Kajian Kemampuan Lahan pada Usahatani Lahan Kering Berbasis Tembakau di Sub-DAS Progo Hulu
Sains Tanah – Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 7(1) 2010 KAJIAN KEMAMPUAN LAHAN PADA USAHATANI LAHAN KERING BERBASIS TEMBAKAU DI
di lahan kering di kaki dan lereng Gunung
sedimentasi, polusi air, resiko banjir dan kekeringan (Holy, 1980).
Kabupaten Temanggung merupakan salah
satu sentra produsen tembakau di Jawa Tengah,
dengan luas areal cukup besar, yaitu sekitar 12.000 ha (Djajadi et al., 1992) dan pada
tahun 1994 ‐ 1998 meningkat menjadi 17.227
‐ 21.064 ha dengan produktivitas berfluktuasi setiap
tahunnya
(karena pengaruh
musim) berkisar antara 0,28 ‐ 0,52 ton/ha dengan rata‐rata produktivitas 0,429 ton/ha (Isdijoso dan Mukani, 2000).
Usahatani berbasis tembakau umumnya diusahakan
Sumbing dan Gunung Sindoro, meskipun di beberapa tempat ditemukan juga
sumberdaya lahan pada wilayah hulu suatu DAS, selain menguntungkan daerah
tembakau ditanam di lahan sawah. Berdasarkan
beberapa laporan
hasil penelitian,
ada indikasi bahwa selama beberapa dekade terakhir pengembangan dan
perluasan tanaman tembakau telah mengarah ke puncak‐puncak Gunung
Sumbing dan Gunung Sindoro dengan kemiringan
lereng > 30%, yang merupakan wilayah Sub‐DAS Progo Hulu.
Sub ‐DAS Progo Hulu merupakan wilayah volkan
dari Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro
yang sebenarnya memiliki lahan relatif subur, dengan ketinggian lebih dari 400 m
hulu tersebut juga akan dapat menyelamatkan daerah hilirnya, karena menurunnya
keberhasilan pengelolaan
SUB‐DAS PROGO HULU
(The Study of Land Capability on Tobacco‐Based Upland Farming atnegative effects at on‐site and out‐site area. The land capability analysis shows that tobacco‐based farming system at Progo Hulu sub watershed dominated by class IV (3,624.93 ha; 49.00%), followed with class VI (2,488.82 ha;
33.64%), class III (697.99 ha; 9.43%), class V (450.73 ha; 6.09%), and class VII (136.06 ha; 1.84%).
The main resistance factors are slope and erosion for class III; erosion, slope and surface rocks for
class VI; and slope for class VII.
Progo Hulu Sub‐Watershed)
Jaka
Suyana 1) , Naik Sinukaban 2) ,
Bunasor Sanim
3) , dan M.Yanuar J.Purwanto 4)1)
Fak. Pertanian, Universitas Sebelas Maret, Surakarta 2)
Fak.
Pertanian, IPB Bogor, 3)
Fak.
Ekonomi Manajemen, IPB Bogor, 4) Fak. Teknologi Pertanian, IPB Bogor
ABSTRACT
The recent and also the future problems for Indonesian concerning with agriculturalenvironment resources are land degradation and water resources restrictiveness. Agricultural
technique without awareness to concerning to soil and water conservation principles on steep
and high rainfall area had caused severe erosion and land degradation at upland area of ProgoHulu sub‐watershed. Land Degradation that promoted by erosion at Progo Hulu sub‐watershed
contributedKeywords:
karena itu
land capability, Progo Hulu Sub‐watershed
PENDAHULUAN
Pengelolaan sumberdaya lahan dan air mempunyai
peranan yang semakin penting, terutama dalam upaya pemanfaatannya secara
berkelanjutan. Kedua sumberdaya alam tersebut mudah mengalami degradasi atau
penurunan kualitas. Menurut World Bank
(1993), kerusakan sumberdaya lahan terutama di bagian hulu Daerah Aliran Sungai
(DAS) akan menurunkan produktivitas lahan, yang
selanjutnya mempengaruhi fungsi produksi, fungsi ekologis, dan fungsi hidrologis
DAS. Oleh
sampai 3.250 m dpl; kemiringan lahan dari landai, b curam
pendudu pencaha tembaka
ini dilaku ngkan pada atau
hatani…Suyana nal Ilmu Tanah
paratif ting ahteraan
ba secara t asis
tembaka arau, sedan ami
jagung a ,
cabe, baw eta
citra sate
a et. al. h dan Agroklim
ggi dan tel agi
masyara urun temur au
sayuran wang putih, elit
(a) (b)
landsat
matologi 7(1)
ah member kat
sejak m run.
Usaha ukan pada m
musim h n (kobis, baw bawang
me ETM
7 Sub‐
2010
rikan masa atani usim hujan wang erah,
u (a) dan Pe
berba kema ditan daun,
Di usahata
bertan ayuran,
Gambar bergelomban sampai
sa uk relatif arian
pok au,
jagung, s wilayah ni
berbasis r
1. Peta loka Progo
Hu
Kajian Kem
ng, berbukit ngat
curam tinggi de ok
dan Sub
u, lai komp kesej lalu
‐DAS tembakau asi
Sub‐DAS ulu (b)
mampuan Laha Sains
, agak curam m;
kepadata engan ma ni
tanama padi sawah. Progo
Hul memiliki nil
Progo Hulu
an pada Usah
s Tanah – Jurn
m, an ta an .
‐DAS
Kajian Kemampuan Lahan pada Usahatani…Suyana et. al.
Klasifikasi Kemampuan Lahan
1. Sub
Usahatani Lahan Kering Berbasis Tembakau di Sub‐DAS Progo Hulu
Progo Hulu menurut hasil analisis digital sekitar 30.046 ha.
Gunung Sumbing. Luas wilayah Sub‐ DAS
Sindoro, dan 3.250 m dpl yang merupakan puncak
3.145 m dpl yang merupakan puncak Gunung
‐DAS Progo Hulu berada pada ketinggian tempat antara 475 m dpl sampai
– 110 12’31”
BT, disajikan pada Gambar
kering berbasis
22’46” LS dan 109 59’44”
11’42” – 7
Jawa Tengah. Secara geografis terletak pada 7
dan Kabupaten Wonosobo, Propinsi
berada di wilayah Kabupaten Temanggung
Sub ‐DAS Progo Hulu, DAS Progo secara administrasi
Usahatani lahan
tembakau di Sub‐DAS Progo Hulu selama ini hanya
Sains Tanah – Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 7(1) 2010
Kabupaten
dengan jenis tanah regosol coklat kelabu, regosol coklat kekuningan, regosol
gunung api Sumbing dan gunung api Sindoro,
ha, serta berada pada ketinggian tempat dari 640‐1.520 m dpl. Memiliki jenis batuan
ini mempunyai luas 8.240,75 ha, 842,21
Kawasan usahatani lahan kering berbasis tembakau
Temanggung Propinsi Jawa Tengah.
Ngadirejo,
tersebar dan terkonsentrasi di lereng Gunung
Kecamatan
Bansari, dan
Parakan, Kecamatan Kledung, Kecamatan
Tlogomulyo, Kecamatan Bulu, Kecamatan
Kecamatan
di
Sumbing dan Gunung Sindoro. Secara administrasi terletak
2000).
(1973) (Sitorus, 1985, 1995; Arsyad,
(1961), dan Klingebiel dan Montgomery
Montgomery
Klingebiel dan
(1943),
Steele
yang dikembangkan oleh Hockensmith dan
digunakan adalah Sistem Klasifikasi USDA
Metode klasifikasi kemampuan lahan yang
dan lainnya). Didukung oleh lingkungan usaha yang
telah terbentuk, usahatani berbasis tembakau selama ini telah membuat petani tidak
melakukan diversifikasi usaha. Adanya pertambahan kepadatan penduduk telah mengakibatkan
tekanan terhadap lahan. Tekanan
penduduk terhadap
lahan mengakibatkan
perlakuan over intensif tanpa memperhatikan kaidah‐kaidah konservasi tanah
dan air, serta telah memanfaatkan lahan yang tidak sesuai dengan fungsi dan kemampuan
HASIL DAN PEMBAHASAN Lokasi dan Luas Sub‐DAS Progo Hulu
maupun data hasil pengamatan langsung di wilayah penelitian.
penggunaan lahan, serta data sifat‐sifat tanah. Data tersebut diperoleh dari data sekunder
lereng, dan peta penutupan lahan.
”overlay” dari peta tanah, peta geologi, peta kemiringan
Satuan lahan ditentukan berdasarkan hasil
peta penutupan lahan didasarkan peta rupa bumi dan peta penggunaan lahan.
lereng diperoleh melalui delineasi berdasarkan interpretasi peta topografi, sedangkan
satuan lahan, terdiri dari: peta tanah, peta geologi, peta kemiringan lereng, dan peta penggunaan/penutupan lahan. Peta kemiringan
Data yang diperlukan untuk pembuatan peta
lahannya. Berdasarkan hal tersebut, maka artikel ini menyajikan hasil kajian
kemampuan lahan pada usahatani lahan kering berbasis tembakau di Sub‐DAS
Progo Hulu.
METODE PENELITIAN
Penelitian telah dilakukan pada bulan
September 2007 sampai dengan September
2008, pada wilayah usahatani lahan kering berbasis
tembakau di Sub‐DAS Progo Hulu. Data
yang diperlukan terdiri dari jenis tanah, geologi,
Pembuatan Peta Satuan Lahan (land unit)
kemiringan lahan, coklat k kekunin usahata Sub
‐DAS
lahan ub ‐DAS Prog an
n kering berb ni lahan kerin
hatani…Suyana nal Ilmu Tanah
h, peta geolo peta
penutup pang susun san
usahat akau di Su am
27 satu ebaran setia
Gambar 3. basis
tembak ng berbasis te
a et. al. h dan Agroklim
ogi, peta ke pan
lahan. B peta ‐peta ani
lahan. Ad ap satuan l kau
an ta tanah dan
di Sub‐DA embakau di
matologi 7(1)
miringan ler
Berdasarkan tersebut,
kering ber go
Hulu ter dapun letak ahan,
dijela AS
Progo Hu Sub‐DAS Pro
2010
reng, hasil pada basis rbagi k
dan askan lu
ogo
p tump kawa temb kedal penye pada
at an di 2.
Satuan L
coklat. ring berbasis u
Pet hasil tu
Gamb Gambar kemerahan,
gan, dan lat ni
lahan ker S
Progo Hulu
ta satuan la umpang
sus bar 2. Peta k r
3. Peta satu Hulu
Kajian Kem
andosol, l osol
disajikan pa
an pada Usah
s Tanah – Jurn
unit)
ahan dibuat sun
(overla kawasan usa uan
lahan pa
mampuan Laha Sains
latosol cokl
Peta kawasa s
tembakau ada Gambar t
berdasarka
y)
dari pe ahatani lahan da
usahatan
Lahan (land
Sains Klas
dan lahan di da
peta kela Sub
‐DAS Pro mpuan laha han
kering ub ‐DAS Prog s
Ke an
(%)
5,61
I 7,46
IV 0,35
V 0,69
II 6,81
kering b rogo Hulu lahan
IV 13,85
V 0,05
0,09
0,08
IV 0,05
V 0,14
5,85
0,10
III, ran sebagaim letak
hasil iperoleh ba han
3,94
3,25
50,76
503,90
1.024,89
3,62
6,67
5,58
3,91
10,73
432,66
7,34
1.315,75
291,26
45,62
ta primer an rkan
475,72
369,35
17,10
225,36
364,21
8,67
70,61
521,97
530,72
115,34
7.398,53
842,21
8.240,74
17,78
552,30
.e 3 VI ‐ l 4
II ‐l 2
.e 2 V ‐ l 3
.e 3 VI ‐ l 4
.e 4 II ‐ l 2
.e 2 V ‐ l 3
.e 3 VI ‐ l 4
.e 4 VII ‐ l 5 III
‐ l 2 V ‐ e 3
.b 2 VI ‐ l 4
.e 4 V ‐ p 1 V
‐ p 1 V ‐ p 1 IV
‐ e 3 V ‐ l 3
.e 3 IV ‐ e 3 V
Kelas mampu n
‐ l 3 .e 3 VI
‐ l 4 .e 4 VII
‐ l 5 II ‐ l 2
.e 2 V ‐ l 3
.e 3 VI ‐ l 4
.e 4 V ‐ e 3
.b 2 VI ‐ e 4 VI
‐ l 4 .e 4 VII
‐ l 5 gital tersebut
kawasan bakau
di ki kelas dan
VII; kan pada an
kelas enelitian an
Lahan
go Hulu
IV 0,04
V 0,62
6,43
IV 4,99
V 0,23
3,05
II 4,92
IV 0,12
V 0,95
Hulu an pada berbasis
IV 7,05
7,17
V 1,56
100,00
alisis
data di klasifikasi hwa
pada berbasis tem
memilik
IV, V, VI, mana
disajik penyebara lokasi
p s kemampua ogo
26,06
(ha) 415,19
dilak anal mas deng USD (Sito digo yaitu Kem dike deng yang peng anca sam laha mem kem pert mer kem peng coco Gam laha 2
mampuan survai
Faktor p akan
menin III. Lahan k ng tinggi kem paling
ba enggunaann sif.
Sedangk han yang a
dengan ling
terbatas tan lindung a baran
kelas k okasi penelit apitulasi
ke wasan usaha 697 2% 9 136,07
s Kemampuan SL: 1,4,8,21
SL: 2,5,9,14,15,1 SL: 11,12,13
SL: 3,6,10,16,19, I SL: 7,20,27
Kemampuan ah dan Agrokli an Lahan
lapan aboratorium n,
delapa Romawi
kemudian Sistem
Klas Klasifikasi
yad, 2000), a
kategori u ,
dan S gelolaan.
an kelas (dit mpai
denga intensitas enghambat
ngkat dari K kelas
I meru mampuanny anyak
alte nya,
seperti kan lahan kel paling
re kemung s,
I sa an pada
‐kelas, atau Peng dalam
tian elas
intens rupakan la mampuannya ggunaan
s Tanah – Jurn sifikasi Kelas
Klasifikasi kukan
berda lisis contoh sing
‐masing s gan kriteria DA.
Menurut orus,
1985, olongkan ke u
Kelas, mampuan elompokan
d gan angka R g
didasarka ghambat.
aman kerus mpai
Kelas VI an yang palin mpunyai
mungkinan p tanian
pa ok untuk hut mbar
dalam tiga Sub
4. Seb di lo
Hasil
reka an pada kaw 450,73 6% 2.488,82 34%
Kelas
III
IV V S
VI
VII Kajian nal Ilmu Tana s Kemampua
kelas kem sarkan
hasil tanah di la satuan
lahan a menurut
Sistem K
1995; Arsy
misalnya atau cagar al kemampuan
kemam atani lahan 7,99 9% 3.624,93 49%
lah mbakau di S Luas
25
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
26
11
27 Tegalan Pemukiman Total umber
: Dat 2009)
Berdasar Tabel
1), di sahatani lah ub
‐DAS Pr emampuan engan
seba Gambar
4. Adapun
emampuan isajikan
pad
uyana et. al.
mbakau di S a
Tabel 1. elas kemam sahatani
12
10
n Lahan 7,18,22,24 23,25,26
lahan mpuan kering b d T S (2 (T u S k d G k d
Lahan
pada U
imatologi 7(1)lahan ng
dan pada dinilai sifikasi
USDA lahan utama
Satuan
Lahan tandai n
VIII) faktor atau
Kelas I pakan
ya dan ernatif
untuk as
VIII endah gkinan hanya am.
Usahatani…Su ) 2010
9
berbasis tem isajikan
pada Tabel
1. Ke us te
Satuan Lahan
1
2
3
4
5
6
7
8
lahan
Kajian Kemampuan Lahan pada Usahatani…Suyana et. al.
Meliputi satuan lahan : 11,12,13 450,73
terletak pada lereng 15‐45% (D‐E/l 3 ‐ l 4 ).
ada kerikil sedang‐banyak (b 1 ‐b 2 );
permeabilitas agak lambat‐agak cepat (P 2 ‐P 4 );
berdrainase baik (d 1 );
(e 4 ); dalam‐dangkal (k ‐k 2 );
kepekaan erosi rendah‐ sedang (KE 2 ‐KE 3 ); mengalami erosi berat
Tanah bertekstur agak halus‐agak kasar (t 2 ‐t 4 );
4.
ha atau 6,09(%)
V ‐p 1 .
VI
lambat. Oleh karena itu Sub‐kelasnya bersimbol
ini dimasukkan ke dalam Kelas V karena mempunyai permeabilitas
V V ‐p
1
Lahan
terletak pada lereng 8‐30% (B‐D/l 1 ‐ l 3 ).
(P 1 ); ada kerikil sedikit (b );
buruk (d 3 ); permeabilitas lambat
dalam (k ); berdrainase agak
erosi rendah‐sedang (KE 2 ‐ KE 3 ); mengalami erosi ringan‐agak berat (e 1 ‐e 3 );
VI
‐ l
4
.e 43.
baik (d 1 ); permeabilitas sedang
ha atau 1,84
‐kelasnya bersimbol VII‐ l 5 Meliputi satuan lahan : 7,20,27 136,07
VII karena terletak pada lereng curam. Oleh karena itu Sub
VII
‐ l
5
Lahan ini dimasukkan ke dalam Kelas
VII
(F/l 5 ).
(b 2 ); terletak pada lereng >45%
‐cepat (P 3 ‐P 5 ); ada kerikil banyak
dangkal (k 2 ); berdrainase
VI
‐ e
4
Lahan ini dimasukkan ke dalam Kelas
mengalami erosi berat (e 4 );
kepekaan erosi sangat rendah ‐sedang (KE 1 ‐KE 3 );
Tanah bertekstur agak halus‐agak kasar (t 2 ‐t 4 );
5.
ha atau 33,64(%)
Meliputi satuan lahan : 3,6,10,16,19,23, 25,26 2.488,82
VI ‐ e 4 .
berat. Oleh karena itu Sub ‐kelasnya bersimbol VI‐ l 4 .e 4 atau
mempunyai tingkat erosi berat, atau mempunyai tingkat erosi
VI karena terletak pada lereng agak curam (bergunung) dan
Tanah bertekstur agak halus (t 2 ); kepekaan
ha atau 49,00(%)
Sains Tanah – Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 7(1) 2010
Keterangan Luas
terletak pada lereng 8‐15% (C/l 2 ).
(P 3 ); ada kerikil sedikit (b );
baik (d 1 ); permeabilitas sedang
dalam (k ); berdrainase
mengalami erosi ringan ‐sedang (e 1 ‐e 2 );
kepekaan erosi rendah‐ sedang (KE 2 ‐KE 3 );
1. Tanah bertekstur agak halus‐agak kasar (t 2 ‐t 4 );
(ha)/(%)
Sub
‐kelas
III ‐l
2
Sifat ‐sifat Lahan Kelas
DAS Progo Hulu
Tabel 2. Uraian kelas kemampuan lahan pada usahatani lahan kering berbasis tembakau di Sub‐
(6,09%) adalah merupakan lahan yang
(permeabilitas lambat) seluas 450,73 ha
intensitas garapan terbatas (Kelas IV) seluas 3.624,93 ha (49,00%), serta Kelas V‐p
lahan dengan intensitas garapan sedang (Kelas III) seluas 697,99 ha (9,43%) dan
Tabel 2, ditunjukkan wilayah yang masih sesuai untuk jenis penggunaan
disajikan pada Tabel 2. Berdasarkan
(Gambar 5), dengan uraian sifat‐sifat lahan yang
III
III ‐l
2
.e
2 Lahan ini dimasukkan ke dalam KelasMeliputi satuan lahan : 2,5,9,14,15,17,18,22, 24. 3.624,93
terletak pada lereng 8‐30% (C ‐D/l 2 ‐l 3 ).
Oleh karena itu Sub‐ kelasnya bersimbol IV‐ l 3 .e 3 , IV‐ e 3 , IV‐ e 3 .b 2 .
atau mempunyai tingkat erosi agak berat dan ada kerikil banyak.
erosi agak berat, atau mempunyai tingkat erosi agak berat,
IV karena terletak pada lereng miring (berbukit) dan tingkat
Lahan ini dimasukkan ke dalam Kelas
IV
‐ e
3
IV
‐ e
3
.b 2IV
‐ l
3
.e 3IV
agak lambat‐sedang (P 2 ‐P3); ada kerikil sedikit‐banyak (b ‐b 2 );
III karena terletak pada lereng agak miring (bergelombang),
dalam‐dangkal (k ‐ k 2 ); berdrainase baik (d 1 ); permeabilitas
mengalami erosi agak berat (e 3 );
kepekaan erosi rendah‐ sedang (KE 2 ‐KE 3 );
Tanah bertekstur agak halus‐agak kasar (t 2 ‐t 4 );
9,43(%) 2.
697,99 ha atau
Meliputi satuan lahan : 1,4,8,21.
III‐l 2 atau III‐l 2 .e 2 .
erosi sedang. Oleh karena itu Sub‐kelasnya bersimbol
atau terletak pada lereng bergelombang dan tingkat
(%)
7 No 1‐ 2 ada
kelas VI an kelas VII (k
usaha
uyana et. al.
lahan VII ngan
faktor
II (kemiringa erosi,
kemir n dipermu as),
UCAPAN TER
IMAKASIH
Penelitia
terimakas m Tanah Fak
Penelitian dalam
IMPULAN
anali pada staf tanian
UNS Sub
DAFTAR PUST
Djajadi, Tham Isdijoso.
Tembaka
TAKA 000.
Institut P
Arsyad, S. 20
‐peta di S
ke akultas Pert peta
Balai bantuannya maupun
Ucapan aboratorium an
erosi), da
IV (e erikil/batuan permeabilita an
Den ntuk kelas I elas
emampuan 1,84%).
Usahatani…Su ) 2010
‐DAS Pro
au Tema
Konse Pertanian
hal:19 ‐ n kering
berbasis
, Volume 16.
Jurnal
Lahan
dan S.H,
dan Air.
tanah, um GIS mbuatan
IPB gor atas at
da staf nian
lereng ereng).
dan elas V n
utama an erosi), ng,
6,06 ha at
u dan Serat, 992.
Bo mrin,M., Rac 1992.
Konservasi anggung,
Bogor. chman, A.,
ervasi Tanah ogor.
Hulu.
Laboratori dalam pem go
Bog isa sifat‐sifa
Perta Tanah
l sih kepad kultas
ke (kemiringa kemiringan
lereng da ringan lere ukaan),
lahan seluas 13 penghamba an
2, Jan‐Juli 19 atani
an Tembakau
A D lahan
pa Hulu
Sains
mem kem ting sisan peng seda Kela
64%), kelas
lahan ub ‐DAS Prog an
temb tar 7.398,54 atani
an pada ka erbasis
tingkat e
1,84% erupa kemiri an
82 ha atau 3 atau
terbatas, ya
ses han dengan i n
(agak m edang ‐agak b tidak
faktor pen eng
Kajian nal Ilmu Tana
450,73 mbar 5. Peta temb
,99 ha (9,43% as
3.624,93 mampuan la
3 ha (49,00 han
sudah ggunaan lah ang
VII peng cura
KESI
laha Prog satu tem kela Dido selu kem (33, 697, selu Gam
s Tanah – Jurn
mpunyai miringan
lere kat erosi (se nya
maupun as VI (2.488,8
kemampu ominasi oleh as
(136,07 ha ghambat
be am ‐curam) d
Luas tegala an
kering be go Hulu sekit uan
lahan. Pada
usah bakau di Su as
lahan III, h kelas kem
VI sel kemampua %),
La d b m F p
b ‐DAS tas
Lahan
pada U
imatologi 7(1)berupa
g) dan ngkan
jenis arapan engan
Kelas faktor
(agak hatani
27 erbasis emiliki an
9%), dan emampuan
VII. han IV kelas
82 ha seluas
ahan V kelas
k (1 u k k (p d
U
‐DAS Progo H
lahan III mampuan la
kelas kem ha (6,09 kelas
33,64%) dan
ke bakau di Sub
Kemampuan ah dan Agrokli
ghambat b miring
‐miring berat).
Seda suai untuk ntensitas
ga aitu lahan d
%) memiliki ingan
diikuti uas 2.488,8 n
lereng rosi (berat). awasan
usah bakau di Su ha,
terdiri a n kering be go
Hulu me
IV, V, VI, da mampuan
lah 0%),
D
Kajian Kemampuan Lahan pada Usahatani…Suyana et. al.
Holy, M. 1980. Erosion and Environment.
Pergamon Press. England.
Isdijoso, S.H. dan Mukani. 2000. Usahatani,
Kelembagaan, dan Pemasaran Tembakau Temanggung. Monograf
Balittas No.5. Tembakau Temanggung.
Balittas, Malang. hal: 97‐108.
Sitorus, S.R.P. 1985. Evaluasi Sumberdaya Lahan.
Jurusan Tanah, IPB. Bogor. Sitorus,
S.R.P. 1995. Evaluasi Sumberdaya Lahan.