PEMAKAIAN DISPOSABLE DIAPERS DENGAN TERJADINYA DIAPER RASH PADA BAYI DI POSYANDU DESA GAYAMAN KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO

  

RASH PADA BAYI DI POSYANDU DESA GAYAMAN KECAMATAN

MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO

IRMANIA JANUARTI

  11001071 Subject : Ibu yang memiliki bayi memakai popok

  

DESCRIPTION

  Popok sekali pakai saat ini menjadi pilihan utama orang tua, karena popok sekali pakai praktis digunakan. Kelebihan yang dimiliki popok jenis ini membuat orang tua atau pengasuh bayi menunda mengganti popok, sekalipun bayi telah berulang kali membuang urine. Hal ini bisa mengakibatkan kulit yang tertutup popok menjadi lembab, mudah teriritasi, karena gesekan dan terinfeksi karena kotoran dari urine atau feses yang bisa menyebabkan ruam popok.Ruam popok merupakan salah satu masalah kulit pada bayi dan anak, kurang lebih 50% bayi dan anak yang memakai popok pernah mengalaminya.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemakaian popok sekali pakai dengan terjadinyadiaper rash pada bayi di Posyandu Desa Gayaman Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto.

  Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah non eksperimen dengan study kolerasi dengan menggunakan desain cross sectional. Populasi penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai bayi yang memakai popok sekali pakai. Penentuan sampel menggunakan purposive sampling, yang di analisa menggunakan rank spearman dengan taraf kesalahan 5%.

  Hasil perhitungan dengan menggunakan uji rank spearman dengan SPSS bahwa sig 2 tailed (0,000) <α (0,5) sehingga nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima, artinya ada hubungan pemakaian popok sekali pakai dengan terjadinya ruam popok pada bayi di Posyandu Desa Gayaman Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto.

  Hasil penelitian yang telah dilakukan diharapkan Diharapkan bermanfaat bagi profesi keperawatan dan menambah wawasan dalam memberikan tindakan keperawatan pada bayi yang pemakianpopoknya terlalu lama dan diharapkan pula bagi para ibu dan keluarga agar dapat mempertimbangkan dan memperhatikan penggunaan popok sekali pakai.

  Kata Kunci : Disposable Diapers, Diaperash, Bayi.

  

ABSTRACT

  Disposable diapers is currently the top choice of parents, because of practical using disposable diapers. Advantages of this diaper make a parent or babysitter delay changing diapers, even if the baby has often taken urine. This could lead to diaper-covered skin becomes moist, easily irritated, because of friction and infection caused by impurities from urine or feces that can cause diaper rash. Diaper rash is a skin problem in infants and children, less than 50% of infants and the PosyanduGayamanKecamatan MojoanyarKabupatenMojokerto.

  The type of this study is non experiment with correlationalstudy using a cross sectional . The population is all of mothers have infant who wear disposable diapers. Determination of the sample use purposive sampling, that is analyzed by rank spearman with 5% of error standart.

  The results of calculations using spearman rank test with SPSS show that sig 2 tailed p 0.000 <α 0.05 so that the null hypothesis is rejected and the alternative hypothesis is accepted, it means that using disposable diapers with the occurrence of diaper rash in infants have rebiltionshp in Posyandu Gayaman Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto.

  The results of this study are expected benefitable to the nursing proffesion and adding knowledge in providing the role of baby cares in using diaper too long. It is also useful to the mathers and parent can consider and pay attention to use disposible diaper.

  Key words: The use of disposable diapers, diaper rash, baby. Contributor : Tri Peni, S.ST., M. Kes

  : Mohammad Nur Firdaus, S.Kep. Ns Tanggal : Mojokerto, 12 mei 2014 URL : Right : Open Document Summary :

LATAR BELAKANG

  Popok atau disposible diaper saat ini menjadi pilihan utama orang tua, karena disposible diaper praktis di gunakan. Kelebihan yang di miliki popok jenis ini membuat orang tua atau pengasuh bayi menunda mengganti disposible

  

diaper , Sekalipun bayi telah berulang kali membuang urine. Hal ini bisa

  mengakibatkan kulit yang tertutup disposible diaper menjadi lembab, mudah teriritasi, karena gesekan dan terinfeksi karena kotoran dari urine atau feses yang bisa menyebakan diaper rash (Vinke, 2007). Popok mengajak kita ke arah yang negatif. Padahal popok dapat menyerap pipis berkali-kali lipat air kencing terdapat bakteri yang dapat membuat kulit terinfeksi. Jika urin menumpuk dalam popok,berarti makin banyak bakteri berkembangbiak didalam popok itu. Semakin banyak bakteri berkumpul disitu, makin positif bayi terkena iritasi kulit 2012). Diaper rash atau ruam adalah gejala atau tanda merah- merah pada kulit bayi di daerah yang sering tertutup popok dan daerah lipatan kulit lainnya. Penyakit ini umumnya terjadi pada daerah sekitar pantat karena pemakaian disposible diaper yang jarang diganti, terlalu ketatat atau terlalu lama. Biasanya ruam tersebut tidak berbahaya, tetapi dapat menimbulkan rasa nyeri dan menyebabkan kegelisahan pada bayi serta orang tua.Setiap bayi yang menggunakan popok berpotensi untuk menderita diaper rash (Lestari, 2007).

  Diaper rash merupakan salah satu masalah kulit pada bayi dan

  anak,kurang lebih 50% bayi dan anak yang memakai popok pernah hingga 61%.Penelitian di inggris menemukan 25% dari 12.000 bayi mengalami diaper rash. Sedangkan menurut laporan journal of pendiatrics terhadap 54% bayi berumur 1 bulan yang mengalami diaper rashs setelah memakai popok (Sunaryo, 2011).

  Faktor-faktor pencetus diaper rash terdiri dari kulit yang basah dan kotor. Keadaan oklusi (tertutup oleh popok), kelembapan kulit, luka atau gesekan, urine, jamur dan bakteri. Pada keadaan normal memang ada jamur dan kuman pada tubuh kita, tetapi kalau kulit basah, kotor dan berlangsung lama maka akan terjadi

  

diaper rash . Penyebab diaper rash bersifat multifaktorial, antara lain peranan

  urine, feses, gesekan, kelembapan kulit yang tinggi, bahan iritan kimiawi, penggunaan jenis popok yang tidak baik, dan adanya infeksi bakteri atau jamur. Dampak terburuk dari penggunaan popok selain mengganggu kesehatan kulit juga dapat mengganggu perkembangan pertumbuhan bayi. Bayi yang menderita diaper

  

rash akan mengalami gangguan seperti rewel dan sulit tidur (Arifin, 2007). Setiap

  anak yang menggunakan popok berpotensi untuk menderita ruam popok. Bahkan berdasarkan peneliti Philip dkk, seperti yang dipublikasikan dala the ALSPAC

  

survey team . British Journal of General Practice pada bulan Agustus 2009,

  mengatakan semua anak akan menderita ruam popok minimal 1 kali selama masa kanak-kanak. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilaksanakan pada tanggal 12 Februari 2014 dari 12 bayi di desa Gayaman,9 bayi menggunakan

  , sedangkan 3 bayi tidak menggunakan disposible diaper dan 7

  disposible diaper bayi pernah mengalami diaper rash, 5 bayi tidak mengalami diaper rash.

  Mencegah diaper rash bisa dilakukan dengan menghilangkan kelembaban dan pergesekan kulit dengan cara mengganti popok segera setelah bayi buang air besar atau buang air kecil. Sewaktu mengganti popok kulit bayi dibersihkan secara lembut dengan air, olesi atau krim yang mengandung seng oksida pada kulit yang sedang meradang untuk melindungi kulit kontak dengan bahan iritan (Ruam popok, 2008).

  Berkaitan dengan hal di atas maka peneliti ingin mengambil penelitian dengan judul “ Pemakaian disposible diaper dengan terjadinya diaper rash pada bayi di Desa Gaya man Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto”

METODE PENELITIAN

  Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah non eksperimen dengan study kolerasi dengan menggunakan desain cross sectional. Populasi penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai bayi yang memakai popok sekali pakai. Penentuan sampel menggunakan purposive sampling, yang di analisa menggunakan rank spearman dengan taraf kesalahan 5%.

  1. Data Umum 1. Karakteristik responden berdasarkan umur

Tabel 4.1 Distribusi responden Menurut Umur di Posyandu Desa Gayaman Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto pada Tanggal 16 April-07 Mei 2014.

  Umur (bulan) Jumlah Persentase (%) 1-3 bulan 11 25% 4-6 bulan 16 50%

  7-12 bulan 5 25% Jumlah 32 100%

  Dari tabel di atas setengahnya responden berumur antara 4-6 bulan yaitu sebanyak 16 responden atau (50%).

  2. Karakteristik responden berdasarkan tingkat Pendidikan orang tua (ibu).

Tabel 4.2 Distribusi Ibu Menurut Tingkat Pendidikan di Posyandu Desa Gayaman Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto pada Tanggal 16 April-07 Mei 2014.

  Pendidikan Jumlah Persentase (%) SD 14 44%

  SMP 3 9% SMA 5 13%

  PT 10 34% Jumlah 32 100%

  Dari tabel diatas menunjukkan bahwa kurang dari setengah responden tingkat pendidikan orang tua ( ibu ) adalah SD yaitu 14 responden atau (43%).

  3. Karakteristik responden berdasarkan Pekerjaan orang tua (ibu).

Tabel 4.3 Distribusi responden berdasarkan tingkat pekerjaan orang tua (Ibu) di Posyandu Desa Gayaman Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto pada Tanggal 16 April-07 Mei 2014.

  Pekerjaan Jumlah Persentase (%)

  IRT

  11 34%

  PNS

  21 66%

  Total

  32 100%

  Dari tabel diatas sebagian besar responden tingkat pekerjaan orang tua (ibu) adalah Ibu Rumah Tangga yaitu 21 responden atau (66%).

   Data Khusus 1. Karakteristik Pemakaian Disposible Diaper (Popok sekali pakai)

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi berdasarkan pemakaian disposable diaper pada bayi di Posyandu Desa Gayaman Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto 16 April-07 Mei 2014.

  Disposible Diaper Jumlah Persentase (%)

  Sering ganti 9 28% Jarang ganti 6 18%

  Sangat jarang ganti

  17 53%

  Total 32 100% Berdasarkan tabel di atas sebagian besar responden dalam pemakaian

  disposible diaper (popok sekali pakai) adalah sangat jarang yaitu 17 responden atau (53%).

  2. Karakteristik Diaper rash ( Ruam Popok )

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi berdasrkan terjadinya Diaper Rash pada bayi di Posyandu Desa Gayaman Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto 16 April - 07 Mei 2014.

  Diaper rash Jumlah Persentase (%)

  Ringan 11 34% Sedang 6 19%

  Berat 15 47% Total 32 100%

  Berdasarkan tabel di atas kurang dari setengah responden mengalami Diaper Rash ( ruam popok ) berat yaitu 15 responden atau (47%).

  3. Karakteristik pemakaian disposable diaper (popok sekali pakai) dengan terjadinya Diaper rash ( Ruam Popok ) pada bayi di Posyandu Desa Gayaman Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto.

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi berdasarkan pemakaian Disposable

  diaper dengan terjadinya Diaper rash pada bayi Di Posyandu Desa Gayaman 16 April - 07 Mei 2014. diaper rash

  Sedan Berat % % Ringan % Jumlah % g

  Disposible diaper

  Sering

  9

  28.1

  9

  28.2 Jarang 1 3,12 3 9,3 2 6,25 6 18,7 Sangat jarang 14 43,7 3 9,3 17 53,1 Total 15 46,8 6 18,9 11 34,3 32 100

  Uji rank spearman sig 2 tailed p 0,000 < α 0,05

  Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa pemakaian disposible diaper yang sangat jarang diganti mengalami diaper rash berat yaitu 43,7 %

  28,1%.

  Hasil perhitungan uji rank spearman didapatkan hasil sig 2 tailed p 0,000.

  Dengan α 0,05 berarti sig 2 tailed < α . Sehingga hipotesis nol ditolak dengan hipotesis alternatif diterima.Jadi ada hubungan antara disposable

  diaper (popok sekali pakai) dengan terjadinya diaper rash (ruam popok) pada

  bayi di Posyandu Desa Gayaman Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto.

  PEMBAHASAN 1. Pemakaian Disposable diaper (Popok Sekali Pakai)

  Berdasarkan hasil penelitian bahwa sebagian besar responden tergolong kategori sangat jarang dalam mengganti pemakaian Disposable diaper dengan jumlah 17 responden (53%).

   Disposible diaper sering disebut popok sekali pakai.popok sendiri di

  artikan sebagai alas bayi, disposible sendiri di artikan sebagai sesuatu yang dapat dibuang sesudah di pakai (diaper dengan bermacam-macam merek yang tersedia di supermarket) dengan menggunakan bahan ekstra penyerap sehingga tidak mengenai kulit bayi. Disposible diaper ini terdiri dari lembaran dan tahan air dan lapisannya mengandung bahan penyerap. Penting sekali memperhatikan daya tampung disposible diaper karena hal ini dapat kita jadikan acuan kapan kira-kira disposible diaper perlu diganti. Disposible diaper yang beredar dipasaran beragam jenisnya. Ada yang tahan sampai 10 kali kencing. Tapi ada juga yang hanya tahan 4-5 kali kencing, jika disposible diaper sudah penuh dan harus diganti 1 jam yang lalu.karena sudah tidak bisa menampung urin bayi. Hal ini menimbulkan iritasi pada kulit bayi. ( Menurut Dr. Muhandari, 2009). Pada prinsipnya jangan sampai air kencing melebihi daya tampung disposible

  .Juga, perhatikan volume kencing si kecil.Ada bayi yang volume

  diaper

  kencingnya sedikit sehingga pemakaian disposible diaper bisa lebih lama, tetapi ada juga bayi yang volume kencingnya sangat banyak. Maksudnya bila aturan yang tertera hingga 10 kali kencing mungkin pada bayi yang volume kencingnya banyak bisa kita perkirakan hingga 8 kali kencing saja.

  Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden tergolong kategori sangat jarang dalam menggantikan pemakaian disposible diaper dengan jumlah 17 responden (53%). Ini dikarenakan sebagian besar responden mempunyai pekerjaan sebagai ibu rumah tangga sebanyak 21 orang (66%). Dengan berprofesi sebagai ibu rumah tangga yang tidak memiliki penghasilan selain penghasilan dari suami, secara tidak langsung kemampuan untuk membeli disposible diaper (Popok sekali pakai) juga rendah.Kalaupun mampu untuk membelinya, itupun digunakan dalam jangka waktu yang lama untuk menghemat biaya atau menekan pengeluaran.

  Fakta lain menyebutkan bahwa 9 responden tergolong kategori sering

  . Dengan gaji yang cukup, mereka tidak kesulitan untuk mengganti

  diaper

  popok anaknya sesuai ketentuan, dalam hal ini apabila popok sudah penuh maka segera ganti.

  2. Diaper Rash (Ruam Popok )

  Berdasakan hasil penelitian di atas kurang dari setengah responden yang mengalami Diaper Rash ( ruam popok ) berat yaitu 15 responden atau (46%) responden termasuk dalam kategori diaper rash (ruam popok ) sedang, sedangkan 11 responden termasuk kategori diaper rash (ruam popok) ringan.

  Diaper rash (Ruam Popok) dapat di anggap sebagai salah satu jenis

  diaper rash kontak iritan. Sebagai reaksi terhadap kelembaban yang berlebihan

  pada kulit, gesekan, maserasi dan kontak lama dengan urin dan tinja, sabun popok yang tertahan dan sediaantopikal, kulit pada daerah popok dapat menjadi eritema dan berskuama, seringkali dengan lesi populovesikel dan bula, fisura dan erosi (Nelson, 2003).

  Berdasarkan hasil penelitian di atas didapatkan sebagian besar bayi mengalami Diaper Rash (Ruam Popok) dengan kategori berat sebanyak 15 responden. Diaper rash dapat disebabkan oleh kebersihan kulit yang kurang. Mencuci popok yang kurang bersih dapat memicu terjadi Diaper rash (Ruam Popok).Kurangnya pengetahuan dapat memicu terjadinyaDiaper Rash (Ruam Popok) tergolong kategori berat sejumlah 12 responden. Dengan pendidikan yang rendah sehingga memungkinkan memiliki pengetahuan yang kurang akan kesehatan bayinya.

  Fakta lain menyebutkan bahwa 11 responden mengalami Diaper Rash (Ruam Popok) dengan kategori ringan. Ini dikarenakan pengetahuan yang baik dari orang tuanya.Sebanyak 7 responden berpendidikan hingga perguruan tinggi. Dengan tingginya tingkat pengetahuan, seseorang dapat menjaga kesehatan dengan berperilaku hidup sehat. Diaper Rash (Ruam Popok) dapat disebabkan oleh bakteri. Bakteri ini tumbuh di kulit yang lembab dan hangat dengan pengetahuan yang dimiliki orang tua, setidaknya dapat mencegah terjadinyaDiaper Rash (Ruam Popok) pada bayinya dengan cara menjaga kulit bayi agar tetap kering.

  Pengetahuan orang tua yang cukup memadai terutama tentang dampak dari penggunaan popok tersebut, orang tua agar lebih siap dan sigap dalam merawat dan menjaga dari iritasi yang di timbulkan dengan penggunaan

  disposible diaper . Pengetahuan orang tua tersebut dapat diperoleh dari berbagai

  sumber informasi dari berbagai media baik elektronik maupun media massa dan juga peran aktif dari petugas kesehatan dalam hal ini penyuluhan-penyulah kesehatan yang diberikan.

  3. Pemakaian Disposible Diaper (Popok Sekali Pakai) dengan terjadinyaDiaper Rash (Ruam Popok) pada bayi di Posyandu Desa Gayaman Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto.

  Hasil uji rank spearman dengan SPSS didapatkan sig 2 tailed 0,000.

  (popok sekali pakai) dengan terjadinyadiaper rash (ruam popok) pada

  diaper

  bayi di Posyandu Desa Gayaman Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto.

  Popok sekali pakai ( Disposible Diaper ) penggunaanya memang lebih praktis dibandingkan dengan popok pakai ulang karena penggunaannya dapat di buang sesudah pakai. Hal Ini dikarenakan disposible diaper terdiri dari lapisan yang tahan air dan lapisannya mengandung bahan penyerap dan gel poliakrilase sehingga tidak sampai terjadi kulit yang lembab. Kontak atau pemakaian lama antara kulit dan kelembaban menyebabkan pembengkakan dan mengganggu fungsi penahan kulit. Kulit cenderung lebih rentan terhadap gesekan dan lebih mudah mengalami iritasi dan mudah ditumbuhi jamur dan bakteri yang nantinya dapat menyebabkan Diaper rash (Ruam Popok).

  Berdasarkan hasil penelitian bahwa sebagian besar responden menggunakan disposible diaper (popok sekali pakai) dalam jangka waktu yang lama dan mengalami diaper rash dengan kategori berat sebanyak 14 responden. Ini dikarenakan disposible diaper terdiri dari lembaran yang tahan air dan lapisannya mengandung bahan penyerap dan gel poliakrilase sehingga tidak sampai terjadi kulit yang lembab.Kontak/ pemakaian lama antara kulit dan kelembapan menyebabkan pembengkakan dan mengganggu fungsi penahan kulit. Kulit cenderung lebih rentan terhadap gesekan dan lebih mudah mengalami iritasi dan mudah ditumbuhi jamur dan bakteri yang nantinya dapat menyebabkan diaper rash (ruam popok).

  Fakta lain menyebutkan bahwa didapatkan 2 responden yang pemakaian

  

Disposible Diaper ( Popok Sekali Pakai ) dalam kategori cukup lama tetapi

  mengalami Diaper Rash (Ruam Popok) dengan kategori berat. Ini bisa terjadi karena bayi menggunakan susu formula pH feses menjadi tinggi dan akan mempengaruhi pH kulit, hal seperti inilah dapat menyebabkan iritasi pada kulit. Meskipun pemakianDisposible Diaper cukup lama tetapi pH feses tinggi akan lebih berisiko terkena Diaper Rash.

  Faktor sosial ekonomi dan pendidikan dari orang tua responden sangat berpengaruh terhadap kesehatan bayinya agar anaknya terhindar dari iritasi kulit sehingga orang tua sangat memperhatikan lama pemakaian disposible

  

diaper . Begitu pula dengan sosial ekonomi orang tua yang sebagian besar

  bekerja sebagai PNS sebanyak 11 orang (34%), dan pendidikan orang tua sebagian besar berpendidikan SMP sampai perguruan tinggi sebesar 56%, sehingga orang tua akan selalu memperhatikan lama penggunaan disposible

  

diaper (popok sekali pakai), karena dengan pemakaian terlalu lama akan

berakibat iritasi pada kulit bayinya.

  Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

  1. Hasil penelitian sebagian besar responden sangat jarang mengganti pemakaian disposible diaper (popok sekali pakai) yaitu 17 responden (53%).

2. Hasil penelitian kurang dari setengah responden yang mengalami diaper rash (ruam popok) berat yaitu 15 responden (47%).

  3. Hail uji rank spearman diperoleh p 0,000 <α 0,05 yang berarti ada hubungan pemakaian disposible diaper (popok sekali pakai) dengan terjadinya diaper rash (ruam popok) pada bayi di Posyandu Desa Gayaman Kecamtan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto.

  REKOMENDASI

  Untuk Peneliti Selanjutnya. Penelitian ini sebagai tambahan pengetahuan dan penerapan teori-teori yang telah diterima selama perkuliahan. Alamat Correspondensi : Jl. Melati Gang 12 Kabupaten Situbondo`. Email : No Telp. 089654146301.