PERCOBAAN III,titrasi permanganometri

  

PERCOBAAN III

Judul : TITRASI PERMANGANOMETRI Tujuan : 1. Menentukan jumlah air kristal dalam H C O .xH O.

  2

  2

  4

  2

  2. Mengamati warna botol penyimpanan terhadap kadar H O .

  2

  2 Hari/ Tanggal : Sabtu/15 November 2008.

  Tempat : Laboratorium Kimia FKIP UNLAM Banjarmasin

I. DASAR TEORI

  Kalium permanganat telah lama digunakan dalam analisa redoks. Hal ini disebabkan karena KMnO merupakan oksidator kuat yang dapat mengoksidasi

  4 sebagian besar reduktor secara kuantitatif bila ditambahkan dalam jumlah yang ekivalen. Warna ungu tua ion permanganat menjadikan permanganatnya sendiri sebagai indikator pada titrasinya. Satu tetes berlebih sudah dapat menghasilkan warna yang terang meskipun dalam larutan yang besar volumenya.

  Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang bersifat asam dan tidak memerlukan indikator. Dalam lingkungan seperti itu ion permanganat tereduksi menjadi mangan bervalensi empat sesuai persamaan berikut.

  • O - -

  MnO 4 + 4H + 3e MnO 2 + H

  2 O E = + 1,68 volt Sebaliknya, dalam larutan yang bersifat basa kuat; ion permanganat akan bewarna hijau sesuai dengan persamaan berikut :

  2- - - O MnO 4 + e

  4 E = + 0,67  MnO

  Selain, kalium permanganat dikenal pula hidrogen peroksida. Hidrogen peroksida dengan rumus kimia H

  2 O 2 ditemukan oleh Louis Jacques Thenard di tahun 1818. Hidrogen peroksida (H O ) adalah cairan bening, tidak berwarna,

  2

  2 berbau khas agak keasaman agak lebih kental daripadat. Hidrogen peroksida merupakan pereaksi oksidasi yang baik dengan potensial standar positif yang besar.

  • o

  H O + 2H + 2e 2H O E = 1,77 Volt

  2

  2

  2 Dalam kondisi normal (kondisi ambient), hidrogen peroksida sangat stabil dengan laju dekomposisi kira-kira kurang dari 1% per tahun. Mayoritas pengunaan hidrogen peroksida adalah dengan memanfaatkan dan merekayasa reaksi dekomposisinya, yang intinya menghasilkan oksigen. Selain menghasilkan oksigen, reaksi dekomposisi hidrogen peroksida juga menghasilkan air (H

  2 O) dan panas.

  Reaksi dekomposisi eksotermis yang terjadi adalah sebagai berikut: H O O + 1/2O + 23.45 kcal/mol

  2 2  H

  2

  2 Faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi dekomposisi hidrogen peroksida adalah: 1. Bahan organik tertentu, seperti alkohol dan bensin.

  2. Katalis, seperti Pd, Fe, Cu, Ni, Cr, Pb, Mn.

  3. Temperatur, laju reaksi dekomposisi hidrogen peroksida naik sebesar o o

  2.2 x setiap kenaikan 10 C (dalam range temperatur 20-100 C).

  4. Permukaan container yang tidak rata (active surface).

  5. Padatan yang tersuspensi, seperti partikel debu atau pengotor lainnya.

  6. Makin tinggi pH (makin basa) laju dekomposisi semakin tinggi.

  7. Radiasi, terutama radiasi dari sinar dengan panjang gelombang yang pendek.

  Salah satu keunggulan hidrogen peroksida dibandingkan dengan oksidator yang lain adalah sifatnya yang ramah lingkungan karena tidak meninggalkan residu yang berbahaya. Kekuatan oksidatornya pun dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.

II. ALAT DAN BAHAN Alat yang digunakan :

  1. Labu ukur 10 mL : 1 buah

  2. Labu ukur 50 mL : 1 buah

  3. Erlenmeyer : 2 buah

  4. Botol bening : 2 buah

  5. Bewarna coklat (gelap) : 2 buah

  6. Hot plate : 1 buah

  7. Statif + klem : 1 buah

  8. Buret 50 mL : 1 buah

  9. Termometer : 1 buah

  10. Gelas kimia : 1 buah

  11. Pipet tetes : 2 buah

  12. Gelas ukur 10 mL : 1 buah

  13. Batang pengaduk : 1 buah

  14. Neraca analitik : 1 buah

  Bahan yang digunakan :

  1. H

  2 C

  2 O 4 .xH

  2 O

  2. H SO

  4 N

  2

  4

  3. KMnO 0,01 M

  4

  4. H

  2 O 2 30 %

  5. Akuades

  6. H SO pekat

  2

  4 III. PROSEDUR KERJA

1. Penentuan jumlah air kristal dalam H

  2 C

  2 O 4 .xH 2 O.

  a. Memipet 25 mL larutan H

  2 C

  2 O 4 .xH

  2 O yang telah dibuat dengan melarutkan 0,63 g H C O .xH O dalam 100 mL air.

  2

  2

  4

  2 o b. Memasukkan dalam erlenmeyer 250 mL dan memanaskan sampai 70 C. c. Menitrasi dengan KMnO

  4 dalam keadaan panas sampai warna ungu hilang.

  d. Mengulang kegiatan a sampai c untuk kedua kalinya.

  e. Menghitung jumlah rata-rata air kristal dalam H

  2 C

  2 O

  4 . xH

  2 O tersebut.

2. Pengaruh warna botol penyimpanan terhadap kadar H

  2

  2 O

  b. Memasukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL yang telah diisi dengan 5 mL H

  2 SO

  4 pekat dan 75 mL air.

  c. Menitrasi dengan KMnO

  4 standar sampai munculnya warna merah muda yang permanen.

  d. Menghitung kadar H

  2 O

  2 pada tiap-tiap botol penyimpanan dan membandingkan hasilnya pada tiap-tiap botol penyimpanan tersebut.

  a. Mengambil 25 mL larutan peroksida yang telah diencerkan pada tiap- tiap botol penyimpanan.

IV. DATA PENGAMATAN

  2 O 4 . xH

  C Larutan panas

  (1) Penentuan jumlah air kristal dalam H

  2

  2 O

  (2) Pengaruh botol penyimpanan terhadap kadar H

  4 pada percobaan yang ke- 2 = 33,5 mL

  V. KMnO

  4 pada percobaan yang ke-1 = 49 mL

  V. KMnO

  4 Larutan berwarna ungu pada:

  3. Menitrasi dengan KMnO

  2. Memanaskan sampai 70 o

  2 O No. Variabel yang diamati Pengamatan

  2 Larutan bening

  2 O

  4N + 2 mL H

  4

  2 SO

  2 O + 10 mL H

  4 .xH

  2 O

  2 C

  2 C

  1. 25 ml H

  No. Variabel yang diamati Pengamatan 1. 75 mL H

  2 O + 5 mL H

  2 SO

  4

  4N + 25 Larutan bening

  • mL H O

  2

  2

  2. Menitrasi dengan KMnO 4 Larutan berwarna ungu.

  V. KMnO = 0,3 mL

  4  *Terang dalam

  V. KMnO = 0,4 mL

  4  *Terang luar

  V. KMnO 4 = 0,5 mL  *Gelap dalam

  V. KMnO 4 =0,3 mL  *Gelap luar

V. ANALISIS DATA

  (1) Penentuan Jumlah Air Kristal dalam H C O .xH O

  2

  2

  4

  2 Pada percobaan yang pertama,yaitu tentang penentuan jumlah air kristal

  dalam H

  2 C

  2 O 4 .xH

  2 O digunakan larutan kalium permanganat sebagai zat pengoksidasinya. Larutan ini sendiri sekaligus merupakan indikatornya dalam titrasi ini, yaitu ditandai dengan munculnya warna ungu muda.

  Pada percobaan ini, pertama-tama 25 mL larutan H C O .xH O

  2

  2

  4

  2 dicampurkan dengan H

  2 SO

  4

  4 N yang telah dicampurkan deangan akuades terlebih dahulu dan menghasilkan larutan homogen yang bewarna bening. Dalam hal ini, KMnO yang hendak direaksikan dengan asam oksalat merupakan

  4 oksidator kuat dalam larutan yang bersifat asam. Oleh karena itu, penambahan asam sulfat pada larutan asam oksalat ini sebenarnya bertujuan untuk memberikan suasana asam pada larutan. Selanjutnya, setelah didapati larutan yang homogen, o larutan tersebut dipanaskan sampai mencapai suhu 70

  C. Kemudian, larutan dititrasi selagi panas dengan menggunakan larutan KMnO

  4. Berikut ini reaksi yang terjadi untuk oksidasi asam oksalat oleh ion permangant dalam suasana asam.

  • 2- 2+ -

  2MnO 4 + 5C

  2 O 4 + 16H 2 + 2Mn + 8H

  2 O  10CO

  Dari persamaan di atas dapat dilihat bahwa mangan pada pemanganat mengalami reduksi sedangkan karbon pada asam oksalat mengalami oksidasi. Jadi, semakin jelas bahwa dalam reaksi ini yang bertindak sebagai oksidator adalah KMnO 4 dan H

  2 C

  2 O 4 sebagai reduktornya.

  Adapun pemanasan larutan H C O bersama asam sulfat pada percobaan

  2

  2

  4 ini berfungsi untuk mempercepat terjadinya reaksi di atas. Reaksi KMnO dengan

  4 H

  2 C

  2 O 4 ini berlangsung lambat pada suhu kamar. Reaksi tersebut akan menjadi o cepat pada suhu sekitar 60

  C. Selain itu, perlu diketahui pula bahwa pada prinsipnya reaksi tersebut merupakan reaksi otokatalitik dimana ion mangan(II) mengkatalisis reaksi ini. Dalam reaksi tersebut, sekali ion mangan(II) telah terbentuk maka reaksi menjadi semakin cepat.

  Kemudian, dari dua kali pemgulangan percobaan yang dilakukan, berdasarkan titik akhir titrasi yang ditandai dengan perubahan warna larutan menjadi ungu permanen didapati bahwa volume KMnO 4 yang digunakan yakni sebanyak 49 mL dan 33,5 mL.

  Dari kedua data pengamatan tersebut tampak bahwa selisih antara data pertama dan kedua begitu besar. Dalam hal ini dapat dengan tegas dikatakan bahwa selama pelaksanaan kegiatan titrasi telah terjadi kesalahan pada data pengulangan yang kedua. Kecilnya jumlah volume KMnO yang diperoleh terjadi

  4 akibat kesalahan dalam penggunaan dan pembacaan buret. Oleh karena itu, data percobaan pengulangan yang kedua tidak diperhitungkan untuk menentukan jumlah kristal hidrat.

  Berdasarkan hasil perhitungan (dengan mengabaikan data penambahan volum KMnO 4 pada pelaksanaan yang kedua) maka akan diperoleh harga x dari senyawa hidrat hidrogen peroksida sebesar 2,14. Harga tersebut kiranya cukup kecil untuk dibulatkan menjadi 2 dan lebih mungkin mendekati harga yang sebenarnya.

  (2) Pengaruh warna botol penyimpan terhadap kadar H O

  2

  2 Pada percobaan ini sejumlah H O dari berbagai kondisi penyimpanan

  2

  2 yang berbeda direaksikan dengan H

  2 SO 4 pekat dan akuades kemudian dititrasi dengan KMnO 4 . Dalam hal ini meskipun kalium permanganat maupun hidrogen peroksida keduanya dikatagorikan sebagai oksidator kuat oksidasi yang baik dengan potensial standar positif akan tetapi hanya akan ada satu di antara kalium permanganat maupun hidrogen peroksida yang bertindak sebagai oksidator sedangkan yang satu sudah tentu menjadi reduktor.

  Perlu diingat kembali bahwa hidrogen peroksida adalah zat yang kekuatan oksidatornya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Dalam konteks percobaan kali ini, hidrogen peroksida justru bertindak sebagai reduktor. Hal tersebut kiranya dapat dipahami dengan menelaah kembali proses dekomposisi hidrogen peroksida. Hidrogen peroksida akan lambat mengalami dekomposisi dalam suasana asam. Dengan kata lain, reaksi hidrogen peroksida di atas relatif akan memerlukan waktu. Dengan demikian, pada reaksi ini permanganat akan berada dalam suasana asam yang membuatnya tereduksi menjadi ion mangan(II) menurut persamaan di atas. Akibatnya hidrogen peroksida, akan mudah terdekomposi (teroksidasi) menghasilkan oksigen bebas karena berkurangnya spesi asam yang dapat memperlambat proses dekomposisi tersebut.

  Secara lengkap reaksi antara permanganat dengan peroksida dapat dituliskan sebagai berikut.

  2+

  2 MnO + 6 H + 5 H O + 5 O + 8 H O

  4

  2 2  2 Mn

  2

  2 Pada saat dititrasi, larutan peroksida yang semula bening berubah menjadi berwarna ungu muda. Dengan berubahnya warna larutan menjadi ungu menunjukkkan bahwa titik ahir titrasi sudah tercapai dan reaksi (titrasi) dihentikan. Dari banyaknya volum KMnO 4 yang ditambahkan ke dalam larutan peroksida yang diasamkan maka dapat dihitung jumlah H O dalam larutan.

  2

  2 Kemudian, seperti telah diuraikan sebelumnya, hidrogen peroksida adalah zat yang mudah mengalami dekomposisi menjadi H

  2 O dan oksigen menurut persamaan reaksi

  H O O + ½O + 23.45 kcal/mol

  2

  2

  2

  2  H

  Pada percobaan ini kadar H O ditunjukkan secara tidak langsung oleh

  2

  2 volume KMnO yang diperlukan untuk menitrasi larutan. Dari hasil percobaan

  4 yang dilakukan terhadap H

  2 O 2 dalam berbagai variasi penyimpanan diperoleh variasi volume KMnO 4 yang diperlukan untuk menitrasi larutan H

  2 O 2 pada tiap- tiap perlakuan penyimpanan tersebut. Dalam hal ini telah diuraikan sebelumnya bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi dekomposisi hidrogen peroksida salah satunya adalah radiasi, terutama radiasi dari sinar dengan panjang gelombang yang pendek contohnya UV. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa tempat penyimpanan akan mempengaruhi kadar zatnya. Hal tersebutlah yang hendak diamati pengaruhnya dalam percobaan kali ini.

  Berdasarkan uraian di atas secara teoritis dapat dikatakan bahwa semakin besar intensitas cahaya matahari yang dikenakan pada hidrogen peroksida maka akan semakin banyak hidrogen peroksida yang teruraikan. Dengan kata lain semakin sedikit kadar H

  2 O 2 dalam larutan tersebut dan semakin sedikit pula KMnO 4 yang digunakan untuk bereaksi dengan H

  2 O 2 .

  Berdasarkan pernyataan di atas, urutan penggunaan KMnO dari yang

  4 paling banyak adalah sebagai berikut.

  Gelap dalam -Gelap luar – Terang dalam- Terang luar Akan tetapi, dari hasil percobaan yang telah dilakukan ternyata diperoleh penggunaan KMnO pada dalam botol terang justru lebih banyak dibandingkan

  4 dengan larutan H

  2 O 2 yang ada dalam botol gelap, begitu juga dengan tempat penyimpanan botol-botol H O tersebut .Botol yang disimpan di tempat terang

  2

  2 lebih benyak memerlukan KMnO untuk merubah warna larutan menjadi merah

  4 muda (untuk mencapai titik akhir titrasi) dibandingkan dengan volume KMnO

  4 yang diperlukan untuk menitrasi larutan H

  2 O 2 yang disimpan di tempat gelap. Hal tersebut tentunya bertentangan dengan konsep yang telah dipaparkan sebelumnya.

  Berikut volum penggunaan KMnO beserta kadar H O yang diperoleh

  4

  2 hasil percobaan.

  Gelap dalam - Gelap luar – Terang dalam - Terang luar 0,5 mL 0,3 mL 0,3 mL 0,4 mL 0,168% 0,101 % 0,101 % 0,130%

  Adapun ketidaksesuaian ini dapat terjadi karena berbagai faktor khususnya yang berkenaan dengan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi reaksi dekomposisi hidrogen peroksida. Dalam hal ini kemungkinan besar kesalahan terjadi karena perbedaan pH larutan akibat jumlah H

  2 SO 4 yang ditambahkan tidak sama atau karena pengaruh pengotor akibat terlalu lama membiarkan zat H O

  2

  2 yang akan dititrasi kontak dengan udara seperti terlalu seringnya membuka dan menutup botol zat atau terlalu lambatnya (tidak segera) memulai proses titrasi ataupun juga karena pengaruh suhu yang berbeda ketika penyimpanan larutan H O .

  2

  2 VI. KESIMPULAN

  1. Titrasi permanganometri dapat digunakan untuk penentuan jumlah air kristal dan kadar suatu zat dalam larutan hidrogen peroksida.

  2. Pada kedua percobaan yang dilakukan, kalium permanganat bersifat sebagai zat pengoksidasi yang mengoksidasi H C O dan H O .

  2

  2

  4

  2

  2

  3. Jumlah air kristal yang diperoleh dari percobaan ini adalah 2 dengan kadar H O yang bervarisasi yang dihasilkan pada percobaan

  2

  2 kedua.

  4. Cahaya matahari berpengaruh terhadap dekomposisi H

  2 O 2 . oleh karena itu, warna botol dan tempat penyimpan larutan H O turut

  2

  2 dapat mempengaruhi kadar H O yang terkandung di dalamnya.

  2

  2

  5. Secara teoritis, kecenderungan banyaknya kadar H

  2 O 2 pada masing- masing botol penyimpanan dari yang paling banyak:

  Gelap dalam -Gelap luar – Terang dalam - Terang luar

VII. DAFTAR PUSTAKA Day R.A, Jr dan A. L Underwood, Jr. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif.

  Edisi Keenam. Penerjemah Iis Sopyan. Erlangga, Jakarta. Khopkar, S.M. 2002. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia, Jakarta.

  Rivai, Harrizul. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. UI-Press, Jakarta. Skuler. 2007. Hidrogen Peroksida. Sains (online).

   diakses tanggal 19November 2008) Sholahuddin, Arif, Bambang Suharto dan Abdul Hamid. 2007. Panduan

Praktikum Kimia Analisis. FKIP UNLAM, Banjarmasin.

Vogel. 19990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Bagian I. Edisi kelima. Penerjemah L. Setiono dan A.

  Handyana Pudjaatmaka. Kalman Media Pusaka, Jakarta

  

LAMPIRAN

  Perhitungan : (1) Penentuan jumlah air kristal dalam H C O . xH O

  2

  2

  4

  2 Diketahui :

  V. KMnO = 49 mL

  4 V H

  2 C

  2 O 4 . xH

  2 O = 25 mL m. H C O . XH O = 0,63 g

  2

  2

  4

  2 M KMnO = 0,01 M

  4 Ditanya : Jumlah air kristal dalam H

  2 C

  2 O 4 . xH

  2 O ? Penyelesaian : Persamaan reaksi.

  • 2- - 2+
    • C O

  2CO + Mn Reaksinya : MnO

  4

  2

  4

  2

  • 8
  • 7 +6 +2 oksidasi +1 reduksi -4

  Mol ekivalen titran = mol ekivalen analit 2- 2- 2-

  M. KMnO 4 x V. KMnO 4 x ekiv. KMnO 4 = M. C

  2 O 4 x V. C

  2 O 4 x ekiv. C

  2 O

  4 2-

  0,01 M. 49 mL . 5 ekivalen = M. C O . 25 mL. 2 ekivalen

  2

  4 2-

  M. C O = 0,049 M

  2

  4

  g 1000 Mr .

   M P , 63 g 1000 .  , 049 M 100  128 , 57 g / mol

  Mr . H C O . xH O = Mr . H C O + Mr. xH O

  2

  2

  4

  2

  2

  2

  4

  2 128, 57 = 90 + 18x x = 2,14  2 Jadi, banyaknya air kristal dalam senyawa hidrat tersebut sebanyak 2 buah dengan rumus struktur senyawanya yakni H

  2 C

  2 O 4 . 2H 2 O.

  (2) Pengaruh botol penyimpanan terhadap kadar air H O

  2

  2

  a. Kadar sebelum penyimpanan Diketahui kadar sebelum penyimpanan atau kadar mula-mula H O yakni

  2

  2 sebanyak 30 %.

  b. Kadar setelah penyimpanan Rumus umum:  .

  10 . % M . Mr M  atau % 

  , dengan  = 1,01 g/L Mr .

  10 

  1. Terang Dalam Diketahui : V. KMnO = 0,3 mL

  4 V. H

  2 O 2 = 25 m L Mr. H O

  2 2 =  = 1,01 g/L Mr H

  2 O 2 = 34 Ditanya : % H O = .. ?

  2

  2 Penyelesaian : Persamaan Reaksi

  2+

  2 MnO + 6 H + 5 H O + 5 O + 8 H O

  4

  2 2  2 Mn

  2

  2

  • 7 -2 +2
  • 2e
    • 5e
    • 1 mol MnO

  4 ~ 5 ekivalen 1 mol H O ~ 2 ekivalen

  2

  2 Mol ekivalen titran = mol ekivalen analit M. KMnO x V. KMnO x ekiv. KMnO = M. H O x V. H O x ekiv. H O

  4

  4

  4

  2

  2

  2

  2

  2

  2 0,01 M. 0,3 mL . 5 ekivalen = M. H

  2 O 2 . 25 mL. 2 ekivalen

  • 4

  M. H O = 3. 10 M 4 -

  2

  2 3.

  10 .

  34 %  1,01 .

  10 3 -  1 , 01 .

  10  , 101 %

  2. Terang Luar Diketahui : V. KMnO 4 = 0,4 mL

  V. H O = 25 m L

  2

  2 Mr. H O

  2 2 =  = 1,01 g/L Mr H O = 34

  2

  2 Ditanya : % H O = .. ?

  2

  2 Penyelesaian : Mol ekivalen titran = mol ekivalen analit

  M. KMnO x V. KMnO x ekiv. KMnO = M. H O x V. H O x ekiv. H O

  4

  4

  4

  2

  2

  2

  2

  2

  2 0,01 M. 0,4 mL . 5 ekivalen = M. H

  2 O 2 . 25 mL. 2 ekivalen

  • 4

  M. H O = 4. 10 M - 4

  2

  2 4.

  10 .

  34 %  1,01 .

  10 3 -  1 , 346 .

  10  , 13 %

  3. Gelap Dalam Diketahui : V. KMnO = 0,5 mL

  4 V. H

  2 O 2 = 25 m L Mr. H O

  2 2 =  = 1,01 g/L Mr H

  2 O 2 = 34

  • 4

  4 x V. KMnO

  2 = 25 m L

  Mr. H

  2 O 2 =  = 1,01 g/L Mr H

  2 O

  2 = 34

  Ditanya : % H

  2 O

  2 = .. ?

  Penyelesaian : Mol ekivalen titran = mol ekivalen analit

  M. KMnO

  4 x ekiv. KMnO

  V. H

  4 = M. H

  2 O

  2 x V. H

  2 O

  2 x ekiv. H

  2 O

  2 0,01 M. 0,4 mL . 5 ekivalen = M. H

  2 O 2 . 25 mL. 2 ekivalen M. H

  2 O

  2 = 4. 10

  2 O

  4. Gelap Luar Diketahui : V. KMnO 4 = 0,4 mL

  M

  2 O

  Ditanya : % H

  2 O

  2 = .. ?

  Penyelesaian : Mol ekivalen titran = mol ekivalen analit

  M. KMnO

  4 x V. KMnO

  4 x ekiv. KMnO

  4 = M. H

  2 O

  2 x V. H

  2 x ekiv. H

   

  2 O

  2 0,01 M. 0,5 mL . 5 ekivalen = M. H

  2 O 2 . 25 mL. 2 ekivalen M. H

  2 O

  2 = 5. 10

  M

  % 168 , , 346 10 .

  1 1,01 10 .

  34 .

  10 5. % 3 - 4 -

  • 4

  4 - 4. 10 .

  34 % 

  • - 1,01 .

  10 3 1 , 346 .

  10  , 13 % 

  Pertanyaan:

  1. Jika pada penentuan normalitas KMnO dengan larutan baku natrium oksalat

  4 o titrasinya dikerjakan pada temperatur 60

  C, hasil normalitasnya terlampau tinggi atau terlampau rendah?

  2. Berapa volume 0,03 M KMnO yang diperlukan untuk bereaksi dengan 5 mL

  4 H

  2 O 2 dalam larutan asam yang mempunyai densitas 1,01 g/L dan mengandung 2+

  3,05 berat H O? Permanganat direduksi menjadi Mn dan H O dioksidasi

  2 2 menjadi O .

  2 Jawaban Pertanyaan:

  1. Jika penentuan normalitas KMnO dengan larutan baku natrium oksalat

  4 O titrasinya dikerjakan pada temperature lebih rendah dari 60

  C, maka hasil normalitasnya terlampau tinggi karena volume KMnO 4 yang diperlukan lebih banyak disebabkan KMnO lebih banyak yang disebabkan KMnO tidak cepat

  4

  4 terurai / terdekomposisi dalam larutan tersebut karena KMnO lebih cepat

  4 bereaksi dengan H

  2 C

  2 O 4 dalam kondisa asam dan panas.

  2. Diketahui : M. KMnO4 = 0,03 M

  V. H

  2 O 2 = 5 m L m. H O =

  2

  2  = 1,01 g/L Mr H O = 34

  2

  2 Ditanya : V. KMnO 4 = .. ? Penyelesaian : Persamaan reaksi

  2+

  2 MnO O + 5 O + 8 H O + 6 H + 5 H

  4

  2 2  2 Mn

  2

  2

  • 7 -2 +2
  • 2e
    • 5e 1 mol MnO ~ 5 ekivalen
    • 4

  1 mol H O ~ 2 ekivalen

  2

  2

  g/Mr M. H O 2 2 

  V 1 3 , 05 g / 34 g . mol

  , 005 L  17 ,

94 Mol ekivalen titran = mol ekivalen analit

  • 4

  M. KMnO x V. KMnO x ekiv. KMnO = M. H O x V. H O x ekiv. H O

  4

  4

  2

  2

  2

  2

  2

  2 0,01 M. 0,4 mL . 5 ekivalen = 17, 94 M . 0,005 L. 2 ekivalen

  V. KMnO = 1, 1962 L

  4 Jadi, volume KMnO 4 sebesar 1,1962 L

  

FLOWCHART

  0,63 gram H C O .xH O

  2

  2

  4

  2

1. Penentuan Jumlah Air Kristal dalam H

  2 C

  2 O 4 .xH

  2 O

  Menimbang Melarutkan dalam labu ukur 100 mL. Memipet 25 mL larutan H C O .xH O

  2

  2

  4

  2 25 mL larutan H C O .xH O

  2

  2

  4

  2 Memasukkan dalam Erlenmeyer 250 mL akuadest.

  Menambahkan 10 mL H SO

  4 N dan 25 ml akuades

  2

  4 o Memanaskan sampai 70 C.

  • 3H
  • 2 KMnO
  • K
  • 8H

  4

  25 ml larutan peroksida Memasukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL Menghitung kadar sebelum diencerkan Mengencerkan sampai tanda pada erlenmeyer Menyimpan dalam beberapa botol yang berbeda warnanya

  2

  2 O

  2

  2 O + 10CO

  4

  2 SO

  4

  4  2MnSO

  2 SO

  4

  2 O

  2 C

  5H

  2 O tersebut Persamaan reaksi yang terjadi:

  4 . xH

  2 O

  2 C

  NB: Lakukan kegiatan ini sebanyak dua kali. Kemudian hitung jumlah air kristal dalam H

2. Pengaruh Warna Botol Penyimpanan terhadap Kadar H

  • Larutan peroksida hasil pengeceran

  5 mL H SO pekat + 75 mL air.

  2

  4 Memasukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL Menambahkan 25 mL larutan peroksida* Menitrasi dengan KMnO standar sampai munculnya

  4 warna merah muda yang permanen

  • Larutan berwarna

  NB:

  • * Bandingkan hasilnya pada tiap botol penyimpanan (terang luar, terang dalam,

    gelap luar dan gelap dalam).
    • ** Persamaan reaksi pembentukannya;
      • 2+

  2 MnO + 5 H O + 6 H + 5O + 8H O

  4

  2

  2

  2 Saran-Saran dari Asisten:

  2  2Mn

  1. Datanya kurang banyak

  2. Lakukanlah 3-5 kali titrasi, sehingga datanya lebih akurat. Rangenya sesuai dengan dasar teori (keterulangan data)

  3. Buat kondisi yang eksterm, ada cahaya (sangat-sangat terang, sangat- sangat gelap dan lingkungan biasa)

  4. Mengambil zat dari botol ke gelas ukur jangan terlalu lama (jangan lama- lama disimpan di gelas ukur)

  5. Kesimpulan: kemungkinan-kemungkinan yang membuat gagal (indikator gagal)

  

Pertanyaan dan Jawaban Dalam Presentasi Final Praktikum

  1. Penanya : Perawati (Kelompok 3)

  Pertanyaan :

  1) Mengapa digunakan H

  2 C

  2 O 4 sebagai zat pengoksidasi bukan zat

  • 2-

  pereduksi yang lain seperti H S, SO dan I ?

  2

  3 2) Di antara zat-zat tersebut manakah yang paling baik/ kuat daya pereduksinya untuk digunakan dalam titrasi permanganometri?

  Jawaban :

  1) Asam oksalat digunakan karena zat tersebut dapat bertindak sebagai zat pereduksi yang baik. Selain itu, untuk keperluan penentuan jumlah molekul air yang terikat dalam suatu senyawa sesuai dengan tujuan praktikum maka diperlukan zat pereduksi yang berbentuk hidrat dan hanya asam oksalat saja yang memiliki kriteria tersebut. 2) Sudah menjadi aturan yang umum bahwa untuk menentukan daya pereduksi suatu zat digunakan data harga potensial elektroda. Dalam hal ini kecenderungan sifat pereduksi suatu zat dalam sebuah reaksi kimia didasarkan pada potensial elektroda dari potensial yang dihasilkan oleh suatu reaksi. Berikut ini urutan daya perduksi dari sejumlah zat pereduksi dalam titrasi permanganometri (Vogel, 1970 dan Syukri, 1999).

  • 2-

  H S < SO < I

  2

  3

  2. Penanya : Dini Misliyati (Kelompok 3)

  Pertanyaan :

  Apa saja yang harus dilakukan agar dekomposisi H O yang dihasilkan

  2

  2 sesuai dengan teoritis?

  Jawaban :

  Adapun hal-hal yang harus diperhatikan agar dekomposisi H

  2 O 2 yang dihasilkan dapat sesuai dengan hasil teoritis diantaranya:

  a. H O yang akan digunakan hendaknya berasal dari satu wadah

  2

  2 penyimpanan dan masih relatif tidak merupakan sisa pemakaian yang tidak terpakai selama beminggu-minggu bahkan berbulan-bulan. Oleh karena itu, biasanya zat-zat yang mudah terdekomposisi seperti H O tidak dibeli

  2

  2 dalam jumlah yang banyak agar dapat cepat habis sehingga tidak terlalu lama disimpan.

  b. Meletakkan botol-botol berisi H O yang hendak diujikan di tempat-

  2

  2 tempat tertentu dimana faktor-faktor yang mempengaruhi dekomposisinya selain radiasi matahari seperti suhu dapat seminimal mungkin perbedaannya. Misalnya: jika salah satu botol zat diletakkan diluar ruangan maka botol-botol yang lain juga hendaknya di luar ruangan (tidak di dalam lemari yang gelap tetapi pengap/ lembab untuk mengkondisikan tempat penyimpanan yang gelap).

  c. Jika hal di atas tidak memungkinkan maka hendaknya kondisi penyimpanan botol-botol zat dibuat seekstrim mungkin sehingga dekomposisi H

  2 O 2 di tempat terang menjadi lebih banyak dibandingkan tempat gelap.

  3. Penanya : Neno Supriadi (Kelompok 5)

  Pertanyaan :

  Mengapa dalam percobaan titrasi permanganometri yang telah dilakukan H

  2 O 2 dapat bertindak sebagai pereduksi bukan pengoksidasi padahal harga potensial elektrodanya lebih positif dari pada permanganat?

  Jawaban :

  Salah satu kelebihan hidrogen peroksida adalah daya pengoksidasinya yang dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Dengan kata lain, daya pereduksinya dapat dengan mudah diatur. Kemudahan pengaturan daya pereduksi hidrogen peroksida berkaitan dengan kemudahannya dalam mengalami dekomposisi.

  Seperti yang telah diketahui, harga potensial elektroda yang digunakan sebagai perbandingan dengan KMnO diukur pada kondisi standar (suhu 25

  4 C, tekanan 1 atm dan konsentrasi ion-ion 1 M). Kemudian seperti apa yang telah dinyatakan dalam persamaan Nerst bahwa keadaan konsentrasi yang berbeda akan menghasilkan potensial elektroda yang berbeda begitu pula terhadap kecenderungan sifat reduktor dan oksidator yang dihasilkan tergantung potensial reaksi. Dalam hal ini, konsentrasi H

  2 O 2 yang digunakan telah dikondisikan sedemikan rupa sehingga relatif sangat kecil akibat terdekomposisi. Akibatnya, reaksi redoks yang terjadi justru sebaliknya, H O

  2

  2 bertindak sebagai pereduksi bukan pengoksidasi.