Pengendalian Vektor dan Rodent Repository - UNAIR REPOSITORY

Ririh Yudhastuti

,

l

\
\

l

I
I

\

'7
)r

I


:t

PUSTAKA MELATI

\ I /-\

,

.j -

rIJ

try

T--'

Penulis adalah pengajar di Departemen Kesehatan

Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga. Penulis mengajar pada

program D3, 51, 52 dan 53 Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Airlangga. Selain itu penulis
mengajar sebagai dosen tamu pada beberapa
Sekolah Tinggi llmu Kesehatan dan beberapa
universitas lainnya. Disiplin ilmu yang merupakan
spesialisasinya selain pengendalian vektor dan rodent dan Zoonosis
adalah epidemiologi lingkungan, sanitasi makanan, sanitasi lingkungan
perumahan pemukiman serta sanitasi tempat-tempat umum dan
institusi. Penulis juga bekerja sebagai konsultan, peneliti dan pembicara
di bidang kesehatan I ingkungan maupun kesehatan masyarakat.
Setelah menyelesaikan sekolah di SMA Negeri lV Surabaya pada
tahun 1979, kemudian meneruskan studidiFakultas Kedokteran Hewan
Universitas Airlangga. Selanjutnya melanjutkan studi ke Program Pasca
Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas lndonesia dan
memperoleh gelar master di bidang Kesehatan Lingkungan. Gelar
doktor diperoleh dari Program Pasca Sarjana Universitas Airlangga
Surabaya di bidang llmu Kedokteran.

-


-1

Pengendalian Vektor dan Rodent Selayang Pandang
Buku ini ditulis untuk menjawab petanyaan yang sering dilontarkan mahasiswa,
dosen ataupun peneliti tentang bagaimana pengendalian vektor dan Rodent di
lndonesia baik tingkat regional, nasional maupun internasional. Dengan memilih

metode pengendalian vektor yang sesuai dan berbasis lingkungan dapat
n terhadap lingkunga n da n kesehata n lVl asya ra kat.
Buku ini menyajikan materi-materi vektor dan rodent, bionomik atau perilaku
vektor dan rodent seperti siklus hidup, tempat perindukannya, tempat peristirahatan,
distribusinya serta berbagai macam pengendaliannya. Macam pengendalian yang ada
seperti pengendalian secara fisik, kimia, sosiokulturaldan pengendalian terintegrasi.

meminimal kan ganggua

ISBN

97 8-97 9 -17


Ilill

63?5r

bhE

I

866-6-9

]|l

t l>

PENGENDALIAN VEKTOR DAN RODENT

Katolog Dalam Terbitan {KDT)

Ririh Yudahastuti, 1959


-

Vekto r d an Rodent/ Oleh : Ririh

Pe

ngxrda

-

Surabaya: Pustaka Melati,2011xl 209 hlm. : illus;25 cm

lia n

Bibliografi : hlm.210

ISBN 978479-178666.9

Cetakan ke10


98765432

Pengendalian Vektor dan Rodent
@ Diterbitkan oleh:

Pustaka MelatiSurabaya

Anggota llGPl No. A7 l)KV94
Perwaphan dan Tata Letak: Sudiro
Dketak oleh Pustaka Melati Surabaya
Puslati/02 15 10 2OLt lCzO
@ Hak Ciota

ii

dilindunsi Unda rs-Undam

lni"inyoan""tou


Yudhailti

Prakata

PRAI :rA

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah swr yang telah
memberikan kerramlruan kepada kami untuk rnenyelesaikan
penyusurum buku text "Pengendalian Vektor dan Rodent- ini.
Bagi para mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat, Iulus dari

level akademik dan profesi pendidikan di Fakultas Kesehatan
Masyarakat merupakan prestasi yang sangat di banggakan. Namtrn
Prestasi itu tidak mudah dinih, harus diperjuangian. Melalui buku
text ini kami ftut membantu para mahasiswa dalam meraih prestasi
itu. selama ini masalah yang sering diperbincangkan adarah, jika

ingin meningkatkan mutu keprofusionalan dari Lemhga pendidikan
Tingi di hrdonesia adalah tersedianya buku bacaan yang cukup.
Untuk mendapatkan gambaran tentang penyakit yang

ditularkan melalui vector dan Rodent, permasalahan apa saja yang
terdapat didalamnya,serta bagaimana upaya yang dapat dilakukan
untuk mengendalikannya, maka berikut ini disusun buku text
sederhana, semula merupakan bahan ajar ketika memberikan kuliah
untuk mata kuliah pengendalian vektor dan Rodent bagi mahasiswa
Fakultas Kesehatan Masyarakat, mahasiswa di Fakultas Kedokteran
di bagian llmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kectokteran
Pencegahan.

Dengan disusunnya buku ini, dapat melengkapi truku wajib rainnya
yang bersangkutan dengan ilmu pengendalian penyakit menular
khus,snya penyakit yang bersumber dari binatang. sebaiknya amat

dianjurkan agar mahasiswa dapat mencari dan membaca berbagai buku
ataupun tulisan lainnya sedemikian rupa sehingga pemahaman
terhadap pengendalian Yektnr dan Rodent dapat makin disempurnakan.
Kami akui bahwa buku ini masih jauh daripada memuaskan" Namtrn
demikian adalah harapan penulis agar buku ini ada manfaatnya,
Mudah-mudahan dapat


Ririh Yudhastuti

I

iii

PENGENDALIAN VEKTOR DAN BPDENT

disempumakan segala kekurangannya dalam waktu-

tid"!

terlalu [ama.

'Dengan tersusunnya buku

ini maka penulis menvampaikan
banyak terimakasih, kepada seniua pihak yang telah memberikan
baptuannva. Kep atla Kerrcntrian Pend idikan N asional, Direkt orat
ieildral Pendidikan Tingi mdalui Direktorat Psrelitian


dan

Pengabdian Kepada Masyarakat (DP2M) yang telah memberikan
hibah dana penulisan bnrku text, kepada Profesor Umar Fahmi
Achmadi (UFA) dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia yang telah melaksanakan proses pembimbingan dan
pendampingan kepada penulis hingga selesainya penyusunan buku
ini.
Terima kasih yang sebesar-besarnya kami sampaikan kepada
Profesor H.J. Mukono dan dr. M. Farid. D. Lusno yang memberikan
perhatian besar serta membantu penyusunan naskah buku text,
sehingga dimungkinkan bul,u text Pengendalian Vektor dan Rodent
ini terwujud.

Surabaya, Febnuari 2011

Ririh Yudhastuti

iv


I

nirilr yrarr""trti

r
Prakata

Sambutan Guru Besar Kesehatan Lingkungan

Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga
Buku ini disusun ilengan lurryan ilqat msnbadtu mahasiswa di
bidang llmu Keselwtan Mttsyarakat agar lebih ilapat memahflmi gais fusar
materi dosar Pengendalian Vdctor dm Rodent.
Di dalamnyn berisi pokok bahrean vnng mengunglap flang tingfup
pengendalian aektqr dan rudent. Utaiannya mencakup rrthrqda sebagai
ztektur vanx ffienula*an yenyaLit d*n arthnpoda penyebab penyakit serta
t xb a gai perul ar pe nyaki t.
Pembahasannya cukuV kwnprehetsil xhingga mudah dipahani okh

r od cn

pembaca.
Pada tahayan berikutny a akan difuhas tentang huhungan entara

o*tur

kesehatan m*syarakat. Pmgenilalian putor larcaa mengungkq
tentang pengendalim tt&tor dan tujuan dari pmgatdalian s*ta cntomologi
kxela trm . P emb ahxanny a lun da m *tal k arena m eng un gknp bb errya teori
inta'aksi orgartisme yaitu antara oektar, rodut dan mtuusia dengan

dan

lingktutgwtnya. setelah itu dihampkm ywnbaca bias tebih memahsni
tentang cfira pengenilalian evkW nymnulg lalat, kecoak, katu busuh k*u
manusia, pinial serta yenyakit yong ditularkan oleh Rodent (tikus) disstai
dengan pengetahuwt trntang insdct*ida ilan dantpak rcgatil ins&.tisida dan
resistensinya.
Secara didnktik don metadl*'
masyara*at vrng masih langka

h*u ini melmsapi

bufu-buku tc*tatad

Husuxry kedtatan lingkangan.
Surabaya, Februari 20 1 I

hof. Dr. H.J. Mukonq

dr., MS., MPH.

Ririh Yudhastou

lv

Daftar lsi

DAITAITISI

Prakata

Sarrbutan Curu Besar Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan
Masyankat Univeritas ALlangga
Daftar Isi
Bab

1

BATASAN DAN RUANG UNGKUP

Bab 2

1,

Anthropoda sebagai Vektor....._
Rodentia yang Mengganggu Kesehatan Masyarakat

PENGENDALIAN VEKTOR

MASYARAKAT..

2.1

22

23

Bab

3

DAN

5
_..

3.1

13

Vekbr

13

Istilah dan Definisi.._..........-.....

3.4

35

3.5

37

Pengendalian
Pengendalian
Pengendalian
Pengen dal ian

74

Vekbr Nyamuk
Lalat.-..........._-...Kecoak atau Lipas...-....-....._-..Kutuk Busuk_....-

Pengmdalian Kutu Manusia....Pengendalian Pinjal
Pengmdalian Rodentia atau Tikus......_..........._.

PENYAKIT YANG DITUT.ARKAN MELALUI VEKTOR
NYAMUK.-.........

4.1

11

KESEHATAN

Tujuan dari Pengendalian Vektor
2.4 Tingkah Laku Vektor (Biozomc Vecbr).....-_-...-...._..-._..
PENGENDALIAN VEKToR YANG SPESIFIK

32
33

Bab 4

Penlgendalian

vii
1

1.1 Perdahuluan

I2
13

tu

Demam D€ngue dan Dernam Berdarah Dengue (DBD)
41.1 Siklus Penularan.-.........._....-..

41.2 Dstribusi Vektor -...._......
41.3 Endemisitas Demam berdarah

1. Transmisi-.-...
2. Karakteristik 3. Pengobatan...
4. Imunisasi
5. Pmgendalian

Dengue (DBD) ...

15
20
30
30
35
38
41

42
44
45
49
49
51
51

53
54
54
55
55
55

Ririn Yudhestud I vii

PIT.IGENDAL]AN VEKIOR DAN RODENT

42.1

{2.2

42.3
42.4
42.5

Program Pemb€mntasan Penyakit Malaria .....-..
PenilaianSituasi MaIaria...........
Irdikator Kesehatan dan Indikator Lingkungan
Keiadian Luar Biasa (KLB)
Faktor yang Ivbmpengaruhi KeFdian Malaria...
1
Faktor lingkwrgan (enui onmen 4
2
3

4
5
6

7
8

9

Curah Hujan
Sinar lvlatahari
Arus Air
Lingkungan Biologis
Lingkungan Kimia...........

77
77

77
72

Lingkungm Sosial Ekonomi...
Perilaku dan Kebiasaan Masyarakat dalam

72

Penanggulangar, Ir4alaria.

72

11. Bionomik Vektor

12 Bionomik Nyamuk Vektor Malaria
13. Bionomik Stadium Nyarruk Vektor Malaria
Pradewasa

43

Vekror Malaria....-....-....-....-..
Penyakit Kaki Gaiah (Filariasis)..
1.
5-

Vektor Filariasis...
Pmyebab Filariasis

4.

Lingkann Hidup

5.
6.

Masa Inkubasi -....

Faktor-fakbr yang Berhubungan

79
80
81

dengan

Fil ariasi s.. . . -.. . .... . ..

81

Tata Letak Kandang...-....-....-....-.....
8. Faktor Demografl Ekonomi dan Sosial Budaya...
9. F'rlariasis Brugia mal")"...-....-.............
7.

4.4 Demar

45

1.
2.
3.
4.

viii I Rut

84
84
85

Chikungunya
PenyebabChikungunya
Chikungrmya di Lrdonesia

9l
9t
9l

GeFta pmderita Chikungunya..
Cara mnghindari Chikungunya...,.-......-..........-..

92
94
00

Japarcse Encephaliti s (JE)...

1. Penyakit ini dan bagaimana hal
2.

73
73
73
75
76
77

42-6
2.

55
60
55
66
68
58
68
69
70

memp€ngaruhi orang
Penyebabnya

Yualaetuti

itu
95
95

Daftar lsi

3.
4.

4.6

4.7

Distibusi..-...
Ruang Lingkup Masalah

5. Int€f,vensi
Deman Kuning (Yebw Feur) .. -.. .... ... . ...
1. Tanda dan geiala
2. Masyarakat yang berisiko
3.
4.
5.

.- ....

96
96
96
97
97
98
98

.-..

Trarsmisi
Pengobatan
Pencegahan

1

99
99
101
101

2

"t02

Demam Rift Valley (Rift Valley Fever)

4

1.

Idmtifikai-....-...

103
103
103
103
104
104
106
106
106

2.

Penyebab p€nyakit

"107

J.

Distibusi pmyakit

L07

8

Cara pemrlarare..
Masa inkubasi-....
Masa penularan.......... -...
Kerentanan dan kekebalan

9

Cara-cara pern be raltasa

5
6

Bab

5

n

-.......... -........

PE\IYAKIT YANG DruLARKAN MEMALUI LALAT.........
5.1 African Try panosomialis

"t07

4.
5.

Can pmrlann

707
108
108
108
108

Masa inkubasi -....
7. Masa penularan
8. Kerentanan dan kekebalan
6.

9. Cara-cara pernberantasan....................
10. Animal Try panosomiasis

712
112

11. Endemisitas pada Masyarakat.....

2 Disribusi Penyakit.........................
13. Situri Endemisitas Dibe$agai Negara.-....-....-..

113

1

71,4

14. Cejata Klinis...-.....-....-...

Bab 6

774

'I5. Pengobatan....
16 Peranan WHO terhadap penyakit
PENYAKIT YANG DruLARKAN SERANGGA LAINNYA

6.1

Relapsing

Fe

ver . -.... -.................

1. d en tifik as -...
2. Penyebab penyakit......................
3. Distibusi penyakit.......................
4. Reservoir...-...
5. Cara perularan.....-....-,...-..,....,.
I

115
116
125
1,25
1,25

i

'

1.25
1,26

726
726
Ririh Yudhastuti

liX

PENGENDALIAN VEKTOR DAN RODENT

62

8.
9.

Kerentanan dan kekebalan

Can-carapertanggulangan
ftabies....-....
1. Idmtifikasi-..........
2. Penyebab penyakit
3. Dishibusi penyakit.

64

7?9

729
130
130
130
130
130
130

Reserv oii .. -. .. ... .
Cara-cara penularan......-.-....-....-....
Masa inkrlb asi ......
7. Ma6a perulhran...
8. Kerentanan dan kekebalan
9. Cara-cara porberantasan...-,.-....-.....-

4.
5.
6.

63

726
126
726
126

.

.

. .

131
131

133
133

Arthopod-Bome..............'....-....-

1. Idmtifikasi.....
2. Pmyebab pmyakit
3. Distribusi penyakit...'.-....-....-....
4. Re servoir....,...
5. Can pnularan
6. Moa inkubasi
7. Masa pnularan....,.,...-....-'..,..'.'.
8. Kekebalar dan kerentanan ..'......9. Cara-car a peurbe rantasan......,..... -...

134
134
135
135
135
135

136
736

Perryakit karena Acarina.

65. Morfologi unurm............-....-....-..
66. Ontogeni.-....
57. Taksonomi
68. Kearekaragaman dan pola hidup ordo

1,38

739
140
140

Acarina ..-...'.'.'

1. Tungau....
2. Tick(Caplak).

5.9. Penyakit akibat gigitan kutl (Tx*-brrc diseax\
5.10. Penrberantasan Ticks...............
6.11. Q-FEVER............

156
-t

6L

1,.

Identifikasi............

2.

Penyebab penyakit

163

J.

Distribusi penyakit

763

Reservoir,.................
Cara penularan....
6. Masa inkubasi......
7. Masa ;rnularan...
8. Kerentanan dan kekebalan
9. Cara-cara penanggulangan

I

1-47

. ........-..

L62
762

4.
5.

x

742
142

Ririh Yudhastuti

163

763
163..

153

763

764

Daftar lsi

Bab

7

PENYAKIT YANG DITULARKAN TIKUS (Rodentia).........

7.1

72

Pes (Plaque)

1.
2.
3.

Cara pnularan
Penangkalan masuknya pes dari luar Indonesia..
Sist€m Kewaspadan Dini (SKD)

Leptospirosis

7.5 Salmonellosis
7.7 Lyrnphatic Chorionmeningitis.

78

Hantavinrs Pulmonary Syndrom....................._..............
1. I d m tilik as i...........
2. Penyebab penyakit
3. Dishibusi penyakit.
Reservoir.
5. Cara ;rnularan...
6. Masa inkubasi...............
7. Masa penularan..
8. Kerentanan dan kekebalan
9. Cara-cara pernbenntasan...................
Tindakan Karantina Penyakit Karena Rodent
1. Latar Belakang
4.

7.9

2.

Perrgawasan

dan

P€f,nberantasan

1,69
1,70

770
77'l
773
173
174
174
174
774
L74

774
1,74

776
1,76
1,76

176
776

176
"177

777

Tikus di
"t79

.
.
.
6.
.

Tata Laksana Pernberantasan Tikus ..,....-....-....-.
Pernberantasan Tikus dan Upaya Rat Proofing.....
Perrrberantasan Tikus di Pelabuhan
P€xnberantasan Tikus di Kapal........
Sistem Kex/aspadaan Dini €KD) Peryakit Pes ....
8 Pengamatan Indeks Pinjal
9 Pes, 9ratu Penyakit Karantina..........
1, 0. Dmrah/ Negara Endernis Pes.......
3
4
5

1. Kesinqrulan....
1Z Penutup..........-....--...
INSEKTIDA DAN RESISTENSI
8.1 Irsektida......
82 Pernbagian Insektida.....-....-.....
83 Irsektisida Untuk Pengendalian Serangga Vektor ....-..
8.4 Resistensi Vektor Serangg-a Terhadap Imektida ..-...-_..
1,

BabS

158
168

Indeks...-..........-..
Daftar Pustaka -..

181
181

183
189

193
195
195
1,97

198
1.99

200
200

20L

202
206
208

2L0

Ririh Yudbastuti

lxi

Daftar lsi

DftilTabel
Tabel1.1.

Daftr

Tabel3.L
Tabel4.1

Jeni s

Tabel4.2
Tabel6.L

4l

Faktor langsung dm fiktor tidak langsurlg ytrtg
merrpengaruhi penulaan rrnlaria di suatu wilalxah
endernik.....

&

Penyebaran Spesies C-acing Filmia dan Irlyrnuk
Pomtarrya yang Sudah Didertifikasi di Irdonesia .-..
Beberapa peryakit ymg disebabkan oleh Ordo

77

Acrina
Tabel7.1

6

Serang8a: Filum Arth,opoda .'. -.....d da utuk pengendaliat kec oak. -.... -.... -..

irsekti

Beberapa perbedaan

artra

gas

HCl{ danCFBBr..-..-..

Ririh Yudhaetuti

L57
190

I

xiii

Daftar lsi

DftilGunbil
Cambar3.1
Ganbar 3.2
Cambar3.3
Gambar 3.4
Gambar 3.5

Gambar 3.6
Gambar

4l

Gambar 42
Gambar 43
Cambar

6.1

Karakteristil vdcor nyamuk....... ...
$klus hidup nyamuk.........................
Sklushidrry laht
Sklus hidr.p I(ecoak
KlftuManusia...

31
32
38

&

4

Hnjal...................

Faktor-fakbr epidemidogi (inang agen dan
lingkungan) yang menertukan rerjadinya
penularan pmyakit nrahria ............ .
Segitig Qidemblogi
Model rcda (/VlEIl neD dan intemksinya
dengan lingfungan
Jmiejenis mibs

Rifi

Yudhastuti

45

57
63
69
139

lxv

8ab 1 Eatasan dan Ruang Lingkup

Bab 1

BATASAN DAN RUANG LINGKUP

1.1 Pendahuluan
Secara biologi telah diketahui bahwa ada beberapa macam
organisme hidup, terutama dari golongan yang sederhana,
memerlukan tubuh mahluk hidup lainnya, untuk menjamin
kelangsungan hidupnya. Organisme hidup yang ditumpangi ini

disebut host (pejamu) yang dapat berupa hewan ataupun manusia
atau kombinasi antara hewan dan manusia. ]ika peiamu tersebut
lebih dari sahl maka tubuh organisme hidup yang dipakai sebagai
tempat hidup yang utama disebut primary host, Dan yang kedua
disebut secondary host, demikian seterusnya.
Pengaturan alam seperti ini, yang maksudnya untuk menjamin
kelangsungan hidup suatu organism, temyata tidak menguntungkan
manusia. Karena dengan dipakainya tubuh manusia sebaga.i tempat
untuk melangsungkan sebagian dari siklus kehidupan tersebut,
dapat timbuJ penyakit. Telah sejak Iama manusia bemsaha menjaga
diri sehingga tubuhnya tidak sampai dipergunakan organism lairu
Dalam upayanya untuk menjaga diri, maka manusia berusaha
menyelidiki bagaimana caranya organism lain tersebut (bibit
penyakit atau agen) dapat masuk ke dalam tubulr_ Diharapkan
dengan telah diketahuinya cara masuk bibit penyakit tersebut, cara
untuk menghindarinya dapat dilakukan dengan mudah.
Berkat penelitian dan kerja keras, akhimya diketahui bahwa bibit
penyakit dapat masuk ke dalam tubuh, antara Iain karena di bawa
oleh beberapa jenis hewan. Secara kesehatan, hewan pembawa bibit
penyakit tersebut dinamakan vektor. Demikianlah karena iimu
pengetahuan manusia pada mulanya masih terbatas, maka sebelurn
tahun 1938 vang dianggap vektor hanyalah serangga. Vektor pada
waktu itu hanya diartikan serangga yang menggigit dan menghisap
Ririh Yudhastud | 1

RODENT
PENGENDALIAN VEKTOR DAN

penyakit yang
darah manusia saja (true vector)' Sedangkan ienis
insect bome drseases'
dituiarkan oleh true vector ini riinamakan
yang be rhasil

Pada saat

d,k

ini, berkat temoun-te"t"u'l baru

hanya
dapat menimbulkan penyakit tidak
secara
pula
atau hi-Jpan darah belaka' tetaPi daPat

;;; bth;a serangga

;;ilGfu
bibit penyakit. pada tubuh
mekanis, yaitu dengan menempelnya
i-tu.' telah diketahui-pula bahwa
ffig,;; i"?J*-i?i'r' J"i puau
yang bukan serangga, serta hewan

Iain dari arthropoda
penyakit
uduLur,g Lainnnva dapat' pula mendatangkan
baru ini' maka kini
oada manusia' Dengan temttan-teiuan
ialah
r"uii' r""s' saat ini vang disebut vektor
belakang (invertebrate)
arthropoda atau hewan udak bertulang
manusia dengan
menimbulkan penyakit infeksi pada
;;;;;B
dibav*,any.a pada manusia
ialan memindahkan bibit p..,y"iit yang
pada t'utii atauPun selaput. lender ataupun
'ffi;;l';il;
ditawa pada bahan makanan atau
*"*gsi;:;
'uri""-'u1r,"" uibii penyakit yang menditangkan penyakit bagi
lainnya,-,"ttingg"'
memPergunakan bahanmarusia yang mengkon"^tliyu atau
tersebut.
bahan
*"b-".i
segera dapat
p""i."ian vektor sebagaimana .IT8.1du' oleh
vektor ke
bahwu penutarun ptnyaidt yang dis€fabkan

;;;;?"r;
t;;Ift

ffi;d;;il;'1"r"f,

d.iketahui
cara'
manusia, dapat dibedakan atas dua

yaitu: ..
mekanik' disebut pula
Vektor mekanik yaitu oenularan iara
1)
^' .*-.rriurun
bibit penyakit
utau penyebaran pasif yakni pindahnya
vekior melalui bahan-bahan yang
J""s"Jiul;;'ollh.
makanan)'
manusra atau masyarakat (biasanya
I

tlipergunakan
dipergunakan (dikonsumsi)
dan iika bahan (makanan) tersebui
secara mekanik adalah
fi*ilhh ;""y;kit' co''tirt penularan
disebabLn kuman gram negative seperti
;;;;kt irrJ y*g yang
dibawa oleh lalat' Penularan secara
lJrilo.r"ttu thlphii
"r""LJfi
yang baru
*t"yu uauitt' i""gao mengosokkan tangan
untuk memlunuh dengan cara.melumatkan
iG"-"*'
pada selapui lendir (misal mata)'

vektor (misalnvt PittiA

dit^ TYll""k'"'tersebut
1t
selaput lendir ke dalam tubun'

*t'""*g) rlut p*i"tii"'"i'g

2)

bisa ria-suk melalui

pula
y"it' P";;i;;; Lara biolog' yang disebut
yatni fl"duhnyu bibi"t p-enyakit seperti
oenularan af.tif (ia"f
ai" *'r'"mbans biakhi dalam tubulr

Vektor biologi

ffi:ilffiJ^;;c

2 I niritr

Y"au"t"ti

-

Bab

t

Batasan dan Ruarg Urgkup

vektor nyamuk Atzopheles sp dan iika kebetulan vektor texsebut
mengigit manusia, maka plasmodium masuk ke dalam tubuh
manusi& sehingga timbulah penyakit yang dilenal dengan
penyakit malaria.

1.2 Arhropoda sebagai Vektor
Telah selak lama diketahui bahwa beberapa arthrryda (dalam
bahasa latin, arthrn = tuas, buku, segnen; podu = kaki) merupakan
hewan yang memiliki ciri kaki bemas, berbuku, atau bersegrnerl
Segmen tersebut juga terdapat pada hrbuhnya Tubuh arthropila
merupakan sirneki bilateral dan te.rgolong tripcblastik selcmata. Ciri
tubuh arthropoda meliputi ukuran, bentuk, stmktur, dan frmgsi

tubuh. Ukuran tubuh artlropada sangat beragam, beberapa

diantaranya memiliki panjang lebih dari 60 cm. namun kebanyakan
berukuran kecil. Begitu pula dengan bentuk arthropoda pun
beragam. Tubuh arthropoda bersegmen dengan iumlah segmen yang
bervariasi. Pada tiap segmen tubuh tersebut terdapat sepasang kaki
yang beruas. Segmen bergabung membentuk bagian tubufu yaitu

kaput ftepala), tonks (dada), dan

aWomen tp*ot).

Ciri lain dari arthropoda adalah adanya kutikuh keras

:/ang
membentuk rangka luar (dcsoskletml. Eksoskdetm tetsusrn dari kitin
yang di sekresikan oleh sel kulit. Eksosl*l*on melekat pada ku[t
membentuk perlindungan tubuh yang kual *sl.skel*on terdiri dari
lempengan-lempengan yang dihubungkan oleh ligamen yang
fleksibel dan lunak Eksoskeleton tidak dapt membesar mengikuti
pertumbuhan tubuh. Oleh karena itu, tahap pertumbuhan
arthropoda selalu diikuti dengan penplupasan eksmkekton lama
dan pembentukan eksoskeleton baru.
Arthropoda bemapas dengan insang, trakeo atau Fru-paru
buku. Sisa metabolisme berupa caban dikeluarkan oieh organ
ekskresi yang disebut saluran/tubula malpighi, keleniar elcskresi atau
keduanya. Sistem sirkulasi arthropoila bersifat terbuka. $stem
sirkulasi terdiri dari jantunp pembuluh damh pendek, dan ruang
disekitar organ tubuh yang disebut sinus atau hemosol. Darah
arthropoda disebut iaga hetttolimfa. Cara hidup artbqda sangat
beragam, ada yang hidup bebas, parasit, komensal, atau simbiotik.
Dilingl,ungan kita, sering dijumpai ke}ompok hewan ini, misalnya
nyamuk,lalat, semut, kupu-kupu, capungi belalanp; dan lebah.
Ririh Yudhastuti | 3

PENGENDALIAN

VEfiOR DAN RODENT

Penyebaran arthropoda sangat luas. Ada yalg di laut' P€raimn
tawar dan gurun pasir. Sistem reprod uksi arthropoda- umumnya
terjadi secara seksual. Namun ada iuga yang secara aseksual' vaitu
d"ngun partarogu rresb. Partongenesis adalah pembentukan- individu
yang dihasilkan
Uaro" t rr'pa mela]ui fertllisasi $;rnbuahan) lndividu
pada.arthropoda
bersilat steril. Organ reproduksi jantan dan betina
terpisah, masing-masing menghasilkan Samet Pada individu yang
berbeda sehingga bersifa t dirsers (bemmah dua)'
Arthropoda dapat menularkan penyakit ke- rnanusia. sehingga
terganggu kesehatarurya. Karena itulah, telah sejak lama diupayakan
p"fiug-J cara urtuk membunuh ataupun meniauhkan arthn:poda
iari hngkungan hidup manusia, sehingga Sangguan keseha tan yang

itimbulkannya dapat d ihindarkan.
paaa saai ni aengan kenuiuan ilmu pengetahuan dan teknologi'
telah diketahui banyJk cara untuk meigawasi arthropoda ' Pelbagai
penting
cara untuk ini perlu diketahli oleh petugas kesehatan' Yang
bagi
sehat
yang
artinya dalam rangka menciPtakan kehidupan

d

masyarakaL
'B"b"rup"

karena hewan tersebut
ienis arthtopoda perlu diatvasi
dap6t teri;feksi. bila hewan tersebut mengigit manusia, maka bibit
penyakt yang dikandtmgnla akan masuk ketubuh manusia"
sehingga Umb;bh penyakit' Sedangkan Pengawasan rodentia perlu
diadakan kcuali karena mungkin kena penyakit akibat gigitan
hewan tcsebut yang kebetulan terinfeksi. iuga karena pada tubuh
rodenfia bebeapa ieris arthropoda yang jika semPat menggigit
manusia dapat menimbulkan penyakit' Pengawasan arthropoda
malin bertarnbah pentinp iika diketahui pula hhwa beberapa ienis
dari heraran ini senang hidup di tempat kobr' Jika arthropoda
tersebut telah hinggap pa.da kotoran manusia kemudian hi^gpP
pula pada makanarr, maka bibit penyakit yang menempel pada
iubuh kaki atau bulu-bulu kaki hewan ini akan mencemari

makanan, sehingga menimbulkan Penyakit
mengkonsumsinya.

b"ti *dot i:ri,to6

bagi

)'ang

mtt topoaa diklasifikasikan menjadi 20 kelas

berdasarkan struktur tubuh dan kaki. Kelas yang paling umum
adalah, vaitu Kdas Amctmaideq Mviapda, Crustacea dan Insecta'

4 | Riritr Yudhastuti

Bab

1

Batasan dan Ruang Lingkup

Ditinjau dari sudut ilmu Kesehatan Lingkungan, kesemua kelas
dari arthropoda ini perlu dia*-asi, hanya sifatnya yang khusus, maka
pen I aw as an terhadap ins ekta lebih d ip rioritask an.
Karena pengaruhnya hrhadap kesehatan masyarakat. Kelas
dibagi lagi dalam ordo, famill genus dan spesies. pada Tabel 1
tertera daftar serangga yang termasuk parasit pada manusia. Baik
sebagai vektor, hospes perantara, penyebab kelainan atau yang
hidup sebagai parasit. sebagian besar serangga (arthropoda) tersebut
ada dilndonesia.

Ririh Yudhastuti | 5

PENGENDALIAN VEKTOR DAN RODENT

D*rPustaka

Achmadi, u.F., u)05. lvbnajemmPenlqkit Berbasis wilayah, ]akarta penerH
Buku Kompas

Armed Forces

kst

Marngr:rrcnt Board, zu6. Filttt Ftix, Technicar Guile

and Endoparasib. Universily of Souihampton
Aspoas BR 199I. compar:ative lficromorphology of third

Inshr Larvae and

the Breeding Biology of some Afrotropical Srrcofiragn (Dptera

Sarcophagidae). ?vkd sfld Vetsiner Entomol.i{a}; Bf 45
] & Crowe GA. 1991. Distribution of orientll ard

Alexandes fB. Ner^rton

(hrrran Cockroacls, Blatta oientalis and Blsttetta

germemia

(Dictyopera), in *re United Kingdom. Med, anrt Veteioner. Entwrd_:
s{a};395a@
Blacklock & southu,ell. 1966. A Guide to Human Parasitnlog,v (rev. Gav-ey!
ed-18. London: Lewis & Co.
Bsrnett GW, OrarensfM, Corrigan RlvL ]jE!2.Truman's Scientifc Guide To pa
Control Operations. Ed-.L USA Purdu University
Borrer DI, Triplelrcrn CA" Johrson NF. 1996. pengenalan Serangt
lT erj e nwhanj edA. J ok !r karta: Gaj a hrnada Uni ver si g tt es s.
cariaso BL 1990. An Introdudion To urban Pxt Management. Laguna: unirPhilipines.
Cahla S. 1991. The Biting Rab of Triabma infestans in Africa Med oi
V eterine r Entomology. 5(3): 35-333
cDC Malaria, 1974. Identification and Diagnosis of Parasites of publk
Heal*r Conernwww / / dfi,.cdc.gov/dpdx.HTir{Llmalaria.html
Center for Health ltotection, 20F. Myasis. Hongkong Department of
Heal*r.
Chin, J. ZfiA" Cantrol ol C-ommunicable Diseax manual (17* Editionl.
l,Vashingtoru American Public Health Asmciation,
Craid & Faus't. 1965. QinitalParasitalogy.Ed-17. Philadelphia: Lea & Febiger
Davey TI{. 1966. Blacklock&Soutkwell: A Gxide To HpanParsifclogv ed{
(revisxl). London: Lewis & Co
Department of Healtlu?O07. Parasitic Dise*ses. Center of Disea*
Control an d Preventive, Atlanta, Georgia. USA
210

|

nul

Yudhastuti

lndeks

[DepKes] De;.nrtemen Kesehatan 1987. Ekologi Vekbr dan BeberapaAspek
Perilaku. Jakarta Dit. Jen. PP & l?L. DepKeS RL jakarta
[t]epKes] Depar&m€n Kesetratan. 20(8. Pedoman Penanggul,angan Pes di
Indonesia. Jakarta: Sub. Direktorat Zoonosis.Dit len. PP & PLDepKes RI

[DepKe*] Departemen Kesehatan. X)05. Pedomeu Diagnow Paata l,aks*naan

Xasus Pe-nanggalangan LEtorpircsis

di

Indonesia- Jakata: Sub.

Direktorat Zoonosis. Dit. Jen. PP&PL DepKes RI

Eisen, L., and B.]. Beaty. 2008. Innovative decision support and vector

Controlderrgue. In Yedor-borne ihsa=qc,:
under *tnnding the eno ir$nmental, hu:maw lv alth and ecolagicaluunetionsWashingtnq DC: The National Acadernies PressEisen, L., and RJ. Eiseru SS7. Need for improved rretrods to collect ard
present spatial Epideniologicdata for vector- borne disases

control appnraches

b

Emer gin g }nf ectious Di seases 13 fl 2):1815-1 820
Eisen, nJ., n.S. Lane, C.L. Fritz, and L. Eisen 2005. Spatial paterns of L)rme

disease xisk

in Califomia based sn disase irriderre data

arxl

rrodeling of vector-tick exposrrre. Anrcican Journal of Tropical
Medicine ard Hy giere 7 5 {$:$9 47 6
F:aust EC, Russell PF. 1%4. Craig E Eaust's; Qinial Parasitology. Lea &
Febiger. Philadelphia. LJSA
Frankel S, Reitman, Sonnenwirth AC' 1970. Gradwahl'S

Ainisl

l^aboratory

Metlads Attd Diagnoss. Vol-Z Mo$y Company. Saint Louis
Eldridge BF & Edman 2000. Medical Entomolory, A Texbook on Public arul

Veteriner Problems Caused bv ArthroPods. Ne*rerlard: Kluwer

Academic
Gandahusada. S; Herry

D. Ilahudedan Wita Pribadi. T03' Pa:adtologi

Kedokteran. Fakultas Kedokteran Universitas Indoresia
Gunaw-a& S, 2000. Epideniologi Malaia, Pabgenxis, M$nifetasi Klinis dan
P enan gatun. ]aka rta: Penerbit Buk u Kedokteran EGC
Harijanto. P.N, 20m. Epidemiologi, Fatogenesis, Madfestasi Klinis dan
Penanganan Malaria. |aka*a: Penerbit Buku Kedokteran, KG
Hemingway, J", B.I. Beaty, M. Rowlrrd, T.W. Scotg aruC B.L. Sharp. 2005.

The InnovativeVector Conhol Corsortium: irproved control of

mosquito-bome disease
Goldsmith R & Heyrreman D. 1S9. Tropical Medicine and PaasitoloryAppleton & Lange. USA
rlart T & Slrears P.$q7. Atlas Berwarna Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta
Hipokrabs
Flarwood RF, James MT.1979. Entomolory In Human And Animal HealthEd-7.ldacmilan. USA

RirihYurlhastuti 1211

PENGENOALIAN VEKTOR DAN RODENT

Hemingway, J" B. r. B€aty, M. Rowland. T. W. Scot! and B.L. Sharp. 2(l5.

Tt€ Irmovative Vector Control Con$rtium: improved conhol of

mo6quito-bome disease
HunEr-Fry-SwaEwelder, 19D. A. Manual of Tropical Medicine, 3rd Ed, WB
Saunders Company. Philadelphia
IOlvl 206. Ensuring an infectious diease workforce: education and tsaining
needs for the 2lstcenury. WashingtorL DC The National Academies
Prcss

(Institub of Medicine) 2007. Global Infectious Diseases Surveillance
anl Detection; Assessing ttx: Challenges-Finding SolutionE
Washington, DC: The Academic Pres
Jur*a Karbrydrg and Tranakchit Harinasutb (Editor) 1992. Handbook of
IOII$I

Antiparasiticdrug. Bangkok Ruamtasana. Co.Ltd.
Kusnoputmrrto H. 1986- Perqgendaban vector DalamPengantar Kesehdan
Lingkungan. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Jakarta Universitas
Indonesia

McCanless K. 2008. Oriental oclrorh, BlataorienhliCinneaus (lnseda
BlaEodealattidae). Univ. Florida. http:/ /mtomology.i{as.ufl.edu/

crcdurcs

Mukom, HJ- 2m0. Prirsip Dasar Kesehatan Lingkungan

Sumbaya:

Pres
Naumann ID. 1994. Sysematic and Applial Entomology. Melbourne
Australia: Melbourrr University Press
Nobel ER 1964. Parasitology* Ttre Biologv Of Animal Parasites. Ed-2.
Airlar gga Universitv

Philladephia: Lea & Febiger.
Piekarsk i G. 187. Medical Parasitology.BrandstetterDruckerei
KG. WisbdeL Germany.

GmbH & Co.

Prianb J, Tiahaya PU, Darwanto. 194. Atlas Parasitologi Kedokbral
Jakarta: Cramedia
Read CP. 1972 Animal Pansitisn. New Delhi:

hivate Limited
Redrcigl, |.E. and Nanry A Reclrigl.2000. Irsect Pest lvlanaSem€nt
Technique forEnvironmental Protection Ann Arbor. Ites Che.lsea
Michigan. USA.
Bichard Hunt, 2004- Artrropods, Parasitologv Chapter Seven, Microbiolory
and Immurology on-line, University of South Caroline, School of
Medicine.

Rozndaal- A- hrL 1997. Vector Control lor Use by irulividual and
Comunities. WHO. Geneva
Russell PF, West L, Manwell RD, MmDonald G. 1963. I'ractical Malariology.
Ed-2. O:rford Univ. USA

Short JE & Edwards 'lP. 7991. Reproductive Developmenta.l
Biology of the Oriental Cockroach Blastta orientalis (Dictyoptera).
Med. And Veteriner Entomol. 5(4): 38$394.
212 lnitil v"au"t"ti

lndeks

KS, D€ni:ota Al, and Kitpahick rq. 20G. Reduced
Abudarre of
I Ortryl)oesscapularis
(Acad: Ixodida) and ther Tick
I
6rymmipterJ"incirriaa)
II
lfl:.,::Ip.!ry:lf!ri
lcdrtion of WhiE_Taited Deer.J. Med. Eniomol. 4}(fl: (r'r245?- wth
I tarley rr{l, O.f. Sparting, MA Ftanbulg, D.A Rehan, E.R CMfms arut A

I

..r"*r- noni

b-Jlrn*a.g

Dtseaes
rhe
,rm.r.' Human
Health, erd Ecological Corurectiqns. trnstitute
"."::IoTentat_
ot
Medicing of The

}11..l-

I
I

990: EnF

plgg,

I *dnb. ]
l- l horms Stickland G,

National Acad€nxrk
Kedokreran. E€. 5rrru6ur. InConesia

1991. Tropical medicire. Sevedh Edition,
New
W.n saunders Company

I

york

t"*l:!*
M..
Edman fD, Mu ens BA, and Ctak
JM. 203. In
"-oo:-.K,
,:
of Ped icu uh u ma n r.rsca pitis (Anoplura
I
::::
Y
.ulT..
Yring
l.edicutidae). J. Med. Ernomol. il(5):62&635
I
IUpbn S), 2001. Perliculosis niobgy bivision. Kansas Srate. Univ€rsity,
Uatranan. XS
I
I

I

I

Upon,Sl,.ZmS. Animal parasitology.

I

paaitology tabcnabry, Kamas
State.

Uruversity, Mahattarl IrS
*U,*I". tly, *t._Faurc Matesians.Guide To The pesr OrthopEra
Of The
J
,*TMd"yun Region. Nerherlands: Bakhuys publisha
L......
Williams 8., 1991. Indicator of sexual lvhtrnation arrt
Regression

JI

I

lernale

C-at Flea. Ctenocephalides

sB):361326

W.o_rfa_ffea

lth Gganizatiorl

IIfWHOl-Flealth. Geneva

felb. IVhd. arrJ

lg2.

Veidrs

in the
Ertomol.

yqjt(,- ContrDl In frternatiorul

Organizarion. 1991. Basic Labtratory Metlnds
in
-W.".la_ffohh
pecitobgy.
Medicat
WHO publ. C.,ereve
I
TWHOI World Health Organiza lion. lC7B. parasitic Zoornss WHO.

IwWiOI
I

I

\fJEVa
Wr1g.

lfwHOl

DorrE

Hgth Orgarizdior.

virat

1985. Arthoropod-bome

Llisea6es, WHO technical Report Serieq,

md Rod€nt
No 7l9. World

Health Gganization
[WHO]
for Use
{or.! .lealth O4ganization. 1997. Vecor Control, Methods
By Individuals Ard Communities. Ergland;
Alden ftres
IWHOI
Ao.* Ots€s, cexreva
rydg Healrh Organizat ior- 2fi7.

i"*.

switzqhq :WHO hno:.//www whoint/in

lEli/dsk/vecto(s/
vectrr/en/indexhtnrl.
Yudhastuti. 2005. perumusan Indeks Ungkungan
Untuk prcdiksi
Peningkatan Kaus Malaria. Disertasi irogn"m
Dottor. Universitas
Airlanesa Surabava

Ririh Yudhs*uti | 213