COVER LEMBAR PENGEAHAN KATA PENGANTAR

Analisis Pengendalian Proses Produksi Untuk Meminimasi Cacat Kertas Pada Unit
Produksi Paper Machine
Di Susun Oleh Kelompok 1
Gusti Hermawan

(2016080071)

Ade Selpian

(2016080040)

Aen Husaeni

(2016080052)

Danu Irwansyah

(2016080362)

Miniatur Kerja Peraktek (KP) Prihal Produksi
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS PAMULANG

2016

Tangerang 27 September 2017

Mengetahui

Khasbunalloh,ST.,MT

1

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya kami
dapat menyelesaikan KP yang berjudul ”
Analisis Pengendalian Proses Produksi Untuk Meminimasi Cacat Kertas Pada Unit Produksi
Paper Machine
Kami juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dr. Sumini selaku
dosen mata kuliah B.Indonesia yang sudah memberikan kepercayaan kepada kami untuk
menyelesaikan tugas ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka menambah pengetahuan
juga wawasan menyangkut efek yang ditimbulkan dari sampah, dan juga cara bagaimana

menciptakan sampah menjadi barang yang dapat bermanfaat.
Kami pun menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran demi
perbaikan makalah yang akan kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Mudah-mudahan makalah sederhana ini dapat dipahami oleh semua orang khususnya bagi
para pembaca. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat kata-kata yang kurang
berkenan.

Tangerang 27 September2017

Kelompok 1

2

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN

1


KATA PENGANTAR

2

DAFTAR ISI

3

Daftar Tabel

4

BAB 1 PENDAHULUAN
Latar belakang

5

Perumusan masalah

6


Maksud dan tujuan penelitian

6

Pembatasan Masalah

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Pustaka

8

Landasan Teori

12


BAB III
Metode penelitian

13

BAB IV
Hasil Penelitian

17

BAB V
Kesimpulan

23

Saran

25


Daftar Pustaka

26

3

Daftar Tabel
1.1

13

1.2

14

1.3

15

2.1


18

2.2

19

4

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 latar belakang masalah
pada masa sekarang ini setiap perusahaan yang bergerak dibidang sejenis dihadapkan
pada tingkat persaingan yang semakin ketat dengan perubahan-perubahan yang semakin
cepat. sejalan dengan perkembangan dan kemajuan teknologi yang terus berkembang juga
tingkat persaingan yang makin luas maka kondisi ini mengharuskan suatu perusahaan harus
mengolah seluruh sumber daya yang dimiliki secara optimal, dan melakukan perbaikanperbaikan secara intensif terhadap sitem kerja yang ada secara efektif dan efisien. perbaikanperbaikan ini sangat bermanfaat bagi perusahaan sebab dari perbaikan ini akan didapat sistem
kerja yang lebih baik. dan untuk mendapatkan suatu sistem kerja yang baik suatu perusahaan
dituntut untuk senantiasa meningkatkan produktivitas dan kualitas pekerjaan yang dihasilkan.

kertas kemasan hasil pembuatannya mengalami banyak masalah seperti halnya cacat
produksi yang disebabkan oleh mesin, kurang baiknya mutu produk yang dihasilkan dan
tidak digunakannya statistical quality control dalam pengendalian produksinya. akibat dari
masalah-masalah itu menyebabkan kurang tepatnya sistem produksi yang dijalankan oleh
perusahaan. akibat dari masalah dalam proses produksi ini maka akan timbul kerugian bagi
perusahaan yang diakibatkan banyaknya cacat produksi yang terjadi. sistem pengendalian
proses produksi yang diterapkan saat ini adalah inpection quality, dimana kegiatan
pengendalian kualitas hanya dilakukan dengan memisahkan produk baik dan reject sehingga
sulit sekali untuk memantau dan meningkatkan performansi proses untuk menghasilkan
produk yang memehuhi spesifikasi, selain hal itu perusahaan juga harus mengetahui dan
memperhatikan tentang tanggung jawab produk cacat yang merujuk pada kenyataan bahwa
produsen harus dituntut untuk menyediakan penggantian

atas kerusakan harta benda,

kerugian uang, atau cacat badan yang diakibatkan oleh barang yang rusak dan kewajiban ini
disebut juga kewajiban produsen atau tanggung jawab produk perusahaan terhadap produk
yang diproduksinya. atas dasar hal-hal tersebut penulis mengambil judul dalam tugas akhir
5


ini adalah analisis pengendalian proses produksi untuk meminimasi cacat kertas pada unit
produksi paper machine.

1.2 Perumusan Masalah
Dari uraian yang dikemukakan pada latar belakang masalah diatas, maka pada
dasarnya setiap perusahaan akan selalu berusaha untuk melakukan perbaikan-perbaikan
terhadap sistem kerja yang ada. Perbaikan ini di fokuskan pada pengendalian proses
pembuatan kertas khususnya kertas kemasan KLB. Adapun perumusan masalah yang
ditetapkan penulis adalah :

1. Melakukan perbaikan proses pengendalian produksi dengan metode statistical
process control.
2. Menentukan cacat kertas yang paling dominan
3. Menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya cacat kertas KLB.
4. Membandingkan antara metode pengendalian proses produksi yang dipakai saat ini
oleh perusahaan dengan metode statistical process control.
5. Menganalisis akibat dari produksi produk cacat terhadap faktor internal dan
eksternal perusahaan.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Dari gambaran permasalahan diatas maka penelitian ditujukan untuk :

1.

Mengetahui penyebab terjadinya kerusakan atau cacat yang menimbulkan
ketidakterkendaliannya proses produksi.

2.

Pengendalian proses produksi kertas melalui penerapan statical process
control yang diharapkan dapat menganalisis kondisi proses yang sedang berjalan
secara dini yang diharapkan dapat mengurangi persentase cacat akibat proses
produksi yang tidak maksimal serta untuk mengetahui perubahan peningkatan mutu
yang dilakukan sehingga dapat memberikan hasil yang sesuai dengan harapan.

3.

Menentukan penyebab dominan terjadinya cacat suatu produk.

4.

Membandingkan sistem produksi yang dipakai saat ini dengan metode statical

process control untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
6

5.

Analisis akibat dari faktor internal dan eksternal perusahaan terhadap produksi
produk cacat.

1.4 Pembatasan Masalah
Agar pembahasan yang dilakukan lebih terarah dan lebih sederhana maka dalam
melakukan penelitian adanya pembatasan masalah. Adapun batasan masalah tersebut adalah :
1. Penelitian dilakukan di PT. Fajar Surya Wisesa yaitu mengambil data hasil produksi
serta jumlah cacat yang terjadi.
2. Penelitian di lakukan di Paper Machine II yaitu pada proses produksi kertas
kemasan KLB.
3. Urutan prioritas perbaikan bertahap berdasarkan pada jenis cacat yang dihasilkan..
4. Masalah yang terjadi adalah hanya melihat jenis cacat dan jumlah produk yang
cacat pada proses pembuatan kertas.
5. Data yang di gunakan adalah data selama periode penelitian yaitu pada bulan April
2004.

7

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini akan dibahas mengenai konsep-konsep yang ada hubungannya dengan
pengertian pengendalian kualitas serta metoda yang dipergunakan dalam pelaksanaan sistem
pengendalian kualitas.
2.1 Pengendalian Proses Statistikal
Pengendalian proses statistical merupakan suatu alat yang dapat mempengaruhi
keputusan yang berhubungan dengan pembuatan produk yaitu fungsi spesifikasi, produksi
dan insfeksi.
Pengendalian proses statistical adalah suatu terminologi yang mulai digunakan sejak
tahun 1970-an untuk menjabarkan penggunaan teknik statistical dalam memantau dan
meningkatkan performansi proses penghasilan produk yang berkualitas. Pada tahun 1950-an
sampai 1960-an digunakan terminology pengendalian kualitas statistical yang memiliki
pengertian sama dengan pengendalian proses statistical.
Standar Industri Jepang (JIS) mendefinisikan pengendalian mutu adalah suatu sistem
tentang metode produksi yang secara ekonomis memproduksi barang-barang atau jasa yang
bermutu yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen.
Banyak keputusan mengenai masalah yang berhubungan dengan mutu diperlukan dalam
sistem produksi, teknik pengendalian proses statistical dapat memberi suatu sumbangan yang
berguna bagi penelitian semacam ini. Teknik pengendalian proses statistical mendatangkan
hasil tertentu yang diinginkan yang tidak dapat dicapai dengan cara lainnya, hal ini mungkin
dapat dikatakan sebagai manfaat langsung dari pengendalian proses statistical.

2.2 Definisi dan Pengertian Pengendalian
Pengendalian di definisikan sebagai semua kegiatan atau usaha untuk menjamin agar
hasil pelaksanaan sesuai dengan tujuan yang telah di tetapkan dalam rencana, Bagi industri
tujuan tersebut meliputi
8

1.

Jenis produk yang akan di jual.

2.

Jumlah yang akan di buat.

3.

Tingkat kualitas.

4.

Biaya produksi.

5.

Kapan produksi tersebut selesai.

1. Berdasarkan waktu pelaksanaan pengendalian di kenal Tiga macam pengendalian yaitu:
1. Preventive Control
Preventive control adalah pengendalian yang dilakukan sebelum proses produksi
dilakukan, pengendalian ini di lakukan bermaksud agar proses produksi berjalan lancar sesuai
rencana produksi dan ongkos yang telah di tetapkan serta mencegah terjadinya cacat produksi
dan pengulangan proses kegiatan ini biasanya meliputi pemeriksaan terhadap hal-hal yang
berkaitan dengan:


Rencana.



Disain.



Mesin /alat.



Bahan baku / penolong.



Tenaga kerja.

2. Monitoring Control
Monitoring control merupakan usaha pengendalian yang dilakukan pada waktu proses
produksi sedang berlangsung. Tujuannya adalah untuk mengendalikan agar hasil akhir
sesuai rencana, jika terjadi penyimpangan-penyimpangan terhadap standar dapat segera di
perbaiki.
3. Revresive Control
Revresive control adalah pengendalian yang dilakukan setelah semua proses selesai di
kerjakan (telah menjadi produk jadi). Dalam revresive control tidak mungkin lagi
dilakukan pencegahan terhadap penyimpangan yang terjadi, namun demikian dapat di
pakai sebagai pencegahan dari kegiatan produksi yang akan datang.

9

2.3 Definisi dan Pengertian Kualitas
Kualitas tidaklah harus yang terbaik secara mutlak tapi secara umum dapat diartikan
sebagai yang terbaik dalam batas-batas kondisi yang diinginkan pemakai.
Syarat dari kondisi pemakai yang paling menonjol umumnya menyangkut harga produk
dan manfaat dari produk tersebut. Namun jika diuraikan lagi kondisi tersebut menyakut
beberapa hal yaitu :


Spesifikasi dimensi dan karakteristik operasi



Umur produk dan keandalan



Persyaratan dan keselamatan / keamanan dari produk



Standar yang relevan



Biaya rekayasa dan perkembangan produk



Biaya kualitas produk



Syarat dan kondisi



Pemasangan dan perawatan dilapangan



Faktor kelestarian bahan dan pemanfaatan energi



Penimbangan efek samping dan lingkungan

Secara umum kualitas dapat diartikan sebagai suatu kumpulan dari jumlah karakteristik
yang menunjukan tingkat kebaikan suatu produk sehingga mampu memenuhi keinginan
konsumen ini berarti bahwa produk tersebut cocok dan sesuai dengan apa yang
diinginkan konsumen. Kecocokan penggunaan dikaitkan dengan nilai yang diterima dan
kepuasan pelanggan.

2.4 Pengertian Pengendalian Kualitas
Menurut Feigen Boun (2, hal 54) pengendalian kualitas didefinisikan sebagai suatu
sistem yang terdiri dari pemeriksaan dan pengujian, analisis dan tindakan-tindakan yang
harus diambil dengan ongkos yang seminimal mungkin sesuai dengan keinginan konsumen.
Pengendalian kualitas dapat juga di artikan sebagai suatu sistem yang efektif untuk
mengkoordinasikan usaha-usah penjagaan kualitas dan perbaikan kualitas. Dari kelompokkelompok dalam organisasi yang ekonomis dan dapat memenuhi kepuasan konsumen .
10

Berdasarkan Standar Industri Jepang (JIS) pengendalian kualitas didefinisikan sebagai
suatu sistem tentang metode produksi yang secara ekonomis memproduksi produk atau jasa
yang bermutu dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen.
Urutan pengendalian kualitas pada umumnya mengikuti 4 tahap yaitu sebagai berikut
1. Penetapan standar dan ongkos
2. Konfirmasi hasil produksi
3. Mengadakan koreksi
4. Usaha perbaikan standar
Jika produksi banyak yang cacat, berarti penggunaan sumber daya kurang efisien. Artinya
perbandingan output terhadap infut menjadi lebih kecil. Hal ini berarti menurunkan
produktivitas manajemen kualitas mengusahakan agar produksi bertambah dengan
mempergunakan sumber daya yang sama atau lebih rendah.
Dengan adanya pengendalian kualitas diharapkan penyimpangan-penyimpangan yang
muncul dapat dikurangi dan proses dapat diarahkan pada tujuan yang mungkin dapat
dikurangi dan proses dapat diarahkan bila tujuan yang ingin dicapai. Pengendalian
kualitas dapat dikatakan efektif apabila dapat menekan sampai batas minimum
penyimpangan terhadap rencana.

2.5 Pengendalian Proses Secara Statistik
Sistem pengendalian proses dapat digambarkan sebagai sistem umpan balik. Sistem
pengendalian proses secara statistk merupakan salah satu tipe sistem umpan balik.
Adapun 4 unsur penting yang terdapat dalam sistem tersebut adalah sebagai berikut :

1. Proses
Melalui proses kita dapat mengkombinasikan supliyer, produsen, manusia, bahan,
metode dan lingkungan yang bekerja sama menghasilkan produk (output) dan pelanggan
yang menggunakan produk tersebut. Performa total dari proses tergantung pada proses
tersebut di disain dan di implementasikan serta bagaimana cara tersebut di oprasikan dan
diatur. Sistem produksi baik terhadap pengendalian tingkat mutu tinggi maupun terhadap
perbaikan performa total proses.

11

2. Informasi Tentang Performa
Informasi yang paling membantu berasal dari pemahaman proses itu sendiri dan
variable internal . Kita perlu menentukan target terhadap karakteristik proses yang
hasilnya terdapat pada proses yang paling produktif . Serta memonitor seberapa dekat
atau jauh dari target tersebut jika informasi tersebut digabung dan dapat diinterprestasikan
maka dapat di ketahui apakah proses tersebut berjalan sebagai mana biasanya atau tidak ..
3. Tindakan terhadap proses
Merupakan tindakan paling ekonomis untuk mencegah karakteristik–karakteristik penting
tidak berbeda terlalu jauh dari target .
Tindakan dapat di lakukan terhadap :
 Perubahan pada operasi seperti pada operator .
 Unsur–unsur dasar proses, seperti peralatan yang perlu diperbaiki, desain proses
secara keseluruhan dan bagaimana orang berkomunikasi
Pengaruh tindakan tersebut harus di monitor dan di analisis lebih lanjut .
4. Tindakan dapat dilakukan terhadap produk
Tindakan ini sebenarnya kurang ekonomis jika di batasi untuk mendeteksi dan
mengoreksi di luar spesipikasi produk tanpa menunjukan masalah proses yang
mendasari. Jika produk yang umum tidak memenuhi kebutuhan pelanggan, maka perlu
dilakukan penyortiran terhadap semua produk dan menghasilkan kembali beberapa
rincian barang yang sesuai.

12

BAB III
METODE PENELITIAN
Proses Perencanaan Dan Pengendalian Kualitas
1.1
PEMAKAI / KONSUMEN
- Menetapkan mutu yang diinginkan pemakai
- Merevisi keinginan disesuaikan dengan
kemampuan proses

PEMASARAN
- Menafsirkan keinginan pemakai / konsumen
Interpretasi kenginan
pemakai

REKAYASA
- Membuat konsep desain
- Menyiapkan spesifikasi
- Mengendalikan mutu

PRODUKSI
- Memproduksi
- QC

3.1 Ruang Lingkup Pengendalian Kualitas Statistik .
Ruang lingkup pengendalian kualitas statistik pada dasarnya mempunyai beberapa alat
yang digunakan dalam pengendalian kualitas yaitu :
1.

Lembar Periksa ( Cheek Sheet ).
Merupakan lembar pemeriksaan atau lembar pengumpulan data yang digunakan

sebagai alat bantu untuk memudahkan pengumpulan data. Bentuk dan isinya disesuaikan
dengan kebutuhan maupun kondisi masalah yang ada.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengisi lembar periksa adalah sebagai
berikut:
 Tujuan pengisian lembar periksa (Pengumpulan data) harus jelas apa yang hendak
diketahui untuk dilakukan penelitian, sehingga dalam pemilihan data akan lebih
terarah sesuai dengan tujuan .
 Lembar pengumpulan data harus sederhana bentuknya membuat kolom yang sesuai
dengan kebutuhan sehingga dapat diisi dengan mudah dan tepat.
Lembar pengumpulan data mudah di mengerti, dalam pembuatannya harus benar dan mudah
untuk di fahami baik oleh pengumpul data maupun oleh orang lain
13

 Lembar pengumpulan data harus memberikan informasi yang diperlukan, maksudnya
apakah data yang di dapat cukup lengkap sebagai landasan untuk bertindak, sehingga
data yang dikumpulkan memberi manfaat seperti:
-

Memahami situasi yang sebenarnya.

-

Menganalisa masalah yang ada.

-

Membantu dalam mengambil keputusan.

Contoh Lembar Periksa ( Cheek Shet)
1.2

NO

TANGGAL

JUMLAH

KERTAS

1
2
3

14

JUMLAH

JUMLAH

DITOLAK

DITERIMA

Histogram.
Digunakan untuk distribusi data yang dikumpulkan.
1.3

80
60
40
20

Diagram Pareto
Digram pareto adalah diagram balok yang di susun secara berjenjang mulai dari yang
tertinggi hingga yang terendah. Yang digunakan untuk menentukan urutan prioritas masalah
yang dipecahkan

Langkah-langkah diagram pareto :
1. Menentukan item klasifikasi yang akan anda gunakan dalam grafik sebagai contoh,
grafik dapat mendaftar item sesuai macam cacat, kerusakan, grup kerja, produk dan
kehancuran. (bila cacat anda tidak diklasifikasikan atau di itemisasikan maka anda
dapat menyusun diagram pareto, ulangi lembaran pemeriksaan anda. Sehingga data
anda akan di itemisasikan.

15

2. Tetapkan periode waktu untuk digambarkan pada grafik anda dengan kata lain dari
waktu apa mencakup ke waktu apa. Tidak terdapat batasan periode waktu sehinga
pada umumnya periode waktu akan berpariasi sesuai dengan

situasi. Hal yang

penting untuk diingat adalah mencoba menetapkan periode yang sama untuk semua
grafik yang berkaitan sehingga anda dapat membandingkan.
3. Jumlah setiap item untuk periode yang anda tetapkan jumlah setiap item akan
ditunjukan dengan balok panjang. Bila perlu dapat digunakan 100 % sebagai total
dan menghitung jumlah persentase setiap item.
4. Gambar sumbu horizontal dan vertikal pada kertas grafik dan membatasi sumbu
vertical dengan unit yang tepat (jumlah cacat dan persentase cacat).
5. Dibawah sumbu horizontal, tulis item yang paling penting dan yang lainnya, sehingga
item cacat utama ditunjukan pada grafik paling kiri.
6. Gambar balok, tinggi balok akan menggambarkan nilai pada sumbu vertikal. Jagalah
lebar balok agar selalu sama dan setiap balok harus selalu nempel dengan balok
lainnya. Jika anda membuat jarak antar balok buatlah jarak yang seragam.
7. Berikan judul pada grafik dan tulis dengan singkat sumber data grafik tersebut.

Kegunaan diagram pareto
 Diagram pareto adalah langkah pertama dalam membuat perbaikan
 Menunjukan masalah utama, maksudnya yaitu bahwa diagram pareto dapat
menunjukan penyebab utama yang merupakan kunci dalam penyeleksian
produk cacat.
 Membantu dalam mengambil keputusan
 Menyatakan perbandingan masing-masing persoalan terhadap keseluruhan
masalah
 Untuk mengevaluasi pada tahap selanjutnya

16

BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Pengumpulan Data
4.1.1

Proses Produksi Dari Bahan Baku Sampai Jadi
Proses produksi pada PT.Fajar Surya Wisesa diawali dari stock preparation, yaitu

proses pembuatan pulp.Pada unit mesin 2 yang memproduksi KLB, mempunyai 3 lapisan
berarti pada stock preparation untuk unit mesin 2 mempunyai 3 lapisan berarti pada stock
preparation untuk unit mesin 2 mempunyai 3 proses pembuatan pulp yaitu proses bahan
baku NDLKC dan UKP untuk lapisan pertama dan proses bahan baku wise paper untuk
lapisan kedua dan ketiga
Lapisan pertama mempunyai bahan baku dari NDLKC dan UKP.Dibawah ini akan
dipaparkan mengenai proses UKP:
1. Proses pertama, bahan baku dibawa dari gudang dengan menggunakan forklif menuju
ke konveyor, bahan baku ditaruh ke PUL (hydro pulper),yaitu sebuah wadah dimana
kertas. Pada PUL ditambah bahan kimia OBA (Tinopal) untuk menembah kecerahan
pada warna kerta.
2. Dari PUL dipompa dan ditampung ke C-6 kemudian dipompa lagi ke HDC Voith
(High Density Cleaner) dimana terjadi proses pemisahan benda dan kotoran berat dari
bubur kertas.
3. Dari HDC voith, buburan kertas dialirkan menuju deflaker dimana deflaker berfungsi
untuk menguraikan gumpalan serat pada buburan kertas.
4. Dari Deflaker, pulp dialirkan menuju penampungan C-43 dan dialirkan lagi ke DDR
01 (double Disk Refining ) dimana pada proses ini buburan kertas akan lebih
dihaluskan lagi.Dari DDR 01, buburan kertas yang sudah halus akan langsung
ditampung ke tank dan yang belum halus akan melewati DDR 02 agar buburan kertas
lebih halus lagi kemudian akan menuju ke tank.
17

5. Dari tank menuju ke DDR 03 dan setelah itu menuju ke penampungan C-03, dan
setelah itu menuju ke penampungan C-31 melalui FIC (Flow Indicator Control) yang
bertugas untuk mengatur aliran buburan kertas masuk ke C-31.
6. Dari C-31,buburan kertas dialirkan ke BC-05 (Blending Chest) yaitu penampungan
terakhir sebelum menuju ke paper machine.
7. Dari BC-05 dipompa ke MC-05 sebagai persiapan menuju ke paper machine 2.
Aliran proses pada bahan baku UKP dapat dilihat dari diagram dibawah ini.
2.1

Paper Machine

Ware House
HDC
VOITH

Forklift

PM 2

OBA

BBK

Conveyor

DDR
01

Deflaker
Pul

Deflaker

C-43

C-6

DDR
02

Tank

DDR
03

FIC

C-31

18

CLD line
MC 05
BC 05

2.2

NO

Alat-alat

1 BBK

Bahan
Kimia

Nama

kegunaan

lengkap
Bahan baku
kertas

Sebagai bahan baku
Untuk

2 Konveyor

mengangkut

raw

material ke hydro pulper
Membuat buburan kertas dari

3 PUL

Hydro Pulper kertas

bekas/pulp

dan

dicampur air
4 C-6,C-43,C-

Chest

Tempat

19

penampungan

31
5 OBA

6 HDC voith
7 Deflaker

buburan kertas
memberi

Tinopal

pada kertas
High Density Pemisahan

berat dan buburan

Deflaker

Penguraian buburan Kertas

Double Disk

03

Refiner

9 Tank

Tangki
Flow

10 FIC

Indikator
Control

11 BC 05

12 MC-05

13 PM

benda/kotoran

Cleaner

DDR 01 sd

8

kecerahan/opasitas

Menghaluskan buburan kertas
Tangki penampungan buburan
kertas
Mengatur flow aliran buburan
kertas

Blending

Penampungan buburan kertas

Chest

final chest

Machine
Chest
Paper
Machine

Penampungan buburan kertas

Pembuat lembaran kertas

Proses bahan baku berikutnya adalah NDLKC (New Dauble Liner Kruft Cutting) dimana
bahan ini masih merupakan bahan baku untuk lapisan pertama dari produk KLB. Proses
pembuatan bubur kertas NDLKC dipaparkan sebagai berikut :
1.

Proses pertama bahan baku dibawa dari gudang dengan menggunakan forklift menuju
kekonveyor. Dari konveyor, bahan baku ditaruh ke pul (hydro pupler), yaitu sebuah
wadah dimana kertas dicampur dengan air sehingga menjadi bubur kertas.
20

2.

Dari PUL buburan kertas menuju ke M-3 (drum sorter) dimana dari M-3 ini buburan
kertas dipisahkan dari kotoran berat dan ringan.

3.

Dari M-3 buburan kertas dipompa menuju tempat penampungan C-01 kemudian
dipompa lagi menuju M-4 yang merupakan HDC (High dencity Cleaner) dimana pada
tahap ini buburan kertas dipisahkan dari kotoran yang berat seperti kerikil atau batuan
kecil.

4.

Dari M-4 buburan kertas dialirkan ke M-5 yang merupakan OMNI screen dimana
buburaan kertas dipisahkan dengan kotoran-kotoran yang lebih kecil dan serat-serat
kertas akan lebih diperhalus. Dalam M-5 dilakukan juga proses penyortiran dimana
buburan kertas yang sudah bersih akan ditampung ke C-02 dan masih kotor akan
direject atau ditolak dan dialirkan menuju Tank 1 sebagai penampungan sementara dan
kemudian dipompa lagi menuju M-6.

5.

Buburan kertas yang masih kotor, dipompa menuju ke M-6 yang merupakan deflakter
dimana buburan kertas akan diuraikan dari gumpalan-gumpalan serat menjadi lebih
halus dan terurai seratnya.

6.

Dari M-6 buburan kertas dialirkan menuju M-7 yaitu JSS 90 2 nd stage yang merupakan
proses pemisahan kotoraan dari buburan kertas.

7.

Dari M-7 akan terjadi pemisahan, untuk buburan kertas yang sudah halus dan bersih
akan dialirkan ke C-02 bergabung dengan buburan kertas dari proses no 4 dan yang
masih kotor dan kurang halus seratnya akan ditampung di Tank 2 yang kemudian akan
dipompa menuju M-8 yang merupakan Brid Screen 3 rd stage pada Brid Screen 3rd stage
ini buburan kertas dipisahkan lagi dari kotoran dan setelah bersih akan dialirkan
kembali ke Tank 1.

8.

M-6 kemudian ke M-7 dan kemudian ke C-02 apabila sudah benar-benar bersih dan
hulus namun buburan kertas yang masih kotor akan direject keluar dari proses dan
nantinya akan di daur ulang kembali.

9.

Buburan kertas dari C-02 kemudian akan dipompa menuju M-9 yang merupakan
multifractor yang memisahkan serat panjang dan serat pendek. Long fiber biasanya di
impor dari Canada dan berasal dari jenis kayu pinus.

10.

Dari M-9 dipompa menuju LCC yang sebelumnya ditampung di C-40 pada LCC (Low
Consintency Cleaner), buburan kertas dipisahkan dari kontaminan pasir.

11.

Dari LCC dipompa menuju M-14 yang merupakan Tampella untuk memisahkan
kotoran dari buburan kertas. Dalam M-14 juga dilakukan penyortiran. Untuk buburan
kertas yang sudah halus dan bersih akan dialirkan ke M-17 / 18 yang merupakan
21

Thinecker dimana buburan akan dicuci kemudian akan dikentalkan. Dan buburan kertas
yang masih kotor, dialirkan ke Tank 3, kemudian dipompa ke M-15 yang merupakan
JSS 210 2nd stage dimana buburan kertas akan dipisahkan dari kotoran yang masih
melekat. Pada M-15 juga dilakukan penyortiran untuk buburan kertas yang sudah halus
dan bersih akan dialirkan menuju M-17/18 bergabung dengan yang lainnya. Dan masih
kotor akan ditampung di Tank 4 dan dipompa ke M-16, yaitu JSS 90 3 rd dimana sekali
lagi buburan kertas dipisahkan dari kotoran yang masih melekat. Pada M-16 dilakukan
penyortiran untuk buburan kertas yang masih kotor akan direject keluar, dari proses
dan yang sudah bersih akan kembali ke Tang 3 menuju ke M-15 dan M-16 setelah itu
bergabung menuju M-17/18.
12.

Dari M-17/18, buburan kertas menuju ke penampungan C-01 kemudian menuju ke
krima dispenser untuk mendispersi buburan kertas dari partikel lainya seperti lem, lilin,
atau tinta. Setelaah itu buburan kertas dipompa menuju penampungan C-34 yaitu
penampungan terakhir sebelum menuju paper machine.

13.

Dari C-34 dipompa ke C-154 sebagai persiapan menuju ke paaper machine 2.

22

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Setelah mencermati sistem pengendalian proses yang ada saat ini. Terlihat kurang
efektifnya proses yang dijalankan oleh PT Fajar Surya Wisesa Tbk. hal ini karena
metode statistical process control tidak digunakan. Berdasarkan hal tersebut perlu
diterapkan metoda statistical process control, pada bagian quality control atau pada
bagian yang menangani pengendalian proses produksi.
2. Dari diagram pareto dapat diketahui bahwa cacat kertas yang paling dominan terjadi
adalah jenis cacat keriput.
3. Dari diagram sebab akibat diketahui 5 faktor yang memungkinkan dapat
menyebabkan cacat yaitu : mesin, manusia, metode, material, dan lingkungan. Dari
kelima faktor tersebut yang paling berpengaruh adalah faktor mesin, adapun
penyebabnya adalah :
-

Fakor Mesin
Seting mesin tidak tepat, sehingga mesin tidak beroperasi dengan optimal dan
cenderung beroperasi terlalu cepat.

-

Faktor Manusia

23

Tenaga kerja yang menjalankan mesin tersebut menjadi salah satu penyebab
terjadinya penyimpangan dalam proses produksi dan dapat mengakibatkan terjadinya
kerusakan pada produk. Peyebab terjadinya penyimpangan tersebut :
 Operator kurang memonitor proses pengoperasian mesin
 Faktor fisik karyawan yang mudah lelah.
 Faktor penelitian yang masih kurang mengenai pengoperasian mesin.
 Kurang memahami mengenai pengendalian proses.
-

Faktor Metoda
Tidak digunakan satu pengendalian mutu statistik untuk memperbaiki proses yang
sedang berjalan.

-

Material
Kurang selektifnya dalam memilih bahan baku yang digunakan untuk pembuatan
proses kertas KLB.

-

Faktor Lingkungan
Lingkuang akan sedikit berpengaruh terhadap proses produksi yang sedang berjalan,
terutama pengaruh terhadap tenaga kerja yang melakukan kegiatan proses produksi.

4. Dari perbandingan metode

pengendalain yang dipakai saat ini oleh perusahaan

dengan metode statistical quality control dapat diketahui bahwa metode yang dipakai
saat ini kurang efektif.
Tanggungjawab produk perusahaan terhadap produk cacat sangat berpengaruh terhadap
faktor internal yaitu pada biaya produksi dan eksternal perusahaan terhadap konsumen
produk perusahaan yang dijual

24

Saran
Dalam upaya melakukan perbaikan di PT Fajar Surya Wisesa Tbk. penulis ingin
memberikan beberapa saran. Sebagai bahan masukan pada manajemen yaitu sebagai
berikut :
1. Agar cacat produk yang timbul dalam proses produksi dapat diperkecil, maka
disarankan untuk melakukan perbaikan secara bertahap. Terhadap peyebab utama
terjadinya produk cacat, supaya tujuan perusahaan dapat tercapai yaitu menghemat
ongkos produksi, dan usaha ini paling mendukung kelancaran proses produksi kertas
pada umumnya. Dan kertas KLB khususnya.
2. Pembentukan tim statistical quality conttol agar dapat mempermudah dalam proses
produksi awal sampai akhir sehingga kerusakan produk dapat terdeteksi.
3. Penerapan pengendalian mutu terpadu untuk memperbaiki kenerja perusahaan serta
kuaitas produk yang dihasilkan.
4. Memberikan pelatihan pada tenaga kerja mengenai mesin yang digunakan dalam
proses produksi, baik dari segi kegunaannya maupun perawatannya.
5. Tugas akhir ini hanya menyajikan usulan perbaikan secara bertahap terhadap peyebab
dominan terjadinya cacat atau reject untuk pengembangan lebih lanjut ada baiknya
perusahaan melakukan penelitan kembali terhadap peyebab cacat pada proses
produksi kertas.
6. Diadakannya penelitian lebih lanjut mengenai penerapan sistem pengendalian proses
yang diusulkan oleh penulis agar menjadi lebih baik.
25

7. Perlu mengadakan penelitian kembali dalam manajemen perawatan (maintenance)

Daptar Pusaka
www.google.com//hublala
www.wikipedia.com

26