ), Pro-
produksi, yang selanjutnya mempengaruhi laju
duktivitas Pekebun (Y ), Manajemen Usaha
pertambahan biaya produksi dan pengolahan
Tani (Y 2 ) Terhadap Keputusan Pengembangan
produksi kelapa sawit.
• Usaha Tani Kelapa Sawit Rakyat (Y Dampak fisik dan ekonomi, dimana kelembagaan
mempengaruhi laju pertumbuhan peningkatan Identifikasi kompleksnya dalam tahapan aplikasi
produksi.
yang menghubungkan berbagai kepentingan pada • Rendahnya tingkat pendapatan yang dicapai oleh komponen Keputusan pengembangan usaha tani
para pekebun pekebun kelapa sawit rakyat di kelapa sawit rakyat bermanfaat, antara lain:
Kabupaten Keerom.
• Peluang berusaha dan kesempatan kerja, kegiat-
an pembangunan kelapa sawit rakyat akan mem- KESIMPULAN DAN SARAN
berikan dampak positif terhadap terciptanya alternatif peluang berusaha.
Kesimpulan
• Peningkatan kesejahteraan terciptanya pem- • Sosial ekonomi dalam keputusan pengembangan bangunan sarana dan prasarana bagi masyarakat
usaha tani kelapa sawit rakyat di Kabupaten khususnya kelembagaan organisasi masyarakat,
Keerom mempunyai keterkaitan dengan bebe- pendidikan dan kesehatan, dan lain-lain.
rapa faktor pemicu antara lain: keterkaitan ke • Keadaan penduduk asli kabupaten Keerom
belakang, dukungan pemerintah kurang berdam- terdiri dari beberapa suku juga memiliki karak-
pak pada hasil produksi pekebun, kendati penda- teristik dan pola hidup yang berbeda-beda satu
patan pekebun kecil tetap tinggi, keterkaitan dengan yang lainnya, misalnya cara memanfaat-
aktivitas ekonomi pemanfaatan produk-produk kan lahan dan memasarkan hasil-hasil produksi
yang dihasilkan, kualitas mutu pendidikan, dilakukan secara turun temurun.
manfaat sosial ekonomi kegiatan pembangunan
62 JURNAL APLIKASI MANAJEMEN | VOLUME 11 | NOMOR 1 | MARET 2013 Nama Orang
Pengaruh Sosial Ekonomi, Produktivitas Pekebun, dan Manajemen Usaha Tani
kebun kelapa sawit belum memenuhi, pember- Saran
dayaan masyarakat khususnya komitmen peru- • Perlu adanya kebijakan pemerintah daerah pada sahaan menyangkut, dan komitmen pemerintah
kedudukan sosial ekonomi pekebun dalam daerah.
menjamin kesejahteraan, meliputi pendapatan, • Sosial ekonomi dalam menunjang manajemen