1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Penyelesaian Kredit Pembelian Sepeda Motor Bermasalah(Studi Kasus Pt. Federal International Finance Cabang Medan)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga Pembiayaan (financing institution) merupakan badan usaha yang

  melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang

   modal dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat.

  Peningkatan ekonomi dan Era Globalisasi, mempengaruhi kebutuhan pula. Hal ini ditunjukkan oleh semakin banyaknya kebutuhan yang harus dipenuhi, tidak terbatas pada kebutuhan sandang, pangan dan papan saja. Namun juga tuntutan akan tersedianya kebutuhan akan kendaraan sebagai alat transportasi, yang mana kendaraan roda dua menjadi transportasi yang banyak digunakan masyarakat Indonesia.

  Perkembangan perekonomian yang pesat telah menghasilkan berbagai jenis dan variasi dari masing-masing jenis barang dan/atau jasa yang akan dikonsumsi. Barang dan/atau jasa tersebut pada umumnya merupakan barang dan/atau jasa yang sejenis maupun yang bersifat komplementer satu dengan yang lainnya. Dengan banyaknya variasi produk yang sedemikian luasnya dan dengan dukungan kemajuan teknologi komunikasi dan informatika menyebabkan perluasan ruang gerak arus transaksi barang dan/atau jasa yang melintasi batas wilayah suatu negara. Manusia pada akhirnya dihadapkan pada jenis barang 1 Sunaryo, Hukum Lembaga Pembiayaan, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hal.12 dan/atau jasa yang ditawarkan secara varitatif, baik yang berasal dari produk

  

  domestik maupun dari luar negeri. Dalam perjalanannya manusia selalu berusaha untuk mencapai kesejahteraan dalam hidupnya dan selalu melakukan bermacam- macam kegiatan untuk memenuhi kebutuhannya tersebut. Tidak bisa kita elakkan lagi, untuk memenuhi kebutuhan tersebut dibutuhkan dana oleh kalangan Usahawan perseorangan maupun Usahawan yang tergabung dalam suatu Badan Hukum di dalam mengembangkan usahanya maupun di dalam meningkatkan produknya, sehingga dapat dicapai suatu keuntungan yang memuaskan maupun

  

Gejala meningkatnya tuntutan akan sarana transportasi yang nyaman,

  tampak terlihat dari makin padatnya jalan-jalan dengan jumlah dan aneka ragam kendaraan pribadi yang semakin hari semakin bertambah. Konsumsi kendaraan bermotor roda empat nasional yang menunjukkan grafik menanjak dari tahun ke tahun, menjanjikan lahan yang pasti bagi usaha ini. Salah satu indikatornya terlihat dari keberanian Lembaga Pembiayaan Konsumen dalam mengucurkan dananya pada masyarakat, yang makin hari makin besar dan ekspansif. Bagi Perusahaan Pembiayaan Konsumen sebenarnya besarnya biaya yang diberikan per Konsumen relatif kecil, karena barang yang dibiayai secara pembiayaan Konsumen adalah barang-barang keperluan Konsumen yang akan dipakai untuk keperluan hidupnya. Selain itu resiko dari bisnis Pembiayaan Konsumen juga

2 Abdul Halim Barkatulah, Hukum Tentang Perlindungan Konsumen, (Banjarmasin: Nusa

  3 Media, 2008), hal. 11 Richard Burton Simatupang, Aspek Hukum Dalam Bisnis, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hal. 105 menyebar, berhubung akan terlibatnya banyak Konsumen dengan pemberian biaya yang relatif kecil, sehingga aman bagi pihak Pemberi biaya.

  Munir Fuady menyatakan, Kredit dibagi dalam dua macam, yaitu Sale

  

Credit dan Loan Credit. Sale Credit adalah pemberian Kredit untuk pembelian

  sesuatu barang, dan Nasabah akan menerima barang tersebut. Sementara dengan

  

Loan Credit , Nasabah akan menerima cash dan berkewajiban pula

  mengembalikan hutangnya secara cash juga di kemudian hari. Dengan begitu, Pembiayaan Konsumen tergolong ke dalam Sale Credit, karena memang

   dengan Kredit tersebut.

  Bank yang selama ini sudah dikenal luas oleh masyarakat ternyata tidak mampu memenuhi berbagai keperluan dana yang dibutuhkan oleh masyarakat.

  Kesulitan masyarakat mengakses dana dari Bank ini disebabkan antara lain jangkauan penyebaran Kredit Bank yang belum merata, keharusan Bank menerapkan prinsip Prudent Banking, keharusan Debitur untuk menyerahkan jaminan, dan terbatasnya kemampuan permodalan Bank sendiri. Mengingat banyaknya kendala untuk memperoleh dana dari Bank ini, Lembaga Pembiayaan merupakan salah satu sumber dana alternatif yang penting dan potensial yang patut dipertimbangkan.

  Pilihan Masyarakat akan Lembaga Pembiayaan selain disebabkan alasan diatas juga disebabkan adanya kebutuhan akan pelayanan yang cepat, prosedur yang tidak rumit, dan persyaratan yang mudah dipenuhi. Berbagai kemudahan itu 4 Munir Fuady, Hukum Pembiayaan Dalam Teori dan Praktek, (Bandung: Citra Aditya

  Bakti,1995), hal. 205 menyebabkan masyarakat memilih Lembaga Pembiayaan untuk memenuhi kebutuhannya. Namun, terdapat konsekuensi atas pilihan masyarakat akan Lembaga Pembiayaan tersebut, yaitu bunga pinjamannya lebih tinggi dibandingkan dengan suku bunga pinjaman yang diberikan oleh Perbankan.

  Sehingga pada umumnya, jenis Kredit yang diberikan termasuk kategori Kredit kecil atau mempunyai jumlah pinjaman yang rendah. Selain itu, Kredit Konsumtif lebih dominan di Lembaga Pembiayaan karena umumnya Konsumen tidak terpengaruh oleh tingkat suku bunga. Konsumen jenis ini lebih memperhatikan angsuran tersebut dari penghasilannya perbulan.

  Perkembangan perusahaan Pembiayaan yang sangat pesat menunjukkan bahwa penyaluran Pinjaman atau Kredit, tidak lagi menjadi monopoli Perbankan.

  Perusahaan Pembiayaan tidak hanya gencar dalam melakukan penyaluran kredit mobil dan motor, mereka juga serius menawarkan pinjaman dana tunai ke para Nasabahnya, selayaknya Perbankan. Nilai pinjaman yang diberikan juga cukup

   besar. Namun, syarat serta jaminannya lebih ringan dari Bank.

  Kegiatan yang dilakukan oleh Perusahaan Pembiayaan yang menawarkan pinjaman dana tunai kepada Nasabah ini tidak sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang mengatur tentang Perusahaan Pembiayaan. Hal ini sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan ( selanjutnya disebut Permenkeu) No. 84/PMK.012/2006 menyatakan bahwa kegiatan Pembiayaan Konsumen dilakukan dalam bentuk penyediaan dana untuk pengadaan barang 5 Hendra

  Gunawan dan Mona Tobing, Tergiur Margin Tebal dan Pasar yang Bongsor, (diakses pada tanggal 5 Februari 2015) berdasarkan kebutuhan Konsumen. Pada aturan tersebut kita dapat melihat bahwa hakikat dari Perusahaan Pembiayaan adalah kegiatan pengadaan barang dan bukan penyediaan dana tunai. Dalam aturan tersebut juga menjelaskan, kegiatan Perusahaan Pembiayaan hanya meliputi sewa guna usaha, anjak piutang, usaha kartu kredit, dan pembiayaan konsumen. Dalam Peraturan Presiden ( selanjutnya disebut Perpres) No. 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan menyatakan hal yang sama bahwa Perusahaan Pembiayaan hanya mempunyai 4 kegiatan usaha yang dapat dilakukan.

  43/PMK.010/2012 tentang Uang Muka Pembiayaan Konsumen untuk Kendaraan Bermotor pada Perusahaan Pembiayaan. Peraturan Menkeu ini dibuat untuk mengurangi resiko pembiayaan kendaraan bermotor oleh masyarakat dan meningkatkan kehati-hatian dalam penyaluran Pembiayaan Konsumen. Selain itu juga diatur mengenai uang muka Pembiayaan Konsumen untuk kendaraan bermotor oleh Perusahaan Pembiayaan.

  Pembiayaan Konsumen ini tidak lain dari sejenis Kredit Konsumsi

  

(Consumer Credit). Penjelasan bahwa Kredit Konsumsi sebenarnya secara

  substantif sama dengan Pembiayaan Konsumen dinyatakan oleh A. Abdurrahman

  

  sebagaimana dikutip oleh Munir Fuady: Kredit yang diberikan kepada konsumen-konsumen guna pembelian barang-barang konsumsi dan jasa-jasa seperti yang dibedakan dari pinjaman-pinjaman yang digunakan untuk tujuan- tujuan produktif dan dagang. Kredit yang demikian itu dapat mengandung resiko 6 Munir Fuady, Loc. Cit. yang lebih besar dari pada Kredit Dagang biasa maka dari itu, biasanya Kredit itu diberikan dengan tingkat bunga yang tinggi.

  PT. Federal International Finance Cabang Medan juga merupakan Lembaga Pembiayaan Kredit yang bergerak dalam Usaha Pembiayaan Kredit. PT.

  Federal International Finance Cabang Medan memberikan pelayanan kredit kepada nasabah dengan mengharapkan laba yang diperoleh dari bunga kredit tersebut. Persaingan yang ketat di dunia Pembiayaan Kredit ini membuat PT. Federal International Finance Cabang Medan harus lebih siap di dalam mudah memberikan Kredit dan menawarkan tingkat suku bunga Kredit yang lebih rendah.

  Fasilitas kredit yang diberikan PT. Federal Internasional Finance Cabang Medan terhadap Debitur memudahkan para Debitur dalam melakukan kredit.

  Meskipun demikian pemberian fasilitas kredit tersebut menimbulkan berbagai permasalahan kredit seperti pembayaran kredit macet dimana Debitur tidak mampu menyelesaikan kewajibannya dalam pembayaran kredit.

  Berdasarkan Latar Belakang diatas maka Penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kredit bermasalah serta pola penyelesaian yang dilakukan oleh Lembaga Pembiayaan Konsumen atas kredit bermasalah tersebut serta titel / alas hak dalam pemberian dana dari Lembaga Pembiayaan ke Konsumen dalam suatu Skripsi yang berjudul: Penyelesaian Kredit Pembelian Sepeda Motor Bermasalah

  (Studi Kasus PT. Federal International Finance Cabang Medan)

  B. Permasalahan

  Dalam setiap penulisan skripsi tentulah ditemukan yang menjadi permasalahan yang merupakan titik tolak bagi pembahasan nantinya. Adapun yang menjadi permasalahan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: 1.

  Bagaimanakah Perlindungan Hukum terhadap Kreditur dalam Penyelesaian Kredit bermasalah dalam pembelian sepeda motor pada PT. Federal International Finance Cabang Medan? 2. Bagaimanakah Kendala yang dihadapi Kreditur dalam penagihan Kredit pada 3.

  Bagaimanakah proses Penyelesaian Kredit bermasalah dalam pembelian sepeda motor pada PT. Federal International Finance Cabang Medan?

  C. Tujuan Penelitian

  Tujuan dari penelitian ini secara umum adalah menemukan jawaban atas permasalahan yang ada tersebut. Secara lebih rinci tujuan dari penelitian ini adalah 1.

  Perlindungan Hukum terhadap Kreditur dalam Penyelesaian Kredit Bermasalah dalam pembelian sepeda motor pada PT. Federal International Finance Cabang Medan.

  2. Kendala yang dihadapi Kreditur dalam penagihan Kredit pada PT. Federal International Finance Cabang Medan.

  3. Proses Penyelesaian Kredit Bermasalah dalam pembelian sepeda motor pada PT. Federal International Finance Cabang Medan.

D. Manfaat Penulisan 1.

  Manfaat Teoritis.

  a.

  Diharapkan dapat memberikan pengetahuan mengenai hal-hal yang mendasari pemberian dana dari Lembaga Pembiayaan terhadap Konsumen.

  b.

  Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya Kredit Bermasalah dalam Perjanjian Pembiayaan serta bagaimana proses penyelesaiannya.

  Manfaat Praktis.

  a.

  Pemerintah Diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran bagi pengambil keputusan untuk menghadapi persoalan yang muncul dalam Perjanjian Pembiayaan Konsumen kendaraan bermotor dan Penegakan Hukum dalam praktek kredit kendaraan bermotor.

  b.

  Lembaga Pembiayaan Diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran bagi PT. Federal International Finance dalam Penyelesaian Kredit Sepeda Motor Bermasalah c. Masyarakat

  Diharapkan agar masyarakat dapat mengetahui hak dan kewajiban yang harus dipenuhi dalam melakukan kredit.

E. Keaslian Penulisan

  Penelitian ini dilakukan atas ide dan pemikiran dari peneliti sendiri atas masukan yang berasal dari berbagai pihak guna membantu penelitian dimaksud.

  Sepanjang yang telah ditelusuri dan diketahui di lingkungan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, diketahui bahwa penelitian tentang Penyelesaian Kredit Pembelian Sepeda Motor Bermasalah (Studi Kasus PT. Federal International Finance Cabang Medan).

  Wanprestasi Dalam Perjanjian Jual Beli Sepeda Wanprestasi dalam perjanjian jual beli sepeda motor dengan jaminan secara kredit, dan aspek hukum yang dipergunakan jika terjadi wanprestasi pada perjanjian jual beli sepeda motor dengan jaminan secara kredit. Jenis perjanjian jual beli dengan jaminan secara kredit.

  Erwin L. Tobing, Tinjauan Yuridis terhadap Perjanjian Kredit Sepeda Motor Honda pada PT. FIF (Astra Medan) permasalahan dalam penelitian ini adalah bentuk hubungan hukum perjanjian kredit pada PT. FIF, hak dan kewajiban yang timbul dari perjanjian kredit serta akibat hukum perjanjian kredit, wanprestasi perjanjian kredit dan penyelesaiannya.

  Dengan demikian, jika dilihat kepada permasalahan yang ada dalam penelitian ini, maka dapat dikatakan bahwa penelitian ini merupakan karya ilmiah yang asli. Apabila ternyata dikemudian hari ditemukan judul yang sama, maka dapat dipertanggungjawabkan sepenuhnya.

  Sehingga penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara Ilmiah dan terbuka atas segala kritikan dan masukan yang sifatnya membangun guna penyempurnaan hasil penelitian.

F. Metode Penelitian 1.

  Jenis Penelitian Jenis Penelitian dalam hal ini adalah penelitian hukum empiris. Penelitian hukum empiris meliputi penelitian terhadap identifikasi hukum dan efektivitas

   hukum dalam pemberlakuan hukum di dalam kehidupan masyarakat.

  Dalam penelitian ini, Hukum dikonsepkan sebagai suatu gejala empiris yang dapat diamati didalam kehidupan nyata. Dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian ini menganalisa hukum yang diberlakukan terhadap gejala sosial di dalam dinamika masyarakat.

2. Sifat penelitian

  Sifat penelitian dari Skripsi ini lebih mengarah kepada sifat penelitian

  

deskriptif yakni penelitian secara umum termasuk pula didalamnya penelitian

  Ilmu Hukum, penelitian deskriptif bertujuan untuk menentukan ada tidaknya hubungan antara suatu gejala dengan gejala lain dalam masyarakat. Dalam penelitian ini, untuk mendapatkan gambaran secara tepat mengenai Penyelesaian Kredit Pembelian Sepeda Motor Bermasalah (Studi Kasus PT. Federal International Finance Cabang Medan).

7 Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003),

  hal. 42

  3. Data dan Sumber Data Data maupun sumber data yang digunakan sebagai bahan penelitian ini terdiri dari Data Primer dan Data Sekunder, antara lain sebagai berikut: a.

  Data Primer adalah data yang bersumber dari penelitian lapangan yaitu suatu data yang diperoleh langsung dari sumber pertama di lapangan yaitu Konsumen yang mengalami permasalahan dalam kredit. Data primer yang digunakan dalam penulisan Skripsi ini adalah dengan melakukan wawancara langsung terhadap pihak terkait dalam hal ini yaitu Showroom b.

  Data Sekunder adalah data yang bersumber dari penelitian kepustakaan yaitu data yang diperoleh tidak secara langsung dari sumber pertamanya, melainkan bersumber dari data-data yang sudah terdokumenkan dalam bentuk bahan-bahan Hukum. Adapun data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain:

  1) Bahan Hukum Primer yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat terdiri dari instrumen Hukum Nasional, terdiri dari :

a) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

  b) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun

  1998 Tentang Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan. Perpres Nomor 9 Tahun 2009 Tentang Lembaga pembiayaan. Keputusan Presiden ( selanjutnya disebut Perpres ) 61/1988 Tentang Lembaga Pembiayaan dan Keputusan Menteri

  Keuangan ( selanjutnya disebut KepMenkeu) 1251/ KMK.013/1988 Tentang Ketentuan dan Tatacara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan dan Permenkeu Nomor 84/ PMK. 012/ 2006 Tentang Perusahaan Pembiayaan dan

  2) Bahan Hukum Sekunder dari penelitian ini yakni bahan Hukum yang

  Kredit Pembelian Sepeda Motor Bermasalah (Studi Kasus PT. Federal International Finance Cabang Medan), bahan Hukum Sekunder yang digunakan antara lain: Pendapat para Pakar Hukum, Karya Tulis Hukum yang termuat dalam media massa; buku-buku Hukum (text book), serta Jurnal-jurnal Hukum yang membahas mengenai Penyelesaian Kredit Pembelian Sepeda Motor Bermasalah (Studi Kasus PT. Federal International Finance Cabang Medan).

  3) Bahan Hukum Tersier yang Penulis gunakan berupa kamus hukum dan ensiklopedia.

3. Teknik Pengumpulan Data

  Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Studi Kepustakaan dan Teknik Wawancara. Studi dokumen merupakan teknik awal yang digunakan dalam setiap penelitian Ilmu Hukum, karena Penelitian Hukum selalu berawal dari Premis atau pernyataan Normatif berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Mengenai Studi Kepustakaan dilakukan atas bahan-bahan Hukum yang relevan dengan permasalahan Peneliti. Teknik wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada Responden maupun Informan yang dirancang atau yang telah dipersiapkan sebelumnya untuk memperoleh jawaban-jawaban yang relevan dan mendukung permasalahan yang diajukan dalam penelitian mengenai Penyelesaian Kredit Pembelian Sepeda Motor Bermasalah (Studi Kasus PT.

  Federal International Finance Cabang Medan).

4. Analisis Data

  Dalam Penelitian Ilmu Hukum aspek Empiris dikenal dua model Analisis yakni, Analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif. Jenis penelitian yang dilakukan penulis adalah Penelitian Hukum Empiris dengan pendekatan Penelitian Deskriptif, maka tehnik analisis data yang penulis lakukan dalam Skripsi ini adalah tehnik analisis data secara kualitatif dari berbagai sumber. Penarikan kesimpulan dilakukan dalam penelitian ini dengan menarik kesimpulan yang bersifat umum menjadi kesimpulan yang bersifat khusus. Keseluruhan data yang terkumpul baik dari data primer maupun data sekunder akan diolah dan dianalisis secara sistimatis, diketagorikan dan diklasifikasikan serta dihubungkan antara satu data dengan data lainnya, untuk memahami makna data dalam situasi sosial, dan dilakukan penafsiran dari perspektif peneliti setelah memahami keseluruhan kualitas data.

  Proses analisis tersebut dilakukan secara terus menerus sejak pencarian data di lapangan dan berlanjut terus hingga pada tahap analisis. Setelah dilakukan analisis secara Kualitatif kemudian data akan disajikan secara Deskriptif Kualitatif dan Sistimatis.

G. Sistematika Penulisan

  Untuk memudahkan penulisan Skripsi ini agar permasalahan yang diangkat dengan pembahasan Skripsi sesuai, maka diperlukan adanya sistematika penulisan yang teratur yang saling berkaitan satu sama lain. Tiap bab terdiri dari setiap sub bab dengan maksud untuk mempermudah dalam hal-hal yang dibahas dalam Skripsi ini. Adapun Sistematika Penulisan Skripsi ini adalah :

  BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan merupakan pengantar. Didalamnya termuat mengenai gambaran umum tentang Penulisan Skripsi yang terdiri dari Latar Belakang Penulisan Skripsi, Permasalahan, Tujuan Penulisan, Manfaat Penulisan, Keaslian Penulisan, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.

  BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMBIAYAAN Bab ini berisikan tentang Dasar Hukum Lembaga Pembiayaan, Pengertian Lembaga Pembiayaan, Kegiatan Usaha Pembiayaan, Pendirian Lembaga Perusahaan Pembiayaan. BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG KREDIT Bab ini berisikan tentang Tinjauan Umum Tentang Kredit, Pengertian dan jenis Kredit, Syarat Pemberian Kredit, Bentuk

  Perjanjian Kredit dan Tinjauan Umum Tentang Kredit Bermasalah yang terdiri dari Pengertian Kredit Bermasalah, Penyebab Terjadinya Kredit Bermasalah dan Penyelesaian Terhadap Kredit Bermasalah.

  BAB IV PENYELESAIAN KREDIT PEMBELIAN SEPEDA MOTOR BERMASALAH PADA PT. FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE CABANG MEDAN Bab ini berisikan Perlindungan Hukum Terhadap Kreditur dalam Penyelesaian Kredit Bermasalah dalam Pembelian Sepeda Motor pada PT. Federal International Finance Cabang Medan dan Kendala yang Dihadapi Kreditur dalam Penagihan Kredit pada PT. Federal International Finance Cabang Medan serta Proses Penyelesaian Kredit Bermasalah dalam Pembelian Sepeda Motor pada PT. Federal International Finance Cabang Medan.

  BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan bagian terakhir dari penulisan skripsi ini. Bab ini berisi kesimpulan dari permasalahan pokok dari keseluruhan isi. Kesimpulan bukan merupakan rangkuman ataupun ikhtisar. Saran merupakan upaya yang diusulkan agar hal-hal yang dikemukakan dalam pembahasan permasalahan dapat lebih berhasil guna berdaya guna.

Dokumen yang terkait

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Pertambangan - Studi Penyerapan Logam Besi (Fe) Dan Sulfat Dari Limbah Industri Pertambangan Dengan Adsorben Kulit Ubi Kayu Dan Spent Mushroom Substrat (SMS)

0 0 19

BAB II PROFIL INSTANSI - Analisis Perhitungan, Penyetoran dan Pelaporan PPh Pasal 21 atas Penghasilan Pegawai Tetap Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara

0 0 20

BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah PT. Bank Sumut - Analisis Pengaruh Giro Terhadap Pertumbuhan Bank Sumut KCP Marendal

0 0 15

BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat dan Kegiatan Operasional Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan - Peranan Rencana Anggaran Kas yang Efektif dalam Usaha Menjaga Likuiditas pada PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sampali

0 0 16

BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep - Kepatuhan Ibu Menyusui Dalam Memberikan Asi Eksklusif Pada Bayi Baru Lahir Di Desa Sidodadi Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang

0 0 8

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Kepatuhan Ibu Menyusui Dalam Memberikan Asi Eksklusif Pada Bayi Baru Lahir Di Desa Sidodadi Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang

0 0 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan - Hubungan Pengetahuan Ibu Menyusui Dengan Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Sei Sikambing Medan Tahun 2012

0 0 13

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Penentuan Rute Distribusi yang Optimal dengan Batasan Waktu Pengiriman Menggunakan Algoritma Heuristik pada PT. Sharp Electronics Indonesia

0 0 10

2. REVIEW OF RELATED LITERATURE a. NOVEL - An Analysis Of Intrinsic Elements In Nicholas Sparks’ Novel The Last Song

0 0 6

Penyelesaian Kredit Pembelian Sepeda Motor Bermasalah(Studi Kasus Pt. Federal International Finance Cabang Medan)

0 0 10