Perkembangan fisik peserta dan didik

LAPORAN
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
“PERKEMBANGAN FISIK PESERTA DIDIK”

OLEH:
IRA RAHAYU
E1D012028

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2012

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Perkembangan fisik merupakan salah satu aspek perkembangan peserta didik
yang sangat penting dan mempengaruhi aspek-aspek perkembangan lainnya.
Perkembangan fisik atau yang disebut juga pertumbuhan biologis merupakan salah
satu aspek penting dari perkembangan individu. Siefert dan Hoffnung, 1994,
mengatakan bahwa perkembangan fisik meliputi perubahan-perubahan dalam tubuh
(seperti: pertumbuhan otak, system saraf, organ-organ indrawi, pertambahan tinggi
dan berat badan, hormon, dan lain-lain), dan perubahan-perubahan dalam cara-cara
individu untuk menggunakan tubuhnya (seperti: perkembangan keterampilan motorik
dan perkembangan seksual), serta perubahan dalam kemampuan fisik (seperti:
penurunan fungsi jantung, pengelihatan dan sebagainya).
Bagi anak-anak usia sekolah dan remaja, pertumbuhan dan perkembangan
fisik yang optimal adalah sangat penting, sebab pertumbuhan atau perkembangan fisik
anak secara langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi perilakunya seharihari. Secara langsung, pertumbuhan fisik anak akan menentukan keterampilan anak
dalam bergerak. Sedangkan secara tidak langsung, pertumbuhan atau perkembangan
fisik akan mempengaruhi cara anak memandang dirinya sendiri dan orang lain.
Secara garis besarnya, pertumbuhan dan perkembangan fisik peserta didik
dapat dibagi atas tiga tahap, yaitu tahap setelah lahir hingga usia tiga tahun, tahap
anak-anak hingga masa pubertas (3-10 tahun), tahap pubertas (10-14 tahun), dan
tahap remaja/adolesen (usia 12 tahun ke atas). Berdasarkan tahapan di atas, maka
anak usia sekolah (SD-SMP) dimasukan dalam tahap prapubertas dan pubertas awal,

sedangkan anak SMP hingga SMA dimasukan dalam tahap remaja.

2

1.2.

Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini tidak lain sebagai persyaratan untuk tugas
kelompok pada mata kuliah Perkembangan Peserta Didik. Makalah ini juga
merupakan ulasan mendetail dari slide-slide yang akan dipresentasikan mengenai
judul makalah ini. Makalah ini juga bertujuan untuk megulas materi permasalahan
yang berkaitan dengan perkembangan peserta didik pada pembahasannya adalah
mengenai perkembangan fisik peserta didik. Pada penulisan makalah ini akan
mengulas mengenai karakteristik perkembangan fisik peserta didik, isu-isu dalam
perkembangan fisik, implikasi genetik dan lingkungan terhadap pendidikan,
perkembangan otak, dan implikasi perkembangan otak terhadap pendidikan.

3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1.

Karateristik Perkembangan Fisik Peserta Didik
Awal masuk kelas satu sekolah dasar merupakan peristiwa penting bagi
sebagian anak karena masuknya anak ke sekolah dasar tentu akan membawa akibat
pada perubahan besar dalam kehidupannya terutama pada pola perubahan dalam
sikap, nilai, dan perilaku. Usia sekolah dasar merupakan periode pertumbuhan fisik
yang lambat dan relatif seragam sampai mulai terjadi perubahan-perubahan pubertas,
kira-kira 2 tahun menjelang anak menjadi matang secara seksual. Karena itu, masa
petumbuhan ini sering juga disebut sebagai “periode tenang” sebelum masa remaja
dimana pertumbuhan akan menjadi lebih cepat. Meskipun “masa tenang”, tetapi hal
ini tidak berarti bahwa masa ini tidak terjadi proses pertumbuhan fisik yang berarti.
2.1.1

Perkembangan Fisik Pada Masa Pertengahan dan Akhir Anak-anak
Sampai dengan usia sekitar 6 tahun terlihat bahwa badan anak bagian atas
berkembang lebih lambat daripada bagian bawah. Anggota-anggota badan
relatif masih pendek, kepala dan perut relatif masih besar. Selama masa akhir

anak-anak, tinggi pertumbuhan sekitar 5 hingga 6 % dan berat bertambah
sekitar 10 % setiap tahun. Pada usia ini juga tinggi rata-rata anak adalah 46
inci dengan berat 22,5 kg. kemudian pada usia 12 tahun tinggi anak menacapai
60 inci dan berat 40 hingga 42,5 kg (Mussen, Conger & Kagan, 1969).
Peningkatan berat badan anak lebih banyak daripada panjang badannya. Kaki
dan tangan menjadi lebih panjang, dada dan pinggul lebih besar. Peningkatan
berat badan pada masa ini terjadi karena bertambahnya ukuran system rangka
dan otot, serta ukuran beberapa organ tubuh. Pertambahan kekuatan otot ini
terjadi karena faktor keturunan dan latihan. Umumnya anak laki-laki lebih
4

kuat daripada anak perempuan karena jumlah perbedaan sel-sel otot. Pada saat
yang sama, gemuk bayi berkurang (Santrock, 1995).
Pertumbuhan fisik selama masa ini, di samping meberikan kemampuan bagi
anak-anak untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas baru, tetapi juga dapat
menimbulkan permasalahan-permasalahan dan kesulitan-kesulitan secara fisik
dan psikologis bagi mereka (Siefert & Hoffnung, 1994).
Anak-anak terlihat lebih cepat berlari dan makin pandai meloncat. Anak juga
mampu menjaga keseimbangan badannya dan penguasaan badan, seperti
membungkuk, melakukan bermacam-macam latihan seperti olah raga. Hal

tersebut tidak terlepas karena perkembangan motorik anak yang terus
berkembang seiring dengan bertambahnya berat dan kekuatan badan.
2.1.2

Perkembangan Fisik Pada Masa Remaja (Perubahan Pubertas)
Secara etimologi pubertas berasal dari bahasa Latin “pubescere”, yang berarti
mendapat rambut kemaluan. Masa ini adalah masa awal dimana terjadinya
pematangan seksual. Masa puber sering tidak mempunyai tempat yang jelas
karena sulit membedakan masa puber dengan masa remaja karena masa puber
sering dijadikan sebagai pertanda awal seseorang memasuki masa remaja.
Ketika seorang anak mengalami pubertas, berarti dia dianggap sudah
memasuki masa remaja, yakni masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa. Pada masa pubertas inilah dimana terjadi perubahan-perubahan besar
dan

dramatis

dalam

perkembangan


seorang

anak,

baik

dalam

pertumbuhan/perkembangan fisik, kognitif, maupun dalam perkembangan
psikososial anak.
Perubahan fisik merupakan gejala primer dalam pertumbuhan masa remaja
yang berdampak terhadap perubahan psikologis (Sarwono,1994). Berdasarkan
konteks pubertas, kematangan organ-organ seks dan kemampuan reproduktif
bertumbuh

dengan

cepat.


Anak

perempuan

umumnya

mengalami

pertumbuhan lebih cepat 2 tahun ketimbang anak laki-laki. Pertumbuhan cepat
pada anak perempuan terjadi pada usia 10.5 tahun dan anak laki-laki pada usia
12.5 tahun. Bagi kedua jenis kelamin, pertumbuhan capat ini berlangsung
selama kira-kira 2 tahun (Diamond & Diamond, 1986). Secara garis besarnya
5

perubahan-perubahan tersebut dapat dikelempokokan dalam dua kategori,
yaitu perubahan yang berhubungan dengan pertumbuhan fisik dan perubahan
yang berhubungan dengan perkembangan karakteristik seksual.
Kategori pertama terjadi dalam pertumbuhan pada tinggi dan berat badan.
Tinggi rata-rata anak laki-laki dan perempuan pada usia 12 tahun adalah
sekitar 59 atau 60 inci. Untuk anak perempuan, tingkat pertumbuhan tertinggi

terjadi pada usia sekitar 11 atau 12 tahun dan untuk anak laki-laki terjadi 2
tahun kemudian. Dalam tahun tersebut, tinggi anak perempuan bertambah
sekitar 3 inci dan tinggi anak laki-laki bertambah lebih dari 4 inci. Pada usia
18 tahun, rata-rata tinggi remaja lelaki adalah 68 inci dan tinggi remaja
perempuan hanya 64 inci (Zigler & Stevenson, 1993). Pertambahan berat
badan juga merupakan percepatan pertumbuhan badan yang terjadi sekitar 13
kg bagi anak laki-laki dan 10 kg bagi anak perempuan (Malina, 1990).
Pertumbuhan berat badan lebih sedikit dapat diramalkan dibandingkan dengan
pertumbuhan tinggi badan karena berat badan lebih mudah dipengaruhi seperti
melalui diet, latihan, dan gaya hidup lainnya.
Kategori kedua terjadi dalam perubahan yang berhubungan dengan
perkembangan karakteristik seksual. Terdapat dua bagian yang berbeda pada
perkembangan karakteristik seksual dan masing-masing mempunyai ciri-ciri
tersendiri.
Perubahan secara seksual yang pertama bisa disebut sebagai perubahan ciriciri seks primer atau yang artinya berhubungan lansung dengan proses
reproduksi. Bagi anak laki-laki, ciri-ciri seks primer ditunjukan dengan
pertumbuhan dari batang kemaluan (penis) dan kantung kemaluan (scrotum).
Pada usia 20 atau 21 tahun, testis mencapai kematangan penuh yang mulamula terlihat pada peningkatan panjang penis dan secara berangsur-angsur
bertambah besar. Perubahan ini terjadi karena pengaruh hormon, terutama
hormone perangsang yang diproduksi oleh kelenjar bawah otak (pituitary

gland). Sementara itu, pada anak perempuan, perubahan ciri-ciri seks primer
ditandai dengan munculnya periode menstruasi. Terjadinya menstruasi
pertama member petunjuk bagi anak perempuan bahwa mekanisme
reproduksinya telah matang, sehingga memungkinkan mereka untuk
6

mengandung dan melahirkan anak. Menstruasi pertama pada seorang gadis
didahului oleh sejumlah perubahan lain, seperti payudara yang membesar,
munculnya rambut di daerah sekitar kelamin, dan pembesaran pinggul dan
bahu. Ketika pertumbuhan mencapai puncaknya, maka ovarium, uterus,
vagina, labia, dan klitoris berkembang pesat (Malina, 1990).
Perubahan secara seksual yang kedua bisa disebut sebagai perubahan ciri-ciri
seks sekunder atau yang artinya tidak berhubungan langsung dengan proses
reproduksi melainkan berhubungan dengan tanda-tanda jasmaniah yang
membedakan antara laki-laki dan perempuan. Tanda-tanda ini muncul sebgai
konsekuensi dari berfungsinya hormone-hormon yang disebutkan pada ciriciri seks primer. Pada laki-laki terlihat tumbuh kumis dan janggut, jakun, bahu
dan dada melebar, suara berat, tumbuh bulu di ketiak, di dada, dan di kaki dan
di lengan, dan di sekitar kemaluan, serta otot-otot menjadi kuat. Sedangkan
pada perempuan terlihat payudara dan pinggul membesar, suara menjadi
halus, tumbuh bulu di ketiak dan di sekitar kemaluan.

2.2.

Isu-Isu dalam Perkembangan Fisik: Nature dan Nurture
“Nature” dan “Nurture” merupakan isu dasar yang menjadi perdebatan sengit
dalam perkembangan psikologi perkembangan. “Nature” dapat diartikan sebagai sifat
khas seseorang yang dibawa sejak kecil atau yang diwarisi sebagai sifat pembawaan.
Sedangkan “Nurture” dapat diartikan sebagai faktor-faktor lingkungan yang
mempengaruhi individu sejak dari masa pembuahan sampai selanjutnya (Chaplin,
2002).
Pertanyaan seperti “yang mana yang lebih penting”, akan selalu sampai pada
jalan buntu. Anne Anastasi bahkan menegaskan bahwa yang terpenting adalah
“bagaimanakah”, bukan memperdebatkan “yang manakah”. Karena menurut Anastasi
pertanyaan “bagaimanakah” menunjukan yang saling mempengaruhi antara nature
dan nurture, dan yang meliputi dasar-dasar pertanyaan Anastasi bahwa:
1. Nature dan Nurture keduanya menjadi sumber timbulnya setiap perkembangan
tingkah laku.
2. Nature dan Nurture tidak bisa berfungsi secara terpisah satu sama lain, tetapi
harus selalu saling berinteraksi dalam memberikan kontribusinya.
7


3. Interaksi dapat dikonseptualisasi sebagai suatu bentuk dari interelasi yang
majemuk, yaitu suatu hubungan yang terjadi mempengaruhi hubungan-hubungan
lain yang akan terjadi.
Untuk mengetahui lebih jauh pengaruh faktor nature dan nurture bagi
perkembangan

fisik, bagaimana

mekanisme

atau instruksi-instruksi genetik

menetukan karateristik fisik dan kecakapannya, dan sejauh mana faktor-faktor
lingkungan dapat mempengaruhi bagaimana mekanisme genetik tersebut dijalankan.
Berdasarkan dasar-dasar genetik perkembangan fisik bila dilihat secara fisik, kode
genetik warisan dibawa oleh agen biokimiawi yang bernama gen dan kromosom
(Santrock, 1996). Lain hal dengan interaksi hereditas dan lingkungan dalam
perkembangan fisik yang memiliki maksud bahwa orang tua tidak hanya member gen
sebagai cetak tiru biologis bagi perkembangan anak, melainkan juag berperan penting
dalam menentukan jenis lingkungan yang akan dihadapi keturunannya.
2.3.

Implikasi Genetik dan Lingkungan terhadap Pendidikan
Kekuatan dan kelemahan dari pengaruh genetic ini dalah penting untuk
dipahami.

Pemahaman

tentang

dampak

faktor-faktor

lingkungan

terhadap

perkembangan anak, akan memberi pendidik suatu pertimbangan yang optimis
tentang potensi-potensi yang penting untuk ditumbuhkembangankan dalam diri
peserta didik. Seorang guru perlu untuk memahami perbedaab sifat-sifat setiap peserta
didik.
2.4.

Perkembangan Otak
Merupakan salah satu aspek perkembangan fisik peserta didik yang sangat
penting dipelajari oleh orang tua, guru dan calon guru. Otak adalah sistem biologis
manusia yang sengaja diciptakan Allah Swt. untuk mengindra dunia dan sekaligus
memberikan berbagai tanggapan terhadapnya. Sama halnya dengan aspek-aspek
perkembangan lainnya, perkembangan otak juga dipengaruhi interaksi hereditas dan
linkungan.

8

BAB III
KESIMPULAN

3.1.

Kesimpulan
Perkembangan fisik peserta didik dapat dilihat dari berbagai faktor yang
menjadi implikasi bagi perkembangan dan pertumbuhan fisik peserta didik. Seperti,
keadaan berat dan tinggi badan, masa pubertas, perubahan fisik, proporsi tubuh,
kematangan seksual, perkembangan motorik. Faktor-faktor tersebut merupakan
pengaruh besar bagi perkembangan dan pertumbuhan fisik peserta didik seperti
keadaan berat dan tinggi badannpada anak usia sekolah merupakan penanda bahwa
seorang peserta didik mengalami perubahan pada keadaan badanny seperti
bertambahnya kekuatan otot, dan lengan dan kaki menjadi lebih panjang. Pada masa
pubertas, seorang anak mengalami perubahan besar dan dramatis dalam hidupnya,
baik dalam pertumbuhan/perkembangan fisik, kognitif, maupun dalam perkembangan
psikososial anak. Masa kematangan seksual merupakan suatu rangkaian dari
perubahan fisik yang terjadi pada masa pubertas. Pada usia sekolah, perkembangan
motorik anak lebih halus, lebih sempurna, dan terkoordinasi dengan baik, seiring
dengan bertambahnya berat dan kekuatan badan anak. Di samping itu, anak juga
makin mampu menjaga keseimbangan badannya.

9