Standar Penilaian menurut BSNP dan Perme
A. Pengertian Standar Penilaian
Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil
belajar peserta didik.1
Sedangkan Standar penilaian pendidikan menurut PP. No. 19 Ayat (11)
adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme dan
instrument penailaian hasil belajar peserta didik. Di dalam pasal 63 ayat
(1) dikemukakan penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah terdiri atas: (a) penilaian hasil belajar oleh pendidik (b)
penilaian hasil belajar oleh satuan pendidik, dan (c) penilaian hasil belajar
oleh pemerintah.
B. Prinsip Penilaian
Terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam melakukan
evaluasi. Seberapapun baiknya prosedur evaluasi yang diikuti dan
disempurnakan evaluasi perlu diterapkan, jika tidak dipadukan dengan
prinsip-prinsip penunjangnya maka hasil evaluasi pun akan kurang dari
yang diharapkan. Diantara prinsip-prinsip evaluasi sebagai berikut:
a. Mendidik, artinya proses penilaian hasil belajar harus
mampu memberikan sumbangan positif pada peningkatan
pencapaian hasil belajar peserta didik, dimana hasil
penilaian harus dapat memberikan umpan balik dan
motivasi kepada peserta didik untuk lebih giat belajar.
b. Terbuka atau transparan, artinya bahwa prosedur penilaian,
kriteria penilaian ataupun dasar pengambilan keputusan
harus disampaikan secara transparan dan diketahui oleh
pihak-pihak terkait secara obyektif.
c. Menyeluruh, artinya penilaian hasil belajar yang dilakukan
harus meliputi berbagai aspek kompetensi yang akan dinilai
yang terdiri dari ranah pengetahuan kognitif, keterampilan
1 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2007 Tentang
Standar Penilaian Pendidikan
1
psikomotor, sikap, dan nilai afektif yang direfleksikan
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.
d. Terpadu dengan pembelajaran, artinya bahwa dalam
melakukan
penilaian
kegiatan
pembelajaran
harus
mempertimbangkan kognitif, afektif, dan psikomotor,
sehingga penilaian tidak hanya
dilakukan setelah siswa
menyelesaikan pokok bahasan tertentu, tetapi juga dalam
proses pembelajaran.
e. Obyektif, artinya proses penilaian yang dilakukan harus
meminimalkan
pengaruh-pengaruh
atau
pertimbangan
subyektif dari penilai.
f. Sistematis, yaitu penilaian harus dilakukan secara terencana
dan bertahap serta berkelanjutan untuk dapat memperoleh
gambaran tentang perkembangan belajar siswa.
g. Berkesinambungan, yaitu evaluasi harus dilakukan secara
terus menerus sepanjang rentang waktu pembelajaran.
h. Adil,
mengandung
pengertian
bahwa
dalam
proses
penilaian tidak ada siswa yang diuntungkan atau dirugikan
berdasarkan latar belakang sosial ekonomi, agama, budaya,
bahasa, suku bangsa, warna kulit, dan gender.
i. Akuntabilitas
Sejauh mana keberhasilan progam pengajaran perlu
disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
dengan pendidikan sebagai laporan pertanggung jawaban.
Pihak-pihak yang termasuk adalah orang tua, masyarakat
sekitar, dan lembaga pendidikan sendiri. Pihak ini perlu
mengetahui keadaan kemajuan belajar siswa agar dapat
dipertimbangkan pemanfaatannya.2
j. Valid
2 Daryanto. 1999. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Hlm. 19-21
2
Evaluasi dapat dikatan benar apabila test yang digunakan
dapat memberikan keterangan atau gambaran tentang apa
yang diinginkan. Misal apa bila untuk mengetahui
psikomotorik peserta didik, maka test harus menggunakan
pertanyaan-pertanyaan yang bersifat psikomotorik.3
C. Tujuan Penilaian
1. Penilaian bertujuan untuk mengetahui potensi seorang murid
sampai dimanakah pontensi anak tersebut.
2. Penilaian untuk mengetahui sampai dimanakah anak dapat
mencapai berbagai macam pelajaan.
3. Penilaian bertujuan untuk mengetahui letak kelemahan-kelemahan
atau kesulitan-kesulitan yang dialami oleh murid. Bahkan kesulitan
yang bersifat umum maupun yang berisfat khusu (Individu).
Dengan mengetahui kesulitan-kesulitan tersebut seorang guru lebih
mudah dalam memberikan bantuan kepada peserta didik.4
D. Teknik Instrumen Penilaian
a) Teknik Penilaian
1. Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai
teknik
penilaian
berupa
tes,
observasi,
penugasan
perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai
dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan
peserta didik.
2. Teknik tes berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau
tes kinerja.
3. Teknik observasi atau pengamatan
pembelajaran
berlangsung
dan/atau
dilakukan
di
luar
selama
kegiatan
pembelajaran.
4. Teknik penugasan baik perseorangan maupun kelompok
dapat berbentuk tugas rumah dan/atau proyek.
3 Amir Daien Indrakusuma. 1993. Evaluasi Pendidikan. Malang: Ikip Malang Hlm.27
4 Ibid., Hlm.16
3
b) Instrumen Penilaian
1. Instrumen penilaian hasil belajar yang digunakan pendidik
memenuhi persyaratan (a) substansi, adalah merepresentasikan
kompetensi yang dinilai, (b) konstruksi, adalah memenuhi
persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang
digunakan, dan (c) bahasa, adalah menggunakan bahasa yang
baik dan benar serta
komunikatif sesuai dengan taraf
perkembangan peserta didik.
2. Instrumen penilaian yang digunakan oleh satuan pendidikan
dalam bentuk ujian sekolah/madrasah memenuhi persyaratan
substansi, konstruksi, dan bahasa, serta memiliki bukti
validitas empirik.
3.
Instrumen penilaian yang digunakan oleh pemerintah dalam
bentuk UN memenuhi persyaratan substansi, konstruksi,
bahasa,
dan
memiliki
bukti
validitas
empirik
serta
menghasilkan skor yang dapat diperbandingkan antar sekolah,
antar daerah, dan antar tahun.
E. Mekanisme dan Prosedur Penilaian
Kegiatan hasil belajar pada hakikatnya merupakan kegiatan untuk
mengukur perubahan perilaku siswa. Standar nasional pendidikan
mengungkapkan bahwa penilaian hasil belajar oleh peserta didik dilakukan
secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan
perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester,
ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas.
a) Mekanisme Penilaian
1. Ulangan Harian
Ulangan harian dilakukan setiap selesai pembelajaran
dalam kompetensi dasar tertentu. Ulangan harian ini terdiri
dari seperangkat soal yang harus dijawab para peserta
didik, dan tugas-tugas terstruktur yang berkaitan dengan
konsep dan kompetensi dasar yang sedang dibahas.
4
Ulangan harian minimal dilakuakan tiga kali dalam setiap
semester. Untuk mengetahui kelulusan siswa dalam
menempuh KD peserta pendidik harus menentukan KKM.5
2. Ulangan Tengah Semester
Ulangan tengah semester dilakukan setelah pembelajaran
mencapai beberapa standar kompetensi tertentu. Soal UTS
terdiri dari seperangkat soal yang harus dijawab oleh
peserta didik mengenai materi standard kompetensi dasar
yang telah dibahas dalam setengah semester pertama. UTS
dilakukan satu kali dalam satu semester, namun ada guru
yang tidak melaksanakannya,
cukup dengan ulangan
harian, atau tugas.
3. Ulangan Akhir Semester
Ulangan akhir semester sering disebut juga ulangan umum,
dengan bahan yang diujikan sebagai berikut:
1) Ulanga akhir semester pertama soalnya diambil dari
materi standar, standar kompetensi, dan kompetensi
dasar semester pertama.
2) Ulangan akhir semester kedua soalnya merupakan
gabungan dari maeri standar, standar kompetensi,
kompetensi dasar semester pertama dan kedua
dengan penekanan pada materi standar, standar
kompetensi, dan kompetensi dasar semester kedua.
4. Ulangan Kenaikan Kelas
Ulangan kenaikan kelas dilakukan pada akhir semester
genap. Ulangan kenaikan kelas sama dengan ujian akhir
semester genap dengan materi standar, standar kompetensi,
dan kompetensi dasar yang diujikan merupakan gabungan
materi standar, standar kompetensi, dan kompetensi dasar
semester ganjil dan genap dengan penekanan pada materi
5 E. Mulyasa. 2006. Kurikulum yang Sempurna. Bandung: Remaja Rosda Karya Hlm.245
5
standar, standar kompetensi, dan kompetnsi dasar semester
genap.
Ulangan kelas dilakukan untuk menentukan peserta didik
yang berhak pindah atau naik ke kelas yang berada di
atasnya. Sedangkan ulangan kenaikan kelas yang dilakukan
pada semester genap terakhir merupakan ulangan untuk
menentukn kelulusan.
Penialaian hasil belajar yang mencakup ulangan harian,
ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan
ulangan kenaikan kelas sebagaimana yang diuraikan di atas
harus dilakukan secara menyeluruh, mencakup aspek
pengatahuan, keterampilan, dan nilai, serta sikap peserta
didik
secara
proposional.
Untuk
itu
guru
harus
mengembangkan kisi-kisi penilaian yang lengkap agar
mencakup seluruh standar kompetensi dan kompetensi
dasar dengan seluruh aspeknya.
5. Program Pengayaan dan Remidial
Program ini merupakan pelemgkap dan penjabaran dari
ulangan harian, tengah semester dan akhir semester. Tujuan
dari remedial ini untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa
pada setiap evaluasi yang diberikan oleh guru. Siswa dapat
dikatakan tuntas bila dapat mencapai tujuan pembelajaran
minimal 65 %. Maka siswa yang mendapat kesulitan untuk
mencapai tujuan pembelajaran perlu diadakan remedial.6
b) Prosedur Penilaian
1. Penilaian
ditujukan
untuk
mengukur
pencapaian
kompetensi. Untuk itu harus dipahami bahwa proses
penilaian
merupakan
pembelajaran
yang
bagian
integral
dari
kegiatan
dilakukan
oleh
pendidik
untuk
mengetahui tingkat pencapaian standar kompetensi lulusan.
6 E. Mulyasa. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda. Hlm.253
6
2. Penilaian menggunakan acuan kriteria, yakni keputusan
diambil berdasar apa yang seharusnya dapat dilakukan oleh
peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran. Sesuai
dengan
penerapan
dari
kurikulum
yang
berbasis
kompetensi, penilaian yang dilakukan harus didasarkan
pada acuan kriterium, yaitu membandingkan hasil yang
telah dicapai peserta didik dengan kriteria yang telah
ditetapkan.
3. Penilaian dilakukan secara keseluruhan dan berkelanjutan.
Penilaian oleh pendidik, bukan merupakan bagian terpisah
dari proses pembelajaran, sehingga proses penilaian
dilakukan sepanjang rentang proses pembelajaran. Apabila
peserta didik telah mencapai standar maka dapat dinyatakan
lulus dalam mata pelajaran tertentu, tetapi bila belum
mencapai standar maka harus mengikuti pengajaran remidi
sampai dapat mencapai standar kompetensi minimal yang
dipersyaratkan.
4. Hasil penilaian digunakan untuk menentukan tindak lanjut;
tindakan lanjutan dari penilaian dapat berupa perbaikan
proses pembelajaran, program remidi bagi peserta didik
yang tingkat pencapaian hasil belajarnya berada di bawah
kriteria ketuntasan dan program pengayaan bagi peserta
didik yang telah mencapai kriteria ketuntasan.
5. Penilaian harus sesuai dengan pengalaman belajar yang
ditempuh dengan proses pembalajaran. Hal ini terkait erat
dengan pemahaman bahwa penilaian tidak dipisahkan dari
kegiatan pembelajaran secara keseluruhan.
F. Pedoman Penilaian Oleh Pendidik
7
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan,
bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta
untuk meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran. Penilaian tersebut
meliputi kegiatan sebagai berikut:
1. menginformasikan silabus mata pelajaran yang di dalamnya
memuat rancangan dan kriteria penilaian pada awal semester,
mengembangkan indikator pencapaian KD dan memilih teknik
penilaian yang sesuai pada saat menyusun silabus mata pelajaran.
2. mengembangkan instrumen dan pedoman penilaian sesuai dengan
bentuk dan teknik penilaian yang dipilih. Melaksanakan tes,
pengamatan, penugasan, dan/atau bentuk lain yang diperlukan.
3. mengolah hasil penilaian untuk mengetahui kemajuan hasil belajar
dan kesulitan belajar peserta didik, dan mengembalikan hasil
pemeriksaan pekerjaan peserta didik disertai komentar yang
mendidik.
4. memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran, dan
melaporkan hasil penilaian mata pelajaran pada setiap akhir
semester kepada pimpinan satuan pendidikan dalam bentuk satu
nilai prestasi belajar peserta didik disertai deskripsi singkat sebagai
cerminan kompetensi utuh.
5. melaporkan hasil penilaian akhlak kepada guru Pendidikan Agama
dan
hasil
penilaian
kepribadian
kepada
guru
Pendidikan
Kewarganegaraan sebagai informasi untuk menentukan nilai akhir
semester akhlak dan kepribadian peserta didik dengan kategori
sangat baik, baik, atau kurang baik.7
G. Penilaian Oleh Satuan Pendidikan
7 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2007 Tentang
Standar Penilaian Pendidikan. Loc.cit., Hlm. 7
8
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai
pencapaian kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran. Penilaian
tersebut meliputi kegiatan sebagai berikut:
1. Menentukan KKM setiap mata pelajaran dengan memperhatikan
karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan
kondisi satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidik.
2. mengkoordinasikan ulangan tengah semester, ulangan akhir
semester, dan ulangan kenaikan kelas. Serta menentukan kriteria
kenaikan kelas bagi satuan pendidikan yang menggunakan sistem
paket melalui rapat dewan pendidik.
3. menentukan kriteria program pembelajaran bagi satuan pendidikan
yang menggunakan sistem kredit semester melalui rapat dewan
pendidik, dan menentukan nilai akhir kelompok mata pelajaran
estetika dan kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olah
raga dan kesehatan melalui rapat dewan pendidik dengan
mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik
4. menentukan nilai akhir kelompok mata pelajaran agama dan akhlak
mulia dan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
kepribadian dilakukan melalui
rapat dewan pendidik dengan
mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik dan nilai hasil
ujian sekolah/madrasah.
5. melaporkan hasil penilaian mata pelajaran untuk semua kelompok
mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada orang tua/wali
peserta didik dalam bentuk buku laporan pendidikan, serta
melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan
kepada dinas pendidikan kabupaten/kota.
6. menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan melalui
rapat dewan pendidik sesuai dengan kriteria: (a). menyelesaikan
seluruh program pembelajaran. (b). memperoleh nilai minimal baik
pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata
pelajaran agama dan akhlak mulia;
9
kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian; kelompok mata pelajaran
estetika; dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan
kesehatan. (c). lulus ujian sekolah/madrasah. (d). lulus UN.8
H. Penilaian Oleh Pemerintah
1. Penilaian hasil belajar oleh pemerintah dilakukan dalam bentuk
UN yang bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan
secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata
pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. UN didukung oleh suatu sistem yang menjamin mutu dan
kerahasiaan soal serta pelaksanaan yang aman, jujur, dan adil.
3. Dalam rangka penggunaan hasil UN untuk pemetaan mutu
program dan/atau satuan pendidikan, Pemerintah menganalisis dan
membuat
peta
daya
serap
berdasarkan
hasil
UN
dan
menyampaikan ke pihak yang berkepentingan
4. Hasil UN menjadi salah satu pertimbangan dalam pembinaan dan
pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya
meningkatkan mutu pendidikan.
5. Hasil UN digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam
menentukan kelulusan peserta didik pada seleksi masuk jenjang
pendidikan berikutnya.
6. Hasil UN digunakan sebagai salah satu penentu kelulusan peserta
didik dari satuan pendidikan yang kriteria kelulusannya ditetapkan
setiap tahun oleh Menteri berdasarkan rekomendasi BSNP.9
8 Ibid., Hlm. 7-8
9 Ibid., Hlm. 8-9
10
Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil
belajar peserta didik.1
Sedangkan Standar penilaian pendidikan menurut PP. No. 19 Ayat (11)
adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme dan
instrument penailaian hasil belajar peserta didik. Di dalam pasal 63 ayat
(1) dikemukakan penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah terdiri atas: (a) penilaian hasil belajar oleh pendidik (b)
penilaian hasil belajar oleh satuan pendidik, dan (c) penilaian hasil belajar
oleh pemerintah.
B. Prinsip Penilaian
Terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam melakukan
evaluasi. Seberapapun baiknya prosedur evaluasi yang diikuti dan
disempurnakan evaluasi perlu diterapkan, jika tidak dipadukan dengan
prinsip-prinsip penunjangnya maka hasil evaluasi pun akan kurang dari
yang diharapkan. Diantara prinsip-prinsip evaluasi sebagai berikut:
a. Mendidik, artinya proses penilaian hasil belajar harus
mampu memberikan sumbangan positif pada peningkatan
pencapaian hasil belajar peserta didik, dimana hasil
penilaian harus dapat memberikan umpan balik dan
motivasi kepada peserta didik untuk lebih giat belajar.
b. Terbuka atau transparan, artinya bahwa prosedur penilaian,
kriteria penilaian ataupun dasar pengambilan keputusan
harus disampaikan secara transparan dan diketahui oleh
pihak-pihak terkait secara obyektif.
c. Menyeluruh, artinya penilaian hasil belajar yang dilakukan
harus meliputi berbagai aspek kompetensi yang akan dinilai
yang terdiri dari ranah pengetahuan kognitif, keterampilan
1 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2007 Tentang
Standar Penilaian Pendidikan
1
psikomotor, sikap, dan nilai afektif yang direfleksikan
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.
d. Terpadu dengan pembelajaran, artinya bahwa dalam
melakukan
penilaian
kegiatan
pembelajaran
harus
mempertimbangkan kognitif, afektif, dan psikomotor,
sehingga penilaian tidak hanya
dilakukan setelah siswa
menyelesaikan pokok bahasan tertentu, tetapi juga dalam
proses pembelajaran.
e. Obyektif, artinya proses penilaian yang dilakukan harus
meminimalkan
pengaruh-pengaruh
atau
pertimbangan
subyektif dari penilai.
f. Sistematis, yaitu penilaian harus dilakukan secara terencana
dan bertahap serta berkelanjutan untuk dapat memperoleh
gambaran tentang perkembangan belajar siswa.
g. Berkesinambungan, yaitu evaluasi harus dilakukan secara
terus menerus sepanjang rentang waktu pembelajaran.
h. Adil,
mengandung
pengertian
bahwa
dalam
proses
penilaian tidak ada siswa yang diuntungkan atau dirugikan
berdasarkan latar belakang sosial ekonomi, agama, budaya,
bahasa, suku bangsa, warna kulit, dan gender.
i. Akuntabilitas
Sejauh mana keberhasilan progam pengajaran perlu
disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
dengan pendidikan sebagai laporan pertanggung jawaban.
Pihak-pihak yang termasuk adalah orang tua, masyarakat
sekitar, dan lembaga pendidikan sendiri. Pihak ini perlu
mengetahui keadaan kemajuan belajar siswa agar dapat
dipertimbangkan pemanfaatannya.2
j. Valid
2 Daryanto. 1999. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Hlm. 19-21
2
Evaluasi dapat dikatan benar apabila test yang digunakan
dapat memberikan keterangan atau gambaran tentang apa
yang diinginkan. Misal apa bila untuk mengetahui
psikomotorik peserta didik, maka test harus menggunakan
pertanyaan-pertanyaan yang bersifat psikomotorik.3
C. Tujuan Penilaian
1. Penilaian bertujuan untuk mengetahui potensi seorang murid
sampai dimanakah pontensi anak tersebut.
2. Penilaian untuk mengetahui sampai dimanakah anak dapat
mencapai berbagai macam pelajaan.
3. Penilaian bertujuan untuk mengetahui letak kelemahan-kelemahan
atau kesulitan-kesulitan yang dialami oleh murid. Bahkan kesulitan
yang bersifat umum maupun yang berisfat khusu (Individu).
Dengan mengetahui kesulitan-kesulitan tersebut seorang guru lebih
mudah dalam memberikan bantuan kepada peserta didik.4
D. Teknik Instrumen Penilaian
a) Teknik Penilaian
1. Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai
teknik
penilaian
berupa
tes,
observasi,
penugasan
perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai
dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan
peserta didik.
2. Teknik tes berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau
tes kinerja.
3. Teknik observasi atau pengamatan
pembelajaran
berlangsung
dan/atau
dilakukan
di
luar
selama
kegiatan
pembelajaran.
4. Teknik penugasan baik perseorangan maupun kelompok
dapat berbentuk tugas rumah dan/atau proyek.
3 Amir Daien Indrakusuma. 1993. Evaluasi Pendidikan. Malang: Ikip Malang Hlm.27
4 Ibid., Hlm.16
3
b) Instrumen Penilaian
1. Instrumen penilaian hasil belajar yang digunakan pendidik
memenuhi persyaratan (a) substansi, adalah merepresentasikan
kompetensi yang dinilai, (b) konstruksi, adalah memenuhi
persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang
digunakan, dan (c) bahasa, adalah menggunakan bahasa yang
baik dan benar serta
komunikatif sesuai dengan taraf
perkembangan peserta didik.
2. Instrumen penilaian yang digunakan oleh satuan pendidikan
dalam bentuk ujian sekolah/madrasah memenuhi persyaratan
substansi, konstruksi, dan bahasa, serta memiliki bukti
validitas empirik.
3.
Instrumen penilaian yang digunakan oleh pemerintah dalam
bentuk UN memenuhi persyaratan substansi, konstruksi,
bahasa,
dan
memiliki
bukti
validitas
empirik
serta
menghasilkan skor yang dapat diperbandingkan antar sekolah,
antar daerah, dan antar tahun.
E. Mekanisme dan Prosedur Penilaian
Kegiatan hasil belajar pada hakikatnya merupakan kegiatan untuk
mengukur perubahan perilaku siswa. Standar nasional pendidikan
mengungkapkan bahwa penilaian hasil belajar oleh peserta didik dilakukan
secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan
perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester,
ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas.
a) Mekanisme Penilaian
1. Ulangan Harian
Ulangan harian dilakukan setiap selesai pembelajaran
dalam kompetensi dasar tertentu. Ulangan harian ini terdiri
dari seperangkat soal yang harus dijawab para peserta
didik, dan tugas-tugas terstruktur yang berkaitan dengan
konsep dan kompetensi dasar yang sedang dibahas.
4
Ulangan harian minimal dilakuakan tiga kali dalam setiap
semester. Untuk mengetahui kelulusan siswa dalam
menempuh KD peserta pendidik harus menentukan KKM.5
2. Ulangan Tengah Semester
Ulangan tengah semester dilakukan setelah pembelajaran
mencapai beberapa standar kompetensi tertentu. Soal UTS
terdiri dari seperangkat soal yang harus dijawab oleh
peserta didik mengenai materi standard kompetensi dasar
yang telah dibahas dalam setengah semester pertama. UTS
dilakukan satu kali dalam satu semester, namun ada guru
yang tidak melaksanakannya,
cukup dengan ulangan
harian, atau tugas.
3. Ulangan Akhir Semester
Ulangan akhir semester sering disebut juga ulangan umum,
dengan bahan yang diujikan sebagai berikut:
1) Ulanga akhir semester pertama soalnya diambil dari
materi standar, standar kompetensi, dan kompetensi
dasar semester pertama.
2) Ulangan akhir semester kedua soalnya merupakan
gabungan dari maeri standar, standar kompetensi,
kompetensi dasar semester pertama dan kedua
dengan penekanan pada materi standar, standar
kompetensi, dan kompetensi dasar semester kedua.
4. Ulangan Kenaikan Kelas
Ulangan kenaikan kelas dilakukan pada akhir semester
genap. Ulangan kenaikan kelas sama dengan ujian akhir
semester genap dengan materi standar, standar kompetensi,
dan kompetensi dasar yang diujikan merupakan gabungan
materi standar, standar kompetensi, dan kompetensi dasar
semester ganjil dan genap dengan penekanan pada materi
5 E. Mulyasa. 2006. Kurikulum yang Sempurna. Bandung: Remaja Rosda Karya Hlm.245
5
standar, standar kompetensi, dan kompetnsi dasar semester
genap.
Ulangan kelas dilakukan untuk menentukan peserta didik
yang berhak pindah atau naik ke kelas yang berada di
atasnya. Sedangkan ulangan kenaikan kelas yang dilakukan
pada semester genap terakhir merupakan ulangan untuk
menentukn kelulusan.
Penialaian hasil belajar yang mencakup ulangan harian,
ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan
ulangan kenaikan kelas sebagaimana yang diuraikan di atas
harus dilakukan secara menyeluruh, mencakup aspek
pengatahuan, keterampilan, dan nilai, serta sikap peserta
didik
secara
proposional.
Untuk
itu
guru
harus
mengembangkan kisi-kisi penilaian yang lengkap agar
mencakup seluruh standar kompetensi dan kompetensi
dasar dengan seluruh aspeknya.
5. Program Pengayaan dan Remidial
Program ini merupakan pelemgkap dan penjabaran dari
ulangan harian, tengah semester dan akhir semester. Tujuan
dari remedial ini untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa
pada setiap evaluasi yang diberikan oleh guru. Siswa dapat
dikatakan tuntas bila dapat mencapai tujuan pembelajaran
minimal 65 %. Maka siswa yang mendapat kesulitan untuk
mencapai tujuan pembelajaran perlu diadakan remedial.6
b) Prosedur Penilaian
1. Penilaian
ditujukan
untuk
mengukur
pencapaian
kompetensi. Untuk itu harus dipahami bahwa proses
penilaian
merupakan
pembelajaran
yang
bagian
integral
dari
kegiatan
dilakukan
oleh
pendidik
untuk
mengetahui tingkat pencapaian standar kompetensi lulusan.
6 E. Mulyasa. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda. Hlm.253
6
2. Penilaian menggunakan acuan kriteria, yakni keputusan
diambil berdasar apa yang seharusnya dapat dilakukan oleh
peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran. Sesuai
dengan
penerapan
dari
kurikulum
yang
berbasis
kompetensi, penilaian yang dilakukan harus didasarkan
pada acuan kriterium, yaitu membandingkan hasil yang
telah dicapai peserta didik dengan kriteria yang telah
ditetapkan.
3. Penilaian dilakukan secara keseluruhan dan berkelanjutan.
Penilaian oleh pendidik, bukan merupakan bagian terpisah
dari proses pembelajaran, sehingga proses penilaian
dilakukan sepanjang rentang proses pembelajaran. Apabila
peserta didik telah mencapai standar maka dapat dinyatakan
lulus dalam mata pelajaran tertentu, tetapi bila belum
mencapai standar maka harus mengikuti pengajaran remidi
sampai dapat mencapai standar kompetensi minimal yang
dipersyaratkan.
4. Hasil penilaian digunakan untuk menentukan tindak lanjut;
tindakan lanjutan dari penilaian dapat berupa perbaikan
proses pembelajaran, program remidi bagi peserta didik
yang tingkat pencapaian hasil belajarnya berada di bawah
kriteria ketuntasan dan program pengayaan bagi peserta
didik yang telah mencapai kriteria ketuntasan.
5. Penilaian harus sesuai dengan pengalaman belajar yang
ditempuh dengan proses pembalajaran. Hal ini terkait erat
dengan pemahaman bahwa penilaian tidak dipisahkan dari
kegiatan pembelajaran secara keseluruhan.
F. Pedoman Penilaian Oleh Pendidik
7
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan,
bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta
untuk meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran. Penilaian tersebut
meliputi kegiatan sebagai berikut:
1. menginformasikan silabus mata pelajaran yang di dalamnya
memuat rancangan dan kriteria penilaian pada awal semester,
mengembangkan indikator pencapaian KD dan memilih teknik
penilaian yang sesuai pada saat menyusun silabus mata pelajaran.
2. mengembangkan instrumen dan pedoman penilaian sesuai dengan
bentuk dan teknik penilaian yang dipilih. Melaksanakan tes,
pengamatan, penugasan, dan/atau bentuk lain yang diperlukan.
3. mengolah hasil penilaian untuk mengetahui kemajuan hasil belajar
dan kesulitan belajar peserta didik, dan mengembalikan hasil
pemeriksaan pekerjaan peserta didik disertai komentar yang
mendidik.
4. memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran, dan
melaporkan hasil penilaian mata pelajaran pada setiap akhir
semester kepada pimpinan satuan pendidikan dalam bentuk satu
nilai prestasi belajar peserta didik disertai deskripsi singkat sebagai
cerminan kompetensi utuh.
5. melaporkan hasil penilaian akhlak kepada guru Pendidikan Agama
dan
hasil
penilaian
kepribadian
kepada
guru
Pendidikan
Kewarganegaraan sebagai informasi untuk menentukan nilai akhir
semester akhlak dan kepribadian peserta didik dengan kategori
sangat baik, baik, atau kurang baik.7
G. Penilaian Oleh Satuan Pendidikan
7 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2007 Tentang
Standar Penilaian Pendidikan. Loc.cit., Hlm. 7
8
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai
pencapaian kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran. Penilaian
tersebut meliputi kegiatan sebagai berikut:
1. Menentukan KKM setiap mata pelajaran dengan memperhatikan
karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan
kondisi satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidik.
2. mengkoordinasikan ulangan tengah semester, ulangan akhir
semester, dan ulangan kenaikan kelas. Serta menentukan kriteria
kenaikan kelas bagi satuan pendidikan yang menggunakan sistem
paket melalui rapat dewan pendidik.
3. menentukan kriteria program pembelajaran bagi satuan pendidikan
yang menggunakan sistem kredit semester melalui rapat dewan
pendidik, dan menentukan nilai akhir kelompok mata pelajaran
estetika dan kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olah
raga dan kesehatan melalui rapat dewan pendidik dengan
mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik
4. menentukan nilai akhir kelompok mata pelajaran agama dan akhlak
mulia dan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
kepribadian dilakukan melalui
rapat dewan pendidik dengan
mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik dan nilai hasil
ujian sekolah/madrasah.
5. melaporkan hasil penilaian mata pelajaran untuk semua kelompok
mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada orang tua/wali
peserta didik dalam bentuk buku laporan pendidikan, serta
melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan
kepada dinas pendidikan kabupaten/kota.
6. menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan melalui
rapat dewan pendidik sesuai dengan kriteria: (a). menyelesaikan
seluruh program pembelajaran. (b). memperoleh nilai minimal baik
pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata
pelajaran agama dan akhlak mulia;
9
kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian; kelompok mata pelajaran
estetika; dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan
kesehatan. (c). lulus ujian sekolah/madrasah. (d). lulus UN.8
H. Penilaian Oleh Pemerintah
1. Penilaian hasil belajar oleh pemerintah dilakukan dalam bentuk
UN yang bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan
secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata
pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. UN didukung oleh suatu sistem yang menjamin mutu dan
kerahasiaan soal serta pelaksanaan yang aman, jujur, dan adil.
3. Dalam rangka penggunaan hasil UN untuk pemetaan mutu
program dan/atau satuan pendidikan, Pemerintah menganalisis dan
membuat
peta
daya
serap
berdasarkan
hasil
UN
dan
menyampaikan ke pihak yang berkepentingan
4. Hasil UN menjadi salah satu pertimbangan dalam pembinaan dan
pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya
meningkatkan mutu pendidikan.
5. Hasil UN digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam
menentukan kelulusan peserta didik pada seleksi masuk jenjang
pendidikan berikutnya.
6. Hasil UN digunakan sebagai salah satu penentu kelulusan peserta
didik dari satuan pendidikan yang kriteria kelulusannya ditetapkan
setiap tahun oleh Menteri berdasarkan rekomendasi BSNP.9
8 Ibid., Hlm. 7-8
9 Ibid., Hlm. 8-9
10