Penurunan Produktivitas Kerja Terkait Distres Psikologis, serta Terapi Mandiri yang Mudah dan Murah

Penurunan Produktivitas Kerja Terkait Distres Psikologis, serta Terapi Mandiri yang Mudah dan Murah

Suparno

Fakultas Psikologi Unidha Malang

Abstract: Distress, in generally followed by psychiatric disorders, it’s caused by stressors exposure. Appear- ance and form of the stressors exposure are met on psychological stressors, physically stressors or mixed stressors. Whereas, still more medicinal practise controversion about psychologically stressors role on holistic health condition. The importance of religion for health can be seen in the definition set forth by the World Health Organization (WHO, 1984), which states that the spiritual aspect is one of the elements of the concept of complete health. From the point of view of mental health, prayer and remembrance of God contain deep psycho-therapeutic elements. This psychoreligious therapy is no less important compared with psychiatric psychotherapy, as it contains spiritual/religious powers which awaken self confidence and optimism (the hope of being cured). These two factors, self confidence and optimism, are two elements essential to curing illness besides medicines and medical treatment administered. Someone who have experienced trauma have difficulty regulating mind-body-spirit functions. Distress, anxiety and depression are outcomes, and its an ongoing process to keep these systems in balance.Modern science and medicine consider human body as merely electro-chemical, electro-mechanical and physical phenomena; human body as the energy system (mind-body-spirit functions).Human energy centers are situated near the key endocrine glands and nerve groups (plexus) that wireless connection to brain and also connection to cosmic universal energy (also called the chakras); while universal cosmic energy (everything is common at atomic level).Developing and applying energy management skills as integration of ” deep-breathing, meditation, praying and remembrance” is vitally important for health maintenance, harmonious relation- ships, spiritual development, personal transformation and ultimately world peace and a new paradigm

Keywords: distress, deep-breathing, mnd, remembrance, universal energy system, hippocampus CA3 re- gions, IL-6.

Dalam kehidupan dilingkup perkotaan, kita tidak menjerumuskan individu kedalam penderitaan jas- mungkin menghindari paparan berbagai stresor, maniah maupun kejiwaan. termasuk stresor psikologik yang menerpa diri kita.

Manifestasi umum dari dampak stresor psikologik Dampak dari paparan stresor psikologik tersebut ini dapat berupa gangguan kejiwaan (distres, kece- dapat berupa kondisi eustres (bertaraf ringan/sedang) masan, depresi) maupun penyakit badaniah seperti maupun distres (bertaraf berat). Kondisi eustres masih gastritis (penyakit maag), penyakit jantung koroner, dapat mencetuskan dampak yang bersifat positif, yaitu gangguan pembuluh darah otak (cephalgia, vertigo), memotivasi individu lebih giat untuk mencapai target serta kerentanan terhadap berbagai infeksi. hidupnya, sementara kondisi distres dapat

Dampak stresor psikologik yang mengakibatkan distres pada seseorang, dengan manifestasinya beru- pa gangguan kejiwaan maupun penyakit badaniah, akan menurunkan motivasi serta kemampuan fisik

Alamat Korespondensi:

individu untuk melaksanakan pekerjaan atau tugasnya Suparno, Fakultas Psikologi Unidha dan Peneliti Bidang sehari-hari.

Neuroscience Jl. Danau Sentani 99 Malang

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 43/DIKTI/KEP/2008 ISSN: 1693-5241 387 387

Suparno

Stresor mental (seperti konflik-kerja, perceraian, elemen dasar conciousness dan mengkaji keterkaitan paparan predator) pada individu, dapat merupakan berbagai elemen dasar tersebut. Aliran psikologi ini faktor pencetus dari berbagai gangguan jiwa, oleh disebut sebagai aliran strukturalis atau struktura- karena dapat menimbulkan dampak neurotoksik dan lism . Pada perkembangan selanjutnya, William James mengakibatkan atrofi pada neuron-neuron di hipo- (1890) berpendapat, bahwa psikologi seharusnya lebih kampus, korteks prefrontalis atau bagian lain dari otak terfokus pada pengkajian terhadap fungsi dan tujuan yang erat terkait dengan suatu gangguan jiwa. Di conciousness tersebut. Aliran psikologi yang demi- samping itu, atrofi neuron yang terjadi ini dapat kian disebut sebagai aliran fungsionalis atau functio- menyebabkan volume hipokampus menjadi lebih kecil nalism . Functionalism lebih tertarik cara orang ber- (Liposits, et al., 1987; Joseph, et al., 1992; Jackson, adaptasi dengan lingkungan hidupnya, sehingga mun- et al. , 1998; Magarinos, et al., 1999; McEwen, et cul subject-matter baru, yaitu environment dan ex- al. , 1997, 1999; Malberg, et al., 2000; Duman, et al., perience . 1999, 2002; Boldizsar, et al., 2001).

Dalam mencari kebenaran, kedua aliran tersebut melakukan perdebatan hangat. Di tengah perdebatan

STRES DAN DISTRES

yang melahirkan perbedaan fundamental dalam psiko- Stresor psikologik ; stresor psikologik atau stresor logi tersebut muncul aliran baru dalam psikologi, yaitu

psikososial adalah setiap keadaan atau peristiwa yang behaviorism , yang dipelopori oleh John B Watson. menyebabkan perubahan dalam kehidupan sese- Pendapat Watson berdasar pada premis, scientific orang; sehingga orang itu terpaksa mengadakan psychology should study only observable behav-

ior sehingga muncul batasan psikologi baru, yaitu adaptasi atau penyesuaian diri untuk menanggulangi-

nya. Namun, tidak semua orang mampu melakukan psychology as a science of behavior . Pada saat adaptasi dan mengatasi stresor tersebut, sehingga itu dikenal fokus kajian stimulus-response relation- timbul keluhan-keluhan antara lain berupa stres, ship . Pertanyaan behaviorism yang populer, yaitu cemas dan depresi. Berbagai jenis stresor psikososial perihal nature versus nurture. ” Is a great concert

pianist or master criminal born, or made?” yang diteliti oleh para pakar meliputi masalah perka- Menurut, behaviorism ”mereka itu” tidak dilahirkan winan (perselingkuhan, perceraian), problema orang-

tua (pendapatan/gaji, banyak anak), hubungan inter- langsung menjadi a great concert pianist atau a personal (tidak serasi, tidak baik, buruk), pekerjaan master criminal , tetapi keduanya merupakan hasil (PHK, pensiun), lingkungan hidup (kumuh, kriminalitas interaksi dan transaksi antara sifat yang diturunkan

(genetic inheritance) dan social cultural environ- atau kamtibmas), keuangan (utang, bangkrut, warisan), ment and experience . Hal ini yang mendasari konsep hukum (napi), perkembangan (perubahan masa

remaja, dewasa, menopause, manula), penyakit fisik stimulus-response relationship . Classical condi- kronis atau berat (penyakit jantung, paru-paru, stroke, tioning yang diperkenalkan oleh Pavlov pada tahun kanker, HIV/AIDS), trauma (bencana alam, KLL, 1920 merupakan salah satu konsep yang terlahir ber-

dasar Watson’s behaviorism. perilaku tertentu akan kebakaran, peperangan, perkosaan, kekerasan, keha- terbina dari stimulus yang dikondisikan. Pavlov men- milan diluar nikah; stres pasca trauma).

Istilah psikologik berasal dari kata dasar psycho, contohkan perilaku salivasi pada anjing yang dikon- yang dikenal luas dalam bidang psychology. Agar disikan melalui bunyi bel. persepsi kita semakin mendekati persamaan maka

Selanjutnya, Sigmund Freud mengajukan konsep unconciousness atau alam bawah sadar, yang meru-

perlu mencermati perkembangan psikologi. Sejak pakan determinan penting pada konsep behavior. Wilhelm Wundt, seorang profesor Jerman, berhasil menjadikan psikologi sebagai ilmu mandiri, psikologi Pemikiran Sigmund Freud ini melahirkan teori psy-

terus berkembang dan memunculkan berbagai paham choanalysis , yang berusaha menjelaskan person- dalam psikologi. Menurut, Wilhelm Wundt (1879) Psy- ality, motivation , dan mental disorders. Perkem-

bangan ini banyak dimanfaatkan para dokter untuk chology should be the scientific study of concious- mengatasi gangguan perilaku. ness . Di era conciousness atau kesadaran tersebut,

perkembangan psikologi terfokus pada analisis

388 JURNAL APLIKASI MANAJEMEN | VOLUME 7 | NOMOR 2 | MEI 2009 Nama Orang

Penurunan Produktivitas Kerja Terkait Distres Psikologis, serta Terapi Mandiri yang Mudah dan Murah

Pada tahun 1953 Skinner yang mewakili sebagian menyebutkan bahwa stesor (sumber stres) akan besar psikolog Amerika, menegaskan untuk kembali direspons oleh otak berupa stress-perception, dan ke Watson’s behaviorism yang berbasis perdebatan kemudian direspons oleh sistem lain, dalam kajian ini stimulus-response relationship . Setelah melalui difokuskan pada sistem imun, sehingga muncul stress- perjalanan panjang akhirnya batasan psikologi saat response berupa modulasi imunitas. Kita mencoba ini berkembang menjadi ilmu yang mempelajari menyesuaikan konsep stres dari Dhabhar-McEwen perilaku dan berbagai proses yang mendasari perilaku, ini dengan kedua konsep stres terdahulu. Yang yaitu proses fisiologis dan proses kognitif (Psychol- pertama, stress-perception merupakan istilah lain ogy is the science that studies behavior and the untuk menyebut internal mental events, yaitu proses physiological and cognitive processes that under- pembelajaran atau persepsi. Persepsi merupakan lie behavior ). Skinner menyadari bahwa behavior kemampuan untuk memahami atau mengkonsepkan tidak terlepas dari internal mental events yang sangat stresor (sumber stres) yang diterima, yang pribadi sehingga bersifat subjektif dan sulit untuk dikaji menghasilkan suatu kognisi (pengertian), yang dapat secara ilmiah. Selanjutnya, internal mental events memodulasi respons imun, yang disebut stress-re- tersebut dikonsepkan sebagai proses kognitif sebagai sponse dari sistem imun. Yang kedua, stress-per- hasil proses pembelajaran (learning process) di otak, ception merupakan internal mental events yang yang menentukan kesesuaian respons individu dapat mengandung makna sebagai stres psikis, sesuai terhadap stimulus yang diterima. Dengan demikian, dengan konsep stres dari Lindermann-Caplan. Analisis muncul kecenderungan, bahwa psycho pada psikologi penulis, Dhabhar-McEwen mengajukan konsep stres saat ini tidak sekadar difahami sebagai psyche atau yang mengakomodasi internal mental events menurut psikis. Sejak Robert Ader (1965) mencermati efek Skinner atau learning process menurut Ader atau learning process terhadap imunoregulasi maka cognition process menurut Weiten, yang dinamakan Psikoneuro-imunologi (PNI) berkembang dengan stress-perception . pesat. Solomon tahun 1964 membuktikan efek emosi

Selanjutnya, kita tentunya menginginkan konfir- terhadap modulasi imunitas pada penderita rhematoid masi, konsep stres yang mana yang digunakan dalam arthritis. Semula kajian tersebut dikenal dengan kajian psikoneuroimu-nologi. Untuk menjawab pertanyaan psikoimunologi dan selanjutnya, berkembang menuju ini maka perlu dicermati penelitian Ader-Cohen tahun ke konsep psikoneuroimunologi yang sama, yaitu 1965, yang merupakan penelitian dasar dari pengem- kajian interaksi perilaku, neuroendokrin, dan sistem bangan psikoneuroimunologi (PNI). Ader-Cohen imun (Ader, 2001).

mengembangkan psikoneuroimunologi (PNI) berdasar Stres dan stresor; stres merupakan istilah yang penelitian yang menggunakan konsep classical (Pav- berkembang sesuai dengan perkembangan psikologi lovian) condition-ing yang behaviorism, karena itu itu sendiri. Eric Lindermann-Gerald Caplan memberi Ader membuat batasan PNI dengan mengkaitkan batasan, stress is psychological state involving behavior, neuroendokrin dan sistem imun. Bila cognition and emotion . Batasan stres dari Eric psikoneuroimu-nologi berpandangan demikian maka Lindermann-Gerald Caplan tersebut mengandung pengertian stres dalam psikoneuroimu-nologi lebih nuansa psikologis. Pada saat itu, konsep psikologi dekat pada konsep Selye. Namun demikian, agar masih bernuansa kesadaran dan alam bawah sadar, psikoneuroimunologi lebih mudah berkembang, kita sehingga stres Eric Lindermann-Gerald Caplan mencoba merenungi kalimat filsafati yang disampai- merupakan stres psikis. Hal ini berbeda dengan kan oleh Biondi (2001), bahwa pada fase evolusi PNI konsep stres menurut Hans Selye pada tahun 1936, ini, kekakuan metodologis yang berlebihan dalam beliau seorang physiologist, yang mendefinisikan beberapa hal dapat menghambat berbagai perkem- stres sebagai nonspesific response of the body to bangan dan kemampuan untuk menemukan hal baru, any demand . Dengan demikian, konsep stres dari dan bahkan menghambat inovasi serta perluasan Selye mempunyai nuansa biologis. Sementara itu, ada pandangan; sementara itu metodologi yang terlalu konsep stres yang lain, yaitu konsep stres menurut kaku tersebut hanya akan memurnikan paradigma Dhabhar-McEwen (2001). Konsep stres ini yang telah mapan. Dalam Filsafat Ilmu prinsip

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 43/DIKTI/KEP/2008 ISSN: 1693-5241 389

Suparno

demikian justru akan merugikan perkembangan PNI Selanjutnya, Selye mengetengahkan tahapan itu sendiri. Berdasar pemikiran demikian maka penulis stres. Menurut Selye, stres terdiri 3 tahap, yaitu berpendapat, bahwa walaupun konsep stres Selye activation (aktivasi), resistance (adaptasi), dan ex- lebih tepat untuk penelitian PNI, namun pengertian haustion (kelelahan), yang dikenal sebagai general stres dalam psikoneuroimunologi dapat didekatkan adaptation syndrome (GAS). Selye menyimpulkan dengan konsep Eric Linderman–Gerald Caplan, bahwa triad atau GAS merupakan respons non spe- manakala stres psikis dimaknai sebagai kognisi yang sifik terhadap noxious stimuli atau stresor (McCance, merupakan hasil proses pembelajaran atau stress- 1994; Ader, 2001). Konsep stres dari Selye adalah perception , yang dapat dicermati berdasar modulasi konsep stres dari seorang fisiologist yang sangat ter- respons imun (stress-response). Dengan kata lain fokus pada perubahan fungsi biologis dalam beradap- penulis ingin mempertegas, jangan sampai istilah stres tasi dengan lingkungan hidup dan seperti telah saya psikis, kognisi, dan stress-perception dijadikan sarat sampaikan terdahulu, sebenarnya batasan stres Selye mutlak yang selain sulit diemperiskan, jugs bersifat inilah yang digunakan dalam penelitian PNI. Hal ini pribadi, dan justru mengabaikan perbedaan modulasi perlu pemahaman yang mendalam, bahwa stres tidak respons imun, yang jauh lebih objektif dan mudah hanya yang exhaustion stage atau yang merugikan diemperiskan. Sesuai pendapat Ader (2000), para- saja, tetapi termasuk yang activation dan resistance digms PNI menyatakan bahwa imunoregulasi tidak (adaptasi) yang mempunyai kecenderungan merugi- otonom.

kan. Dengan demikian, maka triad stres, yaitu aktivasi, Pada Immunomodulary ”stress” protocols in adaptasi dan kelelahan merupakan manifestasi stres experimental animals, antara lain psychosocial biologis. Stressor all stimuli able to induce stress stressors (e.g, maternal separation, differential atau stresor adalah semua stimuli yang mampu me- loosing, handling) dan physical stimuli (e.g, re- nyebabkan stres, mungkin aktivasi, adaptasi atau straint, electric shock, rotation, noise ) (Sigel, 1994; kelelahan. Ader, 2001). Berbagai contoh stresor tersebut meru-

Seperti yang dikemukakan para behaviorism, pakan stresor yang sudah diteliti, namun demikian Watson dan Skinner, untuk merespon stresor secara penelitian PNI terus berkembang tanpa harus keluar tepat melibatkan learning process yang mengha- dari pemahaman alur pikir ilmiah PNI yang baku. silkan kognisi atau disebut sebagai internal mental Perkembangan penelitian PNI ini tampak pada ber- events. Menurut Dhabhar - McEwen untuk merespon bagai penelitian dengan berbagai macam jenis stresor, suatu stresor memerlukan stress-perception agar antara lain earthquake, job stress, space flight, menghasilkan stres response yang sesuai. Analisis academic stress, academic examination, surgery, saya stress-perception merupakan kognisi sebagai missile attack during Persian Gulf war, first week hasil learning process yang mampu memodulasi in new collage, starting school, speech and arith- imunitas. Dengan demikian, semua stimuli yang metic tasks, positive and negative film clips, physi- mampu membangun stress-perception atau kognisi cal exercise, final exam, 3 min of public speacking, yang dapat memodulasi imunitas termasuk stresor speacking stressor, video watching control task, yang dapat digunakan dalam penelitian psikoneuroi- speech stressor, nois, dan masih banyak lagi. Bila munologi. berbagai jenis stresor dapat digunakan dalam penelitian

Menurut pemahaman saya, kita semua dapat me- PNI maka analisis saya memunculkan pemahaman, nyamakan persepsi, bahwa semua stimuli yang mampu bahwa semua stimuli yang menimbulkan kognisi atau membangun learning process yang menghasilkan pengertian atau pemahaman yang dapat memodulasi stress-perception atau kognisi yang dapat memodu- imunitas, dapat digunakan dalam penelitian psikoneu- lasi imunitas dapat digunakan dalam setiap penelitian roimu-nologi. Dengan demikian, maka pemikiran pe- psikoneuroimunologi . Dengan keluwesan konsep nulis tentang stres dalam psikoneuroimunologi, yang stresor yang demikian, akan mencakup banyak jenis telah dipaparkan oleh penulis terdahulu perlu dipertim- stresor yang melibatkan leaning process yang meng- bangkan.

hasilkan stress-perception atau kognisi, termasuk

390 JURNAL APLIKASI MANAJEMEN | VOLUME 7 | NOMOR 2 | MEI 2009 Nama Orang

Penurunan Produktivitas Kerja Terkait Distres Psikologis, serta Terapi Mandiri yang Mudah dan Murah

latihan fisik, renjatan listrik, gempa bumi, termasuk 1936, Selye melaporkan stres yang terjadi pada hipoksia (decrease oxygen supply), heat, cold, linifosit. Berdasar atas konsep Selye dan konsep trauma, prolonged exertion, responses to life memory cell di imunologi maka jelas kiranya sel dapat events dan masih banyak lagi. Bahkan penelitian melakukan learning process dan dapat mengalami Ader-Cohen sendiri (1965), yang dijadikan dasar stres (konsep stress cell). Saat ini konsep stress cell pengembangan psikoneuroimunologi, menggunakan sudah diterima secara luas, dan semoga dapat kita stresor kimia (saccharine) untuk membangun kognisi pahami bersama, bahwa demikian keadaannya. yang dapat memodulasi respons imun (McCance,

Selanjutnya, perlu pemahaman istilah paradigma. 1994; Ader, 2000, 2001). Dengan demikian, perlu Paradigma merupakan pandangan fundamental ten- ditekankan pada pemahaman kita tentang konsep stres tang pokok persoalan dalam suatu cabang ilmu penge- (Selye’s GAS) yang meliputi aktivasi, adaptasi, dan tahuan yang didasari oleh pemahaman tertentu. exhaustion dan konsep stresor secara tepat agar pe- Dengan demikian, yang dimaksud Paradigma PNI ngembangan penelitian psikoneuroimunologi semakin berkonsep stress cell adalah pandangan fundamen- cepat.

tal tentang pokok persoalan dalam PNI yang didasari Namun demikian, bila ada pendapat tentang oleh pemahaman stress cell. Agar tidak menimbulkan konsep stresor psikologis, saya masih dapat mema- salah persepsi perihal pemberlakuan paradigma terse- hami, selama dikonsepkan sebagai stimuli yang me- but marilah kita pahami usaha para ilmuwan dalam nimbulkan learning process yang menghasilkan menjelaskan hubungan otak dengan sistem imun mela- kognisi atau stress-perception, yang mampu lui hipothalano-pituitary-adrenal (HPA) axis dan memodulasi respons imun. Dengan demikian, maka automic nerve system (ANS) menurut Ader (2001). konsep stresor psikologis tidak akan membatasi

Stresor psikososial atau fisik ditangkap sel PVN perkembangan penelitian PNI di Indonesia dan sesuai dan sel di locus cereleus noradrenergic center di dengan konsep stresor yang digunakan pada penelitian hipothalamus, ke dua sel tersebut mengalami aktivasi Ader-Cohen tahun 1965 (Sigel, 1994; Ader, 2001).

atau stres tahap 1 sehingga mensekresi CRH dan Sudah saatnya kita menegakkan paradigma AVP. Kedua molekul mengirim sinyal ke sel di pitu- psikoneuroimnologi (PNI) yang berkonsep Stress itary sehingga mensekresi POMC, terutama ACTH, Cell. Pernyataan ini perlu penjelasan yang sangat rinci, sel di pituitari mengalami stres tahap 1 atau aktivasi. agar menimbulkan persepsi yang sama. Ada dua hal Kemudian ACTH ditangkap oleh sel di korteks kelenjar yang perlu difahami secara benar, yaitu stress cell adrenalis mengeluarkan glukokortikoid dan sel di dan paradigma. Secara fungsional, sel terdiri dari dua medula kelenjar adrenalis mengeluarkan Epineprine bagian, yaitu inti dan sitoplasma yang berisi berbagai (EPI) dan Nor epinephrine (NE), kedua sel di korteks organela yang menunjang kinerja proses fungsional dan medula kelenjar adrenalis mengalami stres tahap ini dalam menjalankan tugas dan menjaga eksisten-

1 (aktivasi) dan kita semua sudah memahami bahwa sinya. Dalam sel terjadi learning process sehingga limfosit mempunyai reseptor untuk glukokortikoid, EPI dalam imunologi kita telah mengenal memory cell, dan NE sehingga dapat memodulasi limfosit, limfosit yaitu sel B yang sudah mengalami inisiasi oleh epitop mengalami stres tahap 1 atau aktivasi. Sinyal stres dari imunogen. Memory cell tersebut mempunyai ini akhirnya memodulasi imunitas melalui rambatan ingatan terhadap epitop yang pernah menginisiasi. sinyal dari sel yang mengalami stres, terutama stres Ingatan ini diperoleh karena terjadi proses pembela- tahap 1 atau aktivasi. jaran di sel B. Dengan demikian, pada sel dapat terjadi

Dengan demikian, menurut Cohen (2001) hu- stres sebagai hasil learning process. Selye, seorang bungan otak dengan sistem imun terjadi dengan cara, fisiologist, telah mengetengahkan konsep stress yang pertama melalui sel di aksis HPA, yang melibatkan bernuasa biologis dan konsep general adaptation hormonsitokin, dan kedua melalui sel yang terdapat syndrome GAS. Stres terdiri dari tiga tahap, yaitu di jalur ANS. Analisis para pakar berdasar konsep activation, resistance, dan exhaustion. Dengan stres Selye tentang hubungan otak-sistem imune demikian, pengertian stres mencakup ketiga keadaan terjadi atau dilakukan oleh komunikasi antar stress tersebut, aktivasi, resistensi, dan ekshausi. Pada tahun cell sesuai dengan triad GAS dari Selye. Demikianlah

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 43/DIKTI/KEP/2008 ISSN: 1693-5241 391

Suparno

makna paradigma psikoneuroimunologi berkonsep yang rinci dengan menggunakan berbagai jalur, baik stress cell. Pemberlakuan paradigma demikian, untuk yang fisiologis maupun yang patologis. Peran astrosit memperjelas atau merincikan hubungan otak dengan dan sel glia lain yang semakin banyak diungkap pada sistem imun. Seperti yang dilakukan oleh banyak penelitian sistem saraf diharapkan semakin memacu peneliti PNI, mereka mencari hubungan otak dan sis- penemuan jalur baru yang menghubungkan proses tem imun melalui HPA axis dan ANS. Harapan kita, pembelajaran di otak dan sistem imun. Stres merupa- penelitian PNI di Indonesia dapat menemukan aksis kan istilah yang selalu berubah dan berkembang sesuai lain untuk berbagai stresor selain kedua aksis tersebut. dengan kemajuan bidang psikologi maupun bidang Selama ini, hampir semua penelitian psikoneuroimu- iptek lainnya. nologi, masih menggunakan manusia dan binatang.

Dari hasil penelitiannya Dr. Robert J. Van Amberg Hal ini menunjukkan bahwa keterkaitan antara otak (1979) membagi tahapan-tahapan stres menjadi enam (sistem saraf) sebagai sistem yang melakukan learn- tingkatan: ing process dan sistem imun masih tetap dipertahan- • Stres tahap I : tahapan stres paling ringan, disertai kan. Dengan pendekatan ini tentunya kita berharap

perasaan- perasaan ”semangat kerja” besar bah- dapat menemukan aksis baru yang menghubungkan

kan berlebihan (overacting), penglihatan tajam, otak dengan sistem imun. Hubungan antara otak

merasa mampu bekerja lebih dari biasanya (all dengan sistem imun lebih dikenal dengan konsep

out ; yang menghabiskan cadangan energinya), nerve-immune system bidirectional .

rasa gugup berlebihan, senang dengan pekerjaan- Selama ini, penelitian berbasis psikoneuroimu-

nya dan lebih bersemangat. nologi, khususnya yang dilakukan di Indonesia masih • Stres tahap II: dampak stres yang semula me- memerlukan pemahaman secara benar. Para peneliti

nyenangkan mulai menghilang dan timbullah ber- berpendapat, bahwa pemahaman penelitian berbasis

bagai keluhan akibat cadangan energi yang meni- PNI secara benar tidak mungkin terjadi tanpa harus

pis; merasa letih sewaktu bangun pagi, mudah memahami paradigma PNI secara benar pula. Ader

lelah sesudah makan siang, sore hari merasa lelah, tahun 2000 telah mempublikasikan pemikirannya

lambung dan perut tidak nyaman (bowel discom- tentang paradigma PNI yang dikonsepkan sebagai

fort ), berdebar-debar, otot-otot punggung dan discipline- hybrid. Pada dasarnya Ader menyatakan

tengkuk tegang, tidak dapat santai. bahwa imunoregulasi tidak otonom yang dilandasi • Stres tahap III : keluhan-keluhan semakin nyata konsep nerve-immune system bidirectional. Hal ini

dan mengganggu; gangguan lambung dan usus menunjukkan bahwa hakikat penelitian PNI adalah

semakin nyata (”maag” perih, gastritis; berak- penelitian imunologi yang memperhitungkan pengaruh

berak, diare), ketegangan otot makin meningkat, proses pembelajaran di otak yang menghasilkan kog-

rasa tidak tenang dan ketegangan emosional nisi yang menentukan kesesuaian respons individu

semakin meningkat, sulit tidur malam (insomnia), terhadap stimuli, yang dapat memodulasi imunitas.

badan limbung serasa akan pingsan. Kelainan Seperti yang telah ditunjukkan oleh Ader-Cohen tahun

fisik pada organ belum ditemukan, sehingga 1965, bahwa kognisi terhadap saccharine, stimuli kimia

banyak dokter yang menyatakan tidak sakit, yang dikondisikan, dapat menurunkan respons imun.

padahal individu sudah mengalami defisit suplai Uraian ini diharapkan menimbulkan pemahaman yang

energi.

benar terhadap penelitian PNI. Secara makro peneli- • Stres tahap IV: suatu pekerjaan yang semula tian berbasis PNI dapat dilihat dari kerangka konsep-

menyenangkan dan terasa mudah menjadi mem- tual yang digunakan penelitian tersebut.

bosankan dan sulit dikerjakan, semula responsif Sampai saat ini, psikoneuroimunologi masih mem-

menjadi kurang tanggap, tidak mampu melaksa- punyai banyak masalah yang sangat baik untuk diteliti,

nakan kegiatan rutin sehari-hari, sulit tidur malam terutama yang terkait dengan penemuan jalur yang

dan mimpi menakutkan, kurang semangat dan menghubungkan kinerja otak dan sistem imun, baik

gairah, daya ingat dan konsentrasi menurun tingkat sel maupun molekuler. Konsep nerve-immune

(pelupa), rasa takut dan cemas tanpa sebab jelas. system bidirectional masih memerlukan penjelasan

392 JURNAL APLIKASI MANAJEMEN | VOLUME 7 | NOMOR 2 | MEI 2009 Nama Orang

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 43/DIKTI/KEP/2008 ISSN: 1693-5241 393

Penurunan Produktivitas Kerja Terkait Distres Psikologis, serta Terapi Mandiri yang Mudah dan Murah

• Stres tahap V : kelelahan fisik dan mental se- makin mendalam (physical and psychologcal exhaustion ), tidak mampu kerja ”ringan dan sederhana”, gangguan sistem pencernaan semain berat, rasa ketakutan dan cemas meningkat, mudah bingung dan panik.

• Stres tahap VI: merupakan tahapan klimaks, mengalami serangan panik dan perasaan takut mati, sering dibawa ke UGD/ICCU; keluhan berupa debaran jantung sangat keras, sulit berna- fas (sesak nafas), badan ” gemetar, dingin, mandi peluh”, tidak mampu kerja ringan, pingsan atau kolaps. Kelainan organ tubuh tidak ditemukan, keluhan fisik disebabkan gangguan faal (fung- sional) organ tubuh akibat stresor psikososial. Stres tahapan 1 dan 2 masih tergolong eustres,

sedangkan stres tahapan 3– 6 merupakan gangguan kejiwaan berjenis distres.

DISTRES DAN PERUBAHAN ORGAN TUBUH

Berbagai distres baik distres fisik maupun distres psikologis dapat menyebabkan perubahan berbagai organ tubuh (otak, jantung, paru, ginjal, saluran cerna) secara fungsional maupun secara struktural. Dalam penelitiannya Suparno (2006) mendapatkan hasil sebagai berikut: • Didapatkan adanya pengaruh peningkatan inten-

sitas renjatan listrik (stresor fisik) dan paparan predator (stresor psikologik) terhadap konsentrasi IL-6 dan Kortisol plasma. Intensitas renjatan listrik mempengaruhi pening- katan konsentrasi IL-6 plasma sebesar 78,44%, dan mempengaruhi peningkatan konsentrasi korti- sol plasma sebesar 56,33%. Intensitas paparan predator mempengaruhi peningkatan konsentrasi IL-6 plasma sebesar 70,16% dan mempengaruhi peningkatan konsentrasi IL-6 plasma sebesar 45,98%. Di samping itu, renjatan listrik 28 hari memiliki konsentrasi IL-6 di plasma tertinggi, dan kon- sentrasi kortisol di plasma tertinggi. Hasil temuan pertama ini membuktikan bahwa, stressor fisik maupun kejiwaan akan menyebab- kan terjadinya perubahan fungsi dan struktur hipokampus, melalui peran kortisol dan IL – 6

plasma, yang terbukti dari peningkatan kadarnya di plasma. IL – 6 lebih responsif terhadap stresor baik fisik maupun kejiwaan, mengingat peningkatannya lebih tinggi (78,44% dan 70,16%) daripada peningkatan konsentrasi kortisol plasma (56,33% dan 45,98%). Data ini merupakan suatu temuan penelitian yang baru.

• Ada pengaruh peningkatan konsentrasi IL – 6 dan kortisol plasma, pada peningkatkan distribusi IL – 6 dan kortisol hipokampus. Sesuai dengan analisis jalur (path), peningkatan konsentrasi IL-6 di plasma dapat meningkatkan distribusi IL-6 hipokampus sebesar 63,79% serta meningkatkan distribusi kortisol hipokampus se- besar 77,86%. Sedangkan peningkatan konsen- trasi kortisol plasma dapat meningkatkan distri- busi IL-6 hipokampus sebesar 38,19% serta me- ningkatkan distribusi kortisol hipokampus sebesar 41,98%. Hasil temuan penelitian kedua ini membuktikan bahwa, peran IL–6 sebagai mediator stres ma- sih lebih dominan dibandingkan dengan kortisol, mengingat IL–6 plasma dapat meningkatkan distribusi IL–6 maupun kortisol hipokampus lebih tinggi (63,79% dan 77,86%) dibandingkan dengan kortisol plasma (38,19% dan 41,98%). Data ini merupakan suatu temuan penelitian yang baru, mengingat selama ini penelitian-penelitian lebih banyak mengungkap peran kunci kortisol dalam memediasi stres.

· Peningkatan distribusi IL – 6 dan kortisol hipo- kampus, terbukti meningkatkan juga distribusi SERT dan indeks apoptosis hipokampus. Hal ini didukung oleh adanya korelasi yang kuat dan positif antara distribusi IL-6 hipokampus dengan distribusi SERT hipokampus (nilai korela- si r 0,873), antara distribusi IL-6 hipokampus dengan indeks apoptosis hipokampus (nilai kore- lasi r 0,881), antara distribusi kortisol hipokampus dengan distribusi SERT hipokampus (nilai kore- lasi r 0,864), antara distribusi kortisol hipokampus dengan indeks apoptosis hipokampus (nilai korelasi r 0,900). Sesuai dengan analisis jalur (path), peningkatan distribusi IL-6 hipokampus dapat meningkatkan distribusi SERT hipokampus sebesar 87,73%

Suparno

JURNAL APLIKASI MANAJEMEN | VOLUME 7 | NOMOR 2 | MEI 2009 394 JURNAL APLIKASI MANAJEMEN | VOLUME 7 | NOMOR 2 | MEI 2009

serta meningkatkan indeks apoptosis hipokampus 67,49%. Sedangkan peningkatan konsentrasi kortisol plasma dapat meningkatkan distribusi SERT hipokampus sebesar 85,68% serta mening- katkan indeks apoptosis hipokampus 114,00%. Hasil temuan penelitian ketiga ini membuktikan bahwa, kortisol secara langsung dapat mengaki- batkan perubahan struktur hipokampus. Sedang- kan IL–6 lebih lemah dalam menimbulkan apop- tosis, IL–6 lebih cenderung neuroprotektif. Hasil temuan penelitian ketiga ini sesuai dengan penelitian terdahulu.

• Penelitian ini juga menghasilkan bukti bahwa peningkatan distribusi SERT dan indeks apoptosis hipokampus mempengaruhi berat badan tikus. Hal ini terbukti dari analisis regresi linier seder- hana, distribusi SERT yang mempengaruhi pe- ningkatan berat badan tikus sebesar 2,75% , serta indeks Apoptosis mempengaruhi peningkatan berat badan tikus sebesar 2,36% Dari hasil pengujian analisis korelasi, diperoleh realita bahwasanya terdapat korelasi yang kuat antara berat badan dengan indeks apoptosis di hipokampus, dengan koefisien korelasi 0,380. Temuan ini membuktikan bahwasanya baik stres- sor fisik maupun stressor psikologik akan menim- bulkan distress dengan gradasi yang kurang lebih sama, melalui gangguan fungsi dan struktur hipokampus dengan tingkatan yang sama pula.

• Terbukti ada pengaruh intensitas renjatan listrik dan paparan predator terhadap berat badan tikus. Hal tersebut didukung oleh bukti statistik bah- wasanya intensitas renjatan listrik mempengaruhi penurunan berat badan tikus sebesar 10,39% pada minggu pertama paparan stressor (untuk kelompok perlakuan 7, 14 dan 28 hari; sedangkan kelompok kontrol meningkat), sedangkan paparan predator mempengaruhi peningkatan berat badan tikus sebesar 14,15%. Intensitas renjatan listrik mempengaruhi pening- katan berat badan tikus sebesar 19,90% pada minggu kedua dan ketiga paparan stressor (untuk kelompok perlakuan 7, 14 dan 28 hari; sedangkan kelompok kontrol meningkat), sementara paparan predator mempengaruhi peningkatan berat badan tikus sebesar 12,24%. Hasil temuan penelitian kelima ini membuktikan, bahwasanya baik stres-

sor fisik maupun stressor psikologik akan menim- bulkan distress dengan gradasi yang kurang lebih sama. Pada minggu pertama paparan stressor terjadi distress yang disertai dengan penurunan berat badan hewan coba, yang identik dengan terjadinya anorexia nervosa pada manusia. Se- dangkan pada minggu kedua, ketiga dan keempat paparan stressor terjadilah distress yang disertai dengan peningkatan berat badan hewan coba terkait dengan mekanisme adaptasi dan kom- pensasi, yang identik dengan terjadinya bulimia nervosa pada manusia. Selain lima temuan diatas, ditemukan pula: - Patofisologi yang berbeda antara stresor

fisik dengan stresor psikologik; stresor fisik cenderung melalui peran interlekin–6, se- dangkan stresor psikologik terbukti didomi- nasi peran malfungsi neurotransmisi seroto- nergik.

- Peran yang lebih dominan dari IL–6 pada proses mediasi terjadinya distres, dibanding- kan dengan peran kortisol.

DISTRES DAN KOMORBIDITAS

Stresor kronis dan berat bagi individu, dapat menimbulkan perubahan fungsional dan perubahan struktural pada berbagai area di otak. Perubahan fungsional berupa perubahan hormonal dan neuro- transmisi yang meliputi peningkatan aktivitas noradre- nergik dan peningkatan kadar kortisol, yang jika berlangsung kronis akan mengakibatkan perubahan struktural, yang dapat berupa atrofi sel-sel piramidal dan penurunan volume hipokampus. Di samping itu, peningkatan aktivitas aksis HPA awalnya dapat juga mengakibatkan perubahan kadar IL–6 yang mempunyai korelasi positif dengan neurotransmiter norepinephrin (noradrenergik).

Stresor psikologik yang kronis dan berat dapat menimbulkan distres, selanjutnya distres akan mema- cu perubahan fungsional maupun perubahan struktural semua organ-organ tubuh sehingga muncul berbagai penyakit fisik maupun gangguan kejiwaan pada indi- vidu yang bersangkutan yang lazim disebut penyakit atau gangguan komorbiditas seperti gangguan keji- waan (kecemasan, panik, fobia, depresi) maupun pe- nyakit badaniah seperti gastritis (penyakit maag), penyakit jantung koroner, gangguan pembuluh darah

Penurunan Produktivitas Kerja Terkait Distres Psikologis, serta Terapi Mandiri yang Mudah dan Murah

otak (cephalgia, vertigo), serta kerentanan terhadap lizer ”, neroleptika) maupun psikoterapi yang memer- berbagai infeksi.

lukan ketersediaan dana yang sangat besar, namun Dampak stresor psikologik yang mengakibatkan dapat pula disarankan terapi lainnya yang bersifat distres pada seseorang, dengan manifestasinya beru- tradisional–komplementer–alternatif yang relatif pa gangguan kejiwaan maupun penyakit badaniah, sangat murah. akan menurunkan motivasi serta kemampuan fisik

individu untuk melaksanakan pekerjaan atau tugasnya DO’A DAN TERAPI ALTERNATIF

sehari-hari. Pada umumnya orang percaya bahwasanya

DISTRES DAN PRODUKTIVITAS KERJA berdoa merupakan cara berkomunikasi langsung dengan energi spiritual atau Yang Maha Kuasa. Berdoa Menurut penelitian Dr. O. Connor (1979) yang dapat dilakukan tanpa suara seperti halnya meditasi,

disimpulkan dalam makalahnya berjudul ”Penyesuai- atau dengan suara keras secara berkelompok, seba- an diri manusia dalam pergaulan modern”, dikemuka- gaimana pada acara keagamaan tertentu. Berdoa kan berbagai perubahan yang dapat terjadi pada mungkin dirasakan sangat mendukung seseorang

eksekutif yang mengalami distres, meliputi: mengalihkan perhatian dari masalah kehidupan yang • Sulit mengambil keputusan (semula mampu dan menghadang seperti halnya kanker. Kebanyakan

percaya diri). agama besar memandang berdoa merupakan alat yang • Gangguan alam perasaan (affective), yaitu ampuh untuk membantu secara luas berbagai masalah mudah ”tersinggung, marah”, reaktif dalam me-

fisik maupun mental.

respons permasalahan yang dihadapi (semula ra- Berdoa dapat mengekspresikan rasa syukur atau mah, penyabar dan menyenangkan).

permohonan bantuan yang tulus. Anda dapat meng- • Perubahan mencolok berat badan (naik atau

gunakan doa untuk memperoleh hasil yang positif turun). pada suatu situasi atau untuk memperkuat diri selama • Perubahan etika dan moral, semula jujur dan ter- masa-masa sulit dalam kehidupan. Manfaat kese- buka, menjadi kurang jujur, tertutup bahkan me- hatan, seperti penurunan tekanan darah, peningkatan

langgar etika dan moral (misalnya berselingkuh). usia (panjang umur), serta menurunkan resiko distres, • Menghindar, mengelakkan diri dan melempar

dapat terjadi pada orang yang secara teratur melaksa- tanggung jawab (semula penuh tanggung jawab). nakan acara kepercayaan keagamaan atau mereka • Semula teliti dan dapat dipercaya, menjadi sering yang menjadi bagian komunitas religi. Beberapa or- melakukan kesalahan serta pelupa.

ang percaya bahwa berdoa mempunyai kekuatan • Sering minum minuman keras dan merokok ber- menyembuhkan berbagai penyakit fisik dan mental.

lebihan, gangguan fungsi sexual (libido menurun Beberapa individu mengaku keajaiban medis telah atau meningkat). terjadi sesudah berdoa. Beberapa orang, tergantung Jika gangguan ini tidak cepat diatasi dengan terapi pada keyakinan selama berdoa, dapat mengalami

perilaku (behavior therapy), maka kualitas hidup perasaan menguatnya keteguhan hati atau kekuatan ataupun produktivitas kerja akan menurun.

diri ketika mereka meminta dalam doanya. Beberapa Menurut Lopez dan Murray, di antara 10 penye-

penelitian yang mengukur dampak berdoa menunjuk- bab disabilitas (hendaya keterampilan atau kemam- kan efek kesehatan yang positif. Manakala dikombi- puan) utama diseluruh dunia, 4 di antaranya disebabkan nasikan dengan terapi medis konvensional, berdoa oleh gangguan kejiwaan seperti depresi (unipolar), diyakini tidak mempunyai efek samping negatif atau-

gangguan bipolar, skizofrenia serta gangguan obsesif- pun komplikasi. Berdoa dapat digunakan selama terapi kompulsif; keempatnya seringkali merupakan komor-

konvensional, akan tetapi tidak tergolong didalamnya. biditas gangguan jiwa jenis distres. Anda harus selalu mengatakan pada dokter apabila Untuk gangguan jiwa jenis distres beserta komor- anda menggunakan terapi alternatif atau jika Anda biditasnya seringkali diperlukan pula berbagai terapi berpendapat perlunya kombinasi antara terapi medis

psikofarmaka (anxiolitik, antidepresan, ”mood-stabi- konvensional dengan suatu terapi alternatif. Tentunya

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 43/DIKTI/KEP/2008 ISSN: 1693-5241 395

Suparno

tidak aman anda meninggalkan terapi medis konven- hasil yang baik. Orang juga menggunakan meditasi sional dan kemudian hanya mengandalkan terapi untuk mengurangi kecemasan dalam jangka panjang alternatif.

(menahun) sebagaimana terjadi pada HIV dan kanker. Tatkala meditasi biasanya diikuti dengan duduk

PEMUSATAN PERHATIAN, MEDITASI yang tenang beberapa saat serta pernafasan yang

dalam, untuk mereka yang tidak dapat duduk dengan DAN TERAPI TRADISIONAL-KOMPLE- nyaman atau yang mengalami gangguan respirasi

MENTER

kemungkinan akan mengalami kesulitan melakukan Meditasi merupakan cara memusatkan perhatian meditasi. Beberapa orang dengan masalah kesehatan Anda untuk membantu Anda menenangkan diri dan jiwa, seperti gangguan pemusatan perhatian atau menjernihkan kesadaran Anda mengenai kehidupan skizofrenia, kemungkinan tidak mampu melaksanakan anda. Filosofi timur telah mengakui adanya keuntung- terapi meditasi secara efektif. Meditasi sendiri diperki- an terkait kesehatan dari meditasi sejak ribuan tahun rakan tidak mempunyai dampak negatif maupun kom- yang lalu. Meditasi sekarang dilakukan secara luas plikasi, demikian juga meskipun dikombinasikan di negara barat, dengan keyakinan bahwa meditasi dengan terapi konvensional, akan tetapi bukan meru- mempunyai efek positif pada kesehatan. Dua cara pakan pertimbangan yang wajar atau aman untuk meditasi yang sering dipergunakan adalah konsentrasi situasi kondisi yang bersifat akut, dan mengancam dan kondisi sadar.

kehidupan.

• Meditasi dengan konsentrasi, seperti halnya Hendaknya selalu memberitahu dokter apabila meditasi transendental (TM), yang memusatkan anda menggunakan terapi alternatif, atau jika Anda perhatian pada bayangan tunggal, suara, atau memikirkan tentang kombinasi terapi alternatif dengan mantra (rangkaian kata yang diucapkan atau terapi medis konvensional Anda. Tentunya tidak aman dinyanyikan dalam suatu pola), atau pada perna- anda meninggalkan terapi medis konvensional dan fasan Anda.

kemudian hanya mengandalkan terapi alternatif. • Meditasi secara sadar, sebagaimana pada mind-

fulness-based stress reduction (MBSR), tidak SENTUHAN TERAPEUTIK DAN SENTUH- terfokus pada satu tujuan, Anda menyadari selu- AN PENYEMBUHAN

ruhnya pemikiran, perasaan, suara, atau bayang- Sentuhan terapeutik adalah teknik untuk mem- an yang melintas pada pikiran Anda. bantu orang untuk santai, meredakan rasa sakitnya, Umumnya meditasi meliputi pernafasan yang dan membantu mereka sembuh secara cepat. Hal ini pelan dan teratur serta duduk dengan tenang minimal dimulai pada tahun 1970 oleh Dolores Kreiger, RN, 15–20 menit. Orang menggunakan meditasi untuk dan Dora Kunz. Teknik ini berdasarkan pada suatu membantu pengobatan berbagai masalah fisik dan cara penyembuhan kuno. Sentuhan terapeutik juga mental secara luas, meliputi: disebut dengan ”laying on of hands”. Sentuhan • Perilaku adiktif terkait penggunaan obat-obatan, terapeutik dianggap dapat meningkatkan kesembuhan nikotin dan alkohol. melalui keseimbangan dalam tubuh. Seorang penyem- • Kecemasan, stres dan depresi. buh akan menggerakkan tangannya 2–4 inci diatas • Peningkatan tekanan darah; suatu laporan dari badan penderita dari kepala sampai ke kaki untuk National Institutes of Health (NIH) mereko- merasakan energi yang keluar dari keseimbangan. mendasikan meditasi transendental (TM) sebagai Hal ini ditunjukkan sebagai sensasi seperti panas atau salah satu terapi awal untuk hipertensi. dingin, rasa geli, bergetar, atau rasa ketat. Bahkan • Nyeri. meskipun teknik ini dinamakan sentuhan terapeutik, • Penatalaksanaan hot flashes, di mana sensasi sebenarnya penyembuh tidak menyentuh Anda. panas tubuh secara kuat mempengaruhi wanita Sentuhan penyembuhan mempengaruhi fisik indi- menjelang waktu menopause. vidu atau kesehatan emosional tanpa sentuhan fisik Sebagian besar dari kondisi ini kemungkinan juga oleh siapapun terhadap orang tersebut. Realitanya sen- membutuhkan terapi konvensional untuk memperoleh tuhan penyembuhan seringkali dipraktikkan. Sentuhan

396 JURNAL APLIKASI MANAJEMEN | VOLUME 7 | NOMOR 2 | MEI 2009 Nama Orang

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 43/DIKTI/KEP/2008 ISSN: 1693-5241 397

Penurunan Produktivitas Kerja Terkait Distres Psikologis, serta Terapi Mandiri yang Mudah dan Murah

penyembuhan umumnya terkait dengan penyembuhan spiritual atau penyembuhan dengan energi, sentuhan terapeutik, serta penyembuhan jarak jauh. Pada tahun 1970, perawat-perawat mengembangkan suatu ben- tuk khusus sentuhan penyembuhan yang disebut dengan sentuhan terapeutik yang memberikan situasi lebih holistik (memandang badan dan jiwa secara menyeluruh, tidak sebagai komponen individual), serta pendekatan lembut untuk penyembuhan. Banyak sekolah keperawatan di United States mengajarkan sentuhan terapeutik, dan hal ini sering digunakan dalam menyusun konvensi medis (misalnya, sebelum dan sesudah pembedahan) untuk membantu penderita merasa lebih nyaman. Secara sentral sentuhan tera- peutik adalah suatu keyakinan bahwa energi vital atau kekuatan kehidupan mengalir secara bebas melalui ruang dan menopang semua organisme hidup. Pada orang yang sehat energi ini dianggap mengalir kedalam dan keluar tubuh dalam kondisi seimbang. Dipercaya bahwa terjadinya penyakit apabila aliran energi keluar dari kondisi seimbang. Pelaku sentuhan terapeutik menggunakan tangan mereka dalam usaha untuk merubah energi penderita supaya mengalir dan memulihkan kesehatan. Sentuhan penyembuhan tidak membutuhkan kontak antara penyembuh dan pen- derita yang sedang dalam pengobatan. Penyembuh menggerakkan tangannya beberapa inci diatas tubuh penderita. Seperti kedokteran komplementer lainnya, sentuhan penyembuhan diawali dengan pemikiran bah- wasanya secara alamiah manusia itu dalam keadaan sehat. Cara hidup dan cara berpikir seseorang me- mungkinkan terjadinya kegagalan energi alami, dan kemudian mereka akan jatuh sakit. Tujuan dari sen- tuhan penyembuhan adalah memusatkan (atau meng- kanalisasi) energi penyembuhan untuk memulihkan kesehatan alami penderita. Orang menggunakan sentuhan penyembuhan untuk membantu pengobatan berbagai penyakit. Pendukung daripada sentuhan pe- nyembuhan percaya bahwa hal ini secara khusus membantu penyembuhan luka, pengobatan infeksi, serta meredakan nyeri maupun kecemasan. Beberapa penelitian mempelajari apa yang telah ditunjukkan seperti yoga dan meditasi, sentuhan penyembuhannya meredakan kecemasan maupun stres. Penelitian skala kecil telah dilakukan pada berbagai dampak dari sentuhan penyembuhan, dan hal itu merupakan bentuk rumit dari terapi yang sulit dipelajari dengan

menggunakan teknik ilmu pengetahuan tradisional. Akan tetapi, beberapa penelitian terhadap penyem- buhan jarak jauh menunjukkan adanya berbagai keuntungan. Anda akan aman menggunakan sentuhan penyembuhan bersamaan dengan terapi medis konvensional, akan tetapi bukanlah merupakan pertimbangan yang wajar atau aman untuk situasi yang serius, ancaman terhadap nyawa atau untuk merubah terapi lainnya yang ada yang telah diketahui membantu penyembuhan penyakit. Di sini tidak didapatkan adanya resiko dari sentuhan penyembuhan atau penyembuhan jarak jauh terhadap terapi medis Anda.

Hendaknya selalu memberitahu dokter apabila anda menggunakan terapi alternatif, atau jika Anda memikirkan tentang kombinasi terapi alternatif dengan terapi medis konvensional Anda. Tentunya tidak aman anda meninggalkan terapi medis konvensional dan kemudian hanya mengandalkan terapi alternatif.

INTUISI MEDIK DAN TERAPI ENERGI

Intuisi Medik dan Terapi Energi adalah disiplin yang muncul dari turunan tradisi-tradisi keagamaan kuno. Kini, keduanya hendak ditemukan kembali dan diteliti menggunakan metodologi ilmu pengetahuan barat. Intuisi adalah indera keenam, suatu kemampuan bawaan lahir yang kita semua mempunyainya akan tetapi merasa kecil hati untuk menggunakan. Kita se- ringkali mengabaikan, mencampakkan atau merasio- nalisasikan intuisi, serta lebih mengandalkan pemikiran yang rasional. Banyak cara untuk mengetahui secara berlebihan lima indera fisik kita dan teknologi kita. Misteri eksistensi, kesadaran, serta alam semesta semuanya luas sekali. Banyak yang kita ketahui, banyak yang untuk diketahui. Intuisi bukanlah hadiah, tapi suatu keterampilan. Sebagaimana setiap orang dapat belajar bagaimana memainkan piano atau bermain tenis sampai suatu tingkatan tertentu, setiap orang dapat belajar menggunakan intuisi. Latihan, belajar, praktek, kemampuan alami dan talenta dapat menciptakan satu intuisi medik yang bagus, seperti halnya mereka membuat suatu konser piano atau kejuaraan tenis.

Intuisi meliputi clairvoyance (melihat, tanpa mata fisik), clairaudience (mendengar, tanpa telinga fisik), clairsentience (kinesthesia, gerakan yang dirasakan tubuh), serta claircognizance (mengetahui

Suparno

langsung, tidak didasarkan pada pemikiran logis). dicapai dengan segera sistem energi mereka, bahkan Semua bentuk menetapkan pencapaian kepada dunia seandainya mereka berada disisi lain dari dunia. non-fisik serta tuntunan non-fisik. Ketika kita mene-

mukan penyebab nyata dari penyakit menggunakan PENYAKIT FISIK DAN GANGGUAN

intuisi, kita dapat mengolah. Kita mempunyai kebiasa-

KEJIWAAN MENURUT AL QUR’AN DAN

an banyak membelanjakan waktu dan energi untuk

memenuhi agenda ego (imaginasi yang tercipta me- HADIST NABI

ngenai kita) sedangkan tujuan inkarnasional (pengeja- Berbagai istilah bahasa Arab mengenai penyakit wantahan) dari jiwa diabaikan. Hal ini mendorong fisik dan gangguan kejiwaan bisa ditemukan didalam kearah ketidak-seimbangan sistim energetik yang Al Qur’an yang tersebar pada 24 ayat yang berbeda; kemungkinan pada akhirnya terwujud sebagai pe-

13 ayat terkait dengan gangguan kejiwaan, sedangkan nyakit fisik ataupun kejiwaan, disharmoni emosi,

11 ayat berhubungan erat dengan penyakit fisik. Di kesulitan bergaul atau diskoneksi radikal diri pribadi, samping itu, Hadis Nabi juga memuat perihal penyakit disamping ketidak-seimbangan Bumi dan Alam fisik dan gangguan kejiwaan ini: semesta. Sebagai tambahan untuk menaksir Sistim • ”Dalam hati mereka terdapat penyakit” (QS Energi Manusia (chakra, aura), organ dan sistim tubuh,

intuisi medis mengamati semua kondisi medis yang • And be hold! The Hypocrites and those in berasal dari kejiwaan, emosional serta spiritual. Sebe-