SISTEM PENEGAKAN HUKUM PIDANA TERHADAP PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA (STUDI KOMPARATIF ANTARA INDONESIA DAN MALAYSIA) THE SYSTEM CRIMINAL LAW ENFORCEMENT AGAINST THE NARCOTICS PREVENTION AND COMBATING (COMPARATIVE STUDY BETWEEN IND

SISTEM PENEGAKAN HUKUM PIDANA TERHADAP PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA (STUDI KOMPARATIF ANTARA INDONESIA DAN MALAYSIA) THE SYSTEM CRIMINAL LAW ENFORCEMENT AGAINST THE NARCOTICS PREVENTION AND COMBATING (COMPARATIVE STUDY BETWEEN INDONESIA AND MALAYSIA)

Beridiansyah

Alumni Program Doktor Ilmu Hukum Universitas Jambi (UNJA), Komandan Detasemen Gegana, Dosen UNJA dan UNBARI E-mail: Berdi.wira@gmail.com

Submitted: Oct 19, 2016; Reviewed: Nov 25, 2016; Accepted: Dec 14, 2016 Abstract:This paper discussesabout Drug abuse is happening right now is a problem for International and

is an extraordinary crime as well as transnational crime with consideration of impact they cause, prevention of the abuse of narcotics in Indonesia continues, Indonesia is one country in the world who face danger great against drug abuse so that the Government of Indonesia declared emergency narcotics. Law enforcement has not been able to provide a deterrent effect against the perpetrators of abusers of narcotics so that the victims of crimes against drug abuse in Indonesia is increasing, the study of comparative law needs to be done to find

a solution to these problems is to conduct research on the legal system of the country of Malaysia to lowering medicine abusers in Malaysia.

Keywords: Law Enforcement, Comparative Law, Narcotics and Dadah.

Abstrak: Tulisan ini membahas tentang penyalahgunaan narkotika yang terjadi saat ini merupakan per- masalahan Internasional dan merupakan kejahatan luar biasa (extraordinary crime) sekaligus kejahatan transnasional (transnational criminality) dengan pertimbangan impact yang ditimbulkannya, upaya pence- gahan terhadap penyalahgunaan narkotika di Indonesia terus dilakukan, Indonesia merupakan salah satu negara didunia yang menghadapi bahaya besar terhadap penyalahgunaan narkotika sehingga Pemerintah menyatakan Indonesia darurat narkotika. Penegakan hukum belum mampu memberikan efek jera terhadap terhadap para pelaku penyalahguna narkotika sehingga korban terhadap kejahatan penyalahgunaan narko- tika di Indonesia semakin meningkat, studi perbandingan hukum (comparative law) perlu dilakukan untuk menemukan solusi terhadap permasalahan tersebut yaitu dengan melakukan research terhadap sistem hukum negara Malaysia yang dapat mengurangi para penyalahguna dadah di Malaysia.

Kata Kunci: Penegakan Hukum, Perbandingan Hukum, Narkotika dan Dadah.

Al-Risalah

Vol. 16, No. 2, Desember 2016

Beridiansyah

Pendahuluan

Dalam kaitannya dengan negara Indone- sia sebagai negara hukum menurut A.V. Dicey

Salah satu tujuan negara Indonesia secara kon- ada 3 (tiga) ciri penting dalam setiap negara stitusional sebagaimana yang tercantum da- hukum yaitu: (1) supremasi hukum (suprem- lam alinea ke-empat (4) pembukaan Undang- acy of law); (2) kesetaraan dihadapan hukum Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa: (equality before the law) dan (3) penegakan

Untuk membentuk suatu pemerintahan negara hukum dengan cara yang tidak bertentangan Indonesia yang melindungi segenap bangsa

Indonesia dan seluruh tumpah darah Indo- 3 dengan hukum (due process of law). Persa- nesia dan untuk memajukan kesejahteraan maan di hadapan hukum (equality before the

umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan law) adalah salah satu asas terpenting dalam ikut melaksanakan ketertiban dunia yang ber- hukum modern, persamaan di muka hukum dasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan

harus diartikan secara dinamis dan tidak diar-

keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang- tikan secara statis artinya kalau ada persamaan Undang Dasar Negara Republik Indonesia, dihadapan hukum bagi semua orang maka yang terbentuk dalam suatu susunan negara harus diimbangi juga dengan persamaan per- Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat lakuan (equal treatment) bagi semua orang, dengan berdasarkan kepada ketuhanan yang

persamaan di hadapan hukum secara dinamis

maha esa, kemanusiaan yang adil dan berad-

ab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipercayai akan memberikan jaminan adanya dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam akses untuk memperoleh keadilan (access to permusyawaratan/perwakilan, serta dengan justice) bagi semua orang tanpa memperduli- mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh kan latar belakangnya. 4 rakyat Indonesia.

Penegakan hukum bertujuan mencipta- Untuk mewujudkan tujuan negara maka kan keadilan, kepastian serta kemanfaatan, peranan hukum menjadi sangat penting un- dalam kaitannya terhadap pernyalahgunaan tuk mencapai ketertiban dan keadilan, den- narkotika, hukum merupakan salah satu alter- gan menggarisbawahi prinsip Indonesia ada- natif solusi untuk dapat memberantas peny- lah negara hukum, konstitusi Indonesia telah alahgunaan narkotika, karena hukum memuat menempatkan hukum dalam posisi yang su- sejumlah aturan dan ketentuan untuk menja- preme (tertinggi), ketentuan konstitusi terse- min agar norma-norma yang ada dalam hu- but berarti pula bahwa seluruh aspek kehidu- kum ditaati oleh masyarakat. pan diselenggarakan berdasarkan atas hukum,

Permasalahan narkotika juga berkaitan dan hukum harus menjadi titik sentral semua dengan gaya hidup, arus globalisasi selain aktifitas dalam kehidupan bermasyarakat, ber- membawa dampak positif juga membawa

bangsa dan bernegara. 1 Dalam Negara Hukum dampak negatif yaitu timbulnya hedonisme yang harus dijadikan panglima dalam dina-

mika kehidupan kenegaraan adalah hukum, sia, akses 21 Mei 2016. bukan politik ataupun ekonomi. 2

3 “Tindak Pidana Narkotika dan Psikotropika,” Syaiful Bakhri, akses 7 Mei 2016 http://dr-syai- fulbakhri.blogspot.co.id/2012/03/tindak-pidana-

1 Warsito Hadi Utomo, Hukum Kepolisian di Indo-

narkotika-dan.html

nesia, prestasi pustaka publisher, Jakarta, 2005. 4 “Persamaan Dihadapan Hukum (Pasal 28 D Ayat 2 “Konsep Negara Hukum Indonesia,” Jimly, akses

1),” Amy Humaira, akses 21 Mei 2016, https:// 21 Mei 2016, http://www.jimly.com/makalah/

aminahhumairoh.wordpress.com/2010/03/10/ namafile/135/Konsep_Negara_Hukum_Indone-

persamaan-dihadapan-hukum

Vol. 16, No. 2, Desember 2016 Al-Risalah

Sistem Penegakan Hukum Pidana yang berpandangan bahwa kesenangan atau

1. Faktor hukumnya sendiri; kenikmatan merupakan tujuan hidup dan tin-

2. Faktor penegak hukum, yakni pihak-pihak dakan manusia dengan mencari kebahagian

yang membentuk maupun menerapkan sebanyak mungkin dan sedapat mungkin

hukum;

menghindari perasaan-perasaan yang menya-

3. Faktor sarana dan fasilitas yang mendu- kitkan. Menurut Erman Radjaguguk dalam

kung penegakkan hukum; makalahnya dalam seminar “Exploring and

4. Faktor masyarakat, yakni lingkungan di- Empowering National Values and Local Wis-

mana hukum tersebut berlaku atau diter- dom toward a Clean and Good Governance”

apkan;

terjadi pergeseran sistem moralitas yang men-

5. Faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil garah kepada pengabaian etika (ethics) dalam

karya, cipta dan rasa yang didasarkan bertingkah laku dan bertindak karena kecend-

pada karsa manusia di dalam pergaulan erungan untuk memilih sikap indvidualistis 7 hidup.

dan hedonistis. Hal ini menyebabkan semakin Berdasarkan dengan faktor-faktor terse- diabaikannya nilai-nilai luhur dan etika serta but, Gunnar Myrdal sebagaimana di kutip sistem moral bangsa yang dibangun berdasar- oleh Soerjono Soekanto, menulis sebagai Soft kan kepada kearifan lokal budaya suku bangsa Development dimana hukum-hukum tertentu

selama beratus tahun. 5 yang dibentuk dan diterapkan, ternyata tidak Penyalahgunaan narkotika di Indonesia efektif. Gejala-gejala semacam itu akan tim- terus mengalami peningkatan baik korban bul, apabila ada faktor-faktor tertentu menjadi maupun pengedar hal tersebut menunjukkan halangan faktor-faktor tersebut dapat berasal bahwa tujuan Undang-Undang Nomor 35 Ta- dari pembentuk hukum, penegak hukum,

hun 2009 tentang narkotika tidak tercapai, 6 para pencari keadilan (Jastitabeken) maupun sanksi hukum yang tercantum dalam undang- golongan-golongan lain di dalam masyarakat.

undang tersebut tidak dapat membuat jera. Menurut Penulis bahwa ke-lima faktor tersebut Menurut Soerjono Soekanto ada beberapa harus bersinergi dengan baik serta harus men- faktor yang mempengaruhi berlakunya hu- jadi satu kesatuan yang utuh karena dengan kum yaitu:

tidak terjalinnya hubungan tersebut dengan baik akan mengakibatkan undang-undang dan

5 “Pengantar Pendahuluan: Gambaran Situasi Pere- peraturan tersebut menjadi tumpul. Menurut daran dan Penyalahgunaan Obat,” Taat Surbekti, Mardjono Reksodiputro bahwa sistem peradi- akses 20 Desember 2015, https://www.linkedin. com/pulse/penyalahgunaan-narkoba-di-indone- lan pidana diharapkan dapat bekerjasama dan sia-pandangan-dari-sisi-taat-subekti

membentuk suatu integrated criminal justice

6 Undang-undang nomor 35 tahun 2009 Pasal

system. 8 Oleh karena merupakan esensi dari

4 bertujuan untuk; (1) menjamin ketersediaan Narkotika untuk kepentingan pelayanan keseha-

7 Soerjono Soekanto, Faktor-faktor yang Mempen- tan dan/atau pengembangan ilmu pengetahuan

garuhi Penegakan Hukum, PT RajaGrafindo Per- dan teknologi; (2) mencegah, melindungi, dan

sada, Jakarta, 2004, 8.

menyelamatkan bangsa Indonesia dari penyalah- 8 Mardjono Reksodipoetro, Sistem Peradilan Pi- gunaan Narkotika; (3) memberantas peredaran

dana Indonesia (Melihat kepada Kejahatan dan gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika dan

Penegakan Hukum dalam Batas-batas Toleransi, (4) menjamin pengaturan upaya rehabilitasi me-

pidato pengukuhan penerimaan jabatan guru be- dis dan sosial bagi Penyalah Guna dan pecandu

sar tetap dalam ilmu hukum pada fakultas Hu- Narkotika.

kum Universitas Indonesia, 1993,1.

Al-Risalah

Vol. 16, No. 2, Desember 2016

Beridiansyah penegak hukum, juga merupakan tolok ukur pemidanaan adalah untuk membuat efek jera

dari pada efektivitas penegakan hukum itu terhadap para pelaku kejahatan untuk tidak sendiri.

mengulangi lagi perbuatannya namun yang Permasalahan penyalahgunaan narkotika terjadi sebaliknya. Fakta tersebut menunjuk- di Indonesia sangatlah kompleks, baik dilihat kan bahwa sanksi dalam Undang-Undang No- dari penyebarannya maupun penanganan- mor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika tidak nya. Diawali dengan posisi Indonesia seba- serta merta dapat memberi efek jera terhadap gai transit area, kini telah menjelma menjadi para Bandar narkotika untuk terus mengem- target area, bahkan belakangan ini menjadi bangkan bisnis haramnya. Bisnis narkotika production area. Penyebaran berbagai jenis dari segi ekonomi merupakan bisnis yang narkotika di Indonesia terus mengalami pen- sangat menjanjikan keuntungan yang sangat ingkatan, korban penyalahgunaan narkotika besar apalagi demand-nya di Indonesia sangat terus meluas dan hampir menyentuh berbagai tinggi. strata dalam kehidupan masyarakat Indone-

Sistem Penegakan hukum pidana pada sia, kondisi tersebut sangat membahayakan hakekatnya membahas tentang upaya untuk bagi keberlangsungan suatu generasi bangsa. menerjemahkan dan mewujudkan keinginan- Tindak pidana Penyalahgunaan narkotika da- keinginan hukum menjadi kenyataan, sejalan pat dirumuskan sebagai crime without victim, dengan pemahaman tersebut menurut penda- dimana para pelaku juga berperan sebagai pat Van Hammel bahwa penegakan hukum pi- korban. Kejahatan tanpa korban biasanya ber- dana adalah keseluruhan dasar dan aturan yang cirikan hubungan antara pelaku dan korban dianut oleh negara dalam kewajibannya untuk tidak kelihatan akibatnya. Tidak ada sasaran menegakkan hukum, yakni dengan melarang korban, sebab semua pihak adalah terlibat apa yang bertentangan dengan hukum (on re- dan termasuk dalam kejahatan tersebut. Ia cht) dan mengenakan nestapa (penderitaan) menjadi pelaku dan korban sekaligus. Namun kepada yang melanggar larangan tersebut. 9

demikian, jika dikaji secara mendalam istilah Hukum diciptakan untuk mencapai tu- kejahatan tanpa korban (victimless crime) ini juan tertentu akan tetapi tujuan tersebut tidak sebetulnya tidak tepat, karena semua perbua- selalu dapat diamati dan diukur, tidak salah ka- tan yang masuk ruang lingkupnya kejahatan lau dikatakan bahwa hukum diciptakan untuk pasti mempunyai korban atau dampak baik menjaga ketertiban sosial, menghindari keka- secara langsung maupun tidak langsung, oleh cauan dalam hidup bermasyarakat, namun de- karena itu kejahatan ini lebih tepat disebut se- mikian lebih dari itu hukum juga diperlukan bagai kejahatan yang disepakati (concensual dalam mempertahankan keadilan dan kelaya- crimes).

kan dalam mempertahankan ketertiban sosial Sistem Penegakan hukum terhadap pe- dan menyeimbangkan kepentingan-kepentin- nyalahgunaan narkotika yang dilaksanakan gan yang ada didalam masyarakat, nilai-nilai selama ini menimbulkan suatu permasalahan perlu dijadikan acuan dan nilai-nilai baru har- bahwa dengan dilakukan penahanan terhadap us diakomodasikan sedemikian rupa sehingga para pecandu narkotika malah menciptakan tidak merusak nilai-nilai yang sudah ada. 10

persoalan hukum baru yaitu peredaran dan

9 Sudarto, Hukum dan Hukum Pidana, Alumni,

perdagangan narkotika dikendalikan dari da-

Bandung, 1986, 60.

lam penjara, seharusnya sesuai dengan tujuan

10 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian hukum edisi

Vol. 16, No. 2, Desember 2016 Al-Risalah

Sistem Penegakan Hukum Pidana Hukum ialah peraturan-peraturan yang bernegara dan kehidupan warganya menjadi

bersifat memaksa, yang menentukan tingkah tidak menentu, bahkan kehidupan sehari-hari laku manusia dalam lingkungan masyarakat menjadi semakin tidak aman, karena adanya yang dibuat oleh badan-badan resmi yang (atau sangat kurangnya) kepastian hukum. 13

berwajib, pelanggaran terhadap peraturan Melalui produk hukum yang diberlaku- berakibat diambilnya tindakan yaitu dengan kan yang kemudian menjadi hukum positip, hukuman tertentu. Tirtaamijaya menyebut hu- negara punya kewajiban untuk melindungi kum ialah semua aturan (norma) yang harus harkat dan martabat manusia. Hak-hak asasi diturut dalam tingkah laku tindakan-tindakan manusia, seperti hak bebas dari ketakutan, dalam pergaulan hidup dengan ancaman mesti hak untuk dilindungi jiwa dan nyawanya, dan mengganti kerugian, jika melanggar aturan- hak-hak lainnya menjadi tanggung jawab neg- aturan itu akan membahayakan diri sendiri ara untuk menghormatinya. Bentuk penghor- atau harta, umpamanya orang akan kehilangan matan dan perlindungan yang harus diberikan

kemerdekaannya, didenda dan sebagainya. 11 oleh negara adalah berupa penegakan hukum Membangun dan merealisasikan hukum terhadap setiap perbuatan yang dikategorikan dalam kehidupan masyarakat sudah pasti akan kejahatan. Salah satu jenis kejahatan yang se- dihadapkan pada berbagai tantangan, baik yang cara istimewa harus menjadi objek penegakan disebabkan oleh faktor internal maupun ek- hukum. Dalam sebuah negara, sesungguhnya sternal masyarakat itu sendiri. Padahal hukum yang memerintah adalah hukum bukan manu- akan menjadi baik apabila masyarakat mener- sia, hukum dimaknai sebagai hierarkis tatanan imanya dengan sukarela. Sebaliknya, hukum norma hukum yang berpuncak pada konstitusi akan menjadi buruk apabila masyarakat tidak hal ini berarti bahwa dalam sebuah negara hu- dapat menerimanya, karena tidak dapat men- kum menghendaki adanya supremasi konsti- jaga kepentingan masyarakat harus memiliki tusi. Supremasi konstitusi disamping merupa- keseimbangan, dalam arti bahwa hukum dan kan pelaksanaan demokrasi karena konstitusi kepentingan masyarakat harus memiliki kes- adalah wujud perjanjian sosial tertinggi. 14

eimbangan, dalam arti bahwa hukum dicipta- Permasalahan terhadap penyalahgunaan kan untuk melindungi masyarakat. 12 narkotika tidak hanya terjadi di Indonesia na- Hukum berfungsi dan merupakan sa- mun juga telah menjadi permasalahan Inter- rana untuk mengelola (to manage) kehidu- nasional diantaranya Malaysia. Permasalahan pan berbangsa dan bernegara, sebab tanpa terhadap penyalahgunaan narkotika di Ma- adanya hukum atau jika hukum kurang ber- laysia mejadi permasalahan utama dan pe- fungsi sebagaimana mestinya, maka kehidu- nyalahgunaan dadah menjadi semakin serius pan bermasyarakat dalam suatu negara terjadi sehingga Pemerintah Malaysia menyatakan kekacauan hukum, sehingga arah kehidupan

13 Sunaryati Hartono, Berkonstruksi dan Gerakan Hukum Progresif Membangun Hukum Nasional Revisi, Kencana Prenada Media Group, Jakarta,

Indonesia Menjadi Hukum Progresif dan Sesuai 2005, 19.

dengan Kebutuhan dan Tuntutan Masa Kini dan 11 Abdul wahid, Sunardi, Muhammad Iman Sidik,

Masa Depan, Konsorsium Hukum Undip, 2013, Kejahatan Terorisme persfektif Agama, HAM,

dan hukum,Reflika Aditama, Bandung, 2004, 63- 14 Jimly Asshiddiqie, Menuju negara hukum yang 64.

demokrastis, PT Buana (Ilmu Populer), Jakarta 12 Ibid.

Al-Risalah

Vol. 16, No. 2, Desember 2016

Beridiansyah penyalahgunaan dadah sebagai “Musuh No- dan tidak disebut jenayah tetapi disebut den-

mor Satu Negara”, pelaksanaan strategi untuk gan kesalahan. 17 Secara umum Jenayah dapat memerangi penyalahgunaan dadah di Malay- didefenisikan sebagai perbuatan dan setiap sia ditingkatkan dengan instruksi Y.A.B Per- kesalahan yang membahayakan masyarakat, dana Menteri Nomor 1 Tahun 2004.

setiap perbuatan atau tindakan disebut kesala- Ketentuan yang mengatur tentang peny- han di dalam undang-undang dan orang yang alahgunaan narkotika yang di Malaysia dis- melakukannya bertanggung jawab menerima ebut dengan Dadah, diatur dalam:

hukuman denda atau penjara seperti yang te-

1. Akta dadah berbahaya 1952 (Akta 234); lah ditentukan.

2. Akta Penagih dadah (pengobatan dan pe- Sanksi hukum yang diberlakukan terh- mulihan) 1983 (Akta 283);

adap para pengedar dadah di Malaysia adalah

3. Akta Dadah Berbahaya (langkah-langkah hukuman “Mati Mandatori”, istilah Manda- pencegahan khusus) 1985 (Akta 316);

tori berarti mengikat hukuman dan wajib ditu-

4. Akta Dadah Berbahaya (perampasan ruti tanpa pilihan dan tidak sah penghukuman

harta) 1988 (Akta 340) dan bagi perkara- kecuali dengan mematuhi ketentuan tersebut perkara yang perlu atau yang berkaitan pemberian hukuman mati Mandatori dikena-

dengannya. 15 kan terhadap kesalahan yang termasuk keda- Akta Dadah Berbahaya Tahun 1952 meru- lam bagian 39B Akta Dadah Berbahaya 1952, pakan undang-undang (Akta) untuk mengatur hukuman mati Security Act negara bagian 57 ketentuan tentang pengimportan, pengekspor- (1) dan hukuman mati bagi kesalahan mem- tan, pengilangan, penjualan, dan penggunaan bunuh Seksyen 302 Kanun Keseksaan. Hakim candu dan beberapa bahan dan dadah berba- harus mematuhi ketentuan hukuman yang te- haya tertentu yang lain, membuat ketentuan lah ditetapkan tanpa pengganti untuk huku- khusus yang berhubungan dengan bagian pen- man lain setelah terdakwa divonis bersalah gadilan terhadap kesalahan-kesalahan yang dengan kesalahan yang termaktub dalam akta- berada dalam kewenangannya dan ketentuan akta tersebut. 18

pengadilan yang berkaitan dengannya. 16 Peredaran narkotika di Indonesia terus Keberadaan undang-undang Jenayah di terjadi peningkatan walaupun penegakan Malaysia menjadi amat penting untuk men- hukum terus dilakukan namun sanksi yang gatur permasalahan penyalahgunaan dadah ditetapkan Undang-Undang Nomor 35 Tahun karena perkataan Jenayah digunakan untuk 2009 Tentang Narkotika tidak dapat memberi- kesalahan-kesalahan yang dianggap berat kan efek jera terhadap para Bandar Narkotika misalnya: pencurian, perampokan, mem- di Indonesia. Terdapat kelemahan-kelemahan perkosa, pembunuhan, pengedar dadah, sen- jata api, pembakaran. Selain dari perbuatan

17 Dato’ Mohamad Shariff Bin Abu Samah dan Da- tin Asidah Undang-undang Jenayah Malaysia,

tersebut merupakan perbuatan pidana ringan

International Law Book Service, Petaling jaya, Selangor Malaysia. Istilah jenayah adalah kesala-

15 Akta 638, Akta Agensi Antidadah Kebangsaan han yang dilakukan atau jika perbuatan tersebut 2004.

bertentangan dengan undang-undang. 16 Lembaga Penyelidikan undang-undang, undang-

18 Azman Bin Mohd Noor, “Hukuman Mati Man- undang Dadah Berbahaya, Internasional Law

datori: Sam Analisis Menurut Pengamalan Un- Book Service, Petaling Jaya, Selangor Darul Eh-

dang-Undang di Malaysia dan Syariah,” Jurnal san, 2013.

Undang-Undang dan Masyarakat, 13-27

Vol. 16, No. 2, Desember 2016 Al-Risalah

Sistem Penegakan Hukum Pidana

dalam substansi maupun terhadap pencega- Sistem Penegakan hukum terhadap pence- han narkotika, banyak celah hukum yang di- gahan dan penyalahgunaan narkotika di jadikan peluang untuk membebaskan diri dari Indonesia.

sanksi yang terdapat dalam Undang-Undang Menurut teori yang dikemukakan oleh Law- Nomor 35 Tahun 2009 tersebut. Selain dari- rence M. Friedman tentang teori penegakan pada itu bahwa kejahatan terhadap penyalah- hukum bahwa efektif dan tidaknya penegakan gunaan narkotika merupakan kejahatan yang hukum tergantung pada 3 (tiga) unsur sistem terorganisir dan mempunyai jaringan terputus hukum, yakni struktur hukum (structure of the serta sistem kinerja sangat rapi dan sangat ra- law), substansi hukum (substance of the law), hasia (secret). dan budaya hukum (legal culture). Struktur Penyalahgunaan narkotika di Indonesia hukum menyangkut aparat penegak hukum, terus mengalami peningkatan hal tersebut substansi hukum meliputi perangkat perun- terjadi sebaliknya di Malaysia yang dapat dang-undangan, dan budaya hukum meru- menurunkan angka korban penyalahgunaan pakan hukum yang hidup yang dianut dalam narkotika. Berdasarkan permasalahan tersebut

suatu masyarakat. 19

penulis akan membahas Bagaimana sistem Penegakan hukum mempunyai sasa- penegakan hukum di Indonesia dan Malaysia ran agar orang taat kepada hukum, ketaatan terhadap pencegahan dan pemberantasan pe- masyarakat terhadap hukum disebabkan 3 nyalahgunaan narkotika dan dadah? dengan (tiga) hal, yakni: (1) takut berbuat dosa; (2) melakukan studi perbandingan hukum (com- takut karena kekuasaan dari pihak penguasa parative law) untuk menemukan penegakan berkaitan dengan sifat hukum yang bersifat hukum yang tepat terhadap pencegahan dan imperatif; (3) takut karena malu berbuat jahat. pemberantasan penyalahgunaan narkotika di Penegakan hukum dengan sarana non penal Indonesia. Metodologi penelitian yang digu- mempunyai sasaran dan tujuan untuk kepent- nakan adalah penelitian hukum normatif yaitu ingan internalisasi. 20 Penegakan hukum terh- penelitian hukum dengan cara meneliti bahan adap penyalahgunaan narkotika sebagaimana pustaka atau data sekunder belaka. sistem criminal justice system yang ada di Keberadaan hukum dirasakan sangat Indonesia yang terdiri dari (Hakim, Jaksa, penting dalam kehidupan bermasyarakat kar- Polisi) serta terdapatnya Badan yang mempu- ena hukum berperan untuk keteraturan, keten- nyai spesifikasi khusus terhadap penanganan traman dan ketertiban, tetapi juga untuk men- kejahatan terhadap narkotika yaitu Badan jamin kepastian hukum, kemanfaatan dan rasa Narkotika Nasional (BNN), namun pere- keadilan masyarakat Penulis akan membahas daran narkotika semakin marak dan peredaran bagaimana sistem penegakan hukum di Indo- narkotika ini digunakan oleh aparat penegak nesia dan Malaysia terhadap pencegahan dan hukum sendiri tentunya hal ini akan menam- pemberantasan penyalahgunaan narkotika dan bah beban tugas yang diemban oleh aparat dadah sebagai berikut.

19 Bahder Johan Nasution, Negara Hukum dan Hak Asasi Manusia, (CV. Mandar Maju, Jambi, 2011), 101.

20 Siswantoro Sonarso, Penegakan Hukum Dalam Kajian Sosiologis, Jakarta, (Rajagrafindo Per- sada. 2004), 142.

Al-Risalah

Vol. 16, No. 2, Desember 2016

Beridiansyah

242 Vol. 16, No. 2, Desember 2016 Al-Risalah

penegak hukum sendiri, seharusnya aparat penegak hukum harus terbebas dari pengaruh narkotika dan juga harus mempunyai komit- men bersama bahwa narkotika merupakan musuh utama dari negara.

Presiden Republik Indonesia Joko Wido- do mengatakan bahwa Negara Republik In- donesia dalam status darurat narkotika, upaya penegakan hukum yang dilakukan selama ini terhadap para pengedar narkotika ini belum mampu untuk memberikan efek jera terhadap para pengedar maupun pemakai narkotika bahkan dari tahun ke tahun menunjukkan ang- ka peningkatan terhadap peredaran dan peng- guna narkotika, keadaan tersebut tentunya me- merlukan langkah sistem dan pola penegakan hukum yang tepat terhadap pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan narkotika se- hingga dapat meminimalkan penyalahgunaan dan akhirnya dapat membebaskan para pecan- du dari rasa ketergantungan terhadap narko- tika ini untuk kembali hidup normal.

Untuk menyelamatkan Bangsa Indone- sia dari kehancuran akibat penyalahgunaan narkotika Presiden Joko Widodo pada tanggal

24 Februari 2016 menggelar rapat terbatas un- tuk membahas pemberantasan narkotika dan program rehabilitasi korban penyalahgunaan narkotika, Presiden Joko Widodo memerin- tahkan agar pemberantasan narkotika lebih gencar, lebih berani, lebih gila lagi, kom- prehensif dan terpadu, agar aparat penegak hukum bergerak bersama menanggulangi masalah narkotika, selain dari pada itu tegas dalam penindakan, menutup celah penyelun- dupan, dan menjalankan program rehabilitasi untuk memutus rantai penyalahgunaan narko- tika, sinergi kementerian/lembaga dan peran aktif masyarakat diyakini menjadi kunci ke- berhasilan dalam peperangan melawan peny-

alahgunaan narkotika. 21

Membicarakan sistem penegakan hukum maka kita akan membicarakan orang-orang yang menjalankan peraturan tersebut dan juga adanya peraturan yang akan ditegakkan, terkait dengan penegakan hukum maka akan ada sanksi yang akan diberikan terhadap pe- langgaran terhadap ketentuan tersebut, dalam korelasinya dengan narkotika maka sistem penegakan hukum yang dilaksanakan berupa penindakan dan rehabilitasi, kedua sanksi diatur dalam Undang-Undang Nomor 35 Ta- hun 2009 Tentang Narkotika, namun sanksi dan upaya penegakan hukum yang ada belum mampu untuk menurunkan atau mengurangi penyalahgunaan narkotika di Indonesia.

Menurut Penulis bahwa Sistem penega- kan hukum yang baik adalah menyangkut penyerasian antara nilai dengan kaidah serta dengan perilaku nyata manusia. Pada hakikat- nya, hukum mempunyai kepentingan untuk menjamin kehidupan sosial masyarakat, kar- ena hukum dan masyarakat terdapat suatu in- terelasi. Fungsi penegakan hukum adalah un- tuk mengaktualisasikan aturan-aturan hukum agar sesuai dengan apa yang dicita-citakan oleh hukum itu sendiri, yakni mewujudkan sikap atau tingkah laku manusia sesuai bing- kai (frame work) yang telah diterapkan oleh suatu undang-undang atau hukum. Untuk da- pat memelihara dan mempertahankan hubun- gan nilai-nilai dalam kaidah-kaidah tersebut dibutuhkan suatu sistem yang tertata dengan baik sejalan dengan pemikiran tersebut Fried- man menguraikan tentang fungsi hukum, seba-

gai berikut: 22 (1) Fungsi kontrol sosial (social

21 21 “Presiden Tabuh Genderang Perang Terh- adap Narkoba”, Ridwan, akses 25 Februari 2016, http://jambi.tribunnews.com/2016/02/25/presi- den-tabuh-genderang-perang-terhadap-narkoba

22 Soerjono Soekanto, Penegakan hukum, (BPHN-

Binacipta, Bandung), 11-18.

Sistem Penegakan Hukum Pidana

Al-Risalah

Vol. 16, No. 2, Desember 2016

control). Menurut Donald Black bahwa semua hukum adalah berfungsi sebagai kontrol sosial dari pemerintah; (2) Berfungsi sebagai cara penyelesaian sengketa (dispute settlement) dan konflik (conflict). Penyelesaian sengketa ini biasanya untuk penyelesaian yang sifatnya berbentuk pertentangan lokal berskala kecil (mikro), sebaliknya pertentangan-pertentan- gan yang bersifat makro dinamakan konflik; (3) Fungsi redistribusi atau fungsi rekayasa sosial (redistributive function or social engi- neering function). Fungsi ini mengarah pada penggunaan hukum untuk mengadakan pe- rubahan sosial yang berencana yang ditentu- kan oleh pemerintah; (4) Fungsi pemeliharaan sosial (social maintenance function). Fungsi ini berguna untuk menegakkan struktur hu- kum agar tetap berjalan sesuai dengan aturan mainnya (rule of the game).

Sistem penegakan hukum terhadap pem- berantasan penyalahgunaan narkotika yang dilaksanakan lembaga-lembaga penegak hu- kum tersebut yaitu Lembaga Peradilan, Ke- polisian Negara Republik Indonesia (Polri), Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Ke- menterian kesehatan harus didukung dengan peran aktif masyarakat sebagaimana yang dia- manatkan dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Donald Black dalam bukunya The Behavior of Law menge- mukakan bahwa suatu perilaku hukum (case) mempunyai struktur sosialnya sendiri. Black sendiri mengemukakan teori bahwa kehad- iran hukum bervariasi di mana orang-orang itu berada. Oleh karena itu jika kita meng- harapkan perilaku hukum masyarakat yang baik, maka kita harus menciptakan struktur sosial masyarakat yang baik pula. Selama struktur sosial masyarakat tidak terkandung kearah susunan masyarakat yang baik maka selama itu pula perilaku hukum masyarakat sulit untuk mengarah kepada perilaku hukum

yang baik. Ini sebuah asumsi. Kalau kemudi- an ini dikembangkan lebih lanjut maka untuk menciptakan perilaku hukum yang baik maka struktur sosial yang mengitari tempat di mana hukum itu diberlakukan harus diperbaiki ter- lebih dahulu. 23

Sistem Penegakan Hukum terhadap Pencegahan dan Penyalahgunaan Dadah di Malaysia

Penyalahgunaan dadah merupakan penyakit yang komplek yang merusak kehidupan, kor- ban penyalahgunaan dadah terutama dari segi fisik, mental, sosial dan spiritual. Menyadari hal tersebut perawatan terhadap korban peny- alahgunaan dadah seharusnya diberikan per- hatian lebih terhadap berbagai keperluan kor- ban meliputi aspek fisik, psikologi, mental, sprituil, dan sosial untuk membantu proses penyembuhannya, semakin parah masalah dan kecanduan yang dialami korban pada masing- masing aspek tersebut maka semakin tinggi kemungkinan untuk kambuh kembali (relap), untuk bebas sepenuhnya daripada dadah dan didukung oleh perubahan diri dan gaya hidup adalah penting untuk penyembuhan total dan terbebas dari pengaruh dadah. 24

Dadah adalah bahan atau kimia yang san- gat berbahaya kepada individu yang menggu- nakannya karena akan mengubah cara berpikir dan tubuh manusia berfungsi. Dadah merupa- kan salah satu istilah yang merujuk kepada se- jenis bahan yang mendatangkan kemudaratan kepada kesehatan seseorang dari segi fisik, mental, emosional serta tingkah laku penggu-

23 M. Husni, “Pemberdayaan masyarakat sebagai upaya penegakan hukum,”Jurnal Equality, 11, No. 2, 2006: 86-93

24 Mahmood Nazer et.al, Mencegah dan Memuli-

hkan Penagihan Dadah Beberapa Pendekatan dan Amalan di Malaysia, Utusan Publications & Distributors Sdn Bhd, Kualalumpur, 2006, 48.

Beridiansyah na. Akibat dari efek ini, seseorang yang me- sana, sementara Badan Perundang-undangan

nyalahgunakan dadah akan menjadi pecandu ialah bagian penentu undang-undang dan Ba- dan akan terus bergantung hidup kepada da- dan Kehakiman ialah Badan Penegak, Penga-

dah. 25 Dadah berbahaya adalah obat atau ba- dil dan Penafsir undang-undang. 28

han yang untuk sementara waktu terkandung Di Malaysia, Kerajaan persekutuan dalam tabel pertama yaitu ganja, daun koka. 26 terdiri-dari 3 (tiga) badan utama yaitu, Ba- Prinsip aturan hukum yang dipraktikkan dan Eksekutif (Badan Pemerintah), Badan di Malaysia secara umum mengikuti hukum Perundang-undangan (Legislatif) dan Badan administratif Inggris sebagaimana dikem- Kehakiman (Judiasari) dari segi teorinya ke- bangkan dalam pengadilan Malaysia. Keputu- wenangan ketiga badan ini bertumpuk dan san yang dibuat administrator dan pengadilan mempunyai perannya masing-masing. Hal ini harus berada dalam lingkup kebijaksanaan berarti tidak ada campur tangan antara satu atau yurisdiksi yang diberikan. Mereka harus badan dengan badan yang lainnya keadaan ini mengikuti prinsip ’keadilan alami’ (natural bertujuan memastikan kenetralan dan objektif justice). Salah satu pengecualian dalam aturan setiap badan tersebut, setiap badan tidak boleh hukum adalah kekebalan konstitusional yang mempengaruhi keputusan atau tindakan yang diberikan pada penguasa sehingga tidak da- dibuat oleh badan-badan yang lain, konsep ini pat tersentuh proses pidana ataupun perdata. dikenal sebagai pengkhususan kewenangan Kekebalan ini dihapuskan pada tahun 1993 dan pemisahan kekuasaan, namun di Malay- dengan syarat bahwa proses pengadilan ter- sia, walaupun sistem pemisahan kekuasaan hadap raja atau penguasa harus diselengga- ada tetapi pada hakikatnya pemisahan kekua- rakan melalui pengadilan khusus dan hanya saan tersebut sulit dilaksanakan sepenuhnya

diperbolehkan atas persetujuan Jaksa Agung. 27 memandang setiap badan tersebut mempunyai

Sistem Pemerintahan Demokrasi modern hubungan antara satu dengan yang lain. 29

Kerajaan bagi sebuah negara yang lazimnya Malaysia memiliki sistem federal yang terdiri dari 3 (tiga) Badan Pemerintah, yaitu membagi kekuasaan pemerintahan men- Badan Eksekutif, Badan Perundang-undangan jadi pemerintahan federal dan pemerintahan dan Badan Kehakiman, setiap Badan Pemer- negara bagian. Pembagian kekuasaan ini ter- intahan ini mempunyai peranan penting dan cantum dalam undang-undang dasar federal. spesifik. Badan Eksekutif ialah Badan Pelak- Walaupun undang-undang dasar mengguna-

kan sistem federal namun sistem ini berjalan

25 “Pengenalan Dadah”, Pejabat Pentadbiran Acre- dengan kekuasaan yang besar dari pemerin-

da, akses 7 November 2016, http://acreda.usim. tahan pusat. Beberapa kewenangan dari pe- edu.my/koleksi-acreda/pengenalan-mengenai- merintahan federal adalah urusan luar negeri, dadah.

pertahanan, keamanan nasional, polisi, hukum

26 Undang-Undang Malaysia, Akta dadah berba-

perdata dan pidana sekaligus prosedur dan ad-

haya 1952, Mdc Publisher SDN BHD, Pudu, Kualalumpur, 2009, 3.

ministrasi keadilan, kewarganegaraan, keuan-

27 “Perspektif Negara Singapura, Malaysia dan In- donesia serta Organisasi Internasional tentang

28 Mohd Syariefudin Abdullah dan Muhammad Ka- Hukum Teknologi Informasi (Cyberlaw).” Sarah

marudin, Kenegaraan dan Ketamadunan,Oxford Mei. akses 25 Oktober 2016.www.academia.

Fajar SDN. BHD, Selangor Darul Ehsan, 2009, edu/.../Perspektif_Negara_Singapura_Malaysia_

dan_Indonesia.

29 Ibid. 95.

Vol. 16, No. 2, Desember 2016 Al-Risalah

Sistem Penegakan Hukum Pidana gan, perdagangan, perniagaan dan industri, retrospektif dan peradilan yang berulang, per-

perkapalan, navigasi dan perikanan, komu- samaan hak di hadapan hukum dan persamaan nikasi dan transportasi, kinerja dan kekuasaan perlindungan di bawah hukum, kebebasan federal, pendidikan, kesehatan, ketenagaker- bergerak, larangan pengasingan, kebebasan jaan, dan keamanan sosial.

berpendapat, berkumpul dan berserikat, kebe- Beberapa kewenangan negara bagian di- basan beragama, dan hak untuk tidak dirugi- antaranya adalah hal-hal yang berkaitan den- kan oleh kemiskinan tanpa kompensasi yang gan praktik agama Islam dalam negara, hak memadai. kepemilikan tanah, kewajiban pengambilan

Keberlakuan beberapa hak dan kebe- tanah, izin pertambangan, pertanian dan ek- basan ini absolut, sedangkan yang lain berlaku sploitasi hutan, pemerintahan kota, dan kerja dengan beberapa persyaratan tertentu sebagai publik demi kepentingan negara. Terdapat juga contoh parlemen diberi kewenangan membuat beberapa kekuasaan yang berlaku secara ber- hukum yang membatasi kebebasan berpendap- samaan diantaranya sanitasi, pengaliran dan at karena dianggap perlu dan merupakan lang- irigasi, keselamatan dari kebakaran, kepen- kah bijak bagi kepentingan keamanan negara dudukan dan kebudayaan serta olah raga. Ke- federasi. Undang-undang dasar federal dapat tika hukum federal dan hukum negara bagian diamendemen oleh undang-undang yang dike- saling bertentangan maka hukum federallah luarkan parlemen jika didukung tidak kurang yang dianggap berlaku. Masing-masing nega- dari 2/3 (dua pertiga) keseluruhan jumlah ang- ra bagian juga memiliki undang-undang dasar gota parlemen. Beberapa amendemen tertentu yang harus mencantumkan beberapa ketentu- membutuhkan izin dari konferensi penguasa an undang-undang dasar federal. Hal ini juga (Conference of Rulers). menyatakan Malaysia sebagai negara federal,

Terdapat 4 (empat) sumber hukum pokok monarki konstitusi, dan demokrasi parlement- di Malaysia yaitu (1) hukum tertulis; (2) hu- er. 30

kum kebiasaan; (3) hukum Islam; (4) hukum Ketentuan ini juga menyatakan Islam adat. Hukum tertulis terdiri dari undang-un- sebagai agama negara namun dengan tetap dang dasar federal dan negara bagian, perun- menghormati kebebasan beragama. Undang- dangan parlemen federal dan legislasi negara undang dasar ini menyediakan kerangka bagian, dan legislasi tambahan (undang-un- cabang-cabang pemerintahan eksekutif, par- dang dan peraturan). Legislasi tambahan lemen, dan yudikatif. Undang-undang dasar dibuat oleh badan atau orang yang diberi ke- federal membuat ketentuan mengenai beber- wenangan untuk melakukan tugas tersebut di apa hak dan kebebasan tertentu, termasuk hak bawah undang-undang parlemen federal atau kebebasan individu, hak untuk diberitahukan legislasi negara bagian. 31

alasan penahanan, hak untuk mendapatkan pe- Hukum kebiasaan Inggris dan peraturan nasehat hukum, dan dibebaskan dari penahan- persamaan hak telah diadopsi secara formal an tanpa penundaan. Di antara hak dan kebe- dalam undang-undang hukum perdata tahun basan terdapat juga larangan perbudakan dan kerja paksa, perlindungan dari hukum pidana

31 “Perbandingan Struktur Sistem Hukum Malay- sia dan Indonesia”, Elsa Faleeda Binti Mohd Y, 30 “Sistem Hukum Malaysia”, Gatot Sugiharto,

Akses 20 November 2016, syariah.uin-malang. akses 25 November 2016, www.gats_shmh:

ac.id/.../perbandingan-struktur-sistem-hukum- Sistem Hukum Malaysia,

malaysia-dan-indonesia.

Al-Risalah

Vol. 16, No. 2, Desember 2016 245

Beridiansyah

246 Vol. 16, No. 2, Desember 2016 Al-Risalah

1956. Hukum kebiasaan terdiri dari hukum ke- biasaan Inggris dan peraturan persamaan hak yang telah dikembangkan pengadilan Malay- sia, yang di dalamnya terdapat kemungkinan adanya pertentangan dengan hukum tertulis dan juga penyesuaian-penyesuaian kualifikasi dan keadaan lokal yang dianggap pantas. Ter- dapat beberapa undang-undang yang meng- kodifikasi sebagian besar hukum kebiasaan, misalnya undang-undang kontrak tahun 1950, undang-undang penjualan barang-barang dan undang-undang pemberian keringanan khusus.

Pengadilan Malaysia mengikuti prin- sip stare decisis yaitu pengadilan mengikuti keputusan pengadilan sebelumnya, keputu- san pengadilan tinggi mengikat pada tingkat pengadilan di bawahnya, keputusan pengadi- lan banding mengikat pada pengadilan tinggi dan juga tingkat pengadilan di bawahnya dan keputusan pengadilan federal mengikat pada pengadilan banding dan pengadilan di bawah- nya, keputusan Dewan Privy (Privy Council) di Inggris mengikat pada banding yang dia- jukan di Malaysia namun pengajuan banding kepada Dewan Privy dalam hukum pidana akhirnya dihapuskan pada tahun 1978. Se- lanjutnya pengajuan banding kepada Dewan Privy untuk semua persoalan dihapuskan pada tahun 1985.

Keputusan dari ’House of Lords’ tidak mengikat, namun sering menjadi rujukan. Hukum Islam bersumber dari Kitab Suci Al Qur’an, interpretasi atas perbuatan nabi Mu- hammad, hukum yang disepakati ahli hu- kum pada masa kuno, penjelasan/pernyataan dari para cendikiawan kuno dan modern, dan dalam adat. Dalam konteks Malaysia yang memiliki keragaman ras, hukum Islam hanya berlaku pada kaum muslim sebagai hukum perseorangan, seperti pernikahan, perceraian, perwalian, dan warisan.

Undang-undang di Malaysia dibagi men- jadi dua yaitu, undang-undang tidak tertulis dan undang-undang tertulis. Undang-undang tidak tertulis ialah undang-undang yang tidak dibuat oleh Parlemen dan Dewan-dewan Neg- eri. Begitu juga undang-undang tersebut tidak terdapat didalam perlembagaan persekutuan dan Negeri bagian. Undang-undang tidak tertulis didalam kasus-kasus yang diputus- kan oleh mahkamah-mahkamah dan adat-adat daerah. Undang-undang tertulis ialah undang- undang yang terdapat di dalam Perlembagaan- perlembagaan persekutuan dan Negeri dan dalam sesuatu kanun dan statut. 32

Sumber undang-undang yang utama di Malaysia ialah Undang-undang tertulis yang mengandung perkara-perkara berikut: (1) Perlembagaan persekutuan adalah undang- undang tertinggi dinegara ini beserta perlem- bagaan-perlembagaan ke-13 yang menjadi persekutuan; (2) Perundangan yang diperkuat dan dewan-dewan Negeri mengikuti kuasa yang diberikan oleh perlembagaan-perlem- bagaan masing-masing; dan (3) Perundingan kecil atau yang dikuasakan, dibuat oleh pe- jabat dibawah kuasa yang diberikan kepada mereka oleh Akta Parlemen atau Enakmen Dewan-dewan Negeri. Undang-undang tidak tertulis mengandung hal-hal sebagai berikut: (1) Prinsip undang-undang Inggris dapat di- gunakan bagi keadaan daerah setempat; (2) Keputusan-keputusan kehakiman di Mah- kamah Tertinggi, yaitu Mahkamah Tinggi, Mahkamah Persekutuan dan Jawatan Kuasa Kehakiman Majlis Privy; (3) Adat kebiasaan penduduk setempat yang telah diterima seba- gai undang-undang oleh Mahkamah. Jelasnya sumber undang-undang di Malaysia terdiri- dari 5 (lima) macam yakni (1) Undang-undang

32 “Eksekusi Hukum Mati Menurut Undang-Un- dang di malaysia”’ akses 25 November 2016, http://digilib.uinsby.ac.id/1770/6/Bab%203.pdf

Sistem Penegakan Hukum Pidana

Al-Risalah

Vol. 16, No. 2, Desember 2016

tertulis yaitu perlembagaan dan perundangan persekutuan dan Negeri. Undang-undang ini juga termasuk perundangan-undangan yang telah lama dan masih digunakan; (2) Putusan- putusan Mahkamah; (3) Undang-undang Ing- gris; (4) Undang-undang Islam; (5) Undang- undang Adat. 33

Kebijakan hukum yang diberlakukan pada sistem hukum Malaysia adalahHuku- man mati Mandatori yang menjadi sebuah ciri dalam hukum Malaysia yang digunakan untuk menghukum pelaku pembunuhan, penyelund- upan narkoba, kepemilikan senjata tanpa izin di wilayah keamanan, atau penembakan sen- jata api dengan niat melukai atau membunuh seseorang. Undang-undang hukuman mati di Malaysia ini didasarkan atas undang-undang Inggris yang sejak dulu dipakai. Undang- undang hukuman mati di Malaysia tidak sep- enuhnya berdasarkan hukum islam. Malaysia mendasarkan alasan “cepat mematikan” bagi hukuman gantung di Malaysia karena huku- man gantung dengan tali dipercayai mereng- gut nyawa terpidana tidak sampai dua detik.

Penerapan hukuman gantung di Malay- sia lebih didasarkan atas rasa kemanusian dan tidak dilihat dari posisi hukum islamnya. Hu- kuman gantung di Malaysia tidak mengenal muslim atau non muslim tetap dihukum gan- tung sampai mati jika terpidana telah terbukti bersalah. Menurut kanun Prosedur Jenayah sebab-sebab dijatuhkan hukuman mati menu- rut undang-undang di Malaysia ialah apabila: (1) Kejahatan yang dilakukan dengan cara merampas atau bersekongkol mengguling- kan kekuasaan yang di Pertuan Agong atau Raja-raja atau yang di Pertuan Negeri; (2) Ke- salahan yang berhubungan dengan Angkatan

33 “Sumber Undang-Undang Malaysia”, S. Noor- di, akses 25 November 2016, https://www.aca- demia.edu/6391431/SUMBER_UNDANG_UN- DANG_MALAYSIA,

bersenjata; (3) Kesalahan yang berhubungan dengan keterangan palsu dan kesalahan-ke- salahan terhadap keadilan awam yakni; (4) Membuat keterangan palsu dan kejahatan ter- hadap kepentingan umum; (5) Menggunakan keterangan yang diketahuinya palsu; (6) Men- geluarkan atau menandatangani pernyataan palsu; (7) Membuat pengakuan palsu tentang sesuatu perkara penting dengan pernyataan palsu; (8) Pernyataan palsu yang dibuat da- lam suatu pernyataan yang boleh diterima disisi undang-undang sebagai keterangan; (9) Menggunakan data sebagai yang benar pada semua pengakuan yang diketahuinya palsu; (10) Kejahatan terhadap jiwa Manusia; (11) Melakukan pengedaran terhadap dadah den- gan syarat-syarat tertentu yaitu 15 gram atau heroin, 1000 gram candu masak, 1000 gram candu mentah, 200 gram ganja sebagai mana yang diatur dalam Pasal 39 B, Akta dadah ber- bahaya 1952. 34

Persamaan dan Perbedaan terhadap Sistem Penegakan Hukum terhadap Penyalahgu- naan Narkotika dan Dadah

Pemahaman terhadap sistem hukum meme- gang peranan penting. Hal ini merupakan kon- sekuensi yang tidak dapat dihindari, mengin- gat interaksi antar bangsa yang semakin intens baik yang bersifat privat maupun publik yang di dalamnya diperlukan peraturan yang di- dasarkan pada suatu norma hukum (legal norm) tertentu yang sangat dipengaruhi oleh sistem hukum masing-masing negara. Den- gan demikian, memahami ini merupakan per- soalan yang semakin urgent dalam pergaulan antar bangsa yang semakin mengglobal laksa- na sebuah global village. Sebagai konsekuensi

34 Undang-Undang Malaysia, Akta dadah berba- haya 1952, (Mdc Publisher SDN BHD, Pudu, Kualalumpur, 2009), 3.

Beridiansyah dari realitas tersebut “interaksi dan kontraksi” yang tepat dalam rangka mengatasi penyalah-

antar sistem hukum akan semakin nyata dan gunaan narkotika dan dadah maka salah satu tidak terhindarkan, bahkan akan terjadi deter- langkah pendekatan yang dilakukan adalah minasi dan superioritas sistem hukum yang dengan melakukan perbandingan hukum guna satu terhadap sistem hukum lainnya.

membandingkan sistem hukum yang berbeda Hukum komparatif sangat penting dalam dengan tujuan untuk menegaskan persamaan hubungannya dengan penyelarasan hukum, dan perbedaan. yaitu dengan sengaja membuat agar peraturan hukum pada dua sistem hukum atau lebih,

1. Persamaan

menjadi lebih serupa. Hukum komparatif juga Penegakan hukum terhadap penyalahgunaan

sangat penting dalam kaitannya dengan peng- Narkotika di Indonesia dan penyalahgunaan

gabungan hukum, yaitu dengan sengaja me- dadah di Malaysia memiliki beberapa persa-

masukkan peraturan-peraturan hukum yang

maan sebagai berikut:

identik kedua sistem hukum atau lebih. Proses

a. Lembaga Peradilan

ini sulit seringkali kesulitan terbesarnya bu- Persamaan penegakan hukum terh-

kan hanya karena banyaknya perbedaan opi- adap penyalahgunaan narkotika di Indone-

ni, tetapi juga karena kurangnya pemahaman sia dan penyalahgunaan dadah di Malay-

akan cara pemikiran hukum dan konsep-kon- sia tidak mempunyai lembaga peradilan

sep hukum satu sama lain. Karena itu, di sini- khusus untuk narkotika, namun kasus pe-

lah hukum komparatif akan sangat berguna. nyalahgunaan narkotika baik di Indonesia

Menurut Micheal Bogdan, hukum kom- maupun di Malaysia diselesaikan mela-

paratif adalah membandingkan sistem-sistem lui peradilan sipil, di Indonesia disebut

hukum yang berbeda-beda dengan tujuan me- dengan peradilan umum dan di Malaysia

negaskan persamaan dan perbedaan masing- disebut dengan Mahkamah Sivil. Mah-

masing, hukum komparatif memberikan pe- kamah sivil di Malaysia terdiri dari mah-

mahaman yang lebih baik mengenai sistem kamah tinggi dan mahkamah-mahkamah

hukum di negara sendiri, boleh dikatakan rendah. Mahkamah Tinggi pula terdiri

banyak peraturan hukum dan lembaga hukum daripada Mahkamah Agung dan Mahka-

yang diterima di masyarakat berbudaya ses- mahTinggi. Mahkamah ini didirikan oleh

ungguhnya muncul secara kebetulan dalam Konstitusi Federal. Yuridiksi mahkamah-

sistem hukum di negeri tersebut atau karena mahkamah ini diperuntukkan dalam Akta

faktor sejarah atau faktor geografi khusus, dan Mahkamah Kehakiman 1962.Mahkamah

kemungkinan besar banyak sistem hukum lain Rendah terdiri dari Mahkamah Sesyen

yang dapat bertahan cukup baik tanpa pera-

35 turan-peraturan serupa. dan Mahkamah Majistret, bagi Malaysia barat terdapat satu lagi Mahkamah Ren-

Sistem hukum antara Indonesia dan Ma- dah yaitu MahkamahPenghulu. Pendirian

laysia memiliki karakteristik tersendiri sesuai dan yuridiksi mahkamah-mahkamah ini

dengan pengaruh dari sistem hukum yang diperuntukkan di dalam Akta Mahka-

dianut oleh masing-masing negara, salah satu mah-mahkamah Rendah 1948 (direvisi

upaya untuk menemukan langkah dan upaya 1972). Di Mahkamah Sivil, pemeriksaan

35 Micheal Bogdan, Pengantar perbandingan

dan keputusan mengenai undang-undang

sistem hukum, (Nusa media, Bandung, 2010), 4.

Vol. 16, No. 2, Desember 2016 Al-Risalah

Sistem Penegakan Hukum Pidana atau fakta atau pertentangan, maksudnya

kepastian hukum sehingga keadilan seba- pihak yang bertentangan datang ke mah-

gaimana yang dikatakan Aristoteles bah- kamah dan bertanding dalam usaha mer-

wa kata adil mengandung lebih dari satu eka untuk membuktikan dengan argumen

arti, adil dapat berarti menurut hukum dan dan keterangan yang sesuai tuduhan atau

apa yang semestinya.

tuntutan mereka. 36 Dalam Pancasila sila ke-5 disebut-

b. Penegak Hukum kan bahwa keadilan sosial bagi seluruh Sistem peradilan pidana terpadu (in-

rakyat Indonesia, hal tersebut berarti tegrated criminal justice system) merupa-

bahwa keadilan sangat dijunjung tinggi kan sistem yang menghendaki adanya ke-

oleh bangsa Indonesia, selain daripada itu selarasan dan keterkaitan antara subsistem

dalam undang-undang Dasar 1945 juga yang satu dengan yang lainnya meskipun

ditegaskan tentang keadilan tersebut, azas masing-masing subsistem memiliki fung-

pemidanaan yaitu asas legalitas ini sangat si dan peranannya masing-masing. Pen-

diperlukan untuk dijadikan landasan hu- egak Hukum merupakan salah satu dari

kum guna menemukan langkah hukum

terhadap permasalahan khususnya terh- samaan antara sistem penegakan hukum

bagian subsistem peradilan pidana. 37 Per-

adap penyalahgunaan narkotika. terhadap penyalahgunaan narkotika di Indonesia dan penyalahgunaan dadah di

2. Perbedaan

Malaysia dalam hal penegak hukum yaitu Penegakan hukum terhadap penyalahgunaan

keduanya sama-sama memiliki lembaga Narkotika di Indonesia dan penyalahgunaan

khusus yang menangani penyalahgunaan dadah di Malaysia memiliki beberapa perbe-

narkotika. Di Indonesia lembaga khusus

daan sebagai berikut:

yang menangani penyalahgunaan narko-

a. Penegak Hukum