Efektivitas antibakteri ekstrak metanol batang pisang Mauli (Musa acuminata) dan povidone iodine 10 terhadap Streptococcus mutans
Vol. 63, No. 3, September-Desember 2014 | Hal. 78-83 | ISSN 0024-9548
Efektivitas antibakteri ekstrak metanol batang
pisang Mauli (Musa acuminata) dan povidone iodine
10% terhadap Streptococcus mutans
(Antibacterial effectivity of methanol extract from Mauli banana stem (Musa
acuminata) and 10% povidone iodine against Streptococcus mutans)
Muhammad Alfi an Noor dan Maharani Laillyza Apriasari Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin - Indonesia
Korespondensi (correspondence): Muhammad Alfi an Noor, Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat,
Jl. Veteran 128 B Banjarmasin, Kalsel, email: muhammadalfi [email protected] ABSTRACTBackground: Mauli banana is South Kalimantan’s native banana variety. Empirically, North riverbank inhabitants have been
using mauli stem as a wound healing medicine. Reseach of Fadhilah stated that mauli stem 6,25%, 12,5%, and 25% methanol
extract have antibacterial activities against Streptococcus mutans. The study was also supported by reseach of Apriasari and
Carabelly showed that mauli stem 80% methanol extract has antibacterial e ff ect against Streptococcus mutans. Currently, people
are still using gold standard of Povidone iodine to diminish Streptococcus mutans colonies, but the medicine itself has a number of
side e ff ects. Purpose: This study was aimed to explore the antibacterial eff ectivity against Streptococcus mutans of mauli (Musa
acuminata) stem 25%, 80% and 100% methanol extract and compared them to Povidone iodine 10%. Method: This study was
a pure experimental laboratories with pos tt est-only with control group design engaging in 6 times repetition, and consisted of 4
treatment groups: 25% extract group (I), 80% (II), 100% (III), and Povidone iodine 10% (IV). Extraction was carried out using
maceration method. Antibacterial potency test of mauli stem methanol extract and Povidone iodine 10% was performed using
di ff usion method. Result: One-way Anova test indicated that there is a signifi cant diff erence in each treatment (p<0,05). Post hoc
Bonferroni test concluded that mauli stem 100% methanol extract has more potent antibacterial activity against Streptococcus
mutans compared to 25% and 80% extract and the result is equal to Povidone iodine 10% activity.Key words: Antibacterial test, Mauli stem, Methanol extract, 10% Povidone iodine, Streptococcus mutans
PENDAHULUAN menggunakan obat tradisional untuk memelihara
2
kesehatan. Salah satu tanaman obat herbal yang Bangsa Indonesia telah lama mengenal dan ada di Indonesia adalah pisang. Pisang mempunyai menggunakan tanaman berkhasiat obat sebagai banyak varietas, diantaranya adalah pisang mauli salah satu upaya dalam menanggulangi masalah
3 yang merupakan pisang khas Kalimantan Selatan.
kesehatan. Pengetahuan tentang tanaman berkhasiat Secara empiris, masyarakat di Hulu Sungai Utara obat berdasar pada pengalaman dan keterampilan Provinsi Kalimantan Selatan menggunakan batang yang secara turun temurun telah diwariskan dari pisang mauli sebagai obat penyembuh luka. Pisang
1
satu generasi ke generasi berikutnya. Hasil Riset mauli mampu mempercepat penyembuhan luka Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Nasional 2010 4,5 karena bersifat antibakteri. menunjukkan bahwa 55,3% penduduk Indonesia
Noor dan Apriasari : Efek Ɵ vitas anƟ bakteri ekstrak metanol batang pisang Mauli Jurnal PDGI 63 (3) Hal. 78-83 © 2014
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental laboratoris murni dengan posttest-only with control group design dengan rancangan acak lengkap menggunakan 4 perlakuan. Jumlah pengulangan untuk setiap kelompok perlakuan adalah 6 kali yang didapat dari hasil perhitungan menggunakan rumus Federer. Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cawan petri, tabung reaksi, ose bulat,
5 Secara umum ekstrak
metanol batang pisang mauli tidak memiliki efek toksik. Penelitian yang dilakukan oleh Andini menyatakan bahwa ekstrak metanol batang pisang mauli 100% tidak terdapat efek toksik terhadap hati mencit pada gambaran histopatologi.
18 Berdasarkan latar belakang di atas, diketahui
ekstrak metanol batang pisang mauli dapat menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans pada konsentrasi 6,25%, 12,5%, 25%, dan 80%, namun efektivitasnya masih di bawah Povidone
iodine 10%. Untuk mencari konsentrasi yang setara
dengan efektivitas antibakteri Povidone iodine 10%, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian efektivitas antibakteri ekstrak metanol batang pisang mauli (Musa acuminata) pada konsentrasi 25%, 80%, 100%, dan Povidone iodine 10% terhadap Streptococcus mutans in vitro .
BAHAN DAN METODE
autoclave , inkubator anaerob, gelas erlenmeyer, pipet
bahwa ekstrak metanol batang pisang mauli 80% memiliki efek antibakteri terhadap Streptococcus
tetes, kaliver, kapas lidi steril, neraca analitik, lampu bunsen, rotary evaporator, dan aluminium foil. Bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah batang pisang mauli, metanol 70%, Povidone
iodine 10%, isolat Streptococcus mutans, media agar Muller Hinton (MH), media Brain Heart Infusion
(BHI), media agar darah, aquades steril, paper disk kosong, dan larutan standar Mc Farland I setara jumlah kuman 3.10
8 cfu/ml.
Metode yang dipakai adalah metode maserasi, yaitu dengan merendam batang pisang yang telah dihaluskan tadi dengan metanol 70% di dalam tabung erlenmeyer hingga 1 cm di atas permukaan sampel. Perendaman dilakukan selama 3 x 24 jam sambil sesekali diaduk, setelah itu disaring. Hasilnya diuapkan dengan rotary evaporator dengan suhu pemanasan 40 C sampai diperoleh ekstrak yang kental. Hasil ekstraksi dapat disimpan di dalam lemari pendingin dengan suhu 4
C. Isolat Streptococcus mutans yang dipakai pada penelitian ini diperoleh dari Laboratorium
Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin. Isolat tersebut ditumbuhkan pada media agar darah. Setelah itu diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37
o
mutans , tetapi kurang efektif jika dibandingkan dengan Povidone iodine.
4 Apriasari dan Carabelly menyatakan
Keuntungan penggunaan ekstrak batang pisang mauli sebagai antibakteri, yaitu harga yang murah, kemudahan dalam memperolehnya, dan efek samping yang lebih rendah dibandingkan obat- obatan kimia. Hal ini disebabkan oleh efek dari tanaman obat yang bersifat alami, sehingga tubuh manusia pun relatif lebih mudah menerima obat dari bahan tanaman dibandingkan dengan obat kimiawi.
dari demineralisasi gigi oleh asam laktat dan asam organik lain yang terakumulasi di dalam permukaan gigi melalui plak. Kondisi ini akan menyebabkan demineralisasi gigi terus berlanjut yang merupakan proses awal terjadinya karies.
6 Salah satu obat kimia yang merupakan gold standard atau standar klinik untuk pencegahan karies adalah Povidone iodine.
7-9 Povidone iodine mempunyai
beberapa kekurangan yaitu menyebabkan efek rasa terbakar, nyeri, gatal dan kemerahan serta berwarna coklat.
10,11 Povidone iodine merupakan antiseptik
yang mampu membunuh bakteri dalam waktu 3-5 menit.
12 Salah satu bakteri patogen penyebab karies
adalah Streptococcus mutans yang memiliki peran utama dalam terjadinya fermentasi karbohidrat yang menghasilkan asam.
13 Prosesnya dimulai
8 Hasil Riset Kesehatan
Streptococcus mutans pada konsentrasi 6,25%, 12,5%, dan 25%.
Dasar (RISKESDAS) Nasional 2007 menunjukkan bahwa prevalensi karies di Provinsi Kalimantan Selatan mencapai 50,7% dan yang mempunyai pengalaman karies sebesar 83,4%.
14 Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Apriasari dkk.
15
menyatakan bahwa ekstrak metanol batang pisang mauli mengandung komponen bioaktif, berupa saponin, flavonoid, dan tannin. Komponen bioaktif tersebut mempunyai fungsi sebagai antiseptik, mempercepat pertumbuhan sel- sel baru, dan merangsang pembentukan fi broblas.
16 Maulana dan Lestia menyatakan bahwa ekstrak
getah batang pisang mauli dapat mempercepat penyembuhan luka pada mukosa mulut mencit.
16,17
Menurut Fadhilah, ekstrak metanol batang pisang mauli mempunyai aktivitas antibakteri terhadap
C. Koloni yang tumbuh dipilih koloni yang baik, yaitu koloni cfu/ml diambil dengan kapas lidi steril, kemudian dioleskan pada media agar Muller Hinton. Setelah itu meletakkan
paper disk (kertassamir ) yang telah direndam
o
mutans dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1
Hasil penelitian efektivitas antibakteri ekstrak metanol batang pisang Mauli (Musa acuminata) dan Povidone iodine 10% terhadap Streptococcus
HASIL
Setelah itu dilakukan pembacaan hasil ukuran zona hambat pertumbuhan bakteri yang diukur dengan kaliver dalam satuan millimeter (mm).
o C selama 24 jam.
dalam perlakuan selama 3 jam. Selanjutnya media pengujian diinkubasi pada suhu 37
Noor dan Apriasari : Efek Ɵ vitas anƟ bakteri ekstrak metanol batang pisang Mauli Jurnal PDGI 63 (3) Hal. 78-83 © 2014
8
dengan larutan McFarland I setara 3.10
Streptococcus mutans yang telah distandarkan
8 cfu/ml.
C. Dilakukan penambahan aquades steril pada suspensi bakteri pada BHI, sehingga kekeruhan sesuai dengan standar konsentrasi bakteri Mc Farland I setara 3.10
yang berbentuk bulat atau bulat telur, jernih, dan tersusun dalam bentuk rantai. Koloni bakteri hasil pertumbuhan selama 24 jam disuspensikan ke dalam 0,5 ml BHI cair dan dilakukan inkubasi selama 5-8 jam pada suhu 37
Streptococcus mutans sebesar 11,17 mm, 15 mm, dan
16.83 Rata
16.17
16,17 mm. Hasil perlakuan menggunakan Povidone
iodine 10% menunjukkan rata-rata zona hambat sebesar 16,83 mm.
Untuk mengetahui apakah data mempunyai sebaran normal dan homogen, dilakukan uji normalitas Shapiro-wilk dan homogenitas varians
Levene’s test . Hasil uji normalitas Shapiro-wilk
didapatkan nilai p = 0,212 untuk ekstrak batang pisang mauli 25%, p = 0,167 untuk ekstrak batang pisang mauli 80%%, p = 0,212 untuk ekstrak batang pisang mauli 100%, dan p = 0,212 untuk Povidone iodine 10%. Hasil ini menunjukan bahwa data terdistribusi normal karena nilai p>0,05. Hasil uji homogenitas varians Levene’s test menunjukkan varians data yang homogen dengan nilai p = 0,967 (p>0,05). Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan pengaruh dari masing-masing perlakuan, selanjutnya data dianalisis menggunakan analisis parametrik one-way
Anova pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil uji one- way Anova diperoleh hasil nilai p = 0,000 (p<0,05),
sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara tiap-tiap perlakuan. Selanjutnya untuk mengetahui perlakuan-perlakuan mana yang berbeda pengaruhnya, maka data dialisis posthoc dengan uji Bonferroni pada tingkat kepercayaan 95%, hasilnya dapat dilihat pada Tabel
1. Tabel 1 menunjukkan berdasarkan hasil uji post
hoc Bonferroni , konsentrasi ekstrak 25% memiliki
perbedaan aktivitas antibakteri yang signifikan jika dibandingkan dengan konsentrasi ekstrak 80%, 100%, dan Povidone iodine 10%. Konsentrasi ekstrak
menunjukkan adanya variasi zona hambat yang terbentuk pada setiap perlakuan. Hasil percobaan menunjukkan perlakuan ekstrak batang pisang mauli konsentrasi 25%, 80%, dan 100% berturut- turut menghasilkan rata-rata zona hambat terhadap
18 EBPM 25% EBPM 80% EBPM 100% PI 10%
15
11.17
16
14
12
10
8
6
- -Rata Zona Hambat (mm) Kelompok Perlakuan
4
2
Gambar 1. Diagram rata-rata zona hambat pada se Ɵ ap perlakuan ekstrak batang pisang Mauli (EBPM) dan Povidone iodine 10% terhadap
Noor dan Apriasari : Efek Ɵ vitas anƟ bakteri ekstrak metanol batang pisang Mauli Jurnal PDGI 63 (3) Hal. 78-83 © 2014
80% memiliki perbedaan aktivitas antibakteri yang signifi kan jika dibandingkan dengan konsentrasi ekstrak 25% dan Povidone iodine 10%, tetapi tidak memiliki perbedaan aktivitas antibakteri yang signifi kan jika dibandingkan dengan konsentrasi ekstrak 100%. Konsentrasi ekstrak 100% memiliki perbedaan aktivitas antibakteri yang signifi kan jika dibandingkan dengan konsentrasi ekstrak 25%, tetapi tidak memiliki perbedaan aktivitas antibakteri yang signifi kan jika dibandingkan dengan konsentrasi ekstrak 80% dan Povidone iodine 10%. Povidone iodine 10% memiliki perbedaan aktivitas antibakteri yang signifi kan jika dibandingkan dengan ekstrak 25% dan 80%, tetapi tidak memiliki perbedaan aktivitas antibakteri yang signifikan jika dibandingkan dengan ekstrak 100%.
Povidone iodine 10% BB BB TB Keterangan: BB = berbeda bermakna; TB = Ɵ dak berbeda bermakna
Ekstrak 25% Ekstrak 80% Ekstrak 100% Povidone iodine 10%
Ekstrak 25% BB BB BB
Ekstrak 80% BB TB BB
Ekstrak 100% BB TB TB
4 Tabel 1 . Hasil uji post hoc bonferroni efek Ɵ vitas anƟ bakteri ekstrak metanol batang pisang Mauli (Musa acuminata) dan Povidone iodine 10% terhadap Streptococcus mutan
yang sama yaitu dapat menghambat pertumbuhan bakteri bahkan menyebabkan kematian pada bakteri gram positif (salah satunya Streptococcus mutans) ataupun bakteri gram negatif, tetapi mekanisme terhadap bakteri gram positif lebih besar dari pada bakteri gram negatif. Hal ini disebabkan karena bakteri gram positif memiliki dinding sel yang lebih sederhana dengan jumlah peptidoglikan yang relatif banyak, sedangkan dinding sel bakteri gram negatif memiliki peptidoglikan yang lebih sedikit dan secara struktural lebih kompleks.
21 Flavonoid dan tannin mempunyai mekanisme
berhubungan dengan kemampuannya untuk menginakti fk an adhesin sel mikroba, menginaktifk an enzim, dan menggangu transport protein pada lapisan dalam sel. Tannin juga mempunyai target pada polipeptida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel menjadi kurang sempurna. Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis karena tekanan osmotik maupun fi sik sehingga sel bakteri akan mati.
20 Tannin memiliki aktivitas antibakteri yang
pertumbuhan bakteri gram positif karena fl avonoid bersifat polar sehingga lebih mudah menembus lapisan peptidoglikan yang juga bersifat polar pada bakteri gram positif daripada lapisan lipid yang nonpolar. Di samping itu pada dinding sel gram positif mengandung polisakarida (asam terikoat) merupakan polimer yang larut dalam air, yang berfungsi sebagai transfor ion positif untuk keluar masuk. Sifat larut inilah yang menunjukkan bahwa dinding sel gram positif bersifat lebih polar. Flavonoid menyebabkan terganggunya fungsi dinding sel sebagai pemberi bentuk sel dan melindungi sel dari lisis osmotik. Dengan terganggunya dinding sel akan menyebabkan lisis pada sel.
19 Flavonoid sangat efektif untuk menghambat
protein sel bakteri dan merusak membran sitoplasma. Senyawa flavonoid dapat merusak membran sitoplasma yang dapat menyebabkan bocornya metabolit penting dan menginakti fk an sistem enzim bakteri. Kerusakan ini memungkinkan nukleotida dan asam amino merembes keluar, keadaan ini dapat menyebabkan kematian bakteri.
bakteri. Rusaknya membran sitoplasma dapat mengakibatkan sifat permeabilitas membran sel berkurang sehingga transport zat ke dalam sel dan ke luar sel menjadi tidak terkontrol. Zat yang berada di dalam sel seperti ion organik enzim, asam amino, dan nutrisi dapat keluar dari sel. Apabila enzim keluar dari sel bersama dengan zat-zat seperti air dan nutrisi dapat menyebabkan metabolisme terhambat sehingga terjadi penurunan ATP yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan sel, selanjutnya pertumbuhan sel bakteri menjadi terhambat dan menyebabkan kematian sel.
saponin dapat merusak membran sitoplasma
dkk menyatakan bahwa ekstrak metanol batang pisang mauli mengandung komponen bioaktif, berupa saponin, fl avonoid, dan tannin.
Pisang mauli merupakan pisang khas Kalimantan Selatan.
PEMBAHASAN
3 Dalam penelitian terdahulu, Apriasari
15 Senyawa
19 Flavonoid bekerja dengan cara mendenaturasi
Noor dan Apriasari : Efek Ɵ vitas anƟ bakteri ekstrak metanol batang pisang Mauli Jurnal PDGI 63 (3) Hal. 78-83 © 2014
Pharmacotherapy J 2006; 26(11): 1641-5.
6. Muhlisa F. Tanaman Obat Keluarga. Depok: Penebar Swadaya, 2007; Diambil dari: h tt p://books.google.co.id/ books?id=fAbu7I9LqXsC&printsec=frontcover&dq=#v= onepage&q&f=false. Diakses tanggal 12 Januari 2014.
7. Hedrickson DA. Wound care management for the equine practitioner. Toronto: Terton New Media; 2005.
8. Amedia I. Mikrobiologi Streptococcus mutans. 2013; Diambil dari: h tt p://inggritmemo.blogspot.com/2013/02/ mikrobiologi-streptococcus-mutans.html. Diakses tanggal 24 Januari 2014.
9. Staf Pengajar Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. Kumpulan kuliah farmakologi. Edisi 2. Jakarta: EGC; 2009.
10. Primalia DR, Yulia nt i A, Soebag io. Perlekata n Streptococcus mutans pada semen hibrid ionomer setelah direndam dalam larutan antiseptik. Material Dental J 2009; 1(1): 6-10.
11. Lowe DO, Knowles SR, Weber EA. Povidone iodine induced burn: Case report and review of the literature.
12. Mun’im A, Azizahwati, Ayu F. Pengaruh pemberian infusa daun sirih merah (Piper cf. fragile, Benth) secara topikal terhadap penyembuhan luka pada tikus putih diabet. Jurnal Bahan Alam Indonesia 2011; 7(5): 234-8.
4. Fadhilah A. Uji aktivitas antibakteri ekstrak metanol batang pisang mauli (Musa sp) terhadap Streptococcus mutans. Skripsi. Banjarmasin: Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat; 2014.
13. Kidd EAM. Essential of dental caries: The disease and its management. 3 rd ed. London: Oxford University Press; 2005.
14. Tim Penyusun. Riset kesehatan dasar nasional 2007.
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan; 2008
15. Apriasari ML, Iskandar, Suhartono E. Bioactive compounds and antioxidant activity of methanol extract mauli bananas (Musa sp) stem. Melbourne: ICBBB Presentation; 2014.
16. Maulana R. Efektivitas ekstrak metanol getah batang pisang (Musa paradisiaca) terhadap lama penyembuhan luka pada mukosa mulut mencit (Mus musculus) secara in vivo. Skripsi. Banjarmasin: Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat; 2012.
17. Lestia L. Uji efektivitas fraksi petroleum eter getah batang pisang (Musa paradisiaca) terhadap lama penyembuhan luka pada mukosa mencit (Mus musculus) secara in vivo. Skripsi. Banjarmasin: Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat; 2012.
18. Andini GT, Apriasari ML, Carabelly AN. Ekstrak metanol batang pisang mauli (Musa sp) dosis 125-1000 mg/kg bb tidak menimbulkan efek toksik pada hati mencit (Mus musculus). Jurnal Kedokteran Gigi Dentofasial 2013; 12(2): 81-5.
5. Apriasari ML, Carabelly AN. Uji efektivitas antibakteri ekstrak metanol batang pisang mauli 80% dan Povidone iodine 10% terhadap Streptococcus mutans. Surabaya: Dentisphere International Seminar; 2014.
3. Anani Y. Pisang Kalimantan Selatan. 2009; Diambil dari: http://yc7lvx.wordpress.com/2009/04/28/pisang- kalimantan-selatan. Diakses tanggal 8 Januari 2014.
Povidone iodine merupakan kombinasi iodine dan polyvinylpyrrolidone.
25% dan 80% menimbulkan zona hambat yang lebih kecil bila dibandingkan dengan konsentrasi 100%. Hasil yang optimal terlihat pada ekstrak metanol batang pisang mauli konsentrasi 100% dalam menekan pertumbuhan bakteri Streptococcus
22 Povidone iodine berfungsi
sebagai antimikroba yang mampu membunuh mikroorganisme, seperti bakteri, jamur, virus, protozoa, dan spora.
23 Mekanisme antimikroba Povidone iodine disebabkan oleh efek oksidasi yang
kuat iodium bebas pada gugus asam amino, nukleotida, dan ikatan rangkap asam lemak tak jenuh mikroorg anisme.
24 Povidone iodine juga mampu menghambat
enzim glucosyltransferase dan fruktosyltransferase pada Streptococcus mutans. Molekul iodium mengikat enzim ke permukaan, sehingga menyebabkan perubahan formasi dari molekul enzim.
25 Ekstrak metanol batang pisang mauli konsentrasi
mutans , hal ini karena pada konsentrasi 100%
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan; 2011.
kandungan metabolit sekunder (saponin, fl avonoid, dan tannin) dari batang pisang mauli sangat tinggi bila dibandingkan dengan ekstrak metanol batang pisang mauli konsentrasi 25% dan 80%.
Hasil penelitian ini menunjukkan ekstrak metanol batang pisang mauli konsentrasi 100% dan
Povidone iodine 10% memiliki aktivitas antibakteri
yang setara terhadap Streptococcus mutans. Hal ini karena kandungan zat aktif dalam ekstrak metanol batang pisang mauli dan Povidone iodine memiliki mekanisme kerja yang sama, yaitu merusak integrasi dinding sel Streptococcus mutans sehingga dapat menyebabkan bocornya metabolit penting dan memiliki kemampuan menghambat enzim glucosyltransferase pada Streptococcus mutans.
19,26 DAFTAR PUSTAKA
1. Sa r i L . Pema n faat a n obat t rad i sion a l de nga n pertimbangan manfaat dan keamanannya. Majalah Ilmu Kefarmasian 2006; 3(1): 1-7.
2. Tim Penyusun. Riset kesehatan dasar nasional 2010.
19. Retnowati Y, Bialangi N, Posangi NW. Pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus pada media yang diekspos dengan infus daun sambiloto (Andrographispaniculata). Saintek 2011; 6(2): 7-8.
Noor dan Apriasari : Efek Ɵ vitas anƟ bakteri ekstrak metanol batang pisang Mauli Jurnal PDGI 63 (3) Hal. 78-83 © 2014
20. Dewi FK. Aktivitas antibakteri ekstrak etanol buah mengkudu (Morindacitrifolla, Linnaeus) terhadap bakteri pembusuk daging segar. Skripsi. Surakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret; 2010.
21. Ngajow M, Abidjulu J, Kamu VS. Pengaruh antibakteri ekstrak kulit batang matoa (Pometiapinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus secara in vitro. Jurnal MIPA UNSRAT 2013; 2(2): 131.
22. Angel DE, Morey P, Storer JG. The great debate over iodine in wound care continues: A review of the literature. Wound Practice and Research 2008; 16(1): 8.
23. Sriwilaijaroen N, Prapon W, Hiroaki H. Mechanisms of the action of povidone iodine against human and avian infl uenza A viruses: its e ff ects on hemagglutination and sialidase activities. Virology Journal 2009; 16(124): 125.
24. Noronha C, Almeida A. Local burn treatment – topical antimicrobial Agents. Annals of Burn and Fire Disasters, 2000; 8(4): 8-10.
25. Tam A, ShemeshM, Wormser U. Effect of different iodine formulations on the expression and activity of Streptococcus mutans glucosyltransferase and fr uktosyltransferase in biofilm a nd plan ktonic environments. J Antimicrobial Chemotherapy 2006; 57(5): 865-71.
26. Baihaqi MI. Perbandingan efek bakterisidal ekstrak daun sirih merah (Piper crocatumRuiz & Pav.) 25% terhadap Streptococcus mutans. Skripsi. Banjarmasin: Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat; 2012.