PENGEMBANGAN MODEL LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK BUZZ GROUP UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA SMA

  

PENGEMBANGAN MODEL LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK

BUZZ GROUP UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL

SISWA SMA

Oleh: Tita Maela Margawati

  

Abstrak

  Komunikasi interpersonal memiliki arti yang penting untuk membantu perkembangan intelektual dan sosial siswa. Siswa yang mengalami kesulitan dalam melakukan komunikasi interpersonal akan sulit menyesuaikan diri, seringkali marah, cenderung memaksakan kehendak, egois dan mau menang sendiri sehingga mudah terlibat dalam perselisihan. Sehingga komunikasi interpersonal perlu ditingkatkan.

  Tujuan penelitian ini: mengetahui kondisi empiris pelaksanaan layanan bimbingan kelompok, mengetahui kondisi komunikasi interpersonal siswa, merumuskan model yang efektif untuk meningkatkan komunikasi interpersonal siswa, mengetahui tingkat keefektifan bimbingan kelompok dengan teknik buzz group. Metode yang digunakan dalam penelitian ini R&D (research and development). Prosedur pengembangan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: studi pendahuluan, merancang model hipotetik, uji kelayakan model hipotetik, perbaikan model, uji lapangan dan model akhir. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan pedoman wawancara dan skala psikologis. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan Wilcoxon Signed Rank Tes. Simpulan penelitian ini adalah model bimbingan kelompok teknik buzz group efektif dalam meningkatkan komunikasi interpersonal siswa.

  Hal ini terlihat dari perubahan komunikasi interpersonal siswa antara pre-test dan

  

post-test . Perubahan yang terjadi adanya peningkatan 15,05%. Hasil uji statistik

  menunjukkan angka 0,005, maka 0,005< 0,05, yang berarti bahwa ada perbedaan yang signifikan komunikasi interpersonal siswa antara Pre-test dan post-test. Berdasarkan hasil penelitian, maka konsekuensi dari hasil penelitian tersebut adalah dimasukkannya program bimbingan kelompok dengan teknik buzz group sebagai program bimbingan dan konseling di sekolah untuk meningkatkan komunikasi interpersonal siswa.

  Kata kunci: bimbingan kelompok, buzz group, komunikasi interpersonal.

A. PENDAHULUAN

  Sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu berkeinginan untuk berbicara, tukar menukar gagasan, memberikan informasi dan menerima informasi, berbagi pengalaman, bekerja sama dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan dan sebagainya. Dengan demikian manusia akan berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain dan individu dituntut untuk dapat berkomunikasi dengan baik. Dengan berkomunikasi dengan baik individu dapat diterima di lingkungannya. Komunikasi antara dua orang atau lebih secara tatap muka disebut komunikasi interpersonal.

  Siswa yang mampu berkomunikasi interpersonal dengan baik akan mudah bersosialisasi dengan teman sebaya dan lancar dalam memperoleh pemahaman dari guru, siswa yang kurang mampu berkomunikasi akan mengalami kesulitan untuk bersosialisasi dengan teman sebaya. Siswa yang kurang mampu berkomunikasi lebih sering diam, menyendiri dan tidak mau bergabung dengan teman yang sedang mengobrol dengan teman yang lain. Hal ini terjadi akibat siswa mempunyai masalah yang sifatnya pribadi, salah satunya kurangnya pengetahuan tentang pentingnya komunikasi interpersonal bagi diri siswa. Padahal komunikasi interpersonal memiliki arti yang sangat penting yaitu, membantu perkembangan intelektual dan sosial kita.

  Layanan Bimbingan kelompok merupakan upaya pemberian bantuan secara kelompok untuk dapat membahas topik atau permasalahan siswa dengan memanfaatkan dinamika kelompok dan masalah yang dibahas bimbingan kelompok mengandung konsekuensi sosial. Melalui dinamika kelompok ini memungkinkan setiap anggota untuk belajar berpartisipasi aktif dan berbagi pengalaman dalam upaya mengembangkan wawasan, pemahaman diri, pemahaman lingkungan, sikap dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk mencegah timbulnya masalah dalam upaya pengembangan diri.

  Bimbingan kelompok sangat tepat bagi remaja karena memberikan kesempatan untuk menyampaikan gagasan, perasaan, permasalahan, melepas keragu- raguan dan pada kenyataannya mereka akan senang berbagi pengalaman dan keluhan- keluhan pada teman sebaya. Melihat pentingnya layanan bimbingan keleompok bagi siswa terutama dalam usaha meningkatkan keterampilan komunikasi interpersonal, maka dibutuhkan sebuah kemasan baru serta pendekatan yang tepat untuk mengembangkan layanan bimbingan kelompok yang lebih efektif terutama dalam meningkatkan komunikasi interpersonal siswa. Salah satu model layanan bimbingan kelompok yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan komunikasi interpersonal siswa adalah model layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan teknik diskusi kelompok kecil (Buzz group).

B. METODE PENELITIAN

  Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research and

  development), dengan pendekatan analisis kuantitatif dan kualitatif. Kuantitatif untuk

  menguji keefektifan hubungan antar variabel dan Kualitatif untuk mengetahui validitas rasional dari produk yang dihasilkan. Metode penelitian dan pengembangan merupakan metode yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2010: 407).

  Rancangan penelitian dan pengembangan yang meliputi langkah-langkah berikut : (1) studi pendahuluan, (2) mengembangkan rancangan model hipotetik, (3) merancang model hipotetik, (4) validasi ahli, (5) perbaikan model I, (6) uji coba lapangan, (7) perbaikan model II (8) menghasilkan model akhir

  Penelitian dengan menggunakan metode research and developmentini diharapkan dapat menghasilkan sebuah pruduk model yaitu pengembangan bimbingan kelompok dengan teknik buzz group untuk meningkatkan komunikasi interpersonal siswa. Penelitian ini bermula dari masalah yang muncul di sekolah, yaitu SMAN 1 Ngadirojo yang menunjukkan gejala-gejala komunikasi interpersonal yaang rendah, dan belum tertangani secara baik. Hal ini terlihat dari masih ada beberapa siswa yang berkomunikasi interpersonal kurang baik, terjadi perselisihan antar siswa karena kesalahpahaman yang disebabkan komunikasi interpersonal yang kurang baik, ada beberapa siswa yang tidak dapat mengendalikan diri dalam berperilaku dan berkomunikasi dengan siswa lain disekolah, terdapat siswa yang cenderung diam dan menghindar pergaulan dengan teman sebayanya C.

PROSEDUR PENGEMBANGAN

  Tahapan prosedur pengembangan yang dilakukan peneliti berdasarkan teori Sugiyono (2010: 413) yang menyatakan bahwa hasil akhir dari penelitian dan pengembangan adalah berupa desain produk yang lengkap dengan spesifikasinya.

  Adapun prosedur pengembangan yang dilakukan sebagai berikut: 1.

  Melakukan penelitian pendahuluan Pada penelitian pendahuluan dilakukan dua kegiatan yaitu kajian pustaka dan kajian empirik. Kajian pustaka dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi tentang teori bimbingan kelompok, teori tentang buzz group yang akan digunakan sebagai teknik dalam kegiatan bimbingan kelompok, teori tentang komunikasi interpersonal.

  Kajian empirik dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data tentang sikap komunikasi interpersonal siswa dan layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan komunikasi interpersonal siswa SMAN I Ngadirojo yang telah dilakukan oleh guru BK di sekolah.

2. Merumuskan model hipotetik

  Berdasarkan kajian teoretik, hasil-hasil penelitian terdahulu, hasil studi pendahuluan, berikutnya merumuskan model hipotetik bimbingan kelompok dengan teknik buzz group untuk meningkatkan komunikasi interpersonal siswa.

  3. Validasi Ahli Uji kelayakan dengan validasi pembimbing atau ahli dan validasi praktisi.

  4. Perbaikan model 1 Perbaikan model sesuai dengan masukan pembimbing/ahli dan juga praktisi 5. Uji coba terbatas

  Setelah melakukan perbaikan model kemudian melakukan uji coba terbatas 6. Menghasilkan Model Akhir

  Pengembangan Model Bimbingan Kelompok teknik buzz group untuk meningkatkan komunikasi interpersonal siswa SMA

D. UJI COBA PRODUK 1. Desain Uji Coba

  Pengujian produk dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi mengenai pengembangan model bimbingan kelompok teknik buzz group untuk meningkatkan komunikasi interpersonal kelas XI SMAN 1 Ngadirojo. Desain uji coba produk dilakukan untuk mengungkap data komunikasi interpersonal antara sebelum dan sesudah diberi bimbingan kelompok. Teknik mengungkap data sebelum diberi bimbingan kelompok dengan angket. Menurut Sutoyo (2009: 167) angket (kuesioner) adalah sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis tentang data faktual atau opini yang berkaitan dengan diri responden, yang dianggap fakta atau kebenaran yang diketahui danperlu dijawab oleh responden.

  Rancangan dalam penelitian ini adalah rancangan penelitian eksperimen dengan cara membandingkan empati sebelum dan sesudah diberi bimbingan kelompok dengan teknik buzz group (before-after).

2. Subjek Uji Coba

  Pengujian produk dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi mengenai pengembangan model bimbingan kelompok teknik buzz group untuk meningkatkan komunikasi interpersonal kelas XI SMAN 1 Ngadirojo. Desain uji coba produk dilakukan untuk mengungkap data komunikasi interpersonal antara sebelum dan sesudah diberi bimbingan kelompok. Teknik mengungkap data sebelum diberi bimbingan kelompok dengan angket. Menurut Sutoyo (2009: 167) angket (kuesioner) adalah sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis tentang data faktual atau opini yang berkaitan dengan diri responden, yang dianggap fakta atau kebenaran yang diketahui danperlu dijawab oleh responden.

  Rancangan dalam penelitian ini adalah rancangan penelitian eksperimen dengan cara membandingkan empati sebelum dan sesudah diberi bimbingan kelompok dengan teknik buzz group (before-after).

3. Jenis Data

  Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah melalui penyebaran angket (data bersifat kualitatif). Mengingat bahwa analisis data penelitian menggunakan statistik maka data yang bersifat kualitatif diubah menjadi data yang bersifat kuantitatif. Perubahan data kualitatif menjadi kuantitatif mengacu pendapat Sugiyono (2010: 418) yang dimodifikasi oleh peneliti sendiri. Hasil modifikasi tentang komunikasi interpersonal tersebut adalah Sangat Sesuai (SS) = 4, Sesuai (S) = 3, Tidak Sesuai (TS) = 2 dan Sangat Tidak Sesuai (STS) = 1 (untuk pertanyaan favourable). Sedangkan Sangat Sesuai = 1, Sesuai = 2, Tidak Sesuai = 3, Sangat Tidak Sesuai = 4 (untuk pertanyaan unfavourable).

E. KEADAAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA SMAN 1 NGADIROJO SECARA KESELURUHAN

  Keadaan komunikasi interpersonal siswa diambil dari 223 kelas XI yang terdiri dari kelas XI MIA 1, X1 MIA 2, XI MIA 3, XI MIA 4, XI IIS 1, XI IIS 2, XI IIS 3,XI

  IIS 4 dengan menggunakan instrumen skala komunikasi interpersonal yang sudah diuji validitas dan reliabilitasnya. Gambaran umum mengenai keadaan komunikasi interpersonal siswa berdasarkan total kelas XI sebanyak 223 siswa diperoleh hasil sebagaimana tabel distribusi berikut:

Tabel 4.2 Klasifikasi Profil Komunikasi Interpersonal Siswa Secara Umum PROFIL F % O

  RENDAH 29 13,00% SEDANG 159 71,30%

  TINGGI 35 15,70% 223 100,00% Dari data tersebut diatas menunjukkan bahwa siswa yang mengalami masalah komunikasiinterpersonal rendah yaitu 13,00 % atau 35 dari 223 siswa.

  

Keadaan Komunikasi Interpersonal Berdasarkan Indikator/aspek

  1. Keterbukaan

  Adapun keadaan komunikasi interpersonal pada aspek keterbukaan, sebagai berikut,

Tabel 4.3 Klasifikasi Profil komunikasi Interpersonal Siswa Indikator Keterbukaan O PROFIL F %

  RENDAH 25 11,21% SEDANG 133 59,64%

  TINGGI 65 29,15% 223 100,00%

  2. Aspek Empati

  Adapun keadaan komunikasi interpersonal siswa pada aspek empati:

  Tabel 4. 4 Keadaan komunikasi interpersonal Siswa Pada aspek empati O PROFIL F %

  RENDAH 24 10,76% SEDANG 141 63,23%

  TINGGI 58 26,01% 223 100%

  3. Aspek Dukungan

  Adapun keadaan komunikasi interpersonal pada aspek dukungann, sebagai berikut:

Tabel 4.5 Keadaan komunikasi interpersonal Siswa Pada Aspek Dukungan O PROFIL F %

  RENDAH 30 13,45 %

  SEDANG 116 52,02% TINGGI 77 34,53% 223 100,00%

  4. Aspek Positif

  Berdasarkan kriteria penentuan tingkat komunikasi interpersonal, diketahui penyebaran skor positif sebagaimana pada tabel distribusi berikut ini

Tabel 4.6 Klasifikasi Profil Komunikasi Interpersonal Siswa Indikator Positif O PROFIL F %

  RENDAH 35 15,69% SEDANG 105 47,09%

  TINGGI 83 37,22% 223 100,00%

  5. Aspek Kesamaan

  Berdasarkan kriteria penentuan tingkat komunikasi interpersonal, diketahui penyebaran skor kesamaan sebagaimana pada tabel distribusi berikut ini

Tabel 4.7 Klasifikasi Profil Komunikasi Interpersonal Siswa Indikator Kesamaan O PROFIL F %

  RENDAH 22 9,86% SEDANG 123 55,16%

  TINGGI 78 34,98%

  223 100,00%

  

Hasil Pre Test Komunikasi Interpersonal Siswa SMAN 1 Ngadirojo

  Sample siswa diambil 10 anak, untuk uji keefektifan produk. Hasil yang didapat menunjukkan angka 1120. Jumlah keseluruhan jika mempunyai komunikasi interpersonal tinggi adalah 1920 atau 100%. Nilai komunikasi interpersonal 10 siswa SMAN 1 Ngadirojo dalam persen ditunjukkan dengan angka 58,33 %.

Tabel 4.12. Hasil Pre Test Siswa o. Katego ri Nilai (dalam persen) Hasil

  Tinggi 145-193

   ( 58,33)

  Sedang 96-144 Rendah 48-95

  Hasil Post Test Komunikasi Interpersonal Siswa SMAN 1 Ngadirojo

  Hasil yang didapat setelah di berikan perlakuan atau post test yaitu menunjukkan angka 1398. Nilai komunikasi interpersonal siswa dalam persen setelah diberikan perlakuan yaitu 72,81 %.

Tabel 4.13. Hasil Post Test Siswa o. Katego ri Nilai (dalam persen) Hasil

  Tinggi 145-193

   ( 72,81 %)

  Sedang 96-144 Rendah 48-95

  Perbandingan Pre Test dan Post Test

  Melihat hasil diatas maka terlihat jelas bahwa pre test menunjukkan angka 58,33 % dan post test menunjukkan angka 72,81 %. Angka menunjukkan bahwa ada peningkatan komunikasi interpersonal setelah diberikan perlakuan menggunakan bimbingan kelompok dengan teknik buzz group. Peningkatan tersebut ditunjukkan dengan adanya peningkatan sebesar 14,48 %.

  Untuk lebih memantapkan tentang ada atau tidaknya peningkatan setelah diberikan perlakuan untuk menguji keefektifan produk maka peneliti menggunakan analisis data uji keefektifan dengan menggunakan rumus wilcoxon. Ada beberapa catatan dalam rumus Wilcoxon ini, yaitu apabila hasil yang didapat < 0,05 maka hasilnya adalah ada perubahan komunikasi interpersonal siswa setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan bimbingan kelompok dengan tekhnik buzz group, tetapi apabila hasil yang didapat > 0,05 maka hasilnya adalah tidak ada perubahan komunikasi interpersonal siswa setelah diberi perlakuan.

  Hasilnya menunjukkan angka 0,005 pada Asymp. Sig. (2-tailed) maka 0,005< 0,05. Melihat hasil tersebut maka model bimbingan kelompok dengan tekhnik buzz group efektif untuk meningkatkan komunikasi interpersonal siswa.

F. SIMPULAN

  Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti laksanakan, maka dapat diambil simpulan antara lain a.

  Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok di SMAN 1 Ngadirojo sudah dilaksanan, tetapi hasilnya belum bisa maksimal dengan indikasi: (1) Waktu yang relatif jarang, (2) Tujuannya masih bersifat umum, (3) Dalam perekrutan belum menggunakan kriteria tertentu, (4) Tidak memperhatikan kompetensi khusus yang perlu dimiliki oleh pemimpin kelompok, (5) Hanya membahas topik yang sangat umum, (6) di dalam pelaksanaannya tidak selalu berjalan tertib dan sistematis sesuai dengan konsep, (7) Permainan yang dilakukan belum bisa menumbuhkan dinamika kelompok secara optimal, (9) Evaluasi hanya dilakukan terhadap pemahaman materi yang telah dibahas (10) Tindak lanjut yang dilakukan hanya kepada siswa yang kesulitan dalam memahami materi, (11) Belum terprogram secara khusus.

  b.

  Kondisi komunikasi interpersonal siswa berdasarkan hasil pengukuran dengan menggunakan instrumen skala komunikasi interpersonal menunjukkan tingkat komunikasi interpersonal kategori rendah 13,00%, sedang 71.3%, tinggi 15,7%. Sehingga keadaan komunikasi interpersonal siswa SMAN 1 Ngadirojo masih dalam tataran rata-rata sedang.

  c.

  Model layanan bimbingan kelompok sudah dikembangkan dan menghasilkan model bimbingan kelompok dengan tekhnik buzz group untuk meningkatkan komunikasi interpersonal siswa SMA dan layak digunakan secara akademik. Model yang disusun terdiri dari beberapa aspek: (1) Rasional, (2) Pengertian, (3) Visi Misi Bimbingan Kelompok (4) Tujuan Bimbingan Kelompok dengan teknik buzz group, (5) Peran dan kualifikasi konselor, (6) Materi bimbingan kelompok dengan teknik buzz group, (7) Evaluasi dan indikator keberhasilan d.

  Model Bimbingan kelompok teknik buzz group terbukti efektif dalam meningkatkan komunikasi interpersonal siswa SMAN 1 Ngadirojo. Hal ini terlihat dari perubahan komunikasi interpersonal siswa antara sebelum diberi perlakuan bimbingan kelompok teknik buzz group (pre test) dengan setelah diberi perlakuan bimbingan kelompok teknik buzz group (pos test). Perubahan yang terjadi adalah peningkatan 14,48%. Hasil diatas menunjukkan angka 0,005 pada Asymp. Sig. (2-tailed) maka 0,005< 0,05. Melihat hasil tersebut maka model bimbingan kelompok dengan tekhnik buzz group efektif untuk meningkatkan komunikasi interpersonal siswa

DAFTAR PUSTAKA

  De Vito. 2011. Komunikasi Antar Manusia. Tangerang: Karisma Publishing Group Gulley, Halbert E. (1960). Discussion, Conference, and Group Process. University of

  Illionis Prayitno. 2012. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok: Dasar dan Profil. Jakarta:

  Ghalia Indonesia Rakhmat, Djalaludin. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung:PT Rosdakarya Romlah, Tatiek. 2006. Teori dan Praktik Bimbingan Kelompok. Malang: Universitas Negeri Malang. Sudjana. 2005. Metode & Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung: Falah

  Production Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

  Sukardi. Dewa Ketut. 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling

  disekolah. Jakarta: Rineka Cipta

  Tedjasaputra Tohirin. (2011). Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta : PT Rineka Cipta.

  Yusuf, Syamsu. 2010. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

  Wibowo, Mungin Eddy. 2005. Konseling Kelompok Perkembangan. Semarang: Unnes Press.

Dokumen yang terkait

518 MODEL PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM UNTUK SEBESAR- BESARNYA KEMAKMURAN RAKYAT Kuswandi Dosen Fakultas Hukum Universitas Suryakancana ABSTRAK - MODEL PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM UNTUK SEBESARBESARNYA KEMAKMURAN RAKYAT

0 0 14

PEMBATASAN KEWENANGAN HAKIM UNTUK TIDAK MELAKUKAN SITA JAMINAN ATAS SAHAM DIKAITKAN DENGAN BUKU PEDOMAN TEKNIS ADMINISTRASI DAN TEKNIS PERDATA UMUM Tumpal Napitupulu

0 0 20

KEBIJAKAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN PENGAMPUNAN PAJAK (TAX AMNESTY) DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT BANGSA INDONESIA Mia Amalia

0 1 18

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DALAM MENINGKATKAN INVESTASI DAN PERTUMBUHAN UMKM

0 0 16

PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN MODEL ALTMAN Z-SCORE PADA PERUSAHAAN FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2012-2016

1 0 18

PERANCANGAN TEKNIK DAN PROSEDUR PEMERIKSAAN PAJAK ATAS HARTA WAJIB PAJAK YANG MENGIKUTI PROGRAM PENGAMPUNAN PAJAK SESUAI UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016

0 0 19

EFEKTIVITAS LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) MODEL 5E UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA

0 0 12

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SH A R E UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII-A SMP NEGERI 2 BANDAR TAHUN PELAJARAN 2016/2017

0 0 9

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI STRATEGI INKUIRI PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 2 BANDAR SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2016/2017

0 0 12

A. PENDAHULUAN - LAYANAN KONSELING KELOMPOK SEBAGAI PROSES PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS XI SMKN I PACITAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017.

0 2 13