SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN BAWANG MERAH

SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN BAWANG MERAH

  

Ginanjar Wiro Sasmito

  D3 Teknik Komputer, Politeknik Harapan Bersama Jln. Dewi Sartika no. 71 Tegal 52116

  Telp/Fax (0283) 352000

  

E-mail

ABSTRAK

  

Salah satu kendala melakukan budidaya tanaman bawang merah adalah dalam mengatasi hama dan

penyakit. Serangan hama dan penyakit dapat menurunkan produktivitas dan bahkan menyebabkan

gagal panen yang berpengaruh terhadap salah satu sumber devisa negara. Oleh karena itu

pendiagnosaan terhadap hama dan penyakit harus dilakukan dengan cepat dan akurat. Sistem pakar

dihadirkan sebagai pilihan kedua setelah pakar dalam melayani konsultasi. Dengan menggunakan

teknik inferensi forward chaining dan metode pendekatan rule base reasoning, aplikasi sistem pakar

digunakan untuk mendiagnosa hama dan penyakit yang dapat memberikan solusi berdasarkan gejala-

gejala yang ada, dilengkapi dengan keterangan dibuat guna mempercepat pendiagnosaan. Aplikasi

sistem pakar untuk diagnosa hama dan penyakit bawang merah juga dapat memasyarakatkan

pengetahuan dan pengalaman seorang pakar mengenai cara diagnosa hama dan penyakit pada bawang

merah.

  

Kata kunci : sistem pakar, forward chaining, rule base reasoning, hama dan penyakit tanaman

bawang merah

  PENDAHULUAN

  Indonesia merupakan salah satu negara agraris yang memiliki kekayaan alam yang melimpah, diantaranya adalah keanekaragaman hayatinya, baik tanaman maupun hewan. Salah satu contoh tanaman yang sangat familiar di Indonesia adalah bawang merah. Di Indonesia Bawang Merah lebih banyak di budidayakan, tetapi bila dilihat dari hasilnya masih belum memuaskan. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya adalah teknik budidaya, kondisi lingkungan serta gangguan hama dan penyakit. Dari ketiga faktor tersebut yang sampai sekarang menjadi masalah adalah gangguan hama dan penyakit (Wibowo, 1991).

  Mendiagnosa hama dan penyakit pada tanaman bawang merah memang haruslah secepat dan seakurat mungkin, dikarenakan hama dan penyakit pada bawang merah dapat dengan cepat menyebar dan menyerang keseluruh lahan yang ditanami bawang merah hingga menyebabkan kematian dan bahkan gagal panen.

  Dengan meluasnya teknologi komputer di kalangan masyarakat, tentu saja akan mendorong pemanfaatan teknologi informasi yang sudah maju untuk membantu dalam bidang . pertanian khususnya bagi petani bawang merah

  Oleh karena itu dengan sebuah aplikasi sistem pakar diagnosa hama dan penyakit tanaman bawang merah dibuat guna dijadikan sebagai sarana untuk konsultasi, sarana pembelajaran serta dapat dijadikan sebagai alat bantu (tool) bagi seorang pakar dalam mendiagnosa dan mensosialisasikan jenis hama dan penyakit tanaman hortikultura tersebut. Dengan aplikasi sistem pakar tersebut pula sebuah Kelompok Tani dapat dengan mudah membantu para petani yang tengah mengalami permasalahan mengenai hama dan penyakit tanaman bawang merah beserta solusi terbaik yang harus ditempuh tanpa bergantung sepenuhnya terhadap seorang pakar serta dapat berbagi informasi atau pengetahuan antar sesama petani berdasarkan atas sistem tersebut.

  Teknik inferensi forward chaining di terapkan karena data dan fakta dalam melakukan proses penelitian telah didapatkan, dan dari data atau fakta tersebut dapat dibuat sebuah sistem yang akan memberikan sebuah konklusi atau solusi berdasarkan atas sekumpulan data dan fakta tersebut. Dengan menggunakan teknik inferensi ini pula peluang dalam mendapatkan suatu konklusi yang lebih spesifik dapat dengan mudah didapatkan (Baur & Pigford, 1990).

  Metode pendekatan berbasis aturan yang memiliki pola if-then pada basis pengetahuan dalam pendiagnosaan pada aplikasi sistem pakar ini pula, pakar dengan kinerjanya dapat menyelesaikan masalah tersebut secara berurutan. Dengan metode pendekatan itu pula rule-rule yang telah dihasilkan dapat dikaji ulang oleh pakar untuk dapat diperbaiki atau dimodifikasi guna mendapatkan hasil yang lebih baik. Disamping itu, metode ini juga digunakan apabila dibutuhkan penjelasan tentang jejak (langkah-langkah) dalam mendapatkan suatu pencapaian solusi (Ignizio, 1991) atau langkah-langkah mengenai pencapaian terhadap hasil suatu pendiagnosaan terhadap hama dan penyakit tanaman bawang merah.

  Dengan pemanfaatan komputer yang terdapat aplikasi sistem pakar di kantor kelurahan, KUD atau kelompok petani, laboratorium pertanian dan Dinas Pertanian maka aplikasi sistem pakar dapat digunakan untuk mengetahui jenis hama, jenis penyakit, gejala-gejala dan pencegahan atau solusi yang menyerang tanaman bawang merah secara dini.

TINJAUAN PUSTAKA

  Aygun Alasgarova dan Leyla Muradkhanli (Alasgarova & Leyla, 2008) menerapkan sistem pakar untuk memecahkan suatu permasalah dan membuat keputusan dalam lingkup perekonomian. Penelitian ini menggunakan pola if-then berbasis aturan dalam melakukan metode pendekatan pada basis pengetahuan. Dalam penelitian ini telah dianalisa bagaimana aspek keuntungan dalam menggunakan sistem pakar untuk proses membuat keputusan. Pada penelitian ini pula telah ditemukan bahwa sistem cerdas memiliki kinerja untuk melakukan beberapa evaluasi yang paling cepat dalam mengambil sampai menghitung ketidakpastian pada keadaan sebenarnya dengan menggunakan metode fuzzy logic.

  Harutoshi Ogai dkk (Ogai dkk, 1990), telah menerapkan aplikasi sistem pakar untuk mendapatkan hasil pendagnosaan yang berkualitas terhadap lapisan kaca pada baja silikon. Dengan menggunakan pola if-then penelitian ini juga didukung oleh sebuah workstation dan on-line quality

  

control system . Namun kualitas diagnosa pada kaca film juga dapat direpresentasikan pada sebuah

  tabel, sehingga knowledge dengan mudah dapat di modifikasi ataupun di verifikasi pada saat off-

  

line . Hasil inferensi sebuah sistem pakar ditampilkan pada layar sentuh sensitif ( touch-sensitive)

berupa interface antara mesin dan pengguna dengan operasi yang sederhana.

  Shikhar Kr. Sarma dkk (Kr. Sarma Shikhar dkk) telah meneliti dan menerapkan sistem pakar yang dapat digunakan pada area pertanian, yakni dengan membuat suatu aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit pada tanaman padi, aplikasi sistem pakar di buat dengan menggunakan Prolog yang berbasis ESTA (Expert System Text Animation). Awalnya sistem ini dibuat dengan mengumpulkan gejala penyakit pada tanaman padi yang terlihat tidak subur menurut pakar pertanian, pakar ilmu penyakit tanaman dan literatur serta pengetahuan yang diperoleh untuk pembuatan dan pengembangan sistem pakar, kemudian sistem mengintegrasikan sebuah struktur basis pengetahuan yang berisi pengetahuan tentang gejala dan obat pada penyakit tanaman padi yang nampak tidak subur, setelah proses integrasi selesai, hasil sebuah keputusan di kaji ulang oleh pakar dengan melakukan validasi data.

  Riska Dewi dan Antonius Hendrik (Hendrik & Riskadewi, 2005) telah menerapkan sebuah sistem pakar forward chaining berbasis aturan pada status penerbangan, sistem pakar pengawas status penerbangan dibuat untuk membantu memberikan interpretasi dalam pengawasan status pesawat. Sistem tersebut akan memberikan peringatan dan rekomendasi berdasarkan prediksi sistem terhadap hasil downlink status pesawat, maka dalam hal ini aplikasi simulasi dibuat untuk mengatasi masalah tentang bertambahnya kompleksitas sistem pesawat modern berteknologi tinggi sehingga dapat membantu pilot pesawat dalam meningkatkan kemudahan penggunaan teknologi yang komplek.

  ANALISA DAN PERANCANGAN Analisa Sistem

  Pada tahap ini Knowledge Engineer menentukan karakteristik penting dari permasalahan yang dikaji. Beberapa hal yang dilakukan Knowledge Engineer pada tahap ini adalah memilih pakar, mendiskusikan dengan pakar mengenai jenis hama dan penyakit bawang merah secara umum dan menentukan masalah hama dan penyakit bawang merah yang datanya akan dimasukkan ke sebuah aplikasi sistem pakar.

  Teknik inferensi forward chaining digunakan dalam melakukan teknik pencarian dikarenakan pencarian dilakukan dengan menggunakan rules yang premisnya cocok dengan fakta yang diketahui tersebut untuk memperoleh fakta baru dan melanjutkan proses hingga goal dicapai atau hingga sudah tidak ada rules lagi yang premisnya cocok dengan fakta yang diketahui maupun fakta yang diperoleh. Forward Chaining merupakan suatu penalaran yang dimulai dari fakta untuk mendapatkan kesimpulan (conclusion) dari fakta tersebut (Giarratano and Riley, 2005).

  Dengan metode pendekatan berbasis aturan (Rule Base Reasoning) pada knowledge base yang menggunakan pola if-then akan memberikan banyak kemudahan dikarenakan bentuk ini digunakan apabila knowledge engineer telah memiliki sejumlah pengetahuan pakar pada suatu permasalahan tertentu dan pakar dapat menyelesaikan masalah tersebut secara berurutan.

  Berdasarkan teknik inferensi dan metode pendekatan yang digunakan maka mesin inferensi struktur pengetahuan dapat dilihat pada gambar sebagai berikut :

  KOMPUTER Inferencing Knowledge

  Base (Basis Capability Solusi dan keterangan tanaman pengetahuan) (Teknik Gejala Tanaman Bawang Merah yang bawang merah yang terserang hama pelacakan)

  Terserang Hama dan Penyakit dan penyakit

Gambar 3.1. Mesin inferensi struktur pengetahuan diagnosa hama dan penyakit tanaman bawang merah

  Analisa dan Perancangan Aplikasi

  Tahapan dalam pembuatan aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosa hama dan penyakit bawang merah adalah sebagai berikut : a.

  Peneliti memilih sub bidang kepakaran dibidang pertanian (hama dan penyakit tanaman bawang merah), kemudian hasilnya didokumentasikan dan dituangkan ke dalam basis pengetahuan (knowledge base).

  b.

  Basis pengetahuan (knowledge base) akan selalu berkembang dan bertambah jumlahnya sampai menyerupai kepakaran manusia sesungguhnya, sehingga harus selalu diupdate oleh knowledge .

  engineer c.

  Knowledge engineer berusaha memperoleh pengetahuan dari seorang pakar dan dari literatur - literatur lain baik berupa buku, jurnal, artikel maupun pengetahuan apa saja yang selama ini dikonsultasikan atau diminta informasi kepakarannya.

  d.

  Pemilihan metode penalaran/inferensi proses yang sesuai untuk menyederhanakan aturan-aturan (rules) yang digunakan untuk mengambil kesimpulan.

  e.

  Gabungan antara alat dan pembangun sistem pakar dengan knowledge base akan menghasilkan

  

software sistem pakar yang dapat mendiagnosa hama dan penyakit bawang merah berdasarkan

  gejala-gejala yang ada disertai dengan solusi dan beberapa keterangan mengenai hama dan penyakit bawang merah yang dapat digunakan setelah di uji validasinya oleh pakar. Penyusunan representasi pengetahuan yang menggunakan tabel keputusan (decision tree) serta penggunaan kaidah produksi pada sebuah aplikasi sistem pakar akan memberikan keuntungan pada berbagai aspek yaitu memodifikasi baik perubahan data, penambahan data atau penghapusan data.

METODE PENELITIAN

  Metode penelitian aplikasi sistem pakar pendiagnosis hama dan penyakit tanaman bawang merah dan cabai ini dikembangkan dengan metode Rekayasa Sistem Berbasis Komputer berdasarkan prinsip-prinsip Siklus Pengembangan Sistem Pakar atau ESDLC (Expert System

  

Development Life Cycle ). ESDLC terdiri dari perencanaan (planning), akuisisi pengetahuan

(knowledge acquisition), implementasi (coding), evaluasi (evaluating) (Turban & Aronson, 2001).

  • Definisi Masalah - Kebutuhan Sistem - Evaluasi Solusi Alternatif - Verifikasi Pendekatan Sistem Pakar - Studi Literatur
  • Konseptualisasi Rancangan dan Desain - Membangun Strategi Pengembangan -

    Membentuk Materi Pengetahuan (Buku, artikel,

    jurnal, pakar)

  • Representasi pengetahuan
  • Merancang basis pengetahuan
  • Merancang mesin pelacakan
  • Penulisan program
  • Instalasi, demo, implementasi sistem

  • Keamanan - Dokumentasi - Integrasi dan pengujian kasus
  • Penerimaan oleh pengguna
  • Pengujian sistem
  • Verifikasi kinerja sistem
  • Operasionalisasi - Perawatan/pemeliharaan sistem
  • Evaluasi sistem secara berkala

Gambar 4.1. ESDLC (Turban & Aronson, 2001)

  Dengan menggunakan bahasa pemrograman Borland Delphi dan database Paradox, aplikasi sistem pakar diagnosa hama dan penyakit tanaman bawang merah yang menggunakan teknik inferensi forward chaining dan pendekatan berbasis aturan telah berhasil dibuat.

  5.1. Layout Aplikasi Sistem Pakar

Gambar 5.1. Form log inGambar 5.2. Form menu utamaGambar 5.3. Form menu diagnosa

  Tahap II Akuisisi Pengetahuan Tahap I Perencanaan

  Tahap III Implementasi Tahap IV Evaluasi

HASIL DAN IMPLEMENTASI

  Dengan mengacu pada tujuan penelitian yaitu membuat aplikasi sistem pakar diagnosa hama dan penyakit tanaman bawang merah, maka diperlukan tahapan-tahapan dalam melakukan implementasi dan evaluasi terhadap sistem sesuai dengan metode yang digunakan dalam penelitian, yaitu ESDLC (Expert System Development Life Cycle). Tahapan-tahapan tersebut juga dapat dijadikan tolak ukur dalam menilai keberhasilan penelitian ini.

1. Implementasi Sistem 1.1.

  Penulisan program Pembuatan program dilakukan sesuai dengan perancangan dan desain yang telah dibuat sebelumnya. Program juga dibuat agar mudah dalam melakukan penyandian terhadap pengetahuan- pengetahuan yang terdapat dalam knowledge base dengan menggunakan pendekatan berbasis aturan (rule base reasoning) dan forward chaining sebagai teknik inferensinya.

  1.2. Instalasi, Penerapan Sistem dan Training Instalasi program dilakukan pada salah satu tempat praktek (tempat penelitian) disertai dengan melakukan demo dihadapan dua orang pakar yang pengetahuannya telah diakuisisi dan beberapa orang dari salah satu kelompok tani di Kabupaten Brebes, kemudian dilanjutkan dengan penerapan sistem serta training kepada salah satu pegawai Dinas Pertanian Tanaman Pangan Dan Hortikultura Kabupaten Brebes yang ditunjuk sebagai Administrator.

  1.3. Keamanan Sistem Komputer Keamanan sistem komputer harus memenuhi beberapa aspek agar data dapat terlindungi dari orang yang tidak berhak menggunakan, sehingga mencegah penyisipan dan penghapusan data

  (manipulasi data dari luar sepengetahuan yang berhak), diantaranya (Ariyus, 2006): 1.

  Confidentiality : Usaha untuk menjaga informasi dari orang-orang yang tidak berhak mengakses.

  2. Privacy : merupakan lebih kearah data-data yang sifatnya privat (pribadi).

  3. Integrity : Bahwa informasi tidak boleh diubah tanpa seizin pemilik informasi.

  4. Authentication : Berhubungan dengan metode atau cara untuk menyatakan bahwa informasi betul-betul asli dan tidak ada yang bisa merubah jika tidak memiliki hak untuk merubah.

  5. Availability : Berhubungan dengan ketersediaan data dan informasi ketika dibutuhkan.

  6. Access control : Aspek ini berhubungan dengan cara pengaturan akses kepada informasi.

  Keamanan aplikasi sistem pakar yang telah dihasilkan pada penelitian ini telah memenuhi beberapa aspek tersebut, karena aplikasi telah dilengkapi dengan pengisian user id dan password (yang telah teregistrasi oleh Administrator) sebelum menggunakannya, aplikasi juga akan menghentikan prosesnya jika dalam pengisian user id dan password terjadi kesalahan sampai tiga kali.

1.4. Dokumentasi

  Dokumentasi digunakan untuk mengarsip data-data pada aplikasi tersebut agar ketika terjadi kerusakan pada data dan sistem masih ada file cadangan yang tersedia, pendokumentasian dilakukan dengan : 1.

  Dokumentasi terhadap sistem, yaitu dengan menyimpan file asli sistem (yang belum terinstall) pada drive lain atau pada piringan CD.

2. Dokumentasi terhadap hasil diagnosa, yaitu dengan mencetak hasil diagnosa yang telah dilakukan.

  1.5. Integrasi Pengujian integrasi adalah teknik untuk mengkontruksi struktur pogram dengan melakukan pengujian untuk mengungkap kesalahan sehubungan dengan menggabungkan modul- modul secara bersama-sama. Integrasi dilakukan dengan pendekatan top-down terhadap struktur program. Modul diintegrasikan dengan menggerakkan ke bawah melalui hirarki kontrol yang dimulai dari modul menu utama. Kemudian sub program terhadap menu utama digabungkan ke dalam struktur dengan cara depth-first.

  1.6. Pengujian Kasus Pada saat aplikasi Sistem Pakar Pendiagnosis Hama dan Penyakit Tanaman Bawang Merah dijalankan, maka yang muncul pertama kali adalah tampilan login. Pemakai yang diberi hak akses untuk login adalah level Administrator dan level User yakni dengan memasukkan Nama Pengguna dan Kata Sandi. Terdapat 3 Pengujian dalam pengujian kasus, yaitu : Pengujian setiap menu pada aplikasi, pengujian proses tanya jawab dan pengujian modifikasi terhadap basis pengetahuan.

2. Evaluasi 2.1.

  Pengujian Sistem Pengujian sistem merupakan elemen kritis dari jaminan kualitas perangkat lunak dan merepresentasikan kajian pokok dari spesifikasi, desain dan pengkodean. Dalam penelitian ini pengujian sistem dilakukan dengan melakukan pengujian black-box terhadap semua fungsi dalam aplikasi, salah satunya pengujian black-box menu Log-In sebagai berikut :

Tabel 5.1. Penjelasan Pengujian Black-Box Menu Log In field input output keterangan

  Username & Null (gb 1) Error message (gb 2) Ditolak password Username & Data != db (gb 3) Error message (gb 4) Ditolak password Username & Alphanumerik,data=db Valid (gb 5) Diterima password

  Gb 1 Gb 2 Gb 3 Gb 4

  Gb 5

Gambar 5.4. Pengujian Black Box Menu Log In 2.2.

  Verifikasi Kinerja Sistem Verifikasi kinerja sistem merupakan aspek validasi sistem pakar yang menyatakan sejauh mana peranan sistem pakar dapat diterapkan dalam menyelesaikan permasalahan. Verifikasi kinerja sistem dilakukan dengan melakukan pengujian terhadap hasil pendiagnosaan dengan cara membandingkan hasil diagnosa pakar dengan aplikasi sistem pakar dan melakukan evaluasi sistem dengan cara membagikan kuisioner kepada pakar dan pengguna aplikasi sistem pakar.

2.3. Evaluasi Sistem

  Tujuan evaluasi sistem adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil dari aplikasi sistem pakar bermanfaat dan untuk menjamin bahwa sistem baru dapat memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan. Untuk itu dilakukan tes menggunakan kuisioner yang terdiri dari 10 responden yaitu 2 orang pakar, 6 orang petani dari Kelompok Tani Bahagia I Desa Banjaratma, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes dan 2 masyarakat umum.

  Kuisioner berisi 6 kelompok pertanyaan (I, II, III, IV, V, VI) yang masing-masing kelompok berisi 3 pertanyaan, sehingga pertanyaan yang harus dijawab responden sebanyak 18 buah dengan pilihan a. setuju, b. ragu-ragu atau c. tidak setuju.

  1. : User Friendly atau kemudahan dalam penggunaan Kelompok I

  2. : Meningkatkan dan menambah pengetahuan Kelompok II

  3. : Mempermudah dan mempercepat diagnosa Kelompok III 4.

  Kelompok IV : Dapat digunakan sebagai sistem pembelajaran 5. : Dapat dan mudah dikembangkan bila ada pengetahuan baru

  Kelompok V 6. : Jawaban sesuai dengan pertanyaan yang ada. Kelompok VI

Tabel 5.2. Hasil Kuisioner terhadap Evaluasi Sistem

  Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan Kelompok I Kelompok II Kelompok III Kelompok IV Kelompok V Kelompok VI Responden 1 a a b a a a Responden II a a a b a a Responden III a a a a b a Responden IV b a b a a a Responden V a b b a a a Responden VI a a a b a a Responden VII b a c a a a RespondenVIII b a a a b b Responden IX a a a a b a Responden X a b a a a b Setuju (%) 70% 80% 60% 80% 70% 80% Ragu-ragu (%) 30% 20% 30% 20% 30% 20% Tidak Setuju (%)

  • 10% - -

  Berdasarkan tahapan evaluasi dalam ESDLC (Expert System Development Life Cycle), maka dengan mengacu pada pada Tabel 4.7. dapat diambil suatu kesimpulan bahwa sistem yang telah dihasilkan dalam penelitian ini dapat bermanfaat guna proses pendiagnosaan hama dan penyakit tanaman bawang merah serta telah sesuai dengan apa yang telah diharapkan.

2.4. Operasionalisasi dan Pemeliharaan Sistem

  Operasionalisasi dilakukan di salah satu tempat penelitian yaitu di Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Brebes dan selanjutnya dilakukan di Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit Pemalang serta di berbagai tempat kelompok tani dengan cara menerapkan aplikasi sistem pakar tersebut pada perangkat keras komputer. Sedangkan pemeliharaan sistem dilakukan dengan pemeriksaan periodik terhadap data (knowledge) pada aplikasi tersebut, namun dikarenakan keterbatasan waktu maka penelitian tidak sampai pada pemeliharaan sistem.

  KESIMPULAN

  Kesimpulan dari Sistem Pakar untuk mendiagnosa hama dan penyakit pada tanaman bawang merah sebagai berikut :

  1. Aplikasi sistem pakar ini dapat mendiagnosa hama dan penyakit pada tanaman bawang merah beserta solusinya berdasarkan gejala - gejala yang ada.

  2. Sistem Pakar pendiagnosa hama dan penyakit pada tanaman bawang merah ini dapat melakukan pencarian jenis hama dan penyakit beserta keterangan dan solusinya dengan cepat dan efesien dengan memilih gejala - gejala yang ada pada sistem tersebut.

  3. Sistem pakar ini juga bisa digunakan sebagai alternatif lain dalam mendiagnosa hama dan penyakit pada tanaman bawang merah.

  4. Sistem pakar ini juga dapat memasyarakatkan pengetahuan, pemahaman dan pengalaman dari seorang pakar mengenai pendiagnosaan hama dan penyakit pada tanaman bawang merah.

  PUSTAKA

  Agus M, Alam, Menjadi Mahir Tanpa Guru Dengan Borland Delphi 7.0, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2001

  Alasgarova, Aygun & Leyla Muradkhanli. 2008. Expert System For Decision Making Problem In Economics. International Journal "Information Technologies and Knowledge. Ariyus, Dony.2006.Computer Security, Edisi 1. Yogyakarta:Andi. Baur Gregory R. & Pigford D.V. 1990. Expert System For Business : Concept and Implementations , Boyd & Fraser Publishing Company, Boston-USA. Bultman, Arne; Kuipers, Joris; van Harmelen, Frank. 2000, Maintenance of KBS's by Domain Experts , The Holy Grail in Practice. Durkin, Jhon. 1994. Expert System Design and Development. Prentice Hall International, New Jersey. Giarattano, Joseph, Riley, Gary. 2005, Expert Systems Principles and Programming, Boston : PWS-KENT Publishing Company. Hendrik Antonius & Riskadewi. 2005. Penerapan Sistem Pakar Forward Chaining Berbasis Aturan Pada Pengawasan Status Penerbangan.

  INTEGRAL, Vol. 10 No. 3, Bandung : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Katholik Parahyangan. Ignizio, James P. 1991. Introduction To Expert Systems : The Development and Implementation of Rule Based Expert System. McGraw-Hill International Editions. Kr. Sarma Shikhar, Kh. Robimdro Singh & Abhijeet Singh. An Expert System for diagnosis of

  International Journal of Artificial Intelligence, Volume 1, Issue 1. India : diseases in Rice Plant. Department of Computer Science, Gauhati University.

  Kusumadewi, Sri.Artificial Intelligence(Teknik dan Aplikasinya). Graha Ilmu. Yogyakarta.2003 McLeod, Raymond.Jr. 1995. Management Information System. Sixth Edition. Prentice Hall.Inc, New Jersey.

  OGAI Harutoshi, Takatugu UEYAMA, Hiroshi SATO, Yoichi MISHIMA dan Shinichi ITONAGA. 1990. An Expert System For Quality Diagnosis of Glass Films on Silicon Steels. Volume 30 Nomor 2. ISIJ International. Turban, Efraim, E Aronson.2001. Decision Support Systems and Intelligence System. Sixth Edition. Pearson Education, New Jersey. Wibowo. 1999. Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Penting Pada Tanaman Hortikultura. Jakarta, Subdirektorat PHT Holtikultura, Direktorat Bina Perlindungan Tanaman.