Pengertian Alat Pelindung Diri APD dan J

Pengertian Alat Pelindung Diri (APD) dan
Jenis-jenisnya
Posted on March 19, 2015 by dickson in Manajemen K3 // 0 Comments

Alat Pelindung Diri (APD) untuk K3 – Alat Pelindung Diri (APD) atau Personal
Protective Equipment adalah alat-alat atau perlengkapan yang wajib digunakan untuk
melindungi dan menjaga keselamatan pekerja saat melakukan pekerjaan yang memiliki
potensi bahaya atau resiko kecelakaan kerja. Alat-alat Pelindung Diri (APD) yang
digunakan harus sesuai dengan potensi bahaya dan resiko pekerjaannya sehingga
efektif melindungi pekerja sebagai penggunanya.
Di dalam Perusahaan Manufakturing terutama yang bergerak dalam Produksi Perakitan
Elektronika, beberapa resiko pekerjaan yang berpotensi membahayakan keselamatan
dan kesehatan serta berpotensi menimbulkan kecelakan kerja antara lain proses
menyolder, proses pemotongan kaki Komponen Elektronika, proses penggunaan bahanbahan kimia, suara-suara yang timbul akibat mesin produksi, pembuangan limbah dan
kegiatan pemindahan bahan-bahan produksi. Oleh karena itu, pekerja-pekerja yang
mengerjakan proses tersebut memerlukan perlengkapan atau alat untuk melindungi
dirinya sehingga mengurangi resiko bahaya dan kecelakaan kerja. Alat Pelindung Diri
atau APD ini merupakan salah satu syarat penting dalam penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau SMK3.
Alat Pelindung Diri (APD) dapat dibagi menjadi 3 kelompok yaitu :
1. Alat Pelindung Kepala antara lain : Helmet (Topi Pengaman), Safety Glass

(Kacamata Pengaman), Masker, Respirator, Ear Plugs (Penutup Telinga).
2. Alat Pelindung Badan antara lain : Apron, Jas Laboratorium
3. Alat Pelindung Anggota Badan diantaranya adalah : Sepatu Pelindung (Safety
Shoes/Boot), Sarung Tangan (Hand Gloves).

Jenis-jenis Alat Pelindung Diri (APD)

Berikut ini adalah Alat-alat Pelindung Diri (APD) yang sering digunakan dalam Produksi
Elektronika.

1. Alat Pelindung Kepala

1.1. Topi Pelindung (Safety Helmet)
Helmet atau Topi Pelindung digunakan untuk melindungi Kepala dari paparan bahaya
seperti kejatuhan benda ataupun paparan bahaya aliran listrik. Pemakaian Topi
Pelindung (Safety Helmet) harus sesuai dengan lingkar kepala sehingga nyaman dan
efektif melindungi pemakainya. Di Produksi Elektronika, Topi pelindung biasanya
digunakan oleh Teknisi Mesin dan Petugas Gudang.
Terdapat 3 Jenis Helmet berdasarkan perlindungannya terhadap listrik, yaitu:
1.


Helmet Tipe General (G) yang dapat melindungi kepala dari terbentur dan
kejatuhan benda serta mengurangi paparan bahaya aliran listrik yang
bertegangan rendah hingga 2.200 Volt
2. Helmet Tipe Electrical (E) yang dapat melindungi kepala dari terbentur dan
kejatuhan benda serta mengurangi paparan bahaya aliran listrik yang
bertegangan tinggi hingga 22.000 Volt
3. Helmet Tipe Conductive (C) yang hanya dapat melindungi kepala dari terbentur
dan kejatuhan benda tetapi tidak melindungi kepala dari paparan bahaya aliran
listrik.

1.2. Kacamata Pelindung (Safety Glass)
Kacamata Pelindung adalah alat yang digunakan untuk melindungi mata dari bahaya
loncatan benda tajam, debu, partikel-partikel kecil, mengurangi sinar yang menyilaukan
serta percikan bahan kimia. Kacamata Pelindung terdiri dari 2 Jenis yaitu :
1. Safety Spectacles, berbentuk Kacamata biasa dan hanya dapat melindungi mata
dari bahaya loncatan benda tajam, debu, partikel-partikel kecil dan mengurangi
sinar yang menyilaukan. Biasanya dipakai pada Proses menyolder dan Proses
pemotongan Kaki Komponen.


2. Safety Goggles, Kacamata yang bentuknya menempel tepat pada muka. Dengan
Safety Goggles, mata dapat terlindung dari bahaya percikan bahan kimia, asap,
uap, debu dan loncatan benda tajam. Biasanya dipakai oleh Teknisi Mesin
Produksi.

1.3. Penyumbat Telinga (Ear Plug)
Penyumbat Telinga atau Ear Plug digunakan untuk melindungi alat pendengaran yaitu
telinga dari Intensitas Suara yang tinggi. Dengan menggunakan Ear Plug, Intensitas
Suara dapat dikurangi hingga 10 ~ 15 dB. Ear Plug biasanya digunakan oleh Pekerja
yang bekerja di daerah produksi yang memiliki suara mesin tinggi seperti SMT (Surface
Mount Technology) ataupun Mesin Produksi lainnya.

1.4. Penutup Telinga (Ear Muf)
Penutup Telinga atau Ear Muf adalah alat yang digunakan untuk melindungi alat
pendengaran dari Intensitas Suara yang tinggi. Ear Muf dapat mengurangi intensitas
suara hingga 20 ~ 30dB. Ear Muf terdiri dari Head Band dan Ear Cup yang terbuat dari
bantalan busa sehingga dapat melindungi bagian luar telinga (daun telinga). Ear Muf
sering digunakan oleh Teknisi Mesin dan Generator (Genset).

1.5. Masker

Masker adalah alat yang digunakan untuk melindungi alat-alat pernafasan seperti
Hidung dan Mulut dari resiko bahaya seperti asap solder, debu dan bau bahan kimia
yang ringan. Masker biasanya terbuat dari Kain atau Kertas. Masker umumnya dipakai
di proses menyolder.

1.6. Respirator
Respirator adalah alat yang digunakan untuk melindungi alat-alat pernafasan seperti
Hidung dan Mulut dari resiko bahaya seperti asap solder, bau bahan kimia, debu, Uap,
Gas serta Partikel Mist dan Partikel Fume. Respirator sering dipakai oleh Teknisi Mesin
Solder, Operator Pengecatan (Painting) dan Proses bahan Kimia lainnya.

2. Alat Pelindung Badan

2.1. Apron (Celemek)

Apron atau sering disebut dengan Celemek adalah alat pelindung tubuh dari percikan
bahan kimia dan suhu panas. Apron atau Celemek sering digunakan dalam proses
persiapan bahan-bahan kimia dalam produksi seperti Grease, Oli, Minyak dan Adhesive
(perekat).


3. Alat Pelindung Anggota Badan

3.1. Sarung Tangan (Hand Glove)
Sarung Tangan adalah perlengkapan yang digunkan untuk melindungi tangan dari
kontak bahan kimia, tergores atau lukanya tangan akibat sentuhan dengan benda
runcing dan tajam. Sarung Tangan biasanya dipakai pada proses persiapan bahan
kimia, pemasangan komponen yang agak tajam, proses pemanasan dan lain
sebagainya. Jenis-jenis sarung tangan diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Sarung Tangan Katun (Cotton Gloves), digunakan untuk melindungi tangan dari
tergores, tersayat dan luka ringan.
2. Sarung Tangan Kulit (Leather Gloves), digunakna untuk melindungi tangan dari
tergores, tersayat dan luka ringan.
3. Sarung Tangan Karet (Rubber Gloves), digunakan untuk melindungi tangan dari
kontak dengan bahan kimia seperti Oli, Minyak, Perekat dan Grease.
4. Sarung Tangan Electrical, digunakan untuk melindungi tangan dari kontak
dengan arus listrik yang bertegangan rendah sampai tegangan tinggi.

3.2. Sepatu Pelindung (Safety Shoes)
Sepatu Pelindung atau Safety Shoes adalah perlengkapan yang digunakan untuk
melindungi kaki dari kejatuhan benda, benda-benda tajam seperti kaca ataupun

potongan baja, larutan kimia dan aliran listrik. Sepatu Pelindung terdiri dari baja
diujungnya dengan dibalut oleh karet yang tidak dapat menghantarkan listrik. Sepatu
Pelindung wajib digunakan oleh Teknisi Mesin dan Petugas Gudang.

ALAT PELINDUNG DIRI DALAM PEKERJAAN
Oleh : Bambang Wijanarko., S.Pd.MT
Widyaiswara PPPPTK BOE Malang – Departemen Bangunan
Program Studi Teknologi Kayu
A. Pendahuluan.
Dalam setiap kegiatan melakukan pekerjaan seseorang yang terlibat dengan
pekerjaan yang dimaksud tidak akan lepas dengan kemungkinan kecelakaan ataupun
pengaruh yang berdampak pada kesehatan itu sendiri. Keselamatan dan kecelakaan
kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan alat kerja, bahan dan proses
pengolahannya, tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan.
Kecelakaan adalah kejadian yang tak terduga dan yang tak diharapkan yang dapat
menyebabkan kerugian material ataupun penderitaan dari yang paling ringan sampai
yang yang paling berat.
Upaya kesehatan kerja adalah upaya penyerasian anatara kapasitas kerja, beban kerja
dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa
membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat sekelilingnya, agar diperoleh

produktifitas kerja yang optimal.
Hazard adalah suatu potensi bahwa dari suatu urutan kejadian akan timbul suatu
kerusakan atau dampak yang akan merugikan. Ruang lingkup upaya kesehatan kerja
meliputi berbagai upaya penyerasian antara pekerja dengan pekerjaan dan lingkungan
kerjanya baik fisik maupun psikis dalam hal cara maupun metode kerja dan kondisi
yang bertujuan untuk :
1. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan kerja masyarakat pekerja disemua
lapangan kerja.
2. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan pekerja yang diakibatkan oleh keadaan
atau kondisi lingkungan pekerjaannya.
3. Memberikan perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari kemungkinan dari
bahaya yang disebabkan oleh faktor-faktor yang membahayakan kesehatan.
4. Menempatkan dan memelihara pekerja disuatu lingkungkan pekerjaan yang sesuai
dengan kemampuan fisik dan psikis pekerjanya.
B. Pengertian alat pelindung Diri
Alat pelindung diri (APD) adalah suatu kewajiban dimana biasanya para pekerja atau
buruh bangunan yang bekerja disebuah proyek atau pembangunan sebuah gedung,

diwajibkan menggunakannya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh pemerintah melalui
Departemen tenaga Kerja Republik indonesia. Alat-alat demikian harus memenuhi

persyaratan tidak mengganggu kerja dan memberikan perlindungan efektif terhadap
jenis bahaya.
Alat Pelindung diri (APD) berperan penting terhadap Kesehatan dan Keselamatan
Kerja. Dalam pembangunan nasional, tenaga kerja memiliki peranan dan kedudukan
yang penting sebagai pelaku pembangunan. Sebagai pelaku pembangunan perlu
dilakukan upaya-upaya perlindungan baik dari aspek ekonomi, politik, sosial, teknis,
dan medis dalam mewujudkan kesejahteraan tenaga kerja.
Bahaya yang mungkin terjadi pada proses produksi dan diprediksi akan menimpa
tenaga kerja adalah sebagai berikut :
a. Tertimpa benda keras dan berat
b. Tertusuk atau terpotong benda tajam
c. Terjatuh dari tempat tinggi
d. Terbakar atau terkena aliran listrik
e.Terkena zat kimia berbahaya pada kulit atau melalui pernafasan.
f. Pendengaran menjadi rusak karena suara kebisingan
g.Penglihatan menjadi rusak diakibatkan intensitas cahaya yang tinggi
h. Terkena radiasi dan gangguan lainnya.
Sedangkan kerugian yang harus ditanggung oleh pekerja maupun pihak pemberi kerja
apabila terjadi kecelakaan adalah :
1. Produktifitas pekerja berkurang selama sakit

2. Adanya biaya perawatan medis atas tenaga kerja yang terluka, cacat, bahkan
meninggal dunia.
3. Kerugian atas kerusakan fisilitas mesin dan yang lainnya.
4. Menurunnya efesiensi perusahaan.
Alat Pelindung Diri (APD) bukanlah alat yang nyaman apabila dikenakan tetapi fungsi
dari alat ini sangatlah besar karena dapat mencegah penyakit akibat kerja ataupun
kecelakaan pada waktu bekerja. Pada kenyataannya banyak pekerja yang masih belum
menggunakan alat pelindung diri ini karena merasakan ketidaknyamanan.
C. Penggunaan Alat Pelindung Diri
Peraturan yang mengatur penggunaan alat pelindung diri ini tertuang dalam pasal 14
Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
dimana setiap pengusaha atau pengurus perusahaan wajib menyediakan Alat
Pelindung Diri secara cuma-cuma terhadap tenaga kerja dan orang lain yang memasuki
tempat kerja. Berdasarkan peraturan tersebut secara tidak langsung setiap pekerja
diwajibkan untuk memakai APD yang telah disediakan oleh perusahaan.
Alat Pelindung Diri yang disediakan oleh pengusaha dan dipakai oleh tenaga kerja
harus memenuhi syarat pembuatan, pengujian dan sertifikat. Tenaga kerja berhak
menolak untuk memakainya jika APD yang disediakan jika tidak memenuhi syarat.
Macam-macam alat pelindung diri adalah sebagai berikut ini :
1). MASKER

Masker digunakan untuk pada tempat-tempat kerja tertentu dan seringkali udaranya
kotor yang diakibatkan oleh bermacam-macam hal antara lain :

a. Debu-debu kasar dari penggerinderaan atau pekerjaan sejenis
b. Racun dan debu halus yang dihasilkan dari pengecatan atau asap
c. Uap sejenis beracun atau gas beracun dari pabrik kimia
d. Gas beracun seperti CO2 yang menurunkan konsentrasi oksigen diudara.

Gambar 1.Pelindung Pernafasan

Untuk mencegah masuknya kotoran-kotoran tersebut, kita dapat menggunakan alat
yang biasa desebut dengan “masker” (pelindung pernafasan). Adapun hal yang perlu
diperhatikan dalam menggunakan masker yaitu :
a. Bagaimana cara menggunakan secara benar
b. Macam dan jenis dari kotoran yang perlu dihindari
c. Lamanya menggunakan alat tersebut
Jenis-jenis masker dan penggunaanya adalah :
a). Masker Penyaring Debu
Masker penyaring debu ini berguna untuk melindungi pernafasan dari serbuk-serbuk
logam, penggerindaan atau serbuk kasar lainnya.

b). Masker berhidung
Masker ini dapat menyaring debu atau benda lain sampai ukuran 0,5 mikron, bila kita
sulit bernafas waktu memakai alat ini maka hidung-hidungnya harus diganti karena
filternya telah tersumbat oleh debu.
Hal yang perlu diingat dalam penggunaan masker berhidung adalah sebagai berikut :
a. Memasang masker ini harus menempel baik pada wajah. Untuk memeriksa ini
tempelkan selembar kertas atau telapak tangan pada hidung. Bila masker terpasang
baik pada wajah, maka kertas atau telapak tangan akan tertarik.
b. Karena hidungnya ada dua buah, maka dalam pemasangannya jangan sampai
terbalik.
c. Bersihkanlah masker setelah setelah pemakaian dan lepaskan hidung-hidungnya.
2). KACAMATA
Kacamata pengaman digunakan untuk melindungi mata dari debu kayu, batu,
atau serpihan besi yang berterbangan di tiup angin.
Mengingat partikel-partikel debu berukuran sangat kecil dan halus yang terkadang tidak
terlihat oleh kasat mata.
Oleh karenanya bagian mata perlu mendapat perhatian dan diberikan perlindungan
dengan menggunakan alat pelindung mata, biasanya pekerjaan yang membutuhkan
kacamata yaitu saat pekerjaan mengelas atau pekerjaan yang lainnya. Salah satu
masalah tersulit dalam pencegahan kecelakaan adalah pencegahan kecelakaan yang
menimpa mata dimana jumlah kejadiannya demikian besar.

Gambar 2.Alat Pelindung Muka

Kebanyakan tenaga kerja merasa enggan memakai kaca mata karena
ketidaknyamanan sehingga dengan alasan tersebut merasa mengurangi kenyamanan
dalam bekerja. Sekalipun kaca mata pelindung yang memenuhi persyaratan demikian
banyaknya. Upaya untuk pembinaan kedisiplinan pada pekerja, atau melalui pendidikan
dan keteladanan, agar tenaga kerja memakainya. Tenaga kerja yang berpandangan
bahwa resiko kecelakaan terhadap mata adalah besar akan memakainya dengan
kemauan dan kesadarannya sendiri. Sebaliknya tenaga kerja yang merasa bahwa
bahaya itu kecil, maka mereka tidak begitu mengindahkannya dan tidak akan mau
memakainya. Kesulitan akan pemakaian kacamata ini dapat diatasi dengan berbagai
cara. Pada beberapa perusahaan, tempat kerja dengan bahaya pekerjaan mata hanya
boleh di masuki jika kaca mata pelindung di kenakan. Sebagaimana fungsi sebagai
tempat kerja tersebut, maka suatu keharusan setiap tenaga kerja akan selalu memakai
kaca mata pelindung selama jam kerja, dan bagi barang siapa tidak memakai kaca
mata pelindung akan merasa paling tidak bersaing bila dibandingkan dari kelompok
tenaga kerja yang memakai kaca mata pelindung.
3). SEPATU PENGAMAN
Sepatu pengaman harus dapat melindungi tenaga kerja terhadap kecelakaankecelakaan yang disebabkan oleh beban berat yang menimpa kaki, paku-paku atau
benda tajam lain yang mungkin terinjak, logam pijar, larutan asam dan sebagainya.
Biasanya sepatu kulit yang buatannya kuat dan baik cukup memberikan perlindungan,
tetapi terhadap kemungkinan tertimpa benda-benda berat masih perlu sepatu dengan
ujung berttutup baja dan lapisan baja didalam solnya. Lapisan baja dalam sol sepatu
perlu untuk melindungi pekerja dari tusukan benda runcing khususnya pada pekerjaan
bangunan.

Gambar 3.Alat Pelindung Kaki
Untuk keadaan tertentu kadang-kadang harus diberikan kepada tenaga kerja sepatu
pengaman yang lain. Misalnya, tenaga pekerja yang bekerja dibidang listrik harus
mengenakan sepatu konduktor, yaitu sepatu tanpa paku dan logam, atau tenaga kerja
ditempat yang menimbulkan peledakan diwajibkan memakai sepatu yang tidak
menimbulkan loncatan bunga api.
4). SARUNG TANGAN
Sarung tangan harus disediakan dan diberikan kepada tenaga kerja dengan
pertimbangan akan bahaya-bahaya dan persyaratan yang diperlukan. Antara lain
syaratnya adalah bebannya bergerak jari dan tangan. Macamnya tergantung pada jenis
kecelakaan yang akan dicegah yaitu tusukan, sayatan, terkena benda panas, terkena
bahan kimia, terkena aliran listrik, terkena radiasi dan sebagainya.

Gambar 4.Sarung tangan

Harus diingat bahwa memakai sarung tangan ketika bekerja pada mesin pengebor,
mesin pengepres dan mesin lainnya yang dapat menyebabkan tertariknya sarung
tangan kemesin adalah berbahaya.
Sarung tangan juga sangat membantu pada pengerjaan yang berkaitan dengan benda
kerja yang panas, tajam ataupun benda kerja yang licin. Sarung tangan juga
dipergunakan sebagai isolator untuk pengerjaan listrik.
5). TOPI PENGAMAN
Topi pengaman (helmet) harus dipakai oleh tenaga kerja yang mungkin tertimpa pada
kepala
oleh benda jatuh atau melayang atau benda-benda lain yang bergerak. Topi pengaman
harus
cukup keras dan kokoh, tetapi ringan. Bahan plastik dengan lapisan kain terbukti sangat
cocok

untuk keperluan ini.

Gambar 5.Topi Pengaman

Topi pengaman dengan bahan elastis seperti karet atau plastik pada umumnya dipakai
oleh wanita. Rambut wanita yang panjang memiliki potensi resiko ditarik oleh mesin.
Oleh karena itu penutup kepala harus dipakai agar rambut tidak terbawa putaran mesin
dengan cara rambut diikat dan ditutup oleh penutup kepala.
6). PERLINDUNGAN TELINGA
Alat ini digunakan untuk menjaga dan melindungi telinga dari bunyi-bunyi yang yang
bersumber atau dikeluarkan oleh mesin yang memiliki volume suara yang cukup keras
dan bising. Alat perlindungan telinga harus dilindungi terhadap loncatan api, percikan
logam, pijar atau partikel yang melayang. Perlindungan terhadap kebisingan dilakukan
dengan sumbat atau turup telinga.

Gambar 6.Alat PelindungPendengaran

7). ALAT PELINDUNG DIRI LAINNYA
Masih banyak terdapat alat-alat pelindung diri lainnya seperti “tali pengaman” bagi
tenaga kerja yang mungkin terjatuh, selain itu mungkin pula diadakan tempat kerja
khusus bagi tenaga kerja dengan segala alat proteksinya. Juga ‘’pakaian khusus’’ bagi
saat
terjadinya
kecelakaan
atau
untuk
proses
penyelamatan.

Gambar 7.Alat PelindungTubuh

Pakaian kerja harus dianggap suatu alat perlindungan terhadap bahaya-bahaya
kecelakaan. Pakaian tenaga kerja pria yang bekerja melayani mesin seharusnya
berlengan pendek, pas (tidak longgar) pada dada atau punggung, tidak berdasi dan
tidak ada lipatan-lipatan yang mungkin mendatangkan bahaya. Bagi tenaga kerja
wanita sebaiknya memakai juga celana panjang, ikat rambut, baju yang pas dan tidak
memakai perhiasan-perhiasan yang dapat mengganggu saat bekerja. Pakaian kerja
sintetis hanya baik terhadap bahan-bahan kimia korosif, tetapi justru berbahaya pada
lingkungan kerja dengan bahan-bahan yang dapat meledak oleh aliran listrik statis.
Referensi :
- - www.sistimmanajemenkeselamatankerja.blogspot/com/2013/10/alat-pelindung-diriapd.html
- - Anizar. 2009. Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Industri. Yogyakarta:
Penerbit Graha Ilmu.